Anda di halaman 1dari 22

PANDANGAN ISLAM TERHADAP TRADISI SIMUNTU DI PARAMAN A

MPALU, KECAMATAN GUNUNG TULEH, KABUPATEN PASAMAN BA


RAT

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

M YAFI RAY

NISN : 0048743322

PEMBIMBING

YULFIDA S.pd

197105062005012006

MAN 1 PASAMAN

KECAMATAN LUBUK SIKAPING

KABUPATEN PASAMAN

0
LEMBARAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
“PANDANGAN ISLAM TERHADAP TRADISI SIMINTU DI DESA
PARAMAN AMPALU KECAMATAN GUNUNG TULEH
KABUPATEN PASAMAN BARAT”

NAMA : M.YAFI RAY


NISN : 0048743322
KELAS : XII IAI 1

PEMBIMBING : YULFIDA S,pd


NIP : 197105062005012006

Karya tulis ini ditulis sebagai salah satu syarat kelulusan di MAN 1
Pasaman tahun pelajaran

Menyetujui,
Pembimbing

Yulfida S,pd

NIP. 197105062005012006

Penguji I Penguji II

Drs.Yulinasri,MA Rifdatul Ula,S.Hum


NIP.1967077241994031004 NIP.19920807201903201

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah yang merajai alam semesta dan seisinya
yang telah memberikan anuugerah terbesarnya penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah yang berjudul: “Pandangan islam terhadap tradisi Simuntu di desa
Paraman Ampalu kec.gunung tuleh kabupaten Pasaman Barat”serta shalawat dan
salam selalu tercurahkan kepada suri tauladan sepanjang zaman Nabi Muhammad
SAW beserta, para sahabat ,damn para pengkutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini tidak
terlepas dari kemudahan yang selalu diberikan Allah SWT serta bantuan baik
secara material maupun spritual dari berbagai pihak yang selalu membimbing dan
mengarahkan penulis. Oleh karna itu dengan ketulusan hati penulis mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada:

 Kedua orang tua saya ayah tercinta Emrizal dan ibu Linda sari tercinta
yang telah mendidik, membesarkan, merawat dengan penuh kasih sayang
serta doa yang selalu dicurahkan disetiap langkah penulis yang telah
termotivasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini.
 Bapak Drs.Darwin,M.MPd selaku kepala Madrasah Aliyah Negri 1
Pasaman.
 Ibu Yulfida,S.Pd selaku pembimbing karya ilmiah ini, yang telah
membimbing saya dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bafi
penulis pribadi maupun orang lain.

2
Pasaman,22 januari 2023

M. Yafi Ray

DAFTAR ISI

PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH......................................................

ABSTRAK .......................................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan Penelitian...........................................................................
D. Manfaat Penelitian.........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kajian Teori...................................................................................
B. Prosesi Tradisi Simuntu...............................................................
C. Nilai Nilai Yang Terkandung Dalam Tradisi Simuntu................
D. Tujuan Diadakannya Acara Simuntu...........................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN...........................................................................

3
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan islam


tentang tradissimuntu di daerah Paraman Ampalu.penelitian ini menggunakan
metode pengumpulan data terhadap penelitian diperoleh melalui pengamatan dan
wawancara secara langsung. hasil penelitian menunjukan bahwa tradisi simuntu
adalah salah satu media hiburan atau penghibur di paraman amapalu. tradisi ini
dilakukan ketika acara acara kebesaran diParaman Ampalu. nilai agama, ekonomi
dan sosial yang menjadikan tradisi simuntu ini tetap dilestarikan sampai saat ini
ditengah arus globalisasi, modernisasi, sikap indifidualis,dan konsumtif.

Kata Kunci: Tradisi, Simuntu, ParamanAmpalu,

4
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Simuntu merupakanTradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Paraman


Ampalu sejak lama secara turun temurun.Tradisi Simuntu merupakanTradisi yang
digunakan saat acara Idhul Fitri maupun Idhul Adha dan acara acara besar
lainnya, dimana Simuntu salah satu media hiburan pada saat hari kebesaran di
Paraman Ampalu, selain bentuknya yang unik dan sudah menjadi ciri khas
Paraman Ampalu penggunaan Simuntu ini merupakan salah satu penggunaan
hasil dari alam yang barang barang yang tidak bisa dipakai dan dibentuk dengan
menyerupai Simuntu, bahan utama da smuntu ini yaitu Ijuk yang dilekatkan pada
badan seseorang dan pelepah pinang yang dijadikan dan dibentuk sebagai topeng
supaya menyerupai simuntu yang khas.

Tradisi di dalam Al-Qur'an Allah SWT sebut dengan al'urf, yang


maknanya adalah perkara yang baik (al-amru al-mustahsin), demikianlah Wahbah
Az-Zuhaili menjelaskan makna al urf ini adalah

ˬ‫َّﺼ ِﻟِﺢ َﺭ ِﺿ َﻲﻠﻟﺍ ُﻪ َﻋ ْﻨُﻬْﻢ َﺗَﻮ ُّﻗُﻔﻢْﻬ َﻋ ْﻦ ُﻛ ِّﻞ ِﻓْﻌ ٍﻞ َﺃْﻭ َﻗْﻮ ٍﻝ‬‫ﻱ ﻟﺍ َّﺴ َﻠِﻒﻟﺍ ﺎ‬ ‫َﻭ ِﻣ ْﻦ َﺃْﺧ َﻼِﻗِﻬْﻢ َﺃ‬
‫ِﻑ ْﺮ ُﻌ َﻷَّﻥﺍ ْﻟُﻌ ْﺮ َﻑ ِﻣ ْﻦ ُﺟ ْﻤ َﻠِﺔْ َﺣﻰَّﺘ َﻳْﻌ ِﺮ ُﻓﺍْﻮ ِﻣ ْﻴﺍَﺰ َﻧُﻪ ﻠَﻋ َﻰﺍ ْﻟ ﺎِﻜَﺘ ِﺏ ﻟﺍَﻭ ُّﺴ َّﻨِﺔ َﺃِﻭﻟﺍ‬،
‫ ُﺧ ﺍِﺬ ْﻟَﻌ ْﻔَﻮ َﻭ ْﺃُﻣ ْﺮﺎ ِﺑ ْﻟُﻌ ْﺮ ِﻑ َﻭ َﺃْﻋ ِﺮ ْﺽ َﻋ ﺍِﻦ ْﻟﺎَﺠ ﻴِﻫِﻠ َﻦ) ﻑﺍﺮﻋﻷﺍ‬:‫ِﺔَﻌ ْﻳِﺮ َّﺸ ﻟﺍ ﺎ َﻗ َﻝﻠﻟﺍ ُﻪ َﺗﺎَﻌﻰَﻟ‬،
‫ ﻑﺍﺮﻋﻷﺍ‬: 199

“Di antara budi pekerti kaum salaf yang shaleh, semoga Allah meridhai mereka, a
dalah penundaan mereka terhadap setiap perbuatan atau ucapan, sebelum mengeta
hui pertimbangannya menurut al-Qur’an dan hadits atau tradisi. Karena tradisi ter
masuk bagian dari syari’ah. Allah SWT berfirman: “Jadilah engkau pemaaf dan su
ruhlah orang mengerjakan yang ‘urf (tradisi yang baik), serta berpalinglah dari pa
da orang-orang yang bodoh.”. (QS. al-A’raf : 199).” (Al-Imam al-Sya’rani, Tanbi
h al-Mughtarrin, hlm 14).

Paparan diatas memberikan kesimpulan, bahwa tradisi dan budaya termasu


k bagian dari syari’ah (aturan agama), yang harus dijadikan pertimbangan dalam s
etiap tindakan dan ucapan, berdasarkan ayat al-Qur’an di atas.

B.RumusanMasalah

Bagaimana Pandangan lslam terhadap tradisi simuntu Di Paraman Ampalu


Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat

5
C.TujuanPenelitian

Dapat mengetahui Pandangan ilslam terhadap tradisisi muntu Di Paraman


Ampalu Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat

D.ManfaatPenelitian

I. Tradisi bukan menjadi penghalang diagama islam selagi itu belum menyal
ahi aturan agama.
II. Menambah pengetahuan dan wawasan kepada penulis dan pembaca menge
nai tradisi simuntu

E. Kajian Teori

Simuntu menurut KBBI adalah anak yang bertopeng atau bercoreng-


coreng muka dengan arang Perarakan Simuntu diselenggarakan setelah bulan suci
Ramadhan. Simuntu berpakaian daun pisang kering daun ijuk, Jerami padi dan
wajah ditutupi topeng yang terbuat dari pelepah pisang dan kardus bekas,
kemudian diarak mendatangi rumah-rumah penduduk dengan iringan alat music
tradisional diikuti dengan tari anjenaka.

Menurut Wikipedia simuntu atau dikenal cimuntu, simuntu (orang buruk)


merupakan salah satu peninggalan sejarah yang tidak bisa dilupakan oleh
masyarakat pagaruyuang tanah datar yang bagian tubuh Si Muntu dibungkus
dengan jerami serta menggunakan topeng. Si Muntu digunakan ketika ada acara-
acara keramaian di Pagaruyung untuk menghibur masyarakat yang hadir.
Si Muntu dikenal selalu membuat orang tertawa bahagia sambil
menghibur masyarakat disekitarnya Si Muntu keliling sambil meminta sumbangan
kepada masyarakat sekitarnya untuk membantu dalam kegiatan alek nagari di
daerah tersebut. Kostum yang dikenakan juga sangat unik. Membutuhkan
kreativitas untuk membuat karakter Simuntu. Dengan memanfaatkan bahan
seadanya seperti kerisik atau daun pisang kering, ijuk enau, karung, hingga
kantong plastik bekas. Bahan-bahan tersebut dililitkan kebagian badan sehingga
tertutup seluruh badan, hanya bagian tangan dan telapak kaki kelihatan. Dibagikan
wajah dipakaikan topeng dengan berbagai karakter.
Menurut tokoh adat di ParamanAmpaluSimuntu sudah ada sejak zaman
dahulu untuk mencari sumbangan bagi kegiatan kalangan anak muda.Simuntu ini
merupakan hiburan berbentuku postur manusia berbentuk raksasa(gargasi dalam
Bahasa mandahiling) berbadan tinggi dan besar berperut buncit bertaring tajam
berekor Panjang, namun tugas nya adalah sebagai penghibur masyarakat
kuhusunya anak anak dengan lucu dan jenaka dengan badan terbalut dengan bulu
bulu terbuat dari ijuk yang kasar dan Panjang dalam pagelaran tradisi ini
ditampilkan dengan iring iringan rombongan hiburan musik daerah atau
tradisional seperti gendang kulit,puput dan lain sebagainya yang bersifat jenaka

6
F.MetodePenelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam menyelidiki dan menelusuri


suatu masalah secara cermat dan teliti untuk mengumpulkan, mengolah,
melakukan analisis data, dan mengambil kesimpulan secara sistematis dan
objektif guna memecahkan suatu masalah untuk memperoleh suatu pengetahuan
yang berguna bagi kehidupan manusia( Rifai Abubakar, 2021).

G.JenisPenelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian


etnografis yang dimaksudkan untuk meneliti budaya yang ada pada suatu
masyarakat tertentu atau suatu kelompok tertentu (Suwarsono,2016). Pada
penelitian ini meneliti budaya di Nagari paraman amapalu kecamatan gunung
tuleh PasamanBarat .Dalam penelitian ini menggunakan bahan-bahan hasil
wawancara dan kepustakaan sebagai sumber data penelitian atau disebut juga
dengan library research, dimana metode yang digunakan untuk mengumpulkan
data dari berbagai literatur. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis artinya bahwa
penelitian ini termasuk lingkup penelitian yang menggambarkan, menelaah,
menjelaskan yang berkaitan dengan penelitian.

H.PendekatanPenelitian

Pendekatan penelitian adalah termasuk kedalam kategori kualitatif.


Melalui pendekatan ini peneliti dapat memperoleh informasi secara langsung dari
pihak yang terkait dalam rangka memahami tentang bodikir, Penelitian ini bersifat
memberikan deskripsi dan kategorisasi berdasarkan kancah penelitian (M.
Musfiqon, 2012). Kemudian pendekatan kualitatif bertujuan untuk
mendeskripsikan sebuah fenomena sosial yang diteliti, namun yang terpenting
adalah menjelaskan dan mendeskripsikan makna dari fenomena yang muncul.
Berkaitan dengan hal tersebut peneliti berusaha untuk mendeskripsikan Tradisisi
muntu disetiap acara acara kebesaran di nigari Paraman Ampalu kecamatan
gunung tuleh Pasaman Barat.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah


wawancara (interview). Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data
penelitian melalui pertanyaan yang diajukan secara lisan kepada responden untuk
menjawabnya dan jawaban-jawaban responden dicatatat audirekam dengan
Teknik wawancara tidak terstruktur yaitu pewawancara tidak menggunakan daftar
pertanyaan atau daftar isian sebagai pedoman yang tegas. Sehingga dalam

7
wawancara ini pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tidak sistematis, melompat-
lompat dari suatu peristiwa/topik ke peristiwa/topik yang lain ( Surahman,2016).

J. Kajian Pustaka

Kajian pustaka (research library) dilakukan dengan mengadakan


penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, dan karya ilmiah lainnya.
Teknis yang digunakan adalah mengumpulkan, mengidentifikasikan, lalu
membaca untuk mencari dan memahami data yang diperlukan kemudian
dilakukan pencatatan atau pengutipan.

K.Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan tiga Langkah yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

L.Reduksi Data

Reduksi adalah menggolongkan hasil data, mengarahkan, membuang yang


tidak perlu dan mengorganisasinya sehingga memudahkan penarikan kesimpulan
atau verifikasi yang berguna untuk menajamkan pemaparan,. Cara mereduksi data
adalah dengan melakukan seleksi, membuat ringkasan atau uraian singkat dan
menggolong-golongkan kedalam suatu pola yang luas.

M.Penyajian Data

Proses penyajian data dalam penelitian ini meliputi analisis secara


kualitatif deskriptif sehingga akan didapatkan pemahaman apa yang sedang terjadi
dan apa yang harus dilakukan. Penyajian data berwujud data tersusun sehingga
memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

N. Penarikan SimpulanatauVerifikasi

Penarikan simpulan atau verifikasi adalah usaha untuk mencari atau


memahami makna atau arti, keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat
atau proposisi. Kesimpulan yang telah diambil selanjutnya akan dilakukan
verifikasi dengan membandingkan dengan teori yang sudah ada. Dalam penarikan
kesimpulan ini didasarkan pada reduksi data dan penyajian data

8
BAB II

PEMBAHASAN

A.Tradisi Simuntu

Dalam acara perayaan Idhul fitri dan Idhul adha khususnya di desa
Paraman Ampalu ada sebuah perayaan acara hiburan atau penghibur diantaranya
tradisi simuntu.tradisi simuntu di Paraman Ampalu adalah sebuah acara yang
mampu membuat penonton terpingkal-pingkal akibat tingkah lucunya, sungguh
menghibur hati terutama bagi anak-anak, biasanya Simuntu digunakan untuk
mencari sumbangan dan sumbangan itu diperuntukan bagi kepentingan
masyarakat seperti kegiatan keagamaan dan sosialmasyarakat

Simuntu menurut KBBI adalah anak yang bertopeng atau bercoreng-


coreng muka dengan arang Perarakan Simuntu diselenggarakan setelah bulan suci
Ramadhan. Simuntu berpakaian daun pisang kering daun ijuk, Jerami padi dan
wajah ditutupi topeng yang terbuat dari pelepah pisang dan kardus bekas,
kemudian diarak mendatangi rumah-rumah penduduk dengan iringan alat music
tradisional diikuti dengan tarian jenaka. Masyarakat yang berdiri di pintu rumah
menantikan kedatangan Simuntu sambal memegang uang receh, lalu Ketika
Simuntu menari-nari dihalaman rumah mereka, sipemilik rumah memasukan uang
receh tersebut kekantong plastic besar yang tergantung di leher Simuntu.
Diberbagai daerah juga simuntu digunakan tidak hanya untuk media hiburan saja
contohnya Di Nagari Koto Malintang Kabupaten Agam, Simuntu digunakan
sebagai Media penolak bala, sedangkan di Nagari Andaleh Baruah Bukik
Kabupaten Tanah Datar dan Nagari Ganggo Mudiak Kabupaten Pasaman Simuntu
digunakan untuk menghimpun dana untuk kegiatan dan pembangunan nagari

Menurut Wikipedia simuntu atau dikenal cimuntu, simuntu (orang buruk)


merupakan salah satu peninggalan sejarah yang tidak bisa dilupakan oleh
masyarakat pagaruyuang tanah datar yang bagian tubuh Si Muntu dibungkus
dengan jerami serta menggunakan topeng. Si Muntu digunakan ketika ada acara-
acara keramaian di Pagaruyung untuk menghibur masyarakat yang hadir.
Si Muntu dikenal selalu membuat orang tertawa bahagia sambil
menghibur masyarakat disekitarnya Si Muntu keliling sambil meminta sumbangan
kepada masyarakat sekitarnya untuk membantu dalam kegiatan alek nagari di
daerah tersebut. Kostum yang dikenakan juga sangat unik. Membutuhkan
kreativitas untuk membuat karakter Simuntu. Dengan memanfaatkan bahan
seadanya seperti kerisik atau daun pisang kering, ijuk enau, karung, hingga
kantong plastik bekas. Bahan-bahan tersebut dililitkan kebagian badan sehingga

9
tertutup seluruh badan, hanya bagian tangan dan telapak kaki kelihatan. Dibagikan
wajah dipakaikan topeng dengan berbagai karakter.
Menurut tokoh adat di ParamanAmpalu Simuntu sudah ada sejak zaman
dahulu untuk mencari sumbangan bagi kegiatan kalangan anak muda.Simuntu ini
merupakan hiburan berbentuku postur manusia berbentuk raksasa(gargasi dalam
Bahasa mandahiling) berbadan tinggi dan besar berperut buncit bertaring tajam
berekor Panjang, namun tugas nya adalah sebagai penghibur masyarakat
kuhusunya anak anak dengan lucu dan jenaka dengan badan terbalut dengan bulu
bulu terbuat dari ijuk yang kasar dan Panjang dalam pagelaran tradisi ini
ditampilkan dengan iring iringan rombongan hiburan musik daerah atau
tradisional seperti gendang kulit,puput dan lain sebagainya yang bersifat jenaka
sebagai imbalannya simuntu tersebut diberi sumbangan oleh warga setempat
berbentuk saweran dan hasilnya dikumpulkan untuk dibagikan pada orang orang
yang membutuhkan pada hari raya tersebut contohnya diberikan pada anak yatim
dan fakir miskin hal ini sesuai dengan kaca mata agama dan social untuk saling
bantu membantu diantara sesama terlebihnya pada hari besar ( hari raya) semua
umat islam tidak boleh bersedih apalagi kelaparan pada saat hari raya.
Alkisah suatu ketika acara kesenian memerlukan biaya yang cukup besar.
Sumbangan tokohadat saja tidak mencukupi. Mau diminta kepada masayarakat
nagari, tidak ada yang mau menjalankannya. Ketika itulah ide untuk membuat
simuntu ditemukan.Simuntu diarak keliling kampung dia tidak bersuara,dia tidak
pula meminta, Tetapi di kedua tangannya terpegang tangguk kosong. Bila merasa
senang dengan kehadiran simuntu yang bisa melenggang lenggok di jalan sambil
diiringi alunan music tradisional, maka berilah sesuatu ke dalam tangguk yang dia
pegang setiap acara di nagari Paraman Ampalu ini warga selalu menantikan
Simuntu ke rumahnya, rupanya kehadiran simuntu dapat menggugah hati
masyarakat di Paraman Ampalu ,Jarang rumah yang didatangi tidak memberikan
sumbangan. Sehingga modal untuk acara sosial dan keagamaan tersebut berlebih
sejak saat itulah tradisi simuntu ini terus dilestarikan sampai saat sekarang ini
untuk membantu penghimpunan dana bagi masyarakat di nigari Paraman
Ampalu.penghimpunan dana tersebut sering diberikan untuk kebutuhan social
kepemudaan dan keagamaan.

Tradisi simuntu ini bukan sekedar arak-arakan biasa bagi masyarakatnya.


Dalam tradisi ini terdapat fungsi yang mengandung ajaran nilai-nilai luhur yang
menjadi identitas masyarakat Tradisi simuntu juga mempunyai fungsi bagi
masyarakatnya yaitu: yakni sebagai alat percerminan anganangan kolektif.,
Sebagai alat pengesahan lembaga kebudayaan , Sebagai alat pendidikan anak,
Sebagai hiburan dan alat pemersatu masyarakat, Sebagai media kreativitas.

B.Pandangan Islam Terhadap Tradisi Simuntu

10
Dalam tinjauan islam tradisi disebut juga al'urf, yang maknanya adalah
perkara yang baik dalam alquran surah al araf 199

“Di antara budi pekerti kaum salaf yang shaleh, semoga Allah meridhai
mereka, adalah penundaan mereka terhadap setiap perbuatan atau ucapan,
sebelum mengetahui pertimbangannya menurut al-Qur’an dan hadits atau tradisi.
Karena tradisi termasuk bagian dari syari’ah. Allah SWT berfirman: ““Jadilah
engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ‘urf (tradisi yang baik),
serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.”. (QS. al-A’raf : 199).” (Al-
Imam al-Sya’rani, Tanbih al-Mughtarrin, hlm 14).

Paparan diatas memberikan kesimpulan, bahwa tradisi dan budaya


termasuk bagian dar isyari’ah (aturan agama), yang harus dijadikan pertimbangan
penulis dalam hal ini mengutip interpretasi penafsiran mufassir modern Indonesia,
yaitu Tengku Muhammad Hasby Asshidiqieqy dalam Tafsir al-Qur’anul Majid
an-Nur, berkaitan dengan ayat ini mufassil rasal bumi Aceh ini menuturkan
bahwasanya : adat-adat agama dan kaidah-kaidahnya berlaku mudah serta lapang,
dan sekeligus menjauhkan dari hal-hal yang mempersulit diri. Dalam ayat ini
Allah SWT menyuruh Rasulullah SAW untuk menegakkan dua sendi umum
mengenai peradaban dan hukum, yaitu Dua Sendi Umum Mengenai Hukum:

1. Menerima sekedar yang mudah dilakukan orang. Serta jangan meminta


sesuatu yang mempersulit diri sendiri.
2. Menyuruh yang berbauma’ruf, yaitu mengerjakan segala hal yang
diperintahkan syara. (Ashiddieqy, 2000, p. 1535). Penafsiran Tengku
Muhammad Hasby Ashidiqie, pada point kedua selaras dan seirama
dengan Abu al-Muzaffar Al-Sam’ani. Beliau mengatakan: ‫َو اْلُعْر ُف َم ا َيْع ِرُفُه‬
‫( الّنَاُس َو َيَتَع اَر ُفْو َنُه ِفْيَم ا َبْيَنُه‬urf yaitu sesuatu yang dikenal oleh masyarakat dan
mereka jadikan tradisi dalam interaksi di antara mereka. (Al-Sam’ani, p.
29)

Lebih dari itu, ulama bumi Aceh ini perihal kalimat ma’ruf, cukup energik.
Karena mengaitkanya dengan humanisme, yaitu perbuatan-perbuatan yang
bersifat ketaatan, mendekatkan diri pada Allah SWT, serta berbuat kebajikan
kepada manusia (bersifat kemanusiaan). Oleh karenanya tidak heran, berkaitan

11
dengan ayat ini Ja’far ash-Shodiq mengatakan, sebagai mana dikutip oleh Hasby
Ashidiqie dalam tafsirnya:

‫َلْيَس فى اْلُقْر آِن آَيٌة َأْج َم َع ِلَم َك اِر ِم األْخ َالِق ِم ْنهأ‬

“Dalam Al-Qur’an tidak terdapat sesuatu yang lebih mencakup dasar-dasar


perangai (karakter) yang muliase lain dari pada ayatini’’ (Ashiddieqy, 2000, p.
1535) dalam setiap tindakan dan ucapan, berdasarkan ayat al-Qur’an di atas.
Identiknya kebudayaan simuntu yang ada di Paraman Ampalu ini dapat
memperkaya budaya islam nusantara seperti kebudayaan islam lainnya
( sholawatan, tahlilan, saketan dan lain lain) karna tumbuh dan berkembang pada
saat bersamaaan yaitu untuk memeriahkan hari besar islam dan membantu orang
miskin dan golongan bawahan pada hari hari yang dibutuhkan, Sebagian pendapat
mengklaim bahwa asal budaya atau tradisi simuntu ini berasal dari kabupaten
Pasaman Barat masyarakat mandeling khususnya dan ada juga yang menyatakan
bahwa tradisi ini berasal dari masyarakat minang namun itu semua tidak menjadi
persoalan yang terpenting itu semua adalah untuk memperkaya adat budaya islam
nusantara.

Jadi tradisi bukan menjadi penghalang selagi tradisi tersebut tidak


menyalahi aturan agama seperti tradisi yang ada desa Paraman Ampalu yaitu
tradisi simuntu, tradisi simuntu ini tidak menjadi penghambat atau penghalangan
karna tradisi ini tidak melanggar suatu ketentuan dalam islam bahkan tradisi
simuntu ini menjadi sangat bermanfaat untuk membantu masyarakat dalam
memenuhi kebutuhannya dihari raya khususnya di ParamanAmpalu, didalam
alquran Allah STW juga memerintahkan kita untuk membantu dan meringankan
beban saudara kita yang sedang membutuhkan yaitu dalam QS Al maidah ayat 2
yang artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.
Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.

Imam Nawawi Rahimullah juga pernah berkata,”Barang siapa yang


memberi petunjuk pada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang
yang mengikutinya, begitu pula sebaliknya barang siapa yang memberi petunjuk
pada kejelekan maka ianakan mendapatkan dosa dariorang yang mengikutinya
atau orang yang mengamalkannya , jadi dalam tradisi simuntu ini kita diajarkan
tentang tolong menolong diantara sesama yang dilakukan oleh masayarakat
paraman ampalu dalam tradisi simuntu ini bukan terdapat nilai kesenian
didalamnya namun terdapat pula nilai sosial yang digunakan untuk menolong
masayarakat paraman ampalu yang membutuhkan khususnya pada saat hari raya
atau hari besar lainnya.

12
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tradisi bukan menjadi penghalang selagi tradisi tersebut tidak menyalahi


aturan agama seperti tradisi yang ada desa Paraman Ampalu, tradisi simuntu ini
tidak menjadi penghambat atau penghalang karna tradisi simuntu tidak melanggar
suatu ketentuan dalam islam bahkan tradisi simuntu ini menjadi sangat
bermanfaat untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dalam memenuhi
kebutuhannnya dihari raya khususnya di Paraman Ampalu contohnya diberikan
pada anak yatim dan fakir miskin.

B.Saran

Tradisi Simuntu ini untuk kedepannya agar tetap dipertahankan dan


dilestarikan karena Tradisi ini tidak menjadi penghalang dalam beragama bahkan
bahkan mengandung ajaran nilai-nilai luhur didalamnya, seperti mempererat tali
persaudaraan, kebersamaan, dan semangat gotong-royong dan menjaga kerukunan
hidup dalam masyarakat.

13
DAPTAR PUSTAKA

Azzara, M. A., Erianjoni, E., & Mardhiah, D. (2018). Perubahan Fungsi Zikwan,
A. B. (2018).Dokumentasi dan Analisis Fungsi Arakan Si Muntu di Nagari
Koto Malintang,

Andaleh Baruah Bukik, Ganggo Mudiak dan Surantiah(Doctoral dissertation,


UNIVERSITAS ANDALAS).Tradisi Simuntu Dalam Kehidupan
Masyarakat Minangkabau. Jurnal Perspektif, 1(4), 33-38.

Sanoppan, A. R., Kadir, E., & Sy, H. (2022). Pertunjukan Simuntu dan Tari
Kreasi Karya Yeni Eliza dalam Sepekan Kesenian Tradisi di Nagari
Andaleh Baruh Bukik. Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni,
5(1), 43-56.

Mu'allim, A. (1995). Adat Kebiasaan dan Kedudukannya dalam Perkembangan


Hukum Islam di Indonesia.

Hakim, N. (2017). Konflik Antara Al-‘Urf (Hukum Adat) dan Hukum Islam Di
Indonesia. EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial, 3(2).

14
LAMPIRAN

15
Gambar Simuntu Paraman Ampalu

16
Gambar Simuntu Paraman Ampalu

17
Gambar Wawancara

18
Saya : Assalamualaikum,pak maaf mengganggu waktunya saya m.yafi
ray siswa dari MAN 1 Pasaman ingin meminta waktu bapak untuk sedikit
berbincang mengenai tradisi simuntu di paraman ampalu ini sebagai tugas akhir
saya mengenai pandangan islam terhadap tradisi simuntu di paraman ampalu.

Narasumber : waalaikunsalam,baik Ananda silahkan….

Saya : seperti yang kita ketahui tradisi simuntu ini sudah lama di
paraman ampalu kan pak?

Narasumber : iyaa…. tradisi simuntu ini sudah ada sejak zaman dahulu untuk
mencari sumbangan bagi kegiatan kalangan anak muda.

Saya : jadi ciri ciri simuntu ini gimana pak?

Narasumber : Simuntu ini berbentuk postur manusia berbentuk raksasa(gargasi


dalam Bahasa mandahiling) berbadan tinggi dan besar berperut buncit bertaring
tajam berekor Panjang dan berwajah seram, badan terbalut dengan bulu bulu
terbuat dari ijuk yang kasar dan Panjang dalam pagelaran tradisi ini ditampilkan
dengan iring iringan rombongan hiburan musik daerah atau tradisional seperti
gendang kulit,puput dan lain sebagainya yang bersifat jenaka.

Saya : tujuan tradisi ini untuk apa pak?

Narasumber : simuntu ini digunakan sebagai media penghibur bagi masyarakat


paraman ampalu pada hari raya biasanya kuhusunya anak anak dengan lucu dan
jenaka dengan diarak keliling kampung dengan alunan musik dengan memegang
tangguk kecil ditangannya yang sebagai imbalannya simuntu tersebut diberi
sumbangan oleh warga setempat berbentuk saweran dan hasilnya dikumpulkan
untuk dibagikan pada orang orang yang membutuhkan pada hari raya tersebut
contohnya diberikan pada anak yatim dan fakir miskin hal ini sesuai dengan kaca
mata agama dan social untuk saling bantu membantu diantara sesama terlebihnya
pada hari besar ( hari raya) semua umat islam tidak boleh bersedih apalagi
kelaparan pada saat hari raya.
Saya : sejaraahnya apa pak supaya ada tercipta tradisi simuntu ini?
Narasumber : Alkisah dahulu kala suatu ketika acara kesenian memerlukan
biaya yang cukup besar. Sumbangan tokohadat saja tidak mencukupi. Mau
diminta kepada masayarakat nagari, tidak ada yang mau menjalankannya. Ketika
itulah ide untuk membuat simuntu ditemukan.Simuntu diarak keliling kampung
dia tidak bersuara,dia tidak pula meminta, Tetapi di kedua tangannya terpegang
tangguk kosong. Bila merasa senang dengan kehadiran simuntu yang bisa
melenggang lenggok di jalan sambil diiringi alunan music tradisional, maka
berilah sesuatu ke dalam tangguk yang dia pegang setiap acara di nagari Paraman
Ampalu ini warga selalu menantikan Simuntu ke rumahnya, rupanya kehadiran
simuntu dapat menggugah hati masyarakat di Paraman Ampalu ,Jarang rumah

19
yang didatangi tidak memberikan sumbangan. Sehingga modal untuk acara sosial
dan keagamaan tersebut berlebih sejak saat itulah tradisi simuntu ini terus
dilestarikan sampai saat sekarang ini untuk membantu penghimpunan dana bagi
masyarakat di nagari Paraman Ampalu.penghimpunan dana tersebut sering
diberikan untuk kebutuhan sosial kepemudaan dan keagamaan.

Saya : baik pak terima kasih atas waktunya.

Narasumber : baik Ananda sama sama .

Bersama Narasumber pada 21 Januari 2023

Nama :Muhardi

Umur : 56 tahun

Alamat :Paraman Ampalu, Nagari rabi jonggor

Tokoh Adat ParamanAmpalu

20
21

Anda mungkin juga menyukai