Panduan Tata Naskah
Panduan Tata Naskah
KLINIK ANUR
Jl. Manimpahoi No. 3, kelurahan Bongki,
Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai
Hp 085255564781 / 085255564781
DAFTAR ISI
BAB I DEFENISI
BAB IV DOKUMENTASI
BAB I
DEFENISI
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, dalam hal ini klinik merupakan
upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan yang dilakukan melalui membangun sistem
manajemen mutu dan sistem pelayanan klinis untuk memenuhi standar akreditasi yang
ditetapkan dan peraturan perundangan serta pedoman yang berlaku.
Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan keberhasilan Akreditasi
Klinik adalah bagaimana mengatur sistem pendokumentasian dokumen. Dokumen
merupakan acuan kerja, bukti pelaksanaan dan penerapan kebijakan, program dan kegiatan,
serta bagian dari salah satu persyaratan akreditasi.
Dengan adanya sistem dokumentasi yang baik dalam suatu organisasi/lembaga
diharapkan fungsi-fungsi setiap personil maupun bagian-bagian dari organisasi dapat
berjalan sesuai dengan perencanaan bersama dalam upaya mewujudkan kinerja yang
optimal.
Dokumen yang dimaksud dalam akreditasi secara garis besar dibagi atas dua bagian
yaitu dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen tersebut digunakan untuk
membangun dan mambakukan sistem manajemen mutu dan sistem manajemen pelayanan.
Dalam pembuatan dokumen perlu adanya tata naskah yang disepakati/dibakukan.
Untuk ketentuan tata naskah Klinik Anur memberlakukan terhadap semua dokumen yang
akan disusun dalam akreditasi dengan menhgacu pada Pedoman Penyusunan Dokumen
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan Tahun 2017.
Tata naskah adalah pengelolaan informasi (alat komunikasi) dalam bentuk tertulis
yang dibuat dan dikeluarkan oleh klinik, yang meliputi; pengaturan tentang jenis, format,
bentuk tata naskah klinik, penggunaan lambing/logo klinik, stempel klinik dan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, tata surat, perubahan, pencabutan, pembatalan
produk hukum serta ralat.
BAB II
RUANG LINGKUP
KLINIK ANUR
002/KLINIK/01/I/2019
Jln. Manimpahoi No.03 Kel. Bongki, Kec. Sinjai Utara Kab. Sinjai. Hp 085146294724 / 085255564781
2. Nama Klinik menggunakan jenis huruf time new roman dengan ukuran/font 16.
3. Izin Praktik Klinik menggunakan jenis huruf time new roman dengan ukuran/font 12.
4. Alamat dan Nomor Telepon Klinik menggunakan jenis huruf time new roman dengan
ukuran/font 10.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Surat Keputusan yaitu:
1. Kebijakan yang telah ditetapkan Pimpinan Klinik tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian Pimpinan Klinik hingga adanya kebutuhan revisi atau pembatalan.
2. Untuk kebijakan berupa Peraturan, pada Batang Tubuh tidak ditulis sebagai diktum
tetapi dalam bentuk Bab-bab dan Pasal-pasal.
JUDUL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbut :
Halaman : NAMA
PIMPINAN
KLINIK ANUR Tanda Tangan Pimpinan Klinik Anur KLINIK ANUR
1) Pengetikan menggunakan jenis huruf time new roman, ukuran huruf/font 12.
2) Heading hanya dicetak pada halaman pertama.
3) Kotak judul diberi judul/nama SOP sesuai proses kerjanya.
4) Nomor Dokumen : diisi sesuai dengan ketentuan penomoran yang berlaku di
klinik, dibuat sistematis agar ada keseragaman. (NO: nomor surat/SOP/KL-
AN/bulan terbit/tahun terbit).
5) Nomor Revisi : diisi dengan status revisi, Contoh: dokumen baru diberi nomor 0,
sedangkan dokumen revisi pertama diberi nomor 1, dan seterusnya.
6) Tanngal Terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut.
7) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman SOP
tersebut (misalnya; 1/5).
8) Ditetapkan Pimpinan Klinik : diberi tanda tangan Pimpinan Klinik dan nama
jelasnya.
b. Komponen SOP
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah-langkah
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait
10. Dokumen Terkait
11. Rekaman historis
perubahan
c. Isi SOP
1) Pengertian : diisi defisini judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau definisi
tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah
pengertian/menimbulkan multi persepsi.
2) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci “Sebagai
acuan penerapan langkah-langkah untuk ….”.
3) Kebijakan : Kebijakan Pimpinan Klinik yang menjadi dasar dibuatnya SOP
tersebut.
4) Referensi : berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa
berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk lain sebagai
bahan pustaka.
5) Prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan langkah-
langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
6) Diagram Alir : berisi bagan alir untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-
langkah kegiatan kerja tersebut.
Diagram/bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu;
(a) Diagram alir mikro menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari
proses yang ingin kita tingkatkan, hanya menggunakan simbol, yaitu simbol
balok :
Awal Kegiatan :
Akhir Kegiatan :
Ya
Simbol Keputusan :
Tidak
Penghubung :
Dokumen :
Arsip :
7) Unit Terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses
kerja tersebut.
5. Syarat Penyusunan SOP
a. SOP dibuat oleh petugas yang melakukan pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja
tersebut. Manajemen dan Pimpinan Klinik hanya menanggapi dan mengkoreksi SOP
tersebut.
b. SOP merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana atau unit kerja agar
mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya kemudian Tim Mutu diminta
memberikan tanggapan.
c. Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa, dimana,
kapan dan mengapa.
d. SOP harus menggunakan kalimat tunggal dimana subjek, predikat dan objek harus
jelas.
e. SOP harus menggunakan kalimat perintah/instruksi bagi pelaksana dengan bahasa
yang dikenal pemakai.
f. SOP harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan. Untuk SOP pelayanan pasien
maka harus memperhatikan keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien. Untuk
SOP profesi harus mengacu kepada standar profesi, standar pelayanan, mengikuti
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kesehatan, dan
memperhatikan aspek keselamatan pasien.
6. Evaluasi SOP
a. Evaluasi penerapan/kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan menilai tingkat
kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SOP. Untuk evaluasi ini dapat dilakukan
dengan menggunakan daftar tilik/checklist :
1) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (action) yang dikerjakan secara konsisten,
diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk diingat, dikerjakan
dan diberi tanda (check-mark).
2) Daftar tilik merupakan merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk
mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
3) Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
4) Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah pelaksanaan dan
memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri.
5) Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan identifikasi prosedur yang
membutuhkan daftar tilik untuk mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya;
(a) Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,
(b) Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
(c) Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
(d) Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
(e) Lakukan uji-coba,
(f) Lakukan perbaikan daftar tilik,
(g) Standarisasi daftar tilik.
6) Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam langkah-langkah
kegiatan, dengan rumus sebagai berikut.
Ya
Compliance Rate (CR) = X 100%
Ya + Tidak