Anda di halaman 1dari 12

( KELIMPAHAN UNSUR DENGAN GAS MULIA )

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK I

NAMA ANGGOTA :
1. HANUM MALAWAT

2. HAPIK MALAWAT

3. JAMILA WAKANG

4. SITI NAJAILA ASSEL

5. ONYA SLAMAT

TAHUN AJAR 2023 - 2024

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu dalam penulisan makalah ini. Makalah ini disusun dengan
tujuan untuk memperdalam pengetahuan kita tentang unsur-unsur gas mulia, yang
merupakan bagian penting dari studi kimia dan memiliki banyak aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari.
Unsur-unsur gas mulia, yang terdiri dari helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton
(Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn), dikenal karena sifat inert mereka. Mereka memiliki
berbagai penggunaan, mulai dari pengisi lampu neon hingga komponen penting dalam
penelitian ilmiah.
Dalam makalah ini, kami akan membahas sifat-sifat khas gas mulia, keberlimpahan
mereka di alam, dan bagaimana mereka dapat bereaksi dalam kondisi tertentu. Kami
juga akan menjelaskan bagaimana gas-gas ini diproduksi dan digunakan dalam
berbagai industri.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat tentang gas
mulia dan memperkaya pengetahuan kita tentang dunia kimia. Selamat membaca!

Hitu , 17 oktober 2023

Kelompok I

2
DAFTAR ISI
BAB I ······································································································ 4

PENDAHULUAN ······················································································· 4

B. Rumusan Masalah ···················································································· 4

BAB II ····································································································· 5

PEMBAHASAN ························································································· 5

C. Kecenderungan Sifat Gas Mulia ···································································· 7

Sifat Umum ························································································· 7

Helium ······························································································ 9

Neon ······························································································· 10

Argon ·······························································································10

Kripton ····························································································· 10

Xenon ······························································································ 10

Radon ·····································································································10

BAB III ·································································································· 11

PENUTUP ······························································································· 11

DAFTAR PUSTAKA ·················································································· 12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel periodik. Disebut muliakarena
unsur-unsur nya sangat stabil (sukar bereaksi). Gas ini mempunyai sifat lengai,tidak reaktif,
dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia juga merupakangolongan kimia yang
unsur-unsurnya memiliki elektron valensi luar penuh. Unsur-unsurnya adalah Helium, Neon,
Argon, Kripton, Xenon,dan Radon (bersifat radioaktif).Gas mulia memiliki kestabilan yang
tinggi dan sebagian hanya ditemukan di alamdalam bentuk monoatomik karena sifat stabilnya.
Gas-gas ini sangat sedikit kandungannyadi bumi. Gas mulia terdapat dalam atmosfer bumi,
untuk Helium terdapat di luaratmosfer. Helium dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif
uranium dan thorium.Semua unsur-unsur gas mulia terdiri dari atom-atom yang berdiri
sendiri.Unsur gasmulia yang terbanyak di alam semesta adalah Helium (banyak terdapat di
bintang)yang merupakan bahan bakar dari matahari. Radon sangat sedikit jumlahnya di
atmosferatau udara. Sekalipun ditemukan, akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena
radon bersifat radioaktif. Dan karena jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut
jugasebagi gas jarang.

B. Rumusan Masalah
1. Kelimpahan gas mulia
2. Kecenderungan sifat (fisika & kimia)
3. Proses pembuatan
4. Kegunaan gas mulia

C. Tujuan
1. Mengetahui kelimpahan gas mulia di alam
2. Mengetahui kecenderungan sifat (fisika & kimia) gas mulia
3. Mengetahui proses pembuatan gas mulia.
4. Mengetahui kegunaan gas mulia dalam kehidupan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

Teori
A. Gas Mulia

Gas mulia adalah kelompok elemen kimia yang memiliki sifat-sifat yang sama: di kondisi
standar, mereka semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan reaktivitas
yang sangat rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tabel periodik (sebelumnya
dikenal dengan grup 0). Keenam gas mulia tersebut terdapat di alam dengan bentuk helium
(He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat radioaktif
(Rn).
Sejauh ini, 3 atom dari periode selanjutnya, ununoctium (Uuo) telah berhasil di sintesis di
supercollider, tapi sangat sedikit yang diketahui mengenai elemen ini karena jumlah yang
dihasilkan sangat sedikit dan memiliki waktu paruh hidup yang sangat pendek.
Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang struktur atom:
valensi elektron kulit luar mereka dianggap ‘penuh’, memberi mereka sedikit sekali
kesempatan untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan hanya beberapa ratus senyawa yang
telah disiapkan.
Titik didih dan titik leleh gas mulia mempunyai nilai yang dekat, berbeda kurang dari 10 °C
(18 °F); yang mengakibatkan mereka berbentuk cairan dalam jangkauan suhu yang pendek.
Neon, argon, krypton, dan xenon didapatkan dari udara menggunakan metode
mencairkan/mengembunkan gas dan penyulingan bagian. Helium biasanya terpisah dari gas
alami, dan radon biasanya diisolasi dari penguraian radioaktif dari elemen radium yang terurai.
Gas mulia mempunyai beberapa aplikasi penting di industri seperti penerangan, pengelasan,
dan perjalanan angkasa luar. Gas pernapasan Helium-oksigen biasanya digunakan oleh
penyelam laut dalam yang biasanya lebih dari 180 kaki (55 m) untuk menjaga penyelam dari
oksigen toxemia, efek berbahaya dari oksigen dalam tekanan tinggi, dan nitrogen narcosis,
efek narkotik yang membingungkan dari nitrogen di udara melebihi tekanan biasa.
Setelah bahaya yang ditimbulkan hidrogen, atas mudah meledaknya elemen tersebut, gas
tersebut diganti dengan helium.

5
B. Sejarah Gas Mulia
Gas mulia pertama kali ditemukan pada 18 Agustus 1868 oleh Pierre Jenssen dan Joseph
Horman Lockyer. Ketika sedang meneliti gerhana matahari total, mereka menemukan sebuah
garis baru di spektrum sinar matahari. Mereka meyakini bahwa itu adalah lapisan gas yang
belum diketahui sebelumnya, lalu mereka menamainya helium.
Pada tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama William Ramsay mengidentifikasi zat
baru yang terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah diketahui mengandung nitrogen,
oksigen, dan karbon dioksida dipisahkan. Ternyata dari hasil pemisahan itu, masih tersisa
suatu gas yang tidak reaktif (inert). Gas tersebut tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain
sehingga dinamakan argon (dalam bahasa Yunani berarti malas).
Empat tahun kemudian Ramsay menemukan unsur lain yang baru, yaitu dari hasil pemanasan
mineral kleverit. Dari mineral kleverit tersebut, terpancar sinar alfa yang merupakan spektrum
gas baru. Spektrum gas tersebut serupa dengan garis-garis tertentu dalam spektrum matahari.
Pada saat ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke dalam golongan unsur-
unsur yang sudah dibentuk Mendeleyev karena memiliki sifat berbeda. Kemudian Ramsay
mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan pada suatu golongan tersendiri, yaitu terletak
antara golongan halogen dan alkali.
Untuk melengkapi unsur-unsur dalam golongan tersebut, Ramsay terus melakukan penelitian
dan akhirnya dengan mempelajari sifat-sifatnya. Ditemukan lah neon (dengan cara
mencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat),
kripton, dan xenon (dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir menguap semua/hasil
destilasi udara cair), beliau dapat menunjukkan bahwa gas-gas tersebut adalah unsur-unsur
baru yang sekarang dikenal sebagai unsur He, Ne, Ar, Kr, Xe (dari hasil destilasi udara cair).
Kemudian unsur yang ditemukan lagi adalah radon, ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn,
yang menyebutnya sebagai pancaran radium. William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray
menyebutnya sebagai niton serta menentukan kerapatannya sehingga mereka menemukan
radon adalah zat yang paling berat di masanya (sampai sekarang). Nama radon sendiri baru
dikenal pada tahun 1923. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara, sekalipun
ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur lain.
Karena radon bersifat radioaktif, penemuan ini mengantarkan Ramsay memperoleh Hadiah
Nobel pada tahun 1904. Pada masa itu, golongan tersebut merupakan kelompok unsur-unsur
yang tidak bereaksi dengan unsur-unsur lain (inert) dan diberi nama golongan unsur gas mulia
atau golongan nol.
Pada tahun 1898, Huge Erdmann mengambil nama “gas mulia” (Noble gas) dari bahasa
Jerman “Edelgas” untuk menyatakan tingkat kereaktifan gas mulia yang sangat rendah. Nama
“noble” dianalogikan dari “Noble Metal” (logam mulia), emas yang dihubungkan dengan
kekayaan dan kemuliaan.
Para ahli zaman dahulu yakin bahwa unsur-unsur gas mulia benar-benar inert. Pendapat ini
dipatahkan setelah pada tahun 1962, Neil Bartlett, seorang ahli kimia dari Kanada berhasil
membuat senyawa xenon, yaitu XePtF6. Sejak itu, berbagai senyawa gas mulia berhasil
dibuat. Akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat telah berganti, yang awalnya disebut gas inert
(lembam) telah berganti menjadi gas mulia yang berarti stabil atau sukar bereaksi. Senyawa
gas mulia yang ditemukan pertama kali adalah XePtF6.

6
Berikut ini adalah asal-usul nama unsur gas mulia yang diambil dari bahasa Yunani:

 Helium: ήλιος (ílios atau helios) = Matahari


 Neon: νέος (néos) = Baru
 Argon: αργός (argós) = Malas
 Kripton: κρυπτός (kryptós) = Tersembunyi
 Xenon: ξένος (xénos) = Asing
 Radon: Diambil dari Radium (pengecualian)

C. Kelimpahan di Alam
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali radon yang merupakan unsur radioaktif.
Unsur gas mulia yang paling banyak terdapat di udara adalah argon yang merupakan
komponen ketiga terbanyak dalam udara setelah nitrogen dan oksigen. Unsur-unsur gas mulia,
kecuali radon, melimpah jumlahnya karena terdapat dalam udara bebas.
Berikut adalah persentase kelimpahan gas mulia di alam:

 Argon: 0,93%
 Neon: 1,8×10^-3%
 Helium: 5,2×10^-4%

Berikut adalah persentase kelimpahan gas mulia lainnya di alam:

 Kripton: 1,1×10^-4%
 Xenon: 8,7×10^-6%

Helium adalah unsur terbanyak jumlahnya di alam semesta karena helium adalah salah satu
unsur penyusun bintang. Helium diperoleh dari sumur-sumur gas alam di Texas dan Kansas
(Amerika Serikat). Helium dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium.
Udara mengandung gas mulia (Ar, Ne, Xe, dan Kr), walaupun dalam jumlah yang kecil, gas
mulia dari industri di peroleh sebagai hasil samping dalam Industri pembuatan gas nitrogen
dan O2.

C. Kecenderungan Sifat Gas Mulia

Sifat Umum

 Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.
 Mempunyai elektron valensi 8 dan khusus untuk helium elektron valensinya 2.
 Molekul-molekul nya terdiri atas satu atom (monoatom).

7
Sifat Atomik Unsur-unsur gas mulia memiliki konfigurasi elektron valensi yang oktet, yaitu
ns^2 np^6, kecuali pada He dengan konfigurasi duplet 1s^2. Jari-jari atom dari He ke Rn
bertambah sebagaimana bertambahnya jumlah kulit elektron. Konfigurasi elektron dengan
kulit valensi terisi penuh demikian menyebabkan gas mulia cenderung sangat stabil (sangat
sukar bereaksi).
Afinitas Elektron Dengan elektron valensi yang sudah penuh, unsur gas mulia sangat sukar
untuk menerima elektron. Hal ini dapat dilihat dari harga afinitas elektron yang rendah.
Energi Ionisasi Kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia menyebabkan unsur-unsur gas
mulia sukar membentuk ion, artinya sukar untuk melepas elektron. Helium adalah unsur gas
mulia yang memiliki energi ionisasi paling besar. Energi ionisasi dari He ke Rn semakin
berkurang, sebagaimana bertambahnya jari-jari atom sehingga gaya tarik inti terhadap
elektron valensi semakin melemah dan energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron
semakin berkurang.

D. Kecenderungan Sifat Gas Mulia


Berikut adalah konfigurasi elektron unsur-unsur gas mulia:

 He (Nomor Atom: 2): 1s^2


 Ne (Nomor Atom: 10): [He] 2s^2 2p^6
 Ar (Nomor Atom: 18): [Ne] 3s^2 3p^6
 Kr (Nomor Atom: 36): [Ar] 4s^2 3d^10 4p^6
 Xe (Nomor Atom: 54): [Kr] 5s^2 4d^10 5p^6
 Rn (Nomor Atom: 86): [Xe] 6s^2 5d^10 6p^6

Sifat Fisis Unsur-unsur gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat rendah. Titik
didihnya hanya beberapa derajat Celcius di atas titik lelehnya. Titik leleh dan titik didih dari
He ke Rn bertambah sebagaimana kekuatan gaya London (gaya dispersi) bertambah seiring
dengan bertambahnya massa atom dan jari-jari atom.
Densitas (kerapatan) gas mulia juga cenderung bertambah dari He ke Rn. Densitas gas
dipengaruhi oleh massa atom, jari-jari atom, dan gaya London. Densitas gas akan bertambah
dengan bertambahnya massa atom dan kekuatan gaya London, tapi akan berkurang dengan
bertambahnya jari-jari atom. Namun demikian, pengaruh massa atom dan gaya London lebih
signifikan dibanding pengaruh jari-jari atom dalam hal ini, sehingga densitas bertambah dari
He ke Rn.
Kelarutan gas mulia dalam air bertambah besar dari Helium (He) hingga Radon (Rn). Pada
suhu 0 °C dalam 100 ml air terlarut 1ml He, 6 ml Ar, dan 50 ml Rn.

D. Kecenderungan Sifat Gas Mulia


Sifat Kimia Oleh karena konfigurasi elektron yang stabil, unsur-unsur gas mulia cenderung
tidak reaktif (sangat sulit bereaksi). Hal ini didukung oleh fakta bahwa di alam, gas mulia
selalu ditemukan dalam bentuk monoatomik (atom tunggal). Namun demikian, para ahli telah
berhasil mensintesis senyawa gas mulia Ar, Kr, Xe, dan Rn. Kereaktifan unsur meningkat dari
Ar ke Rn, di mana dalam reaksi dengan fluorin, Rn dapat bereaksi spontan, Xe memerlukan
pemanasan atau penyinaran dengan sinar UV agar reaksi berlangsung, dan Kr hanya bereaksi
jika diberi muatan listrik atau sinar X pada suhu yang sangat rendah.

8
Unsur He dan Ne ditemukan tidak mengalami reaksi kimia dan membentuk senyawa. Unsur
Ar diketahui bereaksi dengan HF membentuk senyawa HArF pada suhu 18 K. Unsur Kr dapat
bereaksi dengan F2 membentuk senyawa KrF2 dalam kondisi didinginkan pada −196°C dan
diberi loncatan muatan listrik atau radiasi sinar X. Unsur Xe dapat bereaksi dengan F2
membentuk tiga senyawa fluorida biner yang berbeda — XeF2, XeF4, dan XeF6 —
bergantung pada kondisi reaksi dan jumlah reaktan. Unsur Rn bereaksi secara spontan dengan
F2 membentuk senyawa RnF2. Menurut percobaan yang dilakukan Neil Bartlett dan
Lohmann, gas mulia hanya dapat bereaksi dengan unsur Oksigen (O) dan Fosfor (F).

E. Pembuatan Gas Mulia


Gas Helium Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas helium
mempunyai titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8˚C sehingga pemisahan gas helium
dari gas alam dilakukan dengan cara pendinginan sampai gas alam akan mencair (sekitar -
156˚C) dan gas helium terpisah dari gas alam.
Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne),
krypton (Kr), dan xenon(Xe) walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri
diperoleh sebagai hasil samping dalam industri pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen
dengan proses destilasi udara cair.Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air)
di dinginkan sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon bercampur
dengan
Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali
Radon (Rn) yang hanya terdapat sebagai isotop radioaktif berumur pendek, yang diperoleh
dari peluruhan radio aktif atom radium. Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas
uap air) didinginkan sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon
bercampur dengan banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik didih gas argon (-
189,4˚C) tidak jauh beda dengan titik didih gas oksigen (-182,8˚C). Untuk menghilangkan gas
oksigen dilakukan proses pembakaran secara katalitik dengan gas hidrogen, kemudian
dikeringkan untuk menghilangkan air yang terbentuk. Adapun untuk menghilangkan gas
nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga dihasilkan gas argon dengan kemurnian 99,999%.
Gas neon yang mempunyai titik didih rendah (-245,9˚C) akan terkumpul dalam kubah
kondensor sebagai gas yang tidak ter konsentrasi (tidak mencair).
Gas kripton (Tb = -153,2˚C) dan xenon (Tb = -108˚C) mempunyai titik didih yang lebih
tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam kolom oksigen cair di dasar kolom
destilasi utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan
terpisah.

F. Kegunaan Gas Mulia


Helium

 Helium digunakan sebagai gas pengisi balon udara menggantikan gas hidrogen
karena selain ringan juga bersifat inert.
 Helium cair digunakan untuk pendingin koil logam pada alat scanner tubuh (MRI)
dan juga pendingin dalam penelitian cryogenics dan superkonduktor sebagaimana
titik didihnya yang sangat rendah.
 Helium digunakan sebagai pelarut gas oksigen dalam tabung oksigen penyelam
ataupun tabung oksigen rumah sakit. Helium dipilih menggantikan nitrogen karena

9
selain sifatnya inert, kelarutan gas helium dalam darah lebih kecil dibanding gas
nitrogen.
 Sebagai pendingin reaktor nuklir.
 Memberi tekanan pada bahan bakar roket.

Neon

 Neon digunakan untuk lampu reklame. Hal ini sebagaimana gas neon dalam tabung
bertekanan rendah akan menghasilkan cahaya merah dengan intensitas tinggi jika
diberi tegangan listrik.
 Neon digunakan sebagai penangkal petir dan pengisi tabung-tabung televisi.

Argon

 Argon digunakan sebagai gas pengisi dalam beberapa jenis bola lampu karena
sifatnya yang tidak reaktif sehingga filamen wolfram tidak mudah putus pada
temperatur tinggi.
 Argon digunakan sebagai atmosfer inert pada pengelasan; sintesis kristal tunggal
silikon atau germanium dalam industri semikonduktor; dan eksperimen dalam glove
box di laboratorium.

Kripton

 Kripton dapat menghasilkan cahaya putih dengan intensitas tinggi jika diberi muatan
listrik sehingga banyak digunakan pada lampu landasan pesawat dan lampu fotografi
berkecepatan tinggi.
 Kripton dapat digabungkan dengan gas lain untuk membuat sinar hijau kekuningan
yang dapat digunakan sebagai kode dengan melemparkannya ke udara.

Xenon

 Xenon digunakan untuk lampu blitz fotografi dan beberapa jenis lampu mobil karena
dapat menghasilkan cahaya putih yang sangat terang dengan adanya muatan listrik.
 Xenon dapat digunakan sebagai obat bius (anestetik). Namun, penggunaannya sangat
terbatas sehubungan dengan harganya yang sangat mahal.
 Isotop-nya dapat digunakan sebagai reaktor nuklir.

Radon

 Radon digunakan dalam radioterapi kanker (terapi radiasi) sebagaimana sifatnya yang
radioaktif.
 Radon dapat menjadi indikator keberadaan mineral radioaktif seperti bijih uranium
dalam tanah, bebatuan, ataupun bahan bangunan.
 Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempeng
bumi bergerak, kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui adanya gempa dari
perubahan kadar radon.

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
 Gas mulia adalah elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi standar, mereka
semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan reaktivitas yang sangat
rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tabel periodik (sebelumnya dikenal
dengan grup 0), yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan
radon (Rn; bersifat radioaktif).

Berdasarkan urutan unsur golongan gas mulia dalam sistem periodik unsur, dapat
disimpulkan bahwa:

 Dalam satu golongan, jari-jari atom unsur-unsur golongan gas mulia dari atas ke bawah
semakin besar karena bertambahnya kulit yang terisi elektron.
 Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap
elektron terluar semakin lemah.
 Afinitas Elektron unsur-unsur gas mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol.
 Titik didih unsur-unsur gas mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.
 Titik lebur unsur-unsur gas mulia mengikuti sifat titik didih.

11
DAFTAR PUSTAKA

Chairunnisa, C. (n.d.). Makalah Gas Mulia - Kimia. Diakses Oktober 2018, dari Scribd.

Fathmarullah, I. (n.d.). MAKALAH GAS MULIA. Diakses Oktober 2018, dari Scribd.

Nurfadilah, D. (n.d.). MAKALAH KIMIA GAS MULIA. Diakses 2018, dari Academia.edu.

Susianto, N. (n.d.). Gas Mulia. Diakses Oktober 2018, dari Studio Belajar.

12

Anda mungkin juga menyukai