Anton Kak
Anton Kak
A. Pendahuluan
Penyakit Tifoid merupakan penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat di
indonesia, oleh karenanya dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat sejak dini,
perlu dilakukan upaya pengendalian Demam Tifoid dengan pemeriksaan berkala,
pengobatan, pengamatan penyakit, perbaikan kesehatan lingkungan dan penyuluhan
kesehatan. Demam tifoid dan paratifoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di
Asia, Afrika, Amerika Latin Karibia dan Oceania, termasuk Indonesia. Penyakit ini tergolong
penyakit menular yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi. Insiden demam tifoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002 sekitar
16 juta per tahun, 600.000 di antaranya menyebabkan kematian. Di Indonesia prevalensi 91%
kasus demam tifoid terjadi pada umur 3-19 tahun, kejadian meningkat setelah umur 5 tahun.
Ada dua sumber penularan S.typhi : pasien menderita demam tifoid dan yang lebih sering
dari carrier yaitu orang yang telah sembuh dari demam tifoid namun masih mengeksresikan
S. typhi dalam tinja selama lebih dari satu tahun.
B. Latar Belakang
Demam Tifoid atau tifus abdominalis banyak diketemukan dalam kehidupan
masyarakat kita, baik diperkotaan maupun di pedesaan. Penyakit ini sangat ert kaitannya
dengan kualitas yang mendalam dari hyiene pribadi dan sanitasi lingkungan seperti, hygiene
perorangan dan hygiene penjamah makanan yang rendah, lingkungan yang kumuh,
kebersihan tempat- tempat umum (rumah makan, restoran) yang kurang serta perilaku
masyarakat yang kurang mendukunguntuk hidup sehat. Seiring dengan terjadinya krisis
ekonomi yang berkepanjangan akan menimbulkan peningkatan kasus – kasus penyakit
menula, termasuk tifoid ini. Di indonesia penyakit ini bersifat endemik dan merupakan
masalah kesehatan masyarakat. Dari telaaah kasus di rumah sakit besar di indonesia, kasus
tersangka tifoid menunjukan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun dengan rata- rata
kesakitan 500/100.000 penduduk dengan kematian antara 0,6 % - 5 %. Dewasa ini penyakit
tifoid harus mendapat perhatian yang serius karena permasalahannnya yang makin kompleks
sehingga menyulitkan upaya pengobatan dan pencegahan. Permasalahan tersebut adalah
gejala – gejala klinis bervariasi dari ringan sampai berat dengan komplikasi yang berbahaya,
komorbid atau koinfeksi dengan penyakit lain, resistensi yang meningkat dengan obat –
obatan yang lazim dipakai, meningkatnya kasus karier atau relaps, sangat sulitnya dibuat
vaksin yang efektif, terutama untuk masyarakat yang tinggal didaerah yang bersifat endemik.
Berdasarka kajian diatas, dirasakan sangat perlu suatu upaya terpadu dan saling memahami
pada kegiatan pengobatan atau pencegahan oleh seluruh tenaga kesehatan yang terlibat dalam
pengenalian penyakit ini.
C. Tujuan
Tujuan Umum :
Meningkatkan upaya pencegahan, penemuan dini, serta pengobatan, dan perawatan tifoid
secara tepat, akurat dan berkualitas, sehingga mendatangkan angka kesembuhan yang tinggi
serta dapat menekan deajat endemisitas serendah mungkin.
Tujuan Khusus :
1. Tersusunnya langkah – langkah kemitraan dalam pencegahan, dengan melibatkan
masyarakat, stake holder, dan unit pelayanan kesehatan.
2. Meningkatkan penemuan penderita secara dini.
3. Meningkatkan mutu pengobatan dan perawatan dengan angka kesembuhan yang
tinggi.
4. Suksesnya penanggulangan komplikasi dan karier.
5. Terlaksananya kegiatan pengobatan dan pencegahan menurut pedoman tatalaksana
yang sama, pada semua unit pelayanan kesehatan.
D. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Perbaikan sanitasi lingkungan.
a) Berkolaborasi lintas program dengan program kesehatan lingkungan tentang
Pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya penyediaan
air bersih dan penyediaan jamban yang memenuhi syarat kesehatan untuk
masyarakat.
b) Berkolaborasi lintas program dengan program kesehatan lingkungan tentang
pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan
air limbah, kotoran, dan sampah di masyarakat secara tepat.
c) Berkolaborasi lintas program dengan program kesehatan lingkungan tentang
kontrol dan pengawasan terhadap kebersihan lingkungan di wilayah binaan
UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu PONED Totomulyo