Selvia Febriyani P3.73.24.3.16.038 Skripsi Oo
Selvia Febriyani P3.73.24.3.16.038 Skripsi Oo
OLEH:
SELVIA FEBRIYANI
NPM. P3.73.24.3.16.038
SKRIPSI
OLEH:
SELVIA FEBRIYANI
NPM. P3.73.24.3.16.038
ABSTRAK
Selvia Febriyani
Latar belakang: Kanker serviks merupakan suatu penyakit keganasan pada leher
rahim. Menurut Publikasi WHO (2018) Data dari Global Burden Cancer
(GLOBOCAN) dan International Agency for Research on Cancer (IARC)
menunjukkan insiden kanker serviks di seluruh dunia sebesar 18,1 juta kasus baru
dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian meninggal karena kanker.
Penapisan kanker serviks ini dapat dilakukan dengan deteksi dini kanker serviks
dengan IVA Test. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
tahun 2018, cakupan pemeriksaan IVA di Jakarta Utara memiliki cakupan yang
paling rendah dibandingkan dengan Jakarta lainnya yaitu sebanyak 9.930 orang
(3.47%). Salah satu metode untuk menyebarluaskan informasi tentang bagaimana
cara deteksi dini kanker serviks adalah dengan melakukan promosi kesehatan
menggunakan media Booklet. Tujuan: mengetahui efektivitas penyuluhan
Kesehatan tentang IVA Test menggunakan media booklet kepada Wanita Usia
Subur di wilayah Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1 Jakarta utara. Metode:
Penelitian kuantitatif dengan metode quasi eksperiment dan desain non-equivalent
control group pre-test post-test. Sampel yang diambil sebanyak 106 responden
untuk dua kelompok. Teknik sampling non random sampling dengan tehnik
purposive samplin. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis
menggunakan uji paired t-test dan uji independen t-test. Hasil Penelitian: Hasil
penelitian menunjukka bahn wa peningkatan pengetahuan WUS dengan nilai
p = 0,000, lebih kecil dari nilai α 0,05 (p<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada perbedaan peningkatan pengetahuan deteksi dini kanker serviks dengan cara
IVA pada wanita usia subur antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Booklet dapat diterapkan sebagai sarana media di puskesmas dan tempat lainnya
sebagai pencegahan kanker serviks pada wanita.
ABSTRACT
Selvia Febriyani
The effectiveness of the health education on the IVA test using the Booklet to women’s of
childearing age at Penjaringan Sub-District Public Health Centre, North Jakarta in Year
2020
63 pages, 10 tables, 3 pictures, 8 backgrounds
Background of Study: The cervical cancer is a cervical disease. According to the
publication who (2018) data from global burden cancer (GLOBOCAN) and the
international agency for research on cancer (IARC) show a worldwide incidence of
cervical cancer in 18.1 million new cases with a death rate of 9.6 million deaths are
died of cancer. This increased cervical cancer may be performed at the earliest
detection of cervical cancer. Based on data from health administration of Jakarta
Province in 2018, the extent of the IVA examination in north Jakarta is lower than
any other of 9,930 people (3.47%) is rooted in the vast majority of women's vast
longevity. One method of propagating information on how cervical cancer is
detected is by promoting health. It can become a medium because of its small size
and can be fed into pockets easily taken. Research Purpose: The research is
conducted to know the effectiveness of Booklet Media towards women's knowledge
of the fertile age of the IVA test at Penjaringan Sub-District Public Health Centre,
North Jakarta. Research Method: The research is a quantitative by experimental
quasi and design non- advanced control group pre-test post-test. It took 106
respondents to two groups. Non random sampling is overwhelming sampling. The
data collection uses a questionnaire. The data was analysed using the test-test and
the independent t-test. Research Results: The research results indicated that there
is an enhancement of youth knowledge by the value of p = 0,000, less than.05 value
(p. 0.05), thus suggests that there is the difference in increased knowledge detection
of cervical cancer with the IVA way at women of childbearing age between
intervention and control groups. Cervical cancer can be applied to women as media
outlets and elsewhere.
iii
Poltekes Kemenkes Jakarta 3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas izin dan
segala rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang diajukan
sebagai syarat kelulusan dari Program Studi D IV Kebidanan Poltekkes Jakarta III.
Dalam meyelesaikan skripsi ini penulis banyak sekali mendapatkan bantuan berupa
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini menjadi lebih
baik. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
viii
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 7
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
1.5 Ruang Lingkup.......................................................................................... 7
1 CV Peneliti
2 Penjelasan Sebelum Persetujuan
3 Inform Concent
4 Kuesioner Penelitian
5 Surat izin penelitian
6 Surat balasan penelitian
7 Kode Etik
8 Hasil uji validitas dan relibilitas
9 Hasil output SPSS
10 Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Menurut Publikasi WHO (2018) Data dari Global Burden Cancer (GLOBOCAN)
dan International Agency for Research on Cancer (IARC) menunjukkan insiden
kanker serviks di seluruh dunia sebesar 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian
sebesar 9,6 juta kematian meninggal karena kanker. Negara dengan angka penderita
kanker serviks tertinggi yaitu Malawi dengan prevalensi sebanyak 75 per 100.000
penduduk, disusul oleh Mozambik dan Komoro. Berdasarkan data dari World
Health Organization (WHO) pada tahun 2014 terdapat lebih dari 528.000 kasus
baru dan 266.000 kasus kematian di seluruh dunia akibat kanker serviks pada wanita
dengan usia 15-44 tahun.3
Menurut Publikasi WHO pada Global Burden Cancer (GLOBOCAN)
memprediksikan bahwa kejadian dan kematian akibat kanker serviks terus
meningkat, khususnya di negara yang sedang berkembang. Perkiraan kejadian per
tahun pada negara yang kurang berkembang adalah 450.000 dan mortalitas lebih
dari 240.000. Pada GLOBOCAN (2018) diperkirakan 80% kematian di dunia
disebabkan oleh kanker serviks dan akan meningkat 98% kanker pada tahun 2030. 4
Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk)
berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23.
Berdasarkan Hasil data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Prevalensi kanker
serviks tertinggi terdapat di DI Yogyakarta, yaitu sebesar 4,1%. Berdasarkan
estimasi jumlah penderita kanker, Jawa Tengah merupakan provinsi dengan
estimasi penderita kanker terbanyak, yaitu sekitar 68.638 orang. 5 Jenis kanker
tertinggi pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker serviks. 5 Berdasarkan
data SIRS (Sistem Infomasi Rumah Sakit) tahun 2010, kasus rawat inap pada
kanker serviks sebesar 5.349 kasus (12,8%) di seluruh rumah sakit.
Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun
2018, Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 Tahun yaitu Jakarta utara
dan Jakarta pusat yang memiliki cakupan paling tinggi yaitu sebesar 1,33 % IVA
Test Positif dan di ikuti oleh Jakarta Timur 0,85 %, Jakarta Selatan 0,65%, Jakarta
Barat 0,34 %, dan cakupan IVA test positif terendah yaitu Kepulauan Seribu sebesar
0.00%6. Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta tahun 2018 dari pemeriksaan IVA
test cakupan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Jakarta Utara
3
memiliki cakupan IVA yang paling rendah dibandingkan dengan Jakarta lainnya
yaitu sebanyak 9.930 orang (3.47%), lalu disusul Jakarta Barat sebanyak 12.965
orang (3.25 %), Jakarta Pusat sebanyak 13.218 orang (8.92%), Jakarta Timur
sebanyak 14.934 orang (3.14%), dan cakupan IVA yang paling tinggi terdapat di
Jakarta Selatan sebanyak 18.313 orang (4.81%)6.
Kanker serviks merupakan masalah kesehatan reproduksi tertinggi yang di
alami oleh wanita Indonesia. Kasus kematian yang tinggi disebabkan oleh kanker
serviks yang terjadi karena kanker tersebut baru diketahui setelah memasuki
stadium lanjut. Faktor pemicu kanker serviks itu sendiri adalah wanita yang
terinfeksi Human Papiloma Virus (HPV) , wanita yang berganti-ganti pasangan
seksual, wanita yang merokok, pencucian vagina dengan anti septik yang terlalu
sering, kekebalan tubuh yang rendah, dan penggunaan pil kontrasepsi7.
Menurut WHO, tingkat kematian yang tinggi dari kanker serviks secara
global dapat dikurangi melalui pendekatan komprehensif yang mencakup
pencegahan, diagnosis dini, screening yang efektif dan program pengobatan.
Pencegahan tersebut dapat dilakukan melalui Deteksi dini yang dilakukan untuk
menemukan faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) sedini mungkin terhadap
individu dan/atau kelompok yang berisiko atau tidak berisiko secara rutin. Kegiatan
deteksi dini faktor risiko ini dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan atau
pada kelompok masyarakat khusus melalui Posbindu8.
Berdasarkan tingginya angka kejadian dan angka kematian akibat kanker
kanker serviks, Kementerian kesehatan RI telah mengembangkan program 9,
Program deteksi dini yang telah dilakukan di Indonesia untuk mengantisipasi
kanker serviks adalah dengan metode IVA yang telah tercantum di dalam.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
796/MENKES/SKVII/ 2010 tentang pedoman teknis pengendalian kanker
serviks10. Pemerintah juga mengeluarkan peraturan baru yaitu Permenkes no. 34
tahun 2015 tentang Penanggulangan Kanker Leher Rahim 11. Metoda skrining
kanker serviks yang dianjurkan oleh pemerintah pada tingkat puskesmas, rumah
sakit, dan klinik. metoda IVA tes dianggap mempunyai keunggulan selain biaya
yang murah dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui hasilnya.
4
IVA test menggunakan larutan asam cuka 3-5% untuk mendeteksi lesi pra kanker
serviks dan dapat langsung dilakukan tindakan krioterapi 2.
Skrining bertujuan untuk mendeteksi perubahan prakanker, yang jika tidak
diobati, dapat menyebabkan kanker. Wanita yang ditemukan memiliki kelainan
pada skrining perlu ditindak lanjuti, diagnosis dan pengobatan, untuk mencegah
perkembangan kanker atau untuk mengobati kanker pada tahap awal. WHO
merekomendasikan pendekatan komprehensif untuk pencegahan dan pengendalian
kanker serviks yang mencakup intervensi multidisiplin di sepanjang perjalanan
hidup. Pendidikan masyarakat, mobilisasi sosial, vaksinasi, skrining, perawatan dan
perawatan paliatif diperlukan untuk meningkatkan kontrol kanker serviks. Hampir
semua kematian kanker serviks dapat dihindari jika intervensi efektif yang
diketahui tersedia untuk semua wanita dan diimplementasikan, termasuk imunisasi
gadis remaja terhadap human papilloma virus (HPV) dan skrining serviks dan
pengobatan lesi prakanker12.
Promosi kesehatan merupakan salah satu yang diperlukan untuk
meningkatkan kontrol kanker serviks. Promosi kesehatan pada hakikatnya
merupakan suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada
masyarakat, kelompok, atau individu, dengan harapan bahwa dengan adanya pesan
tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada
akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan adanya promosi
kesehatan tersebut, diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku
dari sasaran. Promosi kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut
mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Dalam suatu proses pendidikan
kesehatan yang menuju tercapainya tujuan promosi, yakni perubahan perilaku,
dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Notoatmodjo (2010), faktor yang
mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping faktor masukannya sendiri juga
faktor metode, faktor materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang
melakukannya, dan alat bantu atau media yang digunakan untuk menyampaikan
pesan12.
Saat ini promosi kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara.
5
deteksi dini kanker serviks maka akan diketahui penderita kanker serviks. bidan
juga berkompetensi dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita /ibu
dengan gangguan sistem resproduksi.begitu banyak wewenang bidan dalam
memberikan pelayaanan kesehatan pada masyarakat yaitu melaksanakan deteksi
dini ,melaksanakan pertolongan pertama ,merujuk dan memberikan penyuluhan
infeksi menular seksual16.
Mengingat betapa pentingnya pemeriksaan IVA untuk mendeteksi dini
kanker serviks dalam upaya menurunkan insiden dan kematian akibat kanker
serviks. Pengetahuan merupakan faktor yang penting untuk menimbulkan perilaku
deteksi dini, maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul " efektivitas
penyuluhan Kesehatan tentang IVA test menggunakan media booklet kepada
wanita usia subur di Wilayah Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1 Jakarta Utara” .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
10
dipelajari 90% materi yang didapat saat ia mengajari orang lain mengenai
materi yang telah didapat tersebut dengan segera. 20
Sumber lain menyatakan bahwa Efektivitas Media terhadap pemahaman
sasaran, yaitu secara21:
a. Verbal : 1 X
b. Visual : 3,5 X
c. Verbal dan visual : 6 X
Dan adanya perbedaan kemampuan daya ingat seseorang. Menurut Edgar
Dale dalam Kerucut Pengalaman dan prinsip daya ingat dimana kemampuan daya
ingat seseorang diklasifikasin dalam tabel kemampuan daya ingat seseorang. 21
Tabel 2.1 Kemampuan Daya Ingat Seseorang21
Sesudah 3 jam Sesudah 3 hari
Verbal 70% 10%
a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media
yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara, seperti film slide, foto, transparansi,
lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media
grafis.
c. Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya
rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara. Kemampuan media ini
dianggap lebih baik dan lebih menarik.
d. Media atau alat bantu berdasarkan pembuatannya
Alat bantu elektronik yang rumit, contohnya: film, film slide,
transparansi. Jenis media ini memerlukan alat proyeksi khusus seperti
film projector, slide projector, operhead projector (OHP). Alat bantu
sederhana, contohnya: leaflet, model buku bergambar, benda-benda
nyata (sayuran, buah-buahan), papan tulis, film chart, poster, boneka,
phanthom, spanduk. Ciri-ciri alat bantu sederhana adalah mudah dibuat,
mudah memperoleh bahan-bahan, ditulis atau digambar dengan
sederhana, memenuhi kebutuhan pengajar, mudah dimengerti serta
tidak menimbulkan salah persepsi.
Berdasarkan bentuk umum penggunaannya, media pendidikan
dibedakan menjadi18:
1. Bahan bacaan seperti modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet,
majalah, bulletin dan sebagainya.
2. Bahan peragaan seperti poster tunggal, poster seri, lembar balik,
transparan, film, slide dan lain sebagainya.
2.1.5 Booklet
Menurut Bly, Booklet adalah buku berukuran kecil yang didesain untuk
mengedukasi pembaca dengan tips dan strategi untuk menyelesaikan suatu
masalah. Booklet biasanya terdiri dari 16-24 halaman dan berukuran 3,5 x 8,5 inchi.
15
Tampilan sampul booklet biasanya menggunakan warna polos dan desain yang
minim20. Menurut French booklet adalah buku kecil yang dicetak antara 32- 96
halaman. Booklet memiliki bahasan yang lebih terbatas, struktur sederhana, dan
fokus pada satu tujuan.22 Menurut Hapsari, Booklet merupakan media komunikasi
yang termasuk dalam kategori media lini bawah (below the line media). Sesuai sifat
yang melekat pada media lini bawah, pesan yang ditulis pada media tersebut
berpedoman pada beberapa kriteria yaitu: menggunakan kalimat pendek,
sederhana, singkat, dan ringkas. Selain itu penggunaan huruf tidak kurang dari 10
pt, dikemas menarik dan kata yang digunakan ekonomis. 23
Booklet termasuk salah satu jenis media grafis yaitu media gambar/foto.
Menurut Roymond S. Simamora, Booklet adalah buku berukuran kecil (setengah
kuarto) dan tipis, tidak lebih dari 30 lembar bolak balik yang berisi tentang tulisan
dan gambar-gambar. Struktur isi booklet menyerupai buku (pendahuluan, isi,
penutup), hanya saja cara penyajian isinya jauh lebih singkat dari pada buku .24
Pembuatan isi booklet sebenarnya tidak berbeda dengan pembuatan media
lainya. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat booklet adalah bagaimana kita
menyusun materi semenarik mungkin.Apabila seorang melihat sekilas kedalam
booklet, biasanya yang menjadi perhatian pertama adalah pada sisi tampilan
terlebih dahulu.22
a. Kelebihan dan Kelemahan Booklet 23
Menurut Hapsari (2013) media booklet memiliki beberapa keunggulan
yaitu:
1. Dapat digunakan untuk belajar mandiri.
2. Pembaca dapat mempelajari isinya dengan santai.
3. Informasi dapar dibagikan dengan keluarga dan teman.
4. Mudah dibuat, diperbanyak dan diperbaiki serta mudah disesuaikan.
5. Mengurangi kebutuhan mencatat.
6. Dapat dibuat secara sederhana dengan biaya relatif murah.
7. Awet.
8. Daya tampung lebih luas.
9. Dapat diarahkan pada segmen tertentu.
16
2.2 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui alat indera (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun
pengalaman orang lain. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian, perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan28.
2.4.2 Etiologi
Kanker serviks atau kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi kuman
HPV (Human Papillomavirus) dan sekitar 70% dari kasus kanker serviks di seluruh
dunia disebabkan oelh HPV tipe 16 dan 1835. Virus ini ditemukan pada 95 % kasus
kanker leher rahim. Setiap wanita berisiko terkena infeksi HPV onkogenik yang
dapat menyebabkan kanker serviks. HPV dapat dengan mudah ditularkan melalui
aktifitas seksual dan beberapa sumber transmisi tidak tergantung dari adanya
penetrasi, tetapi juga melalui sentuhan kulit di wilayah genital tersebut (skin to skin
genital contact). Setiap wanita yang aktif secara seksual memiliki resiko untuk
21
IA2 Invasi stroma lebih dari 3,0 mm dan tidak lebih dari 5,0 mm
dengan penyebaran horizontal 7,0 mm atau kurang
IB Lesi terlihat secara klinik dan terbatas di serviks atau secara
mikroskopik lesi lebih besar dari IA2
IB1 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan diameter terbesar 4,0
cm atau kurang
IB2 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan
diameter terbesar lebih dari 4,0 cm
Invasi tumor keluar dari uterus tetapi tidak sampai ke dindinug
II panggul atau mencapai 1/3 bawah vagina
22
melahirkan lebih dari 3 kali maka lebih beresiko 24 kali lipat daripada
wanita yang melahirkan kurang dari 3 kali.35
d. Personal hygiene yang buruk
Faktor lain penyebab kanker serviks adalah personal hygiene yang
buruk. Personal hygiene yang buruk meningkatkan resiko terjadinya
infeksi bakteri dan jamur yang merugikan pada area genital perempuan.
Infeksi ini dapat menyebabkan iritasi pada serviks dan menyebabkan
keluhan keluhan keputihan yang berkelanjutan yang pada akhirnya
meningkatkan resiko kejadian kanker serviks. Menurut penelitian I
Gusti Agung dkk pada tahun 2012 menyebutkan wanita yang hygiene
diri kurang baik meningkatkan resiko prakanker 29 kali daripada wanita
yang hygiene diri baik.36
e. Merokok
Selain infeksi, kebiasaan merokok juga menjadi salah satu penyebab
kanker serviks. Hal ini dikarenakan mukus serviks memiliki
kemampuan mengkonsentrasikan karsinogen yang terdapat dalam asap
rokok sehingga mempermudah terjadinya kanker serviks. Menurut
penelitian I Gusti Agung dkk pada tahun 2012 menyebutkan wanita
yang terpapar asap rokok meningkatkan resiko prakanker 4 kali lipat
daripada wanita yang tidak terpapar asap rokok39.
f. Kontak Fisik
American Cancer Society tahun 2012 mengatakan bahwa penularan
infeksi HPV dari seseorang ke orang lain dapat terjadi akibat frekuensi
kontak fisik (skin-to-skin) antara area tubuh yang positif HPV seperti
anus,mulut, maupun genetalia36 .
1) Hasil Tes-positif
Bila diketemukan adanya Plak putih yang tebal berbatas tegas atau
epitel acetowhite (bercak putih), terlihat menebal dibanding
dengan sekitarnya, seperti leukoplasia, terdapat pada zona
transisional, menjorok kearah endoserviks dan ektoserviks
2) Positif 1(+)
26
7) Kanker
Massa mirip kembang kol atau ulkus dan mudah berdarah.
c. Kelebihan Pemeriksaan IVA
Pemeriksaan IVA memiliki kelebihan diantaranya sebagai berikut :
• Mudah, praktis dan sangat mudah dilaksanakan.
• Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah.
27
Media Booklet
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Teori Sumber Teori Budiman dan Riyanto dikutip
dari Notoatmodjo tahun 2014)
32
BAB III
METODE PENELITIAN
Kelompok Perlakukan
O1 X O2
Kelompok Kontrol
O3 O4
Keterangan :
33
33
Promosi Kesehatan
menggunakan Media Booklet
3.3 Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara suatu penelitian, patokan,
duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan melalui penelitian,
setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini dapat diterima
atau ditolak39.
a. Ada perbedaan pengetahuan ibu tentang IVA Test antara sebelum (pre- test)
dan sesudah (post-test) dilakukan pemberian intervensi berupa Media
Booklet.
b. Ada perbedaan pengetahuan tentang IVA Test antara kelompok intervensi
dengan kelompok kontrol
34
Keterangan
n : Besar sampel
𝜎 : Standar deviasi skor pengetahuan (3.9)
µ1 : Rata-rata skor pengetahuan sebelum eksperimen (13,9)
µ2 : Rata-rata skor pengetahuan setelah eksperimen (16,1)
Z1-α/2 : Nilai Z pada derajat kemaknaan (1,96 )
Z1-β : Nilai Z pada kekuatan uji power (0.84)
𝑛= 2(30,40 + 7,84)
4,84
n = 48
Dari perhitungan dengan menggunakan diatas diperoleh jumlah sampel 48
responden dengan pertimbangan kemungkinan kerusakan atau kehilangan
data maka ditambah 10% sampel dari sampel minimal, menjadi 53
responden. Berarti, dibutuhkan 53 responden kelompok kontrol dan 53
responden kelompok eksperimen.
36
positif.
3. Tahap kedua diberikan pendidikan kesehatan tentang IVA test
dengan menggunakan Booklet pada kelompok pertama.
4. Setelah 3 jam, responden diminta untuk mengisi kuesioner kembali,
kuesioner ini sama dengan kuesioner sebelumnya yang
dimaksudkan untuk melihat apakah terjadi perubahan pengetahuan
mengenai IVA test pada kelompok pertama .
c. Tahap Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, data tersebut diolah dan disajikan dalam
bentuk tabel, persen, serta penjelasan.
d. Tahap Penyusunan Laporan
Membuat laporan skripsi berdasarkan data yang akan diperoleh dan
dilanjutkan dengan seminar hasil penelitian.
persetujuan berisi :
a. Penjelasan judul penelitian
b. Penjelasan manfaat penelitian
c. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan.
d. Penjelasan manfaat yang akan di dapatkan.
e. Persetujuan responden dapat mengudurkaan diri sebagai subjek penelitian
kapan saja Lembar persetujuan tersebut digunakan agar responden mengerti
tujuan dari penelitian yang dilakukan. Responden mengisi lembar persetujuan
tanda adanya unsur paksaan dan dengan sukarela.
3.8.2. Coding
Coding merupakan kegitan pemberian kode numerik (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori.Pemberian kode ini sangat penting bila
pengolahan dan analisis data menggunakan computer. Biasanya dalam pemberian
kode dibuat dan artinya dalam ssatu buku (code book) untuk memudahkan kembali
melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel40.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
44
44
B. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen (Media Booklet) dengan variabel dependen (pengetahuan
WUS tentang IVA test) dan untuk mengetahui perbedaan peningkatan
pengetahuan WUS tentang IVA test pada kelompok intervensi dan
kelompok control.
47
Tabel 4.4
Tingkat Pengetahuan WUS tentang IVA test dengan Metode Ceramah dan
Media Booklet di Puskesmas Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara
Tahun 2020
Tabel 4.5
Perbedaan Rata-Rata Post-Test Metode Ceramah dengan Media Booklet
Terhadap Peningkatan Pengetahuan WUS Tentang IVA Test.
Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji statistik Independent Paired T-Test diperoleh
nilai p = 0,00 (p >0,05) dari hasil equal variances assumed karena nilai sig pada
Levene’s Test > (0,00<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan metode promosi kesehatan antara metode ceramah dengan media
Booklet terhadap peningkatan pengetahuan WUS tentang IVA Test di Puskesmas
Kelurahan Penjaringan 1 Jakarta Utara tahun 2020. Nilai rata-rata post test media
Booklet lebih tinggi dari nilai rata-rata metode ceramah. Rata - rata post test Media
Booklet adalah 90,83. Sedangkan rata-rata post test ceramah hanya 67,13. Sehingga
dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara media Booklet
dengan metode cermah. Maka dapat disimpulkan bahwa media booklet lebih efektif
dalam meningkatkan pengetahuan dibandingkan metode ceramah.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Tingkat Pengetahuan Pre-Test Kelompok Kontrol dan Kelompok
Intervensi
Pengetahuan mengenai deteksi dini kanker serviks dengan cara IVA test
pada WUS di Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1 sebagian besar didapatkan dari
berbagai media. Menurut Notoatmodjo pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui alat indera (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya)41
Untuk kelompok kontrol, responden mendapatkan informasi dari media
massa tentang kesehatan deteksi dini kanker servik dengan IVA sebesar 37,7%
sedangkan kelompok intervensi sebesar 49,1%. Menurut WHO yang dikutip oleh
Notoatmodjo pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan. Tingkat pendidikan
49
bermasyarakat.42
Hal ini sesuai dengan penelitian Maria Listri Mayasari bahwa media massa
seperti Booklet adalah media yang dapat segera dilakukan pengulangan informasi
dan dapat memberikan informasi tentang bentuk suatu benda . Disamping itu juga
merupakan alat bantu pendidikan yang mampu menginformasikan materi dengan
lengkap bagi masyarakat . Keunggulan media booklet adalah mudah dibawa kemana-
mana, dapat dibaca atau digunakan sewaktu-waktu, menggunakan media cetak
sehingga biaya yang dikeluarkan lebih murah dibandingkan dengan media audio dan
visual.
Berdasarkan hasil penelitian, ditarik kesimpulan bahwa media booklet
efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang pneumonia di Kelurahan
Bandarharjo Kota Semarang Tahun 2014. Selain itu pengetahuan tentang deteksi
dini kanker serviks dengan cara IVA test yang didapat dari teman biasanya berupa
cerita atau pengalaman pribadi. Sedangkan pengetahuan IVA test yang diperoleh
dari sekolah berupa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 43 Materi
kesehatan reproduksi dalam pelajaran IPA hanya berupa pengetahuan dasar, porsi
pembahasannya tidak secara detil, dan kurang aplikatif terhadap isu yang terjadi.
Remaja yang menjadi siswa program IPS tidak mendapatkan mata pelajaran IPA
karena terfokus pada ilmu sosial. Sebagian responden juga mengetahui tentang
pendidikan seks dari orang tua, guru sekolah dan tenaga kesehatan. Orang tua
adalah bagian dari anggota keluarga yang memberikan pendidikan pertama dan
utama bagi anaknya. Pendidikan yang diberikan orang tua di rumah dapat
menentukan kualitas berpikir yang sehat terhadap anak terutama ketika mereka
beranjak remaja.
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang didapat dari orang tua,
namun umumnya tidak secara komperhensif. sedangkan pegetahuan yang didapat
dari tenaga Kesehatan sangat diperlukan, sayangnya belum banyaknya tenaga
kesehatan yang memberikan penyuluhan di setiap pelayanan atau penyuluhan rutin
setiap bulannya. Dapat disimpulkan bahwa semua responden sudah pernah
mendapatkan infromasi Kesehatan tentang IVA test namun, sebagian besar
responden belum mengetahui secara lengkap informasi menegani deteksi dini
51
kanker serviks dengan cara IVA test . Beberapa informasi yang pernah didapat
hanya bersifat pengetahuan dasar. Semua Wanita perlu mengetahui secara penuh
agar pengetahuan yang diperoleh dapat mempengaruhi perilaku semua wanita
untuk melakukan deteksi dini kanker serviks dengan cara IVA test.
Booklet ini mudah dan sederhana, dapat menambah wawasan tentang IVA Test, isi
menarik untuk dibaca dan dapat dijadika alternative media pembelajaran kesehatan
reproduksi yaitu IVA Test . Sehingga dapat disimpulkan bahwa Media Booklet
efektif dalam menambah wawasan tentang IVA Test. Menurut Hapsari (2015),
Booklet merupakan media komunikasi yang termasuk dalam kategori media lini
bawah (below the line media). Sesuai sifat yang melekat pada media lini bawah,
pesan yang ditulis pada media tersebut berpedoman pada beberapa kriteria yaitu:
menggunakan kalimat pendek, sederhana, singkat, dan ringkas. Selain itu
penggunaan huruf tidak kurang dari 10 pt, dikemas menarik dan kata yang
digunakan ekonomis.26
Booklet termasuk salah satu jenis media grafis yaitu media gambar/foto.
Menurut Roymond S. Simamora, Booklet adalah buku berukuran kecil (setengah
kuarto) dan tipis, tidak lebih dari 30 lembar bolak balik yang berisi tentang tulisan
dan gambar-gambar. Struktur isi booklet menyerupai buku (pendahuluan, isi,
penutup), hanya saja cara penyajian isinya jauh lebih singkat dari pada buku .27
Pembuatan isi booklet sebenarnya tidak berbeda dengan pembuatan media
lainya. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat booklet adalah bagaimana kita
menyusun materi semenarik mungkin.Apabila seorang melihat sekilas kedalam
booklet, biasanya yang menjadi perhatian pertama adalah pada sisi tampilan
terlebih dahulu.25 Kelebihan dan Kelemahan Booklet 26
Menurut Hapsari (2015)
media booklet memiliki beberapa keunggulan yaitu: Dapat digunakan untuk belajar
mandiri, Pembaca dapat mempelajari isinya dengan santai, Informasi dapar
dibagikan dengan keluarga dan teman, Mudah dibuat, diperbanyak dan diperbaiki
serta mudah disesuaikan, Mengurangi kebutuhan mencatat, Dapat dibuat secara
sederhana dengan biaya relatif murah, Awet, Daya tampung lebih luas, Dapat
diarahkan pada segmen tertentu.
Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Mintarti terdapat beberapa
keunggulan booklet yaitu: Pesan-pesan booklet bersifat permanen, mudah
disimpan, diambil kembali dan dibaca ulang sesuai dengan kemampuan pembaca,
Mampu mengatasi hambatan jarak dan geografis sehingga dapat menjangkau
sasaran lebih banyak, Harganya relatif murah, Pembaca dapat belajar sendiri atau
55
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya, maka pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Sumber informasi IVA Test terbanyak yang pernah diperoleh oleh
responden baik kelompok kontrol dan intervensi yaitu didapat dari media
massa.
2. Terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan tentang IVA Test pada WUS
antara kelompok intervensi dan kelompok control.
3. Media Booklet lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan tentang IVA
Test pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1 Jakarta
Utara
5.2 Saran
1. Bagi pihak Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1
diharapkan dapat memberikan informasi lebih sering mengenai deteksi dini
kanker serviks melalui penyuluhan yang sudah dijadwalkan dari pihak
Promkes Puskesmas seperti setiap bulan dan dilakukan secara rutin
diadakan pemeriksaan IVA Test , dibuatkan jadwal penyuluhan tentang
IVA Test di ruang KIA setiap bulan supaya semua wanita bisa terpengaruh
dan lebih peduli dengan kesehatannya untuk melakukan deteksi dini,
dilakukan pelatiham kader tentang pentingnya melakukan IVA test untuk
bisa memberikan penyuluhan di setiap kali posyandu dengan metode –
metode yang menarik agar semua wanita mau ikut dalam melakukan deteksi
dini kanker serviks dengan cara melakukan pemeriksaan IVA test.
2. Bagi Institusi Potekkes Kemenkes Jakarta III
Dapat mengadakan kerjasama untuk pengembangan media Booklet
Kesehatan reproduksi sebagai media promosi tentang Iva Test khusunya
56
57
DAFTAR PUSTAKA
58
59
7-8
19. S Azwar.(2014).Sikap manusia : teori dan pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
20. Bensley J.( 2009).Community Health Education Methods. Massachusset:
Jones and Bartlett Pusher
21. Susilowati D.( 2016).Promosi Kesehatan. jakarta: Kementrian Kesehatan RI
22. French C.(2013).How to Write Successful How to Booklet. In England UK.
Available from: The Endless Bookcase.
23. Hapsari CM.(2013).Efektivitas Komunikasi Media Booklet ―Anak Alami‖
Sebagai Media Penyampaian Pesan Gentle Birthing Service. J E-Komunikasi.
Vol 1 No 3.
24. Roymond S.( 2009).Simamora. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan.
jakarta: EGC
25. minarti.(2013).Efektivitas Buklet Makjan Sebagai Media Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Perilaku Berusaha Bagi Pedagang Makanan Jajanan (Kasus di
Kabupaten Cianjur). Pasca Sarj Inst Pertan Bogor.
26. Malikatul M.(2015).Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan booklet terhadap
pengetahuan Nutrisi ibu laktasi di wilayah kerja puskesmas Ciputat Timur.
jakarta;
27. Lia Artika S.(2018).Efektivitas Media Booklet Dan Leaflet Terhadap
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dampak Kehamilan Remaja. poltekkes
Jambi.
28. Depkes RI.( 2009). Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim & Kanker
Payudara. jakarta: depkes ri
29. Siswanto AW.( 2010).Epidemiologi dan Pencegahan Kanker Leher Rahim.
Yogyakarta; Yogyakarta: Media Presindo
30. Notoatmodjo S.( 2013).Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan“Edisi
Revisi. jakarta: Rineka Cipta
31. Budiman RA.(2013).Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. jakarta: salemba medika hal 66-69
32. Notoatmodjo S.(2014)`Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. jakarta: Rineka
Cipta.
33. Emelia OD.(2010).Bebas Ancama Kanker Serviks. Yogyakarta: Media
Presindo
34. Wahyuningsih T ME.(2014).Faktor Risiko Terjadinya Lesi Prakanker Serviks
Melalui Deteksi Dini Dengan Metode IVA.;192–209. jakarta: salemba medika;
192-209
35. Agung IG dkk.(2013).Laporan hasil penelitian Paparan asap rokok dan higiene
diri merupakan faktor risiko lesi prakanker leher rahim di Kota Denpasar tahun
2012. denpasar;. 84-91
36. Caca M DP. Pemeriksaan IVA dan Tes Pap. bandung: gema insani; 2015.
37. savitri A.(2015).Kupas Tuntas Kanker. Mona, editor. Yogyakarta; yogyakarta,
editor.
38. kemenkkes ri.(2014). Pedoman Manajemen Pelayanan Keluarga Berencana
Kementrian Kesehatan; In jakarta: salemba medika. Available from:
http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/PedomanManajemen Pelayanan
60
KB.pdf
39. Notoatmodjo S.(2012).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta; jakarta: Rineka Cipta
40. Hidayat A.(2011).Metode Penelitian Kebidanan: Teknik Analisa Data. jakarta:
salemba medika
41. Nurul Aeni. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Video dan Metode
Demonstrasi Terhadap Pengetahuan SADARI. J Care. 2018;6(2):162–74
42. Nur Indah Wardani. Jurnal Kesmasindo, Volume 6, Nomor 3 Januari 2014.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Pengetahuan Kader
Kesehatan Tentang Thalassaemia Di Kecamatan Sumbang Kabupaten
Banyumas hal 198-204
43. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Kompetensi dasar. 2013. 3-5 p.
44. Bany ZU, Sunnati, Darman W. Perbandingan Efektifitas Penyuluhan Metode
Ceramah dan Demonstrasi Terhadap Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut
Siswa SD. 2014;6(1):661–6
45. Linda SN, Dkk. Studi Efektifitas Buku Saku Terhadap Skor Pengetahuan
Penyakit Menular Seksual Pada Siswa Sma Negeri Banyumas. 2010.
http://ojs.akbidylpp.ac.id/ Diakses Mei 2019.
46. Suraioka I. Media Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2012.
Lampiran 1
Biodata Peneliti
IDENTITAS PRIBADI
Nama : Selvia Febriyani
NIM : P3.73.24.3.16.038
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tanggal Lahir : Way kanan, 03 Februari 1998
Agama : Islam
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 2003-2004 : TK PERTIWI
2. 2004-2010 : SDN SUKABUMI
3. 2010-2013 : SMP BERINGIN RATU 2 SUKABUMI
4. 2013-2016 : SMA MUHAMMADIAH 1 METRO
5. 2016-2020 : Diploma IV Kebidanan Poltekkes Jakarta 3
Hearing Penelitian D4 Kebidanan Poltekkes Jakarta 3 Dalam 5 Tahun
Terakhir
Setelah diberi penjelasan terhadap penelitian ini maka ibu dapat menandatangani
lembar persetujuan dan langsung mengisi kuesioner. Penelitian ini tidak
menimbulkan bahaya secara langsung dan/atau tidak langsung. Apabila terdapat
kerugian dalam bentuk apapun, peneliti akan bersedia untuk memfasilitasi
pengobatan bagi responden.
Peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas dan jawaban yang diperoleh dari ibu
sebagai responden baik dalam proses pengumpulan data, pengolahan data maupun
penyajian hasil penelitian. Hasil penelitian hanya akan digunakan dalam
penelitian tanpa disebar untuk tujuan lain. Demikian penjelasan ini saya
sampaikan, apa bila ibu memerlukan penjelasan lebih lanjut berkaitan dengan
penelitian ini, ibu dapat menghubungi peneliti (No. HP tercantum). Atas
kesediaan dan partisipasinya, peneliti ucapkan terimakasih.
Saksi Responden
( ) ( )
Lampiran 4
Kuesioner Penelitian
KUESIONER
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA
BOOKLET TENTANG IVA TEST
seksual
19. Pemeriksaan IVA dilakukan kapan saja
Pemeriksaan IVA dapat dilakukan oleh
20. dokter,bidan dan perawat terlatih
Nomor Responden :
Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Penilaian Media Booklet
Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda memahami penggunaan Booklet ini dengan cepat?
Frequencies
Statistics
Jumlah WUS Sumber Informasi
N Valid 53 53
Missing 0 0
Frequencies Table
Usia
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Pendidikan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Statistics
Jumlah WUS Sumber Informasi
N Valid 53 53
Missing 0 0
Frequencies Table
Usia
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Sumber Informasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Skor Aplikasi
Test of Normality
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig
Skor Pretest .135 53 .017 .940 53 .010
Kelompok Kontrol