Anda di halaman 1dari 40

Gaya eksogen sebagai pembentuk

Bentang alam

Puguh D,Raharjo, M.Sc


Peneliti Madya - LIPI
puguh.draharjo@karangsambung.lipi.go.id
+62 815 671 9080

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA


Balai Informasi dan Konservasi Kebumian
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kelancaran dalam melakukan
aktivitas, sehingga modul ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Modul ini digunakan hanya untuk kepentingan pendalaman materi bidang Ilmu Geomorfologi
khususnya dengan tema “Gaya eksogen sebagai pembentuk Bentang alam”. Dalam modul ini banyak
kutipan yang bersumber dari orang lain, namun penulis tidak melakukan sitasi mengingat sumber
asli tidak penulis peroleh dan penulis memohon maaf atas ketidakcermatan dalam penelusuran
referensi. Namun demikan, modul ini tidak digunakan untuk publikasi dan hanya sebatas
penyebaran informasi keilmuan.

Semoga modul ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai geomorfologi,
bentangalam, bentuklahan dan kenampakan dipermukaan sehingga dapat diketahui peruntukan dan
fungsinya.

Penulis,
Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 1

I. PENDAHULUAN

Wilayah indonesia merupakan negara dengan jumlah pulau sekitar 16.056 pulau yang
terverifikasi hingga Juli 2017. Pulau-pulau yang ada di indonesia ini tidak lepas dari adanya
aktivitas bumi yang menyebabkan terbentuknya pulau-pulau ini.

1.1. Lapisan Bumi

Bumi secara umum terdiri dari beberapa lapisan yaitu bagian paling atas disebut litosfer atau
crust, lapisan di bawahnya adalah astenosfer atau mantel dan yang paling bawah adalah inti
bumi. Bagian dalam dari bumi dapat diketahui dengan mempelajari sifat-sifat fisika bumi yaitu
dengan metode geofisika., terutama dari kecepatan rambatan getaran atau gelombang
seismik, sifat kemagnetannya dan gaya berat serta data panas bumi. Dari data tersebut dapat
diketahui bahwa bagian dalam bumi tersusun dari material yang berbeda-beda mulai dari
permukaan bumi sampai ke inti bumi.

Berat jenis bumi keseluruhan adalah sekitar 5,52. Kerak bumi sendiri yang merupakan lapisan
terluar dan disusun oleh batu-batuan mempunyai berat jenis antara 2,5 sampai 3,0. Dari hal
tersebut dapat diketahui bahwa material yang menyusun bagian dalam bumi merupakan
material yang lebih berat dengan berat jenis yang lebih besar daripada batuan yang menyusun
kerak bumi. Struktur internal bumi secara umum dibagi menjadi sebagai berikut:

A. Kerak

Kerak Bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak
samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5–10 km sedangkan
kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20–70 km. Penyusun kerak samudra yang utama
adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit,
yang tidak sepadat batuan basalt. Kerak Bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan
litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km. Temperatur kerak meningkat seiring

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 2

kedalamannya. Pada batas terbawahnya temperatur kerak menyentuh angka 1.100 C. Kerak
dan bagian mantel yang relatif padat membentuk lapisan litosfer. Karena konveksi pada
mantel bagian atas dan astenosfer, litosfer dipecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak.
Temperatur meningkat 30 0C setiap km, namun gradien panas bumi akan semakin rendah
pada lapisan kerak yang lebih dalam. Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah:
Oksigen (O) (46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe) (5,0%), Kalsium (Ca)
(3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium (K) (2,6%), Magnesium (Mg) (2,1%).

B. Mantel

Selubung bumi atau yang biasa disebut mantel bumi ini merupakan lapisan yang menyelubungi
inti bumi dan merupakan bagian terbesar dari bagian bumi sekitar 83.2 persen dari volume
dan 67.8 persen dari keseluruhan masa bumi. Terdiri dari material yang berfasa cair ,sering
pula selubung bumi disebut sebagai lapisan astenosfer. Pada lapisan ini tempat terjadinya
pergerakan-pergerakan lempeng-lempeng yang disebabkan oleh gaya konveksi atau energi
dari panas bumi. Pergerakan tersebut sangat mempengaruhi bentuk muka bumi. ketebalann
selubung ini berkisar 2.883 km. Densitasnya berkisar dari 5.7 gr/cc dekat dengan inti dan 3.3
gr/cc didekat kerak bumi. Pada wilayah selubung bagian atas akan mulai terbentuk intrusi
magma yang diakibatkan oleh batuan yang menyusup dan meleleh.

C. Inti

Inti bumi terletak mulai kedalaman sekitar 2900 km dari dasar kerak bumi sampai ke pusat
bumi. Inti bumi dapat dipisahkan menjadi inti bumi bagian luar dan inti bumi bagian dalam.
Material yang menyusun inti bumi bagian luar berupa cairan yang kaya logam Fe. Sebaliknya
semakin bertambahnya tekanan ke bagian yang semakin dalam akan mengakibatkankan
naiknya titik lebur material logsm. Hal ini menyebabkan material yang menyusun inti bumi
bagian dalam merupakan material logam yang bersifat padat. Komposisi material penyusun
inti bumi diketahui dengan perkiraan bahwa unsur besi merupakan unsur yang banyak
dijumpai pada kerak batuan penyusun kerak bumi. Dengan meningkatnya berat jenis pada
batuan yang makin dalam letaknya, maka kadar besi juga akan semakin meningkat, sehingga
pada selubung bumi mempunyai kemungkinan mengadung kadar besi yang lebih besar
daripada kerak bumi. Berat jenis inti bumi bagian luar yang disusun oleh material kaya besi
yang cair sama dengan berat jenis berat jenis besi dalam keadaan cair. Komposisi penyusun inti
bumi juga diketahui dengan mendasarkan pada komposisi meteorit yang dijumpai

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 3

mengandung logam besi dan nikel sebanyak sekitar 7% sampai 8%. Sehingga diperkirakan
material logam penyusun inti bumi adaalah unsur besi dan nikel.

1.2. Evolusi Bumi

ALFRED LOTHAR WEGENER, adalah seorang ilmuwan, Geologist dan metereologist yang
berasal dari Jerman. Beliau merupakan pencetus ide teori Pengapungan Benua yang diajukan
pada tahun 1915 yang menjelaskan bahwa benua-benua di muka bumi ini bergerak secara
perlahan dipermukaan Bumi. Akan tetapi dia tidak dapat menjelaskan mengenai mekanisme
pergerakannya pada saat itu dan sedikitnya bukti-bukti pendukung sehingga teori ini kurang
mendapat tanggapan sampai sekitar tahun 1950 dimana ditemukannya beberapa bukti-bukti
yang dapat menjelaskan teori Pengapungan Benua (Continental Drift).

Dalam penelitiannya, dipertengahan tahun 1911 di perpustakaan Universitas Marburg


Wegener menemukan tulisan ilmiah mengenai identifikasi fosil dalam strata geologi yang
terpisah oleh samudera. Penjelasan dari teori pada waktu itu adalah adanya jembatan berupa
daratan sehingga hewan dan tumbuhan dapat bermigrasi melintasi samudera. Tetapi Wegener
beranggapan bahwa daratanlah yang saling terpisah setelah sebelumnya bersatu sebagai
supercontinent yang selanjutnya terpisah sejak 180 juta tahun yang lalu. Hal ini berdasarkan
fosil, bentuk benua dan iklim. Contoh dari bentuk benua adalah kecocokan garis pantai benua

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 4

Afrika dan Amerika Selatan. sebaran batubara di Eropa bersambung dengan batubara di
Amerika Utara. Wegener juga menjelaskan bahwa fosil Mesosaurus dan Lystrosaurus
ditemukan di tempat yang dipisahkan oleh lautan.

Sejak 1912 beliau memperkenalkan teori Pengapungan Benua (continental drift) dimana
semua benua bersatu dan kemudian terpisah satu dengan yang lainnya. Pada tahun 1915
dalam bukunya The Origin of Continents and Oceans Wegener mempublikasikan keberadaan
satu benua raksasa (supercontinent) yang diberi nama Pangaea yang berarti All-Lands atau All-
Earth dan menunjukkan berbagai bukti dari banyak sumber. Lempeng-lempeng yang ada di
bumi ini antara lain:

 Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng benua


 Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika - Lempeng benua
 Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng India antara 50
sampai 55 juta tahun yang lalu)- Lempeng benua
 Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng benua
 Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut - Lempeng
benua
 Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng benua
 Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng samudera

EARTH PLATE

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 5

Wilayah indonesia berada di 3 pertemuan lempeng, yaitu Lempeng Australia (indoaustrali),


Lempeng Euresia, dan Lempeng Pasifik. Hal ini yang menjadikan kita merupakan daerah yang
rawan terhadap bencana, terutama gempa bumi. Selain itu akibat adanya pertemua 3 lempeng
yang ada di Indonesia, maka menjadikan wilayah indonesia kaya akan Gunugapi, hal ini
diakibatkan karena adanya subduksi antar lempeng tersebut memicu terjadinya dapur magma
dan munculah Gunungapi.

Apabila kita bandingkan antara Gambar pertemua antar lempeng dan Gambar Jalur Gunungapi
di Indonesia ini memiliki kemiripan pola. Gunungapi yang ada di Indonesia juga berbeda-beda
baik tipe dan umur. Seperti sekarang ini Gunungapi Merapi yang berada di D.I. Yogyakarta dan
Jawa Tengah memiliki tingkat keaktifan yang tinggi, yang memiliki umur Kuarter (< 2,6 juta
tahun yang lalu). Batuan dan sedimen yang diletuskan gunung-gunungapi ini memberikan
tanah yang subur bagi lahan sekitar.

Namun daerah-daerah dengan kemiringan yang terjal menjadikan permukaan tidak stabil dan
mudah longsor. Daerah-daerah cekungan menyebabkan adanya risiko ancaman terhadap
banjir. Sehingga korelasi dari sebab-akibat ini sangatlah banyak.

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 6

1.3. Pengaruh terhadap Permukaan/Bentanglahan

Sebagai konsekuensinya keragaman wilayah dan sumberdaya baik alam maupun lingkungan
pun juga berbeda. Permukaan bumi memiliki perbedaan relief dan topografi sehingga
peruntukan, fungsi dan kendala nya pun berbeda-beda.

Keadaan tinggi rendah suatu wilayah di permukaan bumi ditinjau dari segi perbedaan tinggi
dan kemiringannya (lereng) atau Bentuk ketidakteraturan secara vertikal, baik dalam ukuran
besar maupun kecil dari permukaan litosfer (datar, landai , berombak, bergelombang, berbukit
kubah {humocky}, berbukit, bergunung). Topografi merupakan daerah yang memiliki
ketinggian tempat di permukaan bumi dengan ukuran satuan ketinggian tertentu.

PROSES PERMUKAAN

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 7

Keterkaitan antara batuan, tanah, vegetasi dan juga peruntukkannya sangat erat dalam proses
geologi. Geologi batuan sebagai dasar dalam perkembangan di permukaan baik dadi sisi
lingkungan maupun ekonomi masyarakat pada umumnya.

Hal ini sangat tergantung dari proses geomorfologis dan tenaga geomorfologi. Geomorfologi
adalah:

 Ilmu yang mendeskripsi (secara genetis) bentuk-lahan dan proses-proses yang


mengakibatkan ter-bentuknya bentuklahan tersebut serta mencari antar hubungan
antara proses-proses dalam susunan keruangan (Van Zuidam, 1977)
 Studi yang menguraikan bentuklahan dan proses yang mempengaruhi
pembentukannya serta mengkaji hubungan timbal balik antara bentuk lahan dengan
proses dalam tatanan keruangannya (Zuidam dan Concelado (1979: 3)

Proses geomorfologi merupakan perubahan-perubahan baik secara fisik maupun kimiawi yang
dialami permukaan bumi. Perubahan-perubahan baik secara fisik maupun kimiawi yang
dialami permukaan bumi. Sedangkan tenaga geomorfologi adalah media yang mampu
melepaskan, menstransport dan mengendapkan material bumi. Adanya gaya berat; Tenaga
asal luar (eksogen); sebagai lawan dari tenaga asal dalam (endogen) yang berasal dari dalam
bumi.

SINTESA GEOMORFOLOGI

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 8

II. PROSES ENDOGEN

Tenaga Endogen merupakan tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada
permukaan bumi. Tenaga endogen ini biasanya menyebabkan terbentuknya komponen baru
pada permukaan bumi. Misal, disebuah daratan ada permukaan bumi yang rata. Tenaga
endogen ini adalah salah satu tenaga yang sifatnya membangun dimana menyebabkan
perubahan pada kulit bumi sehingga menjadi tidak rata, kadang ada yang naik sehingga bisa
menjadi bukit, pegunungan, atau gunung. Sumber tenaga endogen ini adalah berupa magma
yang sifatnya konstruktif (membangun), yang bisa berupa tektonisme, gempa bumi, dan
vulkanisme.

2.1. Volkanisme

Vulkanisme adalah peristiwa keluarnya magma (lelehan panas bebatuan) dari litosfer (lapisan
dibawah permukaan bumi) ke permukaan bumi. Magma yang mampu mencapai permukaan
bumi disebut lava. Magma mampu meraih permukaan bumi karena suhu yang tinggi dan
adanya sejumlah gas yang mampu mendorong magma untuk bergerak naik. Peristiwa ini
berhubungan dengan magma yang keluar hingga mencapai ke permukaan Bumi melalui
retakan dalam kerak Bumi atau melalui sebuah pita sentral yang disebut dengan terusan
kepundan atau diatrema.

Dapur magma semakin dalam dari permukaan bumi, maka semakin kuat letusan yang
ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang bersumber dari magma ditentukan oleh
besar atau kecilnya volume dapur magma. Dapur magma inilah yang merupakan sumber
utama aktivitas vulkanik.

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 9

A. Tipe Erupsi Gunungapi


1. Explosive eruption

a) Proses keluarnya magma, gas atau abu disertai tekanan yang sangat kuat sehingga
melontarkan material padat dan gas yang berasal dari magma maupun tubuh gunung
api ke angkasa.
b) Memuntahkan isi yang terdiri dari piroklastik mengandung Si02 tinggi berupa bongkah,
bom, lapili, pasir, debu, dan abu.
c) Dapur magma dalam; volume gas besar; magma bersifat masam.
d) Ditandai denagn adanya ledakan besar dan dasyat
e) Contoh erupsi eksplosif adalah letusan gunung krakatau, letusan gunung merapi,dll

2. Efusive eruption

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 10

a) Peristiwa keluarnya magma dalam bentuk lelehan lava.


b) Erupsi elusif terjadi karena tekanan gas magmatiknya tidak seberapa kuat, sehingga
magma kental dan pijar dari lubang kepundan hanya tumpah mengalir ke lereng-
lereng puncak gunung itu.
c) Dapur magma dangkal, volume gas kecil, magma bersifat basa, Sio2 kadar rendah
d) Tidak terjadi ledakan/ledakan hanya sekali
e) Contoh erupsi efusif adalah erupsi gunung semeru, dll

3. Campuran

a) Adanya variasi dapur magma


b) Gas tidak asam atau basa (intermedier)
c) Tempat keluarnya magma, erupsi celah; erupsi areal; erupsi pusat. Bentuk volkan
adalah strato atau kerucut
d) Sebagian besar di Indonesia tipe ini dengan material cenderung basa.

B. Tipe Gunungapi berdasarkan letusan

Secara umum letusan gunung dapat dibagi menjadi tiga kategori, Erupsi magma yang
disebabkan tekanan gas di dalam perut bumi; Letusan Freatomagma atau hidrovulkanik terjadi
akibat adanya kontak antara magma dengan air bawah permukaan atau formasi batuan yang
banyak mengandung air menghasilkan abu dan material vulkanik halus; Erupsi ini dicirikan
dengan semburan abu vulkanik yang kadang kala diselingi oleh suara gemuruh dan dentuman.

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 11

Letusan freatik adalah erupsi yang disebabkan adanya kontak air dengan magma. Bedanya
dengan erupsi freatomagma, erupsi freatik sebagian besar terdiri dari gas atau uap air.

1. Tipe Hawaian

Erupsi yang umumnya berupa semburan lava pijar seperti air mancur dan pada saat
bersamaan diikuti leleran lava pada celah-celah gunung berapi atau kepundan, dapat
berlangsung lama dan semburan lava ini bisa mengalir berkilometer-kilometer jauhnya dari
puncak gunung.

a) magma/lava yang sangat cair,


b) dapur magma sangat dangkal
c) tekanan gas (viskositas) rendah. Contoh gunung di Kepulauan Hawai Amerika Serikat

2. Stromboli

hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal,
umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah benua.Letusan tipe
ini tidak terlalu kuat, tetapi bersifat terus menerus, berlangsung dalam jangka waktu yang
lama, serta tak dapat diperkirakan kapan berakhir.

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 12

a) Lava/magma sangat encer,


b) kedalaman dapur magma dangkal
c) tekanan gas (viskositas) sedang. Contoh gunung api Visuvius (Itali,) Raung (Jatim)

3. Tipe Volkano/vulkanian

Erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltik sampai dasit, umumnya melontarkan


bongkahan di sekitar kawah. Material yang dilontarkan tidak hanya berasal dari magma tetapi
bercampur dengan batuan samping berupa litik.Material yang dihasilkan oleh letusan tipe
Vulcanian lebih luas dibandingkan letusan tipe Hawaiian dan Strombolian.

a) Lava encer, Tekanan gas/viskositasnya sedang


b) Kedalaman dapur magma dangkal
c) Memiliki 2 tipe yaitu vulkano lemah dengan tekanan gasnya sedang dan dapur magma
yang tidak terlalu dalam (Bromo dan Semeru). Sedangkan tipe vulkano kuat memiliki
ciri tekanan gas tinggi dengan dapur magma lebih dalam (Etna di Italy)

4. Tipe Perret/plinian

Letusan tipe Plinian bisa menghilangkan seluruh puncak gunung, seperti yang terjadi pada
Gunung St Helens pada 1980. Namun, durasinya cukup singkat, kurang dari sehari atau
beberapa hari. Beberapa gunung berapi yang mempunyai karakteristik letusan tipe Planian
yaitu Krakatau (Indonesia, 1883) dan Tambora (Indonesia, 1815).

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 13

a) Lava encer
b) Tekanan gas/viskositasnya sangat tinggi
c) Kedalaman dapur magma sangat dalam
d) Letusan yang paling berbahaya.
e) Gunung api yang memiliki ciri-ciri tersebut adalah gunung Krakatau (Indonesia) dan St.
Helens (Amerika Serikat)

5. Tipe merapi

Tipe letusan ini biasanya terjadi pada gunung api tipe andesit yang berbentuk kerucut.
Fragmen-fragmen guguran lava terbentuk ketika kubah lava tidak stabil pada gunung api.
Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya,
tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat sehingga sumbatan terangkat pecah-pecah.
Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas yang akhirnya terlempar keluar. Material ini
menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas
atau gloedwolk atau sering disebut wedhus gembel. Tipe letusan merapi sangant berbahaya
bagi penduduk di sekitarnya.

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 14

a) Keadaan lava kurang encer


b) Tekanan gas atau viskositasnya rendah
c) Memiliki dapur magma yang sangat dangkal
d) Awan panas ini keluar saat erupsi dan meluncur menuruni lereng sangat cepat
mencapai lebih dari 200km/jam

6. Tipe Pelle

Letusan tipe ini biasanya terjadi jika di puncak gunung api terdapat sumbatan kawah yang
bentuknya seperti jarum sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar.
Apabila sumbatan kawah tidak kuat, maka gunung tersebut meletus.Jenis erupsi ini
menyerupai letusan Vulkanian, hanya saja terdapat campuran gabungan lava dan tingkat gas
yang tinggi. Saat erupsi, lava tersebut cenderung encer dan mengalir dengan kecepatan tinggi
sehingga sangat membahayakan.

a) Magma atau lava kurang encer


b) Tekanan gas/viskositas sangat tinggi
c) Dapur magma dangkal, Contoh gunung api tipe ini adalah gunung Pelle di Amerika
Tengah.

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 15

7. Tipe St. Vincent

Tipe letusan ini terjadi pada gunung api yang mempunyai danau kawah. Selanjutnya, jika
gunung apu tersebut meletus, air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini
mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat
berbahaya.

a) Lava atau magma kurang encer


b) Tekanan gas / viskositas sedang
c) Dapur magma dangkal, Gunung St Vincent di Kepulauan Antiles di laut Karibia Amerika
dan gunung Kelud di Jawa Timur merupakan contoh dari tipe gunung api ini.

PENAMPANG VOLKANISME

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 16

BENTUKLAHAN ASAL VOLKANIK

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 17

2.2. Bentuklahan asal Struktural

Teori tektonik lempeng terjadi pada lapisan kerak bumi berada di atas lapisan astenosfer yang
panas dan lunak. Terdapat tiga jenis batas pertemuan antara lempeng-lempeng itu, yaitu:

• dua lempeng saling menjauh (divergent junctions),


• dua lempeng saling bertumbukan (subduction zones)
• dua lempeng saling berpapasan (transform fault). Inilah yang menyebabkan
daerah lipatan banyak terdapat di pinggiran benua.

Bentuk lahan asal struktural tersusun dari seseri lapisan, baik yang telah terusik oleh suatu
tekanan maupun yang belum terusik. Terbentuk karena adanya proses endogen berupa
tektonisme atau diatropisme. Proses ini meliputi pengangkatan, penurunan dan pelipatan
kerak bumi sehingga terbentuk struktur geologi lipatan dan patahan. Selain itu terdapat
struktur horisontal yang merupakan struktur asli sebelum mengalami perubahan. Dari struktur
pokok tersebut dapat dirinci menjadi berbagai bentuk berdasarkan sikap lapisan batuan dan
kemiringannya. Ciri-ciri Bentuk Lahan Asal Struktural yaitu, Dip dan Strike batuan resisten - non
resisten jelas; Horizon kunci jelas; Adanya sesar, kekar, pecahan: gawir sesar, sesar bertingkat;
Adanya materi interusif: dike, kubah granitik.

Secara spesifik, bentuklahan ini terjadi karena proses endogen yang berupa diatropisme dan
terbentuk struktur geologi berupa lipatan dan patahan. Identifikasi bentuklahan struktural
dari: 1. Perbedaan Daya Tahan, 2. Sifat kelolosan air, dan 3. Pola aliran yang terkontrol
struktur. Bentuklahan strukural antara lain:

 Perbukitan antiklinal  Perbukitan/pegunungan Blok


 Perbukitan sinklinal  Gawir
 Perbukitan monoklinal  Igir, lembah sinklinal
 Pegunungan antiklinal  Igir lembah antiklinal
 Pegunungan sinklinal  Graben
 Pegunungan monoklinal  Sembul
 Cuesta  Nyaris dataran, peneplain
 Hogback dan Flatiron  Perbukitan/pegunungan Dome

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 18

1. Lipatan

Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga batuan
bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan. Berdasarkan bentuk lengkungannya
lipatan dapat dibagi dua, yaitu a). Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah
atas, sedangkan lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas. Lipatan/fold yang
telah tersingkap oleh proses erosi akan menunjukkan perlapisan batuan sedimennya. Arah
lipatan dapat direkonstruksi melalui pengukuran Dip – Strike. Tekanan pada perlapisan batuan
sedimen menghasilkan relief bergelombang.

A. Antiklin

Antiklin merupakan struktur geologi berupa lipatan lapisan batuan sedimen atau batuan
metamorfosis yang cembung ke atas. Bangun Antiklin di bawah permukaan merupakan objek
pencarian karena seringkali merupakan perangkap minyak dan gas bumi. [1] dengan bentuk
punggung lipatan yang kemiringan kedua sayapnya ke arah saling berlawanan dan saling
menjauh (bentuk concav dengan cembung ke atas). Bagian tengah dari antiklin disebut inti
Antiklin

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 19

B. Sinklin

Lembah lipatan yang kemiringan kedua sayapnya menuju ke suatu arah dan saling mendekat
(bentuk concav dengan cekungnya mengarah ke atas. Bagian tengah dari sinklin disebut inti
sinklin. Arah dip di kedua sisi berlawanan menuju lembah/fold center. Lipatan sinklinal akan
membentuk permukaan bumi menjadi cekung, contohnya lembah.

C. Monoklin

Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya.
Dijumpai pada plato (dataran tinggi dengan perlapisan batuan relatif horisontal), dimana
kadang-kadang akibat adanya variasi topografi batuan dasar dapat menyebabkan
terbentuknya perlapisan batuan yang miring ke satu arah saja. Secara morfologi, terutama
pada peta topografi, susah untuk mengenali monoklin, karena bentuklahan lebih
mengekspresikan perlapisan horisontal yang menutupinya.

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 20

D. Homoklin

sepintas mirip dengan monoklin, namun umumnya diterapkan secara sempit pada bagian dari
sayap perlipatan, dimana perlapisan batuannya miring ke satu arah. Istilah homoklin
diperkenalkan oleh asosiasi geologiawan Amerika pada tahun 1915. Sangat mudah dikenali
secara morfologi dengan tanda kehadiran hogback dan cuesta.

E. Plunging fold

lipatan dengan sumbu lipatan yang memiliki inklinasi. Domes (kubah) dan basins (cekungan)
adalah bentuk membundar – oval yang masing-masing sepadan dengan antiklin dan sinklin.
Pada dome yang tererosi, maka bagian tertua tersingkap pada bagian pusatnya. Semua lapisan
pada dome memperlihatkan dip yang menjauh dari titik pusat. Sebaliknya, semua lapisan pada
basin memperlihatkan dip yang menuju masuk ke titik pusat

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 21

F. Dome dan Basin

Merupakan bentuk lipatan kulit bumi naik (antiklinal) yang melingkar menyerupai kubah atau
berupa gundukan.

 Bentang alam ini mempunyai ciri-ciri kenampakan sebagai berikut :


 Kedudukan lapisan miring ke arah luar (fore slope ke arah dalam)
 Mempunyai pola kontur tertutup
 Pola penyaluran radier dan berupa bukit cembung pada stadia muda
 Pada stadia dewasa berbentuk lembah kubah dengan pola penyaluran annular

Bentuk lipatan kulit berbentuk cekungan (sinklinal) melingkar. Bentang alam ini mempunyai
kenampakan sebagai berikut :

 Kedudukan lapisan miring ke dalam (back slope ke arah dalam)


 Mempunyai pola kontur tertutup
 pada stadia muda pola penyalurannya annular

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 22

G. Cuesta

Punggung bukit /perbukitan curam yang terbentuk dari lapisan batuan sediment pada struktur
homoklinal. Memiliki lereng yang curam dimana terlihat lapisan-lapisan batuan pada tepi
lerengnya. Pada cuesta sudut kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri dengan
sudut lereng yang searah perlapisan batuan. Sudut kelerengan kurang dari 20 derajat (Stokes
& Varnes, 1955). Cuesta memiliki kelerengan fore slope yang lebih curam sedangkan back
slopenya relatif landai pada arah sebaliknya sehingga terlihat tidak simetri.

H. Hogback

Merupakan barisan perbukitan homoklinal yang terbentuk dari monocline. Tersusun atas
kemiringan lapisan batuan yang menonjol dari lingkungan sekitarnya. Memiliki
kemiringan/kecuraman lebih dari 30o – 40o dengan kemiringan yang hampir simetris pada
setiap punggung bukit. Pada hogback, sudut antara kedua sisinya relatif sama, dengan sudut
lereng yang searah perlapisan batuan sekitar 20 derajat(Stokes & Varnes, 1955). Hogback
memiliki kelerengan fore slope dan back slope yang hampir sama sehingga terlihat simetri.

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 23

2. Patahan

Di geologi, Sesar ( patahan ) adalah fraktur planar atau diskontinuitas dalam volume batuan, di
mana telah ada perpindahan signifikan sebagai akibat dari gerakan massa batuan. Sesar-Sesar
berukuran besar di kerak bumi merupakan hasil dari aksi gaya lempeng tektonik , dengan yang
terbesar membentuk batas-batas antara lempeng, seperti zona subduksi atau sesar transform.
Energi yang dilepaskan menyebabkan gerakan yang cepat pada sesar aktif yang merupakan
penyebab utama gempa bumi. Menurut ilmu geofisika, sesar (Patahan) terjadi ketika batuan
mengalami tekanan dan suhu yang rendah sehingga sifatnya menjadi britlle (rapuh).

Bidang Sesar adalah bidang yang mewakili permukaan fraktur pada patahan. Sebuah jejak
sesar (fault trace) atau garis sesar ( fault line) adalah perpotongan dari bidang sesar dengan
permukaan tanah. Sebuah jejak sesar biasa diplot pada peta geologi untuk mewakili suatu
patahan.

Karena Sesar biasanya tidak berdiri tunggal atau sendiri, ahli geologi menggunakan istilah zona
sesar ketika mengacu pada zona deformasi yang kompleks terkait dengan bidang sesar. Dua
buah sesar bersandingan non-vertikal biasa disebut hanging wall dan footwall. Berdasarkan
definisi, Hanging wall terjadi di atas bidang sesar dan footwall terjadi di bawah bidang sesar.
Terminologi ini datang dari dunia pertambangan: ketika mereka sedang bekerja di tubuh
mineral berbentuk tabular, penambang berdiri di atas footwall di bawah kakinya dan dengan
hanging wall berada di atas mereka.

1) Tekanan kuat pada perlapisan batuan mengakibatkan patahnya perlapisan,


menghasilkan fault
2) Fault Terminology: strike and dip, hanging wall/headwall, footwall

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 24

A. Graben

Graben atau slenk adalah hasil dari patahan pada kulit bumi yang mengalami depresi dan
terletak di antara dua bagian yang lebih tinggi. Patahan graben merupakan jenis patahan yang
terdapat di Bumi (baca: Bumi datar atau bulat). Graben sendiri dikenal juga dengan nama
slenk. Graben atau slenk ini merupakan hasil dari patahan pada kulit Bumi (baca: kerak Bumi)
yang mengalami depresi dan juga terletak pada dua bagian yang lebih tinggi. Nah, bagian yang
lebih tinggi ini disebut dengan horst.

Graben merupakan dataran yang mengalami penurunan akibat adanya tarikan tenaga
endogen. Penurunan ini terjadi dengan cepat. Graben ini terjadi akibat gerakan tektogenesa
yang memusat dan juga menarik patahan atau sesar ke arah bawah melalui dua titik.

GRABEN

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 25

B. Horst

Horst adalah dataran yang mengalami kenaikan akibat adanya tenaga endogen. Kenaikan
dataran ini akibat adanya gerakan tektogenesa vertikal. Gerakan tektogenesa adalah gerakan
yang berasal dari dalam bumi. Gerakan tektogenesa memusat dan mendorong sesar melalui
dua titik ke arah atas. Hal ini menyebabkan sesar terangkat ke atas dan menyebabkan patahan
di kanan dan kiri sesar. Horst berbentuk seperti pematang yang lebih tinggi dari dataran di
kanan dan kirinya. Horst juga bisa disebut pematang atau lurah sesar. Horst adalah puncak dari
sesar yang terdorong ke atas. Contoh horst di indonesia adalah dataran tinggi dieng dan
dataran tinggi wonosari di yogyakarta.

Horst

C. Flatiron

Pegunungan/perbukitan kuba (Dome) adalah pegunungan/perbukitan tunggal yang lerengnya


landai, terjadi karena proses updoming. Kubah yang berstadia dewasa di puncaknya terdapat
sistem lembah berbentuk segitiga (triangle facet)

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 26

Flatiron

D. Akibat bentukan lahan asal struktural

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 27

III. PROSES EKSOGEN

enaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah
merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing
yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk
permukaan bumi. Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:

 Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.


 Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan
sebagainya.
 Makhluk hidup yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.

Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga
eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi.
Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-
mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah
hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya gravitasi Bumi. Hasil
pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk
timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.

3.1. Bentuklahan asal Fluvial

Bentuklahan fluvial adalah semua proses yang terjadi di alam baik fisika, maupun kimia yang
mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi air
permukaan, baik yang merupakan air yang mengalir secara terpadu (sungai), maupun air yang
tidak terkonsentrasi ( sheet water). proses fluviatil akan menghasilkan suatu bentang alam
yang khas sebagai akibat tingkah laku air yang mengalir di permukaan. Bentang alam yang
dibentuk dapat terjadi karena proses erosi maupun karena proses sedimentasi yang dilakukan
oleh air permukaan.

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 28

Proses erosi adalah gaya melebar air yang mengalir disatas permukaan air tanah yang
menyebabkan terjadinya lembah-lembah. Proses transporasi adalah proses perpindahan /
pengangkutan material oleh suatu tubuh air yang dinamis yang diakibatkan oleh tenaga kinetis
yang ada pada sungai sebagai efek dari gaya gravitasi. Proses sedimentasi terjadi bila terjadi
ketika sungai tidak mampu lagi mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut
semakin berkurang, maka material yang berukuran kasar akan diendapkan terlebih dahulu
baru kemudian diendapkan material yang lebih halus.

Dataran aluvial

Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi yang
lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan,
topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi
diendapkan oleh air ke tempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran sungai.

Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah antar gunung, dan dataran lembah sungai.
daerah alluvial ini tertutup oleh bahan hasil rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu
ataupun dari daerah yang lebih tinggi letaknya. Potensi air tanah daerah ini ditentukan oleh
jenis dan tekstur batuan.

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 29

Dataran banjir

Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang terbentuk
oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa pasir, lanau, dan
lumpur.

Tanggul alam sungai (natural levee)

Tanggul yang terbentuk akibat banjir sungai di wilayah dataran rendah yang berperan
menahan air hasil limpasan banjir sehingga terbentuk genangan yang dapat kembali lagi ke
sungai. Seiring dengan proses yang berlangsung kontinyu akan terbentuk akumulasi sedimen
yang tebal sehingga akhirnya membentuk tanggul alam.

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 30

Rawa belakang (backswamps)

Backswamp atau Rawa belakang adalah bagian daridataran banjir dimana simpanan tanah liat
menetap setelahbanjir. Backswamps biasanya terletak di belakang sungai alam sebuah
tanggul. Kemudian kembali rawa-rawa yang terletak agak jauh dari saluran sungai di dataran
banjir tersebut. Ketika air tumpah ke dataran banjir, material terberat tetes keluar pertama
dan materi terbaik dilakukan jarak yang lebih besar

Kipas aluvial

Bila suatu sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari bukit atau pegunungan,
dan masuk ke dataran rendah, maka akan terjadi perubahan gradien kecepatan yang drastis,
sehingga terjadi pengendapan material yang cepat, yang dikenal sebagai kipas aluvial, berupa
suatu onggokan material lepas, berbentuk seperti kipas, biasanya terdapat pada suatu dataran
di depan suatu gawir. Biasanya pada daerah kipas aluvial terdapat air tanah yang melimpah.
Hal ini dikarenakan umumnya kipas aluvial terdiri dari perselingan pasir dan lempung sehingga
merupakan lapisan pembawa air yang baik.

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 31

Sungai teranyam (braided stream)

Terbentuk pada bagian hilir sungai yang memiliki slope hampir datar – datar, alurnya luas dan
dangkal. terbentuk karena adanya erosi yang berlebihan pada bagian hulu sungai sehingga
terjadi pengendapan pada bagian alurnya dan membentuk endapan gosong tengah. Karena
adanya endapan gosong tengah yang banyak, maka alirannya memberikan kesan teranyam.
Keadaan ini disebut juga anastomosis( Fairbridge, 1968).

Sungai meander dan enteranched meander

Bentukan pada dataran banjir sungai yang berbentuk kelokan karena pengikisan tebing sungai,
daerah alirannya disebut sebagai Meander Belt. Meander ini terbentuk apabila pada suatu
sungai yang berstadia dewasa/tua mempunyai dataran banjir yang cukup luas, aliran sungai
melintasinya dengan tidak teratur sebab adanya pembelokan aliran Pembelokan ini terjadi
karena ada batuan yang menghalangi sehingga alirannya membelok dan terus melakukan
penggerusan ke batuan yang lebih lemah.

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 32

Delta dan macamnya

Delta adalah bentang alam hasil sedimentasi sungai pada bagian hilir setelah masuk pada
daerah base level. Pada saataliran air mendekati muara, seperti danau atau laut
makakecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan sedimen oleh air
sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan lumpur akan tetap terangkut oleh
aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan – lapisan sedimen. Akhirnya lapian
lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada bagian sungai yangmendekati muara nya
dan membentuk delta.

Berbagai bentuk delta :

a. arcute
b. Bird-foot (kaki burung)
c. modifikasi arcute
d. cuspate
e. estuarian

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 33

3.2. Bentuklahan asal Denudasional

Denudasi berasal dari kata dasar nude yang berarti telanjang, sehingga denudasi berarti proses
penelanjangan permukaan bumi. Bentuk lahan asal denudasional dapat didefinisikan sebagai
suatu bentuk lahan yang terjadi akibat proses-proses pelapukan, erosi, gerak masa batuan
(mass wasting) dan proses pengendapan yang terjadi karena agradasi atau degradasi. Proses
degradasi cenderung menyebabkan penurunan permukaan bumi, sedangkan agradasi
menyebabkan kenaikan permukaan bumi.

Proses denudasional: pelapukan, erosi dan gerak masa batuan serta proses pengendapan.
Bentuklahan Denudasional ; topografi berombak, bergelombang, berbukit, Bergunung, batuan
lunak, beriklim basah. Evolusi Lereng akan merubah bentanglahan

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 34

3.3. Bentuklahan asal Aeolian

Bentuklahan asal proses aeolin dapat terbentuk dengan baik jika memiliki persyaratan sebagai
berikut :

1) Tersedia material berukuran pasir halus hingga pasir kasar dengan jumlah yang banyak
2) Adanya periode kering yang panjang dan tegas
3) Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir tersebut
4) Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun objek yang lain.

Endapan oleh angin terbentuk oleh adanya pengikisan,pengangkutan dan pengendapan


bahan-bahan tidak kompak oleh angin. Endapan karena angin yang paling utama adalah
gumuk pasir(sandunes),dan endapan debu(loose). Kegiatan angin mempunyai dua aspek
utama,yaitu bersifat erosif dan deposisi. Bentuklahan yang berkembang terdahulu mungkin
akan berkembang dengan baik apabila di padang pasir terdapat batuan. Pada hakekatnya
bentuklahan asal proses eolin dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

1) Erosional, contohnya : lubang angin dan lubang ombak


2) Deposisional, contohnya: gumuk pasir (sandunes)
3) Residual, contohnya: lag deposit, deflation hollow, dan panas

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 35

3.4. Bentuklahan asal Solusional

Bentuklahan solusioal adalah bentuklahan yang terbentuk akibat proses pelarutan batuan yang
terjadi pada daerah berbatuan karbonat tertentu. Tidak semua batuan karbonat terbentuk
topografi kars, walaupun factor selain batuannya sama. Beberapa syarat untuk dapat
berkembangnya topografi kars sebagai akibat dari proses pelarutan adalah sebagai berikut,
Topografi Karst :

 terdapat batuan yang mudah larut


 kemurnian tinggi
 lapisan batuan yang tebal
 diaklas (retakan)
 tropis basah
 vegetasi penutup

Pengaruh iklim Curah hujan tahunan yang tinggi di wilayah khatulistiwa & monsoonal,
bersamaan dengan banyaknya CO2 membuat solusi lebih cepat. Faktor Pengontrol : Batuan
mudah larut, kompak, tebal, dan mempunyai banyak rekahan, Curah hujan yang cukup (>250

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 36

mm/tahun), Batuan terekspos di ketinggian yang memungkinkan perkembangan sirkulasi


air/drainase secara vertikal. Faktor pendorong berupa temperatur dan penutupan hutan.

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 37

3.5. Bentuklahan asal Marin

Geomorfologi asal marine merupakan bentuk lahan yang terdapat di sepanjang pantai. Proses
perkembangan daerah pantai itu sendiri sangat dipengaruhi oleh kedalaman laut. Semakin
dangkal laut maka akan semakin mempermudah terjadinya bentang alam daerah pantai, dan
semakin dalam laut maka akan memperlambat proses terjadinya bentang alam di daerah
pantai.

Selain dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah pantai juga
dipengaruhi oleh:

 Struktur, tekstur, dan komposisi batuan.


 Keadaan bentang alam atau relief dari daerah pantai atau daerah di daerah sekitar
pantai tersebut.
 Proses geomorfologi yang terjadi di daerah pantai tersebut yang disebabkan oleh
tenaga dari luar, misalnya yang disebabkan oleh angin, air, es, gelombang, dan arus
laut.

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI


Tenaga Eksogen, Bentuklahan, dan Bentangalam 38

 Proses geologi yang berasal dari dalam bumi yang mempengaruhi keadaan bentang
alam di permukaan bumi daerah pantai, misalnya tenaga vulkanisme, diastrofisme,
pelipatan, patahan, dan sebagainya.
 Kegiatan gelombang, arus laut, pasang naik dan pasang surut, serta kegiatan
organisme yang ada di laut.

2018 | Balai Informasi dan Konservasi Kebumian - LIPI

Anda mungkin juga menyukai