Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

INDIKATOR KEBERHASILAN ADVOKASI


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Komunikasi dan Advokasi Kebijakan
Dosen Pengampu: Srie Rosmilawati, M.Ikom

Disusun oleh:

Kelompok 3

Anggota:
Cindi Laras :
Sastri Yanti : 20.11.023404
Shelvyana Nuraen :
Irsaddul Ibad :

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana telah memberikan
rahmat dan petunjuknya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Indikator
Keberhasilan Advokasi” dengan baik tanpa hambatan apapun.
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas dari Ibu Srie Rosmilawati,
M.Ikom pada Mata Kuliah Komunikasi dan Advokasi Kebijakan Selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan dan pemahaman pembaca mengenai komunikasi massa dalam
kehidupan sehari-hari
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Srie Rosmilawati, M.Ikom selaku Dosen
Mata Kuliah Komunikasi dan Advokasi Kebijakan yang telah memberikan tugas ini kepada kami
sehingga kami bisa meningkatkan wawasan kami di dalam bidang ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami perlu kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.

Palangka Raya, 12 November 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
A.
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................... 7
A. Kesimpulan................................................................................................................................ 7
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Advokasi merupakan suatu upaya pendekatan (approach) atau proses yang
strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak terkait
(stakeholder), sehingga sepakat untuk memberi dukungan terhadap pembangunan
kesehatan. Sasaran kegiatan advokasi adalah para pemimpin, pihak swasta, organisasi
swasta, atau pemerintah yang memiliki pengaruh di masyarakat. Advokasi dinilai lebih
efektif apabila dilaksanakan dengan prinsip kemitraan, yaitu dengan membentuk jejaring
advokasi atau forum kerjasama. Pengembangan kemitraan adalah upaya untuk
membangun hubungan mitra kerja berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling
memberi manfaat.
Dalam pelaksanaan kegiatan advokasi, terdapat kegiatan-kegiatan yang
diharapkan dapat memberikan hasil berupa bentuk dukungan dan komitmen bersama
diantara stakeholder. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, terdapat indikator-indikator
hasil advokasi untuk menilai dan memantau input - proses - output dari sebuah kegiatan
advokasi. Maka dari itu, penulis ingin membuat makalah dengan topik indikator hasil
advokasi.

B. RUMUSAN MASALAH
Apa saja indicator-indikator hasil dari sebuah pelaksanaan kegiatan Advokasi ?

C. TUJUAN
Mengetahui indicator-indikator hasil kegiatan advokasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Indikator Keberhasil Advokasi

Menurut Hopkins (1990) advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik
melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif. Dari beberapa catatan tersebut
dapat disimpulkan secara ringkas, bahwa advokasi adalah upaya atau proses untuk
memperoleh komitmen yang dilakukan secara persuasif dengan menggunakan informasi
yang akurat dan tepat.
Advokasi adalah suatu kegiatan yang diharapkan akan menghasilkan suatu
produk, yakni adanya komitmen politik dan dukungan kebijakan dari penentu kebijakan
atau pembuat keputusan. Advokasi sebagai suatu kegiatan, sudah barang tentu
mempunyai masukan (input)-proses-keluaran (output). Oleh karena itu apabila kita akan
menilai keberhasilan advokasi, maka kita harus menilai tiga tersebut. Penilaian ketiga hal
ini didasarkan pada indikator-indikator yang jelas (Chandra, 2015).

B. Jenis Indikator Keberhasilan Advokasi


Berikut jenis indikator keberhasilan advokasi menurut Argha Anandha:

1. Indikator output: Adanya kepedulian, keterlibatan dan dukungan, sertakesinambungan


upaya kesehatan: baik berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan,
keterlibatan dalam kegiatan / gerakan, dll.
2. Indikator proses: Adanya rencana kegiatan dan pelaksanaan kegiatan advokasi. Juga
berupa: Adanya forum, jaringan, kerjasama, dll.
3. Indikator input: Adanya sasaran yang jelas, bahan informasi / advokasi, serta siapnya
pelaku advokasi.

C. Bentuk Kegiatan Indikator Keberhasilan Advokasi


Kebijakan (Kebijakan Publik) dikutip dari Hadi (2013) :
1. Tingkat Keluarga : Aturan keluarga.
2. Tingkat Masyarakat (RT/RW/Desa): Kesepakatan, keputusan, dana, fasilitas
dsb (tertulis dan tidak tertulis).

2
3. Tingkat Lokal (Publik): Kecamatan (SK, instruksi, kesepakatan tertulis dsb),
Kab/Kota (Perda, SK Bupati, Instruksi, MOU, anggaran).
4. Tingkat Nasional UU, PP, PERPU, Inpres, SK Menteri, Instruksi dan
sebagainya.
5. Tingkat Internasional Deklarasi antar bangsa, pernyataan bersama kepala
negara dan sebaginya.

Kegiatan advokasi diharapkan menghasilkan suatu produk yaitu komitmen politik


dan dukungan kebijakan dari penentu kebijakan atau pembuat keputusan. Oleh karena
advokasi dalam bentuk kegiatan maka melalui: input - proses - output (keluaran).
Penilaian advokasi didasarkan pada indikator yang jelas. Indikator komponen evaluasi
berikut ini: (Riyadi, 2011)

1. Input
Kegiatan advokasi sangat ditentukan oleh orang yang melakukan advokasi
(advokator) serta bahan, informasi yang membantu atau mendukung argumen
advokasi. Indikator evaluasi terhadap advokator atau tenaga kesehatan yang
melakukan advokasi, antara lain:
- Berapa kali petugas kesehatan, pejabat telah melakukan pelatihan tentang
komunikasi, pelatihan tentang advokasi dan hubungan antar manusia.
- Dinas kesehatan pusat dan daerah berkewajiban memfasilitasi petugas kesehatan
melalui pelatihan advokasi.
- Data hasil studi, survailence atau laporan merupakan pendukung informasi atau
program yang dilaksanakan. Sehingga data merupakan indicator evaluasi input
dalam advokasi.

2. Proses
Merupakan kegiatan untuk melakukan advokasi, oleh sebab itu proses advokasi
harus sesuai dengan bentuk kegiatan advokasi tersebut. Kegiatan advokasi yang
dilaksanakan diharapkan mendapatkan komitmen dan dukungan, misalnya dalam
bentuk peraturan daerah, undang-undang, surat keputusan, sarana prasarana, anggaran
kesehatan dan sebagainya. Untuk mencapai kegiatan tersebut, kegiatan advokasi
dilakukan dengan cara:
a. Lobi politik

3
Berbicara secara informal menyampaikan informasi atau masalah kesehatan
dan program yang akan dilaksanakan dengan pejabat atau tokoh politik. Lobi
dilakukan dengan membawa dan menunjukkan data yang akurat.
b. Seminar atau presentasi
Mengadakan seminar dan presentasi masalah kesehatan dan program yang
akan dilaksanakan disajikan secara menarik dengan gambar atau grafik,
seklaigus diskusi untuk membahas masalah tersebut secara bersama.
c. Media
Menggunakan media massa seperti media cetak dan elektronik utuk
menyajikan masalah kesehatan secara lisan, gambar, dalam bentuk artikel,
berita, menyampaikan pendapat diskusi, dan sebagainya. Media massa dapat
memengaruhi masyarakat serta menjadi tekanan bagi penentu kebijakan dan
pengambil keputusan.
d. Perkumpulan asosiasi peminat
Asosiasi atau perkumpulan orang yang mempunyai minat dan keterkaitan
terhadap masalah tertentu atau perkumpulan profesi juga merupakan bentuk
advokasi. Misalnya kelompok masyarakat peduli stunting merupakan
kumpulan orang yang peduli terhadap masalah stunting di masyarakat.
Kemudian kelompok ini melakukan kegiatan untuk mencegah dampak
stunting pada balita di lingkungannya. Kegiatan tersebut disamping partisipasi
menangani masalah stunting tetapi juga untuk menarik perhatian pejabat dan
pembuat kebijakan agar peduli terhadap stunting.
Setelah kegiatan dalam upaya memperoleh advokasi dilaksanakan, dapat
dilakukan evaluasi terhadap proses advokasi yang telah dilaksanakan. Beberapa
indikator dalam proses advokasi antara lain:
a. Berapa kali dilakukan lobi, dan kepada siapa lobi tersebut dilakukan.
b. Berapa kali menghadiri rapat atau pertemuan yang membahas masalah dan
program pembangunan termasuk program kesehatan, siapa yang mengadakan
rapat tersebut.
c. Berapa kali seminar atau lokakarya tentang masalah dan program kesehatan
diadakan, siapa yang diundang dalam acara tersebut.
d. Berapa kali pejabat menghadiri seminar atau lokakarya yang diadakan sektor
lain, dan membahas masalah dan program pembangunan.

4
e. Seberapa sering media lokal termasuk media elekronik membahas atau
mengeluarkan artikel tentang kesehatan yang terkait dengan kesehatan.

3. Output
Keluaran atau output advokasi bidang kesehatan, dapat diklasifikasikan dalam dua
bentuk, yakni output dalam bentuk perangkat lunak dan output dalam bentuk
perangkat keras.
a. Indikator output dalam perangkat lunak adalah peraturan- peraturan atau
undang-undang sebagai bentuk kebijakan atau perwujudan dari komitmen
terhadap program kesehatan, misalnya:
1. Undang-Undang
2. Peraturan Pemerintah
3. Keputusan Presiden
4. Keputusan Menteri
5. Peraturan Daerah
6. Surat keputusan Gubernur, Bupati atau Camat.
b. Indikator output dalam bentuk perangkat keras, antara lain :
1. Meningkatnya dana atau anggaran untuk pembangunan kesehatan.
2. Tersedianya atau dibangunnya fasilitas atau sarana pelayanan kesehatan
seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik dan sebagainya.
3. Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, misalnya air bersih, jamban
keluarga, jamban umum, tempat sampat dan sebagaianya.

D. Contoh Evaluasi Kegiatan Indikator Keberhasilan Advokasi


Di bawah ini akan diuraikan tentang evaluasi advokasi serta indikator-indikator
evaluasi tentang tiga komponen bentuk kegiatan indikator keberhasilan advokasi terrsebut
menurut Chandra (2015):
a. Input
Input untuk kegiatan advokasi yang paling utama adalah orang (man) yang akan
melakukan advocacy (advocator), dan bahan-bahan (material) yakni data atau informasi
yang membantu atau mendukung argument dalam advokasi. Indikator untuk
mengevaluasi kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan advokasi sebagai input
antara lain:

5
1. Beberapa kali petugas kesehatan, terutama para pejabat, telah mengikuti pelatihan-
pelatihan yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan hubungan antarmanusia
(human relation). Pada tingkat provinsi apakah kepala dinas, kepala subdinas, atau
kepala seksi telah memperoleh pelatihan tentang advokasi. Contohnya DPRD bersama
eksekutif dapat membuat regulasi dalam bentuk Peraturan Daerah terhadap pelayanan
KIA terutama masyarakat miskin yang dapat mengikat semua pihak / stakeholder
untuk mengupayakan pencapaian AKI dan AKB tersebut.
2. Sebagai institusi, dinas kesehatan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten, juga
mempunyai kewajiban untuk memfasilitasi para petugas kesehatan dangan
kemampuan advokasi melalui pelatihan-pelatihan. Oleh sebab itu pelatihan advokasi
yang diselenggarakan oleh pusat, dinas provinsi maupun dinas kabupaten juga
merupakan indicator input. Misalnya pemanfaatan kader yang telah dilatih atau
anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan di bidang advokasi khususnya di
bidang KIA.
3. Di samping input sumber daya manusia, evidence merupakan input yang sangat
pentig. Hasil-hasil studi, hasil surveillance atau laporan-laporan yang mehasilkan
data, diolah menjadi informasi, dan informasi dianalisis menjadi evidence. Evidence
inilah dikemas dalam media yang yang kemudian digunakan untuk memperkuat
argumentasi. Data-data demografi, sosial ekonomi, dan epidemiologi mempunyai
peran sentral. Karena Perencanaan kesehatan tidak bisa berjalan dengan baik jika
tidak didukung dengan data kuantitatif dan kualitatif yang memadai.

b. Proses
Proses advokasi adalah kegiatan untuk melakukan advokasi. Oleh sebab itu
evaluasi proses advokasi harus sesuai dengan bentuk kegiatan advokasi tersebut. Proses
advokasi dalam kesehatan ibu dan anak sangat erat hubungannya dengan stakeholder
dalam pelayanan KIA. Dengan demikian maka indikator proses advokasi antara lain:
1. Berapa kali melakukan lobying dalam rangka memperoleh komitmen dan dukungan
kebijakan terhadap program yang terkait dengan kesehatan. Dengan siapa saja lobying
tersebut dilakukan. Dalam proses advokasi kesehatan ibu dan anak, kita dapat
melakukan metode lobi terhadap dewan maupun kepala daerah terkait, serta
melakukan hearing atau dialog dengan dewan. Metode lobying dan metode dialog ini
merupakan metode yang paling banyak dilakukan dalam advokasi program KIBBLA
(Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak) khususnya. Metode lobi dipilih karena

6
cara ini relatif lebih mudah dan tidak terlalu banyak mengeluarkan sumber daya,
namun hasil dapat maksimal. Metode dialog dipilih karena tim advokasi dapat
memberikan penjelasan secara langsung dan detail yang menjadi permasalahan terkait
dengan kesehatan ibu dan anak.
2. Metode seminar maupun workshop. Metode ini juga memiliki banyak pengaruh
dalam advokasi kesehatan ibu dan anak, walaupun memerlukan tempat, waktu yang
tepat namun metode ini dapat memberikan justifikasi secara ilmiah dan tekanan
politis yang besar terhadap program kesehatan ibu dan anak.
3. Metode soasialisasi, kunjungan ke sasaran, media dengan publikasi maupun journalist
gathering, biasanya memberikan advokasi kepada kelompok sasaran yang kurang atau
tidak dalam kapasitasnya untuk mengambil keputusan. Seperti media posisinya
strategis dalam memberikan pengaruh terhadap sebuah program atau permasalahan
kesehatan ibu bayi baru lahir dan anak. Biasanya apapun permasalahannya yang
terkait dengan kesehatan, jika telah beredar di media massa, akan membuat "gerah"
para kepala daerah serta pihak terkait. Dengan demikian program tersebut akan
mendapat perhatian lebih.
c. Output
Keluaran atau output dari advokasi sektor kesehatan, dapat diklasifikasikan dalam
2 bentuk yaitu perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Indikator
output dalam bentuk perangkat lunak adalah peraturan atau undang-undang sebagai
bentuk kebijakan atau perwujudan dari komitmen politik terhadap program kesehatan
khususnya kesehatan ibu dan anak (KIA), misalnya:
1. Undang-undang
2. Peraturan Pemerintah
3. Keputusan Presiden
4. Keputusan Menteri atau Dirjen
5. Peraturan Daerah, Surat Keputusan Gubernur, Bupati atau Camat.
Sedangkan indikator output dalam bentuk perangkat keras, antara lain:
1. Meningkatnya dana atau anggaran untuk pembangunan kesehatan.
2. Tersedianya atau dibangunnya kualitas atau sarana pelayanan kesehatan seperti rumah
sakit, puskesmas, poliklinik dan sebagainya
3. Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan ibu dan anak (KIA) seperti stiker P4K,
buku KIA, serta posyandu.

7
Dilengkapinya peralatan kesehatan seperti laboratorium, peralatan pemeriksaan fisik
dan mobil ambulance untuk penanggulangan rujukan ibu saat melahirkan.

BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN

8
Kegiatan advokasi diharapkan menghasilkan suatu produk yaitu komitmen politik
dan dukungan kebijakan dari penentu kebijakan atau pembuat keputusan. Oleh karena
itu advokasi dalam bentuk kegiatan maka melalui : input - proses – output.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/6223516/Advokasi
Chandra, Manik. 2015. Advokasi.
(https://chandramanick.blogspot.com/2015/03/indikator-hasil- advokasi.html)
Pratomo, Hadi. 2013. Draf Akhir Advokasi Kesehatan dan Keluarga Berencana. FKM
UI, Jakarta.
Ryadi, A.L.S., dan Wijayanti, T. 2011. Dasar-Dasar Epidemiologi. Salemba Medika,
Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai