Anda di halaman 1dari 108

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG IVA TEST


MENGGUNAKAN MEDIA BOOKLET KEPADA WANITA USIA SUBUR
DI PUSKESMAS KELURAHAN PENJARINGAN 1 JAKARTA UTARA
TAHUN 2020

OLEH:

SELVIA FEBRIYANI
NPM. P3.73.24.3.16.038

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN JURUSAN


KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2020
2

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG IVA TEST


MENGGUNAKAN MEDIA BOOKLET KEPADA WANITA USIA SUBUR
DI PUSKESMAS KELURAHAN PENJARINGAN 1 JAKARTA UTARA
TAHUN 2020

OLEH:

SELVIA FEBRIYANI
NPM. P3.73.24.3.16.038

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN JURUSAN


KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2020

Poltekes Kemenkes Jakarta 3


3

ABSTRAK

Program Studi DIV Kebidanan


Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Jakarta, 27April 2020

Selvia Febriyani

Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Tentang IVA Test Menggunakan Media


Booklet Kepada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1
Jakarta Utara Tahun 2020

63 Halaman, 10 tabel, 3 gambar, 8 lampiran

Latar belakang: Kanker serviks merupakan suatu penyakit keganasan pada leher
rahim. Menurut Publikasi WHO (2018) Data dari Global Burden Cancer
(GLOBOCAN) dan International Agency for Research on Cancer (IARC)
menunjukkan insiden kanker serviks di seluruh dunia sebesar 18,1 juta kasus baru
dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian meninggal karena kanker.
Penapisan kanker serviks ini dapat dilakukan dengan deteksi dini kanker serviks
dengan IVA Test. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
tahun 2018, cakupan pemeriksaan IVA di Jakarta Utara memiliki cakupan yang
paling rendah dibandingkan dengan Jakarta lainnya yaitu sebanyak 9.930 orang
(3.47%). Salah satu metode untuk menyebarluaskan informasi tentang bagaimana
cara deteksi dini kanker serviks adalah dengan melakukan promosi kesehatan
menggunakan media Booklet. Tujuan: mengetahui efektivitas penyuluhan
Kesehatan tentang IVA Test menggunakan media booklet kepada Wanita Usia
Subur di wilayah Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1 Jakarta utara. Metode:
Penelitian kuantitatif dengan metode quasi eksperiment dan desain non-equivalent
control group pre-test post-test. Sampel yang diambil sebanyak 106 responden
untuk dua kelompok. Teknik sampling non random sampling dengan tehnik
purposive samplin. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis
menggunakan uji paired t-test dan uji independen t-test. Hasil Penelitian: Hasil
penelitian menunjukka bahn wa peningkatan pengetahuan WUS dengan nilai
p = 0,000, lebih kecil dari nilai α 0,05 (p<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada perbedaan peningkatan pengetahuan deteksi dini kanker serviks dengan cara
IVA pada wanita usia subur antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Booklet dapat diterapkan sebagai sarana media di puskesmas dan tempat lainnya
sebagai pencegahan kanker serviks pada wanita.

Kata Kunci: Penyuluhan, Booklet, IVA Test

Poltekes Kemenkes Jakarta 3


4

ABSTRACT

Diploma IV Midwifery Study Program


Department of Midwifery
Health Polytechnic of Ministry of Health Jakarta III
Jakarta, April 27th

Selvia Febriyani
The effectiveness of the health education on the IVA test using the Booklet to women’s of
childearing age at Penjaringan Sub-District Public Health Centre, North Jakarta in Year
2020
63 pages, 10 tables, 3 pictures, 8 backgrounds
Background of Study: The cervical cancer is a cervical disease. According to the
publication who (2018) data from global burden cancer (GLOBOCAN) and the
international agency for research on cancer (IARC) show a worldwide incidence of
cervical cancer in 18.1 million new cases with a death rate of 9.6 million deaths are
died of cancer. This increased cervical cancer may be performed at the earliest
detection of cervical cancer. Based on data from health administration of Jakarta
Province in 2018, the extent of the IVA examination in north Jakarta is lower than
any other of 9,930 people (3.47%) is rooted in the vast majority of women's vast
longevity. One method of propagating information on how cervical cancer is
detected is by promoting health. It can become a medium because of its small size
and can be fed into pockets easily taken. Research Purpose: The research is
conducted to know the effectiveness of Booklet Media towards women's knowledge
of the fertile age of the IVA test at Penjaringan Sub-District Public Health Centre,
North Jakarta. Research Method: The research is a quantitative by experimental
quasi and design non- advanced control group pre-test post-test. It took 106
respondents to two groups. Non random sampling is overwhelming sampling. The
data collection uses a questionnaire. The data was analysed using the test-test and
the independent t-test. Research Results: The research results indicated that there
is an enhancement of youth knowledge by the value of p = 0,000, less than.05 value
(p. 0.05), thus suggests that there is the difference in increased knowledge detection
of cervical cancer with the IVA way at women of childbearing age between
intervention and control groups. Cervical cancer can be applied to women as media
outlets and elsewhere.

Key words: Education, Booklet, IVA test

iii
Poltekes Kemenkes Jakarta 3
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas izin dan
segala rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang diajukan
sebagai syarat kelulusan dari Program Studi D IV Kebidanan Poltekkes Jakarta III.
Dalam meyelesaikan skripsi ini penulis banyak sekali mendapatkan bantuan berupa
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini menjadi lebih
baik. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada

1. Yupi Supartini, SKp,MSc, selaku direktur utama Poltekkes Kemenkes


Jakarta III
2. Ibu Erika Yulita Ichwan, SST, M.Keb selaku ketua jurusan kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III yang telah
3. Ibu Shentya Fitriana, SST, M.Keb selaku ketua Program D-IV Kebidanan
4. Ibu Aticeh , SST, M.Keb dan Ibu Diana Hartaty Anggraini, SST, M.Keb
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dengan penuh
kesabaran serta selalu memberikan dukungan dan perhatian sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik
5. Ibu Zanariah dan Bapak Musrawi,Spd selaku orang tua dari penulis yang
selalu memberikan dukungan dan doa serta meyakinkan dengan penuh kasih
sayang bahwa anaknya mampu menyelesaikan skripsi ini dengan lancar`
6. Kakak penulis Zoni Anggara yang telah menjadi tempat ternyaman dalam
mencari inspirasi selama penyusunan skripsi
7. Agata sebagai teman seperjuangan penulis, yang selalu ada, selalu
memberikan bantuan ketika dalam kesulitan, dan saling mengisi kekurangan.
8. Nimade Novita dew,Maya Yustika, Arum Sari Pratiwi,Annisa Arisanti,Intan
Yulistiani, Rahayu Puspita,Qori Mustika Hendra, Restu Elvera, Muthia
Aulia, Nabila Alri, Farihah Khairiyah/twins, Beni

viii

Poltekes Kemenkes Jakarta 3


Andriyanto,Afie Anam, Mita Yuliana, Denik, Vhinnanda Enggar Mahardika
sebagai teman yang telah memberikan bantuan dan bimbingan serta
pengalamannya dalam penyusunan skripsi.
9. Pihak lainnya yang telah membantu menyelesaikan skripsi dengan baik.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh sebab itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan guna perbaikan dikemudian hari. Akhir kata semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya dibidang kebidanan.

Jakarta, November 2019

Penulis

ix Poltekes Kemenkes Jakarta 3


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


ABSTRAK ....................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
HALAMAN SURAT PERNYATAAN ........................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN ORIENTASI ................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 7
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
1.5 Ruang Lingkup.......................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Media Pendidikan Kesehatan .................................................................... 9
2.1.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan ................................................... 9
2.1.2 Tujuan dan Manfaat Pendidikan Kesehatan .................................... 9
2.1.3 Metode Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan ...................... 10
2.1.4 Media atau Alat Bantu Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan 11
2.1.5 Booklet............................................................................................. 14
2.2 Pengetahuan ............................................................................................... 17

x Poltekes Kemenkes Jakarta 3


2.2.1 Tingkat Pengetahuan ........................................................................ 17
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ............................ 18
2.4 Kanker Serviks .......................................................................................... 20
2.4.1 Definisi Kanker Serviks................................................................... 20
2.4.2 Etiologi ............................................................................................ 20
2.4.3 Tanda dan Gejala ............................................................................. 21
2.4.4 Klasifikasi Stadium Kanker Serviks ................................................ 21
2.4.5 Faktor Resiko ................................................................................... 22
2.4.6 Pencegahan Kanker Serviks ............................................................ 24
2.4.7 Deteksi Dini Kanker Serviks ........................................................... 25
2.4.8 Wanita Usia Subur ........................................................................... 28
2.5 Penelitian Terkait ...................................................................................... 29
2.6 Kerangka Teori ........................................................................................ 32

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 33
3.2 Kerangka Konsep Penelitian ..................................................................... 34
3.3 Hipotesis ................................................................................................... 34
4.4 Definisi Operasional................................................................................... 35
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 35
3.5.1 Populasi Penelitian .......................................................................... 35
3.5.2 Sampel Penelitian ............................................................................ 35
3.5.3 Besar Sempel ................................................................................... 36
3.5.4 Cara Pengambilan Sampel ............................................................... 37
3.6 Uji VAliditas dan Relibilitas ..................................................................... 37
3.6.1 Uji Validitas..................................................................................... 37
3.6.2 Uji Relibilitas................................................................................... 38
3.6.1 Alat dan Tehnik Pengumpulan Data Teknik .................................... 38
3.6.1 Instrumen Penelitian ........................................................................ 39
3.6.2. Pengumpulan Data .......................................................................... 39
3.6.3 Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 39

xi Poltekes Kemenkes Jakarta 3


3.7. Etika Penelitian ......................................................................................... 40
3.7.1 Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect for
Human Dignity). .............................................................................. 40
3.7.2 Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian
(Respect for Privacy and Confidentiality) ....................................... 41
3.7.3. Keadilan dan inklusivitas/ keterbukaan (Respect for
Justice and Inclusiveness) ............................................................... 41
3.7.4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
(Balancing Harms and Benefits) ..................................................... 41
3.8. Pengelolaan Data....................................................................................... 42
3.8.1 Editing ............................................................................................. 42
3.8.2. Coding ............................................................................................. 42
3.8.3. Entry Data ........................................................................................ 42
3.8.4. Cleaning Data .................................................................................. 42
3.8.5. Teknik Analisa Data ........................................................................ 43
2.9 Analisis Data .......................................................................................... 43
2.9.1 Analisis Univariat.......................................................................... 43
2.9.2 Analisis Bivariat ............................................................................ 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 44
4.2 Hasil Penelitian ......................................................................................... 44
4.2.1 Gambaran Wilayah........................................................................ 44
4.2.2 Karakteristik Responden ............................................................... 45
4.2.3 Analisis Data Penelitian ................................................................ 46
4.3 Pembahasan............................................................................................... 49
4.3.1 Tingkat Pengetahuan Pre-Test Kelompok Kontrol dan
Kelompok Intervensi ..................................................................... 48
4.3.2 Tingkat Pengetahuan Setelah Intervensi ....................................... 51
4.3.3 Penilaian Media Booklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan ..... 53

xii Poltekes Kemenkes Jakarta 3


BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 56
5.2 Saran........................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58


LAMPIRAN .................................................................................................... 61

xiii Poltekes Kemenkes Jakarta 3


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kemampuan Daya Ingat Seseorang ................................................. 13


Tabel 2.2 klasifikasi stadium kanker serviks ................................................... 21
Tabel 2.3 Penelitian Terkait ............................................................................. 29
Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 35
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Materi soal IVA test ......................................................... 39
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur,Pekerjaaan, Pendidikan dan Sumber
Informasi Kesehatan tentang IVA test ............................................. 45
Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan tentang IVA test pada Wanita Usia
Subur di Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1 Jakarta Utara
tahun 2020. ........................................................................................ 46
Tabel 4.3 Penilaian Media Booklet tentang IVA Test pada WUS di
Puskesmas Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara tahun 2020 ........... 47
Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan WUS tentang IVA test dengan Metode
Ceramah dan Media Booklet di Puskesmas Kelurahan
Penjaringan Jakarta Utara tahun 2020................................................ 48
Tabel 4.5 Perbedaan Rata-Rata Post-Test Metode Ceramah dengan Media
Booklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan WUS Tentang IVA Test. 49

xiv Poltekes Kemenkes Jakarta 3


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Sumber: Promosi Kesehatan


Komprehensif, 2016 ..................................................................... 12
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Teori Sumber Teori Budiman dan Riyanto
dikutip dari Notoatmodjo tahun 2014) ........................................ 32
Gambar 3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 33
Gambar 3.2 Kerangka Konsep ......................................................................... 34

xv Poltekes Kemenkes Jakarta 3


DAFTAR LAMPIRAN

1 CV Peneliti
2 Penjelasan Sebelum Persetujuan
3 Inform Concent
4 Kuesioner Penelitian
5 Surat izin penelitian
6 Surat balasan penelitian
7 Kode Etik
8 Hasil uji validitas dan relibilitas
9 Hasil output SPSS
10 Dokumentasi

xvi Poltekes Kemenkes Jakarta 3


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan sesuatu yang penting bagi manusia, tanpa kesehatan
manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan sehat menurut
World Health Organization (WHO) merupakan suatu keadaan sejahtera meliputi
fisik, mental, dan sosial yang bebas dari penyakit atau kecacatan. Kesehatan
reproduksi adalah Segala sesuatu yang menyangkut Kesehatan seksual yang
bertujuan untuk mencegah dan menjaga dari gangguan, tanpa kesehatan manusia
tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan sehat menurut World
Health Organization penting untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara
sosial dan ekonomi. Saat ini, salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian
dalam masyarakat adalah kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi menurut
International Conference on Population and Development dalam Efendi &
Makhfudli (2016) merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial
dalam berbagai hal yang berkaitan dengan fungsi, peran, dan sistem reproduksi.
Kesehatan reproduksi yang mendapat perhatian serius yaitu kesehatan reproduksi
pada wanita. Saat ini, kanker serviks merupakan jenis kanker pembunuh nomor dua
setelah kanker payudara pada wanita.1
Banyaknya kematian diakibatkan karena terlambat ditemukan dan terlambat
untuk diobati, walaupun sebenarnya perjalanan penyakit ini tidak terjadi secara
cepat, tetapi akan semakin parah dalam hitungan tahun. Dari kondisi wanita normal
ke penyakit pra kanker memerlukan waktu 5 tahun, sedangkan pra kanker ke kanker
ringan memerlukan waktu 5 tahun dan dari kanker ringan ke kanker sedang perlu
waktu 3 tahun. Melihat dari perjalanan penyakit ini, sebenarnya bila dikenali sejak
awal maka akan mempunyai prognosa yang baik, yaitu dapat disembuhkan.
Berbagai permasalahan kesehatan reproduksi di Indonesia ini begitu
kompleks. Kanker serviks yang menyerang daerah leher rahim merupakan
penyebab kematian tertinggi kedua pada wanita di dunia setelah penyakit kanker
payudara dan merupakan penyebab utama kematian wanita di negara berkembang.2

1
2

Menurut Publikasi WHO (2018) Data dari Global Burden Cancer (GLOBOCAN)
dan International Agency for Research on Cancer (IARC) menunjukkan insiden
kanker serviks di seluruh dunia sebesar 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian
sebesar 9,6 juta kematian meninggal karena kanker. Negara dengan angka penderita
kanker serviks tertinggi yaitu Malawi dengan prevalensi sebanyak 75 per 100.000
penduduk, disusul oleh Mozambik dan Komoro. Berdasarkan data dari World
Health Organization (WHO) pada tahun 2014 terdapat lebih dari 528.000 kasus
baru dan 266.000 kasus kematian di seluruh dunia akibat kanker serviks pada wanita
dengan usia 15-44 tahun.3
Menurut Publikasi WHO pada Global Burden Cancer (GLOBOCAN)
memprediksikan bahwa kejadian dan kematian akibat kanker serviks terus
meningkat, khususnya di negara yang sedang berkembang. Perkiraan kejadian per
tahun pada negara yang kurang berkembang adalah 450.000 dan mortalitas lebih
dari 240.000. Pada GLOBOCAN (2018) diperkirakan 80% kematian di dunia
disebabkan oleh kanker serviks dan akan meningkat 98% kanker pada tahun 2030. 4
Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk)
berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23.
Berdasarkan Hasil data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Prevalensi kanker
serviks tertinggi terdapat di DI Yogyakarta, yaitu sebesar 4,1%. Berdasarkan
estimasi jumlah penderita kanker, Jawa Tengah merupakan provinsi dengan
estimasi penderita kanker terbanyak, yaitu sekitar 68.638 orang. 5 Jenis kanker
tertinggi pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker serviks. 5 Berdasarkan
data SIRS (Sistem Infomasi Rumah Sakit) tahun 2010, kasus rawat inap pada
kanker serviks sebesar 5.349 kasus (12,8%) di seluruh rumah sakit.
Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun
2018, Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 Tahun yaitu Jakarta utara
dan Jakarta pusat yang memiliki cakupan paling tinggi yaitu sebesar 1,33 % IVA
Test Positif dan di ikuti oleh Jakarta Timur 0,85 %, Jakarta Selatan 0,65%, Jakarta
Barat 0,34 %, dan cakupan IVA test positif terendah yaitu Kepulauan Seribu sebesar
0.00%6. Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta tahun 2018 dari pemeriksaan IVA
test cakupan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Jakarta Utara
3

memiliki cakupan IVA yang paling rendah dibandingkan dengan Jakarta lainnya
yaitu sebanyak 9.930 orang (3.47%), lalu disusul Jakarta Barat sebanyak 12.965
orang (3.25 %), Jakarta Pusat sebanyak 13.218 orang (8.92%), Jakarta Timur
sebanyak 14.934 orang (3.14%), dan cakupan IVA yang paling tinggi terdapat di
Jakarta Selatan sebanyak 18.313 orang (4.81%)6.
Kanker serviks merupakan masalah kesehatan reproduksi tertinggi yang di
alami oleh wanita Indonesia. Kasus kematian yang tinggi disebabkan oleh kanker
serviks yang terjadi karena kanker tersebut baru diketahui setelah memasuki
stadium lanjut. Faktor pemicu kanker serviks itu sendiri adalah wanita yang
terinfeksi Human Papiloma Virus (HPV) , wanita yang berganti-ganti pasangan
seksual, wanita yang merokok, pencucian vagina dengan anti septik yang terlalu
sering, kekebalan tubuh yang rendah, dan penggunaan pil kontrasepsi7.
Menurut WHO, tingkat kematian yang tinggi dari kanker serviks secara
global dapat dikurangi melalui pendekatan komprehensif yang mencakup
pencegahan, diagnosis dini, screening yang efektif dan program pengobatan.
Pencegahan tersebut dapat dilakukan melalui Deteksi dini yang dilakukan untuk
menemukan faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) sedini mungkin terhadap
individu dan/atau kelompok yang berisiko atau tidak berisiko secara rutin. Kegiatan
deteksi dini faktor risiko ini dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan atau
pada kelompok masyarakat khusus melalui Posbindu8.
Berdasarkan tingginya angka kejadian dan angka kematian akibat kanker
kanker serviks, Kementerian kesehatan RI telah mengembangkan program 9,
Program deteksi dini yang telah dilakukan di Indonesia untuk mengantisipasi
kanker serviks adalah dengan metode IVA yang telah tercantum di dalam.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
796/MENKES/SKVII/ 2010 tentang pedoman teknis pengendalian kanker
serviks10. Pemerintah juga mengeluarkan peraturan baru yaitu Permenkes no. 34
tahun 2015 tentang Penanggulangan Kanker Leher Rahim 11. Metoda skrining
kanker serviks yang dianjurkan oleh pemerintah pada tingkat puskesmas, rumah
sakit, dan klinik. metoda IVA tes dianggap mempunyai keunggulan selain biaya
yang murah dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui hasilnya.
4

IVA test menggunakan larutan asam cuka 3-5% untuk mendeteksi lesi pra kanker
serviks dan dapat langsung dilakukan tindakan krioterapi 2.
Skrining bertujuan untuk mendeteksi perubahan prakanker, yang jika tidak
diobati, dapat menyebabkan kanker. Wanita yang ditemukan memiliki kelainan
pada skrining perlu ditindak lanjuti, diagnosis dan pengobatan, untuk mencegah
perkembangan kanker atau untuk mengobati kanker pada tahap awal. WHO
merekomendasikan pendekatan komprehensif untuk pencegahan dan pengendalian
kanker serviks yang mencakup intervensi multidisiplin di sepanjang perjalanan
hidup. Pendidikan masyarakat, mobilisasi sosial, vaksinasi, skrining, perawatan dan
perawatan paliatif diperlukan untuk meningkatkan kontrol kanker serviks. Hampir
semua kematian kanker serviks dapat dihindari jika intervensi efektif yang
diketahui tersedia untuk semua wanita dan diimplementasikan, termasuk imunisasi
gadis remaja terhadap human papilloma virus (HPV) dan skrining serviks dan
pengobatan lesi prakanker12.
Promosi kesehatan merupakan salah satu yang diperlukan untuk
meningkatkan kontrol kanker serviks. Promosi kesehatan pada hakikatnya
merupakan suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada
masyarakat, kelompok, atau individu, dengan harapan bahwa dengan adanya pesan
tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada
akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan adanya promosi
kesehatan tersebut, diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku
dari sasaran. Promosi kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut
mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Dalam suatu proses pendidikan
kesehatan yang menuju tercapainya tujuan promosi, yakni perubahan perilaku,
dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Notoatmodjo (2010), faktor yang
mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping faktor masukannya sendiri juga
faktor metode, faktor materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang
melakukannya, dan alat bantu atau media yang digunakan untuk menyampaikan
pesan12.
Saat ini promosi kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara.
5

Semakin meningkatnya zaman teknologi, sumber informasi semakin mudah untuk


didapat dan dipahami langsung. Beberapa media promosi kesehatan yang bisa
digunakan, misalnya poster, leaflet, buku saku,Booklet, film/video, slide, dan
lainnya. Berdasarkan kerucut pengalaman Edgar Gale, adanya pengaruh antara
media/metode yang digunakan saat melakukan promosi kesehatan dengan tingkat
daya ingat dan pemahaman audience. Metode ceramah yang hanya mendengarkan
saja mampu mengingat 20%, sedangkan jika promosi kesehatan dilakukan dengan
menggunakan media akan lebih besar presentasenya yaitu 30-70%. Salah satu
media yang dapat digunakan adalah Booklet. Booklet merupakan salah satu media
dalam bentuk visual yang dapat dibaca dan dilihat gambarnya13.
Berdasarkan penelitian (Mentari Ayu Saputri, 2016) bahwa kurangnya
tingkat pengetahuan dan kesadaran perempuan untuk memeriksakan diri upaya
detekasi kanker serviks, dibuktikan dengan masih banyak jumlah perempuan yang
belum mendapatkan informasi mengenai detekasi dini kanker serviks. 14 Penelitian
tersebut didukung oleh Veronica Silalahi, Wiwin Lismidiati, Mohammad Hakimi
(2018) yang menujukkan pendidikan kesehatan menggunakan media Audiovisual
dan Booklet efektif dalam meningkatkan perilaku responden dalam melakukan
Skrining IVA. Peningkatan pengetahuan, sikap, kepercayaan kesehatan kelompok
intervensi lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perilaku wanita
dalam melakukan skrining IVA pada kelompok intervensi lebih besar dibandingkan
dengan kelompok kontrol.15 Promosi Kesehatan pada hakikatnya merupakan suatu
kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan dengan harapan dapat
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik dan tercapainya tujuan
promosi, yakni perubahan perilaku13.
Peran bidan sebagai pendidik untuk memberikan pendidikan kesehatan
mengenai pentingnya pemeriksaan IVA test untuk mendeteksi dini kanker serviks,
lalu bidan sebagai pelaksana yaitu mengadakan pemantauan pada wanita usia subur
dan mengadakan penyuluhan, ceramah, diskusi dengan masyarakat dan tokoh
masyarakat terkait dengan pemeriksaan IVA test agar dapat menurunkan angka
tingginya penderita kanker serviks dan dapat menyadarkan masyarakat tentang
pentingnya deteksi dini kanker serviks, bidan sebagai peneliti yaitu dengan adanya
6

deteksi dini kanker serviks maka akan diketahui penderita kanker serviks. bidan
juga berkompetensi dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita /ibu
dengan gangguan sistem resproduksi.begitu banyak wewenang bidan dalam
memberikan pelayaanan kesehatan pada masyarakat yaitu melaksanakan deteksi
dini ,melaksanakan pertolongan pertama ,merujuk dan memberikan penyuluhan
infeksi menular seksual16.
Mengingat betapa pentingnya pemeriksaan IVA untuk mendeteksi dini
kanker serviks dalam upaya menurunkan insiden dan kematian akibat kanker
serviks. Pengetahuan merupakan faktor yang penting untuk menimbulkan perilaku
deteksi dini, maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul " efektivitas
penyuluhan Kesehatan tentang IVA test menggunakan media booklet kepada
wanita usia subur di Wilayah Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1 Jakarta Utara” .

1.2 Rumusan Masalah


Berbagai permasalahan kesehatan reproduksi di Indonesia begitu kompleks.
Kanker serviks yang menyerang daerah leher rahim merupakan penyebab kematian
tertinggi kedua pada wanita di dunia, Data dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta tahun 2018, cakupan pemeriksaan IVA di Jakarta Utara memiliki cakupan
yang paling rendah dibandingkan dengan Jakarta lainnya yaitu sebanyak 9.930
orang (3.47%) berakar pada ketidakpedulian Wanita usia subur yang telah menjadi
permasalahan kesehatan masyarakat. Untuk memutuskan atau mendeteksi satu
rantai penyebab kanker serviks perlu disosialisasikan pemahaman masyarakat
tentang Deteksi dini dengan cara IVA test. Maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian secara langsung mengenai efektivitas penyuluhan Kesehatan tentang
IVA test menggunakan media booklet kepada wanita usia subur di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1 Jakarta Utara.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
7

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Diketahui distribusi frekuensi karakteristik WUS di Puskesmas
Kelurahan Penjaringan 1 Jakarta Utara tahun 2020.
2. Diketahui perbedaan pengetahuan Wanita Usia Subur tentang IVA test
sebelum dan sesudah pada kelompok control dan kelompok intervensi.
3. Diketahui efektivitas Media Booklet terhadap peningkatan pengetahuan
wania usia subur tentang IVA test di wilayah Puskesmas Kelurahan
Penjaringan 1 Jakarta Utara tahun 2020.
4. Diketahui penilaian media Booklet sebagai media pembelajaran
kesehatan IVA test pada WUS di Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1
Jakarta Utara tahun 2020.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapka dapat memberi manfaat kepada :
1. Manfaat Teoritis
Mengetahui keefektivitasan penyuluhan Kesehatan menggunakan
media Booklet dalam meningkatkan pengetahuan IVA test pada wanita
usia subur di Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1 Jakarta Utara tahun
2020.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan,
Pemahaman dan sebagai pengalaman baru dan berharga, karena
dengan penelitian ini dapat menambah wawasan tentang upaya
mengembangkan media promosi kesehatan dengan penggunaan
media Booklet serta dapat mengaplikasikan secara langsung media
booklet untuk memberikan sosialisasi atau pendidikan kesehatan
dalam peningkatan pengetahuan wanita usia subur terhadap deteksi
dini kanker serviks dengan IVA test.
b. Bagi Ilmu Pengetahuan
penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti ilmiah mengenai
8

efektivitas Booklet terhadap Peningkatan pengetahuan Wanita Usia


Subur tentang IVA
c. Bagi Masyarakat
Diharapkan dari penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan,
wawasan dan menjadi motivasi para masyarakat khususnya Wanita
usia subur bahwa pentingnya mengetahui mengenai deteksi dini
kanker serviks melalui skrining IVA test.

1.5 Ruang Lingkup


Penelitian ini merupakan studi mengenai efektifitas penyuluhan Kesehatan
menggunakan media booklet terhadap pemahaman tentang IVA test sebagai
pencegahan kanker serviks di wilayah Puskemas Kelurahan Penjaringan 1 Jakarta
Utara. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
menggunakan quasi eksperimen dengan rancangan Nonequivalen control group
design. Pengambilan sampel menggunakan non random sampling dengan tehnik
purposive sampling. Instrument yang digunakan kuesioner. Variabel Independent
dalam penelitian ini adalah media Booklet. Variabel dependent adalah pengetahuan
WUS tentang pemeriksaan IVA test sebagai deteksi dini kanker serviks. Analisis
data menggunakan uji beda mean berpasangan (t-test paired).
9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Pendidikan Kesehatan


2.1.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan. secara umum adalah segala
upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu,
kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh
pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan ini tersirat unsure- unsur
input (sasaran dan pendidik dari pendidikan), proses (upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain) dan output (melakukan apa yang diharapkan).
Hasil yang diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah
perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
yang kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan.17 Pendidikan kesehatan adalah
proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu kelompok atau
masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat.
Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar ada individu, kelompok
atau masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mampu mengatasi
masalah kesehatan sendiri menjadi mandiri. Sehingga pendidikan kesehatan
merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan
masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap maupun
ketrampilan agar tercapai hidup sehat secara optimal . 17

2.1.2 Tujuan dan Manfaat Pendidikan Kesehatan


Tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan secara umum yaitu untuk
mengubah perilaku individu atau masyarakat dalam bidang Pengaruh Pendidikan
Kesehatan. Selain hal tersebut, tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan ialah 17:
a. Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat.
b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana

9
10

pelayanan kesehatan yang ada.


d. Agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab yang lebih besar
pada kesehatan (dirinya).
e. Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah
terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah dan
mencegah penyakit menular.
f. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi, keluarga
dan masyarakat umum sehingga dapat memberikan dampak yang
bermakna terhadap derajat kesehatan masyarakat.
g. Meningkatkan pengertian terhadap pencegahan dan pengobatan
terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup
dan perilaku sehat sehingga angka kesakitan terhadap pnyakit tersebut
berkurang .

2.1.3 Metode Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan18


a. Metode ceramah
Ceramah ialah cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara
lisan atau penjelasan lab.
b. Metode diskusi kelompok
Diskusi kelompok ialah percakapan yang direncanakan atau
dipersiapkan diantara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu
dengan seorang pemimpin, untuk memecahkan suatu permasalahan
serta membuat suatu keputusan.
c. Metode panel
Panel adalah pembicara yang sudah direncanakan di depan pengunjung
tentang sebuah topik dan diperlukan tiga panelis atau lebih serta
diperlukan seorang pemimpin. Dalam diskusi panel audiens tidak
terlibat secara langsung, tetapi berperan sebagai peninjau para panelis
yang sedang berdiskusi.
d. Metode forum panel
Forum panel adalah panel yang didalamnya pengunjung berpartisipasi
11

dalam diskusi, misalnya audiens disuruh untuk merumuskan hasil


pembahasan dalam diskusi.
e. Metode permainan peran
Bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari
simulasi yang diarahkan untuk mengkreasikan peristiwa sejarah,
mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang
mungkin muncul pada masa mendatang.
d. Metode simposium
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan
dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan ngsung pada sekelompok
peserta didik.keahlian. Setelah para penyaji memberikan pandangannya
tentang masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri dengan pembacaan
kesimpulan.
e. Metode demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah metode penyajian pembelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu
proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.

2.1.4 Media atau Alat Bantu Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan


Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media dapat diartikan
sebagai alat yang digunakan oleh seorang pendidik atau pemberi pesan dalam
menyampaikan bahan pendidikan yakni informasi yang ingin disampaikan.18 Media
dalam pendidikan kesehatan berperan sebagai perantara atau saluran dalam
menyampaikan informasi berupa pesan-pesan kesehatan. Penggunaan media dapat
mempermudah sasaran pendidikan menerima pesan- pesan kesehatan yang
dimaksud.19 Sasaran yang menerima pendidikan kesehatan akan meneruskan pesan
tersebut kepada orang lain sehingga sasaran yang diperoleh lebih banyak
berdasarkan .18
12

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Sumber: Promosi Kesehatan Komprehensif,


2016

Pada kerucut tersebut, lapisan paling dasar merupakan benda nyata


sedangkan yang berada pada bagian paling atas adalah symbol verbal.Hal ini berarti
bahwa benda nyata memiliki intensitas paling efektif. Kerucut ini juga
menunjukkan penggunaan alat bantu pendidikan sangat membantu menyampaikan
pesan kesehatan sehingga dapat disampaikan lebih jelas. Hal ini kemudian akan
membantu masyarakat dalam menerima pesan secara jelas dan tepat sesuai maksud
dan tujuan dari penyampai pesan kesehatan.17
Penggunaan media pendidikan juga terkait dengan kegiatan yang dilakukan
pada saat pembelajaran. Hal ini akan berpengaruh pada tingkat kemampuan mereka
mengingat kembali materi yang telah disampaikan menurut teknik belajar dan
media yang digunakan. Dari beberapa penelitian, Cohen, M (1991) (Community
Health Education Methods edisi 3 oleh Robert J Bensley) mengemukakan bahwa
kemampuan seseorang dapat mengingat:20
a. 5% materi yang didapat dari kuliah atau ceramah
b. 10% materi yang didapat dari membaca
c. 20% materi yang didapat saat ia mendengar (melalui perangkat
audiovisual)
d. 30% materi yang didapat saat ia melihat demonstrasi
e. 50% materi yang didapat saat ia melakukan diskusi
f. 75% materi yang didapat saat ia melakukan kembali apa yang telah
13

dipelajari 90% materi yang didapat saat ia mengajari orang lain mengenai
materi yang telah didapat tersebut dengan segera. 20
Sumber lain menyatakan bahwa Efektivitas Media terhadap pemahaman
sasaran, yaitu secara21:
a. Verbal : 1 X
b. Visual : 3,5 X
c. Verbal dan visual : 6 X
Dan adanya perbedaan kemampuan daya ingat seseorang. Menurut Edgar
Dale dalam Kerucut Pengalaman dan prinsip daya ingat dimana kemampuan daya
ingat seseorang diklasifikasin dalam tabel kemampuan daya ingat seseorang. 21
Tabel 2.1 Kemampuan Daya Ingat Seseorang21
Sesudah 3 jam Sesudah 3 hari
Verbal 70% 10%

Visual 72% 20%


Verbal dan visual 85% 65%

Media dalam pendidikan kesehatan memberikan beberapa manfaat seperti


merangsang minat sasaran, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, bahasa, dan daya
indera pada proses penerimaan pendidikan, mengatasi sikap pasif sasaran,
memberikan rangsangan, pengalaman serta menimbulkan persepsi yang sama. Hal
ini mendorong keinginan sasaran untuk lebih mengetahui, mendalami, serta
memahaminya yang akhirnya memberikan pengertian yang positif mengenai pesan
kesehatan yang dimaksud. Selanjutnya sasaran akan meneruskan pesan tersebut
kepada orang lain sehingga sasaran yang diperoleh lebih banyak .18
Alat bantu pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik
dalam menyampaikan bahan pengajaran dan biasanya dengan menggunakan alat
peraga pengajaran. Alat peraga pada dasarnya dapat membantu sasaran pendidik
untuk menerima pelajaran dengan menggunakan panca inderanya. Semakin banyak
indera yang digunakan dalam menerima pelajaran semakin baik penerimaan
pelajaran .21 Macam-macam media atau alat bantu tersebut adalah sebagai berikut:
14

a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media
yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara, seperti film slide, foto, transparansi,
lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media
grafis.
c. Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya
rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara. Kemampuan media ini
dianggap lebih baik dan lebih menarik.
d. Media atau alat bantu berdasarkan pembuatannya
Alat bantu elektronik yang rumit, contohnya: film, film slide,
transparansi. Jenis media ini memerlukan alat proyeksi khusus seperti
film projector, slide projector, operhead projector (OHP). Alat bantu
sederhana, contohnya: leaflet, model buku bergambar, benda-benda
nyata (sayuran, buah-buahan), papan tulis, film chart, poster, boneka,
phanthom, spanduk. Ciri-ciri alat bantu sederhana adalah mudah dibuat,
mudah memperoleh bahan-bahan, ditulis atau digambar dengan
sederhana, memenuhi kebutuhan pengajar, mudah dimengerti serta
tidak menimbulkan salah persepsi.
Berdasarkan bentuk umum penggunaannya, media pendidikan
dibedakan menjadi18:
1. Bahan bacaan seperti modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet,
majalah, bulletin dan sebagainya.
2. Bahan peragaan seperti poster tunggal, poster seri, lembar balik,
transparan, film, slide dan lain sebagainya.

2.1.5 Booklet
Menurut Bly, Booklet adalah buku berukuran kecil yang didesain untuk
mengedukasi pembaca dengan tips dan strategi untuk menyelesaikan suatu
masalah. Booklet biasanya terdiri dari 16-24 halaman dan berukuran 3,5 x 8,5 inchi.
15

Tampilan sampul booklet biasanya menggunakan warna polos dan desain yang
minim20. Menurut French booklet adalah buku kecil yang dicetak antara 32- 96
halaman. Booklet memiliki bahasan yang lebih terbatas, struktur sederhana, dan
fokus pada satu tujuan.22 Menurut Hapsari, Booklet merupakan media komunikasi
yang termasuk dalam kategori media lini bawah (below the line media). Sesuai sifat
yang melekat pada media lini bawah, pesan yang ditulis pada media tersebut
berpedoman pada beberapa kriteria yaitu: menggunakan kalimat pendek,
sederhana, singkat, dan ringkas. Selain itu penggunaan huruf tidak kurang dari 10
pt, dikemas menarik dan kata yang digunakan ekonomis. 23
Booklet termasuk salah satu jenis media grafis yaitu media gambar/foto.
Menurut Roymond S. Simamora, Booklet adalah buku berukuran kecil (setengah
kuarto) dan tipis, tidak lebih dari 30 lembar bolak balik yang berisi tentang tulisan
dan gambar-gambar. Struktur isi booklet menyerupai buku (pendahuluan, isi,
penutup), hanya saja cara penyajian isinya jauh lebih singkat dari pada buku .24
Pembuatan isi booklet sebenarnya tidak berbeda dengan pembuatan media
lainya. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat booklet adalah bagaimana kita
menyusun materi semenarik mungkin.Apabila seorang melihat sekilas kedalam
booklet, biasanya yang menjadi perhatian pertama adalah pada sisi tampilan
terlebih dahulu.22
a. Kelebihan dan Kelemahan Booklet 23
Menurut Hapsari (2013) media booklet memiliki beberapa keunggulan
yaitu:
1. Dapat digunakan untuk belajar mandiri.
2. Pembaca dapat mempelajari isinya dengan santai.
3. Informasi dapar dibagikan dengan keluarga dan teman.
4. Mudah dibuat, diperbanyak dan diperbaiki serta mudah disesuaikan.
5. Mengurangi kebutuhan mencatat.
6. Dapat dibuat secara sederhana dengan biaya relatif murah.
7. Awet.
8. Daya tampung lebih luas.
9. Dapat diarahkan pada segmen tertentu.
16

Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Mintarti terdapat beberapa


keunggulan booklet yaitu:
a. Pesan-pesan booklet bersifat permanen, mudah disimpan, diambil
kembali dan dibaca ulang sesuai dengan kemampuan pembaca.
b. Mampu mengatasi hambatan jarak dan geografis sehingga dapat
menjangkau sasaran lebih banyak.
c. Harganya relatif murah.
d. Pembaca dapat belajar sendiri atau berkelompo
e. Booklet dapat menampung informasi lebih lengkap, praktis dan
sederhana25.
Menurut Malikatul Ma’munah, tentang pengaruh pendidikan kesehatan
dengan booklet terhadap pengetahuan nutrisi ibu laktasi diwilayah kerja puskesmas
Ciputat Timur. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan
yang signifikan antara sebelum dan sesudah intevensi 26.
Berdasarkan hasil penelitian Lia Artika Sari tahun (2018) dapat diketahui
pengetahuan dari 28 responden sebelum dan sesudah diberikan media booklet
terjadi peningkatan sebesar 35,8%. Hasil ini menunjukkan adanya pengaruh
pemberian media booklet terhadap pengetahuan responden tentang dampak
kehamilan remaja. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian media booklet dapat
meningkatkan pengetahuan responden tentang dampak kehamilan remaja dengan
hasil penelitian dimana jumlah responden yang mempunyai pengetahuan baik
mengalami peningkatan setelah diberikan booklet 27 .
Selain kelebihan dan keunggulan booklet yang telah disebutkan di atas,
booklet juga memiliki kelemahan. Menurut Mintarti , booklet memiliki beberapa
kelemahan yaitu :
1. Keberhasilan menyampaikan informasi tergantung kepada kemampuan
membaca dari sasaran yang dituju.
2. Apabila rancangan lambang visual yang digunakan untuk
mempermudah penyampaian materi kurang tepat malah akan
menurunkan kualitas25.
17

2.2 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui alat indera (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun
pengalaman orang lain. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian, perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan28.

2.2.1 Tingkat Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo (2013) pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu:28
a. Tahu (know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari.
Termasuk adalah mengingat kembali suatu spesifik dan seluruh bahan yang
dipelajari meliputi pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama,
peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori dan kesimpulan. Oleh karena itu, tahu
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, mendatakan dan lain sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, prinsip dan sebagainya
18

dalam konteks lain.


d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
dilihat dari penggunaan kata-kata kerja seperti dapat menggambarkan
(membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan
sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru
atau dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan
dan dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori
atau rumusanrumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu materi atau objek, penilaian didasarkan pada kriteria tertentu.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut Budiman dan Riyanto (2013) faktor yang mempengaruhi
pengetahuan meliputi:29.30
a. Pendidikan
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau
kelompok dan merupakan usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin cepat menerima dan memahami suatu informasi sehingga
pengetahuan yang dimiliki juga semakin tinggi.
b. Usia
Semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh juga
akan semakin membaik dan bertambah. Akan tetapi, menjelang usia
19

lanjut, kemampuan penerimaan terhadap suatu pengetahuan akan


berkurang.
c. Informasi/Media massa
Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,
menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan
menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Informasi diperoleh dari
pendidikan formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh
jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan
pengetahuan. Perkembangan teknologi menyediakan bermacam-macam
media massa sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat.
Informasi mempengaruhi pengetahuan seseorang, jika sering
mendapatkan informasi tentang suatu pembelajaran maka akan
menambah pengetahuan dan wawasannya, sedangkan seseorang yang
tidak sering menerima informasi tidak akan menambah pengetahuan dan
wawasannya.
d. Pengalaman
Menurut John Dewey, pengetahuan berpangkal dari pengalaman-
pengalaman, jadi semakin banyak pengalaman semakin tinggi pula
tingkat pengetahuan. Pengalaman seseorang tentang suatu permasalahan
akan membuat orang tersebut mengetahui bagaimana cara
menyelesaikan permasalahan dari pengalaman sebelumnya yang telah
dialami sehingga pengalaman yang didapat bisa dijadikan sebagai
pengetahuan apabila medapatkan masalah yang sama.
e. Sosial, Budaya dan Ekonomi
Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan
orang lain, karena hubungan inilah seseorang mengalami suatu proses
belajar dan memperoleh pengetahuan. Seseorang yang mempunyai sosial
budaya yang baik maka pengetahuannya akan baik tapi jika sosial
budayanya kurang baik maka pengetahuannya akan kurang baik. Status
ekonomi juga akan menentukan tersedianya fasilitas yang dibutuhkan
untuk kegiatan tertentu sehingga status ekonomi akan mempengaruhi
20

pengetahuan seseorang. Status ekonomi seseorang mempengaruhi


tingkat pengetahuan karena seseorang yang memiliki status ekonomi
dibawah rata-rata maka seseorang tersebut akan sulit untuk memenuhi
fasilitas yang diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan.
f. Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan kedalam
individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
direspons sebagai pengetahuan oleh individu. Lingkungan yang baik
akan pengetahuan yang didapatkan akan baik tapi jika lingkungan kurang
baik maka pengetahuan yang didapat juga akan kurang baik.

2.4 Kanker Serviks


2.4.1 Definisi Kanker Serviks
Kanker serviks adalah tumor ganas yang menyerang lapisan permukaan
leher rahim atau mulut rahim31. Kanker serviks menurut Kementrian Kesehatan
adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim (serviks) bagian terendah dalam
rahim yang menonjol ke puncak liang senggama (vagina)33. Kanker serviks
merupakan jenis kanker yang paling banyak di derita oleh wanita diberbagai negara
berkembang dan merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Kanker
serviks merupakan penyakit yang ditandai adanya pertumbuhan dan perkembangan
sel secara abnormal pada organ serviks32.

2.4.2 Etiologi
Kanker serviks atau kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi kuman
HPV (Human Papillomavirus) dan sekitar 70% dari kasus kanker serviks di seluruh
dunia disebabkan oelh HPV tipe 16 dan 1835. Virus ini ditemukan pada 95 % kasus
kanker leher rahim. Setiap wanita berisiko terkena infeksi HPV onkogenik yang
dapat menyebabkan kanker serviks. HPV dapat dengan mudah ditularkan melalui
aktifitas seksual dan beberapa sumber transmisi tidak tergantung dari adanya
penetrasi, tetapi juga melalui sentuhan kulit di wilayah genital tersebut (skin to skin
genital contact). Setiap wanita yang aktif secara seksual memiliki resiko untuk
21

terkena kanker leher rahim33.

2.4.3 Tanda dan Gejala


Tanda dan gelaja kanker serviks sebagai berikut :
1. Perdarahan vagina
Gejala yang paling umum dari kanker serviks adalah
perdarahan. Perdarahan yang abnormal dengan volume darah
yang banyak seperti perdarahan saat tidak menstruasi atau
perdarahaan saat setelah menopause.
2. Perdarahan setelah senggama.
3. Keluar cairan keputihan berlebihan yang berbau dan berwarna
abnormal.
4. Nyeri di daerah panggul

2.4.4 Klasifikasi Stadium Kanker Serviks


Tabel 2.2 Klasifikasi Stadium Kanker Serviks
Stadium Keterangan
0 Karsinomas in situ (karsinoma preinvasif)
I Karsinoma serviks terbatas di uterus (ekstensi ke korpus uterus
dapat diabaikan)
Karsinoma invasif didiagnosis hanya dengan mikroskop.
IA Semua lesi yang dilihat secara makrosopik, meskipun invasi
hanya superfisial, dimasukkan ke dalam stadium IB
Invasi stroma tidak lebih dari 3,0 mm kedalamnya dan 7,0 mm
IA1 atau kurang pada ukuran secara horizontal

IA2 Invasi stroma lebih dari 3,0 mm dan tidak lebih dari 5,0 mm
dengan penyebaran horizontal 7,0 mm atau kurang
IB Lesi terlihat secara klinik dan terbatas di serviks atau secara
mikroskopik lesi lebih besar dari IA2
IB1 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan diameter terbesar 4,0
cm atau kurang
IB2 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan
diameter terbesar lebih dari 4,0 cm
Invasi tumor keluar dari uterus tetapi tidak sampai ke dindinug
II panggul atau mencapai 1/3 bawah vagina
22

IIA Tanpa invasi ke parametrium


IIA1 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan diameter terbesar 4,0
cm atau kurang
IIA2 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan diameter terbesar
lebih dari 4,0
IIB Tumor dengan invasi ke parametrium
III Tumor meluas ke dinding panggul atau mencapai 1/3 bawah
vagina atau menimbulkan hidronefrosis atau afungsi ginjal
IIIA Tumor mengenai 1/3 bawah vagina tetapi tidak mencapai
dinding panggul
IIIB Tumor meluas sampai ke dinding panggul atau menimbulkan
hidronefrosis atau afungsi ginjal
IVA Tumor menginvasi mukosa kandung kemih atau rektum atau
meluas keluar panggul kecil
Metastasis jauh (termasuk penyebaran pada peritoneal
IVB keterlibatan dari kelenjar getah bening supraklavikula,
mediastinal, atau para aorta, paru, hati, atau tulang

2.4.5 Faktor Resiko


Faktor resiko kanker serviks yaitu :
a. Berhubungan seksual usia dini atau usia dibawah 20 tahun Penelitian
yang dilakukan Isma Yuniar dkk pada tahun 2009 menyebutkan bahwa
terdapat hubungan antara usia menikah < 20 tahun dengan faktor resiko
kanker serviks. Wanita yang menikah < 20 tahun memiliki resiko lebih
dari enam kali terjadi kanker serviks.
b. Memiliki banyak pasangan
Berdasarkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri Wahyuningsih
dan Erry pada tahun 2014 menjelaskan bahwa terdapat hubungan jumlah
patner sex dengan resiko kanker serviks, jika patner sex lebih dari 3
maka mempunyai resiko 6 kali lipat dari pada wanita yang memiliki
patner sex kurang dari 3.34
c. Banyaknya paritas
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri Wahyuningsih dan
Erry pada tahun 2014 menjelaskan bahwa terdapat hubungan jumlah
paritas dengan faktor resiko kanker serviks, semakin banyak jumlah
23

melahirkan lebih dari 3 kali maka lebih beresiko 24 kali lipat daripada
wanita yang melahirkan kurang dari 3 kali.35
d. Personal hygiene yang buruk
Faktor lain penyebab kanker serviks adalah personal hygiene yang
buruk. Personal hygiene yang buruk meningkatkan resiko terjadinya
infeksi bakteri dan jamur yang merugikan pada area genital perempuan.
Infeksi ini dapat menyebabkan iritasi pada serviks dan menyebabkan
keluhan keluhan keputihan yang berkelanjutan yang pada akhirnya
meningkatkan resiko kejadian kanker serviks. Menurut penelitian I
Gusti Agung dkk pada tahun 2012 menyebutkan wanita yang hygiene
diri kurang baik meningkatkan resiko prakanker 29 kali daripada wanita
yang hygiene diri baik.36
e. Merokok
Selain infeksi, kebiasaan merokok juga menjadi salah satu penyebab
kanker serviks. Hal ini dikarenakan mukus serviks memiliki
kemampuan mengkonsentrasikan karsinogen yang terdapat dalam asap
rokok sehingga mempermudah terjadinya kanker serviks. Menurut
penelitian I Gusti Agung dkk pada tahun 2012 menyebutkan wanita
yang terpapar asap rokok meningkatkan resiko prakanker 4 kali lipat
daripada wanita yang tidak terpapar asap rokok39.
f. Kontak Fisik
American Cancer Society tahun 2012 mengatakan bahwa penularan
infeksi HPV dari seseorang ke orang lain dapat terjadi akibat frekuensi
kontak fisik (skin-to-skin) antara area tubuh yang positif HPV seperti
anus,mulut, maupun genetalia36 .

2.4.6 Pencegahan Kanker Serviks


Pencegahan terhadap masuknya virus HPV sangatlah penting, karena
sampai saat ini belum ada teknologi yang mampu membunuh kuman tersebut 37.
Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
a. Pencegahan Primer
24

Pencegahan primer dilakukan dengan cara :


• Menunda onset aktifitas seksual Menunda onset aktifitas seksual
sampai usia 20 tahun dan berhubungan secara monogamy akan
mengurangi kanker leher rahim secara signifikan.
• Penggunaan kontrasepsi barrier
Dokter merekomendasikan kontrasepsi metode barrier (kondom,
difragma, dan spermisida) yang berperan untuk proteksi terhadap
agen virus.
• Penggunaan vaksinasi HPV
Vaksinasi HPV yang diberikan kepada wanita bisa mengurangi
infeksi Human Papilloma Virus, karena mempunyai kemampuan
proteksi >90%. Saat ini ada vaksin yang digunakan untuk mencegah
infeksi HPV yang menyebabkan kebanyakan kasus kanker leher
rahim dan genital warts/kutil kelamin. Cara kerja vaksin ini dengan
merangsang antibody respons kekebalan tubuh terhadap HPV
dimana antibody ditangkap untuk membunuh HPV sehingga virus
HPV tidak dapat masuk ke leher rahim. Vaksin diberikan dalam tiga
kali suntikan intra muskuler (pada otot lengan, pantat, atau otot
bagian tubuh lain) selama enam bulan pada bulan 0, ke 1 dan ke 6.
b. Pencegahan Sekunder
Perempuan yang telah terinfeksi HPV sebaiknya dilakukan penapisan.
Penapisan ini bisa dengan secara visual, tes HPV dan penapisan sitologi
otomatis Agar program penapisan mempunyai dampak terhadap
munculnya kanker leher rahim, maka perlu dilakukan penapisan pada
sebanyak mungkin perempuan. Idealnya program dapat melakukan
penapisan 80% dari populasi yang berisiko, kemudian jika
teridentifikasi memiliki lesi prakanker perlu diobati sebelum
berkembang menjadi kanker.
c. Pencegahan Tersier
Kegiatan pencegahan tersier meliputi diagnosis, terapi dan tidak
dapat dipisahkan dari semua terapi paliatif terutama bagi penderita yang
25

telah masuk pada stadium lanjut. Pencegahan tersier lebih banyak


dilakukan oleh rumah sakit yang mempunyai sumberdaya yang lebih
lengkap seperti RS tipe A dan B.

2.4.7 Deteksi Dini Kanker Serviks


a. Pemeriksaan IVA
Pemeriksaan IVA atau Inspeksi Visual dengan Asam Asetat dilakukan
untuk mendeteksi kanker leher rahim sebelum menjadi kanker (pra
kanker) atau lesi pra kanker. Pemeriksaan IVA dilakukan dengan
melihat leher rahim secara langsung untuk melihat adanya
abnormalitas atau ketidaknormalan pada leher rahim. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan cara mengoleskan asam asetat 3-5% pada leher
rahim, selajutnya akan terjadi perubahan warna pada daerah yang
tidak normal dengan batas tegas berupa bercak berwarna putih yang
dikenal dengan sebutan acetowhite. Hal ini menandakan bahwa hasil
pemeriksaan IVA positif, dapat disimpulkan pada leher rahim yang
diperiksa terdapat sel-sel tidak normal (lesi pra kanker). 14 Cara
membuat larutan asam asetat (3-5%). Untuk membuat asam asetat 5%
dengan cara mengambil 1 bagian cuka dapur + 4 bagian air. Untuk
membuat asam asetat 3% dengan cara mengambil 2 bagian cuka dapur
+ 11 bagian air.
b. Kategori IVA
Temuan asesmen harus dicatat sesuai kategori yang telah baku
sebagaimana terangkum dalam uraian berikut ini :

1) Hasil Tes-positif
Bila diketemukan adanya Plak putih yang tebal berbatas tegas atau
epitel acetowhite (bercak putih), terlihat menebal dibanding
dengan sekitarnya, seperti leukoplasia, terdapat pada zona
transisional, menjorok kearah endoserviks dan ektoserviks
2) Positif 1(+)
26

Samar, transparan, tidak jelas, terdapat lesi bercak putih yang


ireguler pada serviks. Lesi bercak putih yang tegas, membentuk
sudut (angular), geographic acetowhite lessions yang terletak jauh
dari sambungan skuamos.
3) Positif 2 (++)
Lesi achetowhite yang buram, padat dan berbatas jelas sampai ke
sambungan skuamokolumnar. Lesi acetowhite yang luas,
circumorificial, berbatas tegas, tebal dan padat. Pertumbuhan pada
leher rahim menjadi acetowhite.
4) Hasil Tes- negative
Permukaan polos dan halus, berwarna merah jambu. Bila area
bercak putih yang berada jauh dari zona transformasi. Area bercak
putih halus atau pucat tanpa batas jelas. Bercak bergaris- garis
seperti bercak putih. Bercak putih berbentuk garis yang terlihat
pada batas endocerviks. Tak ada lesi bercak putih (acetowhite
lesion). Bercak putih pada polip endoservikal atau kista nabothi.
Garis putih mirip lesi acetowhite pada sambungan skuamo
kolumnar.
5) Normal
Titik-titik berwarna putih pucat di area endoserviks, merupakan
epitel kolumnar yang berbentuk anggur yang terpulas asam asetat.
Licin, merah muda, bentuk porsio normal.
6) Infeksi
Servisitis (inflamsi, hiperemisis), banyak fluor, ektropion, polip.

7) Kanker
Massa mirip kembang kol atau ulkus dan mudah berdarah.
c. Kelebihan Pemeriksaan IVA
Pemeriksaan IVA memiliki kelebihan diantaranya sebagai berikut :
• Mudah, praktis dan sangat mudah dilaksanakan.
• Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah.
27

• Sensivitas dan spesifikasi cukup tinggi.


• Dapat dilaksanakan oleh tnaga kesehatan seperti bidan, perawat
dan tenaga medih yang sudah terlatih.
• Alat-alat yang dibutuhkan dan teknik pemeriksaan sederhana.
• Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan
mengenai penatalaksanaanya.
d. Pemeriksaan IVA dapat Dilakukan Wanita yang Memilikim Kriteria
Sebagai Berikut
• Wanita yang telah melakukan aktivitas seksual sebelum usia 20
tahun.
• Wanita yang memiliki banyak pasangan atau bergonta-ganti
pasangan.
• Wanita yang memiliki gangguan IMS.
• Memiliki ibu atau saudara yang menderita kanker serviks.
• Perokok aktif maupun pasif.
• Hasil pemeriksaan IVA sebelumnya dinyatakan abnormal.
f. Jadwal Pemeriksaan IVA
Menurut WHO jadwal pemeriksaan IVA sebagai berikut :
• Bila skrining hanya mungkin dilakukan 1 kali seumur hidup maka
sebaiknya dilakukan pada perempuan antara usia 35 – 45 tahun.
• Untuk perempuan usia 25- 45 tahun, bila sumber daya
memungkinkan, skrining hendaknya dilakukan tiap 3 tahun sekali.
• Untuk usia diatas 50 tahun, cukup dilakukan 5 tahun sekali.
• Bila 2 kali berturut-turut hasil skrining sebelumnya negatif,
perempuan usia diatas 65 tahun, tidak perlu menjalani skrining.
• Tidak semua perempuan direkomendasikan melakukan skrining
setahun sekali.
g. Syarat Dilakukan Pemeriksaan IVA
• Sudah pernah melakukan hubungan seksual.
• Tidak sedang datang bulan/haid.
28

• Tidak sedang hamil.


• 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual.
h. Sensitifitas IVA
Berdasarkan penelitian Sapto Wiyono tahun 2007, nilai sensitifitas
dari IVA untuk deteksi dini kanker serviks adalah 84%, spesifisitas
89%, nilai duga positif 87% dan nilai duga negatif 86%.20 Menurut
peneltian Mayun Mayura tahun 2011 menyebutkan spesifisitas
97,12%, sensitifitas 72,73%, nilai prediksi negatif 97,83%, nilai
prediksi positif 66,67%, rasio probabilitas postif 25,27 rasio
probabilitas negatif 0,28% dan akurasi sebesar 95,33%.

2.4.8 Wanita Usia Subur


Menurut Prawirohardjo (2011) seorang perempuan menjaadi subur dan
dapat meaahirkan segera setelah ia mendapatkan haid yang pertama (menarche)
dan kesuburan seorang perempuan akan terus berlangsung sampai mati haid
(menopause). Kehamilan dan kelahiran yang terbaik, artinya resikonya paling
terendah untuk ibu dan anak, adalah antara 20-35 tahun. Masa reproduksi adalah
masa pada perempuan umur 15-46 tahun.20 Menurut Kemenkes RI (2015), Wanita
Usia Subur adalah wanita yang masih dalam usia reproduktif, yaitu antara usia 15
– 49 tahun38.

2.5 Penelitian Terkait


Tabel 2.3 Penelitian Terkait
NO PENULIS JUDUL UJI HASIL PENELITIAN
PENELITIAN PENELITIAN
1. Veronica Efektivitas Quasi Hasil Penelitian Menunjukkan
Silalahi1, audiovisual dan Experimental Pendidikan Kesehatan
Wiwin booklet sebagai Menggunakan Media
Lismidiati2, media edukasi Audiovisual Dan Booklet Efektif
Mohammad untuk Dalam Meningkatkan Perilaku
Hakimi (2018) meningkatkan Responden Dalam Melakukan
perilaku Skrining IVA
skrining iva
29

2. Sri Wisnu Pendidikan Quasi Hasil penelitian menunjukkan


Wardani1, Tita kesehatan Eksperimen bahwa buklet dan
Husnitawati dengan buklet ceramah tanya jawab secara
Madjid2, Sari untuk bermakna dapat meningkatkan
meningkatkan pengetahuan dibandingkan
Puspa Dewi
pengetahuan ceramah tanya jawab saja
(2017)
dan sikap (p<0,05).
mengenai
deteksi dini
kanker serviks
3. Atika Wahyu Efektifitas Quasi Dengan Demikian Penelitian Ini
Saputri (2014) Pendidikan Eksperimen Mengindikasikan Bahwa
Kesehatan Edukasi Diabetes Melalui
Menggunakan Pemberian Booklet Pengobatan
Media Efektif Membantu
Audiovisual Meningkatkan Kepatuhan
Dan Booklet Pasien . Penelitian Ini Juga
Terhadap Menyatakan Bahwa Pasien Yang
Perilaku Wanita Memiliki Skor MMAS-8 Yang
Dalam Rendah Dikaitkan Memiliki
Melakukan Pengukuran
Skrining Hba1cyang Juga Rendah.
Inspeksi Visual
Dengan Asam
Asetat (Iva)
Untuk Deteksi
Dini Kanker
Serviks
4. Ahmad Syauqie Efektifitas Quasi Booklet EfektIf Meningkatkan
Al Muhdar Pemberian Eksperimen Pengetahuan Umum Terkait
(2018) Booklet Permasalahan Menyusui
Tentang
Permasalahan
Menyusui
Terhadap
Peningkatan
Pengetahuan
Dokter Umum
Di Puskesmas
Kota Malang
5. Abduh Ridha*) Efektifitas Quasi Hasil Penelitian Terdapat
; Andri Dwi Booklet Eksperimen Peningkatan Yang Signifikan
Hernawan Berbahasa Pada Pengetahuan Kelompok
(2016) Daerah Pada Perlakuan (Nilai P<0,05).
Perilaku
Merokok
Remaja
30

6. Mayasari Efektivitas Quasi Terjadi Peningkatan Rerata


Kurnianingsih1 Penggunaan Eksperimen Pengetahuan Toilet Training
(2019) Kombinasi Setelah Diberi Perlakuan Pada
Media Audio Kelompok Audio Visual
Visual Dan Disertai Booklet Sebesar 9,68
Booklet Dan P_Value 0,00 Serta Pada
Dibanding Kelompok Kontrol Booklet
Media Booklet Dengan Rerata 8,85 Dan
Terhadap P_Value0,00(P<0,05). Selain
Pengetahuan Itu, Terdapat Peningkatan Skor
Toilet Training Rerata Pengetahuan Yang Lebih
Pada Ibu Yang Tinggi Pada Kelompok Audio
Visual Disertai
Memiliki Balita Booklet Dibandingkan Dengan
Kelompok Booklet (P=0,031).
7. Wardha Wati Efektivitas Hasil Penelitian Berdasarkan
Sukma Tawulo, Media Booklet Quasi Pengetahuan Siswa Menunjukan
Fikki Prasetya, “Gercep Eksperimen Bahwa T Hitung -13,56 Dan
Farit Rezal Kebumi” P=0,000, Atau P Value <0,05,
(2019) Terhadap Artinya Ada Perbedaan Yang
Pengetahuan Bermakna Sebelum Dan Sesudah
Dan Sikap Pemberian Media Booklet
Tentang “Gercep Kebumi” Dengan
Kesiapsiagaan Pengetahuan Siswa. Sedangkan
Tanggap Berdasarkan Sikap Menunjukan
Bencana Gempa Bahwa T Hitung - 12,59 Dan
Bumi Pada P= 0,000, Atau P
Siswa-Siswi SD Value <0,05, Artinya Ada
Negeri 2 Baruga Perbedaan Yang Bermakna
Di Kota Kendari Sebelum Dan Sesudah
Pemberian Media Booklet
“Gercep Kebumi Dengan Sikap
Siswa. Sehingga Pada Variabel
Pengetahuan Dan Sikap
Keduanya Ada Pengaruh Yang
Terjadi.
8. Diajeng Anjar Efektivitas Quasi Pemberian Bookletefektif
Pratiwi(2017) Pemberian Eksperimen Terhadap Tingkat Pengetahuan
Bookletterhadap Dan Sikap Pencegahan HIV
Tingkat Dan AIDS Pada Remaja Siswa
Pengetahuan SMP Kelas VIII Di SMPN 1
Dan Sikap Cangkringan, Sleman. Pihak
Pencegahan Hiv Sekolah Perlu Memfasilitasi
Dan Aids Pada Penyediaan Bookletsebagai
Remaja Siswa Salah Satu Sumber Informasi
Kelas Viii Di Kesehatan Reproduksi Remaja
Smpn 1 Khususnya HIV Dan AIDS
Cangkringan
Sleman
9. Fakhriya Efektivitas Purposive Sehingga Disimpulkan Ada
Muvida, booklet terhadap Sampling Pengaruh Pemakaian Media
Mirthasari tingkat Booklet Terhadap Tingkat
Palupi (2018) pengetahuan Pengetahuan Gizi Pasien
gizi pasien Diabetes Melitus Pada Prolanis
diabetes melitus Puskesmas Srengat Kabupaten
31

pada prolanis Blitar. Hasil Efektifitas Media


puskesmas Booklet Dilihat Dari Selisih
srengat Antara Posttest Intervensi
kabupaten blitar Dengan Posttest Kontrol
Dengan Uji T-1 Sampel
Didapatkan Hasil Sig. (2-
Tailed) 0,005 (Kurang Dari
0,05) Maka Dapat Disimpulkan
Bahwa Media Booklet Efektif
Meningkatkan Pengetahuan
Gizi Pasien Diabetes Melitus
Dibandingkan Ceramah.

2.6 Kerangka Teori

Media Booklet

Faktor-faktor yang IVA Test


mempengaruhi 1. Pengertian pemeriksaan
pengetahuan IVA
1. Pendidikan 2. Kategori IVA
2. Informasi/media 3. Pembacaan Hasil IVA
massa Pengetahuan 4. Kelebihan pemeriksaan
3. Sosial, budaya dan IVA
ekonomi 5. Jadwal pemeriksaan
4. Lingkungan IVA
5. Pengalaman 6. Syarat dilakukan IVA
7. Sensitivitas IVA

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Teori Sumber Teori Budiman dan Riyanto dikutip
dari Notoatmodjo tahun 2014)
32

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, menggunakan metode
pendekatan quasi eksperimen, dengan desain penelitian non-equivalent control
group. Desain nonequivalent control group merupakan desain penelitian yang
menggunakan satu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang diawali dengan
pretest yang diberikan pada kedua kelompok dan kemudian diberikan perlakuan
dan selanjutnya diberikan posttest pada kedua kelompok. Kelompok intervensi
diukur tingkat pengetahuan dengan menggunakan kuesioner yang sama pada saat
sebelum dan setelah dilakukan intervensi pada waktu penelitian. 39
Intervensi yang diberikan diharapkan dapat memberikan pengaruh ataupun
perubahan variabel pengetahuan. Bentuk rancangan metode non-equivalent control
group design adalah sebagai berikut:
Pretest Perlakuan Posttest

Kelompok Perlakukan
O1 X O2

Kelompok Kontrol

O3 O4

Gambar 3.1 Desain Penelitian


Sumber: Notoadmodjo, 2014

Keterangan :

O1 : Pretest kelompok perlakuan


X : Intervensi penyuluhan media booklet
O2 : Posttest kelompok perlakuan
O3 : Pretest kelompok control
O4 : Posttest kelompok control

33
33

3.2 Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan
atau kaitan satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel yang satu dengan
variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti 43.

Promosi Kesehatan
menggunakan Media Booklet

Pengetahuan Wanita usia


Pengetahuan Wanita usia subur
subur tentang IVA test
tentang IVA test sebelum
sesudah Intervensi
Intervensi

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.2 Kerangka Konsep

3.3 Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara suatu penelitian, patokan,
duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan melalui penelitian,
setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini dapat diterima
atau ditolak39.
a. Ada perbedaan pengetahuan ibu tentang IVA Test antara sebelum (pre- test)
dan sesudah (post-test) dilakukan pemberian intervensi berupa Media
Booklet.
b. Ada perbedaan pengetahuan tentang IVA Test antara kelompok intervensi
dengan kelompok kontrol
34

4.4 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah variabel secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena 39.
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Dependen
1. Pengetahuan informasi yang Kuisioner Skor 0 - 100 Interval
didapat wanita usia
subur tentang
pemeriksaan IVA
Independen
2. Independen Penilaian Kuesioner Penentuan Ordinal
responden kategori:
terhadap media 0 = Kurang
Booklet baik, bila
IVA test skor ≤50%
1 = Baik,
bila skor
antara >50%

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian


3.5.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur di Puskesmas
Kelurahan Penjaringan 1 Jakarta utara pada bulan februari sampai maret 2020.

3.5.2 Sampel Penelitian


Dipilih menggunakan teknik Purposive sampling adalah salah satu teknik
non random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan
cara semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukan dalam
penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi. Cara pengambilan data
yaitu peneliti akan memberikan kuesioner kepada WUS di Puskesmas Kelurahan
Penjaringan 1 Jakarta Utara.
35

Kriteria inklusi sampel dalam penelitian ini antara lain


1. Wanita Usia Subur
2. Bersedia menjadi responden
Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian
tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian yang penyebabnya adalah :
1. Wanita yang sedang hamil
2. Sudah menderita kanker serviks

3.5.3 Besar Sempel


Besaran sampel ditetapkan dengan menggunakan rumus sampel untuk uji
hipotesis beda rata-rata 2 kelompok berpasangan39.
𝛼
2𝜎² (𝑍¹ − + 𝑍¹ − 𝛽) ²
(µ − µ2)
1

Keterangan
n : Besar sampel
𝜎 : Standar deviasi skor pengetahuan (3.9)
µ1 : Rata-rata skor pengetahuan sebelum eksperimen (13,9)
µ2 : Rata-rata skor pengetahuan setelah eksperimen (16,1)
Z1-α/2 : Nilai Z pada derajat kemaknaan (1,96 )
Z1-β : Nilai Z pada kekuatan uji power (0.84)

Berdasarkan rumus diatas dan data penelitian sebelumnya, maka besar


sampel dapat dihitung menjadi :

𝑛= 2(30,40 + 7,84)
4,84
n = 48
Dari perhitungan dengan menggunakan diatas diperoleh jumlah sampel 48
responden dengan pertimbangan kemungkinan kerusakan atau kehilangan
data maka ditambah 10% sampel dari sampel minimal, menjadi 53
responden. Berarti, dibutuhkan 53 responden kelompok kontrol dan 53
responden kelompok eksperimen.
36

3.5.4 Cara Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan teknik sampling
non random sampling dengan menggunakan metode purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi yang
ada di Puskesmas Kelurahan Penjaringan Jakarta utara berdasarkan
pertimbangan tertentu yang telah dibuat oleh peneliti.

3.6 Uji VAliditas dan Relibilitas


3.6.1 Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid, artinya berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui tingkat validitas dari
butir soal, digunakan rumus kolerasi Product Moment dengan angka kasar yang
dikemukakan oleh Pearson :
Rxy = nΣxy – (Σx) (Σy)
{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}
n = Jumlah sampel uji coba
Σx = Jumlah skor pada masing-masing pertanyaan
Σy = Jumlah skor total
Bila r hitung lebih besar dari r tabel H0 ditolak artinya variabel valid. Bila r
hitung lebih kecil dari r tabel artinya H0 gagal ditolak artinya variabel tidak valid.
Nilai r yang didapat dari perhitungan rumus product moment tersebut dibandingkan
dengan nilai r tabel, dengan taraf signifikasi 5 %. Apabila nilia r hitung lebih besar
dari r tabel maka kuesioner tersebut dinyatakan valid.

Hasil uji validitas yang dilakukan kepada 16 responden (r=0,497), pada


kuesioner pengetahuan IVA Test pada WUS terdapat 2 pertanyaan yang tidak valid
(r hitung < r table) pada pertanyaan nomer 17 dan 24. Penulis memutuskan untuk
menghapus pertanyaan yang tidak valid, dikarenakan pertanyaan tersebut sudah
terwakili pada pertanyaan lain.
37

3.6.2 Uji Relibilitas


Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti =0 menunjukkan
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang
sama. Pengukuran reabilitas menggunakan bantuan software dengan rumus Alpha
Cronbach > 0,70 (Hidayat, 2008). Setelah didapat nilai hasil uji reabilitas, maka
nilai tersebut dibandingkan dengan nilai uji reabilitas table maka pernyataan
dinyatakan reliable. Hasil menunjukkan bahwa kuesioner pengetahuan reliabel ( r
hitung= 0,931).

3.6.1 Alat dan Tehnik Pengumpulan Data Teknik


Menurut Arikunto (2010), kuesioner yaitu sejumlah daftar pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk mempermudah dalam memperoleh informasi dari
responden terkait laporan hal-hal yang diketahui atau pribadinya. Alat
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah lembar
kuesioner. Kuesioner digunakan sebagai data primer dalam melakukan pre-test dan
post-test. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang dibuat oleh peneliti dan
sudah diuji oleh peneliti.
Kuesioner pengetahuan menggunakan skala Guttman dan skala dalam
penelitian ini akan didapatkan jawabab yaitu “Benar atau Salah”.
Media Booklet pada penelitian ini digunakan untuk memberikan informasi
mengenai IVA test , Booklet dibuat sendiri oleh peneliti yang terdapat materi
mengenai IVA , pemberian penegtahuan dengan menerapkandeteksi dini kanker
serviks.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Materi soal IVA test

Topik Nomor Item


Pengertian Kanker Serviks 1,2,3
Tanda dan Gejala Kanker Serviks 4,5,6,7
38

Faktor Resiko Kanker Serviks 8,9.10,11


Deteksi Dini Kanker Serviks 12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26

3.6.1 Instrumen Penelitian


3.6.2. Pengumpulan Data
Penelitin ini menggunakan data primer yang langsung didapatkan dari
responden atau narasumber penelitian. Data primer yang diperoleh yaitu data
pengetahuan dengan skala guttment yang sudah disiapkan untuk mengetahui
pengetahuan responden, untuk mengetahui motivasi responden dengan
menggunakan kuesione skala likert. Data primer ini di dapat melalui lembar soal
pretest dan posttest dengan kuesioner yang sama.
Pretest dilakukan sebelum pemberian intervensi pemberian informasi IVA
pada WUS dengan media booklet , kemudian dilakukan posttest 3 jam setelah
pemberian informasi IVA pada makanWUS dengan media booklet .
Sebelum pengambilan data, responden diberikan lembar pertanyaan
persetujuan dan kuesioner, kemudian dijelaskan cara pengisisan. Responden
diminta untuk mengisi seluruh kuesioner sampai selesai dari pertanyaan yang telah
disediakan pada kuesioner mengenai efektivitas media Booklet tentang IVA.

3.6.3 Prosedur Pengumpulan Data


a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini meliputi studi pendahuluan, penyusunan proposal,
termasuk instrumen penelitian, dan perizinan.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Puskesmas Kelurahan
Penjaringan 1 Jakarta Utara, tahap pelaksanaan meliputi:
1. Responden akan dijelaskan mengenai tujuan, manfaat, dan informed
consent penelitian untuk menghindari adanya responden yang drop
out saat penelitian berlangsung.
2. Tahap pertama yang dilakukan yaitu melakukan pretest kepada
responden. Responden diberikan kuesioner berupa 26 pernyataan
39

positif.
3. Tahap kedua diberikan pendidikan kesehatan tentang IVA test
dengan menggunakan Booklet pada kelompok pertama.
4. Setelah 3 jam, responden diminta untuk mengisi kuesioner kembali,
kuesioner ini sama dengan kuesioner sebelumnya yang
dimaksudkan untuk melihat apakah terjadi perubahan pengetahuan
mengenai IVA test pada kelompok pertama .
c. Tahap Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, data tersebut diolah dan disajikan dalam
bentuk tabel, persen, serta penjelasan.
d. Tahap Penyusunan Laporan
Membuat laporan skripsi berdasarkan data yang akan diperoleh dan
dilanjutkan dengan seminar hasil penelitian.

3.7. Etika Penelitian


Sebelum pengumpulan data dilakukan, penelitian terlebih dahulu
mengadakan pendekatan kepada puskesmas untuk meminta izin dan menjelaskan
penelitian. Formulir etik penelitian bernilai penting bagi peneliti untuk
melakukan penelitian di suatu wilayah. Formulir ini diurus bersama di
Bagian Administrasi Perguruan Tinggi. Setelah melalui beberapa tahap uji
etik dan dinyatakan lolos, peneliti baru bisa mengurus perizinan di tempat
penelitian. Nomer keterangan persetujuan etik adalah KEPK-PKKJ3/S.31/II/2020
(terlampir). Setelah mendapat izin dari pihak instansi Poltekkes Jakarta III , lalu
peneliti melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi :

3.7.1 Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect for Human


Dignity).
Peneliti mempertimbaangkan hak- hak subjek penelitian dan memberikan
kebebasan responden untuk memberikan informasi tentang tujuan peneliti
melakukan penelitia.peneliti juga menghormati harkat dan martabat responden
dengan mempersiapkan lembar persetujuan (Informed Consent).Lembar
40

persetujuan berisi :
a. Penjelasan judul penelitian
b. Penjelasan manfaat penelitian
c. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan.
d. Penjelasan manfaat yang akan di dapatkan.
e. Persetujuan responden dapat mengudurkaan diri sebagai subjek penelitian
kapan saja Lembar persetujuan tersebut digunakan agar responden mengerti
tujuan dari penelitian yang dilakukan. Responden mengisi lembar persetujuan
tanda adanya unsur paksaan dan dengan sukarela.

3.7.2 Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (Respect for


Privacy and Confidentiality)
Setiap orang memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan
kebabasan individu dalam memberikan informasi. Setiap informasi yang
disampaikan oleh responden dijamis kerahasiananya dan hanya digunakan untuk
peningkatan bidan keilmuan ibu dan anak. Oleh sebab itu, peneliti hanya
mencantumkan inisial responden demi menjaga kerahasiaan identitas subjek.

3.7.3. Keadilan dan inklusivitas/ keterbukaan (Respect for Justice and


Inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,
keterbukaan, dan kehati-hatian. Oleh karena itu, lingkungan penelitian perlu
dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan dengan menjelaskan
prodesur penelitian. Selain itu prinsip keadilan juga harus menjamin semua
responden memperoleh perlakuakn dan keuntungan yang sama tanpa membedakan
gender, ras, agama, etnis, dan sebagainya.

3.7.4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan


(Balancing Harms and Benefits)
Pada saat melakukan penelitian, peneliti hendaknya berusaha
meminimalisir dampak yang merugikan bagi responden. Oleh sebab itu,
41

pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau mengurangi dampak merugikan


yang akan ditimbulkan.

3.8. Pengelolaan Data


3.8.1 Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data atau
formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada
tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Proses editing pada penelitian
ini yaitu mengecek kembali lembar kuesioner yang telah diisi, pengecekan yang
dilakukan meliputi kelengkapan, kejelasan, relevasi serta konsistensi jawaban
responden. Data yang belum lengkap akan dikembalikan kepada responden dan
untuk diisi kembali pada saat itu juga40.

3.8.2. Coding
Coding merupakan kegitan pemberian kode numerik (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori.Pemberian kode ini sangat penting bila
pengolahan dan analisis data menggunakan computer. Biasanya dalam pemberian
kode dibuat dan artinya dalam ssatu buku (code book) untuk memudahkan kembali
melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel40.

3.8.3. Entry Data


Data entri adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan
kedalam master table atau data base computer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat table kontingensi 44.

3.8.4. Cleaning Data


Cleaning data merupakan tahap pemeriksaan kembali terhadap datadata
yang sudah di masukan untuk melihat kemungkinankemungkinan adanya kesalahan
kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau
koreksi kembali40.
42

3.8.5. Teknik Analisa Data


Dalam melakukan teknik analisis, khususnya terhadap data penelitian akan
menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak
dianalisis, apabila penelitiannya deskriptif, maka akan menggunakan deskriptif 40.

2.9 Analisis Data


Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan
bivariat.
2.9.1 Analisis Univariat
Analisis univariat ini dilakukan untuk memperoleh gambaran/deskripsi
pada masing-masing variabel tidak terikat maupun varibel terikat. Analisa univariat
merupakan analisa yang dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian. Pada
umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap
variabel40. Data disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi sebagai bahan
masukan. Analisa pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan sebelum
dilakukan eksperimen Pendidikan kesehatan menggunakan media Booklet.

2.9.2 Analisis Bivariat


Analisa bivariat merupakan analisa data yang dilakukan pada dua variabel
yang diduga mempunyai hubungan atau korelasi39. Analisis ini digunakan untuk
melihat hubungan antara variable independen dan variabel dependen, yakni
membuktikan ada tidaknya pengaruh pemberian pendidikan kesehatan
menggunakan Booklet terhadap pengetahuan WUS terhadap IVA test. Uji statistik
t-berpasangan (paired t-tes) untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan
sebelum dan setelah intervensi menggunakan Booklet. Tahapan yang harus
dilakukan adalah uji normalitas, setelah diketahui hasilnya normal, maka dilakukan
pengujian dengan uji t-berpasangan (paired t-tes). Jika hasilnya tidak normal maka
dilakukan pengujian non parametric yaitu uji Mann Withney. Kemudian, Uji
statistik t-tidak berpasangan (independent t-test) untuk mengetahui perbedaan
pengetahuan antara kelompok Booklet dan yang tidak diberikan media.
43

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Keterbatasan Penelitian


Penelitian kuantitatif dengan desan quasi experiment dilakukan dalam skala
besar dengan 53 responden kelompok kontrol dan 53 responden kelompok
eksperimen. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1 Jakarta
Utara. Peneliti mengakui bahwa dalam melakukan penelitian ini ada beberapa
kekurangan dari peneliti, yaitu :
1. Waktu untuk mengurus surat-surat perizinan dan pengambilan data yang
memerlukan waktu cukup lama.
2. Tidak semua responden focus dalam pengisian kuesioner sehingga dapat
mempengaruhi hasil.
3. Kesulitan untuk mengumpulkan WUS untuk mengisi kuesioner dan
diberikan perlakuan (metode menggunakan media Booklet maupun metode
ceramah). Hal ini karena responden sedang menunggu antrian panggilan di
puskesmas kelurahan penjaringan 1 yang dapat berpengaruh dalam
pengisian kuesioner dalam pengambilan data.
4. Keterbatasan waktu penelitian sehingga evaluasi pemanfaatan Booklet
dilakukan secara langsung setelah diberikan intervensi.
5. Teknik pengumpulan data tidak dilakukan secara bersamaan antara
kelompok control dan intervensi karena terbatasnya WUS di Puskesmas
Kelurahan Penjaringan 1. sehingga diperlukan beberapa hari untuk
pengambilan data control dan intervensi.

4.2 Hasil Penelitian


4.2.1 Gambaran Wilayah
Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1 yang
beralamat Jl. Pluit Selatan Raya No.02. Jakarta Utara, DKI Jakarta, Indonesia Saat
ini Puskesmas terletak di kelurahan Penjaringan I, Kecamatan Penjaringan, Jakarta
Utara Telp : (021) 6696377

44
44

Berdasarkan laporan bulanan Kesehatan di puskesmas kelurahan


Penjaringan 1 mempunyai jumlah penduduk sebanyak 55816 jiwa dengan cakupan
wilayah kerja daerah puskesmas kelurahan penjaringan 1 yaitu RW 1, RW 2, RW
4, RW 5, RW 7, RW 8, dan RW 17. Dengan jumlah sasaran Wanita Usia Subur
sebanya 4614.
.
4.2.2 Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Umur,Pekerjaaan, Pendidikan dan Sumber Informasi Kesehatan
tentang IVA test
Distribusi Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
Usia
15 – 19 Th 8 15.1 11 20.8
20 – 35 Th 21 39.6 29 54.7
35 – 49 Th 24 45.3 13 24.5
Pendidikan
SD 7 13.2 14 26.4
SMP 25 47.2 21 39.6
SMA 20 37.7 18 34.0
D/S1/S2 1 1.9 0 0
Sumber Informasi
Keluarga 7 13.2 4 7.5
Teman 6 11.3 16 30.2
Sekolah 4 7.5 6 11.3
Media Massa 26 49.1 20 37.7
Tenaga 10 18.9 7 13.2
Kesehatan

Berdasarkan tabel 4.1, kelompok Intervensi terdapat 53 responden terdiri


dari 8 usia 15 – 19 Tahun (15.1%), 21 usia 20 – 35 Tahun (39.6%), dan 24 usia 35
– 49 Tahun (45.3%) . Pendidikan SD diperoleh (15,1%), pendidikan SMP diperoleh
(47.2%), Pendidikan SMA diperoleh (37.7%), dan Pendidikan Diploma/S1/S2
diperoleh (1.9%). Sumber informasi tentang IVA Test yang pernah diperoleh yaitu
13,2% responden mendapatkan informasi dari keluarga, 11.3% dari teman, 7,5%
dari sekolah dan 49,1% didapat dari media massa serta 18.9% responden yang
mendapat informasi tentang IVA Test dari tenaga kesehatan.

Sedangkan untuk kelompok kontrol juga terdapat dapat 53 responsen terdiri


45

dari 11 usia 15 – 19 Tahun (20.8%), 29 usia 20 – 35 Tahun (54.7%), dan 13 usia 35


– 49 Tahun (24.5%). Pendidikan SD diperoleh (26.3,%), pendidikan SMP diperoleh
(39.6%), Pendidikan SMA diperoleh (34.0%), dan Pendidikan Diploma/S1/S2
diperoleh (0%). Pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga diperoleh (67.9%),
Pekerjaan sebagai pedagang diperoleh (13.2%) dan 13.2% bekerja sebagai
Karyawan Swasta dan 5.7% pekerjaan sebagai PNS. Sumber informasi tentang IVA
Test yang pernah diperoleh yaitu 7,5% responden mendapatkan informasi dari
keluarga, 30.2% dari teman, 11.3% dari sekolah, 37.7% didapat dari media massa
serta 13.2% responden yang mendapat informasi tentang IVA Test dari tenaga
kesehatan.

4.2.3 Analisis Data Penelitian


A. Analisis Univariat
1) Pengetahuan
Tabel 4.2
Distribusi Pengetahuan tentang IVA test pada Wanita Usia Subur di
Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1 Jakarta Utara tahun 2020.

Responden Rata-rata Min-Max Standar Deviasi N


(SD)

Pre-Test Kelompok 58.09 21 – 88 13 53


Intervensi
Post-Test Kelompok 90.83 71 – 100 7 53
Intervensi
Pre-Test Kelompok 61.06 39- 88 13.8 53
Kontrol
Post-Test Kelompok 76.8 46 - 336 46.3 53
Kontrol

Berdasarkan table 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata pengetahuan


WUS tentang IVA Test pada kelompok kontrol adalah 61,6, dengan nilai
minimum 39, nilai maksimum 88 dan standar deviasi 13,8. Pada saat
post-test rata-rata nilai pengetahuan respoden kelompok kontrol
meningkat menjadi sebesar 76,8, dengan nilai minimum 46 dan nilai
maksimum 336 dengan standar deviasi 46,3. Sedangkan Hasil analisis
rata-rata skor pengetahuan IVA Test pada WUS sebelum diberikan
46

Media Booklet pada kelompok intervensi adalah 58,09 dengan nilai


minimum 21, nilai maksimum 88 dan standar deviasi 13, dengan nilai
minimum 71, nilai maksimum 100 dan standar deviasi 7.

2) Penilaian Media Booklet


Tabel 4.3
Penilaian Media Booklet tentang IVA Test pada WUS di
Puskesmas Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara tahun 2020

Penilaian Media Booklet Frekuensi (f) Persentase (%)


Baik 51 96.2
Kurang 2 3.8
Total 53 100,0

Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa 96,2% responden


menilai baik Media Booklet tentang IVA test karena Media Booklet
dapat dengan mudah dipahami penggunaanya karena sederhana, isinya
menarik untuk dibaca dan dapat digunakan sebagai alternative
pembelajaran Kesehatan IVA test sedangkan terdapat 3,8% responden
menilai Media Booklet masih kurang efektif karena gambar yang ada di
dalam booklet belum cukup jelas , font atau ukuran huruf yang terlalu
kecil serta informasinya yang belum cukup lengkap.

B. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen (Media Booklet) dengan variabel dependen (pengetahuan
WUS tentang IVA test) dan untuk mengetahui perbedaan peningkatan
pengetahuan WUS tentang IVA test pada kelompok intervensi dan
kelompok control.
47

Tabel 4.4
Tingkat Pengetahuan WUS tentang IVA test dengan Metode Ceramah dan
Media Booklet di Puskesmas Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara
Tahun 2020

Kelompok N Mean SD SE P- Value


Pengetahuan PreTest dan Post 53 67,13 12,7 1.754 0,000
IVA Test Test Kelompok
kontrol

Pengetahuan Pre Test dan Post 53 90,83 7,23 0,99 0,000


IVA Test Test Kelompok
Intervensi

Berdasarkan table 4.4 dapat diketahui bahwa rata-rata pengetahuan IVA


Test pada WUS setelah diberika ceramah dan tidak diberika Media Booklet adalah
67,13 dengan standar deviasi 12,7 dan p-value 0,000. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian ceramah tentang IVA test
terhadap peningkatkan pengetahuan tentang IVA test pada kelompok kontrol.
Sedangkan rata-rata pengetahuan IVA Test pada WUS setelah diberika
Media Booklet adalah 90,83 dengan standar deviasi 7,23 dan p-value 0,000. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian Media Booklet
tentang IVA test terhadap peningkatkan pengetahuan tentang IVA test pada
kelompok Intervensi.
Setelah dilakukan uji Paired Sample t-Test pada kelompok intervensi dan
Kontrol untuk mengetahui pengaruh Media Booklet terhadap peningkatkan
pengetahuan WUS tentang IVA Test, selanjutnya dilakukan Uji Independent
Sample t-Test. Uji ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan peningkatan
pengetahuan WUS tentang IVA Test antara kelompok intervensi dan kelompok
control.
48

Tabel 4.5
Perbedaan Rata-Rata Post-Test Metode Ceramah dengan Media Booklet
Terhadap Peningkatan Pengetahuan WUS Tentang IVA Test.

Metode Mean SD p-value


Ceramah 67,13 7.23 0,000
Booklet 90,83 12,7 0,000

Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji statistik Independent Paired T-Test diperoleh
nilai p = 0,00 (p >0,05) dari hasil equal variances assumed karena nilai sig pada
Levene’s Test > (0,00<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan metode promosi kesehatan antara metode ceramah dengan media
Booklet terhadap peningkatan pengetahuan WUS tentang IVA Test di Puskesmas
Kelurahan Penjaringan 1 Jakarta Utara tahun 2020. Nilai rata-rata post test media
Booklet lebih tinggi dari nilai rata-rata metode ceramah. Rata - rata post test Media
Booklet adalah 90,83. Sedangkan rata-rata post test ceramah hanya 67,13. Sehingga
dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara media Booklet
dengan metode cermah. Maka dapat disimpulkan bahwa media booklet lebih efektif
dalam meningkatkan pengetahuan dibandingkan metode ceramah.

4.3 Pembahasan
4.3.1 Tingkat Pengetahuan Pre-Test Kelompok Kontrol dan Kelompok
Intervensi
Pengetahuan mengenai deteksi dini kanker serviks dengan cara IVA test
pada WUS di Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1 sebagian besar didapatkan dari
berbagai media. Menurut Notoatmodjo pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui alat indera (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya)41
Untuk kelompok kontrol, responden mendapatkan informasi dari media
massa tentang kesehatan deteksi dini kanker servik dengan IVA sebesar 37,7%
sedangkan kelompok intervensi sebesar 49,1%. Menurut WHO yang dikutip oleh
Notoatmodjo pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan. Tingkat pendidikan
49

formal merupakan dasar pengetahuan intelektual yang dimiliki sesorang. Selain


dari tingkat pendidikan formal, informasi diluar pendidikan formal yang didapat
secara individu seperti media sosial, media elektronik,media massa, dan informasi
dari internet juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan sesorang salah satunya adalah
usia. Usia seseorang yang semakin bertambah akan terjadi perubahan fisik dan
psikologis42. Perubahan psikologis ini akan mempengaruhi perubahan mental
sesorang dalam taraf berpikir untuk semakin matang dan dewasa. Hasil uji Chi-
Square yang telah dilakukan diperoleh nilai p=1,000 yang berarti tidak ada
hubungan yang bermakna antara umur dengan tingkat pengetahuan kader kesehatan
tentang thalassaemia di Kecamatan Sumbang. Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan penelitian Astuti (2011) di Puskesmas Sidoharjo, Sragen yang menyatakan
ada hubungan antara umur dengan tingkat pengetahuan seseorang (p=0,001),
dengan umur responden adalah 20-35 tahun. Rentang umur 36-45 merupakan usia
matang, dimana seseorang pada umur tersebut akan memiliki pola tangkap dan daya
pikir yang baik sehingga pengetahuan yang dimilikinya juga akan semakin
membaik. Akan tetapi, menurut Verner dan Davison dalam Maulana (2007)
menyatakan bahwa ada 6 faktor fisik yang dapat menghambat proses belajar pada
orang dewasa diantaranya gangguan penglihatan dan pendengaran sehingga
membuat penurunan pada suatu waktu dalam kekuatan berfikir dan bekerja.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Muslima dkk (2012) yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan tingkat
pengetahuan seseorang (nilai p=0,000). Hasil penelitian tidak sesuai dengan
Nursalam dan Parini (2012), yang menyatakan bahwa makin tinggi tingkat
Pendidikan seseorang maka akan semakin mudah menerima informasi sehingga
makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Jumlah kader kesehatan di
Kecamatan Sumbang dengan Pendidikan rendah dan tinggi jumlahnya sama terkait
dengan pengalamannya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan thalassaemia,
yaitu masing-masing sebanyak 50% responden. Dengan demikian, pengetahuan
yang didapatkan kader Kesehatan mengenai thalassaemia tidak hanya dari
pendidikan formal tetapi dari pengalaman dirinya maupun lingkungan kehidupan
50

bermasyarakat.42
Hal ini sesuai dengan penelitian Maria Listri Mayasari bahwa media massa
seperti Booklet adalah media yang dapat segera dilakukan pengulangan informasi
dan dapat memberikan informasi tentang bentuk suatu benda . Disamping itu juga
merupakan alat bantu pendidikan yang mampu menginformasikan materi dengan
lengkap bagi masyarakat . Keunggulan media booklet adalah mudah dibawa kemana-
mana, dapat dibaca atau digunakan sewaktu-waktu, menggunakan media cetak
sehingga biaya yang dikeluarkan lebih murah dibandingkan dengan media audio dan
visual.
Berdasarkan hasil penelitian, ditarik kesimpulan bahwa media booklet
efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang pneumonia di Kelurahan
Bandarharjo Kota Semarang Tahun 2014. Selain itu pengetahuan tentang deteksi
dini kanker serviks dengan cara IVA test yang didapat dari teman biasanya berupa
cerita atau pengalaman pribadi. Sedangkan pengetahuan IVA test yang diperoleh
dari sekolah berupa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 43 Materi
kesehatan reproduksi dalam pelajaran IPA hanya berupa pengetahuan dasar, porsi
pembahasannya tidak secara detil, dan kurang aplikatif terhadap isu yang terjadi.
Remaja yang menjadi siswa program IPS tidak mendapatkan mata pelajaran IPA
karena terfokus pada ilmu sosial. Sebagian responden juga mengetahui tentang
pendidikan seks dari orang tua, guru sekolah dan tenaga kesehatan. Orang tua
adalah bagian dari anggota keluarga yang memberikan pendidikan pertama dan
utama bagi anaknya. Pendidikan yang diberikan orang tua di rumah dapat
menentukan kualitas berpikir yang sehat terhadap anak terutama ketika mereka
beranjak remaja.
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang didapat dari orang tua,
namun umumnya tidak secara komperhensif. sedangkan pegetahuan yang didapat
dari tenaga Kesehatan sangat diperlukan, sayangnya belum banyaknya tenaga
kesehatan yang memberikan penyuluhan di setiap pelayanan atau penyuluhan rutin
setiap bulannya. Dapat disimpulkan bahwa semua responden sudah pernah
mendapatkan infromasi Kesehatan tentang IVA test namun, sebagian besar
responden belum mengetahui secara lengkap informasi menegani deteksi dini
51

kanker serviks dengan cara IVA test . Beberapa informasi yang pernah didapat
hanya bersifat pengetahuan dasar. Semua Wanita perlu mengetahui secara penuh
agar pengetahuan yang diperoleh dapat mempengaruhi perilaku semua wanita
untuk melakukan deteksi dini kanker serviks dengan cara IVA test.

4.3.2 Tingkat Pengetahuan Setelah Intervensi


Responden mendapatkan pemberian media Booklet maupun ceramah
sehingga terjadi suatu proses belajar dimana sesuatu yang tidak tahu berubah
menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Ini sejalan dengan teori
belajar bahwa suatu usaha untuk memperoleh hal-hal baru dalam tingkah laku
meliputi pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan nilai-nilai dengan aktivitas
kejiwaan sendiri. Menurut Notoatmodjo (2012), semakin banyak informasi dapat
mempengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan
menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan bersikap dan berperilaku
sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.39
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah (baik formal maupun nonformal),
berlangsung seumur hidup19.Terutama pada penelitian ini Pendidikan kesehatan,
yakni segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik
individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan.
Metode ceramah menurut Susilowati adalah merupakan salah satu cara
menerangkan atau menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada
sekelompok pendengar yang disertai diskusi dan tanya jawab dengan tujuan
24
menambah pengetahuan suatu kelompok. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Schiller et al., (2014) Metode ceramah merupakan pendekatan
pendidikan yang dapat secara signifikan meningkatkan pengetahuan siswa pada
tujuan tertentu cara penyajian materi pembelajaran melalui penuturan secara lisan.
Hasil penelitian lain juga menunjukkan adanya peningkatan skor pengetahuan yang
bermakna pada metode ceramah (p<0,5) penyuluhan metode ceramah lebih efektif
52

dibandingkan metode demonstrasi dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan


gigi dan mulut.44 Hasil penelitian peneliti menggunakan metode ceramah tentang
IVA Test memiliki pengaruh pada tingkat pengetahuan IVA Test pada kelompok
control karena didapatkan kenaikan rata-rata yaitu pada saat pretest 61,06 dan pada
data post test rata-rata skor pengetahuan menjadi 76,08.
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan lainnya yaitu informasi/media
massa, informasi adalah suatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang
menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Didukung dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sari (2010) tentang efektivitas buku saku terhadap
skor pengetahuan penyakit menular seksual pada siswa SMA Negeri Banyumas
bahwa terdapat perbedaan skor pengetahuan siswa sebelum dan sesudah menerima
buku saku sebesar 31,2%, hasil uji bivariat dengan nilai p sebesar 0,000 (p<α) yang
berarti buku saku/media dapat meningkatkan skor pengetahuan tentang PMS.45
Booklet sebagai media pendidikan kesehatan berperan sebagai upaya
memberdayakan perorangan, kelompok dan masyarakat agar memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan pengetahuan,
kemauan, dan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (Kemenkes
RI, 2012). Penggunaan media dalam pendidikan kesehatan memberikan beberapa
manfaat seperti merangsang minat sasaran, mengatasi keterbatasan ruang, waktu,
bahasa, dan daya indera pada proses penerimaan pendidikan, mengatasi sikap pasif
sasaran, memberikan rangsangan, pengalaman serta menimbulkan persepsi yang
sama. Hal ini mendorong keinginan sasaran untuk lebih mengetahui, mendalami,
serta memahaminya yang akhirnya memberikan pengertian yang positif mengenai
pesan kesehatan yang dimaksud. Selanjutnya sasaran akan meneruskan pesan
tersebut kepada orang lain sehingga sasaran yang diperoleh lebih banyak
berdasarkan Suraioka (2012).46
Media Booklet merupakan buku berukuran kecil yang didesain untuk
mengedukasi pembaca dengan tips dan strategi untuk menyelesaikan suatu
masalah. Media Booklet merupakan salah satu pembelajaran yang dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif media pendidikan dalam mempermudah dalam
mendapatkan informasi dan pengetahuan. Hal ini sesuai dengan hasil peneitian dari
53

Ahmad Syauqie Al Muhdar (2018), bahwa Media Booklet mengalami peningkatan


hasil belajar. Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberhasilan
tentang suatu usaha dari system yang dirancang untuk melibatkan siswa secara aktif
dan mandiri dalam pembelajaran. Hasil uji-t menyatakan bahwa terdapat
keefektifan penggunaan media pembelajaran yaitu Media Booklet dengan hasil
belajar yang di dapat pada wanita usia subur.26
Hal ini menunjukkan bahwa pemeberian Media Booklet tentang IVA Test
sebagai media pembelajaran memiliki pengaruh pada tingkat pengetahuan tentang
IVA Test pada wanita Usia Subur, karena didapatkan kenaikan rata-rata yaitu pada
saat pretest 58,09 dan pada data post test rata-rata skor pengetahuan menjadi 90,83.
Berdasarkan hasil uji Uji Independent Sample t-Test diketahui bahwa nilai p-value
0,000. Mean 67,13 pada kelompok kontrol dan mean 90,83 pada kelompok
intervensi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
pengetahuan WUS tentang IVA antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol
sehingga pemberian Media Booklet lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan
WUS tentang IVA Test.
Adanya perbedaan nilai pre-test dan post-test yang signifikan dapat
diartikan bahwa Media Booklet dapat dimanfaatkan oleh responden sebagai sumber
informasi mengenai IVA Test. Peningkatan nilai post-test menentukan banyaknya
materi yang diterima responden. Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan
hasil yang signifikan (p=0.000) yang berarti p value< 0.05 maka dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima dan terdapat perbedaan pengetahuan WUS
tentang IVA Test antara kelompok intervensi yang diberikan media Booklet dan
kelompok control yang hanya diberikan ceramah tentang IVA Test saja.

4.3.3 Penilaian Media Booklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan


Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan, penggunaan media
/bahan/sarana belajar seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman yang
membutuhkan media belajar seperti buku teks. Sumber lain menyatakan bahwa
efektivitas media terhadap pemahaman sasaran, yaitu secara visual 3,5 X lebih baik
dibandingkan secara verbal.17 Media Booklet merasa bahwa penggunaan media
54

Booklet ini mudah dan sederhana, dapat menambah wawasan tentang IVA Test, isi
menarik untuk dibaca dan dapat dijadika alternative media pembelajaran kesehatan
reproduksi yaitu IVA Test . Sehingga dapat disimpulkan bahwa Media Booklet
efektif dalam menambah wawasan tentang IVA Test. Menurut Hapsari (2015),
Booklet merupakan media komunikasi yang termasuk dalam kategori media lini
bawah (below the line media). Sesuai sifat yang melekat pada media lini bawah,
pesan yang ditulis pada media tersebut berpedoman pada beberapa kriteria yaitu:
menggunakan kalimat pendek, sederhana, singkat, dan ringkas. Selain itu
penggunaan huruf tidak kurang dari 10 pt, dikemas menarik dan kata yang
digunakan ekonomis.26
Booklet termasuk salah satu jenis media grafis yaitu media gambar/foto.
Menurut Roymond S. Simamora, Booklet adalah buku berukuran kecil (setengah
kuarto) dan tipis, tidak lebih dari 30 lembar bolak balik yang berisi tentang tulisan
dan gambar-gambar. Struktur isi booklet menyerupai buku (pendahuluan, isi,
penutup), hanya saja cara penyajian isinya jauh lebih singkat dari pada buku .27
Pembuatan isi booklet sebenarnya tidak berbeda dengan pembuatan media
lainya. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat booklet adalah bagaimana kita
menyusun materi semenarik mungkin.Apabila seorang melihat sekilas kedalam
booklet, biasanya yang menjadi perhatian pertama adalah pada sisi tampilan
terlebih dahulu.25 Kelebihan dan Kelemahan Booklet 26
Menurut Hapsari (2015)
media booklet memiliki beberapa keunggulan yaitu: Dapat digunakan untuk belajar
mandiri, Pembaca dapat mempelajari isinya dengan santai, Informasi dapar
dibagikan dengan keluarga dan teman, Mudah dibuat, diperbanyak dan diperbaiki
serta mudah disesuaikan, Mengurangi kebutuhan mencatat, Dapat dibuat secara
sederhana dengan biaya relatif murah, Awet, Daya tampung lebih luas, Dapat
diarahkan pada segmen tertentu.
Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Mintarti terdapat beberapa
keunggulan booklet yaitu: Pesan-pesan booklet bersifat permanen, mudah
disimpan, diambil kembali dan dibaca ulang sesuai dengan kemampuan pembaca,
Mampu mengatasi hambatan jarak dan geografis sehingga dapat menjangkau
sasaran lebih banyak, Harganya relatif murah, Pembaca dapat belajar sendiri atau
55

berkelompok, Booklet dapat menampung informasi lebih lengkap, praktis dan


sederhana28. Sehingga dapat disimpulakan bahwa Media Booklet tentang IVA Test
pada WUS efektif dan dapat digunakan untuk penyebaran informasi, dan sebagai
media promosi kesehatan karena merupakan media belajar yang menyenangkan,
maka dapat membantu proses pengamatan, pengenalan dan ingatan Bidan, kader
dan yang laiinya dapat melakukan upaya promotif dan preventif dengan menjadi
tenaga penyuluh di setiap kegiatan seperti posyandu atau kegiatan warga dan dapat
bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas dalam menyelenggarakan
penyuluhan Kesehatan reproduksi tentang deteksi dini kanker serviks dengan cara
melakukan IVA sehingga semua wanita usia subur lebih mengetahui dan
memahami pentingnya Kesehatan.
Hal ini juga merupakkan peran dan fungsi bidan yaitu sebagai pendidik.
Pendidikan kesehatan yang diberikan pada penelitian ini mengenai Pendidikan
Kesehatan tentang deteksi dini kanker serviks dengan cara IVA test dengan media
booklet. Diharapkan dengan melaksanakan peran bidan sebagai pendidik dapat
meningkatkan pengetahuan wanita usia subur mengenai deteksi dini kanker serviks
dengan cara IVA test. Terlebih di era globalisasi yang tengah dihadapi Indonesia
saat ini, peran bidan semakin berdaya saing tinggi, profesi bidan dituntut untuk bisa
berinteraksi sosial. Dengan adanya media ini, bidan dapat berkolaborasi dan
melengkapi promosi kesehatan yang selama ini masih konvensional . Tuntutan dan
harapan ini akan melahirkan sumber daya manusia yang unggul, bersemangat
tinggi, mandiri. Sikap-sikap demikian adalah modal dasar pengembangan diri untuk
melakukan pendidikan Kesehatan.
56

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya, maka pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Sumber informasi IVA Test terbanyak yang pernah diperoleh oleh
responden baik kelompok kontrol dan intervensi yaitu didapat dari media
massa.
2. Terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan tentang IVA Test pada WUS
antara kelompok intervensi dan kelompok control.
3. Media Booklet lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan tentang IVA
Test pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1 Jakarta
Utara

5.2 Saran
1. Bagi pihak Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1
diharapkan dapat memberikan informasi lebih sering mengenai deteksi dini
kanker serviks melalui penyuluhan yang sudah dijadwalkan dari pihak
Promkes Puskesmas seperti setiap bulan dan dilakukan secara rutin
diadakan pemeriksaan IVA Test , dibuatkan jadwal penyuluhan tentang
IVA Test di ruang KIA setiap bulan supaya semua wanita bisa terpengaruh
dan lebih peduli dengan kesehatannya untuk melakukan deteksi dini,
dilakukan pelatiham kader tentang pentingnya melakukan IVA test untuk
bisa memberikan penyuluhan di setiap kali posyandu dengan metode –
metode yang menarik agar semua wanita mau ikut dalam melakukan deteksi
dini kanker serviks dengan cara melakukan pemeriksaan IVA test.
2. Bagi Institusi Potekkes Kemenkes Jakarta III
Dapat mengadakan kerjasama untuk pengembangan media Booklet
Kesehatan reproduksi sebagai media promosi tentang Iva Test khusunya

56
57

untuk Wanita Usia Subur.


3. Bagi Kader Posyandu
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi dasar pengetahuan kepada
kader terkait dengan deteksi dini kanker serviks dengan cara IVA test
sebagai bahan penyuluhan.
4. Peneliti lain
Melanjutkan penelitian dengan sampel yang lebih banyak dan heterogen.
Serta mengembangkan media Booklet tentang Iva Test pada WUS dalam
bentuk yang lebih menarik seperti menambahkan gambar, informasi yang
lebih luas.
58

DAFTAR PUSTAKA

1. Ismarwati dkk.(2011).Promosi Kesehatan Dalam Meningkatkan Pengetahuan


Sikap dan Prilaku Deteksi Dini dan Kanker Serviks Pada Ibu-Ibu Pengajian.
Kedokteran MasyarakatYogyakarta hal 27.
2. Astrid S.(2015).Kupas Tuntas Kanker Payudara dan kanker Leher Rahim.
Yogyakarta: Pustaka baru press
3. globocan.(2018).Cervical Cancer, Estimate Incidence, Mortality and
Prevalence Worldwide both sexes, all ages. Available from:
https://gco.iarc.fr/today/.
4. Global Burden Cancer (Globocan).(2012).Estimated cancer insidence,
mortality, prevelence and disability-adjusted life years (DALYs) Worldwide.
Globocan; hlm.11.
5. Depkes RI.( 2016.).INFODATIN: cervical Cancer Situation Report. jakarta:
depkes ri
6. Dinkes.(2018). Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Dki Jakarta: Dinas
Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta .hal 91
7. S W.( 2013)`Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku deteksi dini kanker
serviks di kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal Jawa Tengah. J
Keperawatan Matern. vol 1:hal 55-60.
8. nonik ayu wantini.(2018). deteksi dini kanker serviks dengan inspeksi visual
asam asetat (iva). jurnal kebidanan.hal 29
9. Kemenkes RI.( 2016). Profil Kesehatan Indonesia. jakarta: Kemenkes RI
10. Kemenkes RI.(2010).Keputusan menteri kesehatan RI nomor
796/Menkes/SK/VI/2010 tentang pedoman tekhnis pengendalian kanker
payudara dan kanker leher rahim. In jakarta: Kemenkes RI
11. Kemenkkes Ri.(2015). Peraturan pemerintah no. 34 tahun 2015 tentang
penanggulangan kanker payudara dan kanker leher rahim. In jakarta:
Kemenkes RI;
12. Kemenkes RI.(2011).Panduan Promosi kesehatan DBK. jakarta: Kemenkes;
13. sri wisnu wardani1, tita husnitawati madjid.(2016).pendidikan kesehatan
dengan buklet untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap mengenai deteksi
dini kanker serviks . Jurnal bidan “midwife journal” volume 2 no. 02 hal.46
14. Kekuatan D dkk.(2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Test
Inspeksi Visual Asam Asetat ( IVA ) Dengan Keikutsertaan Wanita Dalam
Melakukan Pemeriksaannya Di Desagodegan Mojolaban Sukoharjo. Nurs Lect
Muhammadiyah Univ Surakarta.
15. Silalahi V, Hakimi M, Lismidiati W.(2018).Efektivitas Audiovisual dan
Booklet sebagai Media Edukasi untuk Meningkatkan Perilaku Skrining IVA.
Media Kesehat Masy Indones. Vol 3
16. Aticeh.Gitanirmalasari.(2014). konsep kebidanan. jakarta selatan: salemba
medika; hal 66-73
17. Notoatmodjo S.( 2013). Kesehatan Masyarakat. jakarta: PT Rineka Cipta. Hal
106-9, 130-2, 109-110
18. Suiraoka I.S.( 2012)`Media Pendidikan Ksehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. hal

58
59

7-8
19. S Azwar.(2014).Sikap manusia : teori dan pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
20. Bensley J.( 2009).Community Health Education Methods. Massachusset:
Jones and Bartlett Pusher
21. Susilowati D.( 2016).Promosi Kesehatan. jakarta: Kementrian Kesehatan RI
22. French C.(2013).How to Write Successful How to Booklet. In England UK.
Available from: The Endless Bookcase.
23. Hapsari CM.(2013).Efektivitas Komunikasi Media Booklet ―Anak Alami‖
Sebagai Media Penyampaian Pesan Gentle Birthing Service. J E-Komunikasi.
Vol 1 No 3.
24. Roymond S.( 2009).Simamora. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan.
jakarta: EGC
25. minarti.(2013).Efektivitas Buklet Makjan Sebagai Media Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Perilaku Berusaha Bagi Pedagang Makanan Jajanan (Kasus di
Kabupaten Cianjur). Pasca Sarj Inst Pertan Bogor.
26. Malikatul M.(2015).Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan booklet terhadap
pengetahuan Nutrisi ibu laktasi di wilayah kerja puskesmas Ciputat Timur.
jakarta;
27. Lia Artika S.(2018).Efektivitas Media Booklet Dan Leaflet Terhadap
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dampak Kehamilan Remaja. poltekkes
Jambi.
28. Depkes RI.( 2009). Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim & Kanker
Payudara. jakarta: depkes ri
29. Siswanto AW.( 2010).Epidemiologi dan Pencegahan Kanker Leher Rahim.
Yogyakarta; Yogyakarta: Media Presindo
30. Notoatmodjo S.( 2013).Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan“Edisi
Revisi. jakarta: Rineka Cipta
31. Budiman RA.(2013).Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. jakarta: salemba medika hal 66-69
32. Notoatmodjo S.(2014)`Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. jakarta: Rineka
Cipta.
33. Emelia OD.(2010).Bebas Ancama Kanker Serviks. Yogyakarta: Media
Presindo
34. Wahyuningsih T ME.(2014).Faktor Risiko Terjadinya Lesi Prakanker Serviks
Melalui Deteksi Dini Dengan Metode IVA.;192–209. jakarta: salemba medika;
192-209
35. Agung IG dkk.(2013).Laporan hasil penelitian Paparan asap rokok dan higiene
diri merupakan faktor risiko lesi prakanker leher rahim di Kota Denpasar tahun
2012. denpasar;. 84-91
36. Caca M DP. Pemeriksaan IVA dan Tes Pap. bandung: gema insani; 2015.
37. savitri A.(2015).Kupas Tuntas Kanker. Mona, editor. Yogyakarta; yogyakarta,
editor.
38. kemenkkes ri.(2014). Pedoman Manajemen Pelayanan Keluarga Berencana
Kementrian Kesehatan; In jakarta: salemba medika. Available from:
http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/PedomanManajemen Pelayanan
60

KB.pdf
39. Notoatmodjo S.(2012).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta; jakarta: Rineka Cipta
40. Hidayat A.(2011).Metode Penelitian Kebidanan: Teknik Analisa Data. jakarta:
salemba medika
41. Nurul Aeni. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Video dan Metode
Demonstrasi Terhadap Pengetahuan SADARI. J Care. 2018;6(2):162–74
42. Nur Indah Wardani. Jurnal Kesmasindo, Volume 6, Nomor 3 Januari 2014.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Pengetahuan Kader
Kesehatan Tentang Thalassaemia Di Kecamatan Sumbang Kabupaten
Banyumas hal 198-204
43. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Kompetensi dasar. 2013. 3-5 p.
44. Bany ZU, Sunnati, Darman W. Perbandingan Efektifitas Penyuluhan Metode
Ceramah dan Demonstrasi Terhadap Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut
Siswa SD. 2014;6(1):661–6
45. Linda SN, Dkk. Studi Efektifitas Buku Saku Terhadap Skor Pengetahuan
Penyakit Menular Seksual Pada Siswa Sma Negeri Banyumas. 2010.
http://ojs.akbidylpp.ac.id/ Diakses Mei 2019.
46. Suraioka I. Media Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2012.
Lampiran 1
Biodata Peneliti

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI
Nama : Selvia Febriyani
NIM : P3.73.24.3.16.038
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tanggal Lahir : Way kanan, 03 Februari 1998

Agama : Islam

Status Pernikahan : Belum Menikah


Alamat : Jl.Pemuda No 1 Sukabumi
Kabupaten Way kanan
Anak ke : 2 (Kedua)
Telepon : 082282125113
Email : selviafebriyanii@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 2003-2004 : TK PERTIWI
2. 2004-2010 : SDN SUKABUMI
3. 2010-2013 : SMP BERINGIN RATU 2 SUKABUMI
4. 2013-2016 : SMA MUHAMMADIAH 1 METRO
5. 2016-2020 : Diploma IV Kebidanan Poltekkes Jakarta 3
Hearing Penelitian D4 Kebidanan Poltekkes Jakarta 3 Dalam 5 Tahun
Terakhir

NO Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan


Ilmiah/Seminar Tempat
1. Ujian Skripsi Jurusan Pengaruh Senam Nifas Terhadap 13 Mei 2019
DIV Kebidanan Penurunan TFU Pada Ibu Nifas Di Poltekkes Jakarta 3
Poltekkes Jakarta 3 Puskesmas Kecamatan
Cilincing Jakarta Utara
2. Ujian Skripsi Jurusan Efektivitas Pemberian Tehnik 13 Mei 2019
DIV Kebidanan Hypnobirting Terhadap Penurunan Poltekkes Jakarta 3
Poltekkes Jakarta 3 Tingkat Nyeri Pada Ibu Bersalin
Diwilayah Puskesmas Kecamatan
Penjaringan
3. Ujian Skripsi Jurusan Factor-Faktor Yang Mempengaruhi 13 Mei 2019
DIV Kebidanan Berhubungan Dengan Pemberian ASI Poltekkes Jakarta 3
Poltekkes Jakarta 3 Ekslusif Pada Ibu Bekerja Di PT.
Amron
Manufacturing Of Indonesia 19
4. Ujian Skripsi Jurusan Analisis Perbedaan Frekuensi Emesis 13 Mei 2019
DIV Kebidanan Gravidarum Terhadap Intervensi Poltekkes Jakarta 3
Poltekkes Jakarta 3 Aromaterapi Lemon Pada Ibu Hamil
Trimester 1 Di Puskesmas Kelurahan
Penjaringan 1 Tahun 2019
5. Ujian Skripsi Jurusan Pengaruh Video Dan Leaflet 13 Mei 2019
DIV Kebidanan Tentang Menstruasi Terhadap Poltekkes Jakarta 3
Poltekkes Jakarta 3 Kesiapan Remaja Putri Menghadapi
Menarche Pada Siswa Kelas IV Dan V
Di SDN Rorotan 03 Dan 05 Pagi Jakarta
Utara Tahun 2019
6. Ujian Skripsi Jurusan Efektifitas Pendidikan Kesehatan 13 Mei 2019
DIV Kebidanan Menggunakan Instagram Terhadap Poltekkes Jakarta 3
Poltekkes Jakarta 3 Pengetahuan Dan Sikap Dalam Upaya
Mencegah Anemia Pada Remaja Putri
Di
MAN 2 Kota Bogor
Lampiran 2
Penjelasan Sebelum Penelitian (PSP)
PENJELASAN SUBJEK PENELITIAN (PSP)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saya, Selvia Febriyani, adalah mahasiwi jurusan kebidanan dari D IV Kebidanan


Poltekkes Kemenkes Jakarta III, saat ini sedang melakukan penelitian tugas akhir
yang bertemakan pemanfaatan media. Penelitian ini akan dilaksanakan bulan
Maret sampai bulan Mei 2020. Dalam penelitian ini saya mengundang ibu untuk
berpartisipasi menjadi responden. Partisipasi/ keikutsertaan ibu dalam penelitian
ini bersifat sukarela, tanpa paksaan, dan bila tidak berkenan sewaktuwaktu dapat
mengundurkan diri tanpa dikenakan sanksi apapun.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan


Kesehatan tentang Iva test menggunakan media booklet kepada WUS media
Booklet terhadap tingkat pengetahuan WUS terhadap IVA Test. Sementara itu,
manfaat yang diharapkan untuk ibu adalah menambah wawasan baru yaitu
pengetahuan tentang IVA Test dan dapat ikut serta untuk melakukan dekeksi dini
kanker serviks dengan metode IVA Test. Penelitian ini dilakukan dengan cara
pengisian kuisioner pertama sebagai pretest, kemudian penyuluhan dengan
Booklet, kemudian pengisian posttest pada hari itu juga untuk mengetahui
perkembangan pengetahuan ibu. Penelitian ini akan menyita waktu ibu sekitar 45
menit.

Setelah diberi penjelasan terhadap penelitian ini maka ibu dapat menandatangani
lembar persetujuan dan langsung mengisi kuesioner. Penelitian ini tidak
menimbulkan bahaya secara langsung dan/atau tidak langsung. Apabila terdapat
kerugian dalam bentuk apapun, peneliti akan bersedia untuk memfasilitasi
pengobatan bagi responden.

Peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas dan jawaban yang diperoleh dari ibu
sebagai responden baik dalam proses pengumpulan data, pengolahan data maupun
penyajian hasil penelitian. Hasil penelitian hanya akan digunakan dalam
penelitian tanpa disebar untuk tujuan lain. Demikian penjelasan ini saya
sampaikan, apa bila ibu memerlukan penjelasan lebih lanjut berkaitan dengan
penelitian ini, ibu dapat menghubungi peneliti (No. HP tercantum). Atas
kesediaan dan partisipasinya, peneliti ucapkan terimakasih.

Hormat saya, Selvia Febriyani


No. HP : 082282125113 (Selvia Febriyani)
Lampiran 3
Informed consent

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA BERPARTISIPASI MENJADI


RESPONDEN PENELITIAN

Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan penelitian dan memahami


manfaatnya, saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama :
Umur :
Alamat :
No.hp/wa/line :
Menyatakan secara sukarela bersedia menjadi responden penelitian
dengan judul “Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Tentang Iva Test
Menggunakan Media Booklet Kepada Wanita Usia Subur Di
Puskesmas Kelurahan Penjaringan 1 Jakarta Utara Tahun 2020”.
Saya menyadari bahwa saya dapat keluar dari penelitian ini kapan saja
tanpa ada pengaruh pada diri saya dan saya percaya bahwa segala
pernyataan yang saya berikan akan dijamin kerahasiaannya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Jakarta, Februari 2020

Saksi Responden

( ) ( )
Lampiran 4
Kuesioner Penelitian

KUESIONER
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA
BOOKLET TENTANG IVA TEST

Tanggal : Kode Responden :


Tempat :
Peneliti : Selvia Febriyani

1. Data Demografi Petunjuk Pengisian


a. Silakan dijawab dengan jujur
b. Jawaban tidak mempengaruhi profesi Ibu
c. Jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk
penelitian ini
d. Terimakasih atas kesediaan Ibu telah menjawab pertanyaan dibawah
ini
Isilah pertanyaan dibawah ini dengan cara menuliskan jawaban pada titiktitik atau
memberi tanda checklist (√) pada tempat yang tersedia.
1. Nama Ibu : ……………………….
2. Usia Ibu ...................tahun
3. Pendidikan terakhir Ibu
□ Tidak Sekolah
□ SD
□ SMP
□ SMA
□ Diploma/S1/S2/S3
4. Pekerjaan Ibu
□ PNS
□ Karyawan Swasta
□ Pedagang
□ Lain-lain
5. Apakah pernah mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi
remaja?
a. Tidak pernah
b. Pernah
6. Jika pernah, dari mana mendapatkan informasi tersebut?
a. Keluarga b. Teman c. Sekolah
d. Petugas kesehatan e. Media Massa
2. Pengetahuan Tentang IVA Test
Petunjuk pengisian pada bagian ini ibu diharapkan memilih salah satu
jawaban dengan memberi tanda checklist (√) sesuai pilihan yang benar.

No Pertanyaan Benar Salah


1. Kanker serviks adalah kanker yang menyerang rahim.
2. Kanker leher rahim disebabkan oleh bakteri.

3. Kanker leher rahim adalah penyakit menular.

Memiliki banyak pasangan seksual bukan merupakan


4. indikasi pemeriksaann IVA test

Wanita yang sedang menstruasi dapat melakukan


5. pemeriksaan IVA test

Adanya perdarahan setiap kali melakukan hubungan


6. seksual tidak perlu dicurigai sebagai tanda gejala kanker
leher rahim.
Keputihan berbau tidak sedap dan gatal, nyeri panggul,
7. pinggang dan tungkai, gangguang berkemih merupakan
gejala lanjut kanker leher rahim.
Merokok tidak memiliki resiko lebih besar untuk terkena
8. kanker serviks

9. Wanita yang lebih muda dari 17 tahun ketika mereka


pertama hamil beresiko terkena kanker leher rahim.
Wanita yang menjalani tiga atau lebih kehamilan
10. memiliki

peningkatan risiko kanker leher rahim.


Berganti-ganti pasangan seksual beresiko tinggi terkena
11. kanker leher rahim.

IVA test dilakukan setelah ada gejala – gejala kanker


12. leher Rahim

IVA test merupakan deteksi awal untuk mengatasi


13. kanker serviks

14. Virus HPV merupakan penyebab kanker serviks


Pemeriksaan IVA test Untuk usia diatas 50 tahun, cukup
15. dilakukan 5 tahun sekali

Kanker serviks hanya terjadi pada wanita diatas usia 50


16. tahun

17. Pemeriksaan IVA test dapat dilakukan di Puskesmas


Pemeriksaan IVA ditunjukan kepada semua wanita
18. yang sudah menikah dan pernah melakukan hubungan

seksual
19. Pemeriksaan IVA dilakukan kapan saja
Pemeriksaan IVA dapat dilakukan oleh
20. dokter,bidan dan perawat terlatih

Pemeriksaan IVA dilakukan dengan memulas leher


21. rahim menggunakan asam cuka

Deteksi dini kanker leher Rahim tidak dapat dilakukan


22. dengan IVA test

Seorang ibu yang yang terlihat sehat,bersih dari perilaku


23. seksual yang buruk tidak perlu melakukan IVA test.

24. Hasil Pemeriksaan IVA Test tidak akurat


INSTRUMEN PENILAIAN MEDIA BOOKLET TENTANG IVA TEST

Nomor Responden :
Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Penilaian Media Booklet

Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda memahami penggunaan Booklet ini dengan cepat?

2. Apakah penggunaan Booklet ini sangat mudah dan sederhana?


3. Apakah Booklet ini bermanfaat dalam menambah wawasan
tentang IVA Test ?
4. Apakah isi dari Booklet menarik untuk dibaca?

5. Apakah Booklet tentang IVA Test ini memberikan informasi


yang anda butuhkan?
6. Menurut anda, materi tentang IVA Test sudah cukup lengkap?

7. Apakah ukuran font tulisan dapat dibaca dengan jelas?


8. Apakah gambar yang ada di dalam Booklet cukup jelas?

9. Apakah gambar memiliki keterkaitan dengan isi atau informasi


yang dijelaskan?
10. Apakah anda menyukai Booklet ini sebagai alternatif
pembelajaran IVA Test ?
Lampiran 5
Surat Izin Penelitian
Lampiran 6
Kode Etik Penelitian
Lampiran 7
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas diujikan dengan 16 responden dengan 26 pertanyaan.


Sehingga didapatkan r table= 0,497 dengan taraf signifikansi 5% (0,05). Hasil uji
validitas yang dilakukan adalah sebagai berikut.
Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan
Tentang IVA Test
Nomor Soal r hitung Keterangan
1. 0,552 Valid
2. 0,535 Valid
3. 0,557 Valid
4. 0,557 Valid
5. 0,563 Valid
6. 0,528 Valid
7. 0,582 Valid
8. 0,564 Valid
9. 0,544 Valid
10. 0,544 Valid
11. 0,494 Valid
12. 0,580 Valid
13. 0,735 Valid
14. 0,637 Valid
15. 0,567 Valid
16. 0,513 Valid
17. 0,386 Tidak Valid
18. 0,513 Valid
19. 0,604 Valid
20. 0,592 Valid
21. 0,677 Valid
22 0,658 Valid
23. 0,600 Valid
24 0,340 Tidak Valid
25. 0,679 Valid
26. 0,603 Valid

Dari hasil perhitungan uji validitas diatas, terdapat 2 pertanyaan


yang tidak valid yaitu soal nomer 17 dan 24. Sehingga
pertanyaan tersebut tidak digunakan dalam penelitian.
Reabilitas
Pengukuran reabilitas menggunakan bantuan software dengan
rumus Alpha Cronbach > 0,70 (Hidayat, 2008). Setelah didapat
nilai hasil uji reabilitas, maka nilai tersebut dibandingkan dengan
nilai uji reabilitas table maka pernyataan dinyatakan reliable.
Variabel R hitung R table Keterangan
Pengetahuan Tentang 0,931 0,497 Reliabel
IVA test

Berdasarkan nilai koefisien reliabilitas tersebut dapat


disimpulkan bahwa kuesioner ini reliabel atau konsisten karena r
hitung > r table, sehingga kuesioner dapat digunakan sebagai
instrument dalam melakukan penelitian.
Lampiran 8
Hasil Output SPSS

Frequencies

Statistics
Jumlah WUS Sumber Informasi
N Valid 53 53
Missing 0 0

Frequencies Table
Usia
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent

Valid 15-19 8 15,1 15,1 15,1


20-35 21 39,6 39,6 54,7
35-49 24 45,6 45,6 100.0
Total 53 100.0 100.0

Pendidikan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent

Valid SD 7 13,2 13,2 13,2


SMP 25 47,2 47,2 60,4
SMA 20 37,7 37,7 98,1
D/SI/S2 1 1,9 1,9 100.0
Total 53 100.0 100.0
Sumber Informasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Valid Kelurga 7 13,2 13,2 13,2


Teman 6 11,3 11,3 24,5
4 7,5 7,5 32,1
Sekolah
26 49,1 49,1 81,1
Media 10 18,9 18,9 100.0
53 100.0 100.0
Nakes
Total

Statistics
Jumlah WUS Sumber Informasi
N Valid 53 53
Missing 0 0

Frequencies Table
Usia
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent

Valid 15-19 11 20.8 20,8 20,8


20-35 29 54,7 54,7 75,5
35-49 13 24,5 24,5 100.0
Total 53 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent

Valid SD 14 26,4 26,4 26,4


SMP 21 39,6 39,6 66,0
SMA 18 34,0 34,0 98,1
D/SI/S2 0 0 0 0
Total 53 100.0 100.0 100.0

Sumber Informasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Valid Kelurga 4 7,5 7,5 7,5


Teman 16 30,2 30,2 37,7
6 11,3 11,3 49,1
Sekolah
20 37,7 37,7 86,8
Media 7 13,2 13,2 100.0
53 100.0 100.0
Nakes
Total

Skor Aplikasi

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid Kurang 2 3,8 3.8 3.8


Baik 51 96,2 96,2 100.0
Total 53 100.0 100.0
Statistics
Skor Pretest Skor Posttest Skor Pretest Skor Posttest
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Kontrol Kontrol Intervensi Intervensi
N Valid 53 53 53 53
0 0 0 0
Missing 61,06 76,80 58,09 90,83
Mean 63,00 67,00 56,00 92,00
Median 13,384 46,338 13,168 7,237
Std.Deviation 39 46 21 71
Minimum 88 336 88 100
Maximum

Test of Normality
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig
Skor Pretest .135 53 .017 .940 53 .010
Kelompok Kontrol

Skor Posttest .178 53 .000 .491 53 .000


Kelompok Kontrol

Skor Pretest .095 53 .200 .979 53 .482


Kelompok Intervensi

Skor Posttest .178 53 0.00 .908 53 .000


Kelompok Intervensi

a. Lilliefors Significance Correction


Uji Paired T- Test
Hasil Mean SD SE N
Pre test 61,06 13,384 1,838 53
Post test 66,81 12,654 1,738 53

Uji Paired T- Test


Hasil Mean SD SE N
Pre test 58,25 12,091 1,661 53
Post test 90,83 7.237 0,994 53

Independen Samples Test


Levenes’s t-test for equalityof means
Test for
equality
of
variancer
F Sig. t df Sig.(2- Mean 95%
tailed) Difference Confidence
Interval of the
Difference

Pengetahuan Lower Upper


tentang IVA 13,772 .000 11,996 104 .000 24,019 20,048 27,990
Test pada 20,036 28,002
WUS
Lampiran 9
Media penelitian
Lampiran 9
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai