Laporan Kerja Praktek
Laporan Kerja Praktek
Disusun oleh :
191.111.007
YOGYAKARTA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Disusun oleh :
191.11.1027
YOGYAKARTA
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Mengetahui,
NIM : 191111007
Sumba Tengah
,
Menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktek saya ini ASLI dan BELUM
PERNAH diajukan baik di Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
maupun di Perguruan Tinggi lain. Dalam laporan ini tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis
dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama dan
dicantumkan dalam daftar pustaka terlampir.
Apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya menjiplak karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Yogyakarta,___________
Theny Umbu Sunga
NIM. 191.11.1007
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat yang
diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat melaksankan dan membuat laporan
Kerja Praktek yang berjudul “UPAYA KONSERVASI LINGKUNGAN DINAS
LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUMBA TENGAH” dapat disusun
dengan baik. Kegiatan Kerja Praktek ini merupakan salah satu mata kuliah yang
wajib ditempuh di Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
Dalam penyusunan laporan Kerja Praktik ini penulis banyak melibatkan pihak-
pihak yang ikut membantu penulis menyelesaikan laporan Kerja Praktik. Untuk itu
dengan segala kerendahan hati, izinkanlah penulis untuk menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Dr. Edhy Sutanta S.T., M.Kom., selaku Rektor Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta
2. Ibu Ir. Yuli Pratiwi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains Terapan
3. Ibu Paramita Dwi Sukmawati. S.T., M.Eng., C.WS, selaku Ketua Jurusan
Teknik Lingkungan IST AKPRIND Yogyakarta
5. Ibu Keda Rambu Katta,S,si selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kabupaten sumba tengah
8. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberi dukungan semangat dan doa
dalam menyelesaikan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada pembaca dan mohon kritik
dan saran yang membangun untuk menyempurnakan laporan ini.
Yogyakarta,_____________
Tabel IV.2 Luas penggunaan lahan sawah dan lahan kering di Kabupaten Sumba
Tengah..................................................................................................................20
Tabel IV.2 Tabel curah hujan setiap bulan pada tahun 2020................................21
tabel IV. Luas wilayah daratan Kabupaten Sumba Tengah...............................23
BAB I
PENDAHULUAN
Kabupaten Sumba Tengah merupakan salah satu dari 21 kabupaten yang ada
di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Usaha tani sebagian besar merupakan
pertanian lahan kering dengan sumber air utama berupa hujan sehingga faktor iklim
terutama distribusi curah hujan sangat mempengaruhi budidaya tanaman. Mengingat
karakteristik semi-ringkai (lahan kering iklim kering) Sumba dengan faktor pembatas
utama berupa ketersediaan air yang minim maka evaluasi kesesuaian lahan untuk
pertanian serta perumusan pola tanam yang tepat akan menjadi krusial di wilayah ini.
Oleh karena itu, studi ini dirancang untuk mengevaluasi kesesuaian penggunaan lahan
di Sumba Tengah untuk penanaman pohon pilihan dan menyusun pola tanam yang
cocok. Hasilnya dapat menjadi landasan pemilihan komoditas potensial serta
penentuan tata dan jadwal tanam yang mendukung di Sumba Tengah. 2. Metodologi
Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juni 2015 dengan tahapan adalah karakterisasi
lahan, evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman pangan, dan perumusan pola tanam.
Karakterisasi lahan (iklim dan tanah)
Pada masa saat ini banyak sekali isu lingkungan yang sering terjadi di
kabupaten sumba tengah khususnya di bidang konservasi lingkungan hidup. Sekarang
ini mulai banyak ditemukan penebangan liar, pemburuan hewan secara ilegal, dan
lain sebagainya. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran para instansi pemerintahan
untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
1
2
Kerja praktik merupakan salah satu mata kuliah wajib di Jurusan Teknik
Lingkungan Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta yang digunakan
sebagai sarana untuk latihan mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan
yang diperoleh di bangku kuliah. Mata kuliah ini diharapkan mampu memberikan
gambaran penerapan teori pada dunia kerja dan industri. Selain itu dengan kerja
praktik ini diharapkan mahasiswa mampu memahami bidang Teknik Lingkungan
dengan lingkungan kerja yang ada di tempat kerja praktik, seperti system
pengendalian pencemaran, kerusakan, dan konservasi lingkungan hidup kabupaten
sumba tengah .
2. Manfaat terkait hubungan Instansi lokasi Kerja Praktik dan jurusan Teknik
Lingkungan Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
TINJAUAN INSTANSI
5
6
II.3 Visi dan misi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumba Tengah
karena fungsi dari misi tersebut adalah menjembatani kondisi saat ini menuju masa
depan sesuai dengan harapan yang ingin dicapai melalui suatu tindakan tertentu. Jadi,
misi adalah rumusan umum mengenai upaya - upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Adapun misi yang dirumus sebagai berikut :
KEPALA KANTOR
JABATAN
FUNGSIONAL
KASUBAG
TATA USAHA
Keterangan :
- - - - - - - - : garis koordinasi
: garis komando
10
TINJAUAN PUSTAKA
12
13
3. Melindungi flora, fauna, dan cagar budaya agar tidak mengalami kerusakan
hingga kehancuran.
Dengan adanya kegiatan konservasi ini maka kita dapat mengimbangi bahan
pangan dengan laju pertumbuhan penduduk. Karena konservasi alam juga
akan membantu kita mempertahankan swasembada pangan.
15
1. Kosnservasi In situ
Konservasi in situ adalah konservasi pada hewan dan tumbuhan yang
dilakukan secara langsung di dalam habitat aslinya. Hal ini dilakukan agar
harapan hidup hewan dan tumbuhan menjadi lebih tinggi hal ini dikarena
16
berada dalam lingkungan (habitat) aslinya. Di bawah ini yang termasuk dalam
konservasi insitu adalah sebagai berikut:
Cagar Alam
Suaka Margasatwa
Taman Nasional
Taman Wisata Alam
2. Konservasi Ek situ
Konservasi ek situ adalah konservasi pada hewan dan tumbuhan yang
dilaksanakan di luar habitat aslinya. Dalam pelaksanaannya, hewan dan
tumbuhan dipindahkan ke tempat atau lokasi yang kondisinya sama atau
hampir mirip dengan habitat aslinya. Di bawah ini yang termasuk dalam
konservasi eksitu adalah sebagai berikut:
Kebun Raya
Kebun Binatang
Taman safari
III. 6 Peraturan Terkait Program Konservasi Lingkungan
18
19
IV.1.2 Iklim
mata air yang cukup. Sungai yang melewati wilayah Kabupaten Sumba
Tengah di antaranya adalah Sungai Labariri, Bewi dan Pamalar. Sebagian
besar sungai-sungai besar di wilayah ini mengalir ke utara.
Tabel IV.2 Tabel curah hujan setiap bulan pada tahun 2020
Data iklim Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
31.6 31.5 31.6 31.8 31.3 30.7 30.7 31.1 32.3 32.9 33.1 32.3 31.74
Rata-rata tertinggi °C (°F)
(88.9) (88.7) (88.9) (89.2) (88.3) (87.3) (87.3) (88) (90.1) (91.2) (91.6) (90.1) (89.13)
27.4 27.3 27.3 27.3 26.8 26.1 25.5 25.9 26.7 27.7 28.3 27.9 27.02
Rata-rata harian °C (°F)
(81.3) (81.1) (81.1) (81.1) (80.2) (79) (77.9) (78.6) (80.1) (81.9) (82.9) (82.2) (80.62)
23.3 23.1 23 22.8 22.3 21.4 20.3 20.6 21.1 22.6 23.6 23.6 22.31
Rata-rata terendah °C (°F)
(73.9) (73.6) (73) (73) (72.1) (70.5) (68.5) (69.1) (70) (72.7) (74.5) (74.5) (72.12)
% kelembapan 84 83 82 75 72 70 67 65 66 68 72 79 73.6
IV.1.3 Topografi
barat
4 Umbu ratu nggay
79.137 887 506 60.130 17.614
5 Katikutana selatan
36.834 225 2.360 19.299 15.020
LUAS LAHAN
186.918 2.891 5.321 141.836 36.960
PRESENTASE %
100 1.55 2.80 75.88 19.77
tengah
1. Kerusakan Lahan
Kerusakan Lahan berhubungan dengan penggunaan lahan. Secara lebih rinci
kerusakan lahan yang terjadi di Kabupaten sumba tengah akibat dari
pengambilan dan pemanfaatan lahan yang tidak memperhatikan kemampuan
dari lahan, penebangan hutan secara liar bergeser menjadi pekerjaan (mata
pencaharian) bagi masyarakat setempat, jumlah titik lokasi penebangan hutan
secara liar terus bertambah, kurangnya kesadaran pentingnya menjaga dan
melestarian sumber daya alam dan lingkungan. Secara langsung kegiatan dari
eksploitasi lahan ini bisa meningkatkan pendapatan masyarakat yang bekerja
di tempat ekploitasi lahan. Namun, dari ekploitasi lahan yang berlangsung
lama dan berlebihan tersebuat akan memiliki dampak bagi kerusakan
lingkungan yaitu:
24
a. Hilangnya lapisan atas tanah yang lebih subur, dalam waktu yang lama
tanah akan menjadi tandus karena hanya menyisakan bahan induk
b. Fungsi sebagai daerah resapaan air semakin berkurang, sehingga air
hujan akan mengalir menjadi aliran permukaan yang mengakibatkan
terjadinya banjir
c. Tingginya potensi longsor tanah dan batuan.
3. Lahan Kritis
Lahan Kritis adalah kondisi lahan yang terancam mengalami perubahan fungsi
akibat dari menurunnya kemampuan lahan. Penyebab timbulnya lahan kritis
secara umum yaitu: Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan
atau kegunaannya, Pemanfaatan lahan terjadi secara berlebihan dan tidak
memperhatikan kemampuan dari lahan, pencemaran tanah akibat masuknya
unsur-unsur asing yang bersifat kimiawi dan merugikan. Jika dibiarkan secara
terus menerus dapat menyebabkan turunnya produksi pertanian, terjadinya
masalah-masalah sosial, hingga kerusakan lahan sekitar secara terus menerus.
25
a. Vegetatif
b. Argonomi
c. Sipil teknis pembuatan bangunan Konservasi Tanah dan Air
d. Manajemen
e. Metode lain yang sesuai dengan perkembangan rlmu pengetahuan dan
teknologi.
27
sumba tengah
a. Lokasi pembibitan
dilakukan jika kebutuhan bibit diperoleh dengan cara membuat bibit (baik
secara vegetatif maupun generatif), sedangkan TPS disediakan jika kebutuhan
bibit diperoleh dengan cara mendatangkan bibit dari luar/membeli bibit dari
para penangkar bibit.
Bahan dan alat yang diperlukan dalam pembibitan tanaman diuraikan sebagai berikut:
a. Bahan
Bahan-bahan yang perlu disiapkan dalam melakukan pembibitan
antara lain: benih beberapa jenis tanaman yang akan dikembangkan, pestisida
(khususnya fungisida dan insektisida), pasir halus, topsoil (lapisan tanah atas),
pupuk kandang, sekam padi (dibuat arang sekam), plastik bening, paranet
naungan, polybag (standar ukuran diameter 12 cm, untuk benih besar maka
dapat digunakan polybag ukuran lebih besar misalnya diameter 15 cm).
b. Peralatan
Peralatan yang diperlukan antara lain: cangkul, sekop, ember plastik,
gembor, sarung tangan, masker, timbangan, gelas ukur, handsprayer, selang
30
air, gerobak dorong, karung, peralatan pengairan, tangki air, ayakan pasir,
terpal, golok, gunting stek
lebih kuat. Naungan dapat disediakan dengan jaring pelindung dari tikar
rumput. Penetrasi cahaya yang cukup harus disediakan, dan harus bisa
memindahkan bahan naungan ketika proses hardening bibit. Sebagai
alternatif, bibit dapat dipindahkan keluar dari area naungan selama proses
hardening. Jaring naungan persemaian (paranet) yang diperdagangkan
biasanya berwarna hitam dan terbuat dari bahan sintetis dengan penetrasi
cahaya sekitar 50%.
Bibit yang ditanam merupakan jenis pohon sengon laut yang jumlahnya
120 pohon, yang difasilitasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten sumba
tengah, yang dimana dalam acara tersebut dihadiri oleh kepala Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten sumba tengah turun hadir dalam penanaman langsung
a. Penghijauan
Penghijauan dilakukan diluar kawasan hutan ditunjukkan untuk
memulihkan dan meningkatkan produktivitas lahan yang kondisinya
rusak agar dapat berfungsi secara optimal penghijauan dilakukan dengan
cara membangun hutan-hutan kelola dan penghijauan lingkungan
penghijauan meliputi kegiatan peresmian atau pembibitan penanaman
pemeliharaan tanaman dan pengamanan
b. Pemeliharaan tanaman dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten atau
kota atau pemegang hak, pemeliharaan tanaman dilakukan melalui
perawatan dan pengendalian hama dan penyakit
c. Penyanggaan tanaman
penyanggaan tanaman ditunjukkan untuk meningkatkan produktivitas
lahan kepanjangan tanaman dilakukan melalui pemanfaatan ruang
tumbuh secara optimal dengan memperbanyak jumlah dan keragaman
jenis tanaman pengayaan tanaman dilaksanakan pada hutan hak
pengayaan tanaman meliputi kegiatan peresmian atau pembibitan
penanaman dan pengamanan Jenis tanaman penutup tanah
Secara umum prinsip pemilihan jenis tanaman penutup tanah
sebaiknya mempertimbangkan beberapa karakteristik berikut :
a) Memiliki kemampuan hidup yang tinggi
b) Memiliki kemampuan tumbuh yang cepat
c) Menghasilkan biomassa yang banyak untuk memperbaiki
kondisi tanah
d) Memiliki sistem perakaran yang baik dan mampu
bersimbiosis dengan mikoriza atau rhizobium Jenis tanaman
penutup tanah yang dipergunakan lahan pasca tambang
umumnya adalah jenis dari suku fabecea (polong-polongan),
hal itu dikarenakan kemampuan dari jenis tersebut dapat
36
Kerja Bakti untuk membersihkan sampah- sampah yang ada di Kali bersama-sama
dengan kelompok pemerhati Kali sesuai dengan Desa atau Kali yang dibersihkan
dalam memanfaatkan sungai untuk massa sekarang dan juga tentunya massa
depannya.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
4. Lokasi yang dilakukan konservasi memiliki status lahan sebagai lahan sekitar
mata air (daerah penagkap air), lahan kritis, dan lahan pekarangan.
40
41
V.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kabupaten Sumba tengah, terkait dengan dengan hasil pemantaun yaitu:
3. Konservasi lahan harus bisa dilakukan dengan cara penanaman pohon tahunan
dan diselingi dengan tanaman bulanan atau semusim, sehingga lapisan atas
tanah tidak mudah terkena pukulan air hujan secara langsung dan mencegah
lahan terjadi erosi.
4. Perlu adanya konservasi lahan yang baik dan benar sebelum melakukan
penanaman pohon (penghijuan), hal ini dikarenakan usaha dari penhijauan
akan sia-sia apabila konservasi lahan tidak dilakukan dengan baik dan benar.
Dinas Lingkungan Hidup Semarang (2021) manfaat Konservasi Alam Bagi Manusia Dan
Lingkungan (Tanggal akses 24 februari 2022 ) (https://dlh.semarangkota.go.id/program-
kerja/konservasi-lingkungan/)
Praawiro, M. 2019. Arti Konservasi: Pengertian, Jenis, Tujuan, Manfaat, dan Contoh
Konservasi.(Tanggal akses 24 September 2021), . (https://www.maxmanroe.com/)
Priskila, milka. 2019. Konservasi: Pengertian, Metode, dan Sejarah. (Tanggal akses 24
September 2021). ( https://foresteract.com/konservasi/2)
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati .
Undang Undang No. 5 tahun 1990 mengartikan konservasi, (Tanggal akses 29 Juli 2022)
UU Nomor 5 Tahun 1990, Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
Zega Hutan.(2020). Konservasi : Pengertian Menurut Para Ahli, (Tanggal akses
24 september 2021), (http://www.zegahutan.com/2020/02/k-onservasi- pengertian-)
Siktiyana, M. Nana (2022) Konservasi Insitu dan Eksitu: Arti, Contoh dan perbedaan
(Tanggal akses 29 Juli 2022), .
(https://lindungihutan.com/blog/konservasi-in-situ-dan-ex-situ/)
Abdullah, Marlang, 2015, Hukum Konservasi Sumberdaya Alam hayati dan ekositem Jakarta,
Mitra Wacana Media
Nicky Novita, Kadek dan I Gst. Ngr. Parikesit Widiatedja. Bentuk-Bentuk dan Perlindungan
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati di Indonesia. Kertha Negara: Journal Ilmu
Hukum, [S.l.], juni 2014. Diakses pada 02 Februari 2022. Sumber:
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/view/9139.
Subagyono, Kasdi., Setiari Marwanto, dan Undang Kurnia. (2003). Teknik Konservasi Tanah
Secara Vegetativ. Bogor: Balai Penelitian Tanah. Diakses pada 16 Desember
2021. Sumber:
https://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/serial/monograf1
/monografkonservasi001.pdf
42
LAMPIRAN
43
44