Anda di halaman 1dari 9

GAYA KEPEMIMPINAN

Dosen Pengampu: Anak Agung Ngurah Mayun Narindra, SE, M.Si

Oleh:

Kelompok 2:

1. Luh Rista Andayani (202132121424)


2. Ni Luh Kartyka Sinta Dewi (202132121650)
3. Ni Putu Eka Satyawati (202132121341)
4. Ni Komang Rai Sekarini (202132121342)
5. Ni Ketut Suprianti. (202132121510)
6. Kadek Adelia Oktaviani (202132121177)
7. I Made Anggara Dwitama (202132121191)
8. I Komang Yudis Widiarta (202132121195)

UNIVERSITAS WARMADEWA

TAHUN AJARAN 2023 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA TAHUN AJARAN 2023


Definisi Gaya Kepemimpinan

gaya kepemimpinan adalah suatu perilaku yang dengan konsisten


dilakukan oleh seseorang yang memimpin suatu kelompok. Cara seorang
pemimpin bertindak dapat memengaruhi anggota kelompok dan
membentuk gaya kepemimpinan. Itulah kenapa ketika menjadi seorang
pemimpin, Anda tentu harus bisa menerapkan gaya kepemimpinan yang
tepat. Hal ini bertujuan untuk membuat anggota tim merasa nyaman dalam
bekerja, sehingga tujuan bisnis pun bisa tercapai dengan baik dan efisien.

Gaya kepemimpinan mengacu pada pendekatan perilaku yang digunakan


oleh pemimpin dalam memengaruhi, memotivasi, dan mengarahkan
anggotanya. Setiap jenis gaya kepemimpinan menentukan cara pemimpin
dalam menerapkan rencana dan strategi untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan sekaligus memperhatikan harapan para pemangku kepentingan
(stakeholder) serta kesejahteraan dan keamanan anggota timnya.

Kepemimpinan yang efektif lebih banyak bergantung pada gaya


kepemimpinan. Kemampuan seorang pemimpin dalam mengambil kendali
dan keputusan sangatlah penting. Selain itu, seorang pemimpin perlu
mengetahui gaya kepemimpinan yang efektif dan cocok diterapkan pada
organisasi atau situasi tertentu supaya mencapai keberhasilan. Intinya,
memahami gaya kepemimpinan membantu seorang pemimpin dalam
mengambil kepemilikan, kontrol, dan tanggung jawab terhadap ukuran dan
lingkup tugas yang dihadapi.

Tidak ada satupun pemimpin yang berhasil dengan hanya menerapkan


satu macam gaya kepemimpinan untuk segala situasi. Oleh sebab itu,
pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu menerapkan gaya
kepemimpinan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dialami.
1. Otoriter

Gaya leadership otoriter menempatkan seorang pemimpin sebagai orang


yang berkuasa penuh atas segala hal yang terjadi di dalam kelompok.
Umumnya, mereka akan mendominasi dan memaksakan pendapat pribadi
untuk bisa diterima oleh semua anggota tim. Meskipun cara memimpin
seperti ini akan menimbulkan ketidaknyaman di dalam tim, tapi masih ada
sisi positif yang bisa Anda pelajari dari gaya kepemimpinan otoriter.
Pemimpin otoriter biasanya mampu lebih tegas dalam menyikapi
kesalahan anggotanya. Selain itu, pengambilan keputusan bisa terjadi
secara cepat karena kendali penuh yang dimilikinya. Namun, sering kali
hal ini jadi bumerang yang menyebabkan karyawan merasa tertekan hingga
memutuskan untuk berhenti kerja Manfaat:

Pemimpin otokratis dapat meningkatkan produktivitas melalui


pendelegasian, memberikan komunikasi yang jelas dan langsung,
mengurangi stres karyawan jika mampu membuat keputusan sendiri
dengancepat.
Tantangan:

Pemimpin otokratis sering rentan terhadap stres tingkat tinggi karena


mereka merasa bertanggung jawab atas segala hal. Sebab mereka kurang
fleksibel dan sering tidak mau mendengar ide orang lain, ditambah para
peminmin Sebelum melakukan tindakan operasi, ahli bedah dengan
hatihati menceritakan aturan dan proses ruang operasi dengan setiap
anggota tim yang akan membantu selama operasi. Dia ingin memastikan
semua orang jelas tentang tujuan dan mengikuti setiap prosedur dengan
hati-hati sehingga operasi berjalan semulus mungkin.
2. Demokratis

Gaya demokrasi yang juga disebut gaya partisipatif adalah kombinasi dari
tipe pemimpin otokratis dan lepas tangan. Pemimpin yang demokratis
adalah seseorang yang meminta masukan dan mempertimbangkan
feedback dari timnya sebelum mengambil keputusan. Karena anggota tim
merasa suara mereka didengar dan kontribusi mereka penting, gaya
kepemimpinan yang demokratis sering kali dipuji karena mendorong
tingkat keterlibatan karyawan dan kepuasan tempat kerja yang lebih tinggi.

Karena jenis kepemimpinan ini mendorong diskusi dan partisipasi, ini


adalah gaya yang sangat baik untuk organisasi yang berfokus pada
kreativitas dan inovasi. Kriteria gaya kepemimpinan ini ialah: Berikan
semua informasi kepada tim saat membuat keputusan Mempromosikan
lingkungan kerja sebagai tempat semua orang berbagi ide mereka

Manfaat: Di bawah gaya kepemimpinan ini, karyawan dapat merasa


diberdayakan, dihargai, dan disatukan. Ini juga membutuhkan lebih sedikit
pengawasan manajerial, karena karyawan biasanya menjadi bagian dari
proses pengambilan keputusan dan mereka harus tahu apa yang harus
dilakukan.

Berbeda dengan otoriter, gaya kepemimpinan demokratis justru


memberikan kesempatan kepada setiap anggota timnya untuk
menyampaikan opini masing-masing. Tipe kepemimpinan seperti ini
umumnya lebih disukai karena karyawan merasa lebih didengarkan.
Meskipun secara personal hal ini akan membawa suasana kerja yang lebih
nyaman, tapi ada beberapa kelemahan yang menyertainya. Pemimpin
mungkin akan kesulitan dalam mengambil keputusan karena banyaknya
gagasan yang harus dipertimbangkan. Hal ini juga rentan menimbulkan
perseteruan antar karyawan apabila masing-masing anggota tim bersikeras
mempertahankanpendapatnya

Manfaat:

Di bawah gaya kepemimpinan ini, karyawan dapat merasa diberdayakan,


dihargai, dan disatukan. Ini juga membutuhkan lebih sedikit pengawasan
manajerial, karena karyawan biasanya menjadi bagian dari proses
pengambilan keputusan dan mereka harus tahu apa yang harus dilakukan.
Tantangan:
Gaya kepemimpinan ini berpotensi menjadi tidak efisien karena
membutuhkan waktu lama untuk mengorganisir diskusi, mendapatkan ide
dan feedback, mendiskusikan kemungkinan hasil, dan
mengkomunikasikan keputusan. Ini juga dapat menambah tekanan sosial
kepada anggota tim yang tidak suka berbagi ide dalam grup. Contoh:
Seorang manajer toko telah mempekerjakan banyak anggota tim yang
fokus dan dapat dia percayai. Saat memutuskan desain lantai, ia hanya
bertindak sebagai moderator bagi timnya untuk maju dengan ide anggota
tim yang lain 3. Liberal

Tipe kepemimpinan ini adalah tipe yang memberikan kebebasan kepada


anggotanya untuk melakukan tugasnya. Cara yang biasa dilakukan oleh
tipe kepemimpinan ini adalah membuat anggota nyaman, agar tugas yang
diberikan kepadanya cepat selesai. Pemimpin dengan tipe kepemimpinan
ini cenderung tidak banyak mengintervensi namun tetap mengawasi kerja
para anggotanya.
4. Laissez faire

Pemimpin Laissez-faire memastikan bahwa anggota tim memahami tujuan


dan visi organisasi, tetapi membiarkan mereka menentukan cara untuk
mencapai tujuan tersebut, juga memberikan dukungan dan bantuan kepada
anggota tim saat diperlukan, tetapi jarang memberikan arahan dan
pengawasan. Gaya kepemimpinan Laissez-faire bekerja dengan baik ketika
anggota tim memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kepercayaan diri
yang tinggi, dan dapat bekerja dengan mandiri dan efektif. Namun, gaya
ini dapat menjadi tidak efektif jika anggota tim membutuhkan banyak
arahan dan pengawasan, atau jika ada masalah yang memerlukan intervensi
pemimpin.

Contoh Gaya Kepemimpinan Laissez Faire

Pada dasarnya, pemimpin Laissez Faire adalah sosok pemimpin yang


memberikan kebebasan yang besar kepada setiap orang yang dipimpinnya,
baik dalam melakukan pekerjaan ataupun dalam pengambilan keputusan
penting sekalipun. Dengan begitu, setiap orang yang ada dalam organisasi
dapat bekerja dengan cara yang menurutnya tepat, tanpa adanya tekanan
atau batasan dari pemimpinnya. Pasalnya, pemimpin hanya akan memberi
partisipasi yang sangat sedikit dalam hal seperti ini. Bahkan dalam
beberapa kasus, pemimpin tidak akan ikut terlibat dalam menentukan
tugas-tugas yang harus dilakukan oleh bawahannya, yang berarti mereka
secara bebas dapat memilih tugas mana yang hendak dilakukan. Bahkan
saat memberikan komentar sekalipun, pemimpin tidak pernah bermaksud
untuk mengatur atau menilai bawahannya.

Hanya saja, disamping sikap yang seakan tidak peduli dengan keadaan para
bawahannya, pemimpin Laissez Faire cukup menuntut agar setiap anggota
selalu siap dan dapat memberi informasi ketika ia memintanya. Dilansir
dari Asikbelajar.com, Handoko dan Reksohadiprodjo (1997) menjelaskan
3 ciri dari pemimpin dengan gaya kepemimpinan Laissez Faire, yaitu:

1. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri


2. Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum
3. Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk mencapai
tujuan dalam segala hal yang mereka anggap cocok.

Dengan sikap memimpin yang seperti ini, maka kekacauan bukan lagi
menjadi hal yang jarang terjadi dalam organisasi yang dipimpin olehnya.
Bagaimana tidak, bawahan sama sekali tidak mendapatkan arahan dari
pemimpinnya. Disini pemimpin sebenarnya tidak dapat dikatakan
benarbenar memimpin organisasinya, dan bahkan setiap pencapaian yang
diperoleh tidak pernah lepas dari orang-orang yang kompeten di
bawahnya.Sebagai karyawan, tentunya kamu harus bisa mengatur gaji
supaya pas untuk semua kebutuhan kamu.
PENUTUP

Kesimpulan: gaya kepemimpinan adalah suatu perilaku yang dengan


konsisten dilakukan oleh seseorang yang memimpin suatu kelompok. Cara
seorang pemimpin bertindak dapat memengaruhi anggota kelompok dan
membentuk gaya kepemimpinan. Itulah kenapa ketika menjadi seorang
pemimpin, Anda tentu harus bisa menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat.
Gaya kepemimpinan mengacu pada pendekatan perilaku yang digunakan oleh
pemimpin dalam memengaruhi, memotivasi, dan mengarahkan anggotanya.
Setiap jenis gaya kepemimpinan menentukan cara pemimpin dalam
menerapkan rencana dan strategi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
sekaligus memperhatikan harapan para pemangku kepentingan (stakeholder)
serta kesejahteraan dan keamanan anggota timnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://semakaruniakarunia.blogspot.com/2018/03/fungsi-peran-dan-

mengidentifikasiperan.html?m=1 http://repository.uin-

suska.ac.id/4368/3/10.%20BAB%20II%281%29.pdf

Anda mungkin juga menyukai