Anda di halaman 1dari 13

Epidemiologi Penyakit Infeksius

Oleh:
Gibraltar Kasyiful Haqi
Wida Hidayati

Magister Manajemen Rumah


Sakit
ARS University
2023 1
Penyakit Infeksius

Definisi (Porta, 2014)

● Penyakit (disease) adalah disfungsi fisiologis dari tubuh.


● Definisi ini membedakan dari penyakit (illness), yang merupakan "keadaan
subjektif atau psikologis seseorang yang merasa tidak sehat"
● Penyakit (disease) dapat timbul akibat trauma, perubahan degeneratif, kelainan
metabolik, atau infeksi atau parasitisme oleh makhluk hidup lain.

2
Kerangka Pemikiran
Epidemi: terjadinya penyakit pada suatu populasi yang melebihi apa yang dibayangkan.
Pandemi: epidemi di seluruh dunia yang melintasi batas-batas internasional dan memengaruhi banyak
orang.

Jika terus terjadi, berpengaruh pada Pihak manajerial dan administrator


industri, transportasi, dan khususnya layanan kesehatan perlu
sistem layanan kesehatan mengetahui epidemiologi penyakit
infeksius

u/ menyelesaikan perencanaan,
Tenaga kesehatan sebagai garis
kesiapsiagaan, dan respons yang
terdepan perlu mendapatkan
diperlukan terhadap epidemi dan
pelatihan, peralatan, dan dukungan
pandemi di masa depan.
yang tepat

3
Faktor Utama

4
Agen Penyakit Infeksius

Setiap agen memiliki faktor penentu yang mencirikan kemampuannya untuk berkoloni,
menginfeksi, merusak jaringan, dan menghasilkan penyakit (Nelson dan Masters Williams
2014).

Agen penyebab penyakit dikatakan bersifat patogen, dan tingkat keparahan penyakit yang
diakibatkannya merupakan sifat dari agen yang disebut virulensi.

Penyakit yang disebabkan oleh agen mikroba disebut penyakit infeksius. Salah satu bagian
dari penyakit infeksius adalah penyakit menular, artinya penyakit tersebut dapat ditularkan ke
manusia melalui manusia lain atau dari hewan (Heymann, 2004)

Perlu perencanaan yang cermat dan perhatian terhadap detail dalam penggunaan dan
desinfeksi peralatan medis, pembersihan dan sanitasi ruangan setelah pasien ditempati,
penyiapan dan distribusi makanan, dan pelatihan staf untuk mencegah penularan agen
penyakit.

5
Transmisi

Metode Penularan

1. Langsung
● Kontak lansung: kontak kulit atau seksual langsung; perinatal dalam rahim atau selama
persalinan, melalui ASI
● Airborne: menghirup tetesan atau inti tetesan yang menular

1. Tidak langsung
● Bernyawa: oleh serangga atau hewan vektor lainnya
● Benda mati: melalui benda yang terinfeksi, darah atau cairan tubuh, organisme yang hidup
bebas di lingkungan, air, limbah, debu, dll.

6
Transmisi

Kemungkinan jalur penularan:

• Ditularkan melalui udara dari staf atau pengunjung yang terinfeksi


• Dari lingkungan akibat kontaminasi dari pasien
• Pembersihan yang tidak tepat
• Di tangan atau pakaian pengasuh
• Dari konsumsi makanan atau air

Jalur melalui udara, air, makanan, kontak fisik, dan sebagainya dari inang yang terinfeksi ke
inang yang rentan juga penting (Nelson dan Masters Williams 2014; Timmreck 2002).

Jika agen penular tidak dapat masuk, maka ia tidak dapat berkembang biak dan menyebabkan
penyakit. Demikian pula, jika agen penular tidak dapat meninggalkan tubuh dan menyerang
inang lain yang rentan, maka ia tidak dapat bertahan hidup.

7
HAIs

Infeksi terkait layanan kesehatan (HAIs) memberikan beban yang sangat besar bagi masyarakat
dalam hal morbiditas, mortalitas, dan biaya. Kategori utama HAIs meliputi infeksi saluran kemih
(ISK), pneumonia terkait ventilator (VAP), infeksi lokasi bedah (SSI), dan infeksi yang
berhubungan dengan kateter vaskular.

8
Pencegahan

● Pencegahan Primer
(Imunisasi, Sanitasi dan pengelolaan Lingkungan)
● Pencegahan Sekunder
(bertujuan untuk mengurangi timbulnya penyakit atau penularan
lebih lanjut, contohnya pada kasus Ca sebelum terkena penyakit
menular maka Pasien akan di skrining melalui test Tuberkulin)
● Pencegahan Tersier
untuk menyembuhkan penyakit setelah gejala yang jelas muncul.
Hal ini juga berupaya untuk mengurangi komplikasi, kesakitan
dan kecacatan.

9
Dari Gambar di atas dapat dilihat bahwa,
dalam suatu populasi yang mana banyak
yang mendapatkan imunisasi maka
kekebalan terhadap penyakit dapat
melindungi diri sendiri dan orang lain.
berbeda halnya pada gambar yang
berbeda yang hanya sebagian orang yang
mendapatkan imunisasi, maka akan tetap
terjangkit penyakit. sehingga ada
hubungan yang sangat signifikan status
imunisasi dalam kelompok populasi.

10
Investigasi Wabah

1. Menetapkan adanya wabah (epidemi).


2. Verifikasi diagnosis yang dilaporkan.
3. Siapkan definisi kasus dan hitung kasus.
4. Mempersiapkan diri untuk kerja lapangan.
5. Menyusun deskriptif epidemiologi.
6. Mengembangkan hipotesis.

11
Investigasi Wabah

7. Evaluasi hipotesis.
8. Mempertimbangkan kembali dan menyempurnakan hipotesis.
9. Merencanakan dan melaksanakan studi tambahan yang diperlukan
(klinis, lingkungan, epidemiologi, laboratorium).
10. Melaksanakan tindakan pengendalian dan pencegahan.
11. Komunikasikan temuan
Terimakasih

13

Anda mungkin juga menyukai