Tugas Qawaid Tafsir II-2
Tugas Qawaid Tafsir II-2
Ag
Semester : VII
Pa Yaya
A. Pengertian al-Tikrar
bentuk isim masdar dari kata كررyang berakar kata dengan huruf ك ر ر. Secara etimologi berarti
Adapun menurut istilah atau terminologi al-Tikrar berarti mengulangi lafadz yang
sinonimnya menetapkan (taqrir) makna. Selain itu ada yang memaknai al-Tikrar dengan
menyebutkan bahwa sesuatu dua kali berturut-turut atau penunjukan lafadz terhadap sebuah makna
secara berulang-ulang. Menurut Ibnu Naqib ia mengartikan bahwa tikrar adalah lafadz yang
keluar dari seorang pembicara lalu mengulanginya dengan lafadz yang sama, baik lafadz yang di
1
ulanginya tersebut semantik dengan lafadz yang ia keluarkan ataupun tidak, atau ungkapan
tersebut hanya dengan maknanya bukan dengan lafadz yang sama.
B. Pembagian Tikrar
2
➢ Contoh pengulangan kata, dapat dilihat pada QS. Al-Fajr (89): 21-
22:
ِ فَبِأَ ِي
آالء َربِِّ ُك َما تُ َك ِِّذ ََب ِن ِّ
3
sebagaimana pengulangan pada jenis ini juga membantu seseorang untuk
menghafal ayat-ayat tersebut dengan mudah. Jenis pengulangan ini sering
kita dapatkan pada surat-surat makiyah, yaitu surat-surat yang turun
sebelum hijrah nabi ke Madinah. Salah satu cirri surat-surat Makiyah antara
lain, yang potongan-potongan ayat dan juga keseluruhan berukuran pendek.
Sedangkan, menurut Prof. Dr. D. Hidayat, dari segi struktur tikrar
dapat dikategorikan kepada tiga model perulangan, yaitu (1) perulangan
bersambung, (2) perulangan tidak bersambung, dan (3) perulangan
terpisahkan.
1) Tikrar bersambungan, yang dihubungkan oleh (huruf athaf), atau oleh kata
tanya (adamul istifham), ada pula yang tidak dihubungkan sama sekali,
seperti pada ayat berikut:
“Hari kiamat. apakah hari kiamat itu?. Dan tahukah kamu apakah hari kiamat
itu?. Kaum Tsamud dan 'Aad telah mendustakan hari kiamat. (Al-Haqqah 69:
1-4)
ِ ُاش الْمب ث ِ ِ ِ
*وث ْ َ ِ َّاس َكالْ َفَر
ُ الْ َقار َعةُ * َما الْ َقار َعةُ * َوَما أ َْد َر َاك َما الْ َقار َعةُ * يَ ْوَم يَ ُكو ُن الن
“Hari Kiamat. apakah hari Kiamat itu?. Tahukah kamu apakah hari Kiamat
itu?. Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,” (Al-
Qari'ah 101: 1-4).
ِ ض ۗ وإِن تُب ُدو۟ا ما ِِف أَن ُف ِس ُكم أَو ُُتْ ُفوه ُُي
اسْب ُكم بِِه ٱ ََّلِلُ ۖ فَيَ غْ ِف ُر ِ َّ ََِّلِلِ ما ِِف ٱ
َ ُ ْ ْ ٓ َ ْ َ ِ لس ََٰم ََٰوت َوَما ِِف ٱ ْأل َْر َ ِّ
ب َمن يَ َشآءُ ۗ َوٱ ََّلِلُ َعلَ َٰى ُك ِِّل َش ْى ٍء قَ ِد ٌير ِ ِ
ُ ل َمن يَ َشآءُ َويُ َع ِّذ
“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu
menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu
4
tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-
Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.” (Al-Baqarah 2:284).
ِ ۟ ِ ۟ ِ
ُ ِول ۚ فَإِن تَ َولَّْي تُ ْم فَإََِّّنَا َعلَ َٰى َر ُسولنَا ٱلْبَ َٰلَ ُغ ٱلْ ُمب
ي َ َطيعُوا ٱ َّلر ُس
َطيعُوا ٱ ََّلِلَ َوأ
َوأ
“Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu
berpaling sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan
(amanat Allah) dengan terang.” (At-Tagabun 64:12).
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Ar-
Rahman 55:77)
ِ ت ُ َك ِذ َب
Perulangan kalimat (ان اَل ِء َر ِب ُك َما ِ َ )فَ ِبأsebanyak 31 kali dalam surat
ٓ َ ى َء
ar-Rahman dapat dipahami sebagai penegasan dalam mengingatkan manusia
akan pentingnya bersyukur (tidak ingkar) kepada Tuhan yang telah
memberikan berbagai nikmat tak terhingga yang disebutkan secara terperinci
5
nikmat demi nikmat yang masing-masing di susul oleh pertanyaan : ( ِ َ فَ ِبأ
ى
ِ اَل ِء َر ِب ُك َما ت ُ َك ِذ َب
ان ٓ َ ) َء.
۟ ِ ِ ۢ ۟ ۟
ك ِم ۢن بَ ْع ِد َها
َ ََّصلَ ُحٓوا إِ َّن َرب َ لسٓوءَ ِِبَ ََٰهلَ ٍة ُثَّ ََتبُوا ِمن بَ ْعد ََٰذل
ْ ك َوأ ُّ ين َع ِملُوا ٱ ِ ِ َُّثَّ إِ َّن رب
َ ك للَّذ
َ َ
diulang, maka kesatuan atau hubungannya dengan ( )خبرyaitu kata (يم ِ )لَغَ ُف
ٌ ور َّرح
ٌ
bisa menjadi tidak jelas atau kabur, ( خرب- ) مبتدأtersebut dipisahkan oleh kata-
C. Fungsi al-Tikrar
6
dan umat terdahulu, nikmat dan azab, begitu juga janji dan ancaman. Maka
pengulangan ini menjadi satu ketetapan yang berlaku.
Ini sejalan dengan fungsi dasar dari kaedah tikrar bahwa setiap perkataan
yang terulang merupakan tiqrar (ketetapan) atas hal tersebut. sebagai contoh
Allah berfirman dalam surah al-An‘am ayat 19:
“Apakah Sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan lain di
samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak mengakui." Katakanlah:
"Sesungguhnya Dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan Sesungguhnya aku
berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)”.
Pengulangan jawaban dalam ayat tersebut merupakan penetapan kebenaran
tidak adanya Tuhan (sekutu) selain Allah.
2) Sebagai Ta’kid (penegasan) dan menuntut perhatian lebih.
Pembicaraan yang diulang mengandung unsur penegasan atau penekanan,
bahkan menurut imam as Suyuthi penekanan dengan menggunakan pola
tikrar setingkat lebih kuat disbanding dengan bentuk ta’kid.5 Hal ini karena
tikrar terkadang mengulang lafal yang sama, sehingga makna yang
dimaksud lebih mengena. Selain itu, Agar pembicaraan seseorang dapat
diperhatikan secara maksimal maka dipakailah pengulangan tikrar agar si
obyek yang ditemani berbicara memberikan perhatian lebih atas
pembicaraan tadi. Contohnya, Allah berfirman dalam surah Al-Mu’min ayat
38-39 :
إََِّّنَا ََٰه ِذهِ ٱ ْْلَيَ َٰوةُ ٱلدُّنْيَا َم َٰتَ ٌع َوإِ َّن يل ٱ َّلر َش ِاد * َٰيََق ْوِمِ
َ َسب ون أ َْه ِد ُك ْم
ِ ٱتَّبِع
ُ ى ءَ َام َن َٰيََق ْوِم ِ َ َوق
ٓ ال ٱلَّذ َ
اخَرةَ ِه َى َد ُار ٱلْ َقَرا ِر
ِ ٱ ْلء
َ
“Orang yang beriman itu berkata: "Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan
menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya
kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya
akhirat itulah negeri yang kekal.” (Al-Mu’min 40: 38-39).
7
Pengulangan/ Tikrar pada kedua ayat diatas yang maknanya saling
berkaitan, berfungsi untuk memperjelas dan memperkuat peringatan yang
terkandung dalam ayat tersebut.
8
*ُالْ َقا ِر َعةُ * َما الْ َقا ِر َعةُ * َوَما أ َْد َر َاك َما الْ َقا ِر َعة
“Hari Kiamat. apakah hari Kiamat itu?. Tahukah kamu apakah hari Kiamat
itu?",” (Al-Qari'ah 101: 1-3)
D. Kesimpulan
Tikrar adalah salah satu bentuk i’jaz dalam al-Quran yang berfungsi sebagai
penegasan sebuah ayat atau kalimat dengan cara pengulangan redaksi ayat, huruf-huruf,
kata ataupun redaksi kalimat dan ayatnya. Adapun macam-macamnya, tikrar dibagi
menjadi dua yaitu tikrar al-lafdzia dan tikrar al-ma’nawi, dan dari segi struktur tikrar dapat
dikategorikan kepada tiga model perulangan yaitu, (1) perulangan bersambung, (2)
perulangan tidak bersambung, dan (3) perulangan terpisah. Fungsi tikrar yaitu sebagai
takrir (penguat), ta’kid (penegasan), pembaruan terhadap yang telah lalu, dan sebagai
ta‘zhim (menggambarkan agung dan besarnya satu perkara).