Makalah Reni Anggriani
Makalah Reni Anggriani
DI SUSUN
Anggota : Anggun
Assalamualaikum, Wr, Wb
Segala puji hanya kepada Allah, tuhan semesta alam yang telah menciptakan alam
semesta beserta isinya. Karena rahmad dan karunianya kami dapat menyelasaikan Makalah
yang berjudul “STATEGI BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH” ini dengan
tepat pada waktunya. Semoga shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya kepada jalan teran benderang yaitu Diinul
Islam.
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai pembelajaran kami, juga kepada para
pembaca dan diharapkan bisa menjadi bermanfaat dikemudian hari.
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembalajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan sarat yang bersifat membangun, guna penulisan makalah
yang lebih baik di masa yang akan datang. Akhir kata, kami sampaikan terimah kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Wassalamu’alaikum Wr,Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
Sanpul/Cover ......................................................................................................................i
A. Kesimpulan ............................................................................................................11
B. Saran ......................................................................................................................11
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun berkelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal,
dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling, Prinsip-prinsip bimbingan harus
diterjemahkan kedalam program-program sebagai pedoman pelaksanaan di sekolah.
Di dalam membuat program tersebut, kerjasama konselor dengan personel lain di sekolah
merupakan suatu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Kerjasama ini akan menjamin
tersusunnya program bimbingan dan konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta
realistik. Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah atau
madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum
(perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah
menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseling, agar
mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya
(menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Program bimbingan
dan konseling mengandung empat komponen pelayanan, yaitu pelayanan dasar bimbingan,
pelayanan responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem.
Perlu kita sadari bahwa klien yang akan dihadapi oleh seorang konselor memiliki
karakteristik, kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan yang berbeda-beda satu sama lain.
Oleh karena itu, sesorang konselor harus mengetahui dan memahami akan strategi-strategi
dalam menangani haterogenitas masalah yang dimiliki oleh setiap klien sehingga ia mampu
untuk memberikan bantuan kepada klien (murid) dengan optimal mungkin dengan metode
yang baik dan benar
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dikembangkan dari latar belakang di paparkan di atas ialah
sebagai berikut:
C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui pengertian dari strategi bimbingan dan konseling dengan jelas
dan terperinci.
2. Agar dapat mengetahui jenis-jenis apa saja yang terdapat dalam layanan bimbingan
dan konseling.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan strategi bimbingan dan konseling komprehensif.
4. Untuk mengetahui tujuan dan strategi bimbingan dan konseling tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategos yang merupakan gabungan dari kata stratos
yang artinya militer dengan ago yang artinya memimpin. Sebagai kata kerja, strategos berarti
merencanakan (to plan).
1) Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan
kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai.
2) Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang, dengan
kondisi yg menguntungkan.
3) Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
4) Tempat yang baik menurut siasat perang.
Pada awalnya istilah strategi digunakan dalam lingkungan militer namun istilah strategi
digunakan dalam berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif sama termasuk diadopsi
dalam konteks bimbingan dan konseling yang dikenal dalam istilah strategi bimbingan dan
konseling. Dengan semakin luasnya penerapan istilah strategi, Mintberg dan Waters (1983)
mengemukakakn bahwa strategi adalah pola umum tentang keputusan atau tindakan.
Sedangkan Hardy, Langley, dan Rose dalam Sudjana (1986) mengemukakan bahwa yang
dimaksud dengan strategi adalah suatu rencana atau kehendak yang mendahului dan
mengendalikan kegiatan.
Berdasarkan bebrapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu
pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau
tindakan dalam proses pencapaian tujuan. Strategi ini mencakup:
1. Tujuan kegiatan
2. Subjek kegiatan.
3. Isi kegiatan
4. Proses kegiatan
5. Sarana penunjang pelaksanaan kegiatan.
Adapun strategi yang diterapkan dalam layanan bimbingan dan konseling disebut dengan
istilah strategi layanan bimbingan dan konseling, yang terdiri dari layanan konseling
individu, konsultasi, konseling kelompok, bimbingan kelompok, dan pengajaran remedial.
1. Strategi Pertama
Memberikan perbaikan dengan pengalaman baru, artinya klien atau peserta didik
harus dapat merubah kehidupan tanpa melihat asal-usul masalah mereka. Disebut juga
strategi direktif, proses bimbingan dan konseling berpusat pada konselor (Counselor
centered ).
2. Strategi Kedua
Dilakukan dengan cara pendekatan umpan balik langsung kepada klien sehingga
dapat membantu klien menyadari apa yang telah ia kerjakan atau yang belum dikerjakan,
apa yang telah dipikirkan dan apa yang belum dipikirkan, dan apa yang telah klien
rasakan dan apa yang belum klien rasakan dalam berbagai situasi.
Biasa disebut dengan Strategi Non directive alam proses bimbingan dan konseling, konselor
banyak mengarahkan dan klien lebih aktif menyelesaikan masalahnya atau berpusat pada
klien (Clien centered )
Strategi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terkait dengan empat komponen
program yaitu: (1) Strategi layanan dasar; (2) Strategi layanan responsif; (3) Strategi
perencanaan individual; dan (4) Dukungan sistem, mencakup: (a) Manajemen Program dan
(b) Personalia dan Pengorganisasiannya.
Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran
program yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan
para siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan bimbingan kepada para
siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan informasi
tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada
umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukan bagi para siswa baru,
sehingga memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya. Kepada siswa
diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan sekolah, seperti: kurikulum, personel
(pimpinan, para guru, dan staf administrasi), jadwal pelajaran, perpustakaan, laboratorium,
tata-tertib sekolah, jurusan (untuk SLTA), kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah
lainnya. Sementara layanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan kepada para
siswa tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi mereka, baik melalui
komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik,
seperti: buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). Layanan informasi untuk bimbingan
klasikal dapat mempergunakan jam pengembangan diri. Agar semua siswa terlayani kegiatan
bimbingan klasikal perlu terjadwalkan secara pasti untuk semua kelas.
2. Bimbingan Kelompok
Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi
tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan
masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru
mata pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya :
a) Menciptakan sekolah dengan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar
siswa;
b) Memahami karakteristik siswa yang unik dan beragam;
c) Menandai siswa yang diduga bermasalah;
d) Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial
teaching;
e) Mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing;
f) Memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang
diminati siswa;
g) Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat
memberikan informasi yang luas kepada siswa tentang dunia kerja (tuntutan keahlian
kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja);
h) Menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun
moral-spiritual (hal ini penting, karena guru merupakan “figur central” bagi siswa);
dan
i) Memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang
diberikannya secara efektif.
Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap siswa tidak hanya berlangsung
di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan
terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan
orang tua dalam upaya mengembangkan potensi siswa atau memecahkan masalah yang
mungkin dihadapi siswa. Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan
beberapa upaya, seperti :
1) Kepala sekolah atau komite sekolah mengundang para orang tua untuk datang ke
sekolah (minimal satu semester satu kali), yang pelaksanaannnya dapat bersamaan
dengan pembagian rapor,
2) Sekolah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan
belajar atau masalah siswa, dan
3) Orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah ke sekolah, terutama
menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehari-harinya.
Yang dimaksud dengan penilaian ini adalah konselor bersama siswa menganalisis
dan menilai kemampuan, minat, keterampilan, dan prestasi belajar siswa. Dapat juga
dikatakan bahwa konselor membantu siswa menganalisis kekuatan dan kelemahan
dirinya, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangannya, atau aspek-
aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier.
Konselor memberikan nasihat kepada siswa untuk menggunakan atau memanfaatkan hasil
penilaian tentang dirinya, atau informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan dan karir yang
diperolehnya untuk
1) In-service training
2) Aktif dalam organisasi profesi,
3) Aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan workshop (lokakarya), atau
4) Melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi (Pascasarjana).
Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru, orang tua, staf sekolah
lainnya, dan pihak institusi di luar sekolah (pemerintah, dan swasta) untuk memperoleh
informasi, dan umpan balik tentang layanan bantuan yang telah diberikannya kepada para
siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa, melakukan
referal, serta meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling.Dengan kata lain
strategi ini berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur
masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu layanan bimbingan.
G. Tujuan Strategi Bimbingan dan Konseling
Adapun tujuan dari pelaksanaan strategi layanan bimbingan dan konseling secara umum
adalah sebagai berikut:
1. Agar klien mampu untuk mencapai perkembangan diri sebagai manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Agar klien mampu mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis
terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri.
3. Agar klien mampu untuk membangun pola hubungan yang baik dengan teman dalam
peranannya sebagai pria atau wanita.
4. Agar klien mampu untuk memahami kemampuan, bakat, minat serta arah
kecendrungan karir dan apresiasi seni.
5. Agar klien mampu memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima
dalam kehidupan sosial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Strategi layanan bimbingan dan konseling, dapat disimpulkan bahwa strategi layanan
ini meliputi konseling individu, bimbingan kelompok, konseling kelompok, mediasi,
dan konsultasi.
2. Jenis-jenis strategi bimbingan dan konseling terbagi menjadi dua yaitu counselor
centered dan client centered
3. Strategi layanan bimbingan dan konseling komprehensif terbagi menjadi: strategi
untuk layanan dasar bimbingan, strategi layanan responsive, strategi pelayanan
perencanaan individual, strategi untuk dukungan sistem.
4. Tujuan strategi bimbingan dan konseling ialah agar siswa dapat mencapai
perkembangan diri sebagai manusia yang beriman dan bertakwa, mampu
mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan
fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri, gar klien mampu untuk membangun
pola hubungan yang baik dengan teman dalam peranannya sebagai pria atau wanita,
agar klien mampu untuk memahami kemampuan, bakat, minat serta arah
kecendrungan karir dan apresiasi seni, agar klien mampu memantapkan nilai dan cara
bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial.
B. Saran
Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hikmawati, Fenti. 2010. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Jundika Nurihsan, Achmad. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling.
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling . Bandung: Pustaka Setia. Sutirna. 2012.
Bimbingan dan Konseling . Bandung: Andi.
Yusuf, Syamsu, Achmad Jundika. 2006. Landasan Bimbingan dan Konseling . Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.