Anda di halaman 1dari 2

Dermatitis Numularis

No. Kode :
Terbitan :
S P O No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
Tanda Tangan Evendi, SKM
Diterbitkan Oleh NIP. 19700820 199003 1 007
Kepala Puskesmas Siniu

1. Pengertian Dermatitis numularis adalah dermatitis berbentuk lesi mata uang (koin) atau
lonjong, berbatas tegas, dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasanya
mudah pecah sehingga basah (oozing/madidans).
No. ICPC II : S87 Dermatitis/atopic eczema
No. ICD X : L20.8 Other atopic dermatitis
2. Tujuan Pedoman dalam penegakan diagnosa, dan pemberian terapi pada pasien
dermatitis numularis
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas ….. Nomor..........tentang Standar
Layanan Klinis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/1186/2022
5. Prosedur/ Subjective
Langkah- Bercak merah yang basah pada predileksi tertentu dan sangat gatal.
langkah Keluhan hilang timbul dan sering kambuh.

Objective
Pemeriksaan Fisik Tanda Patognomonis
Lesi akut berupa vesikel dan papulo vesikel (0.3 – 1.0 cm), berbentuk
uang logam, eritematosa, sedikit edema, dan berbatas tegas.
Tanda eksudasi, karena vesikel mudah pecah, kemudian mengering
menjadi krusta kekuningan.
Jumlah lesi dapat satu, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral, atau
simetris, dengan ukuran yang bervariasi.
Tempat predileksi terutama di tungkai bawah, badan, lengan, termasuk
punggung tangan.

Assesment
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Plant
Pasien disarankan untuk menghindari faktor yang mungkin memprovokasi
seperti stres dan fokus infeksi di organ lain.
Farmakoterapi yang dapat diberikan, yaitu:
Topikal (2x sehari)
Kompres terbuka dengan larutan PK (Permanganas Kalikus)
1/10.000, menggunakan 3 lapis kasa bersih, selama masing-masing
15-20 menit/kali kompres (untuk lesi madidans/basah) sampai lesi
mengering.
Kemudian terapi dilanjutkan dengan kortikosteroid topikal: Desonid
krim 0.05% (catatan: bila tidak tersedia dapat digunakan fluosinolon
asetonid krim 0.025%) selama maksimal 2 minggu.
Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan
hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan betametason valerat krim
0.1% atau mometason furoat krim 0.1%).
Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian
antibiotik topikal atau sistemik bila lesi meluas.
Oral sistemik
Antihistamin sedatif yaitu: hidroksisin (2 x 1 tablet) selama maksimal
2 minggu, ata
Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal 2 minggu.
Jika ada infeksi bakterial, diberikan antibiotik topikal atau sistemik
bila lesi luas.
6. Unit Terkait 1. Poliklinik Umum
7. Distribusi

8. Rekaman Historis
Diberlakukan
No Hal Yang Dirubah Perubahan
Tgl.

Anda mungkin juga menyukai