Anda di halaman 1dari 13

PETUNJUK OPERASIONAL

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PENYEMAKAN KULIT


YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
Kelompok 11 :

Aditya Saputra : 181111012


Andre Kumoro : 191111023
Gita Anggelina : 202112001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, semoga senantiasa embimbing
kami dalam melaksanakan pekerjaan Pembangunan dan Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL).
Bimbingan Tuhan Yang Maha Esa, kinerja tim perencana serta peran aktif dari pihak-pihak
terkait sangat diperlukan untuk mewujudkan Pembangunan dan Pengelolaan IPAL,
Penyusunan Konsep Rancangan, Pra Rancangan, Pengembangan Rancangan, Rancangan
Detail, Proses Pembuatan IPAL dan Standar Operasional IPAL.
Sebagai tindak lanjut kemajuan (progres) dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pembangunan
dan Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan untuk memenuhi kewajiban
syarat-syarat di konrak dimana merupakan bagian dari Surat Perjanjian, dengan ini kami
sampaikan Laporan SOP.
Kami berharap laporan SOP dapat dijadikan sebagai informasi dan panduan dalam pengelolaan
IPAL serta pengelolaan lingkungan dalam pembangunan limah cair.

Kelompok 11
PEDOMAN PENGOPERASIAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

1) UMUM
Sebelum mengoperasikan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), Kepala bagian IPAL yang
bertanggung jawab penuh atas instalasi, harus mengorganisir dan menginstruksikan tindakan-
tindakan yang tepat kepada personel-personel yang bertanggung jawab atas pegoperasian
instalasi tersebut.

2) ALUR PROSES INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH


Proses pengolahan air limbah secara berurutan adalah sebagai berikut :
a. Bar screen
Air limbah dari industri penyamakan kulit biasanya mengandung sampah/benda padat
yang besar yang ikut mengalir bersama air limbah. Sebelum air limbah industri
penyamakan kulit ini masuk ke tahap pengolahan limbah selanjutnya, maka perlu
melewati penyaringan terlebih dahulu pada alat yang dinamakan Bar Screen. Tujuannya
adalah untuk menghilangkan sampah-sampah padat besar tadi agar proses transportasi
limbah cair ke tahap selanjutnya tidak terganggu.

b. DAF
Metode DAF berguna untuk memisahkan partikel yang berdiamater kecil, misalnya
gelembung-gelembung minyak yang terdispersi di dalam air. Prinsip kerja dari metode
ini adalah dengan cara mengalirkan udara ke dalam campuran air limbah dari dasar
wadah. Udara tersebut dialirkan melalui pipa atau selang dan dikeluarkan pada tekanan
atmosfer sehingga udara tersebut keluar berupa gelembung-gelembung udara
mikroskopis yang berukuran kecil. Akibat masa jenis udara yang jauh lebih kecil
daripada air, gelembung udara tersebut secara otomatis akan naik ke permukaan air.
Bersamaan dengan itu, partikel-partikel minyak yang berukuran halus ikut menempel
pada gelembung udara tersebut. Akibat pergerakan udara ke permukaan air, butiran
minyak yang halus pun ikut naik ke permukaan. Maka dari itu, proses penambahan
gelembung gelembung udara ke dalam air limbah yang tercampur dengan partikel
minyak yang terdispersi turut mempercepat proses naiknya minyak ke lapisan atas air.
Metode DAF ini dapat dikatakan bisa mempercepat proses pemisahan minyak dan air.
c. Bak Equalisasi
Bak equalisasi berfungsi untuk menstabilkan aliran limbah yang akan diproses secara
fisika-kimia dan dilanjutkan ke proses biologis. Hal ini untuk menjaga agar kondisi IPAL
tetap stabil dan tidak terjadi over loading yang dapat mengganggu proses kimia maupun
proses biologi yang ada.

d. Bak Koagulasi
Koagulasi adalah proses destabilisasi partikel koloid dengan cara penambahan senyawa
kimia yang disebut koagulan. Penambahan bahan kimia pada air limbah ini dilakukan
agar partikel yang sukar mengendap dapat menggumpal menjadi besar dan berat
sehingga kecepatan pengendapannya lebih besar. Bak equalisasi ini juga berfungsi untuk
menampung air limbah sementara sehingga menghasilkan karakteristik air limbah yang
bersifat homogen, konsentrasi ang stabil, dan menstabilkan debit yang masuk ke IPAL
melalui pengaturan debit air pada pompa. Pada bak ini terpasang mesin pompa
submersible dengan sistem otomatis. Setelah ketinggian air mencapai ketinggan tertentu
dan menyentuh sensor, maka secara otomatis akan menghidupkan mesin pompa
submersible lalu mendorong air limbah ke bak flokulasi.

e. Bak Flokulasi
Pada bak flokulasi ini terjadi proses penggumpalan dari koloid yang tidak stabil menjadi
gumpalan partikel halus dan selanjutnya menjadi gumpalan partikel yang lebih besar dan
dapat diendapkan dengan cepat. Senyawa kimia lain yang diberikan agar pembentukan
flok menjadi lebih cepat atau lebih stabil dinamakan flokulan atau zat pembantu
flokulasi.

f. Bak Aerasi Biologis


Bak aerasi biologis merupakan pengolahan biologis media sarang tawon secara aerob.
Proses aerasi dilakukan dengan menghembuskan udara melalui difuser dengan
menggunakan dua blower udara. Pada bagian dalam reaktor aerasi terjadi kondisi aerob
sehingga polutan organik yang masih belum terurai di dalam reaktor biofilter anaerob
akan diuraikan menjadi karbon dioksida dan air. Sedangkan amoniak atau amonium akan
dioksidasi (proses nitrifikasi) sehingga diubah menjadi nitrat, selain itu gas hidrogen
sulfida yang terbentuk akibat proses anaerob akan diubah menjadi sulfida oleh bakteri
sulfat yang ada di dalam biofilter aerob. Pada bak ini juga diberi treatment dengan bakteri
aerob sebagai katalis dalam pengolahan aerob.

g. Bak Sedimentasi
Bak sedimentasi ini difungsikan untuk memisahkan padatan atau flok-flok yang
terbentuk akibat proses raksi biologis pada aerasi. Proses pengendapan dilakukan
menggunakan sistem gravitasi diendapkan pada bak sedimentasi.

3) STANDAR OPERASIONAL IPAL


1. Sistem kelistrikan
Pasokan listrik dari jarigan PLN, tetapi jika diperlukan bisa juga di backup dengan unit
genset tersendiri. Jika dengan dua sumber, maka penel listrik untuk power supply juga
dipasang (Lihat Gambar 1)
Handle pada posisi 0 : Netral, semua listrik baik dari jaringan PLN maupun Genset
tidak tersambung kejaringan, sehingga semua peralatan tidak
bisa berjalan/berfungsi.
Handle pada posisi I : Sumber listrik berasal dari PLN
Handle pada posisi II : Sumber listrik berasal dari Genset

Gambar 1. Panel Listrik

Dari panel power supply ini, listrik akan masuk ke panel lsitrik utama. Panel listrik dan
perlengkapannya adalah untuk memudahkan komunikasi dan interaksi antara operator dengan
mesin yang dikelolanya. Semua peralatan mesin pada suatu plant IPAL dikontrol dan dimonitor
melalui panel listrik yang sudah diatur dan disetel sedemikian rupa, baik susunan peralatan
listrik dan masing-masing kapasitasnya serta kabel dan sambungannya.
a). Panel Listrik
1) Posisikan selektor pada posisi on sampai lampu indikator berwarna hijau yang
berarti panel sistem IPAL sudah teraliri listrik dari panel induk (PLN).
2) Pastikan seluruh MCB mesin (submersible, blower, jetpump) pada posisi on, yaitu
posisi ke atas

2. Operasional IPAL untuk Kran Valve pada Aerasi


1) Pastikan kran kran udara biofilter 1 (BW BF 1) dan 2 (BW BF 2) kondisi tertutup.
Serta Kran lumpur (SL D, SL BF 1, SL BF 2, SL FT) ditutup
2) Kran Udara Aerasi (AE) dalam operasional sehari – hari harus selalu dibuka (minimal
¾ nya). Hanya ditutup pada saat pengurasan lumpur.
3) Kran Udara pada Kolam uji operasional selalu terbuka untuk suplai udara kolam uji

3. Oprasional perawatan Pompa Dan Aerator


1) Pastikan pompa dan aerator dalam kondisi baik
2) Hidupkan pompa dengan menekan tombol on dan pada posisi auto, pompa akan
bekerja secara otomatis. Begitu juga dengan aerator dilakukan hal yang sama.
3) Lakukan perawatan pompa dan aerator dengan melakukan perawatan diafragma
4) Dilakukan penggantian bearing bila suara mesin yang ditimbulkan lebih berisik
seperti biasanya dan udara yang dikeluarkan kecil

4. Water Flow Monitoring


Pengukur volume air dengan water flow di mana proses pengukuran air tersebut
dinamakan dengan water metering. Adapun manfaat dari Water Meter ialah sebagai
berikut :
1) Mengetahui penggunaan air, sehingga bisa melakukan pembatasan jika penggunaan
air sudah berlebihan
2) Mengetahui jumlah penggunaan air setiap waktunya
3) Menghemat biaya pembayaran air setiap bulannya
Gambar 2. Water meter
Fungsi flow meter bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi suatu kondisi.
Karena itu, penggunaan flow meter bisa menjadi sangat penting dan krusial. Berikut ini adalah
beberapa fungsi penggunaan flow meter dan sistem water flow monitoring:
1. Mengetahui Besaran Ukuran Aliran Materia
2. Menentukan Efisiensi dan Efektivitas Suatu Proses
3. Menghitung Penghematan Biaya Produksi
4. Mengantisipasi Kerusakan Mesin
5. Membantu Pemantauan Pengolahan Limbah
6. Menghitung Heat Energy

5. Pengoperasian Unit Bak Pengolahan


a). Saringan/Screen Awal (Bar Screen)
 Sampah seperti plastik dan kotoran-kotoran mengambang dalam influen disaring
dengan saringan kasar.
 Kotoran yang tersaring pada bar screen seperti yang tersebut diatas diambil secara
manual dengan aluminium rake.
 Jika menggunakan/terpasang saringan mekanis (mechanical screen), maka dengan
coveyor belt sampah yang terangkat dipisahkan dan dimasukkan dalam pengumpul
sampah.
 Kotoran diambil dan dibuang paling tidak satu kali sehari pada bar screen.
Gambar 3. Bar Screen

b). Unit DAF


Pengoprasian greas trap sisten aerasi / DAF, adalah sebagai berikut :
 Hidupkan pompa udara/kompresor untuk flotasi, dengan menekan tombol pada
panel listrik
 Hidupkan skimmer/pengeruk dan pengumpul lemak
 Sscum yang terkumpul pada bak diambil dan dibuang 1-2 kali dalam sehari
 setelah air limbah melalui unit bar screen kemudian dilanjut proses daf
 unit daf akan memisahkan lemak-lemak yg terkandung dalam air dengan
menggunakan proses aerasi
 Kontrol unit DAF dilakukan 2 hari sekali dan bila terdapat lemak dan kotoran
dilakukan pengerukan.

Gambar 4. Unit Dissolved Air Flotation


c). Unit Equalisasi
Bak equalisasi berfungsi sebagai kolam pengumpul sebelum dipompakan ke unit
pengolahan berikutnyanya. Dari bak equalisasi ini, air limbah dipompa masuk keunit
pengolahan selama 24 jam. Tidak ada oprasi khusus pada unit equalisasi ini.
Pengontrolan unit aqualiasi dilakukan 2 hari sekali dan bila terdapat kotoran dapat
dilakukan pengerukan dan pembersihan.

d). Unit Koagulasi dan Flokulasi


Pada pengolahan primer air limbah, salah satu treatment adalah koagulasi dan flokulasi,
suatu peristiwa perlakuan secara kimiawi yang bertujuan untuk sedimentasi dan filtrasi
sehingga dapat memisahkan partikel dari air limbah. Monitoring dosis koagulan
dilakukan menggunakan alat Jartest dengan simulasi di labolatorium. Untuk
mendapatkan dosis koagulan paling optimal dengan cara memvariasikan dosis yang
digunakan kemudian dibandingkan hasilnya dengan parameter kekeruhan, warna, pH
dan TSS. Dengan Jar Tester maka dosis optimum koagulan dapat ditentukan

Gambar 5. Unit Equalisasi, Koagulasi dan Flokulasi

e). Sedimentasi
Pengecekan endapan lumpur yang terdapat pada bak pengendapan dilakukan setiap
hari, endapan lumpur yang terdapat pada bak sedimentasi dipompa dan dibersihkan
setiap hari. Pompa dapat menggunakan pompa lumpur atau jenis pompa angkat.
Gambar 6. Bak Sedimentasi

6. Monitoring jaringan perpipaan


Berikut perawatan yang perlu dilakukan oleh operator terhadap jaringan perpipaan dan
bak kontrol :
1. Periksa bak kontrol setiap satu minggu sekali
2. Bersihkan jika ada sampah, buang sampah ke tempat pembuangan sampah
3. Periksa aliran alir, jika tidak ada aliran air atau malah terdapat luapan air di bak
kontrol, kemungkinan ada pipa tersumbat. Hentikan segala kegiatan di rumah, cobalah
sodok sumbatan pipa dengan hati-hati, agar tidak merusak pipa
4. Setelah membersihkan, bak kontrol harus ditutup rapat kembali, untuk menghindari
masuknya air hujan atau benda lain
5. Jika ada kerusakan pada pipa, segera perbaiki
6. Lakukan kegiatan penggelontoran berkala seperti dua minggu sekali, untuk
menghindari penyumbatan dan timbulnya serangga dari kotoran yang tertinggal di bak
kontrol
7. Setiap dua minggu sekali perlu dilakukan perawatan pada IPAL Komunal oleh
operator.
Gambar 7. Jaringan Perpipaan

7. Pemeliharaan saluran limbah


Saluran limbah harus terus menerus menyalurkan limbah ke instalasi pengolahan air
limbah. Pemeriksaan dilakukan pada setiap manhole secara periodik. Saat pemeriksaan,
semua sampah seperti grit, kantong plastik, atau benda asing lainnya yang terkumpul
harus dibuang sampai tuntas.

8. Pemeliharaan instalasi pengolahan air limbah


Unit IPAL secara keseluruhan dicek dan dicatat semua aktivitas yang dilakukan oleh
oprator. Untuk memudahkan pemeriksaan pada kegiatan pemeliharaan IPAL, buatlah
tabel pencatatan ceklis, sehingga pekerjaan pemeliharaan dapat lebih sistematis.

4). MONITORING DAN EVALUASI IPAL


a. Monitoring
Monitoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memantau proses IPAL yang
dilakukan secara terus menerus, dan dilakukan secara berkala dalam periode tertentu per
satuan waktu seperti mingguan, bulanan dan tahunan. Hal ini sangat bergantung pada
seberapa besar pengaruh aspek yang dimonitor tersebut terhadap keberlangsungan proses
IPAL. Aspek yang
perlu dimonitor dari IPAL meliputi kualitas air limbah, debit, beban cemaran air limbah
dan efisiensi kinerja IPAL.
1) Monitoring Kualitas Air Limbah
 Untuk pengujian kualitas air limbah IPAL digunakan laboratorium lingkungan
rujukan (Dinas Lingkungan Hidup/ Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten) Misal:
Laboratorium Dinas Kesehatan, Laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan
Lingkungan, Laboratorium Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah, dan
Laboratorium Swasta yang terakreditasi.
 Sampel dikirim ke laboratorium yang terdiri dari sampel air limbah influen dan
efluen yang masing – masing sebanyak 2,5 liter. Pengambilan sampel harus sesuai
dengan Standar yang berlaku atau SOP pengambilan sampel limbah cair (untuk
memudahkan komparasi dan perhitungan efesiensi).
 Gunakan parameter standar limbah untuk domestik dan kegiatan lainnya yang
belum ditentukan atau yang berlaku di daerah setempat.
 Frekuensi sampling dan analisis minimal 1 kali setiap bulan.
 Baku mutu air limbah mengacu pada baku mutu nasional sesuai dengan Permen
LHK No: P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 atau baku mutu wilayah yang
ditetapkan pemerintah Daerah setempat

2) Monitoring Debit Air Limbah


 Monitoring debit air limbah dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
pendekatan diantaranya : Metode Pendeatan Rasional.Metode ini dilakukan
dengan mengkonversi 85-95 % air bersih terpakai menjadi air limbah) dengan
memastikan tidak ada kebocoran pipa air bersih. Sumber data dapat digunkana
dari data rekening air PDAM/ flow meter pompa (m3/hari atau m3/bulan).
 Metode Flowmeter Masuk dan Keluar pada Air Limbah Metode ini dilakukan
dengan mencatat debit flow meter pada sebelum dan keluar IPAL dengan satuan
m3/hari atau m3/bulan.
 Pencatatan pada flow meter (pencatatan perbedaan kenaikan angka pada flow
meter per hari/minggu/bulan) – membutuhkan kedisiplinan tenaga. Hasil
perhitungan debit dan fluktuasinya disajikan dalam laporan bulanan

b. Evaluasi
 Pelaksanaan evaluasi kinerja IPAL dilakukan melalui pendekatan sebagai berikut:
Membandingkan kualitas effluent air limbah dengan baku mutu air limbah.
 Membandingkan kondisi sistem IPAL dengan standar teknis/kriteria desain IPAL.
 Membandingkan kondisi dan fungsi peralatan IPAL dengan data teknis yang
tercantum dalam manual alat.
 Analisis kecenderungan atas fluktuasi debit, efisiensi, beban cemaran dan satuan
produksi air limbah.
 Hasil monitoring dan evaluasi di atas harus terdokumentasi dalam pelaporan tertulis
sebagai persyaratan pemenuhan sistem manajemen air limbah pada .

Anda mungkin juga menyukai