Anda di halaman 1dari 5

DAFTAR PUSTAKA

https://youtu.be/vrGCTI2rDvg?si=O0hOVP20YvpQgpPD
KONGSI DAGANG VOC

Belanda datang ke Indonesia dan mendirikann sebuah kongsi dagang bernama voc yaitu dari
tahun 1602 -1709, VOC adalah singkatan dari Vereenigde Oost-indische Company yaitu sebuah
kongsi dagang atau perusahaan pedagang Belanda di Indonesia. Latar belakang didirikannya VOC di
Indonesia dimulai dari pedagang Belanda yang datang ke Indonesia saling bersaing satu sama lain
untuk meraup keuntungan berlimpah. Pada masa itu Belanda sedang berperang melawan Spanyol
dan Portugis, pemerintah Belanda pun akhirnya ingin menyatukan pedagang Belanda dalam satu
kongsi atau suatu organisasi perusahaan.
Pemerintah Belanda yakin hal ini dapat menjadi senjata ampuh dalam bidang iliter dan
ekonomi atas prakarsa Prince Mauritch sebagai wali negara Belanda. VOC akhirnya resmi didirikan
pada tanggal 20 Maret 1602 di Amsterdam, Belanda. VOC dikelola oleh 17 pengurus pusat, yang
disebut sebagai Heren Seventient atau dikenal juga dengan nama dewan 17. Heren Seventient ini
selain mengelola VOC, juga menanamkan sahamnya. Tujuan utama didirikannya VOC diantaranya
menghindari persaingan diantara para pedagang. Belanda mengatasi persaingan dengan pedagang-
pedagang dari bangsa eropa lainnya terutama bangsa Spanyol, Portugis dan Inggris. serta menguasai
dan memonopoli perdagangan rempah-rempah, yang pada awalnya pembentukan VOC ini hanya
mengurusi masalah perdagangan Belanda di wilayah Indonesia.
Tetapi dalam perkembangannya VOC bertindak seperti sebuah negara, VOC dijadikan
sebagai wakil pemerintahan kerajaan Belanda di Indonesia, dalam menjalankan perannya sebagai
wakil pemerintahan Belanda VOC mendapatkan hak istimewa yang disebut dengan Hak Oktroi yang
berupa hak mencetak uang sendiri, hak memelihara angkatan perang, hak memerintah daerah yang
diduduki, hak melakukan perjanjian dengan raja-raja dan hak melakukan monopoloi perdagangan.
Dengan hak oktroi yang dimiliki VOC berperan sebagai perusahaan perdagangan tetapi juga
berperan dalam bidang politik dan militer bahkan VOC membentuk angkatan laut yang kemudian
berhasil merebut benteng pertahanan bangsa Portugis di Indonesia dalam waktu singkat, VOC
mengalami kemajuan pesat, keberhasilan Belanda melawan Portugis di Maluku membuat peluang
bagi VOC untuk menerapkan monopoli perdagangan di Maluku. Untuk merealisasikan upaya
tersebut Belanda menerapkan tiga kebijakan yaitu :
1. Kebijakan Hongi Tochten atau pelayaran Hongi , yaitu pelayaran pantai yang dilengkapi dengan
angkatan perang untuk mengawasi pedagang Maluku agar tidak menjual rempah-rempah kepada
pedagang lain.
2. Kebijakan contingenten, yaitu kewajiban rakyat membayar pajak dalam bentuk hasil bumi.
3. Kebijakan ekstirpasi , yaitu menebang tanaman rempah-rempah penduduk agar produksi rempah-
rempah tidak berlebihan.
Keberhasilan VOC dalam memperlua wilayah kekuasaan justru menyebabkan Heren
Seventieen kewalahan mengelola VOC sehingga Heren Seventeen menunjuk Viterbo sebagai
gubernur VOC pertama yang bertugas untuk menata kelembagaan VOC. Selama menjadi gubernur,
Viterbo membangun pos perdagangan Belanda di Ambon dan Maluku, mengadakan perjanjian dan
mempengaruhi penguasa Maluku memasuki wilayah Jayakarta dan membangun hubungan baik
dengan penguasanya serta membeli tanah dijayakarta yang menjadi cikal bakal kota Batavia Air.
Pada masa itu Batavia menjadi pusat kekuasaan VOC, Batavia terdiri dari dua bagian:
1. Bagian pertama disebut sebagai benteng Batavia yang berisi rumah gubernur, gereja, kantor-
kantor utama VOC, gedung arsip dan tempat tinggal tentara VOC.
2. Bagian kedua adalah pemukiman yang sudah ada sejak dua abad sebelumnya, kota Batavia
dibangun oleh Belanda sebagai tiruan kota-kota besar di Belanda dengan kekuasaannya Belanda
membangun tembok pembatas yang bertujuan untuk mencegah orang-orang pribumi masuk ke
wilayah Batavia.
Selama berkuasa di Indonesia, VOC sangat cerdik memanfaatkan konflik-konflik pribumi
untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Dalam konflik pribumi, biasanya penguasa setempat
meminta bantuan VOC untuk membantunya. Setelah berhasil memenangkan konflik, Voke meminta
imbalan kepda penguasa pribumi berupa kekuasaan, VOC kemudian membangun benteng
pertahanan dan tempat untuk memasarkan barang dagangannya di wilayah yang berhasil dikuasai
selama masa perkembangannya.
VOC telah banyak mengalahkan penguasa pribumi seperti pada tahun 1667 VOC berhasil
memaksa sultan hasanuddin yaitu seorang penguasa Makassar untuk menyerah dan menandatangani
perjanjian Bongaya. Perjanjian tersebut berisi tentang deklarasi kekalahan penduduk terhadap VOC
dan pengesahan monopoli perdagangan di pelabuhan Makassar, kekuasaan VOC semakin luas ketika
raja Sulaiman dari Kalimantan Selatan terpaksa memberikan hak monopoli dagang untuk VOC.
VOC juga berusaha memperlua wilayah kekuasaanya hingga ke papua, secara garis besar
VOC menjalankan kekuasaanya dengan beberapa cara :
1. Melakukan Contingenten, yaitu mewajibkan rakyat membayar pajak berupa hasil bumi.
2. Menerapkan Vervlichte Leverantie yaitu kewajiban rakyat menyerahkan pajak berupa hasil bumi
didaerah yang tidak dikuasai VOC.
3. Melaksanakan Prianger Stelsel yaitu kewajiban rakyat menanam kopi didaerah Priangan.
4. Menjalin kerjasama dengan pemerintah tradisonal untuk mempermudah penaklukan wilayah.
Runtuhnya VOC berawal pada tanggal 24 Maret 1747 Belanda menegluarkan Undang-
undang yang menetapkan raja Willem IV sebagai pemimpin tertinggi voc dan panglima tertinggi
tentara VOC dengan adanya ketentuan tersebut, Heren Seventeen harus mempertanggungjawabkan
kinerjanya kepada raja. Struktur organisasi seperti ini menyebabkan kepengurusan VOC lebih dekat
dengan raja daripada pemegang saham. Akibatnya kepentingan pemegang saham terabaikan. Selain
itu VOC mulai terlilit banyak hutang sejak tahun 1673 dan mengalami penurunan pendapatan yang
disebabkan karena besarnya pengeluaran pemerintah untuk membiayai serangkaian perang, anggaran
semakin membengkak karena pengurus VOC menerapkan sistem feodalisme di Indonesia.
Selain itu para pegawai VOC memiliki cemaran bergaya hidup mewah dan mengedepankan
kepentingan pribadi untuk memperkaya diri sendiri daripada untuk kemajuan VOC, oleh karena itu
VOC sering disebut sebagai Vergaan Ondert Corruptie atau yang artinya tenggelam karena korupsi.
Akibatnya, berbagai kondisi buruk yang dialami VOC inilah akhirnya saham dan daerah kekuasaan
VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda untuk menutupi hutang VOC. Pada tanggal 31 Desember
1878, Belanda resmi membubarkan VOC.
Kesimpulannya adalah bahwa kedatangan Belanda ke Indonesia selain ingin merebut
kekuasaan, mereka juga ingin menguasai hasil atau rempah-rempah pribumi. Namun mereka gagal
dalam hal memanajemen keorganisasian mereka sehingga organisasi yang didirkan tidak bisa
bertahan dan megalami keruntuhan.

Anda mungkin juga menyukai