Anda di halaman 1dari 3

Pertemuan Kita

By: Emmanuella Grachia N

"kring.. kringg"(bel sekolah berbunyi), hari ini awal aku masuk sekolah duduk dikelas 8 SMP.
Nama aku Emmanuella biasa dipanggil Emma, aku bergegas mancari kelas karena di sekolah
aku kelas 8 terbagi dari A-J. Akhirnya ketemu dikelas A,jujur awalnya pengen sekelas sama
teman-temen tapi aku coba memberanikan bertemu dengan orang baru. Akhirnya aku masuk
kedalam kelas itu dan mencari tempat duduk, ada satu cowok yang selalu melihatku namun
ketika aku melihatnya dia langsung berpaling arah. Cowok itu tinggi,parasnya juga indah hehehe.
setelah pembelajaran selesai,akupun pulang ke rumah. Bayangan dia masih tergambar
dipikiranku,apakah ini jatuh cinta? "tertawa terbahak-bahak". akupun membuka media sosialku
yaitu facebook, dan melihat ada permintaan pertemanan namanya Irfan Sebastian. Akupun
senang dan loncat-loncat bahwa itu adalah cowok sekelasku yang aku sukai. Lalu tak lama
akupun mengkonfirmasi pertemanannya,dan kami berkomunikasi lewat chat.

Esok Harinya..

Akupun bergegas ke sekolah berpakain rapi dan harum, akupun malu untuk bertemu sapa
dengan dia begitu pula dengan dia malu untuk menegurku ataupun berbicara langsung
denganku. Wali kelas menukar bangku setiap siswa,dan akhirnya aku bisa sebangku dengan dia.
Ini kaya mimpi,semua kebetulan sesuai dengan ekspektasi. Namun ada hal yang aneh,kami
tidak berbicara satu sama lain karena malu. Akupun sedih dan memutuskan untuk tidak
berharap terlalu dalam padanya. Pulang sekolah aku bermain media sosial,dan bekomunikasi
dengan dia menanyakan mengapa kita tidak saling berbicara,dia pun berkata bahwa dia malu.
Tak lama ada abang kelasku yang mengirimkan pesan, "hai emma" awalnya aku tidak
membalas karena aku tidak mengenalnya. Keesokkan harinya aku kembali bergegas ke
sekolah,pembelajaran dimulai. akupun bertanya kepada teman dekatku mengenai dia (Irfan)
apakah akan aku lanjutkan atau aku harus berhenti,semua saran dari temanku bahwa aku harus
berhenti dan tidak berharap lagi. Akupun sedih dan bimbang,namun aku mencoba untuk
bersikap biasa saja terhadap dia.

Lalu jam pulang sekolah, ketika aku sedanh berjalan untuk pulang seorang cowok menyapa aku.
sesampainya dirumah aku langsung mengecek hp,ada pesan lagi dari abang kelas itu. lalu aku
bertanya kepada temanku,dia tidak mengenal cowok itu sama sekali. Namun ada pesan lain lagi
yaitu dari Irfan, dia tetap mengirimkan pesan kepadaku tapi tidak mau untuk berbicara langsung
kepadaku. Akupun memberanikan diri membalas pesan abang kelas itu,dan ternyata dia
memang abang kelasku yang menyapa aku tadi pulang sekolah. Lalu percakapan pesan
kamipun semakin panjang dan aku mengenal cowok itu lebih dalam. Sampai aku memutuskan
untuk lost kontak dengan Irfan dan serius dengan abang kelas itu.
Akhirnya abang kelas itu ingin bertemu denganku, dan kami berdua sepakat bertemu disebuah
taman yang tidak auh dari sekolah. Lalu.. Tak disangka abang kelas itu menyatakan cintanya
padaku. Karena akupun telah jatuh hari pada dia,akupun menerimanya. Lalu kamipun
berpacaran. Tak lama hal itu diketahui oleh Irfan,diapun mengirimkan pesan padaku "semoga
langgeng ya" lalu aku membalasnya "makasih ya". Esokkan harinya kembali ke sekolah dengan
perasaan campur aduk, aku melihat Irfan dengan muka sedih dan temannya berkata padaku
"Irfan menyukaimu,tapi dia belum tau mengungkapkannya karena dia masih pertama kali jatuh
cinta" Akupun merasa menyesal,namun tetap kujalani percintaan ini dengan abang kelas itu. 6
bulanpun berlalu,dan aku masih dengan abang kelas itu. Semakin dalam semakin aku
mengetahui bahwa dia tidak serius padaku,temannya berkata padaku bahwa dia mendekati
teman sekelasnya bernama Devi. Hatikupun sedih,merasa menyesal mengapa aku memilih
orang yang salah. tanpa basa-basi akupun memutuskan hubungan dengan abang kelas itu.
Dengan trauma akupun tidak mau berhubungan dulu dengan cowok manapun.

Setahun kemudian..

Akupun masuk ke sekolah baru yaitu menempuh pendidikan SMA kelas 10. Akupun mencari
kelas dimana ada namaku, Ternyata di kelas 10 IPS-2, namun ketika membaca nama aku
terkejut bahwa aku sekelas lagi dengan Irfan. Akupu senang namun merasa bersalah dan malu.
Mencari kursi yang kosong akhirnya aku sebangku dengan orang baru,dan Irfanpun duduk di
belakang kursiku. Aku harus bersikap biasa aja,namun ketika pembelajaran dimulai akupun
duduk didepan kursinya namun dia memegang rambutku dari belakang. Jantungkupun berdetak
kencang dan senang (hahaha). Tak lama kamipun akhirnya saling berbicara, dan memberanikan
diri untuk berkomunikasi secara langsung agar tidak terulang lagi hal seperti kelas 8 SMP.
Namun kenyataannya aku tidak bisa menyatu dengan Irfan lagi karena akupun sudsh
berhubungan dengan orang lain,namun Irfan tetap menyukaiku namun tidak mau untuk
mengungkapkannya. Dia berbicara kepada teman sekelasku bahwa dia menyukaiku namun
kenyataannya dia tidak berani untuk mengungkapkannya,yang pada akhirnya aku berhubungan
dengan orang lain.

"Lalu.. naiklah aku ke kelas 11 disinilah awal masalah muncul yang sangat bikin hidupku hancur.
Aku dikhianati oleh sahabatku sendiri,dia menyebarkan aibku dsn akhirnya satu sekolahpun tau.
aku hancur,sedih,dan malu (ini adalah titik terendahku) Tak lama akupu jatuh sakit setelah
memikirkan masalah itu, aku dirawat 3 hari. orangtuakupun dipanggil kesekolah,dan menangis
dihadapanku agar tidak mengeluarkan aku dari sekolah sampai aku lulus. Jujur ini kali
pertamaku melihat orang tua menangis karena ulahku. Akupun masih diselamatkan dan tidak
keluar dari sekolah,namun hal apa yang kudapat? satu sekolah mau aku keluar dari sekolah.
Aku benci kepada mereka,aku dijauhi oleh semua temanku termasuk satu sekolah. Namun
hanya Irfan yang tetap ada buatku,dan tidak menjauhiku. Dari kejadian ini aku merasa bahwa dia
sosok yang aku cari,dan selalu ada. akupun menganggap dia menjadi sahabatku.
Akhirnya aku membiasakan diriku untuk tidak mendengarkan hujatan orang lain,aku harus kuat
menghadapi nasib hidupku. Akupun bersekolah seperti biasanya,kebetulan hari ini aada
pelajaran olahraga, dan kamipun diberi tugas untuk merekam video sedang melakukan olahraga.
Kebetulan aku sekelompok dengan Irfan,akhirnya kamipun bertemu disebuah lapangan dengan
teman satu kelompok dan memulai untuk membuat video. Setelah video selesai direkam
kamipun pulang,namun aku tetap berbincang dan bercerita dengan irfan dilapangan itu selesai
bercerita kamipun pulang dan dia menawarkan untuk mengantarku pulang. Akupun bersedia.
Sesampainya dirumah,kamipun berkomunikasi lewat facebook saling bertukar pesan, hingga
akhirnya dia mengungkapkan perasaannya,ini kali pertama setelah sekian lama kami bertemu
dia mengungkapkannya. Akupun belum menjawab,pada akhirnya kami kerja kelompok
dirumahku. setelah selesai kerja kelompok,ini hal yang tidak sama sekali aku ketahui bahwa dia
mengungkapkan perasaannya secara langsung padaku,dan bertanya "mau kah kamu menjadi
pacarku emma?" dan aku menjawab ''ya aku mau"

In the end akhirnya kamu berpacaran dan sampai sekarang kami masih berhubungan sebagai
seorang kekasih. Selesai...

-Cerita ini berdasarkan kisah hidup saya sendiri,semoga suka.Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai