Anda di halaman 1dari 10

Vitamin: Mikronutien yang tidak Menghasilkan Energi, Namun Sangat

Dibutuhkan Tubuh
Dr. Junaidi, SKM, M.Si

Tubuh kita membutuhkan makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan air agar tetap hidup.
Tubuh juga membutuhkan vitamin agar zat-zat tersebut dapat berfungsi dengan baik. Kata Vitamin
berasal dari bahasa Latin yang merupakan gabungan kata vita = kehidupan, dan amina = senyawa
kimia yang mengandung unsur nitrogen. Kata Vitamin ini pertama kali diungkapkan oleh seorang
ilmuwan fisiologi dan patologi Casimir Funk pada awal tahun 1900-an. Casimir Funk yang
berkebangsaan Polandia ini telah mengembangkan studinya di beberapa negara eropa meliputi Swiss,
Rusia, Perancis, Jerman, Inggris dan Amerika Serikat. Penemuan-penemuan Casimir dalam
pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan dan medis, dunia telah menobatkannya sebagai bapak
terapi vitamin.
Vitamin merupakan komponen gizi yang sangat penting. Dengan pola makan yang seimbang,
kebutuhan vitamin individu dapat dipenuhi dengan baik. Vitamin adalah mikronutrien penting yang tidak
dapat disintesis tubuh, atau kalaupun ada yang bisa disintesis jumlahnya tidak mencukupi. Terdapat 13
jenis vitamin yang sangat dibutuhkan tubuh, semua vitamin-vitamin esensial tersebut dapat diperoleh
dari berbagai sumber makanan. Berdasarkan tingkat kelarutannya vitamin dapat dikelompokkan
menjadi vitamin larut lemak (A, D, E, dan K) dan vitamin larut air (B-kompleks dan C). Secara umum,
vitamin yang larut lemak dikenal sebagai senyawa organik lipofilik (menyukai minyak), dan vitamin
larut air dikenal sebagai senyawa organik hidrofilik (menyukai air).
Dalam jumlah kecil, vitamin memiliki efek besar dalam memelihara kesehatan, homeostasis dan
berbagai jalur metabolisme. Dalam kebanyakan kasus, vitamin bertindak sebagai koenzim terhadap
biokatalis internal tubuh (enzim) dalam proses metabolisme tubuh. Dibandingkan dengan kelompok
makronutrien, pemecahan (katabolisme) vitamin tidak menghasilkan energi bagi tubuh. Sebaliknya,
jumlah yang sangat kecil (mikrogram atau miligram per hari) diperlukan untuk menjalankan fungsi
pemeliharaan kesehatan dan integritas metabolisme yang sangat spesifik dan unik.

1. Definisi
Vitamin adalah senyawa organik yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil untuk aktivitas
metabolisme dan fungsi penting lainnya. Walapun tubuh membutuhkan zat gizi ini dalam jumlah
kecil, namun tubuh tidak dapat memproduksinya sendiri, dan kalaupun ada seperti vitamin D yang di
peroleh tubuh saat kulit terpapar sinar matahari; niasin yang disintesis dari asam amino triptofan; dan
vitamin K serta biotin yang disintesis oleh bakteri usus. Namun, sintesis vitamin-vitamin tersebut tidak
mencukupi sehingga harus disuplai dari luar tubuh. Sebagian besar, vitamin tidak berkerabat secara
kimia dan peranannya dalam aktifitas fisiologis tubuh juga berbeda. Vitamin tidak memasok energi atau
sebagai sumber komponen struktural jaringan tubuh. Namun, fungsi utama vitamin berperan sebagai
stimulator berbagai aktifitas biokimia dan fisiologi tubuh.

2. Klasifikasi vitamin
Berdasarkan kelarutannya, vitamin di bagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok vitamin larut
lemak (lipofilik) yaitu vitamin D, E, dan K dan kelompok vitamin yang larut dalam air (hidrofilik) yaitu
vitamin B komplek dan vitamin C. Vitamin larut lemak dapat diperoleh dari pangan yang berhubungan
dengan lipid. Di dalam sistem pencernaan, vitamin-vitamin ini akan diserap oleh usus halus bersama
dengan lemak lainnya. (Gbr. 1). Pada individu yang mengalami gangguan penyerapan lemak, secara
sinergis juga akan mengalami gangguan penyerapan vitamin tersebut. Gangguan ini dapat berdampak
langsung pada kondisi kekurangan (defisiensi) vitamin-vitamin larut lemak.

1
Berbeda dengan vitamin larut air, vitamin larut lemak dapat disimpan di dalam jaringan lemak
tubuh. sehingga tidak perlu dikonsumsi setiap hari. Orang yang tingkat konsumsi vitamin-vitamin ini
secara berlebihan, tubuh akan mengalami kelebihan vitamin (overvitaminosis). Berbeda dengan vitamin
larut air, pada kondisi overvitaminosis vitamin larut lemak tubuh tidak bisa mengekresi vitamin-vitamin
tersebut dan dapat menyebakan keracunan.
Vitamin larut air tidak berhubungan dengan lipid dan penderita yang mengalami gangguan
penyerapan lemak tidak terganggu dalam proses penyerapan vitamin-vitamin ini. Tubuh seseorang
membutuhkan vitamin larut air sebatas aktivitas metabolismenya dalam 24 jam kedepan. Jika
pemasukan vitamin-vitamin larut air ini berlebihan, tubuh tidak memiliki kapasitas untuk menyimpan
seperti halnya vitamin larut Lemak. Kecuali vitamin B12, kelebihan vitamin-vitamin larut air akan
diekskresikan melalui-

Gambar 1. Klasifikasi vitamin di dalam tubuh makhluk hidup

urin dan cairan tubuh lainnya. Dengan demikian, vitamin larut air harus di kansumsi setiap hari agar
tidak terjadi defisiensi. Vitamin larut air dibedakan menjadi B-kompleks (semua vitamin B) dan
non B-kompleks (vitamin C). Kelompok vitamin B-kompleks selanjutnya dipisahkan menjadi kelompok
vitamin pelepas energi, kelompok hematopoietik (berkaitan dengan pembentukan sel darah) dan
fungsi lainnya (Gbr 2.).
Salah satu perbedaan utama antara vitamin larut air dan vitamin larut lemak adalah cara
penyerapannya di dalam tubuh. Vitamin yang larut air diserap langsung di usus kecil dan masuk ke
dalam aliran darah. Sesampai di dalam sistem peredaran darah, vitamin-vitamin tersebut akan diserap
langsung oleh jaringan untuk digunakan. Dan, jika tidak segera digunakan, vitamin-vitamin tersebut
akan di eksresikan melalui urin dan cairan tubuh lainnya. Karena larut dalam air, tubuh dengan mudah
kehilangan vitamin tersebut dan untuk mencukupi kebutuhannya, tubuh harus mensuplai lagi dari
makanan (terutama melalui buah dan sayuran). Berbeda dengan vitamin larut air, vitamin larut lemak
dapat disimpan dalam tubuh dalam waktu lama. Penyimpanan ini dapat berlangsung sekitar enam
bulan ke depan di dalam jaringan lemak dan hati. Hal ini dapat di pahami bahwa tubuh tidak akan
mengalami kekurangan enam bulan kedepan jika sebelumya sudah dicukupkan sesuai dengan
kapasitas tubuh. Namun, orang yang menumpuk berlebihan vitamin larut lemak ini berisiko over
vitaminosis yang dapat menimbulkan keracunan.
Didalam sistem pencernaan, vitamin larut lemak akan berikatan dengan kilomikron dan juga
bersama dengan asam lemak lainnya, dan diangkut melalui sistem limfatik ke aliran darah dan
kemudian ke hati. Karena vitamin larut lemak diserap bersamaan dengan lemak makanan dan jika
2
makanan yang di konsumsi sangat rendah kadar lemak, dengan sendirinya penyerapan vitamin larut
lemak juga terganggu.

Gambar 2. Klasifikasi vitamin. *Menunjukkan zat makanan yang diberi status vitamin tetapi tidak
ditetapkan sebagai vitamin.

3. Fungsi Vitamin
Tubuh membutuhkan vitamin dalam jumlah sedikit untuk mendukung berbagai proses
metabolismenya. Walaupun sebagian vitamin berfungsi dalam proses pembentukan energi. Namun,
tidak ada satu jenis vitaminpun yang dapat disintesis menjadi energi. Di dalam tubuh, vitamin tersebut
memiliki fungsi spesifik yaitu sebagai kofaktor1 di berbagai reaksi kimia tubuh.
Secara umum, vitamin memainkan penting dalam:
 Membantu tubuh menghasilkan energi dari makanan;
 Mendukung sistem pertahanan tubuh;
 Membantu pertumbuhan dan perbaikan jaringan;
 Membantu pada proses pebekuan darah dan
 Membantu produksi hormon dan enzim.
Vitamin mempunyai fungsi yang berbeda-beda, seperti vitamin C membantu dan melindungi sel
dari kerusakan, vitamin D membantu tubuh dalam proses menyerap mineral kalsium. Vitamin B12
membantu sel hati dan sumsum tulang belakang dalam proses pembentukan sel darah merah, dan
vitamin E bertindak sebagai antioksidan dan membantu melindungi sel dari kerusakan. Disamping itu,
berbagai studi menyebutkan bahwa beberapa jenis vitamin juga dapat memberikan efek pemeliharaan
kesehatan. Misalnya, pada orang yang tingkat asupan vitamin D dalam katagori cukup terbukti dapat
memberikan perlindungan terhadap penyakit diabetes. Orang dengan tingkat konsumsi vitamin C dan E
dalam jumlah cukup dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner dan katarak. Konsumsi pangan
yang kaya akan vitamin K dalam waktu lama terbukti dapat mengurangi risiko osteoporosis. Vitamin C
yang dapat di peroleh dari semua jenis buah-buahan dan sayur-sayuran dalam waktu lama dapat
mencegah pembentukan nitrosamin yang memiliki potensi karsinogen kuat. Asupan asam folat,
vitamin B12, dan vitamin B6 yang adekuat selama kehamilan dapat mencegah kelahiran bayi dengan
cacat tabung saraf (spina bifida).

1 Kofaktor adalah senyawa kimia non protein atau ion logam yang diperlukan tubuh yang berperan dalam proses enzimatis.

3
4. Vitamin Larut Lemak
Vitamin A, D, E, dan K disebut vitamin yang larut dalam lemak, karena larut dalam pelarut organik
dan diserap serta diangkut dengan cara yang mirip dengan lemak.
a) Vitamin A (Retinoid dan Karotenoid)
Vitamin A adalah istilah umum yang mencakup berbagai zat yang larut dalam lemak seperti
retinol, retinil palmitat, dan beta-karoten. Berbagai metabolitnya penting untuk penglihatan,
diferensiasi sel, fungsi penghalang epitel, dan fungsi kekebalan tubuh. Vitamin A hanya tersedia
dalam pangan hewani, dimana hewan tersebut telah mengubah prekursornya2 menjadi vitamin
aktif. Organ hewan yang kaya akan vitamin A adalah hati, ginjal, dan lemak hewani. Disamping
itu produk hewani lain meliputi susu, krim, mentega, kuning telur, dan beberapa ikan berlemak juga
kaya akan vitamin A. Walaupun vitamin A hanya berada dalam jaringan hewan. Namun, tubuh
manusia dapat mengubah karotenoid terutama β-karoten, menjadi vitamin A. Pangan nabati yang
kaya akan karotenoid, yang secara kimia berhubungan dengan vitamin A. Hanya 50 dari lebih dari
500 karotenoid alami saja yang memiliki aktivitas sebagai prekursor (atau provitamin A). Di dalam
tubuh, prekusor ini akan di ubah menjadi vitamin A aktif. Karotenoid banyak terdapat dalam
sayuran berdaun hijau tua dan buah-buahan berwarna kuning dan oranye misalnya wortel, ubi
jalar, aprikot, bayam. Perbandingan kadar vitamin A dalam pangan hewani dapat dipahami bahwa:
hati mengandung 100 kali lipat kadar retinol yang ada dalam satu gelas susu murni, 116 kali lipat
kadar retinol yang terdapat dalam satu butir telur, dan 200 kali lipat kadar retinol yang terdapat
dalam sesendok mentega. Jumlah vitamin A harian yang direkomendasikan adalah sebesar 900
mikrogram (mcg) untuk pria dewasa dan 700 mcg untuk wanita dewasa.
Di dalam tubuh, terdapat tiga bentuk aktif vitamin A yaitu bentuk retinol (alkohol), retinal
(aldehida), dan asam retinoat (asam). Retinal berperan dalam proses penglihatan, retinol
diperlukan untuk pemeliharaan sel epitel dan aktivitas reproduksi, dan asam retinoat
digunakan untuk fungsi vitamin A lainnya. Retinol dan retinal dapat saling ditukar, namun begitu
asam retinoat terbentuk, asam tersebut tidak dapat diubah kembali dan tidak dapat disimpan di
dalam tubuh.
Pemeliharaan Sel Epitel dan aktivitas reproduksi
Defisiensi retinol mempunyai efek buruk pada struktur epitel secara umum. Sel-sel epitel
berada pada semua lapisan tubuh yang berfungsisebagai pelindung luar pada kulit. sebagian sel-
sel tubuh epitel menghasilkan lendir yang berfungsi sebagai mekanisme pertahan tubuh terluar.
Pada individu yang mengalami defisiensi vitamin A terjadi penurunan kapasitas sel untuk
mensekresikan lendir. Keadaan ini menyebabkan fisiologis sel-sel epitel akan digantikan oleh sel
penghasil keratin yang banyak terdapat di jaringan tubuh, khususnya di konjungtiva dan kornea
mata, trakea, kulit, dan jaringan ektodermal lainnya.
Pada proses reproduksi, vitamin A diperlukan untuk embriogenesis dan diferensiasi jaringan.
Pada wanita hamil, vitamin A dibutuhkan untuk mendudukung perkembangan janin. Terdapat
transfer vitamin A yang signifikan antara ibu dan janin. Kebutuhan vitamin A janin terpenuhi melalui
pembuluh darah placenta. Diperkirakan, ibu hamil dengan status gizi baik memiliki cadangan
vitamin A sekitar 10% dan cadangan ini dapat di transfer langsung kepada janjnya. Status vitamin
A ibu yang lebih rendah dikaitkan dengan malformasi janin dan retardasi pertumbuhan intrauterin.
Ibu hamil yang mengkonsumsi vitamin A atau analognya (isotretinoin / asam retinoat 13-cis)
berlebihan, pada bulan-bulan awal kehamilan dapat menyebabkan abortus spontan. Di samping
itu, kadar vitamin A berlebihan di dalam tubuh berisiko terjadinya teratogenik3. Studi menyebutkan

2 senyawa yang berpartisipasi dalam reaksi kimia yang menghasilkan senyawa lain.
3 zat berbahaya meliput obat, zat kimia, polutan, atau virus yang dalam kehamilan dapat menyebabkan perubahan bentuk
atau fungsi organ dalam perkembangan janinnya.

4
di antara wanita yang mengonsumsi lebih dari 10.000 IU4 suplemen vitamin A setiap hari, sekitar
satu dari setiap 57 bayi lahir dengan kelainan bentuk yang disebabkan oleh keracunan vitamin A.

Perkembangan Tulang
Vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan tulang normal. Pada kasus defisiensi, tulang gagal
mencapai pertumbuhan normal. Kondisi ini mungkin karena proses remodeling yang merupakan
fase penting pertumbuhan tulang tidak terkontrol dengan baik. Pada anak-anak yang mengalami
devisiesi vitami A akan menyebabkan tulang-tulang pipih dan tulang tidak beraturan misalnya
tulang tengkorak dan tulang belakang tidak bisa terus membesar untuk mengakomodasi sistem
saraf yang terus berkembang. Anak-anak yang mengalami dalam kondisi ini akan mengalami
gagal tumbuh. Ketika diberikan suplemen vitamin A dan didukung oleh kecukupan zat gizi lain,
berat badan anak-anak tersebut bisa bertambah dan juga bisa tumbuh lebih tinggi. Sebagai mana
telah disebut diatas, vitamin A juga diperlukan untuk sel epitel email dalam proses pembentukan
dan perkembangan gigi.

Fungsi Vitamin A Lainnya


Retinol pada tingkat enzimatik berperan dalam biosintesis mukopolisakarida5. Jika terjadi
defisiensi, kandungan glikoprotein6 pada proses sekresi lendir juga berkurang. Pada kasus
kehilangan selera makan dapat disebabkan karena penurunan sintesis mukopolisakarida ini atau
karena penyumbatan pori-pori pengecap dengan sel-sel keratin. Vitamin A juga berperan dalam
stabilitas membran lisosom, mitokondria, dan membran sel luar. Disamping itu, vitamin A juga
berperan penting dalam respon imun. Kekurangan vitamin A telah dikaitkan dengan kejadian
penyakit infeksi pada anak-anak. Saat ini telah diketahui bahwa suplementasi vitamin A akan
menurunkan angka kematian pada anak usia dini di wilayah di mana kekurangan vitamin A
merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Banyak laporan yang menyebutkan bahwa vitamin A dapat melindungi anak dari serangan virus
campak. Suplemen vitamin A dosis tinggi terbukti dapat menekan risiko komplikasi, durasi
penyakit dan kematian yang disebabkan oleh penyakit campak. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) dan American Academy of Pediatrics merekomendasikan vitamin A dosis tinggi untuk
mengurangi keparahan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit diare dan komplikasi
gangguan pernapasan akibat campak. Studi lain juga melaporkan bahwa suplementasi vitamin A
dapat mengurangi angka kematian anak-anak yang mengidap infeksi human immunode-ficiency
virus (HIV). Suplementasi vitamin A juga dapat melindungi komplikasi infeksi lain yang mengancam
jiwa termasuk malaria dan penyakit paru-paru.
Retinoid alami dan sintetik dapat mempengaruhi proliferasi sel epitel dan diferensiasi epidermis.
Fraksi vitamin A tersebut sekarang banyak digunakan sebagai agen sistemik atau topikal dalam
pengobatan kelainan dermatologis. Asam retinoat 13-cis (isotretinoin) dapat menghambat
produksi sebum dan merupakan obat pilihan untuk pengobatan jerawat kistik yang parah, dan
berguna dalam pengobatan bentuk jerawat lainnya dan studi epidemiologis dan eksperimental lain
menyebutkan vitamin A dan retinoid dapat mengurangi risiko kanker.

Jumlah Vitamin A yang Direkomendasikan


Vitamin A saat ini tercantum pada label Gizi yang diukur dalam satuan internasional
(International Units / IU). Namun, Institute of Medicine mencantumkan Rekomendasi Dietary
Allowances (RDA) vitamin A dalam mikrogram (mcg) setara aktivitas retinol (retinol activity
equivalents / RAE) untuk memperhitungkan tingkat penyerapan berbeda dari vitamin A dan

4
Satuan Internasional adalah pengukuran berdasarkan aktivitas atau efek biologis; 1 IU vitamin D didefinisikan sebagai
aktivitas 0,025 µg.
5
polisakarida yang berikatan dengan sedikit unsur protein.
6 Glikoprotein ialah sejenis protein terkonjugat yang mempunyai karbohidrat sebagai bahagian bukan proteinnya

5
karotenoid provitamin A yang telah dibentuk sebelumnya. Berdasarkan peraturan pelabelan
suplemen makanan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug
Administration’s FDA), mulai Juli 2018 sudah mencantumkan vitamin A sebagai IU tetapi sebagai
“mcg RAE.
 RDA: Anjuran Diet yang Direkomendasikan untuk orang dewasa berusia 19 tahun ke atas
adalah 900 mcg RAE untuk pria (setara dengan 3.000 IU) dan 700 mcg RAE untuk wanita
(setara dengan 2.333 IU). Selama kehamilan, 1000 RAE dianjurkan, dan selama
menyusui, 1200 RAE; anak-anak membutuhkan 600–1000 RAE setiap hari, dan
jumlahnya meningkat sejak bayi hingga usia 14 tahun.
 UL (Upper Intake Level): Tingkat asupan terbanyak yang dapat ditoleransi adalah asupan
harian maksimum yang tidak menimbulkan efek berbahaya pada kesehatan. UL untuk vitamin
A dari retinol adalah 3.000 mikrogram vitamin A yang telah dibentuk sebelumnya.

Kekurangan
Kekurangan vitamin A biasanya diakibatkan oleh kurangnya asupan vitamin A dari produk
hewani (seperti vitamin A yang terdapat pada ikan, hati, produk susu, dan telur) dan buah-buahan,
sayur-sayuran, dan produk nabati lainnya (seperti provitamin A karotenoid yang diubah menjadi
karotenoid). menjadi vitamin A oleh tubuh Anda). Vitamin A penting untuk penglihatan normal,
sistem kekebalan tubuh, reproduksi pria dan wanita, serta pertumbuhan dan perkembangan.
Vitamin A juga membantu jantung, paru-paru, mata, dan organ lainnya bekerja dengan baik.
Vitamin A juga penting untuk penglihatan karena merupakan komponen penting dari rhodopsin,
protein peka cahaya di retina yang merespons cahaya yang masuk ke mata, dan karena vitamin ini
mendukung diferensiasi normal dan fungsi membran konjungtiva dan kornea. Defisiensi vitamin A
disebabkan oleh komplikasi penyakit kronis seperti fibrosis kistik, kolitis ulserativa, penyakit Crohn,
operasi penurunan berat badan, sindrom usus pendek, penyakit celiac, dan penyakit hati. Namun,
kekurangan vitamin A masih umum terjadi di banyak negara berkembang, seringkali karena
penduduknya memiliki akses terbatas terhadap makanan yang mengandung vitamin A dari sumber
makanan hewani dan mereka biasanya tidak mengonsumsi makanan yang mengandung beta-
karoten karena kemiskinan atau pola makan tradisional.
Kekurangan vitamin A dalam jangka lama atau parah dapat menyebabkan lesi di mata seperti
xerophthalmia (penyakit mata progresif yang ditandai dengan gejala mata kering) dan
keratomalacia (kondisi kornea mata menjadi keruh dan melunak) yang pada akhirnya
mengakibatkan gangguan penglihatan, kebutaan, dan penyakit kulit. Dan defisiansi ini pada anak-
anak dapat menyebabkan keterbelakangan pertumbuhan. Rabun senja adalah ketidakmampuan
mata untuk melihat dalam konsisi cahaya redup (nyctalopia). Kondisi ini merupakan gejala klinis
yang paling umum terjadi pada kasus defisiensi vitamin A (Gbr. 3).
A B

Gambar 3. (A) Lampu depan mobil yang dilihat oleh orang normal atau orang yang kekurangan vitamin A. (B) dengan
Nyctalopia, objek yang paling redup tidak lagi dapat dilihat pada kondisi kegelapan total

Sel batang kornea mata sangat sensitif terhadap kekurangan vitamin A. Xerophthalmia (Gbr. 4).
Sel-sel kelenjar lakrimal menjadi keratin dan berhenti mensekresi air mata, kemungkinan akibat

6
penurunan kemampuan mensintesis mukopolisakarida atau karena penyumbatan saluran lakrimal.
Disamping itu, kekurangan vitamin A meningkatkan kerentanan terhadap infeksi bakteri, virus, atau
parasit, dan dikaitkan dengan tingginya insiden penyakit pernapasan.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kekurangan vitamin A meningkatkan kerentanan
terhadap karsinogenesis baik pada hewan percobaan maupun manusia. Vitamin A memiliki peran
penting dalam diferensiasi sel-sel epitel normal dan mencegah sel-sel tersebut menjadi abnormal
sampai terjadi keganasan. Tidak ada tanda atau gejala defisiensi spesifik yang diakibatkan oleh
defisiensi karoten. Namun, karotenoid dalam makanan dapat mencegah dan melindungi
pembentukan katarak, oksidasi LDL, dan kanker.

Gambar 4. Bintik Bitot, plak putih di sisi temporal kornea

Toksisitas
Kadar vitamin A yang berlebihan baik alami maupun sintetis dapat menyebabkan beragam
efek buruk. Toksisitas vitamin A, juga dikenal sebagai hipervitaminosis A, lebih sering dikaitkan
dengan penyalahgunaan suplemen vitamin A dibandingkan dengan program intervensi kesehatan.
Reaksi toksik juga dapat dipicu oleh konsumsi produk hati yang kaya vitamin A atau pemberian
preparat vitamin A yang berlebihan. Jumlah vitamin A yang dapat menyebabkan keracunan pada
setiap individu bervariasi tergantung pada usia dan fungsi hati.
Toksisitas vitamin A akut dapat terjadi jika konsumsi tunggal 25.000 IU/kg atau lebih. Tanda
dan gejalanya antara lain mual, muntah, diare, pusing, lesu, mengantuk, peningkatan tekanan
intrakranial, dan perubahan kulit seperti eritema, pruritus, atau deskuamasi. Toksisitas kronis dapat
terjadi jika konsumsi berlebihan 4000 IU/kg atau lebih setiap hari selama 6 hingga 15 bulan. Tanda
dan gejalanya meliputi demam ringan, sakit kepala, kelelahan, anoreksia, gangguan usus,
hepatosplenomegali, anemia, hiperkalsemia, pembengkakan subkutan, nokturia, nyeri sendi dan
tulang, serta perubahan kulit seperti menguning, kering, alopecia, dan fotosensitifitas. Vitamin A
sangat teratogenik7 jika dikonsumsi selama kehamilan. Retinoid mempengaruhi ekspresi gen
homeobox Hoxb-1, yang mengatur pola aksial embrio. Kelainan kelahiran meliputi kelainan
kraniofasial, jantung, dan sistem saraf pusat. Oleh karena itu, pengobatan dengan vitamin A harus
dihindari pada wanita hamil kecuali di daerah dimana kekurangan vitamin A sering terjadi. Dalam
keadaan ini, suplementasi tidak boleh melebihi 10.000 IU setiap hari.
Gejala toksisitas dapat hilang dalam beberapa minggu setelah penghentian vitamin A dan
pemberian terapi suportif. Pasien dengan peningkatan tekanan intrakranial mungkin memerlukan
pungsi lumbal atau obat-obatan seperti manitol dan diuretik untuk terapi. Penderita dengan
hiperkalsemia mungkin memerlukan cairan intravena dan terapi tambahan seperti kalsitonin dan
kortikosteroid.

7 merupakan perkembangan tidak normal pada embrio dan dapat menyebabkan cacat bawaan atau kelainan waktu lahir

7
b) Vitamin D
Vitamin D (kalsiferol) pertama kali diidentifikasi pada awal abad ke-20 dan sekarang
dikenal sebagai prohormon pada proses kalsifikasi tulang. Vitamin D adalah sekelompok
sekosteroid8 yang larut dalam lemak dan bertanggung jawab dalam penyerapan kalsium,
magnesium, dan fosfat di usus serta berperan pada aktifitas biologis lainnya. Berdasarkan
sumber dan proses pembentuknya, vitamin D dibedakan atas empat fraksi yaitu D1, D2, D3 dan D4.
Dari keempat fraksi tersebut, vitamin D2 (ergocalciferol) dan D3 (cholecalciferol) menjadi vitamin
D utama yang sangat dibutuhkan tubuh manusia. Vitamin D2 diproduksi secara komersial melalui
iradiasi ultraviolet (UV) dari sterol tanaman (ergosterol), sedangkan vitamin D3 terbentuk dari aksi
sinar matahari pada prekursor 7-dehidrokolesterol yang terdapat di bawah kulit kita .
Melalui sistem peredaran darah kedua bentuk vitamin D tersebut di bawa ke hati dan
dihidroksilisis menjadi 25-hidroksivitamin D (25OHD), reaksi ini merupakan reaksi pertama
vitamin D yang dimediasi oleh 25 hidroksilase. Reaksi ke dua terjadi di ginjal yang dimediasi oleh
1ÿ-hidroksilase (CYP27B1) yang mengubah 25OHD menjadi hormon biologis aktif yaitu kalsitriol
(1,25-dihidroksivitamin D). Kalsitriol merupakan vitamin D utama yang berada di dalam sistem
perdaran darah dan berikatan dengan protein plasma yang disebut dengan protein pengikat
vitamin D (D binding protein / DBP).

Gambar 5. Sintesis, asupan, dan aktivasi vitamin D

8
Senyawa larut dalam lemak yang memiliki kemiripan struktural dan fungsional dengan steroid

8
Vitamin D secara alami hanya terdapat pada pangan hewani seperti hati, mentega, ikan, dan
kuning telur. Di dalam susu segar juga mengandung Vitamin D. Namun, karena proses enzimatis
konsentrasi vitamin D dalam susu segar sudah berkuran. Sehingga, untuk mencapai konsentrasi
idial, susu sering difortifikasi dengan vitamin D untuk menghasilkan 10 µg (400 IU) per liter.
Jumlah vitamin D yang dibentuk oleh paparan sinar matahari di kulit bergantung pada lama dan
intensitas penyinaran dengan sinar UV yang dibandingkan dengan polusi atmosfer dan pigmentasi
kulit. Kulit yang menua mungkin mengalami penurunan kapasitas untuk mensintesis vitamin D.

Kebutuhan Vitamin D
Rekomendasi terakhir yang dipublikasikan untuk asupan vitamin D adalah sebesar 200 IU/hari
untuk anak-anak dan orang dewasa hingga usia 50 tahun sebesar 400 IU/hari. Lanjut usia
(Lansia) umur 50 tahun keatas membutuhkan sekitar 600 IU/hari. Pada saat rekomendasi
tersebut dipublikasikan, belum ada bukti yang jelas mengenai berapa banyak vitamin D yang
biasanya disintesis di kulit. Kajian vitamin D menghadirkan tantangan unik di antara semua nutrisi
karena biasanya tidak terdapat di sebagian besar makanan yang di konsumsi setiap hari. Pada
individu yang mendapat paparan sinar matahari katagori cukup, secara efektif, tidak membutuhkan
vitamin D oral sama sekali.

Sumber Vitamin D
Sumber utama vitamin D di makanan adalah daging ikan berlemak dan minyak hati ikan. Dalam
jumlah yang rendah vitamin D juga ditemukan dalam kuning telur, keju, dan hati sapi dan Jamur.
Disamping itu, ada beberapa makanan diperkaya dengan vitamin D seperti susu, margarin dan
makanan instan lainnya

Penyerapan dan Metabolisme Vitamin D


a) Penyerapan
Karena vitamin D bersifat larut lemak, sehingga vitamin D yang terdapat dalam makanan (baik
vitamin D2 atau D3) di usus kecil akan diserap bersama dengan lemak makanan lainnya. Efektifitas
penyerapan ini sangat bergantung pada keberadaan lemak di lumen usus yang dapat memicu
pelepasan asam empedu dan lipase pankreas. Pada gilirannya, asam empedu memulai
emulsifikasi lipid, lipase pankreas menghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida dan asam
lemak bebas, dan asam empedu mendukung pembentukan misel yang mengandung lipid, yang
berdifusi ke dalam enterosit. Jumlah lemak optimal yang dibutuhkan untuk penyerapan vitamin D
secara maksimal belum ditentukan. Di dalam dinding usus, vitamin D, kolesterol, trigliserida,
lipoprotein, dan lipid lainnya dirangkai bersama menjadi kilomikron.
Vitamin D adalah prohormon yang tidak aktif dan harus dimetabolisme terlebih dahulu menjadi
bentuk hormonal sebelum dapat berfungsi. Setelah vitamin D memasuki sirkulasi darah yang
berasal dari bawah kulit dan getah bening, vitamin ini akan dibersihkan oleh hati atau jaringan
penyimpanan lain sebelum digunakan dalam proses pembentukan hormon.
b) Defisiensi dan Toksisitas
Kekurangan vitamin D dapat terjadi karena pola makan yang kurang, penyerapan yang buruk,
atau kebutuhan metabolisme dalam jumlah yang lebih tinggi. Jika seseorang tidak mengonsumsi
cukup vitamin D dan tidak menerima cukup paparan sinar matahari ultraviolet dalam jangka waktu
lama (lihat bagian di atas), maka akan terjadi kekurangan vitamin D. Orang yang tidak dapat
menoleransi atau tidak mengonsumsi susu, telur, dan ikan, seperti mereka yang memiliki
intoleransi laktosa atau mengikuti pola makan vegan, berisiko lebih tinggi mengalami defisiensi.
Orang lain yang berisiko tinggi mengalami kekurangan vitamin D meliputi:
 Orang dengan penyakit radang usus (kolitis ulserativa, penyakit Crohn) atau kondisi lain yang
mengganggu pencernaan lemak.

9
 Orang yang mengalami obesitas cenderung memiliki kadar vitamin D darah yang lebih rendah.
Vitamin D terakumulasi di jaringan lemak berlebih tetapi tidak mudah tersedia untuk digunakan
oleh tubuh saat dibutuhkan. Suplementasi vitamin D dengan dosis tinggi mungkin diperlukan
untuk mencapai tingkat darah yang diinginkan. Sebaliknya, kadar vitamin D dalam darah
meningkat ketika orang gemuk menurunkan berat badan.
 Orang yang telah menjalani operasi bypass lambung, yang biasanya mengangkat bagian atas
usus kecil tempat vitamin D diserap.
Kondisi akibat kekurangan vitamin D yang berkepanjangan
1) Rakhitis: Suatu kondisi tulang lunak dan kelainan bentuk tulang pada bayi dan anak-anak yang
disebabkan oleh kegagalan jaringan tulang mengeras.
2) Osteomalacia: Suatu kondisi tulang lemah dan lunak pada orang dewasa yang dapat
disembuhkan dengan suplementasi. Hal ini berbeda dengan osteoporosis, dimana tulang
menjadi keropos dan rapuh serta kondisinya tidak dapat diubah.

Fungsi Vitamin D
a) Homeostasis Kalsium dan Fosfat
Fungsi utama vitamin D adalan dalam pembentukan hormonalnya (kalsitriol atau 1,25-
dihidroksivitamin D). hormon ini berperan dalam peningkatan kadar kalsium dan fosfat plasma.
Kondisi ini diperlukan untuk mineralisasi tulang. Selain itu, peningkatan kalsium plasma ke tingkat
normal juga diperlukan untuk berfungsinya sambungan neuromuskular serta vasodilatasi, transmisi
saraf, dan sekresi hormonal.
Kalsitriol berfungsi sebagai bagian dari sistem endokrin untuk menjaga kadar kalsium serum
dan juga berperan dalam peningkatkan kadar kalsium plasma pada kisaran normal. Aktifitas
vitamin D ini dilakukan melalui tiga mekanisme berbeda. Mekanisme pertama, yang tidak
memerlukan parathyroid hormone (PTH) dan aktivitas ini melibatkan kalsitriol yang terdapat
dalam lumen usus. Kalsitriol merangsang penyerapan kalsium dan fosfat di usus dan melalui
sisitem peredaran darah mineral-mineral ini di bawa ke sel prioritas terutama tulang dan gigi.
Mekanisme yang kedua, kalsitriol dan PTH secara bersama-sama dalam memobilisasi kalsium ke
tulang. Mekanisme ini bertanggung jawab dalam osteoklastogenesis dan resorpsi tulang. Dan
mekanisme yang ke tiga kalsitriol bersama dengan PTH merangsang reabsorpsi kalsium di tubulus
distal ginjal, memastikan retensi kalsium oleh ginjal ketika kalsium dibutuhkan. Dengan demikian,
secara keseluruhan kalsitriol bekerja di lumen usus, tulang, dan ginjal.

TUGAS PERMAHASISWA

1. Buatkan PPT materi ini;


2. PPT yang dibuat adalah ringkasan materi perkuliahan yang di muat dalam 15-25 slide;
3. Masing-masing slide memuat kalimat informatif sebanyak 50-75 kata;
4. Tambahan gambar untuk memperjelas kalimat yang diperoleh;
5. Gambar-gambar tersebut di peroleh dari hasil cherching sendiri;
6. Tulisan anda akan di nilai dan di kelompokkan dalam: sangat bagus, bagus, kurang bagus dan
tidak bagus/tidak membuatnya;
7. Lima tulisan yang sangat bagus akan di gunakan utk persentasi materi ini;
8. PPT di kulpulkan dalam format pdf pada komting paling lambat hari kamis jam 13.00 WIB;
9. Setelah terkumpul materi tugas ini komting buat dalam satu folder dan di ekstrak kemudian
dikirim ke email junaidi.mlb@gmail.com
10. Pengiriman berkas dilakukan pada jam 14.00 WIB;
11. Tidak ada pengiriman tugas secara individu;
12. Nilai ini nantiya akan diakumulasikan dengan nilai harian lain dan di jadikan sebagai nilai UTS.

10

Anda mungkin juga menyukai