Anda di halaman 1dari 3

Nama : Chindi Laras

NIM UNEJ : 210910201119


Asal Univ : Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Mata Kuliah : Administrasi Pemerintahan Desa
Dosen Pengampu
- Hermanto Rohman, S.Sos., MPA.
- Abul Haris Suryo Negoro, S.IP., M.Si.
- Supranoto

ESSAI
“Peraturan Desa dan Kewenangan Desa”

Desa dan Kewenangannya


Oleh : Chindi Laras

Desa berarti tanah air, tanah asal atau tanah kelahiran. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, desa adalah satu kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang
mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang kepala desa) atau desa
merupakan kelompok rumah luar kota yang merupakan kesatuan. Desa terbentuk atas
prakarsa beberapa kepala keluarga yang sudah bertempat tinggal menetap dengan
memperhatikan asal-usul wilayah dan keadaan bahasa, adat, ekonomi serta sosial budaya
orang-orang setempat yang pada akhirnya terbentuklah desa. Desa merupakan satuan
pemerintahan dibawah kabupaten/kota. Desa tidak sama dengan kelurahan yang statusnya di
bawah camat. Kelurahan hanyalah wilayah kerja lurah untuk melaksanakan administrasi
kecamatan dan tidak mempunyai hak untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat. Desa atau nama lainnya, sebagai sebuah entitas budaya, ekonomi, dan politik yang
telah ada sebelum produk-produk hukum masa kolonial dan sesudahnya, diberlakukan, telah
memiliki asas-asas pemerintah sendiri yang asli, sesuai dengan karakteristik sosial dan
ekonomi, serta kebutuhan dari rakyatnya.
Konsep desa tidak hanya sebatas unit geografis dengan jumlah penduduk tertentu,
melainkan sebagai sebuah unit teritorial yang dihuni oleh sekumpulan orang dengan
kelengkapan budaya termasuk sistem politik dan ekonomi yang otonom. Desa memiliki batas-
batas wilayah tertentu dan memiliki kekuasaan hukum, serta dikepalai oleh seorang kepala
desa. Kepala desa dipilih secara langsung oleh dan dari penduduk desa warga negara
Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan dengan masa jabatan 6 (enam) tahun
terhitung sejak tanggal pelantikan. Kepala desa menjabat paling banyak 3 (tiga) kali masa
jabatan secara berturut-turut. Dalam daerah kabupaten/kota dapat dibentuk desa mempunyai
kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai desa serta
pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota dapat
menugaskan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya kepala desa.
Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015 Tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja (SOT) Pemerintahan Desa, antara lain: Sekretaris Desa, Pelaksana
Kewilayahan, dan Pelaksana Teknis. Pemerintah desa dipimpin oleh kepala desa, dibantu oleh
sekretaris desa dan perangkat desa. Perangkat desa terdiri atas kepala-kepala urusan, yaitu
pelaksana urusan dan kepala dusun. Kepala-kepala urusan membantu sekretaris desa
menyediakan data informasi dan memberikan pelayanan. Pelaksanaan urusan adalah pejabat
yang melaksanakan urusan rumah tangga desa di lapangan. Kepala dusun adalah wakil desa di
wilayahnya. Urusan rumah tangga desa adalah urusan yang berhak diatur dan diurus oleh
pemerintah desa. Urusan rumah tangga desa adalah urusan yang berhak diatur dan diurus oleh
pemerintah desa. Untuk mengatur, mengurus, dan pengurusan urusannya, pemerintah desa
membuat peraturan desa. Peraturan desa dibuat oleh kepala desa bersama dengan Badan
Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD. Peraturan Desa dilaksanakan oleh kepala
desa dan dipertanggungjawabkan kepada rakyat melalui BPD.
Kewenangan desa sendiri telah diatur didalam UU Desa Nomor 6 Tahun 2014, dengan
diberlakukannya UU Desa, Desa-desa diseluruh Indonesia kini memiliki kewenangan
mengelola, mengatur dan menentukan pembangunan desanya sendiri. Dengan keleluasaan
seperti ini, warga dan perangkat desa diharapkan semakin terdorong untuk menggali,
menemukan, ataupun mengembangkan potensi yang ada, sehingga kesejahteraan masyarakat
desa akan semakin meningkat. Kewenangan desa apa saja? Yaitu kewenangan hak asal-usul,
kewenangan lokal berskala desa, kewenangan dari pemerintah daerah dan kewenangan lain
yang ditugaskan pemerintah daerah. Dengan adanya asas rekognisi subsidiaritas UU Desa
tersebut apa saja sih yang berubah dengan adanya UU Desa ini? Sebelumnya desa lebih
banyak menunggu bantuan dana program dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah,
sekarang setiap tahun pasti akan ada dana transfer dari APBN dan APBD untuk desa
jumlahnya tentu jauh lebih pasti dan lebih banyak dibanding diterima selama ini. Uang itulah
yang digunakan desa untuk mendanai program yang diinginkan warga desa selama ini. Yang
penting program-program yang disusun itu benar-bener untuk meningkatkan kualitas hidup
warga desa dengan keleluasaan seperti ini warga dan perangkat desa tentu akan semakin
terdorong memanfaatkan sumber daya termasuk uang yang ada untuk menggali, menemukan
ataupun mengembangkan potensi desa yang ada. Tidak saja mengembangkan potensi sumber
daya alam dan kreativitas tapi juga harus berkerja keras dan bergotong-royong meningkatkan
kapasitas diri sendiri untuk memecahkan permasalahan yang ada. Misalnya dibidang
pembangunan, bangun irigasi, jalan desa, air bersih, meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dan pendidikan atau bahkan mengembangkan usaha dan potensi wisata desa yang
menyerap tenaga kerja untuk meningkatkan ekonomi warga desa tentunya pengembangan
potensi desa ini harus memperhatikan unsur kelestarian lingkungan. Semua ini tentu bisa
diwujudkan dilakukan secara bertahap meski kini desa telah memiliki kewenangan sendiri
program-program yang dijalankan masyarakat tetap bisa di sinergikan dengan program
pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat jadi desa tetap bisa meminta dukungan
pemerintah kabupaten/kota, provinsi atau bahkan pusat dalam menjalankan program yang
diprioritaskan sendiri oleh desa.
Oleh sebab kesimpulannya desa merupakan bagian dari sebuah wilayah yang mana
wilayah tersebut memiliki sekelompok masyarakat ataupun kepala keluarga dengan sistem
pemerintahan yang diatur oleh daerah dan pusat, desa juga dikepalai oleh kepala desa beserta
perangkat desa untuk menggerakan desa menjadi desa yang mandiri memberikan hak desa itu
sendiri dengan kewenangan yang diatur didalam UU No. 6 Tahun 2014 yang disahkan 2015
dijalankan untuk memberikan keleluasan desa untuk menggali, menemukan, serta
mengembangkan potensi desa itu sendiri semata-mata untuk kesejahreraan masyarakat di desa
tersebut.

Daftar Pustaka
Sugiman. 2018. Pemerintahan Desa. Binamulia Hukum. Vol. 7(1), 84-87
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke 3. Jakarta:Balai
Pustaka. 2003.
Impro-VisualStoryteller. “Transformasi Desa”. YouTube video, 5:01. June 21, 2017.
https://www.youtube.com/watch?v=cjUnxeSPHWQ.

Anda mungkin juga menyukai