Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP PEMBIAYAAN CAMPURAN (WARAN dan LEASING) dan


aplikasi perhitungannya

Dosen Pengampu: Desy Nur Pratiwi, SE., M.Si

Kelompok 6:

1. Afina Zahida Musyayada (2020SAK01)


2. Eka Susilo Wati (2020SAK20)
3. Nana Andri Oktaviani (2020SAK31)
4. Aisyah Nur Khasanah (2020SA014)
5. Cynhtia Hasna A (2020SA023)
6. Rofiu Nur Kholifah (2020SA086)

S1 AKUNTANSI

INSTITUT TEKNOLOGI BISNIS AAS INDONESIA

TAHUN PELAJARAN

2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami kelompok 6
dapat menyelesaikan makalah kami dengan baik dan tepat waktu. Dalam
makalah yang berjudul " Konsep Pembiayaan Campuran (WARAN dan
LEASING)”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari


sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Terimakasih.

Surakarta, 01 Oktober 2023

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................... i


Kata Pengantar ........................................................................................ ii
Daftar Isi.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Manfaat Kegiatan ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Waran (Warrant) ......................................................................... 3
1. Pengertian Waran(Warrant) .................................................. 3
2. Karakteristik Waran .............................................................. 5
3. Keuntungan dan Resiko Investasi Waran ............................. 6
4. Penilaian Warran dan Convertible ........................................ 7
B. Leasing ........................................................................................ 8
1. Pengertian Leasing ................................................................ 8
2. Jenis- jenis Leasing ............................................................... 10
3. Pengaruh Leasing Terhadap Laporan Keuangan .................. 11
4. Faktor yang mempengaruhi keputusan Leasing .................... 12
5. Pihak – pihak yang terlibat dalam sewa guna ....................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada pembiayaan campuran saham preferen dan obligasi konvertibel,
selain dua konsep pembiayaan tersebut juga terdapat leasing (sewa guna)
dan warrant. Dimana leasing dan warrant juga memiliki konsep yang
berbeda dalam pembiayaan campuran.
Leasing (sewa guna usaha) didefinisikan sebagai kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal mapun aset bagi
perusahaan atau perorangan dalam menjalankan usaha. Leasing biasanya
digunakan oleh manajer keuangan sebagai alternatif utang dalam
pendanaan tetap. Selain itu, leasing juga bermanfaat bagi perusahaan
untuk mulai beroperasi atau mengembangkan usaha karena mampu
memberikan sejumlah modal yang dibutuhkan. Leasing dinilai lebih
fleksibel karena lebih mudah menyesuaikan dengan kondisi keuangan
penyewa.
Sedangkan menurut Harris Darmawan (2023) pada finansialku.com,
warrant merupakan sebuah hak bagi pemegang saham untuk membeli
lembar saham pada harga sesuai ketentuan (harga eksekusi) emiten yang
menerbitkannya dalam jangka waktu tertentu. Warrant seringkali
diberikan sebagai bonus saat membeli saham baru menjadi lebi menarik
bagi investor. Dengan istilah lain, warrant merupakan sekuritas
derivative yang diterbitkan perusahaan.
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai leasing dan warrant, dapat
disimpulkan bahwa kedua konsep tersebut memiliki perbedaan. Sama
halnya dengan saham preferen dan obligasi konvertibel, keduanya juga
memeliki perbedaan yang terlihat dari beberapa sudut pandang,
diantaranya pengertian, karakteristik, manfaat, dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Warran?
2. Apa itu Leasing?

1
C. Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah diatas, makalah ini bermaksud untuk
memudahakan pembahasan, agar lebih mudah dalam penyampaiannya.
Berikut manfaatnya:
1. Sebagai informasi kepada pembaca mengenai Pendanaan Campuran
2. Memberikan informasi mengenai Pendanaan Campuran
3. Menambah wawasan bagi mahasiswa mengenai Pendanaan
Campuran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Waran (Warrant)
1. Pengertian Waran(Warrant)
Warrant adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham
perusahaan dengan persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya.
Persyaratan tersebut biasanya mengenai harga, jumlah, dan masa
berlakunya warrant tersebut. Warrant juga merupakan surat berharga
yang memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli saham/surat
berharga dari penerbit waran tersebut dengan harga tertentu.Waran
biasanya merupakan instrumen jangka panjang, karena tanggal jatuh
temponya umumnya lebih dari setahun. Waran mirip dengan opsi
call/beli.
Namun masa berlakunya waran biasanya tahunan, sedangkan
masa berlakunya opsi call/beli biasanya bulanan. Lebih jauh lagi,
waran biasanya diterbitkan dan dijamin oleh perusahaan, sedangkan
opsi adalah instrumen pertukaran dan tidak diterbitkan oleh
perusahaan. Waran adalah hak (bukan kewajiban) kepada pemiliknya
untuk membeli saham biasa pada harga pelaksanaan (exercise price)
tertentu dan jangka waktu tertentu. Biasanya waran diberikan secara
cuma-cuma kepada pembeli saham yang baru diterbitkan tersebut.
Warant ini dapat diperjual belikan layaknya saham. Akan tetapi bila
harga saham kedepan justru berada pada level dibawah harga IPO
misal Rp 1500. Maka jangan wujudkan hak waran tersebut. Karena
bila diwujudkan lalu kerika dijual akan membuat anda menjadi Rugi.
Keputusan untuk mengambil waran ini amat tergantung dari
ekspektasi dari investor itu sendiri. Bila investor mempunyai
ekpektasi bahwa saham BBNI akan melesat kedepan maka segeralah
ambil waran tersebut. Akan tetapi bila investor mempunyai ekspektasi
yang pesimistis akan BBNI maka sebaiknya waran tersebut tidak
diambil oleh investor. Selain itu pengetahuan investor untuk

3
melakukan valuasi saham juga amat menentukan dalam berinvestasi
di waran ini.Bila investor mempunyai valuasi saham BBNI kedepan
berada pada harga wajar lebih besar dari Rp 2.200 maka sebaiknya
investor mengambil waran tersebut. Lalu misalkan valuasi dari
investor tersebut menunjukan bahwa harga wajar BBNI adalah berada
lebih rendah dari Rp 2200, maka sebaiknya investor tidak mengambil
waran tersebut. Untuk itulah analisa yang cermat merupakan kunci
sukses dalam berinvestasi di watan. Warrant adalah pemberian
jaminan hak kepada stakeholder untuk membeli saham pada waktu
tertentu atau periode yang akan datang atas kecenderungan harga.
Berdasarkan definisi diatas warrant dapat dikatakan sebagai option
atau call option, karena pemberian hak kepada stakeholder untuk
membeli asset atau stock. warrant adalah satu-satunya perjanjian
jumlah penjualan secara tertulis. Lagi pula, warrant tertulis oleh issuer
dalam pesanan untuk menjual saham, dimana option dapat ditulis oleh
seluruh pedagang pasar untuk menjual saham terkrmuka di bursa.
Terakhir, meskipun warrant dan option adalah alat-alat perdagangan
di pasar, warrant biasanya dikeluarkan oleh issuers. warrant dianggap
sebagai produk cash market, karena diperdagangkan seperti saham.
Namun demikian, covered warrant memiliki beberapa kesamaan
karakteristik dengan derivatif, di antaranya adanya leverage dan
memiliki nilai yang tergantung pada harga underlying asset yang
ditetapkan. Terdapat dua jenis waran, yaitu equity warrant dan
covered warrant. Equity warrant memberikan hak kepada pemiliknya
atas saham Emiten atau Perusahaan Publik pada hargayang telah
ditentukan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang
bersangkutan.Waran adalah hak bukan kewajiban jadi investor boleh
saja tidak mengeksekusi hak ini umumnya investor akan
mengeksekusi waran apabila harga eksekusi waran ada dibawah harga
pasar. Jika investor tidak memiliki dana untuk mengeksekusi waran
tersebut atau tidak tertarik untuk meneksekusi investor dapat menjual
waran tersebut di bursa efek. Waran yang diperjual belikan di bursa

4
saham dapat kita kenali dari kode W yang ada di belakang kode
saham.

2. Karakteristik Warant
a) Exercise price (X)
adalah harga yang telah tertera pada warrant. Pemegang
warrant dapatmembeli sejumlah lembar saham pada harga ini.
Seperti telah dibahas pada teorioption, pemegang warrant hanya
akan menggunakan hak-nya jika harga saham di pasar (S) lebih
tinggi dari exercise price (X). pada dasarnya hanya ada
satuexercise price pada suatu warrant. Namun demikian, ada juga
warrant yangmemiliki exercise price yang semakin tinggi (stpped
exercise price). Misalnya,untuk warrant dengan maturity 10 tahun
untuk 5 tahun pertama exercise price-nyaadalah 10.000,- dan
untuk 5 tahun kedua exercise price-nya naik menjadi Rp.15.000,-
stepped-up exercise price ini digunakan untuk mendorong
pemilikwarrant untuk segera menukarkan warantnya dengan
saham jika nilai perusahaanmeningkat dan diperkirakan akan terus
meningkat.
b) Expiration Date
Meskipun ada beberapa warrant yang tidak memiliki batas
usia, padaumumnya warrant memiliki tanggal jatuh tempo.
Misalnya warrant dengan usia10 tahun, pemegang warrant ini
hanya memiliki hak membeli saham pada hargayang telah
ditetapkan selama 10 tahun. Jika selama 10 tahun tersebut harga
saham(S) tidak pernah melebihi exercise price (X), pemegang
warrant tidak akan pernahmenikmati keuntungan dari exercise
warrant. Seperti halnya stpped-up exercise price, expiration date
juga merupakan alat bagi perusahaan penerbit warrant untuk
memaksa pemegang warrant melakukan exercise. Misalnya sehari
menjelang expiration date harga saham lebih tinggi dari exercise
price, pemegang warranttidak punya pilihan lain kecuali segera

5
menggunakan haknya untuk memperoleh keuntungan yang lebih
besar dari kenaikan harga saham yang lebih tinggi lagi.
c) Detachability
Meski dijual bersama obligasi atau sekuritas lainya
(attached), warrant dapat diperjual belikan secara terpisah dari
sekuritas tersebut. Jadi pemodal memiliki alternative untuk
menjual warrant sendiri, obligasi sendiri, atau kombinasi
keduanya. Non-attachable warrant adalah warrant yang tidak
dapat dijual secara terpisah. Warrant semacam ini hanya dapat
dipisahkan dari sekuritas induk jika warrant diexcercise (ditukar
dengan saham).
d) Exercise Ratio
menyatakan berapa lembar saham yang dapat dibeli pada exercise
priceuntuk satu lembar warrant. Misalnya, exercise ratio 2 berarti
1 warant dapatdigunakan untuk membeli 2 lembar saham pada
exercise price.

3. Keuntungan dan Resiko Investasi Waran


a) Keuntungan Membeli Warran
1) Membeli warrant seperti menabung. Perbedaanya adalah surat
tanda menabung tidak dapat diperjual belikan, sedangkan
warrant dapat diperjual belikan. Selain itu warrant bias diubah
menjadi saham. Pilihan terhadap alat investasi ini karena
kemampuanya memberikan penghasilan ganda, terutama
warrant yang menyertai obligasi. Disamping itu, akan dapat
bunga obligasi, kelak setelah warrant dikonversi menjadi
saham,akan mendapatkan deviden dan capital gain.
2) Dengan membeli satu paket obligasi yang disertai warrant,
berarti investor akan mendapat penghasilan dari dua sumber,
yaitu dari bunga obligasi dan dari deviden saham biasa. Akan
tetapi, hanya pemegang warrant yang menggunakan haknya,
yang akan menerima deviden.Pemegang obligasi yang disertai

6
warrant kemungkinan akan mendapat keuntungan dari capital
gain.
b) Resiko Investasi Warran
1) Investor (pembeli warrant) akan menerima bunga yang lebih
rendah.
2) Kesempatan mendapatkan capital gain hilang.
3) Menurunya EPS (earning per shar/pendapatan per saham).
4) Penambahan jumlah saham yang beredr juga akan
menurunkan EPS

4. Penilaian Warran dan Convertible


Sekali lagi warrant adalah hak untuk membeli sejumlah saham
perusahaan pada harga tertentu yang dikeluarkan perusahaan dan
warrant ini biasanya diberikan bersama-sama dengan pengeluaran
obligasi. Tujuannya adalah untuk menarik investor agar membeli
obligasi jangka panjang. Misalnya obligasi satu perusahaan jika
dikeluarkan tanpa warrant memberikan coupon rate 12 persen. Tetapi
jika disertai warrant maka obligasi tersebut dijual dengan yield
sebesar 10 persen. Jika saudara membeli obligasi tersebut dengan
harga Rp100.000,- dan obligasi itu akan jatuh tempo dalam waktu 20
tahun plus warrant 30 warrant, maka kita dapat menentukan nilai
warrant tersebut adalah:

Dengan demikian jika membeli obligasi dengan harga pasar


Rp100.000,- plus 30 warrant, maka nilai warrant tersebut adalah
Rp100.000,- Rp85.064,- Rp14.936,-. Karena pembeli obligasi
menerima 30 warrant, maka nilai per lembar warrant adalah sebesar
Rp14.936,-/30 Rp497,87. Selanjutnya bagi pembeli obligasi yang
harus diperhatikan adalah apakah nilai warant sebesar Rp497,87 per

7
lembar tersebut lebih tinggi dari harga warrant secara implisit?
Warrant ini pada prinsipnya sama dengan opsi beli. Salah satu model
yang dapat dipergunakan untuk menganalisis lebih lanjut tantang
transaksi semacam ini dibahas dalam satu bab tersendiri.
Saat ini warrant tersebut dapat diperjualbelikan secara terpisah
dari obligasi. Jika warrant tersebut dieksekusi oleh pemiliknya maka
akan ada tambahan dana masuk ke perusahaan sementara obligasi
tetap beredar hingga jatuh tempo. Keuntungan dengan warrant ini
adalah jika perusahaan tumbuh pesat, maka harga saham akan
meningkat danpemilik warrant akan memperoleh premium atas
pembelian saham perusahaan. Dua kemungkinan warrant akan
dieksekusi oleh pemiliknya yaitu jika harga saham di atas exercise
price, atau jika perusahaan membagikan dividen yang cukup besar
sehingga diharapkan harga saham meningkat.

B. Leasing
1. Pengertian Leasing
Sewa guna usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa-guna-usaha
dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak
opsi (operating lease) untuk digunakan oleh Lessee selama jangka
waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Apabila perusahaan tidak ingin memiliki suatu aktiva, tetapi
hanya menginginkan service dari aktiva tersebut, perusahaan dapat
memperoleh “hak guna” tanpa disertai dengan hak milik, dengan cara
kontrak leasing. Dengan demikian Leasingadalah suatu alat atau cara
mendapatkan services dari suatu aktiva tetap yang padadasarnya sama
seperti halnya kalau kita menjual obligasi untuk mendapatkanservices
dan hak milik atas aktiva tersebut dan bedanya pada leasing tidak
disertaidengan hak milik.
Lessor adalah perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa-
guna-usahayang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan

8
dan melakukan kegiatan sewa guna usaha. Lessor hanya
diperkenankan memberikan pembiayaan barang modal kepada lessee
yang telah memiliki NPWP, mempunyai kegiatan usaha dan atau
pekerjaan bebas. Lessor wajib menempelkan plakat atau etiket pada
barang modal yang disewa guna usahakan dengan mencantumkan
nama danalamat lessor serta pernyataan bahwa barang modal
dimaksud terikat dalam perjanjian sewa guna usaha. Plakat atau etiket
ini harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dengan mudah
barang modal tersebut dapat dibedakan dari barangmodal lainnya
yang pengadaannya tidak dilakukan secara sewa guna usaha.Selama
masa sewa guna usaha, lessee bertanggung jawab untuk memelihara
agar plakat atau etiket ini tetap melekat pada barang modal yang
disewa-guna-usaha.
Lessee adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan
barangmodal dengan pembiayaan dari lessor. Lessee dilarang
menyewa-guna-usahakankembali barang modal yang disewa-guna-
usaha kepada pihak lain, kecuali Lessee yang memang bergerak di
bidang usaha persewaan. Dalam hal lessee memilihuntuk
memperpanjang jangka waktu perjanjian sewa-guna-usaha, maka
nilai sisa barang modal yang disewa-guna-usahakan digunakan
sebagai dasar dalammenetapkan piutang sewa-guna-usaha. Pada saat
berakhirnya masa sewa-guna-usaha dari transaksi sewa-guna-usaha
dengan hak opsi, lessee dapat melaksanakanopsi yang telah disetujui
bersama pada permulaan masa sewa-guna-usaha. Dalam hal lessee
menggunakan hak opsi membeli maka dasar penyusutannya adalah
nilaisisa barang modal. Opsi untuk membeli dilakukan dengan
melunasi pembayaran nilai sisa barang modal yang disewa-guna-
usaha.

2. Jenis- jenis Leasing


Terdapat 3 bentuk leasing yaitu sebagai berikut:
a) Jual dan Leasing Kembali

9
Dalam jual dan lease kembali, perusahaan yang memiliki tanah,
bangunan,dan peralatan menjual hartanya dan serta merta
membuat perjanjian untuk me-lease kembali property tersebut
selama periode tertentu dengan syarat-syaratkhusus. Pembelinya
bisa berupa perusahaan asuransi, bank komersial, perusahaan
leasing, atau bahkan investor perorangan. Jenis jual dan lease
kembali merupakan alternative bagi pinjaman hipotik (dengan
mengagunkan aktiva tetap). Pada perjanjian jual dan lease
kembali, pembayaran lease akan ditetapkan sedemikianrupa
sehingga mengembalikan harga beli kepada investor/lessor sambil
menetapkan tingkat pengembalian tertentu atas investasi lessor
yang beredar
b) Leasing Operasi
Lease operasi disebut juga lease jasa menawarkan pembiayaan
sekaligus pemeliharaan. Lazimnya, lease ini menetapkan bahwa
lessor bertanggung jawabuntuk merawat dan menservis peralatan
yang di-lease, dan biaya pemeliharaan tersebut diperhitungkan
dalam pembayaran lease. Karakteristik penting lainnya dalam
lease operasi adalah kenyataan bahwa lease tersebut sering kali
tidak diamortisasi sepenuhnya. Ciri lainnya adalah seringnya
terdapat pasal mengenai pembatalan dalam kontrak lease, yang
memberikan hak kepada lessee untuk membatalkan lease sebelum
berakhirnya kontrak.
c) Leasing keuangan atau modal
Lease keuangan berbeda dengan lease operasi dalam 3 hal, yaitu:
1) Lease modal tidak memberikan jasa pemeliharaan
2) Lease modal tidak dapat dibatalkan
3) Lease modal diamortisasi secara penuh

Leasing keuangan mirip dengan kontrak “jual dan lease


kembali”, perbedaan utamanya adalah bahwa dalam lease
keuangan peralatan yang di lease baru dan lessor membelinya dari
pabrik atau distributor, bukan dari lessee. Jadi , jual dan lease

10
kembali bisa dianggap sebagai satu jenis khusus khusus lease
keuangan, dan baik jual dan lease kembali maupun lease keuangan
dengan cara yang sama.

3. Pengaruh Leasing Terhadap Laporan Keuangan


Pembayaran lease data dicatat sebagai beban operasi pada laporan
rugi-rugi perusahaan, tetapi dalam keadaan tertentu, baik aktiva lease
maupun kewajibanlease sesuai kontrak lease tidak muncul dalam
neraca perusahaan. Karena itu,leasing seringkali disebut pembiayaan
di luar neraca (off balance sheet financing).
Suatu lease harus diklasifikasikan sebagai lease modal, dan
karenanya dikapitalisasikan dan langsung disajikan di neraca, jika
terdapat salah satu darikondisi berikut :
a) Berdasarkan syarat-syarat lease, pemilikan atas property secara
efektif berpindah dari lessor kepada lessee.
b) Lessee dapat membeli property tersebut atau memperbarui
perjanjian leasedengan harga yang lebih rendah daripada harga
pasar wajar pada saat perjanjian lease berakhir.
c) Lease itu berlaku untuk periode yang sama atau lebih lama
daripada 75 persen dari umur aktiva. Jadi, jika suatu aktiva
berumur 10 tahun dan leaseditulis untuk peride lebih dari 7,5
tahun, maka lease tersebut harusdikapitalisasi.
d) Nilai sekarang pembayaran lease adalah sama atau lebih besar
daripada 90 persen dari nilai awal aktiva tersebut.

Jadi, lease pada dasarnya diakui sama seperti utang, dan


mempunyai pengaruh yang sama seperti utang terhadap tingkat
pengembalian yangdisyaratkan atas perusahaan. Oleh karena itu,
leasing pada umumnya tidak akanmembungkinkan suatu perusahaan
untuk menggunakan leverage keuangan yanglebih besar daripada
yang dapat diperolehnya dari utang konvensional.

4. Faktor yang mempengaruhi keputusan Leasing

11
a) Estimasi nilai residu
Lessor akan memiliki aktiva lease setelah berakhirnya masa
lease.Estimasi nilai aktiva setelah berakhirnya masa lease disebut
nilai residu (residual value). Jadi, adanya nilai residu yang besar
atas peralatan cenderung tidak menyimpangkan keputusan
mengenai leasing.
b) Bertambahnya kredit yang tersedia
Leasing ada kalanya memeberikan keuntungan bagi perusahaan
yang ingin memaksimumkan tingkat average keuangan. Pertama,
kadang-kadang ada yang mengatakan bahwa perusahaan dapat
memperoleh jumlah uang yang lebih besar,dan dengan jangka
waktu yang lebih lama, menurut perjanjian leasing daripada
perjanjian kredit yang dijamin dengan aktiva. Kedua, karena
beberapa lease tidak tercatat di neraca, maka pembiayaan dengan
lease akan menyajikan posisi keuangan yang lebih baik dalam
analisis kredit secara sekilas, sehingga memungkinkan perusahaan
untuk menggunakan average yang lebih besar daripada jika
perusahaan itu tidak menggunakan lease.

5. Pihak – pihak yang terlibat dalam sewa guna


a) Lessor , yaitu perusahaan sewa guna atau pihak yang memberikan
jasa pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk penyediaan
barang modal
b) Lessee, yaitu perusahaan atau pihak yang memperoleh
pembiayaan dalam bentuk barang modal dari pihak lessor.
c) Supplier, yaitu perusahaan yang mengadakan atau menyediakan
barang untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran secara
tunai oleh lessor
d) Kreditur, yaitu pihak kreditur dalam transaksi sewa guna biasanya
adalah bank yang memegang peranan dalam hal penyediaan dana
kepada lessor.

12
6. Metode pembayaran Sewa Guna ( LEASE PAYMENT)
Besarnya uang sewa (lease payment) yang dibayarkan oleh pihak
lessee terdiri atas unsur bunga dan cicilan pokok yang jumlahnya
selalu berubah-ubah. Pembayaran bunga tersebut semakin kecil
sejalan dengan penurunan saldo pokok. Besarnya pembayaran sewa
setiap periodenya ditentukan oleh faktor-faktor berikut:
a) Nilai barang modal yang juga merupakan nilai kontrak sewa guna
Nilai barang modal merupakan penjumlahan harga barang modal
dengan nilai sisanya pada akhir masa kontrak
b) Simpanan jaminan alau security deposit. Simpanan jaminan
merupakan semacam uang muka pihak lessee atas suatu kontrak
sewa guna yang besarnya bergantung pada kesepakatan antara
lessor dengan lessee Besarnya simpanan jaminan ini berkisar
antara 10% sampai 20% dari harga barang Pemblayaan bersih
merupakan selisih antara harga barang dengan simpanan jaminan
sehingga semakin besar simpanan jaminan, semakin kecil
pembayaran sewa
c) Nilai sisa (residual value) Nilai sisa adalah perkiraan wajar atas
nilal suatu barang mo dal yang dilease pada akhir masa kontrak
Nilal sisa barang modal merupakan hal yang penting
dipertimbangkan untuk menetapkan nilal pembayaran sewa guna,
karena nilai sisa dan pembayaran sewa merupakan sumber utama
pemasukan bagi pihak lessor Semakin tinggi perkiraan nilai sisa,
semakin kecil pembayaran sewa yang ditetapkan Sebagai contoh,
jika lessor memperkirakan akan menjual barang modal pada akhir
masa kontrak sewa guna sebesar 10% dari total harga, berarti
lessor hanya membutuhkan 90% dari harga barang tersebut
melalui pembayaran sewa.
d) Jangka waktu Jangka waktu kontrak sewa guna berkait erat
dengan jangka waktu kegunaan ekonomis atau manfaat suatu
barang modal yang dileasekan serta dengan proyeksi arus kas
pihak lessee Umumnya jangka waktu kontrak sewa guna di Indone

13
sia berkisar antara 2 s.d. 5 tahun. Semakin lama jangka waktu
sewa guna semakin rendah pula pembayaran sewa
e) Tingkat bunga. Tingkat bunga yang digunakan dalam perhitungan
pembayaran sewa guna adalah tingkat bunga efektif yang
ditetapkan oleh lessor yang dihitung berdasarkan besarnya biaya
dana dengan tingkat keuntungan yang diinginkan lessor, yang
disebu spread Biaya dana lessor dihitung berdesarkan tingkat
bunga (prime ratel) yang diberikan bank. Semakin tinggi tingkat
bunga, semakin tinggi pembayaran sewa

Pembayaran sewa leasing atau lease payment dapat dilakukan


dengan dua cara, yaitu payment in advance (pembayaran di muka) dan
payment in arrears (pembayaran di belakang) Pertama, pembayaran di
muka merupakan cara pembayaran sewa guna yang dilakukan di
muka pada saat kontrak disetujui Sebagai contoh, apabila kontrak
sewa guna dimulai pada tanggal 1 Januari 1996, maka pembayaran
sewa pertama dilakukan pada tanggal tersebut. Pembayaran sewa ini
merupakan jumlah amortisasi atas saldo pokok karena sebenarnya
belum terdapat perhitungan bunga di dalamnya. Formula untuk
menghitung pernbayaran sewa per bulan berdasarkan metode
pembayaran di muka adalah sebagai berikut

Keterangan :
S = Besarnya sewa
b = nilai barang modal
r = nilai sisa
i = tingkat bunga
t = jumlah periode

14
Perhitungan pembayaran sewa guna dengan cara pembayaran di muka
dapat dilihat pada contoh berikut:
- Nilai barang modal: Rp400 juta
- Nilai sisa: Rp 40 juta
- Simpanan jaminan (10% dari nilai barang): Rp40 juta
- Tingkat bunga pertahun 24% (per bulan 2%)
- Jangka waktu: 12 bulan
- Masa kontrak: 1 Januari 1996 s.d. 31 Desember 1996

Dengan menggunakan formula di atas, dapat dihitung besarnya sewa per


bulan sebagai berikut:

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Warrant merupakan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan
kepada pemegang saham sebagai bentuk hak untuk membeli saham
perusahaan dengan persyaratan tertentu. Pada konsepnya, warrant
memiliki karakteristik, keuntungan serta resiko yang berkaitan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ferdinandus Sampe, Jie Lydia Irawan, Rusdi Raprayogha. 2023

Miswanto. 1998. Manajemen Keuangan 2. Penerbit Gunadarma. Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai