Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
1. Profil Organisasi
a. Gambaran Umum UPTD Puskesmas Juli
1) Data Geografis
Secara demografis UPTD Puskesmas Juli berada di lingkungan
Gampong Beunyot Kecamatan Juli yang terletak kurang lebih 10 km dari
pusat Kota Bireuen dengan luas wilayah 226,0 km2. Adapun batas-batas
wilayah kerja UPTD Puskesmas Juli adalah sebagai berikut:
- UTARA : Berbatas dengan Wilayah Kerja Puskesmas Juli-2
- SELATAN : Berbatas dengan Kabupaten Bener Meriah
- TIMUR : Berbatas dengan Kabupaten Peusangan
- BARAT : Berbatas dengan Kecamatan Jeumpa

Gambar 1. Peta UPTD Puskesmas Juli yang diambil dari Google Map

Gambar 2. Gedung Utama UPTD Puskesmas Juli Bireuen


2) Data Demografis
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Juli adalah 15995
jiwa, dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 7944 jiwa dan penduduk
perempuan sebanyak 8051 jiwa, serta jumlah rumah tangga di wilayah
UPTD Puskesmas Juli sebanyak 4173 KK.Adapun rincian jumlah penduduk
di wilayah kerja Puskesmas Juli dapat dilihat pada tabel berikut
(Rekapitulasi Penduduk Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Juli 2022):

Tabel 1.1
Rekapitulasi Penduduk Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Juli
Tahun 2022
Jumlah Jumlah Penduduk
No Nama Desa Jumlah
KK Laki-laki Perempuan
1 2 3 4 5 6
1 Abeuk Budi 230 429 450 879
2 Mane Meujingki 71 127 146 273
3 SNB Peuraden 209 451 422 873
4 Pante Baro 306 543 571 1114
5 Balee Panah 304 748 779 1527
6 Beunyot 540 856 858 1714
7 Payacut 205 476 471 947
8 Teupin Mane 406 761 789 1550
9 SNB Dalam 135 268 261 529
10 Buket Mulia 156 300 309 609
11 Alue Rambong 121 235 270 505
12 Simpang Jaya 300 607 579 1186
13 Simpang Mulia 65 119 109 228
14 Krueng Simpo 327 672 656 1328
15 Ranto Panyang 164 313 304 617
16 Suka Tani 216 316 310 626
17 Pante Peusangan 73 166 180 346
Jumlah 3828 7387 7464 14851
Sumber data: Rekapitulasi Penduduk Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Juli
Tahun2022

3) Sumber Daya Sarana dan Prasarana


Untuk menunjang peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
maka sangat dibutuhkan fasilitas kesehatan. Adapun fasilitas kesehatan di
UPTD Puskesmas Juli terdiri dari:
a) Sarana dan Prasarana

Tabel 1.2
Jumlah Sarana dan Prasarana UPTD Puskesmas Juli Tahun 2022
No Nama Sarana dan Prasarana Jumlah
1 2 3
1 Mobil Ambulance 2 Unit
2 Komputer 10 Unit
3 Laptop 7 Unit
4 Rumah Dinas 3 Unit
5 POSKESDES 10 Unit
6 PUSTU 2 unit
Sumber data: Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juli Tahun 2022

b) Data Ruangan
Tabel 1.3
Jumlah Ruang Kerja UPTD Puskesmas Juli Tahun 2022
No Nama Ruang Jumlah
1 2 3
1 Ruang Kepala Puskesmas 1
2 Ruang Tata Usaha 1
3 Ruang Bendahara 1
4 Ruang Kartu 1
5 Ruang Poli Gigi 1
6 Ruang KIA 1
7 Ruang KB 1
8 Ruang MTBS 1
9 Ruang Poli Umum 1
10 Ruang Apotik 1
11 Ruang Labolatorium 1
12 Ruang Imunisasi 1
13 Ruang UGD 1
14 Ruang TB/Kusta 1
15 Ruang KESWA 1
16 Ruang Instalasi Gizi 1
17 Ruang UKM 1
18 Ruang Obat 1
19 Gudang Barang 1
20 Kamar Mandi 6
21 Gedung Poned 1
22 Gedung Rawat Inap 1
Sumber data: Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juli Tahun 2022

c) Data Personil (SDM)


Untuk upaya peningkatan Mutu dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan,
maka tenaga kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas Juli harus memadai
jumlahnya. Adapun distribusi ketenagaan di UPTD Puskesmas Juli dapat
dilihat pada table berikut:
Tabel 1.4
Jumlah Pegawai UPTD Puskesmas Juli Tahun 2022

No Nama Jumlah
1 2 3
1 Dokter Umum ( PNS ) 4 orang
2 Dokter Gigi ( PNS ) 1 orang
3 Perawat Gigi ( PNS) 3 orang
4 Bidan ( PNS/CPNS ) 27 orang
5 Bidan PTT 1 orang
6 Perawat ( PNS) 20 orang
7 SKM ( PNS ) 4 orang
8 Sanitasi 1 orang
9 Farmasi (Magang) 2 roang
10 TPG ( Tenaga Penyuluh Gizi ) 3 orang
11 Analis 2 orang
12 Asisten Apoteker 3 orang
13 Sopir 2 orang
14 Jaga Malam 2 orang
15 Cleaning Service 2 orang
Total 77 orang
Sumber data: Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juli Tahun 2022

d) Data Kesehatan Lingkungan (Kesling)

Tabel 1.5
Data Kesehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Juli Tahun 2022
No Nama Jumlah
1 2 3
1 Limbah Infeksus 5 Unit
2 Jamban Jongkok 9 Unit
3 Sumur 2 Unit
4 SPAL (Saluran Pembuangan 2 Unit dari pipa mengalir ke
Air Limbah) septik tank
5 Tong Sampah Tersedia disetiap ruangan
6 Safety Box Tersedia disetiap ruangan
Sumber data: Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juli Tahun 2022

e) Kondisi Penyelenggaraan Pelayanan Saat Ini


Tabel 1.6
Jumlah Ruang Kerja UPTD Puskesmas Juli Tahun 2022
No Jenis Materi Pendukung Ada Tidak ada Keterangan
1 2 3 4 5
1 Pernyataan Visi dan Misi Ada
2 Slogan Pelayanan Ada
3 Alur Pelayanan Ada
4 Prosedur Pelayanan Ada
5 Maklumat pelayanan Ada
6 Mekanisme penanganan Ada
pengaduan
7 Struktur Organisasi Ada
8 Adanya Tupoksi yang Ada
jelas
9 Evaluasi Kinerja Ada
Pelaksana
10 Kotak Saran Ada
Sumber data: Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Juli Tahun 2022

b. Visi
Menjadikan UPTD Puskesmas Juli sebagai pusat pelayanan kesehatan
dasar yang bermutu dan islami.

c. Misi
1) Menyeleggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan islami di wilayah
kerja Puskesmas
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas
3) Memelihara dan meningkatkan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
4) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas.

d. Struktur Organisasi
Terlampir.

e. Motto
“Pelayanan Kesehatan Yang Ikhlas, Santun dan Bertanggung Jawab”.

f. Tata Nilai
I: Inovatif (Dalam pengetahuan, keterampilan, sarana dan mutu selalu
berkembang untuk meningkatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat)
M: Mandiri (Dalam pengelolaan keuangan menuju kemandirian Puskesmas)
A: Adil (Dalam melayani tanpa membedakan status sosial)
N: Nyaman (Mengedepankan kenyamanan pasien / klien dengan senyum,
salam, sapa, sopan, dan santun).

2. Kebijakan Mutu
Untuk mencapai visi dan misi Puskesmas kami seluruh karyawan
berkomitmen untuk:
a. Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan melakukan peningkatan secara
terus menerus
b. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan memperhatikan
kebutuhan dan harapan pelanggan
c. Memberikan pelayanan ramah, tepat, akurat dan kemudahan mendapatkan
informasi
d. Menerapkan sistem manajemen mutu Puskesmas secara efektif dan efisien.

3. Proses Pelayanan
Adapun pelayanan / kegiatan yang dilakukan di UPTD Puskesmas Juli pada
tahun 2022 adalah:
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan (kuratif dan
rehabilitatif) di Puskesmas induk
b. Mengoptimalkan bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan fasilitas dan
kemampuan yang tersedia, yaitu:
1) Pelayanan Pendaftaran
2) Pelayanan UGD
3) Pelayanan Poli Klinik
4) Pelayanan MTBS/Anak
5) Pelayanan Imunisasi Bayi
6) Pelayanan Catin
7) Pelayanan Labolatorium
8) Pelayanan Poli Gigi
9) Pelayanan KIA
10) Pelayanan KB
11) Pelayanan TB dan Kusta
12) Pelayanan Klinik Keswa
13) Pelayanan Ruang Bersalin
14) Pelayanan Rujukan
15) Pelayanan Farmasi / Obat
16) Pelayanan Instalasi Gizi
c. Mengoptimalkan pelayanan rujukan terutama rujukan horizontal dalam rangka
mendorong optimalisasi pelayanan dengan tetap mengoptimalkan pelayanan
rujukan vertikal
d. Mengoptimalkan pelayanan: secara tepat waktu, standar mutu, efisien dan
ramah tamah
e. Mengoptimalkan pelayanan UGD 24 jam
f. Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan medis secara bertahap
g. Meningkatkan pelayanan kesehtaan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas
Keliling
1) Mengoptimalkan peranan SDM sesuai dengan tupoksi pelayanan yang
ada;
2) Mengoptimalkan pelayanan Puskesmas Keliling terutama pada dusun
yang kesulitan mengakses pelayanan kesehatan ke Puskesmas induk;
h. Memperkuat jaringan komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder
1) Mengoptimalkan koordinasi lintas sektoral tingkat kecamatan secara aktif
maupun pasif;
2) Membangun komunikasi dengan aparat dan lembaga tingkat desa dalam
rangka memperoleh dukungan untuk implementasi program kesehatan
ditingkat desa;
3) Membangun dan meningkatkan tingkat kepercayaan pelayanan Puskesmas
pada masyarakat melalui tokoh masyarakat;
i. Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif, yaitu:
Mengoptimalkan petugas jaga klinik sehat meliputi: Konsultasi gizi,
Konsultasi sanitasi, Konsultasi PHBS, Konsultasi medis, Konsultasi gigi dan
Konsultasi KIA dan KB
j. Mengoptimalkan peran SDM sesuai dengan tupoksi pelayanan yang ada
k. Membangun komunikasi dan koordinasi dengan kader sebagai jaringan
program dan layanan kesehatan pada masyarakat
l. Mengoptimalkan pembinaan petugas Puskesmas ke Posyandu
m. Mengoptimalkan peran petugas penanggung jawab wilayah desa
n. Mengoptimalkan pelayanan pertolongan persalinan di Ruang PONED.

B. RUANG LINGKUP
1. Ruang Lingkup
Lingkup Manual Mutu ini disusun berdasarkan persyaratan standar akreditasi
pukesmas, yang meliputi: persyaratan umum sistem manajemen mutu,
tanggungjawab manajemen, kebijakan mutu puskesmas, manajemen sumberdaya,
proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan Upaya Puskesmas, yang
meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) serta dokumen terkait. Serta dalam penyelenggaraan upaya puskesmas dan
pelayanan klinis Puskesmas Juli, dalam Manual Mutu ini juga memperhatikan
keselamatan pasien/pelanggan dengan menerapkan manajemen risiko.

2. Tanggung Jawab
a. Kepala Puskesmas, mempunyai tanggung jawab:
1) Menetapkan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas;
2) Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap keputusan strategis untuk
pelaksanaan sistem kinerja setiap proses yang ada didalam proses
pelayanan;
3) Memastikan ketersediaan sumber daya baik manusia, alat serta bangunan
dan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung semua proses.

b. Wakil Manajemen Mutu Puskesmas, mempunyai tanggung jawab:


1) Menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu Puskesmas;
2) Memastikan bahwa Persyaratan Umum dalam pelaksanaan Sistem
Manajemen Mutu Puskesmas dimengerti dan dilaksanakan oleh seluruh
karyawan.

c. Penanggung jawab Administrasi Manajemen, Penanggung jawab Upaya


Kesehatan Masyarakat dan Penanggung jawab Pelayanan Klinis, mempunyai
tanggung jawab:
1) Bertanggung jawab dalam penerapan dan pemeliharaan sistem yang berada
dibawah tanggung jawabnya;
2) Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis proses yang
terkait dengan unit masing-masing;
3) Melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta melakukan
perbaikan terus menerus.
3. Kebijakan
a. Sistim Manajemen Mutu Puskesmas Juli merupakan penjabaran dan penerapan
dari Kebijakan Pemerintah tentang Pelayanan Kesehatan pada Masyarakat yang
didasarkan atas Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah dan Perundang-
undangan sebagai berikut:
1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen;
2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran;
3) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
4) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang
Sistem Kesehatan Nasional (SKN);
5) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741 Tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota;
6) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014
tentang Pedoman Pelaksanaan Program JKN;
7) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang Puskesmas;

b. Puskesmas Julimenetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, memelihara


dan memperbaiki secara berkesinambungan Sistem Manajemen Mutu
Puskesmas Juli, yang meliputi kegiatan mutu:
1) Mengidentifikasi proses yang diperlukan untuk Sistem Manajemen Mutu
dan aplikasinya;
2) Menetapkan urutan dan interaksi antar proses tersebut;
3) Menetapkan kriteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan
bahwa baik operasi maupun pengendalian proses-proses berjalan efektif;
4) Memastikan tersedianya sumber daya dan informasi yang diperlukan
untuk mendukung operasi dan pemantauan proses pelayanan dan
hasilnya;
5) Memantau, mengukur dan menganalisa proses-proses dan hasilnya;
6) Menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil sesuai
dengan yang direncanakan serta perbaikan berkesinambungan;
7) Menerapkan seluruh persyaratan Sistim Manajemen Mutu Puskesmas
Juli.

4. Dokumen Terkait
Seluruh dokumen yang berlaku sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi akreditasi
puskesmas.
C. TUJUAN
Manual Mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas Julidalam
membangun Sistem Manajemen Mutu baik untuk penyelenggaraan upaya
puskesmas maupun upaya kesehatan perorangan, yang bertujuan untuk:
a. Menentukan dan menguraikan sistem mutu organisasi, menetapkan tanggung
jawab personil manajemen yang mempengaruhi sistem mutu dan memberikan
prosedur umum kegiatan yang berkaitan dengan sistem mutu;
b. Menunjukkan komitmen terhadap mutu dan pengakuan berdasarkan standar
untuk memelihara mutu, pelaksanaan suatu layanan, sistem pengendalian mutu
dan proses perbaikan yang berkelanjutan serta pelayanan dalam memuaskan
pelanggan;
c. Memantau kekurangan-kekurangan dalam mengadakan pelayanan kepada
masyarakat sebagai acuan dalam meningkatkan pembenahan pelayanan secara
terus-menerus;
d. Memastikan bahwa seluruh personil mempunyai pemahaman yang jelas
terhadap apa yang diperlukan/dipersyaratkan dari diri mereka serta dengan
siapa mereka bekerjadan kepada siapa mereka bertanggung jawab secara
langsung atau melaporkan pekerjaannya;
e. Merupakan pedoman dalam bertindak dan pengambilan keputusan untuk
penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas Juli.

D. LANDASAN HUKUM DAN ACUAN


Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun Manual Mutu ini adalah:
1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen;
2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
3) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional (SKN);
5) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741 Tahun 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
6) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program JKN;
7) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas.

Acuan yang digunakan dalam menyusun Manual Mutu ini adalah Buku
Standar Penyusunan Dokumen Akreditasi Puskesmas yang dikeluarkan oleh Dirjen
Bina Upaya Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan.

E. ISTILAH DAN DEFINISI


1) Pelanggan adalah seseorang yang menggunakan sebuah produk atau layanan
secara berulang;
2) Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang yang diperoleh oleh seorang
pelanggan setelah membandingkan antara harapan dan kenyataan setelah
menggunakan produk atau layanan tertentu;
3) Pasien adalah seorang yang menderita sakit tertentu;
4) Koreksi adalah adalah upaya perbaikan terhadap sesuatu masalah atau
persoalan yang salah berdasarkan standar tertentu;
5) Tindakan korektif adalah perbuatan untuk memperbaiki terhadap sesuatu
masalah atau persoalan yang salah berdasarkan standar tertentu;
6) Tindakan preventif adalah perbuatan untuk mencegah atau mengantisipasi
terhadap sesuatu masalah atau persoalan yang salah berdasarkan standar
tertentu;
7) Manual Mutu adalah pedoman pelaksanaan yang mengatur secara rinci
pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu;
8) Dokumen adalah kumpulan bukti catatan tertulis yang berkaitan dengan suatu
kegiatan tertentu;
9) Rekaman adalah kumpulan bukti catatan tertulis yang lebih rinci yang
berkaitan dengan suatu kegiatan tertentu;
10) Proses adalah serangkaian kegiatan berurutan atau tidak dalam menciptakan
produk atau pemberian layanan;
11) Sasaran Mutu adalah sekumpulan standar atau batasan nilai yang nenjadi
standar yang harus dicapai dalam suatu proses pembuatan produk atau
pemberian layanan;
12) Perencanaan Mutu adalah seluruh kegiatan dalam proses penyusunan rencana
terhadap perbaikan mutu;
13) Kebijakan Mutu adalah ketetapan oleh kepala puskesmas yang bisa berbentuk
keputusan atau peraturan tentang langkah-langkah strategis terhadap
pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu.

BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN

A. PERSYARATAN UMUM
1. Persyaratan Umum
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen menetapkan, mendokumentasikan,
memelihara sistem mutu sesuai standar Sistem Manajemen Mutu akreditasi.
Sistem ini disusun untuk memastikan telah diterapkannya persyaratan
pengendalian terhadap proses-proses verifikasi dan pengukuran terhadap
pelayanan guna menjamin dilaksanakannya pengendalian persyaratan, proses
serta verifikasi dan pengukuran terhadap proses maupun output guna menjamin
terpenuhinya harapan dan kepuasan pelanggan Puskesmas Juli.

2. Persyaratan Dokumentasi
a. Umum
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen melaksanakan pendokumentasian
Sistem Manajemen Mutu terhadap kebijakan mutu, sasaran mutu, dokumen-
dokumen lain yang disyaratkan oleh Standar Akreditasi Puskesmas serta
prosedur yang diperlukan untuk memastikan efektifitas perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian proses serta rekaman mutu.
Secara umum level dokumentasi sistem mutu pada Puskesmas
JuliKabupaten Bireuen adalah sebagai berikut :
Dokumen level 1 :Kebijakan Mutu, Pedoman/Manual Mutu dan Sasaran
Mutu
Dokumen level 2 : Prosedur Kerja (SOP)
Dokumen level 3 : Instruksi Kerja
Dokumen level 4 : Rekaman Mutu, Formulir dan Dokumen Pendukung

b. Manual Mutu
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen menetapkan dan memelihara
Manual Mutu. Panduan Sistem Manajemen Mutu ini menetapkan dasar dan
pedoman dalam memberikan produk jasa pelayanan yang dapat diterima oleh
pelanggan Puskesmas Juli serta memuat ketentuan untuk menjaga proses
pemberian pelayanan tersebut agar selalu terkendali.

B. PENGENDALIAN DOKUMEN
Secara umum dokumen-dokumen dalam Sistem Manajemen Mutu yang
disusun di Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen meliputi:
a. Dokumen level 1 : Kebijakan, Pedoman/Manual
b. Dokumen level 2 : Standar Prosedur Operasional (SOP)
c. Dokumen level 3 : Instruksi/Uraian
d. Dokumen level 4 :Rekaman-rekaman sebagai catatan sebagai akibat
pelaksanaan kebijakan, pedoman, dan prosedur.

Dokumen dan data pada Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen dapat berbentuk
data elektronik (kaset, CD, disket, flasdisk, dll) atau lembaran kertas (Formulir,
Kartu, Buku, dan lain-lain). Persetujuan penerbitan dokumen-dokumen dan data
dinyatakan sah bila telah ditinjau dan disetujui oleh unit terkait dan oleh Wakil
Manajemen Mutu dan dibuatkan permintaan pengesahan dari Kepala Puskesmas
Juli. Untuk menjamin agar dokumen yang dipergunakan adalah yang terbaru, maka
semua dokumen yang berlaku dicatat dalam “Buku Daftar Dokumen”.
Dokumen yang sudah tidak berlaku/kadaluwarsa dipisahkan dan ditarik dari
peredaran. Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan unit/bagian yang
bersangkutan harus berada di unit/bagian kerja tersebut sehingga memudahkan
untuk dipedomani unit/bagian tersebut sebagai Dokumen Terkendali. Dokumen
Master atau Dokumen Induk tidak didistribusikan, atau hanya sebagai informasi dan
arsip, yang disimpan serta dipelihara oleh Pengendali Dokumen yang dalam hal ini
adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Apabila terdapat perubahan atau revisi
terhadap dokumen, maka harus dilaksanakan melalui peninjauan oleh manajemen
melalui mekanisme Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dan setiap perubahan harus
dengan persetujuan unit terkait dan Wakil Manajemen Mutu Puskesmas Juli.

A. PENGENDALIAN REKAMAN
a. Tanggung Jawab
Kepala Puskesmas, Wakil Manajemen Mutu, Penanggungjawab Upaya,
Penanggungjawab Pelayanan Klinis, dan seluruh karyawan puskesmas
bertanggungjawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada
Manual Mutu, dengan melalui kegiatan antara lain:
1) Rekaman dipelihara dan diindentifikasi dengan jelas sehingga
memudahkan pengumpulan, pengambilan, pengarsipan, penyimpanan
dan pemusnahannya;
2) Rekaman menjadi bukti kesesuaian terhadap Sistem Manajemen Mutu;
3) Rekaman disimpan dengan tata cara yang memadai dan ditempatkan pada
tempat yang layak untuk melindungi dari kerusakan;
4) Rekaman yang aktif ditempatkan didalam subject file, ordner, komputer
atau tempat lain di almari arsip;
5) Jenis-jenis rekaman, tempat penyimpanan, masa simpan, penanggung
jawab dan uraian lainnya dijelaskan pada Kebijakan dan Prosedur
Pengendalian Dokumen.

b. Format Tata Letak


Format/tata letak dari Manual Mutu ini sebagai berikut:
Pada halaman depan/cover muka tercantum nama organisasi, logo Pemerintah
Daerah Kabupaten Bireuen di sebelah kiri dan logo Puskesmas di sebelah kanan,
nama puskesmas, judul dokumen yaitu MANUAL MUTU, serta nomor
dokumen, revisi yang keberapa dan tanggal berlaku.

c. Pendistribusian
Manual Mutu didistribusikan sesuai dengan statusnya, yaitu salinan
“Terkendali”dan Salinan “Tidak Terkendali”, pendistribusiannya dibawah
tanggung jawab Wakil Manajemen Mutu Puskesmas Juli.

d. Pendistribusian Salinan Terkendali


Manual Mutu dengan status dokumen “Terkendali” diberi cap
“TERKENDALI” dan “nomor salinan” pada halaman depan pojok kanan atas
dan didistribusikan kepada:
NOMOR
PENERIMA
SALINAN
01 Tim Audit Internal
02 Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
03 Tim Survei Kepuasan dan Komplain Pelanggan
04 Penanggungjawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
05 Penanggungjawab Upaya Pelayanan Klinis
06 Unit-unit

Sekretariat Pusat Pengendalian Dokumen Akreditasi Puskesmas Juli yang


berada di bawah Kepala Sub Bagian Tata Usaha sebagai pengendali dokumen,
menyimpan dan memelihara “Master Dokumen” atau “Dokumen Induk” dan
diberi stempel “ASLI”pada pojok kanan atas.

e. Pendistribusian Salinan Tidak Terkendali


Manual Mutu dengan status salinan“Tidak Terkendali” dapat
didistribusikan setelah melalui ijin tertulis dari Wakil Manajemen Mutu
Puskesmas Juli atas persetujuan Kepala Puskesmas Juli dan dokumen ini dapat
diberikan kepada pihak luar organisasi secara selektif. Halaman depan dari
salinan“Tidak Terkendali” diberi cap/stempel dengan tulisan “TIDAK
TERKENDALI”. Apabila dikemudian hari terjadi revisi, maka pengendali
dokumen tidak berkewajiban untuk melakukan perubahan dan penarikan dari
peredarannya.

f. Perubahan
Setiap perubahan/revisi pada Manual Mutu dapat berasal dari masukan
Penanggungjawab Upaya, Penanggungjawan Pelayanan Klinis, temuan hasil
audit dari Tim Audit Internal, Tim Manajemen Risiko atau Tim Keluhan
Pelanggan kepada Wakil Manajemen Mutu ataupun karena adanya perubahan
kebijakan manajemen.
Bagian yang mengalami perubahan dicatat pada kolom revisi pada
lembar revisi. Lembar status revisi diperiksa oleh Wakil Manajemen Mutu dan
persetujuan ditandatangani oleh Wakil Manajemen Mutu sebagai bukti
persetujuan. Tanggal berlakunya revisi ditulis pada kolom tanggal.
Pengendali Dokumen harus memastikan bahwa bagian yang direvisi telah
digabungkan ke dalam salinan terkendali, dan Manual Mutu dengan status
salinan terkendali ditarik dari peredarannya untuk dimusnahkan dan masternya
disimpan serta diberi cap dengan tulisan “KADALUWARSA”. Pengendali
dokumen tidak berkewajiban untuk memperbaiki Manual Mutu dengan status
salinan “Tidak Terkendali” apabila dikemudian hari terjadi revisi.

g. Tinjauan Dokumen
Untuk penyelarasan perkembangan organisasi, secara berkala Wakil
Manajemen Mutu Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen akan melakukan
peninjauan terhadap Manual Mutu ini dengan tujuan untuk menilai efektivitas
dan kecocokan sistem mutu yang berkesinambungan dalam penerapannya
sehingga dapat mengindentifikasi peluang peningkatan sistem mutu.

BAB III
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN

A. KOMITMEN MANAJEMEN
Wakil Manajemen Mutu Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen bertanggung
jawab untuk menentukan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara Sistem
Manajemen Mutu secara berkesinambungan. Melalui koordinasi dengan Kepala
Puskesmas Juli dilakukan penetapan tanggung jawab tim, penetapan kebijakan mutu,
sasaran mutu, penetapan uraian tugas, penunjukan Wakil Manajemen Mutu dan Tim
yang lainnya yang terkait, peninjauan terhadap penerapan Sistem Manajemen Mutu
secara periodik dan menyediakan sumber daya yang memadai untuk pengelolaan
Sistem Manajemen Mutu.

B. FOKUS PADA SASARAN/PASIEN


Pelayanan yang disediakan oleh UPTD Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen
dilakukan dengan berfokus pada pelanggan. Pelanggan dilibatkan mulai dari
identifikasi kebutuhan dan harapan pelanggan, perencanaan penyelenggaraan upaya
puskesmas dan pelayanan klinis, pelaksanaan pelayanan, monitoring dan evaluasi
serta tindak lanjut pelayanan.
UPTD Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen melakukan peninjauan atas
kemampuannya dalam memenuhi persyaratan pelayanan, terdefinisi dengan jelas dan
organisasi harus dapat memastikan bahwa persyaratan pelayanan tersebut dapat
dipenuhi atau selalu diupayakan sebelum proses berjalan.
UPTD Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen berupaya memberikan kepuasan
kepada pelanggan puskesmas dan mengadakan pengawasan serta kontrol pelayanan
yang menjamin kepuasan pelanggan Puskesmas Juli.

C. KEBIJAKAN MUTU
Kebijakan mutu sebagaimana ditetapkan oleh manajemen, mendifinisikan
komitmen terhadap mutu pada Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen. Manajemen akan
menjamin bahwa kebijakan mutu ini dipahami, diimplementasikan dan dipelihara
diseluruh tingkatan organisasi. Kebijakan mutu secara berkala akan ditinjau oleh
Manajemen dalam pertemuan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) untuk menjamin
relevansi yang berkelanjutan pada kebijakan organisasi. Kebijakan mutu
didefinisikan pada halaman 3 (tiga) Manual Mutu ini. Selanjutnya kebijakan mutu,
terutama sasaran mutu diperbanyak dan ditempelkan (diletakkan) ditempat-tempat
yang strategis di dalam organisasi Puskesmas Juli.
D. PERENCANAN SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN PENCAPAIAN
SASARAN KINERJA/ MUTU
a. Perencanaan Sistim Manajemen Mutu
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen menetapkan perencanaan mutu.
Perencanaan ini ditetapkan untuk memastikan bahwa jasa palayanan yang
dihasilkan telah memenuhi persyaratan untuk pelayanan sesuai Sistem
Manajemen Mutu.Penetapan perencanaan mutu didokumentasikan dalam format
yang disesuaikan dengan urutan proses organisasi, mencakup:
1) Kepastian kesesuaian antara proses yang dilakukan dengan Prosedur
Kerja, Sistem Manajemen Mutu, dan Instruksi Kerja;
2) Penempatan personel penanggung jawab atas setiap tahap proses yang
dilaksanakan.

b. Sasaran Mutu
Untuk mendukung kebijakan mutu, manajemen menetapkan sasaran
mutu.Sasaran mutu ditetapkan dan didokumentasikan mengacu kepada standar
kinerja dan layanan yang ditetapkan,yang meliputi indikator pelayanan
manajemen, indikator pelayanan klinis dan indikator penyelenggaraan upaya
puskesmas yang diuraikan secara terinci.
Indikator layanan dapat disepakati secara internal oleh Puskesmas Juli
serta mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan target kinerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen, yang diuraikan sebagai berikut:

NO RUANG INDIKATOR MUTU TARGET


1 Ruangan Kelengkapan Jumlah SDM sesuai dengan 100%
Administrasi kebutuhan
Manajemen Tenaga kesehatan memiliki SIK 100%
1. Indikator Kinerja Manajemen Puskesmas

2. Indikator Mutu Klinis UKP


UNIT
NO INDIKATOR MUTU TARGET
PELAYANAN
Waktu tanggap pelayanan UGD <5 menit 100%
1 UGD Pendampingan rujukan oleh petugas yang
100%
kompeten
Waktu Tunggu Pemeriksaan pasien di
80%
ruang pemeriksaan poli umum
2 Poli Umum
Kepatuhan jam buka pelayanan sesuai
100%
dengan kebutuhan
Waktu Tunggu Pemeriksaan pasien di
Poli 100%
3 ruang pemeriksaan poli MTBS
MTBS/Anak
Kelengkapan pengisian format MTBS 100%
Kepatuhan petugas melakukan informed
100%
4 Poli Gigi consent sebelum pencabutan gigi
Kepatuhan petugas menggunakan APD 100%
Pelayanan ANC sesuai Standar Poli KIA 100%
5 Poli Kia Kepatuhan petugas menggunakan APD 100%
Kelengkapan Rekam Medis Poli KIA 100%
Kepatuhan petugas melakukan informed
consent (persetujuan tindakan medik)
6 Poli KB 100%
sebelum melakukan tindakan pemberian
alat kontrasepsi
Kelengkapan pengisian Rekam Medis
100%
7 PONED Pasien
Kepatuhan petugas melakukan identifikasi 100%
Kelengkapan pengisian Rekam Medis
100%
8 Rawat Inap Pasien
Identifikasi pasien dengan benar 100%
Penanganan konsultasi pelayanan Gizi 100%
9 Gizi
Ketersediaan pemberi pelayanan gizi 100%
Kelengkapan penulisan rekam medis
10 Rujukan 90%
Rujukan
Tidak adanya Kesalahan Penyerahan
0%
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
11 Laboratorium
Identifikasi pasien sebelum pengambilan
100%
tindakan dan saat penyerahan hasil lab
PIO kepada pasien 100%
12 Farmasi
Telaah resep 100%
Pelayan kesehatan orang dengan
100%
tuberkolosis (TB)
13 Poli TB/Kusta
Keberhasilan pengobatan pasien TB
90%
semua kasus sensitif obat
Kelengkapan pengisian Rekam Medis
14 Imunisasi 100%
Pasien
Kelengkapan pengisian Rekam Medis
100%
Pustu Krueng Pasien
15
Simpo Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung
100%
Diri (APD)
Kelengkapan pengisian Rekam Medis
100%
Pustu Krueng Pasien
16
Simpang Jaya Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung
100%
Diri (APD)
3. Indikator Mutu UKM Essensial

UNIT
NO INDIKATOR MUTU TARGET
PELAYANAN
Persentase UKBM Aktif 100%
Jumlah Rumah Tangga Perilaku
100%
Hidup Bersih Sehat (PHBS)
1 Promkes
Persentase Kabupaten/ Kota
Kecamatan yang melaksanakan 80%
Pembinaan Posyandu Aktif
Balita yang ditimbang Berat Badan
80%
(D/S)
2 Kesehatan Gizi
Balita Gizi buruk yang mendapat
87%
pelayanan tata laksana gizi buruk
Rate infeksi HIV baru (insiden)
penduduk usia ≥ 15 tahun yang tidak 100%
3 Program HIV terinfeksi
Skrining Tripel Eliminasi Pada Ibu
100%
Hamil Eksklusi
4 Program Hepatitis Ibu hamil di skrinning Hepatitis B 100%
Penyelidikan Epidemiologi Kasus
100%
Penyakit Potensial Wabah
5 Program Surveilans
Respon Kejadian Luar Biasa < 24
100%
Jam
Pemeriksaan jentik berkala 95%
6 Program DBD Penyelidikan epidemiologi kasus
95%
DBD
7 Program Diare Cakupan Pelayanan Penderita Diare
100%
semua umur yang ditangani
Semua kasus gigitan HPR dilakukan
8 Program Rabies cuci luka dan pemberian VAR 100%
(Vaksin anti rabies)
9 Program ISPA Penemuan Kasus Pneumonia Balita 85%
oleh Petugas Ispa
10 Program Cacingan Pencapaian pemberian obat cacing
100%
usia 1 tahun – 12 tahun
Ibu Hamil Yang Mendapatkan
100%
Program Ibu Dan Pelayanan ANC Sesuai Standar
11
Anak (KIA) Pengawasan ibu hamil Resti/
80%
Komplikasi
Pemantaun Penerapan Kawasan
50%
12 Program PTM
Tanpa Rokok di Sekolah
Pelaksanaan Posbindu di
100%
Masyarakat
13 Kesling Pengawasan Desa Stop BABS 100%
14 Program Malaria ABER (Annual blood examination
100%
rate)
4. Indikator Mutu UKM Pengembangan
UNIT
NO INDIKATOR MUTU TARGET
PELAYANAN
E.
1 Kesehatan Lansia Deteksi Dini Lansia berisiko Tinggi 80%
Penjaringan kesehatan murid baru
80%
SD, SMP/SMA
2 Program UKS/PKPR
Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah
55%
(UKS)
Kesehatan Jiwa Pelayanan Orang dengan Gangguan
3 Jiwa (ODGJ) Berat sesuai standar 100%
(KESWA)
Kesehatan Kerja dan Supervisi Pembinaan GP2SP
4 Olahraga > 70%
(KESJAOR)
TANGGUNG JAWAB, WEWENANG DAN KOMUNIKASI
 Tanggung Jawab dan Wewenang
Sistem Manajemen Mutu Puskesmas Juli harus didukung oleh tata kelola
dan sinergitas serta komunikasi yang baik diantara Kepala Puskesmas, Wakil
Manajemen Mutu, Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan Penanggungjawab
Pelayanan Klinis, meliputi:

a. Kepala Puskesmas
Tanggung jawab:
1) Menetapkan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas Juli;
2) Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap keputusan strategis
untuk pelaksanaan sistem kinerja setiap proses yang ada di dalam
proses pelayanan;
3) Memastikan ketersediaan sumber daya baik manusia, alat serta
bangunan dan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung semua
proses perbaikan mutu.

Wewenang :
1) Membentuk dan mengangkat tim dan instrumen pendukung yang
terkait dalam rangka pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu;
2) Menetapkan Manual Mutu yang disusun oleh oleh Tim Penyusun
Manual Mutu;

b. Wakil Manajemen Mutu


Tanggung jawab:
1) Menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
Juli;
2) Memastikan bahwa persyaratan umum dalam pelaksanaan Sistem
Manajemen Mutu Puskesmas Juli Juli dan dilaksanakan oleh seluruh
karyawan;
3) Bertanggung jawab untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas
implementasi sistem manajemen mutu.

F. WAKIL MANAJEMEN MUTU/PENANGGUNG JAWAB MANAJEMEN


MUTU
1.Tanggung Jawab dan Wewenang
Sistem Manajemen Mutu Puskesmas Juli harus didukung oleh tata kelola
dan sinergitas serta komunikasi yang baik diantara Kepala Puskesmas, Wakil
Manajemen Mutu, Penanggung jawab Upaya Puskesmas dan Penanggung jawab
Pelayanan Klinis, meliputi:

c. Kepala Puskesmas
Tanggung jawab:

1) Menetapkan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas Juli;


2) Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap keputusan strategis
untuk pelaksanaan sistem kinerja setiap proses yang ada di dalam
proses pelayanan;
3) Memastikan ketersediaan sumber daya baik manusia, alat serta
bangunan dan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung semua
proses perbaikan mutu.

Wewenang :
3) Membentuk dan mengangkat tim dan instrumen pendukung yang
terkait dalam rangka pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu;
4) Menetapkan Manual Mutu yang disusun oleh oleh Tim Penyusun
Manual Mutu;

d. Wakil Manajemen Mutu


Tanggung jawab:
4) Menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
Juli;
5) Memastikan bahwa persyaratan umum dalam pelaksanaan Sistem
Manajemen Mutu Puskesmas Juli Juli dan dilaksanakan oleh seluruh
karyawan;
6) Bertanggung jawab untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas
implementasi sistem manajemen mutu.

Wewenang:
1) Memberikan saran, masukan dan arahan terkait dengan upaya
perbaikan Sistem Manajemen Mutu termasuk program Manajemen
Risiko dan Keselamatan Pasien.
2) Meminta dilakukannya pertemuan di luar pertemuan terjadwal yang
telah disepakati dalam rangka bertujuan memastikan dan mencari
solusi perbaikan mutu bilamana dipandang perlu
3) dst

e. Penanggungjawab Upaya Puskesmas:


Tanggung jawab:
1. Bertanggung jawab dalam penerapan dan pemeliharaan Sistem
Manajemen Mutu yang berada dalam lingkup upaya puskesmas;
2. Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis Sistem
Manajemen Mutu yang berada dalam lingkup upaya puskesmas;
3. Melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta
melakukan perbaikan terus menerusdalam lingkup upaya puskesmas;
4. dst
Wewenang:
1. Mengkoordinasikan seluruh unit program upaya guna mencapai
sasaran mutu yang telah dituangkan dalam Manual Mutu;
2. Meminta kepada seluruh unit upaya untuk dilakukan pertemuan di
luar pertemuan terjadwal bila terjadi persoalan yang terkait dengan
upaya perbaikan mutu program upaya;
f. Penanggungjawab Pelayanan Klinis:
Tanggung jawab:
1. Bertanggung jawab dalam penerapan dan pemeliharaan Sistem
Manajemen Mutu yang berada dalam lingkup pelayanan klinis
2. Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis Sistem
Manajemen Mutu yang berada dalam lingkup pelayanan klinis;
3. Melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta
melakukan perbaikan terus menerusdalam lingkup pelayanan klinis.
Wewenang:
1. Mengkoordinasikan seluruh unit program pelayanan klinis guna
mencapai sasaran mutu yang telah dituangkan dalam Manual Mutu;
2. Meminta kepada seluruh unit pelayanan klinis untuk dilakukan
pertemuan di luar pertemuan terjadwal bila terjadi persoalan yang
terkait dengan upaya perbaikan mutu pelayanan klinis.
3. dst

G. KOMUNIKASI INTERNAL
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen dalam rangka untuk mengevaluasi
kekurangan pelayanan dan kinerja yang telah ditetapkan dalam sasaran mutu
dilakukan melalui media komunikasi internal yang dapat berupa rapat koordinasi,
memorandum, papan pengumuman, surat keputusan, meeting, breefing,
konseling, dokumen - dokumen Sistem Manajemen Mutu dan lain-lain dengan
ditetapkan Kebijakan dan Prosedur Komunikasi Internal ( Dokumen
Nomor:SOP / ADM / 195 / 2017 ) sebagai berikut;
JADWAL UNIT
NO. JENIS KEGIATAN KET.
PELAKSANAAN TERKAIT
1. Kegiatan apel pagi Setiap senin pagi
2. Pertemuan bidan koordinator dan bidan desa 3 bulan sekali
3. Pertemuan rutin program upaya UKM dan 1 bulan sekali
Admin
4. Pertemuan rutin pelayanan klinis 1 bulan sekali
5. Pertemuan triwulan Tim Audit Internal 3 bulan sekali
6. Pertemuan triwulan Tim Manajemen 3 bulan sekali
Risiko / PMKP
7. Pertemuan triwulan Tim Survei Kepuasan 3 bulan sekali
dan Komplain Pelanggan
8. Pertemuan triwulan Tim Manajemen Mutu 3 bulan sekali
9. Rapat Tinjauan Manajemen ( RTM ) Juni,Desember
10. Lokakarya mini bulanan Minggu ke 4 setiap
bulan
11. Rapat Staf Jumat minggu ke 4

H. PERATURAN INTERNAL PUSKESMAS


1. Melakukan absensi manual saat mulai dan selesai jam kerja
2. Jam masuk kerja : Jam 08.00 WIB
Jam pulang kerja :
Senin s/d Kamis : Jam 14.45 WIB
Jum’at : Jam 12.15 WIB
Sabtu : Jam 14.15 WIB
3. Memakai seragam kerja sbb:
Senin s/d rabu : Seragam putih putih
Kamis : Batik
Jum’at : putih hitam
Sabtu : Batik
4. Mengikuti Apel bersama
5. Mengaktifkan alat komunikasi (Handphone, Whatsapp, SMS) 24 jam
6. Menghadiri pertemuan rapat/lokakarya mini tepat waktu
7. Izin kepada Kepala UPT Puskesmas atau Kepala Sub Bagian Tata Usaha bila
tidak masuk kerja/tidak menghadiri rapat
8. Menjaga kebersihan dan kerapihan diri serta lingkungan dalam bekerja
9. Senantiasa mengutamakan kepuasan dan kenyamanan bagi pengunjung
Puskesmas
I. ATURAN CUTI
Pegawai UPT Puskesmas Juli mempunyai hak untuk cuti sebagai berikut
1. Cuti Tahunan
Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang –kurangnya satu tahun secara
terus menerus berhak atas cuti, lamanya cuti tahunan 12 hari kerja dan tidak
dapat dipecah – pecah hingga jangka waktu yang kurang dari 3 (tiga) hari dan
apabila cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan dapat diambil dalam tahun
berikunya untuk paling lama 18(delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan
dalam tahun yang sedang berjalan
2. Cuti Besar
Pegawai Negeri Sipil yang bekerja kurang –kurangnya 6 (enam) tahun secara
terus menerus berhak atas cuti besar ,lamanya 3 (tiga) bulan,Pegawai Negeri Sipil
yang cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunannya dalam tahun yang
bersangkutan
3. Cuti Sakit
Pegawai Negeri Sipil yang sakit selama 1(satu) atau 2(dua) hari berhak atas cuti
sakit,dengan ketentuan bahwa ia harus memberitahukan kepada
atasannya.Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 2(dua) hari sampai dengan
14(empat belas ) hari berhak atas cuti sakit dengan ketentuan bahwa PNS yang
bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter
lamanya 1,5(satu setengah) bulan.
4. Cuti Bersalin
Untuk persalinan anaknya yang pertama,kedua,ketiga,PNS wanita berhak atas
cuti bersalin,untuk persalinan anaknya yang ke empat dan seterusnya,kepada PNS
wanita diberi cuti diluar tanggungan Negara, lamanya cuti bersalin adalah 3(tiga)
bulan.
5. Cuti karena Alasan Penting
Yang dimaksud dengan cuti karena alasan penting adalah karena
ibu,bapak,istri/suami,anak,kakak,mertua/menantu sakit atau meninggal
dunia ,melangsungkan perkawinan yang pertama.
Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti untuk paling lama 2(dua) bulan.
6. Cuti Diluar Tanggungan Negara
Kepada PNS yang telah bekerja sekurang –kurangnya 5(lima) tahun secara terus
menerus karena alasan alasan penting dan mendesak dapat diberikan cuti diluar
tanggungan Negara, cuti diluar tanggungan Negara dapat diberikan untuk paling
lama 3(tiga) tahun,pns yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan
dari Negara,selama menjalankan cuti diluar tanggungan Negara tidak
diperhitungkan sebagai masa kerja PNS
Mekanisme Pengajuan Cuti adalah sebagai berikut
a. Setiap petugas yang mengajukan cuti membuat surat permohonan cuti
beserta alasan cuti dan pelimpahan kepada petugas lain yang telah ditanda
tangani kedua belah pihak
b. Berkas tersebut rangkap 3 dan ditanda tangani oleh Kepala Puskesmas
dengan ketentuan satu berkas untuk arsip di TU, satu berkas untuk
pegawai yang bersangkutan dan satu berkas untuk dikirim ke Dinas
Kesehatan.
c. Berkas masuk ke TU Puskesmas Juli paling lambat 2 minggu sebelun
tanggal cuti

BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. UMUM
Manajemen Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen memiliki kebijakan untuk
selalu melaksanakan peninjauan terhadap Sistem Manajemen Mutu organisasi dan
peninjauan dilakukan melalui Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) yang sedikitnya
dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun. Rapat Tinjauan Manajemen ini adalah
untuk menjamin kelangsungan efektifitas dan kelayakan sistem manajemen mutu,
persyaratan layanan, kebijakan mutu dan sasaran mutu di Puskesmas Juli.
Agenda kegiatan Rapat Tinjauan Manajemen di UPT Puskesmas Juli sebagai
berikut:
 Pembukaan
 Sambutan Kapus
 Pemaparan Hasil Audit Internal
 Umpan balik /Survey Kepuasan Pelanggan
 Capaian Kinerja Proses / hasil layanan
 Evaluasi kegiatan manajemen resiko
 Tindakan koreksi
 Rencana tindak lanjut
 Rencana perbaikan system manajemen mutu
 Penutup

B. MASUKAN TINJAUAN MANAJEMEN


Masukan Rapat Tinjauan Manajemen ( RTM ) Puskesmas Juli Kabupaten
Bireuen berisi informasi antara lain mengenai :
1. Hasil Rapat Tinjauan Manajemen ( RTM ) sebelumnya yang belum
terselesaikan
2. Hasil audit internal, baik berupa hasil audit mutu kinerja maupun hasil audit
mutu layanan.
3. Hasil penilaian sasaran mutu;
4. Temuan antisipatif manajemen risiko/peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
5. Hasil kegiatan umpan balik dan survei pelanggan
6. Tindakan - tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan
7. Kebijakan mutu dan layanan / upaya puskesmas
8. Perubahan yang perlu dilakukan terhadap Sistem Manajemen Mutu dan
pelayanan / penyelenggaraan kegiatan.

C. LUARAN TINJAUAN
Keluaran atau output Rapat Tinjuan Manajemen ( RTM ) berisi keputusan dan
tindakan yang berhubungan dengan :
1)Peningkatan efektifitas Sistem Manajemen Mutu dan prosesnya
2)Peningkatan jasa pelayanan yang berhubungan dengan persyaratan pelayanan
3)Kebutuhan sumber daya yang diperlukan
4)Kesesuaian terhadap aktifitas dan proses dari Sistem Manajemen Mutu,
terhadap kebijakan mutu dan pencapaian sasaran mutu
5)Menentukan tindakan pencegahan dan atau tindakan perbaikan secara terus
menerus
6)Menentukan parameter peningkatan pelayanan Puskesmas Juli, insfrastruktur
dan proses-prosesnya
7)Memperbaharui dan melaksanakan kajian - kajian terhadap ukuran - ukuran
indikator dari proses pelayanan Puskesmas Juli
8)Menentukan tindakan-tindakan untuk melaksanakan perubahan - perubahan,
kebijakan Puskesmas Juli dan penyediaan Sumber Daya Manusia
9)Menentukan tindakan - tindakan untuk melaksanakan terhadap perubahan -
perubahan didalam undang - undang dan peraturan - peraturan yang
ditentukan
10) Menentukan tindakan - tindakan untuk meningkatkan kepuasan dan untuk
mengurangi komplain pelanggan
11) Menentukan tindakan - tindakan untuk meningkatkan komunikasi dengan
pelanggan
12) Mengembangkan tindakan pencegahan dan rencana penanganan terhadap
resiko yang telah teridentifikasi.
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA

A. PENYEDIAAN SUMBER DAYA


Kepala Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen berkewajiban menyediakan
sumberdaya yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan pelayanan di puskesmas.
Penyediaan sumberdaya meliputi baik untuk penyelenggaraan upaya puskesmas
maupun pelayanan klinis.Manajemen mengindentifikasikan kebutuhan, kualifikasi
serta menyediakan sumber daya yang memadai untuk pengelolaan jasa pelayanan,
kinerja organisasi, aktivitas verifikasi dan audit mutu internal.

B. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


1. Umum:
Manajemen menjamin bahwa sumber daya manusia yang ada dilatih secara
memadai, sehingga memungkinkan dapat melaksanakan tugas-tugas yang baru
diberikan secara efisien.

2. Kompetensi, Pelatihan dan Kesadaran:


Puskesmas Juli mengkaji kualifikasi petugas secara periodik, sedikitnya sekali
dalam 1 (satu) tahun, untuk menentukan apakah petugas tersebut memiliki
kualifikasi yang memadai dan atau apakah perlu diberikan pelatihan tambahan.
Adanya pekerjaan baru, teknologi baru dan atau peraturan baru merupakan dasar
untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan pelatihan petugas. Puskesmas Juli
menetapkan suatu program pelatihan kepada petugas baik secara eksternal maupun
internal sesuai dengan kebutuhan organisasi. Dalam pemastian mutu, setiap petugas
senantiasa mendapatkan pengarahan dan petunjuk dari manajemen untuk bekerja
sesuai dengan persyaratan mutu yang telah ditetapkan.
Puskesmas Juli selalu menjaga dan memelihara program pelatihan untuk
memastikan bahwa seluruh petugas mendapatkan tugas-tugas yang sesuai dengan
pendidikan keahlian dan pengalaman yang dimiliki. Puskesmas Juli menetapkan dan
memelihara prosedur terdokumentasi yang mengatur identifikasi kebutuhan
pelatihan dan pelaksanaannya untuk seluruh petugas yang terlibat dalam kegiatan
yang mempengaruhi mutu.

C. INFRASTRUKTUR
1. Infrastruktur / sarana prasarana untuk meningkatkan mutu dan kinerja
dipastikan terpenuhi
2. Melakukan pemeliharaan secara teratur terhadap alat – alat medis maupun
fasilitas pendukungnya agar senantiasa dalam kondisi baik dan siap
dioperasikan.
3. Sarana dan prasarana baru yang diperlukan secepatnya diidentifikasi dan
ditindak lanjuti sesuai prosedur yang berlaku
4. Penanggung jawab unit/ upaya bertanggung jawab untuk memastikan
kecukupan dan kelengkapan sarana kerja dan kelayakan kondisi sarana kerja
pada bagian yang dipimpinnya.
5. Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen menyediakan dan memelihara
infrastruktur yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian persyaratan
terhadap pelayanan yang diberikan.
Infrastruktur yang dimaksud berupa:
A.Gedung, bangunan dan ruangan, yang terdiri dari;
1) Gedung puskesmas induk
2) Ruang pelayanan
 Ruang Pendaftaran
 UGD
 Ruang pemeriksaan umum
 Ruang KIA
 Ruang persalinan
 Ruang Nifas
 Ruang Pemeriksaan Gigi dan Mulut
 Laboratorium
 Ruang Obat

B.Peralatan penunjang (baik perangkat keras dan perangkat lunak), yang


terdiri dari;
1) Peralatan medis
2) Peralatan non medis
3) Dst
C.Fasilitas umum lainnya, yang terdiri dari;
1) Toilet umum
2) Tempat parkir
3) Ruang laktasi
4) Ruang tunggu

D. LINGKUNGAN KERJA
Pimpinan dan seluruh pegawai bertanggung jawab terhadap pengelolaan
lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian persyaratan
pelayanan. Dalam mencapai tujuan tersebut dilakukan berbagai upaya antara lain :
1) Kegiatan keamanan:
 Kegiatan inventarisasi aspek security dan potensi kerawanan dilakukan pada
setiap triwulan.
 Dll ( sebutkan kegiatan yang lainnya )
2) Kegiatan kebersihan dan penghijauan:
1. Kegiatan gotong royong yang dilakukan setiap hari kamis mulai jam 08.00
s/d selesai
2. Kegiatan penanaman bunga dan penataan taman puskesmas dilakukan
bersamaan dengan kegiatan gotong royong.
3) Kegiatan penghematan:
1. Kegiatan pemantauan terhadap sumber atau jalur perpipaan setiap triwulan.
2. Kegiatan pemantauan terhadap sistem instalasi listrik setiap triwulan.
3. Dll (sebutkan kegiatan yang lainnya
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN

A. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ( UKM )


1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, Akses dan Pengukuran Kinerja
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen melakukan perencanaan yang baik,
mempermudah akses masyarakat dan melakukan pengukuran terhadap kinerja
pegawainya terhadap kegiatan upaya kesehatan masyarakat.
Kegiatan perencanaan yang baik, mempermudah akses masyarakat dan
melakukan pengukuran terhadap kinerja dilakukan secara konsisten sebagai
sebuah persyaratan dari Sistem Manajemen Mutu, melalui upaya meliputi:
1) Kegiatan perencanaan yang baik, meliputi:
a. Penetapan sasaran mutu dan persyaratan kegiatan pelayanan Upaya
Kesehatan Masyarakat ( UKM ).
b. Perencanaan dengan berbasis kebutuhan masyarakat melalui survey
kebutuhan masyarakat.
c. dst
2) Kegiatan mempermudah akses masyarakat, meliputi:
a. Kebutuhan untuk menetapkan proses, dokumen dan menyediakan
sumberdaya yang spesifik untuk pelayanan Upaya Kesehatan
Masyarakat ( UKM ).
b. Memberikan kesempatan yang mudah bagi masyarakat memberikan
umpan balik terhadap kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM ).
c. Kegiatan Posyandu tetap digerakkan untuk memperluas jangkauan
kepada masyarakat.
d. dst
3) Pengukuran terhadap kinerja, meliputi:
a. Aktivitas verifikasi, validasi, pemantauan, inspeksi, dan pengujian yang
spesifik pada tiap pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM ).
b. Catatan Mutu yang dibutuhkan untuk menunjukkan bukti bahwa proses
realisasi dan hasil pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM )
memenuhi persyaratan.
c. dst

2. Proses yang Berhubungan dengan Sasaran


a. Penetapan persyaratan sasaran
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen menetapkan persyaratan yang
terkait dengan ruang lingkup penerapan Sistem Manajemen Mutu dalam
pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM) . Penetapan persyaratan
tersebut termuat dalam Kebijakan dan Prosedur Penetapan Persyaratan
Sasaran Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM ) ( Dokumen
Nomor:…. ), meliputi :
1) Sasaran Imunisasi;
- Imunisasi HB-0 pada anak usia 0-7 hari
- Imunisasi Polio pada anak usia 1 sd 4 bulan
- Imunisasi BCG pada anak usia 1 bulan
- Imunisasi DPT pada anak usia 2 sd 4 bulan
- Imunisasi Campak pada anak usia 9 bulan
- Imunisasi Pentabio dan Campak Ulangan usia 18 bulan
- BIAS kelas 1,2 dan 3
2) Sasaran gizi;
3) Sasaran KIA;
4) Sasaran Posyandu Usila;
5) Sasaran Posyandu Remaja;
6) Sasaran UKS
7) Sasaran Poskestren;
8) Sasaran UKK
9) dst ( bidang UKM )

b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran


Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen secara berkala meninjau terhadap
persyaratan yang berhubungan dengan pelayanan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM). Tinjauan ini dilaksanakan sebagai bentuk komitmen
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen memberikan pelayanan kepada
masyarakat dan memastikan bahwa:
1) Persyaratan pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM )
dalam bentuk program dan kegiatan telah diuraikan;
2) Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen selalu berusaha terus menerus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan;
3) Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen akan melakukan koordinasi
dengan pihak terkait untuk mengupayakan memenuhi kekurangan
yang dimiliki.
c. Komunikasi dengan sasaran
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen menetapkan dan menerapkan
informasi yang efektif untuk komunikasi dengan masyarakat atau sasaran
pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM ) melalui mekanisme
meliputi:
1. Informasi yang diberikan melalui poster, leaflet atau lembar
pemberitahuan yang ditempelkan tempat-tempat umum
2. Kegiatan di Posyandu yang dilakukan secara terjadwal
3. Sarasehan desa yang dilaksanakan setiap minggu ke IV secara
bergiliran di setiap desa
4. Pertemuan Lokakarya Mini Tribulan lintas sektor Kecamatan
yang dilakukan setiap tiga bulan sekali
5. Umpan balik dari masyarakat atau sasaran pelayanan Upaya
Kesehatan Masyarakat ( UKM ) melalui survei harapan program
yang dilakukan secara berkala setiap 3 ( tiga ) bulan sekali.
6. Dst.
3. Pembelian dan Pengadaan
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen memastikan pembelian maupun
pengadaan material/peralatan untuk keperluan pelayanan kepada masyarakat
diperoleh dari institusi yaitu :
Kegiatan Pembelian:
1) CV. Kudiva Media Sejahtera ( Dokumen Kontrak Nomor :….. )
Untuk keperluan pembelian computer dan laptop..
2) Toko Makan Aneka Rasa ( DokumenKontrak Nomor :….. )
Untuk keperluan bahan makanan kering ( beras, gula, tepung, dll ),
dan minuman botol kemasan.
3) Toko Arika ATK ( DokumenKontrak Nomor:….. )
Untuk keperluan bahan kertas, buku tulis, fotocopy, dll.

Kegiatan Pengadaan:
1) Unit Layanan Pengadaan ( ULP ) Kabupaten Bireuen:
Untuk keperluan barang
2) Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen:
Untuk pengadaan bahan obat-obatan, cairan dan reagensia serta perbekalan
kesehatan lainnya.
3) Dst
4) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen merencanakan dan melaksanakan
pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM ) pada keadaan kondisi yang
dikendalikan untuk mendapatkan hasil yang optimal, meliputi :
1) Tersedianya Kebijakan dan Instruksi Kerja, berupa:
- Surat Keputusan Nomor 440 / 053 / 409.104.26 / SK / 2017 tentang
Peraturan, Kebijakan dan Prosedur yang digunakan sebagai acuan
dalam pengelolaan dan pelaksana UKM
- Standar Operasional Prosedur Nomor : SOP / UKM / 248 / 2017
tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan UKM Puskesmas
2) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat dilaksanakan sesuai
perencanaan (POA) masing – masing program
3) Tersedianya peralatan/sarana yang sesuai, berupa:
- Sarana gedung posyandu yang baik dan peralatan yang cukup;
- Sarana media promosi kesehatan berupa leaflet, brosur, poster dan lain
- lain yang mencukupi;

4) Tersedianya tenaga yang sesuai, berupa


- Memiliki tenaga promosi kesehatan yang sesuai dengan kompetensi
pendidikannya;
- Seluruh kader posyandu telah dilatih
o Validasi proses penyelenggaraan upaya
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen melakukan validasi pelayanan
penyelenggaraan upaya yang hasilnya menjadi rencana tindak lanjut dan
bahan perbaikan yang akan dilakukan oleh Tim Audit Internal, Tim
Manajemen resiko atau Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
( PMKP ) serta Tim Survei atau Kepuasan Pelanggan.
Mekanisme dan tata cara validasi terhadap pelayanan
penyelenggaraan upaya secara rinci sebagaimana diatur dalam dokumen
Kebijakan dan Prosedur Tugas dan Wewenang serta Tata Kerja Tim Audit
Internal, Tim Manajemen resiko atau Tim Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien serta Tim Survei ( PMKP ) atau Kepuasan Pelanggan
(Dokumen Nomor:440 / 134 / 409. 104. 26 / SK / 2017).
Validasi ini termasuk untuk proses dimana ketidaksesuaian terjadi
baik sebelum pelayanan penyelenggaraan upaya dilakukan maupun setelah
program atau kegiatan dilakukan.

a. Identifikasi dan mampu telusur


Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM ) yang dilakukan di
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen dimulai dari proses identifikasi atau
survei kebutuhan masyarakat terhadap upaya yang menjadi program dan
kegiatan di masyarakat yang dilakukan secara terintegrasi pada unit atau
program terkait. Survei kebutuhan masyarakat dan kegiatan integratif di
masyarakat secara lebih rinci yang dilakukan di Puskesmas Juli Kabupaten
Bireuen mengacu kepada dokumen Kebijakan dan Prosedur Tata Cara
Survei Kebutuhan Masyarakat ( Dokumen Nomor:SOP / UKM / 227 / 2017)
dan dokumen Kebijakan dan Prosedur Kegiatan Integratif Upaya di
Masyarakat .
b. Hak dan kewajiban sasaran
Hak:
1. Mendapatkan penjelasan langkah tentang rencana kegiatan upaya
yang akan dilakukan di masyarakat oleh petugas;
2. Bisa meminta penjelasan atau petunjuk dari petugas tentang
permasalahan kesehatan yang terjadi di masyarakat;
3. Mendapat pelayanan kegiatan upaya di masyarakat sesuai dengan
kebutuhan masyarakat tersebut;
4. Bisa menolak kegiatan upaya yang dilakukan petugas jika kegiatan
tersebut bertentangan dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat;
5. Bisa mendapat informasi tentang hasil kegiatan upaya terhadap
masyarakat.
6. Dst.
Kewajiban:
1. Memberikan informasi yang lengkap, jujur dan terlibat dalam
kegiatan upaya kesehatan di masyarakat;
2. Mematuhi dan memenuhi petunjuk petugas terhadap upaya
pemeliharaan kesehatan masyarakat;
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku dalam kegiatan upaya;
4. Dst.
a. Pemeliharaan barang milik pelanggan
1.Barang milik pelanggan harus ditangani dengan hati hati untuk mencegah
hal hal yang tidak diinginkan
2.Semua fungsi /pihak yang secara langsung atau tidak langsung terlibat
dengan penggunaan,penyimpanan ,pemeriksaan barang milik pelanggan harus
melakukan identifikasi,verifikasi,melindungi dan mengamankan barang barang
milik pelanggan sesuai prosedur yang telah ditetapkan
3.Yang termasuk barang milik pelanggan dalam penyelenggaran upaya
kesehatan masyarakat adalah KMS / Buku KIA,Sistem Infomasi Posyandu ,Buku
KARA.

b. Manajemen risiko dan keselamatan masyarakat


Puskesmas Juli memastikan menerapkan manajemen risiko dan
keselamatan terhadap masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan Upaya
Kegiatan Masyarakat ( UKM ). Pelaksanaan lebih rinci kegiatan manajemen
risiko dan keselamatan terhadap masyarakat terdapat pada Kebijakan dan
Prosedur Manajemen Risiko dan Keselamatan Masyarakat ( Dokumen
Nomor : 440 / 016 / 409.104.26 / SK / 2017 ).
4. Pengukuran, Analisis dan Penyempurnaan Sasaran Kinerja UKM
a. Umum:
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen merencanakan dan menerapkan
pemantauan, pengukuran, analisa dan proses peningkatan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) yang diperlukan yang bertujuan;
a. Untuk menunjukkan kesesuaian produk/layanan upaya kepada
masyarakat;
b. Untuk memastikan kesesuaian dari manajemen mutu, dan;
c. Untuk meningkatkan terus menerus efektivitas Sistem Manajemen
Mutu.
Kegiatan ini termasuk penentuan metode yang dapat digunakan,
termasuk teknik analisis dan jangkauan pelayanannya.
b. Kepuasan Pelanggan:
Sebagai salah satu pengukuran kinerja Sistem Manajemen Mutu,
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen memantau informasi tentang persepsi
masyarakat mengenai apakah Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen telah
memenuhi harapan dan memberikan kepuasan dalam memberikan
pelayanan upaya kepada masyarakat.
Metode untuk memperoleh informasi dari masyarakat dilakukan
dengan dilakukan survei Indeks Kepuasan Masayarakat (IKM) serta Survei
Kepuasan Masyarakat. Persiapan, penjadwalan, pelaksanaan serta
pelaporan Survei Kepuasan dan Harapan Masyarakat dan uraian-uraian
lainnya secara rinci dijelaskan pada Kebijakan dan Prosedur Umpan Balik
Pelanggan terhadap Layanan Upaya di Masyarakat ( Dokumen Nomor:
SOP / UKM / 229 / 2017).

c. Audit Internal:
Untuk memastikan efektifitas Sistem Manajemen Mutu yang
diterapkan, di Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen dilakukan audit internal
secara periodik, yang dilakukan terjadwal dan dilakukan pembahasan
dalam pertemuan internal tim audit internal dan unit terkait yang
diperlukan. Audit dilakukan oleh petugas / tim yang telah dibentuk dengan
keputusan kepala puskesmas. Audit internal dilakukan berdasarkan
prosedur dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Standar
Operasional Prosedur ( SOP ) audit internal Puskesmas Juli Kabupaten
Bireuen.
Metode audit dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada
audite dan pengamatan secara langsung ( observasi ). Setiap temuan audit
dicatat dan didokumentasikan dalam Laporan Ketidaksesuaian dan
digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi tindakan koreksi yang
dilakukan. Ketua tim audit internal melaporkan hasil kegiatan dan temuan
audit yang tidak dapat terselesaikan kepada Wakil Manajemen Mutu
dengan tembusan kepada Kepala Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen
sebagai bahan masukan untuk Rapat Tinjauan Manajemen ( RTM ).
Persiapan dan penjadwalan, pelaksanaan serta pelaporan audit, tindak
lanjut atas ketidaksesuaian yang ditemukan dan uraian-uraian lainnya
secara rinci dijelaskan pada Kebijakan dan Prosedur Tanggung Jawab,
Wewenang dan Tata Kerja Tim Audit Internal ( Nomor Dokumen:
440/176/409.104.26/SK/2017 ).
d. Pemantauan dan Pengukuran Proses Layanan Upaya:
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen menerapkan metode yang sesuai
untuk pemantauan dan pengukuran proses-proses Sistem Manajemen Mutu
pada layanan upaya. Metode - metode ini menunjukan kemampuan proses-
proses dalam mencapai hasil yang direncanakan. Jika hasil yang
direncanakan tidak tercapai, perbaikan dan tindakan perbaikan
dilaksanakan sesuai kebutuhan untuk memastikan kesesuaian produk atau
layanan upaya.

e. Pemantauan dan Pengukuran Hasil Layanan Upaya:


1) Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen melakukan pemantauan terhadap
semua tahap proses untuk memastikan bahwa produk atau layanan
upaya yang diberikan kepada masyarakat memiliki aspek legalitas
sesuai peraturan dan standar akreditasi;
2) Kegiatan pemantauan dimaksudkan sebagai kegiatan pemeriksaan,
pengawasan dan verifikasi dilakukan oleh tim atau individu petugas
yang ditunjuk oleh Wakil Manajemen Mutu;
3) Tim atau individu petugas yang ditunjuk oleh Wakil Manajemen Mutu
diberikan surat penugasan oleh Wakil Manajemen Mutu dengan
diketahui oleh Kepala Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen;
4) Setiap berkas yang masuk harus melewati inspeksi agar apabila terjadi
kekurangan / ketidaksesuaian dapat dilengkapi dan dilakukan inspeksi
ulang;
5) Wakil Manajemen Mutu bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan
pemantauan.

f. Pengendalian Terhadap Produk/Hasil Layanan Klinis Tidak Sesuai:


1) Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen menetapkan dan memelihara
prosedur terdokumentasi untuk memastikan bahwa produk atau
layanan upaya di masyarakat yang salah tidak akan terulang
2) Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen menetapkan Wakil Manajemen
bertanggung jawab meninjau ketidaksesuaian produk atau layanan
upaya yang tidak sesuai dan diberi wewenang untuk melakukan tindak
lanjutnya, sesuai dengan prosedur yang ditetapkan;
3) Produk atau layanan upaya kepada masyarakat yang tidak sesuai
diketahui melalui inspeksi, teridentifikasi, didokumentasi dan
diklasifikasikan sesuai dengan kasusnya
4) Terhadap produk atau layanan upaya yang telah dilaksanakan tindakan
koreksi dilakukan inspeksi dan verifikasi ulang untuk memastikan
bahwa perbaikan / tindakan koreksi telah memenuhi spesifikasi atau
standar yang telah ditetapkan;
5) Penjelasan yang lebih rinci mengenai pengendalian produk atau hasil
layanan upaya yang tidak sesuai dibahas dalam Kebijakan dan
Prosedur Pengendalian Hasil Layanan Upaya Tidak Sesuai.
g. Analisis Data:
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen menentukan, mengumpulkan dan
menganalisis data layanan upaya kepada masyarakat yang sesuai untuk
menunjukkan kesesuaian dan efektifitas dari Sistem Manajemen Mutu serta
untuk mengevaluasi peningkatan secara terus menerus yang dapat
dilakukan. Analisis ini mencakup data yang dihasilkan dari pemantauan
dan pengukuran serta sumber terkait lainnya.
Analisis data menyediakan informasi yang berkaitan dengan:
1) Kepuasan masyarakat terhadap pelayanan upaya puskesmas;
2) Kesesuaian terhadap persyaratan atau standar pelayanan upaya;
3) Karakteristik dan kecenderungan dari proses-proses pelayanan
termasuk peluang untuk tindakan pencegahan.
Hasil dari data Rapat Tinjauan Manajemen ( RTM ), yang meliputi:
1) Hasil Rapat Tinjauan Manajemen ( RTM ) sebelumnya yang
belum terselesaikan
2) Hasil audit internal, hasil audit mutu kinerja dan hasil audit
mutu layanan upaya
3) Temuan antisipatif manajemen resiko terhadap layanan upaya
4) Hasil kegiatan umpan balik dan survei pelanggan layanan upaya
5) Tindakan - tindakan koreksi dan pencegahan layanan upaya
yang dilakukan
6) Kebijakan mutu dan layanan upaya puskesmas
7) Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen
mutu dan layanan / penyelenggaraan kegiatan layanan upaya
8) Informasi yang berkaitan dengan pelayanan upaya kepada
masyarakat dan produk - produk layanan klinis yang tidak
sesuai.
h. Peningkatan Berkelanjutan:
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen secara terus menerus
meningkatkan Sistem Manajemen Mutu layanan upaya kepada masyarakat
dengan menggunakan kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa
data, tindakan perbaikan dan pencegahan serta tinjauan manajemen.
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen akan terus menerus melakukan
peningkatan - peningkatan pelayanan upaya sesuai dengan tuntutan dari
masyarakat.

i. Tindakan Koreksi :
Tindakan koreksi yang di lakukan oleh Puskesmas Juli pada Upaya
Kesehatan Masyarakat ( UKM ) bertujuan untuk untuk mengurangi,
mengidentifikasi penyebab dari ketidaksesuaian mutu layanan upayaantara
lain:
1) Penentuan sasaran dan pelaksanaan tindakan yang diperlukan agar
ketidaksesuaian mutu layanan upayatidak akan terulang
2) Mengevaluasi dan memastikan pencatatan hasil layanan upaya
dilakukan secara benar
3) Peninjauan terhadap tindakan perbaikan layanan upaya yang telah
dilakukan;
4) Peninjauan terhadap pelayanan / produk dan Standar Operasional
Prosedur ( SOP ) yang tidak sesuai
5) Peninjauan terhadap sasaran yang tidak dapat dipenuhi;
6) Peninjauan terhadap penyimpangan dari rencana dan sasaran mutu
Puskesmas Juli
7) Hasil akhir yang tidak dapat di terima yang berasal dari proses kajian,
verifikasi, validasi dan modifikasi, desain dan pengembangan layanan
upaya;
8) Proses kerja layanan upaya yang buruk / tidak memenuhi persyaratan
dari personil dan sistem ( SOP )
9) Komplain dari pelanggan Puskesmas Juli atau pihak-pihak yang dapat
diidentifikasi secara jelas
10) Temuan hasil audit yang tidak memuaskan dari unit terkait
11) Ketidaksesuaian yang teridentifikasi ke dalam proses monitoring dan
pengukuran dari pelayanan upaya
12) Ketidaksesuaian yang ditemukan setiap personil dituangkan dalam
formulir permintaan tindakan koreksi dan diajukan kepada Wakil
Manajemen Mutu untuk segera dilakukan tindakan perbaikan.
Mekanisme tindakan koreksi diuraikan dalam Kebijakan dan Prosedur
Tindakan Koreksi ( Dokumen Nomor:SOP/ADM/223/2017 )
13) Keluhan dari pelanggan Puskesmas Juli (baik lisan maupun tertulis)
diterima oleh bagian layanan keluhan, keluhan tersebut didapat dari
kotak saran, media informasi atau secara langsung dan dituangkan
dalam buku keluhan masyarakat pada tim survei dan keluhan
pelanggan selanjutnya dilaporkan ke Wakil Manajemen Mutu untuk
mencari penyebab keluhan dan melaksanakan tindak lanjut keluhan
pelanggan.
j. Tindakan Pencegahan:
Wakil manajemen mutu dengan bagian terkait melakukan tindakan
pencegahan dengan cara menganalisa terhadap penyebab-penyebab atau
resiko-resiko yang berpotensi menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian
pada mutu layanan upaya dengan cara melakukan:
1) Cross cek dokumen / syarat
2) Self assesment/ penelitian oleh Tim Audit Internal atas permintaan
Wakil Manajemen Mutu
3) Koreksi oleh Auditor
4) Verifikasi akhir melalui mekanisme Rapat Tinjauan Manajemen
(RTM).

B. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN ( UKP )


1. Perencanaan Pelayanan Klinis
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen melakukan perencanaan yang baik terhadap
kegiatan pelayanan klinis. Kegiatan perencanaan yang baik, dilakukan secara
konsisten sebagai sebuah persyaratan dari Sistem Manajemen Mutu, melalui
kegiatan perencanaan pelayanan klinis baik terhadap kebijakan dan prosedur,
sarana dan peralatan medis serta Sumber Daya Manusia ( SDM ), meliputi :
1) Kegiatan perencanaan kebijakan dan prosedur, meliputi:
- Pemberlakuan Manual Mutu tahun 2017;
- Surat Keputusan Nomor:058/PKM-JL/2023 tentang Tim penyusun
Manual Mutu

2) Kegiatan perencanaan sarana dan peralatan medis, meliputi:


- Perencanaan pembangunan ruang baru
- Perencanaan rehabilitasi ruang IGD
- Perencanaan pengadaan peralatan medis kedokteran umum
- Perencanaan pengadaan peralatan medis kedokteran gigi
- Perencanaan pengadaan peralatan medis kebidanan

3) Kegiatan perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM), meliputi:


- Pelatihan APAR nara sumber dari PMK Kab.Bireuen
- Pelatihan BCLS nara sumber Dr Very Fauzan
- Pelatihan Plebhotomi untuk petugas laboratorium
- Pelatihan internal ( On the Job Trainning ) Imunisasi terhadap seluruh
petugas Pelaksana Imunisasi
Kepala Puskesmas menetapkan, melaksanakan dan memelihara rencana mutu
untuk mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan kebijakan puskesmas
Rencana Mutu yang ada disetiap unit kerja meliputi:
- Perencanaan dan strategi untuk mencapai sasaran mutu pada setiap unit
kerja
- Pemantauan proses, metode penghitungan dan frekuensi analisa dan
sasaran mutu
Kepala Puskesmas mengadakan tinjauan terhadap rencana mutu yang telah
ditetapkan jika ada perubahan pada aktifitas pelayanan ,terjadi ketidaksesuaian,
pelayanan baru, atau adanya aktifitas pengembangan pelayanan Puskesmas.
Setiap koordinator unit berkewajiban membuat perencanaan kerja untuk unitnya
masing – masing meliputi:
- Merencanakan system manajemen mutu untuk unit kerjanya
- Memastikan system manajemen mutu yang telah dibuat dijalankan secara
efektif
- Memastikan semua sasaran dan persyaratan yang telah ditetapkan dicapai
- Memelihara / mempertahankan system manajemen mutu pada unitnya
Melakukan Perbaikan/ penyempurnaan system manajemen mutu
2. Proses yang Berhubungan dengan Pelanggan
a. Penetapan persyaratan sasaran
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen menetapkan persyaratan yang terkait
dengan ruang lingkup penerapan Sistem Manajemen Mutu dalam pelayanan
pelayanan klinis. Penetapan persyaratan tersebut termuat dalam Kebijakan
dan Prosedur Penetapan Persyaratan Sasaran Pelayanan Klinis meliputi;
1) Sasaran Pasien Rawat Jalan;
- Pasien umum
- Pasien BPJS
- Dst
2) Sasaran Pasien Bersalin;
- Pasien umum
- Pasien BPJS
- Dst

b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran


Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen secara berkala meninjau terhadap
persyaratan yang berhubungan dengan pelayanan klinis. Tinjauan ini
dilaksanakan sebagai bentuk komitmen Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan memastikan bahwa:
1) Persyaratan pelayanan klinis dalam bentuk program dan kegiatan telah
diuraikan;
2) Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen selalu berusaha terus menerus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan;
3) Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen akan melakukan koordinasi
dengan pihak terkait untuk mengupayakan memenuhi kekurangan
yang dimiliki.

c. Komunikasi dengan sasaran


Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen menetapkan dan menerapkan
informasi yang efektif untuk komunikasi dengan masyarakat atau sasaran
pelayanan klinis melalui mekanisme meliputi:
1. Puskesmas melakukan komunikasi dengan pelanggan dalam bentuk
umpan balik keluhan dan pemberian informasi yang diberikan melalui
poster, leaflet atau lembar pemberitahuan tentang jenis dan jadwal
pelayanan yang ditempelkan ditempat - tempat umum;
2. Kegiatan penyuluhan kesehatan terhadap pasien rawat jalan dan
bersalin;
Komunikasi dengan pelanggan diarahkan untuk memahami kebutuhan
pelanggan antara lain
1. Mendapatkan konfirmasi / persyaratan pelayanan rawat jalan dan
persalinan yang diinginkan pelanggan;
2. Menjawab pertanyaan – pertanyaan pelanggan
3. Mengklarifikasi ketidak jelasan mengenai persyaratan pelanggan
4. Membahas masukan , saran dan keluhan pelanggan

3. Pembelian / Pengadaan Barang Terkait dengan Pelayanan Klinis


a. Proses pembelian dan pengadaan
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen memastikan pembelian maupun
pengadaan material / peralatan untuk keperluan pelayanan klinis kepada
masyarakat diperoleh dari institusi yaitu:
Kegiatan Pembelian:
1) CV. Alkesindo Sejati ( Dokumen Kontrak Nomor : ….. )
Untuk keperluan peralatan kesehatan dan suku cadangnya.
2) Toko Prima Jasa Labsindo ( Dokumen Kontrak Nomor : ….. )
Untuk keperluan bahan reagensia laboratorium.
3) Toko
Untuk pembelian alat kedokteran, alat kedokteran gigi dan alat
kebidanan
4) Toko Jaya Abadi
Untuk keperluan pembelian AC
5) Dst
Kegiatan Pengadaan:
1) Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Bireuen:
Untuk keperluan barang …
2) Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen:
Untuk pengadaan bahan obat-obatan dan cairan.
3) Dst
b. Verifikasi barang yang dibeli
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen memastikan bahwa barang atau
keperluan yang dilakukan pembelian telah melaui proses verifikasi oleh Tim
Penerima Barang sehingga dipastikan barang tersebut adalah tepat harga,
tepat jumlah dan tepat mutu.

4. Penyelenggaraan Pelayanan Klinis


1) Pengendalian proses pelayanan klinis
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen merencanakan dan melaksanakan
pelayanan klinis pada keadaan kondisi yang dikendalikan untuk
mendapatkan hasil yang optimal, meliputi:
a. Tersedianya Kebijakan dan Instruksi Kerja, berupa:
- Surat Keputusan Nomor : … tentang …
- Standar Operasional Prosedur Nomor … tentang …
- Dst
b. Tersedianya peralatan/sarana yang sesuai, berupa:
- Sarana pelayanan medis yang baik dan peralatan yang cukup;
- Sarana ruang rawat jalan dan persalinan memenuhi standar;
- Peralatan penunjang laboratorium lengkap dan telah terkalibrasi;
- Dst
c. Tersedianya tenaga yang sesuai, berupa
- Memiliki tenaga dokter umum yaitu 4 orang Yang terdiri dari 2 orang
PNS, 1 orang kontrak dan 1 orang magang
- Tenaga dokter yang ada di Puskesmas Juli telah melalui pelatihan
yang dipersyaratkan;
- Memiliki tenaga dokter gigi yaitu 1( satu ) orang;
- Memiliki tenaga laboratorium /analis yang cukup yaitu 2 ( dua ) orang
- Memiliki tenaga gizi yaitu 2 orang
- Dst
o Validasi proses pelayanan
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen melakukan validasi pelayanan
klinis yang hasilnya menjadi rencana tindak lanjut dan bahan perbaikan
yang akan dilakukan oleh Tim Audit Internal, Tim Manajemen resiko atau
Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien serta Tim Survei atau
Kepuasan Pelanggan. Mekanisme dan tata cara validasi terhadap pelayanan
klinis secara rinci sebagaimana diatur dalam Kebijakan dan Prosedur Tugas,
Wewenang dan Tata Kerja Tim Audit Internal, Tim Manajemen Risiko atau
Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien ( PMKP ) serta Tim Survei
atau Kepuasan Pelanggan ( Dokumen Nomor : SOP / UKP / 252 / 2017 ).
Validasi ini termasuk untuk proses dimana ketidaksesuaian terjadi baik
sebelum pelayanan dilakukan maupun setelah diberikan.

o Identifikasi dan ketelusuran


Pelayanan pelayanan klinis yang dilakukan di Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen mulai
dari proses penerimaan pasien awal baik yang menggunakan loket pendaftaran maupun
melalui Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk pelanggan di luar jam dinas serta
identifikasi pasien di unit perawatan sampai dengan pelayanan akhir , diberi identifikasi
dengan nomor register pasien pada dokumentasinya. Pengarsipan dan pendokumentasian
dokumen rekam medik dan identifikasi pasien yang dilakukan di Puskesmas Juli
Kabupaten Bireuen secara lebih rinci mengacu kepada dokumen Kebijakan dan Prosedur
Tata Cara Pengamanan Dokumen Rekam Medik dan Identifikasi Pasien ( Dokumen
Nomor : SOP / UKP / 386 / 2017 ).
2) Hak dan kewajiban pasien
Puskesmas JuliKabupaten Bireuen menjamin bahwa pasien yang
menggunakan pelayanan klinisdi puskesmas akan terpenuhi hak - haknya
sehingga diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada pasien. Selain hal
tersebut pasien juga harus melaksanakan kewajibannya sebagai pasien demi
menjamin keberlangsungan pelayanan yang baik, timbal balik dan saling
menghormati, sebagaimana tertuangdalam Kebijakan tentang Hak dan
Kewajiban Pasien ( Dokumen Nomor :440 / 034 / 409. 104. 26 / SK/
2017 ).

Hak Pasien :
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
di Puskesmas Juli;
2. Mendapat informasi atas
a. Penyakit yang diderita
b. Tindakan medis yang akan dilakukan dan kemungkinan penyulit
sebagai akibat tindakan tersebut cara mengatasinya dan alternatif
lainnya
c. Upaya pencegahan agar tidak menderita penyakit yang sama
3. Meminta konsultasi medis
4. Menyampaikan pengaduan saran kritik dan keluhan berkait dengan
pelayanan
5. Memperoleh pelayanan yang bermutu aman nyaman adil jujur dan
manusiawi;
6. Hasil pemeriksaan yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan, tujuan
tindakan, alternative tindakan, resiko, biaya dan komplikasi yang
mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
7. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
kecuali untuk kasus KLB dan kasus yang dapat membahayakan
masyarakat;
8. Keluarga dapat mendampingi saat menerima pelayanan kesehatan.

Kewajiban Pasien:
1.Membawa kartu identitas ( KTP / SIM / KK ) Untuk mengetahui alamat
dengan jelas.
2.Membawa kartu berobat
3.Membawa kartu JKN / KIS ( Bagi peserta BPJS )
4.Mengikuti alur pelayanan Puskesmas
5.Mentaati aturan pelayanam dan mematuhi nasihat serta petunjuk
pengobatan
6.Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang masalah
kesehatannya kepada tenaga di Puskesmas
3) Pemeliharaan barang milik pelanggan
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen melaksanakan pemeliharan
terhadap barang milik pelanggan pada pelayanan klinis, meliputi spesimen
atau dokumen rekam medik ( misalnya ) melalui pengamanan dokumen -
dokumen yang sesuai dengan Kebijakan dan Prosedur Dokumen Tata Cara
Pengelolaan Spesimen ( Dokumen Nomor : SOP / UKP / 332 / 2017 ) dan
Dokumen Tata Cara Pengamanan Dokumen Rekam Medik ( Dokumen
Nomo r: 440 / 082 / 409.104.26 / SK / 2017 ).
4) Manajemen Risiko dan Keselamatan Pasien
Puskesmas Juli memastikan kelengkapan instrumen dan standar
implementasi dalam manajemen risiko dan keselamatan pasien.
Keselamatan pasien ( patientssafety ) telah menjadi isu global dalam
pelayanan kesehatan termasuk juga di puskesmas. Ada 5 ( lima ) isu penting
yang terkait dengan keselamatan pasien ( patiens safety) di bidang
kesehatan yang juga diadopsi oleh Puskesmas Juli yaitu: keselamatan pasien
( patiens safety ), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan
bangunan dan peralatan
Peralatan di puskesmas yang bisa berdampak kepada keselamatan
pasien dan petugas, keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap
pencemaran lingkungan dan keselamatan kelanjutan pelayanan puskesmas.
Pelaksanaan Manajemen Risiko dan Keselamatan Pasien di
Puskesmas Juli memiliki tujuan, meliputi:
1. Terciptannya budaya keselamatan pasien di Puskesmas Juli;
2. Meningkatnya akuntabilitas Puskesmas Juli terhadap pasien dan
masyarakat;
3. Menurunnya angka Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di Puskesmas
Juli, dan,
4. Terlaksananya program - program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian yang tidak diharapkan di Puskesmas Juli.

5. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien ( PMKP ) Pelayanan Klinis


a. Penilaian indikator kinerja klinis
Dalam rangka implementasi Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien ( PMKP ) pelayanan klinis di Puskesmas Juli sebagaimana ketentuan
dalam pelaksanaan program keselamatan pasien ( patients safety ) memiliki
7 ( tujuh ) standar atau indikator kinerja klinis keselamatan pasien, meliputi:
1) Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien dalam pelayanan
2) Komunikasi efektif dalam pelayanan
3) Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat
4) Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan
5) Pengurangan terjadinya infeksi dalam pelayanan
6) Tidak terjadinya pasien jatuh di fasilitas kesehan

b. Pelaporan insiden keselamatan pasien


Setiap Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) atau Kejadian Nyaris
Cedera ( KNC ) dan berpotensi menimbulkan bahaya pada pelayanan klinis
di setiap unit Puskesmas Juli harus segera dilaporkan untuk segera
ditindaklanjuti, meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1. Apabila terjadi suatu insiden ( KNC / KTD ) di setiap unit
Puskesmas Juli, waiib segera ditindaklanjuti ( dicegah / ditangani )
untuk mengurangi dampak / akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindaklanjuti, setiap petugas segera buat laporan
insidennya dengan mengisi formulir Laporan Insiden pada akhir
jam kerja / shift kepada atasan langsung yaitu Penanggung jawab
unit masing - masing paling lambat 2 x 24 jam.
3. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading
risiko terhadap insiden yang dilaporkan;
Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisis yang akan dilakukan
sebagai berikut
a) : Investigasi sederhana oleh atasan langsung dalam hal ini
penanggungjawab unit masing -
masing, waktu maksimal 1 minggu.
b) Grade hijau : Investigasi sederhana oleh atasan
langsung dalam hal ini penanggung
jawab unit masing - masing, waktu
maksimal 2 minggu.
c) Grade kuning : Investigasi komprehensif menggunakan
analisis akar masalah atau Root Cause
Analysis ( RCA ) oleh Tim Manajemen
Risiko / Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien ( PMKP )
Puskesmas Juli, waktu maksimal 45
hari.
d)Grade merah : Investigasi komprehensi menggunakan
analisis akar masalah atau Root Cause
Analysis ( RCA ) oleh Tim Manajemen
Risiko / Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien ( PMKP)
Puskesmas

4. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil


investigasi dan laporan insiden dilaporkan oleh atasan langsung
dalam hal ini penanggungjawab unit masing-masing, kepada Tim
Manajemen Risiko / Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
( PMKP );
5. Selanjutnya Tim Manajemen Risiko/Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien ( PMKP )akan menganalisis kembali Hasil
Investigasi dan Laporan Insiden untuk menentukan apakah perlu
dilakukan investigasi lanjutan Root Cause Analysis ( RCA )
dengan melakukan regarding;
6. Setelah melakukan Root Cause Analysis ( RCA ), Tim Manajemen
Risiko / Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)akan
membuat laporan dan rekomendasi untuk perbaikan serta
"peringatan" berupa Petunjuk / "Safcty alert" untuk mencegah
kejadian yang sama terulang kembali;
7. Hasil Root Cause Analysis ( RCA ), rekomendasi dan rencana kerja
dilaporkan kepada Tim Manajemen Mutu dengan tembusan kepada
Kepala Puskesmas Juli.
8. Rekomendasi untuk "Perbaikan dan Peringatan" diberikan umpan
balik oleh Tim Manajemen Mutu kepada unit terkait.
9. Monitoring dan evaluasi perbaikan dilakukan oleh Tim Manajemen
Risiko / Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien ( PMKP ).

c. Penerapan manajemen risiko


Puskesmas Juli menjalankan implementasi atau penerapan manajemen
risiko dan keselamatan pasien berdasarkan 7 ( tujuh ) standar atau indikator
kinerja keselamatan pasien di Puskesmas Juli, meliputi:
1. Standar 1 : Membangun kesadaran nilai-nilai keselamatan pasien.
Penerapan / Implementasi:
1) Puskesmas Juli memastikan memiliki kebijakan yang menjabarkan
apa yang harus dilakukan staf segera setelah terjadi insiden,
bagaimana langkah - langkah pengumpulan fakta harus dilakukan
dan dukungan apa yang harus diberikan kepada staf, pasien dan
keluarganya
2) Memastikan Puskesmas Juli memiliki kebijakan yang menjabarkan
peran dan akuntabilitas individual bilamana terjadi insiden
3) Menumbuhkan budaya melapor dan belajar dari insiden yang terjadi
di Puskesmas Juli
4) Melakukan assessment dengan menggunakan survei penilaian
keselamatan pasien;
5) dst

2. Standar 2 : Komitmen manajemen dalam memimpin dan mendukung


staf dalam program keselamatan pasien.
Penerapan / Implementasi:
1) Puskesmas Juli memastikan ada anggota manajemen yang
bertanggungjawab terhadap keselamatan pasien
2) Dilakukan identifikasi terhadap orang-orang yang bisa
menjadi penggerak dalam dalam program keselamatan
pasien
3) Prioritaskan keselamatan pasien dalam agenda pertemuan
pimpinan atau manajemen
4) Memasukkan program keselamatan pasien dalam semua
program latihan staf puskesmas dan memastikan pelatihan
ini diikuti dan diukur efektivitasnya
5) Dst

3. Standar 3 : Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko.


Penerapan / Implementasi:
1) Telaah kembali struktur dan proses yang ada dalam
manajemen risiko klinis maupun non klinis, serta
memastikan hal tersebut mencakup dan terintegrasi dengan
keselamatan pasien dan staf
2) Mengembangkan indikator-indikator kinerja bagi sistem
pengelolaan risiko yang dapat dimonitor oleh manajemen
3) Menggunakan informasi yang benar dan jelas dari sistem
pelaporan insiden dan assessment risiko untuk dapat secara
proaktif meningkatkan terhadap kepedulian pasien
4) Dst.

4. Standar 4: Mengembangkan sistem pelaporan keselamatan pasien.


Penerapan / Implementasi:
1) Puskesmas Juli melengkapi rencana implementasi sistem
pelaporan insiden.
2) Pelaporan terhadap insiden kejadian yang tidak Diharapkan
dan nyaris cedera dilakukan dengan tepat waktu.
3) Dst.

5. Standar 5 : Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien.


Penerapan / Implementasi:
1) Puskesmas Juli memastikan memiliki kebijakan yang secara
jelas menjabarkan cara - cara komunikasi terbuka tentang
insiden dengan pasien dan keluarganya
2) Puskesmas Juli memastikan pasien dan keluarganya mendapat
informasi yang benar dan jelas bila terjadi insiden;
3) Manajemen memberikan dukungan, pelatihan dan dorongan
semangat kepada staf agar selalu terbuka kepada pasien dan
keluarganya;
4) Dst.
6. Standar 6 : Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien.
Penerapan / Implementasi:
1) Puskesmas Juli memastikan staf yang terkait telah terlatih
untuk melakukan kajian insiden secara tepat yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi penyebab;
2) Puskesmas Juli memastikan mengembangkan kebijakan yang
menjabarkan dengan jelas kriteria pelaksanaan Analisis Akar
Masalah ( Root Cause Analyse ) atau Faillure Modes and
Effect Analyse ( FMEA ) atau metode analisis yang lain yang
harus mencakup semua insiden yang telah terjadi dan
minimum satu kali per tahun untuk proses risiko tinggi
3) Dst

7. Standar 7 : Upaya pencegahan cedera melalui implementasi sistem


keselamatan pasien.
Penerapan / Implementasi:
1) Puskesmas Juli menggunakan informasi yang benar dan
jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan, assessment
risiko, kajian insiden dan audit serta analisis untuk
menentukan penyelesaian permasalahannya;
2) Penyelesaian permasalahan tersebut dapat mencakup
penjabaran struktur dan proses, penyesuaian pelatihan staf
atau kegiatan klinis, termasuk menggunakan instrument
yang menjamin keselamatan pasien.
3) Dst.
a. Analisis dan tindak lanjut
Puskesmas Juli melakukan kegiatan analisis terhadap insiden yang
tidak diharapkan melalui sebuah mekanisme pelaporan di atas dengan
menggunakan form laporan insiden. Selanjutnya analisis dlakukan oleh Tim
Manajemen Risiko atau Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
( PMKP ) dan dilaporkan kepada Wakil Manajemen Mutu dengan tembusan
Kepala Puskesmas Juli. Kejadian tersebut selanjutnya diupayakan
penyelesaiannya sebagai bentuk tindak lanjut dari permasalahan tersebut.
6. Pengukuran, Analisis dan Penyempurnaan Pelayanan Klinis
6.1 Umum:
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen merencanakan dan menerapkan
pemantauan, pengukuran, analisa dan proses peningkatan pelayanan
klinis yang diperlukan yang bertujuan;
a. Untuk menunjukkan kesesuaian produk/layanan klinis,
b. Untuk memastikan kesesuaian dari manajemen mutu, dan;
c. Untuk meningkatkan terus menerus efektivitas Sistem
Manajemen Mutu.
Kegiatan ini termasuk penentuan metode yang dapat digunakan, termasuk
teknik analisis dan jangkauan pelayanannya.

6.2 Kepuasan Pelanggan:


Sebagai salah satu pengukuran kinerja Sistem Manajemen Mutu,
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen memantau informasi tentang persepsi
pelanggan mengenai apakah Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen telah
memenuhi harapan dan memberikan kepuasan dalam memberikan proses
pelayanan klinis. Metode untuk memperoleh informasi dari pelanggan
tersebut dilakukan dengan memasang kotak saran di bagian informasi,
dilakukan survei Indeks Kepuasan Masayarakat ( IKM ) serta survei
kepuasan pelanggan. Persiapan, penjadwalan, pelaksanaan serta
pelaporan survei kepuasan dan harapan pelanggan uraian-uraian lainnya
secara rinci dijelaskan pada Kebijakan dan Prosedur Umpan Balik
Pelanggan terhadap Layanan Klinis ( Dokumen Nomor : SOP / UKP /
284 / 2017 ).

6.3 Audit Internal:


Untuk memastikan efektifitas Sistem Manajemen Mutu yang diterapkan, di Puskesmas
Juli Kabupaten Bireuen dilakukan audit internal secara periodik, yang dilakukan
terjadwal dan dilakukan pembahasan dalam pertemuan internal tim audit internal dan unit
terkait yang diperlukan. Audit dilakukan oleh petugas / tim yang telah dibentuk dengan
keputusan kepala puskesmas. Audit internal dilakukan berdasarkan prosedur dengan
ketentuan yang telah ditetapkan dalam Standar Operasional Prosedur ( SOP ) audit
internal Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen. Metode audit dilakukan dengan cara
wawancara langsung kepada audite dan pengamatan secara langsung ( observasi ). Setiap
temuan audit dicatat dan didokumentasikan dalam Laporan Ketidaksesuaian dan
digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi tindakan koreksi yang dilakukan. Ketua
tim audit internal melaporkan hasil kegiatan dan temuan audit yang tidak dapat
terselesaikan kepada Wakil Manajemen Mutu dengan tembusan kepada Kepala
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen sebagai bahan masukan untuk Tinjauan Manajemen.
Persiapan dan penjadwalan, pelaksanaan serta pelaporan audit, tindak lanjut atas
ketidaksesuaian yang ditemukan dan uraian-uraian lainnya secara rinci dijelaskan pada
Kebijakan dan Prosedur Tugas Pokok, Wewenang dan Tata Kerja Tim Audit Internal
( Dokumen Nomor : 058/ PKM-JL/2023 ).
6.4 Pemantauan dan Pengukuran Proses Layanan Klinis:
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen menerapkan metode yang
sesuai untuk pemantauan dan pengukuran proses - proses Sistem
Manajemen Mutu pada layanan klinis. Metode - metode ini menunjukan
kemampuan proses - proses dalam mencapai hasil yang direncanakan.
Jika hasil yang direncanakan tidak tercapai, perbaikan dan tindakan
perbaikan dilaksanakan sesuai kebutuhan untuk memastikan kesesuaian
produk atau layanan klinis.

6.5 Pemantauan dan Pengukuran Hasil Layanan Klinis:


1) Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen melakukan pemantauan
terhadap semua tahap proses untuk memastikan bahwa produk atau
layanan klinis yang diberikan kepada masyarakat memiliki aspek
legalitas sesuai peraturan dan standar akreditasi.
2) Kegiatan pemantauan dimaksudkan sebagai kegiatan pemeriksaan,
pengawasan dan verifikasi dilakukan oleh tim atau individu
petugas yang ditunjuk oleh Wakil Manajemen Mutu.
3) Tim atau individu petugas yang ditunjuk oleh Wakil Manajemen
Mutu diberikan surat penugasan oleh Wakil Manajemen Mutu
dengan diketahui oleh Kepala Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen.
4) Setiap berkas yang masuk harus melewati inspeksi agar apabila
terjadi kekurangan / ketidaksesuaian dapat dilengkapi dan
dilakukan inspeksi ulang.
5) Wakil Manajemen Mutu bertanggung jawab terhadap seluruh
kegiatan pemantauan.
6.6 Pengendalian Terhadap Produk / Hasil Layanan Klinis Tidak
Sesuai:
1) Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen menetapkan dan memelihara
prosedur terdokumentasi untuk memastikan bahwa produk atau
layanan klinis yang salah tidak akan terulang.
2) Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen menetapkan Wakil Manajemen
bertanggung jawab meninjau ketidaksesuaian produk atau layanan
klinis yang tidak sesuai dan diberi wewenang untuk melakukan
tindak lanjutnya, sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3) Produk atau layanan klinis yang tidak sesuai diketahui melalui
inspeksi, teridentifikasi, didokumentasi dan diklasifikasikan sesuai
dengan kasusnya.
4) Terhadap produk atau layanan klinis yang telah dilaksanakan
tindakan koreksi dilakukan inspeksi dan verifikasi ulang untuk
memastikan bahwa perbaikan / tindakan koreksi telah memenuhi
spesifikasi atau standar yang telah ditetapkan;
5) Penjelasan yang lebih rinci mengenai Pengendalian Produk atau
Hasil Layanan Klinis Tidak Sesuai dibahas dalam Kebijakan dan
Prosedur Pengendalian Hasil Layanan Klinis Tidak Sesuai
( Dokumen Nomor : …… ).

6.7 Analisis Data:


Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen menentukan, mengumpulkan
dan menganalisis data layanan klinis yang sesuai untuk menunjukkan
kesesuaian dan efektifitas dari Sistem Manajemen Mutu serta untuk
mengevaluasi peningkatan secara terus menerus yang dapat dilakukan.
Analisis ini mencakup data yang dihasilkan dari pemantauan dan
pengukuran serta sumber terkait lainnya.
Analisis data menyediakan informasi yang berkaitan dengan:
1) Kepuasan pasien terhadap pelayanan klinis;
2) Kesesuaian terhadap persyaratan atau standar pelayanan klinis
3) Karakteristik dan kecenderungan dari proses-proses pelayanan
termasuk peluang untuk tindakan pencegahan.

Hasil dari data Tinjauan Manajemen, yang meliputi:


1) Hasil Tinjauan Manajemen sebelumnya yang belum terselesaikan;
2) Hasil audit internal, hasil audit mutu kinerja dan hasil audit mutu
layanan klinis.
3) Temuan antisipatif manajemen resiko terhadap layanan klinis;
4) Hasil kegiatan umpan balik dan survei pelanggan layanan klinis;
5) Tindakan - tindakan koreksi dan pencegahan layanan klinis yang
dilakukan;
6) Kebijakan mutu dan layanan klinis puskesmas;
7) Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen mutu
dan layanan / penyelenggaraan kegiatan layanan klinis;
8) Informasi yang berkaitan dengan pelayanan klinis dan produk-
produk layanan klinis yang tidak sesuai.

6.8 Peningkatan Berkelanjutan:


Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen secara terus menerus
meningkatkan Sistem Manajemen Mutu layanan klinis dengan
menggunakan kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data,
tindakan perbaikan dan pencegahan serta tinjauan manajemen.
Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen akan terus menerus melakukan
peningkatan - peningkatan pelayanan klinis sesuai dengan tuntutan dari
pasien.
6.9 Tindakan Koreksi :
Tindakan koreksi yang di lakukan oleh Puskesmas Juli pada Upaya
Kesehatan Perorangan ( UKP ) bertujuan untuk untuk mengurangi,
mengidentifikasi penyebab dari ketidaksesuaian mutu layanan klinis
antara lain:
1) Penentuan sasaran dan pelaksanaan tindakan yang diperlukan agar
ketidaksesuaian mutu layanan klinis tidak akan terulang.
2) Mengevaluasi dan memastikan pencatatan hasil tindakan klinis
dilakukan secara benar.
3) Peninjauan terhadap tindakan perbaikan layanan klinis yang telah
dilakukan.
4) Peninjauan terhadap pelayanan / produk dan Standar Operasional
Prosedur ( SOP ) yang tidak sesuai.
5) Peninjauan terhadap sasaran yang tidak dapat dipenuhi.
6) Peninjauan terhadap penyimpangan dari rencana dan sasaran mutu
Puskesmas Juli;
7) Hasil akhir yang tidak dapat di terima yang berasal dari proses
kajian, verifikasi, validasi dan modifikasi, desain dan
pengembangan layanan klinis;
8) Proses kerja layanan klinis yang buruk / tidak memenuhi
persyaratan dari personil dan sistem ( SOP )
9) Komplain dari pelanggan Puskesmas Juli atau pihak-pihak yang
dapat diidentifikasi secara jelas.
10) Temuan hasil audit yang tidak memuaskan dari unit terkait.
11) Ketidaksesuaian yang teridentifikasi ke dalam proses monitoring
dan pengukuran dari pelayanan klinis;
12) Ketidaksesuaian yang ditemukan setiap personil dituangkan dalam
formulir permintaan tindakan koreksi dan diajukan kepada Wakil
Manajemen Mutu untuk segera dilakukan tindakan perbaikan.
Mekanisme tindakan koreksi diuraikan dalam Kebijakan dan
Prosedur Tindakan Koreksi ( Dokumen Nomor : …….. );
13) Keluhan dari pelanggan Puskesmas Juli ( baik lisan maupun
tertulis ) diterima oleh bagian layanan keluhan, keluhan tersebut
didapat dari kotak saran, media informasi atau secara langsung dan
dituangkan dalam buku keluhan masyarakat pada tim survei dan
keluhan pelanggan selanjutnya dilaporkan ke Wakil Manajemen
Mutu untuk mencari penyebab keluhan dan melaksanakan tindak
lanjut keluhan pelanggan.
6.10 Tindakan Pencegahan:
Wakil manajemen mutu dengan bagian terkait melakukan tindakan
pencegahan dengan cara menganalisa terhadap penyebab - penyebab atau
resiko - resiko yang berpotensi menyebabkan terjadinya ketidak sesuaian
pada mutu layanan klinis dengan cara melakukan:
1) Cross cek dokumen / syarat
2) Self assesment/penelitian oleh Tim Audit Internal atas permintaan
Wakil Manajemen Mutu
3) Koreksi oleh Auditor
4) Verifikasi akhir melalui mekanisme Rapat Tinjauan Manajemen
( RTM ).
BAB VII
MONITORING DAN EVALUASI

Puskesmas Juli memastikan implementasi Sistem Manajemen Mutu dilakukan


monitoring dan evaluasi secara berkala sebagaimana prosedur monitoring dan evaluasi
yang berlaku. Monitoring dan evaluasi dilakukan berdasarkan perencanaan yang terjadwal
melalui proses analisis terhadap temuan yang didapatkan, meliputi ruang lingkup ketentuan
:
1. Penyerahan laporan evaluasi pencapaian sasaran mutu Puskesmas Juli maksimal
disampaikan sebelum tanggal 15 setiap triwulan kepada Wakil Manajemen Mutu
dengan tembusan kepada Kepala Sub Bagian Umum dan Kepala Puskesmas Juli;
2. Laporan Pencapaian Sasaran Mutu dibuat dengan sedikitnya memuat 4 ( empat )
hal, yaitu :
a. Deskripsi parameter sasaran mutu yang ditetapkan termasuk target
pencapaian.
b. Hasil pencapaian sasaran mutu sampai dengan periode pelaporan, disajikan
dalam bentuk format Pencapaian Sasaran Mutu dan angka-angka maupun
grafik.
c. Analisa akar penyebab masalah apabila hasil pencapaian sasaran mutu tidak
tercapai.
d. Rencana tindakan koreksi yang akan dilakukan terhadap akar masalah dan
target waktu penyelesaian.
3. Tata cara evaluasi data dan pelaporan dijabarkan secara detail dalam Kebijakan
dan Prosedur Pelaporan dan Evaluasi Sasaran Mutu ( Dokumen Nomor : ... ).
BAB VIII
PENUTUP

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan


termasuk puskesmas maka pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
sangatlah penting. Salah satu upaya peningkatan mutu adalah dengan membentuk tim- tim
yang terkait dengan pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu dan mengimplementasikannya
dengan konsekwen.
Manual Mutu merupakan dokumen yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan dari
pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu. Puskesmas Juli Kabupaten Bireuen telah memiliki
Manual Mutu yang merupakan panduan dalam pengelolaan proses implementasi Sistem
Manajemen Mutu yang memuat juga sasaran mutu yang harus dicapai
LAMPIRAN:
1) Peta wilayah Puskesmas Juli
1) Struktur Organisasi Puskesmas Juli
2) Struktur Organisasi Tim Akreditasi Puskesmas
3) Struktur Organisasi Tim Manajemen Mutu
4) Struktur Organisasi Tim Audit Internal
5) Surat Penunjukan Wakil Manajemen Mutu
6) Struktur organisasi unit kerja
7) Alur Pelayanan Puskesmas Juli masing -masing unit kerja

Anda mungkin juga menyukai