Anda di halaman 1dari 3

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CEREBROVASCULAR DISEASE (CVD)

KHIDMAT SEHAT AFIAT


(STROKE ISKHEMIK)
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

00/00 1/4

Jl. Raya Muchtar No.99


Sawangan Depok
Tanggal Terbit : Ditetapkan :
PANDUAN PRAKTIK KLINIS Direktur RSUD Kota Depok
(PPK)
SMF BBLR

dr. Devi Maryori, MKM


NIP. 19680322 199903 2 002
PENGERTIAN (DEFINISI) BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gr tanpa memandang
masa gestasi (berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 24 jam setelah lahir)
ANAMNESIS Hari pertama haid terakhir (HPHT) ibu, riwayat persalinan sebelumnya, paritas, jarak
dengan kehamilan sebelumnya, kenaikan berat badan selama hamil, aktivitas,
penyakit dan obat-obat yang diminum selama hamil
PEMERIKSAAN FISIK 1. Tanda-tanda vital
2. Berat badan lahir ditimbang dalam 1 jam setelah lahir atau paling lambat 24
jam setelah lahir
3. Skor Dubowitz atau new Ballard untuk menilai tanda prematuritas atau tanda
cukup bulan (KMK)
Klasifikasi BBLR

a. Klasifikasi BBLR menurut harapan hidupnya :


1) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500 gr
2) Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) berat lahir 1000-1500 gr
3) Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) berat lahir 1000 gr

b. Menurut masa gestasinya :


1) Prematuritas murni: Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badanya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa
disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan.

2) Dismaturitas: Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya

KRITERIA DIAGNOSTIK Berat badan lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi
DIAGNOSIS KERJA Neonatus berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) jika berat lahir < 1000 gram
Neonatus berat lahir sangat rendah (BBLSR) jika berat lahir 1000 - 1500 gram
Neonatus berat lahir rendah (BBLR) jika berat lahir 1500-2500 gram
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN 1. Gula darah sewaktu
PENUNJANG 2. Pemeriksaan darah perifer lengkap (DPL) dan kimia darah sesuai kebutuhan
(KEWENANGAN BERDASAR dan kondisi bayi.
TINGKAT PELAYANAN 3. Retinopaty of prematurity pada umur 4 minggu atau selambat-lambatnya masa
KESEHATAN) gestasi ≤ 34 minggu dan/atau berat lahir < 1600 gram, bila berat lahir 1600
sampai ≤ 2100 gram yang membutuhkan suplemen oksigen.
4. Pemeriksaan telinga setelah usia 24 jam dan bayi stabil atau paling lambat
sebelum bayi dipulangkan.
5. Osteopenia of prematurity jika premature dengan Berat Badan Lahir Sangat
Rendah < 1500 gram, dengan nutrisi parenteral lama dan dengan ASI tanpa
HMF diperiksa fosfat serum, alkali fosfatase dan kalsium darah.
TATA LAKSANA 1. Rawat inkubator
2. Obati penyakit penyerta
3. Pemberian minum sesuai dengan toleransi dan kebutuhan bayi, minimal 8x
sehari. ASI/ ASI yang difortifikasi (HMF/human milk fortifier) merupakan
pilihan utama. Bila ASI tidak ada, bisa diberikan susu formula sesuai
kebutuhan.
4. Nutrisi parenteral bila status kardiovaskular dan respirasi tidak stabil, anomali
mayor saluran cerna, NEC, IUGR berat, BBL<1000 gr.
5. Multivitamin dan trace element
6. Preparat besi mulai diberikan usia 2 minggu dan tidak ada infeksi
7. Pemasangan akses sentral, seperti kateter umbilikal, percutaneus insertion
catether central (PICC) dan central long line serta CVP bila diperlukan.
EDUKASI  Penjelasan tentang perjalananan penyakit, komplikasi jangka pendek serta jangka
panjang dan prognosis.
 Rencana perawatan
PROGNOSIS Tergantung dari jenis dan penyakit penyerta
Ad vitam : bonam
Ad sanationan : dubia
Ad fungsionam : dubia
KEWENANGAN BERDASAR
TINGKAT PELAYANAN
KESEHATAN
DAFTAR PUSTAKA 1. Gomella TL, Cunningham MD, Eyal F. Management of the extremely low birthweight
infant during the first week of life. In: Gomella TL, Cunningham MD, Eyal F, eds.
Neonatology management, procedures, on-call problems. disease, drugs.
Philadelphia, Mc. Graw-Hill:2013; 157-169.
2. American Academy of Pediatric. Screening examination of premature infants for
retinopaty of prematurity. Pediatrics 2006:117(2): 572-576
3. Litmanovitz I, Dolfin T, Friedland O, et al. Early physical activity intervention
prevents decrease of bone strength in very low birth weight infants. Pediatrics.
2003;112(1 Pt 1):15-9.
4. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. IDAI : 2009; h 24-27.
5. Loui A, Bührer C. Growth of very low birth weight infants after increased amino acid
and protein administration. J. Perinat. Med. 2013; 41(6): 735–741
6. Marjoleine AD, Frank TW, Clive EW, Muherdiyantiningsih, Muhilal. Concurrent
micronutrient deficiencies in lactating mothers and their infants in Indonesia. Am J
Clin Nutr 2001;73:786–91
7. Linder N, Haskin O, Levit O, Klinger G, Prince T, Naor N, Turner P, Karmazyn B, Sirota
L. Risk Factors for Intraventricular Hemorrhage in Very Low Birth Weight Premature
Infants: A Retrospective Case-Control Study. Pediatrics 2003;111:e590–e59.

Anda mungkin juga menyukai