Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH IPS

PERISTIWA SEJARAH MERAH PUTIH DI BIAK

DISUSUN OLEH :
RABIAN ALFAZO
KELAS : IX C
GURU MAPEL : IIN PERMATA SARI, S.Pd

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MTs NEGERI 01 BENGKULU SELATAN
TAHUN AJARAN 2022 / 2023

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
imi.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.
Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peristiwa Merah Putih di Minahasa, Manado, dan Biak Peristiwa ini dilatarbelakangi
oleh: Adanya pelarangan pengibaran bendera Merah Putih di kota Minahasa, Manado, dan
Biak. Sejak kemerdekaan Indonesia di proklamasikan dengan pembacaan
proklamasi,Indonesia telah menjadi Negara yang berdaulat dan merdeka.akan tetapi
kemerdekaan Indonesia tidak dapt di terima begitu saja oleh bangsa Belanda .mereka tetap
mengakui bahwa Negara ini tetap merupakan wilayah jajahannya dan kekuasaan bangsa
belanda.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 agustus 1945 merupakan titik tolak suatu
bangsa untuk menentukan nasib bangsanya sendiri secara bebas dan berdaulat.akan
tetapi ,prose situ tidak berlangsung dengan lancer karena belanda belum mengakui
kemerdekaan Indonesia dan masih mencoba kembali menjajah Indonesia dengan berbagai
cara.
Belanda berusaha memecah belah Indonesia melalui beberapa perungdingan dan upaya
diplomasi.tujuannya adalah menjadika negara Indonesia sebagai boneka yang dapat mereka
kendalikan dengan mudah.selain melalui perundinga,Bbelnda juga menurunkan pasukan-
pasukan Netherlands indies civil administration(NICA) dengan cara membongceng pasukan
sekutu dan mendarat ke berbagai daerah di INDONESIA termasuk di BIAK atau PAPUA.
BAB 2
PEMBAHASAN

Sejarah Kota Biak


Periode Tahun 1526 -1616
Pada tahun 1526, gubernur Portugis untuk Ternate Jorge de Menezes berangkat dari
Malaka menuju Ternate. Disebabkan badai, kapalnya terdampar di Warsa Biak Utara. Selama
6 bulan ia tinggal di sana dari Desember 2526 – Mei 1527 menunggu cuaca yang baik dan di
bulan Mei 1527 ia berangkat meninggalkan Biak serta tiba di Ternate 31 Mei 1527

Periode Tahun 1616-1919


Jacob Le Maire dan Willem Corneliz Schoten yang berlayar melewati kepulauan Biak
Numfor sehingga untuk pertama kalinya disebut Schouten Eilanden. Pada tanggal 26 April
1908 pendeta F.J.F Fan Hasselt membuka pos Zending pertama di Maudori dengan
menempatkan guru Petrus Kafiar putra asli Maudori yang menjadi guru Injil pertama di Irian
Jaya. Petrus Kafiar adalah lulusan dari Depok Jawa Barat.
PusaT Pemerintah pertama di Anggraidi (Paray), kemudian digunakan usaha dagang Belanda
(VOC) kerja sama dengan pedagang Cina sebagai tempat pelabuhan kapal dagang VOC.

Periode Tahun 1919-1945


Kedudukan Anggraidi (Paray) sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan
dipindahkan ke Bosnik sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan yang baru. Selanjutnya
Bosnik merupakan Ibukota Pertama Daerah Biak Numfor hingga 1945. Pada bulan April
1942 pecah Perang Dunia II yang juga melanda Irian Jaya termasuk Biak. Sebagai
puncaknya, 22 April 1944, tentara sekutu merebut kembali Hollandia (Jayapura) dibawah
pimpinan Jenderal Douglas Mc Arthur dan mendarat di Biak pada tanggal 27 Mei 1944.

Periode Tahun 1945 – 1962


Dengan kemenangan Sekutu (1944-1945) kekuatan pada waktu itu berada di tangan
NICA (Netherlandsch Indies Civil Administration). Setelah kekuasaan sekutu berakhir,
daerah ini diserahkan kembali kepada Pemerintah Hinda Belanda.
Mengingat letak Ibukota Pemerintahan di Bosnik kurang strategis, baik dilihat dari segi
pengembangan kota maupun perluasan kota itu sendiri, disamping fasilitas yang tersedia pada
waktu itu tidak memadai bila dibandingkan dengan fasilitas yang ditinggalkan oleh tentara
sekutu di NICAkamp (Yendidori). Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pada tahun
1946, Ibuka dipindahkan dari Bosnik ke Nicakamp. Tahun 1953 Ibukota pemerintahan yang
berkedudukan di Nicakamp dipindahkan ke Biak sebagai Ibukota Order Afdeling Schouten
Eilanden

Periode Tahun 1963- Sekarang


Berdasarkan resolusi yang diterima oleh PBB pihak Belanda menyerahkan Irian Barat
(Netherland New Guinea) pada UNTEA (United Nation Temporary Executive Authority)
pada tanggal 1 Oktober 1962. Selanjutnya UNTEA menyerahkan Pemerintahan kepada
Indonesia. Pada tanggal 1 Mei 1963 jam 12.30 WIT, diadakan upacara penyerahan Irian
Barat dari UNTEA kepada Pemerintah RI di depan kantor Order Afdeling Schouten
Eilenden yang ditandai dengan pengibaran Bendera Merah Putih . Pada saat yang sama,
penggantian peredaran uang Golden dengan Rupiah Irian Jaya Barat (IBRP) dengan
dibukanya peti uang IBRP oleh Lukas Rumkorem.
Tonggak sejarah lain dalam peristiwa penyerahan kedaulatan ini adalah Penanaman
Pohon Beringin di depan kantor Order Afdeling Schouten Eilenden tepatnya di lapangan
Mandala Biak oleh HPB (Hoofd Plaatselijk Bestuur) / Kepala Pemerintahan setempat, Arnold
Mampioper. Ia putra Indonesia kelahiran Biak HPB pertama disaata kedaulatan dari UNTEA
ke Republik Indonesia yang pada waktu itu juga menjabat Ketua Dewan Daerah Biak.
Bekas Kantor Order AfdelingSchouten Elanden sekarang ini ditempati oleh Kantor-Kantor
KPU, Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian dan Pangan dan Dinas Perkebunan.
Dalam perkembangan selanjutnya berdasarkan UU No. 12 Tahun 1969, maka sampai
dengan Tahun 1984, Kabupaten Biak Numfor bernama Kabupaten Teluk Cenderawasih
sebagai salah satu Kabupaten DATI II yang pada waktu itu masih membawahi Daerah Yapen
Waropen dan sebagian Daerah Paniai. Sebutan Kabupaten Teluk Cenderawaih pada tahu
1984 dubah dengan sebutan Kabupaten Biak Numfor berdasarkan SK Bupati Kepala DATI II
Nomor : 61 SK/VII?1984 tanggal 26 Juli 1984.

Proses Peristiwa Merah Putih di Biak/Papua


Berita Proklamasi kemerdekaan Indonesia sekalipun terlamabat sampai juga di Papua.
Rakyat Papua yang ada diberbagai kota, seperti Jayapura, Sorong, seruidan Biak memberikan
sambutan yang hangat dan mendukung Proklamsi Kemerdekaan Indonesia. Para tokoh tokoh
pejuang Irian membentuk KomiteNasional Daerah yang dipimpin oleh Martin Indey. Di Biak
terbentuk pula Partai Indonesia Merdeka yang dipimpinoleh Lucas Roemkorem. Kegiatan
mereka menyusun kekuatan untuk melawan Belanda.
Dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 14 Maret 1948
terjadiperistiwaMerahPutih di Biak. Peristiwa ini diawali dengan adanya penyerangan tangsi
militer Belanda di Soroakodan Biak. Selanjutnya, para pemuda Biak yang dipimpin oleh
Joseph berusaha mengibarkan bendera merah putih di seluruh Biak. Usaha ini mendapat
perlawanan dari Belanda sehingga mengalami kegagalan. Beberapa pemimpin perlawanan
berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

Akhir Proses Peristiwa


Pada tanggal 15 dan 16 Ferbuari, hanya satu hingga dua hari setelah peristiwa ini
dimulai. Pada tanggal 15 Ferbruari 1946, komandan KNIL pada waktu itu yang bernama De
Vries tertangkap dan menjadi tawanan, hingga ia dihadapkan kepada Taulu dan Wuisan demi
membuat kesepakatan akan perselisihan yang terjadi ini. De Vries, seperti layaknya pimpinan
lain, bertanya apakah kudeta militer yang akan dilakukan oleh pihak Indonesia akan
menjamin keselamatan pasukannya. Pada saat itu, sebenernya Taulu tahu bahwa mereka
sedang terdesak dan akan kalah, tapi ia kemudian berkata bahwa mereka sedang berjuang
bersama pemuda Indonesia, dan akan mempertahankan perjuangan itu. Setelah kejadian ini,
seluruh daerah Minahasa kemudian mulai melihat prosesi pengibaran bendera Merah Putih.

Tokoh-tokohnya

Sersan Wuisan, dan


Letkol C Taulu,
Mambi Runtukahu pemimpin anggota KNIL dari orang Minahasa.
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Perlawanan terhadap penjajah telah dimulai pada tahun 1948 di Biak,diantaranya Para
tokoh tokoh pejuang Irian membentuk Komite Nasional Daerah yang dipimpin oleh Martin
Indey.Di Biak terbentuk pula Partai Indonesia Merdeka yang dipimpinoleh Lucas
Roemkorem. Kegiatan mereka menyusun kekuatan untuk melawan Belanda.Banyak korban
yang telah berjatuhan.Pahlawan yang telah berjuang dalam upaya mengusir para
penjajah.Namun dari semua perjuangan dan pengorbanan tersebut akhirnya PAPUA bebas
dari Penjajah.

Saran
Saran dari penyusun yaitu masyarakat Kota Biak lebih menjaga peninggalan dan
jejak-jejak sejarah yang ada di Kota Biak.Selain itu Penyediaan buku-buku,arsip-arsip,serta
dokumen-dokumen yang berisi tentang sejarah perjuangan dan pembentukan Kota Biak dapat
diperbanyak dan dijaga agar semua masyarakat mengetahui sejarah
Kota Biak.
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.scribd.com/doc/247799976/Peristiwa-Sejarah-Merah-Putih-Di-Biak

Anda mungkin juga menyukai