Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM KERJA

PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA

RUMAH SAKIT UMUM NUR HAYATI GARUT


Jl. Jendral Sudirman, No. 6, Suci, Karangpawitan, Kabupaten
Garut, Jawa Barat 44116
2023
1. LATAR BELAKANG
Antibiotik merupakan suatu bahan atau senyawa kimia yang digunakan
untuk menangani suatu penyakit infeksi. Penggunaan antibiotik bijak yaitu
penggunaan antibiotik dengan spektrum sempit pada indikasi yang ketat
dengan dosis adekuat, interval dan lama pemberian yang tepat. Resistensi
Antimikroba adalah kemampuan mikroba untuk bertahan hidup terhadap
kepekaan antimikroba sehingga tidak efektif dalam penggunaan klinis.
Pengendalian Resistensi Antimikroba adalah aktivitas yang ditujukan untuk
mencegah dan/atau menurunkan adanya kejadian mikroba resisten.
Resistensi terhadap antimikroba (disingkat: resistensi antimikroba,
dalam bahasa Inggris antimicrobial resistance, AMR) telah menjadi masalah
kesehatan yang mendunia, dengan berbagai dampak merugikan yang dapat
menurunkan mutu dan meningkatkan risiko pelayanan kesehatan khususnya
biaya dan keselamatan pasien.
Yang dimaksud dengan resistensi antimikroba adalah ketidakmampuan
antimikroba membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba sehingga
penggunaannya sebagai terapi penyakit infeksi menjadi tidak efektif lagi.
Meningkatnya masalah resistensi antimikroba terjadi akibat
penggunaan antimikroba yang tidak bijak dan bertanggung jawab dan
penyebaran mikroba resisten dari pasien ke lingkungannya karena tidak
dilaksanakannya praktik pengendalian dan pencegahan infeksi dengan baik.
Dalam rangka mengendalikan mikroba resisten di rumah sakit, perlu
dikembangkan program pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit.
Pengendalian resistensi antimikroba adalah aktivitas yang ditujukan untuk
mencegah dan/atau menurunkan adanya kejadian mikroba resisten.
Dalam rangka pengendalian resistensi antimikroba secara luas baik di
fasilitas pelayanan kesehatan maupun komunitas, di tingkat nasional telah
dibentuk Komite Pengendalian Antimikroba yang selanjutnya disingkat
KPRA oleh Kementerian Kesehatan. Disamping itu telah ditetapkan program
aksi nasional / National Action Plans on Antimicrobial Resistance
(NAPAMR) yang didukung oleh WHO. Program pengendalian resistensi
antimikroba (PPRA) merupakan upaya pengendalian resistensi antimikroba
secara terpadu dan paripurna di fasilitas pelayanan kesehatan.
Implementasi program ini di rumah sakit dapat berjalan baik apabila
mendapat dukungan penuh dari pimpinan/direktur rumah sakit berupa
penetapan regulasi pengendalian resistensi antimikroba, pembentukan
organisasi pengelola, penyediaan fasilitas, sarana dan dukungan finansial
untuk mendukung pelaksanaan PPRA Penggunaan antimikroba secara bijak
ialah penggunaan antimikroba yang sesuai dengan penyakit infeksi dan
penyebabnya dengan rejimen dosis optimal, durasi pemberian optimal, efek
samping dan dampak munculnya mikroba resisten yang minimal pada pasien.
Oleh sebab itu diagnosis dan pemberian antimikroba harus disertai dengan
upaya menemukan penyebab infeksi dan kepekaan mikroba patogen terhadap
antimikroba. Penggunaan antimikroba secara bijak memerlukan regulasi
dalam penerapan dan pengendaliannya. Pimpinan rumah sakit harus
membentuk komite atau tim PPRA sesuai peraturan perundang-undangan
sehingga PPRA dapat dilakukan dengan baik
Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba yang selanjutnya disingkat
KPRA adalah komite yang dibentuk oleh Kementerian Kesehatan dalam
rangka mengendalikan penggunaan antimikroba secara luas baik di fasilitas
pelayanan kesehatan dan di masyarakat. Susunan Tim PPRA terdiri dari:
ketua, sekertaris, dan anggota. Kualifikasi ketua tim PPRA adalah seorang
klinisi yang berminat di bidang infeksi. Keanggota Tim PPRA paling sedikit
terdiri dari tenaga kesehatan yang kompeten dari unsur:
1. Klinis perwakilan SMF
2. Keperawatan
3. Unit farmasi
4. Laboratorium mikrobiologi klinik
5. Komite / tim pencegah pengendalian infeksi (PPI)
6. Komite / tim farmasi dan terapi (KFT)
Dalam keadaan keterbatasn sumberdaya manusia (SDM), maka rumah
sakit dapat menyesuaikan keanggota Tim PPRA berdasarkan ketersedian
SDM yang terlibat dalam program pengendalian resistensi antimikroba.

2. TUJUAN
1. Terlaksananya pemberian antibiotik yang bijak di Rumah Sakit Umum
Nur Hayati
2. Penurunan resistensi antibiotik di Rumah Sakit Umum Nur Hayati
3. Mencegah timbulnya infeksi pada derah operasi setelah pembedahan
4. Menghambat pertumbuhan bakteri yang masuk kedalam jaringan pada
waktu pembedahan
5. Mencegah infeksi sekunder pada pasien yang sedang menderita suatu
penyakit
6. Penggunaan antibiotik yang lebih efektif

3. TIM PPRA RUMAH SAKIT UMUM NUR HAYATI


Ketua :
Sekretaris :
Anggota :
1. .
2. .
3. .
4. .
5. .
6. .
7. .
8. .
9. .
10. .
4. TUGAS POKOK TIM PPRA
1. Membantu direktur rumah sakit dalam menyusun kebijakan tentang
pengendalian resistensi antimikroba
2. Membantu direktur rumah sakit dalam menyusun kebijakan dan panduan
penggunaan antibiotik rumah sakit
3. Membantu direktur rumah sakit dalam melaksanakan program
pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit
4. Membantu direktur rumah sakit dalam mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit
5. Menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan penyakit infeksi
terintegrasi
6. Melakukan surveilans pola penggunaan antibiotik
7. Melakukan surveilans pola mikroba penyebab infeksi dan kepekaannya
terhadap antibiotik
8. Menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang
prinsip pengendalian resistensi antimikroba, penggunaan antibiotik secara
bijak dan ketaatan terhadap pencegahan pengendalian infeksi melalui
kegiatan pendidikan dan pelatihan
9. Melaporkan pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba
kepada Direktur rumah sakit

5. KEBIJAKAN PPRA
1. Meningkatkan pemahaman terhadap bahaya yang mengancam dengan
terjadinya resistensi antimikroba di rumah sakit
2. Penyebarluasan informasi pola mikroba, resistensi dan sensitivitas
antibiotik secara berkala
3. Monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan medis yang menggunakan
antibiotik (audit penggunaan antibiotik)
4. Analisis data profilaksis
5. Memberikan masukan kepada pimpinan rumah sakit untuk pengendalian
resistensi antimikroba

6. PROGRAM DAN KEGIATAN


1. Pelatihan /Workshop
2. Sosialisasi Program Pengendalian Resistensi Antimikroba
3. Pemberlakuan pedoman pengguna antibiotik di masing-masing
Departemen/SMF
4. Pengambilan pola kuman /peta kuman di Rumah Sakit Umum Nur Hayati
5. Penyebarluasan informasi tentang pola kuman/peta kuman, resistensi dan
sensitivitas antibiotik di rumah sakit secara berkala, sekurang–kurangnya
setiap satu tahun
6. Implementasi PPRA di masing-masing Departemen/SMF
7. Survailans infeksi
8. Pengambilan data kuantitatif dan kualitatif antibiotik
9. Pengambilan data antibiotik profilaksis
10. Monitoring dan Evaluasi
11. Analisis hasil implementasi
SASARAN

No Rincian Kegiatan Sasaran Target PIC


Pencapaian
1 Pembentukan Tim Pelaksana  KSM Terbentuknya Tim Direktur RS
PPRA  Apoteker PPRA Mandaya
 Unit
Laboratorium
 Divisi Pelayanan
Medis
 Divisi
Keperawatan
 Komite PPI
 Komite Farmasi
dan Terapi
2 Penyusunan Pedoman Kerja Tim Pelaksana Pengesahan Ketua dan
Tim Pelaksana PPRA PPRA Pedoman Kerja Sekretaris Tim
Tim PPRA Pelaksana
berdasarkan PMK PPRA
No. 8 Tahun 2015
3 Penyusunan Program Kerja Tim Pelaksana Pengesahan Ketua dan
Tim Pelaksana PPRA 2022 PPRA Program Kerja Tim Sekretaris Tim
PPRA 2022 Pelaksana
PPRA
4 Penyusunan panduan:
A panduan praktek klinik  KSM Pengesahan Sekretaris Tim
penyakit infeksi  Divisi Pelayanan panduan praktek Pelakasana
Medis klinik dan penyakit PPRA
infeksi
B panduan penggunaan  KSM Pengesahan Sekretaris Tim
antibiotik profilaksis dan  Apoteker panduan Pelaksana
terapi  Divisi Pelayanan penggunaan PPRA dan
Medis antibiotik Sekretaris KFT
 Komite Farmasi profilaksis dan
dan Terapi terapi
C panduan pengelolaan Unit Laboratorium Pengesahan Sekretaris Tim
spesimen mikrobiologi panduan PelaksanaPPRA
pengelolaan
spesimen
mikrobiologi
5 Penyusunan Kebijakan  KSM Pengesahan Ketua dan
Penggunaan Antibiotika  Apoteker Kebijakan Sekretaris Tim
 Divisi Pelayanan Penggunaan Pelaksana
Medis Antibiotika PPRA
 Komite Farmasi
dan Terapi
6 Peningkatan Pemahaman Penggunaan Antibiotika melalui:
A Sosialisasi Program PRA  KSM Sosialisasi Ketua Tim
 Instalasi Farmasi mencakup seluruh Pelaksana
 Unit unit yang terlibat PPRA
Laboratorium
 Divisi Pelayanan
Medis
 Divisi
Keperawatan
B Sosialisasi Penggunaan  Pasien Sosialisasi Tim PKRS
Antibiotika secara bijak  Keluarga dan mencakup seluruh
kepada pasien dan keluarga Pengunjung keluarga dan pasien
C Sertifikasi Ketua Tim PPRA Ketua Tim PPRA Ketua Tim PPRA Diklat RS
di PERSI/PERDALIN dan Sekretaris dan Sekretaris Mandaya
PPRA mendapat sertifikat
di
PERSI/PERDALIN
7 Monitoring dan evaluasi  Pelayanan Terlaksananya Sekretaris Tim
secara berkala terhadap: Bedah monitoring dan Pelaksana
a. laporan pola mikroba dan  Instalasi Farmasi evaluasi pola PPRA
kepekaannya  Unit mikroba dan
b. pola penggunaan antibiotik Laboratorium penggunaan
secara kuantitas, kualitas antibiotic
dan ketepatan waktu

8 Surveilans pola penggunaan Instalasi Farmasi Pelaporan Sekretaris Tim


antibiotik di rumah sakit, surveilans pola Pelaksana
serta melaporkannya secara penggunaan PPRA
berkala: antibioitk secara
a Pengumpulan data dasar berkala
b Melakukan pengolahan data
dan analisa
9 Surveilans pola mikroba Unit Laboratorium Pelaporan Pelaksana
penyebab infeksi dan Surveilans pola PPRA
kepekaannya terhadap mikroba penyebab
antibiotik, serta infeksi dan
melaporkannya secara kepekaannya
berkala. terhadap antibiotic
secara berkala
10 Forum kajian penyakit infeksi  KSM Terlaksananya Kepala Divisi
terintegrasi.  Divisi Pelayanan Forum kajian Pelayanan
Medis penyakit infeksi Medis
 Divisi terintegrasi
Keperawatan
 Komite PPI
 Komite Farmasi
dan Terapi
 Instalasi Farmasi
 Unit
Laboratorium
11 Monitoring dan evaluasi Tim PPRA Terlaksananya Ketua Tim
program monitoring dan Pelakasana
evaluasi program PPRA
12 Laporan kepada Direktur Direktur RS Pelaporan kepada Ketua Tim
rumah sakit untuk kontrol dan Mandaya Direktur Rumah Pelaksana
evuluasi penggunaan sakit dalam PPRA
antibiotik di rumah sakit penerapan PPRA
13 Mengajukan rencana kegiatan Direktur RS Pelaporan rencana Ketua Tim
dan anggaran tahunan PPRA Mandaya kegiatan dan Pelaksana
2022 kepada Direktur rumah anggaran tahunan PPRA
sakit PPRA 2022 kepada
Direktur rumah
sakit
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Rincian Kegiatan Tahun ………..


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembentukan Tim Pelaksana
PPRA
2 Penyusunan Pedoman Kerja Tim
Pelaksana PPRA
3 Penyusunan Program Kerja Tim
Pelaksana PPRA 2022
4 Penyusunan panduan:
A Panduan praktek klinik penyakit
infeksi
B Panduan penggunaan antibiotik
profilaksis dan terapi
C Pelaporan hasil mikrobiologi
5 Penyusunan Kebijakan
Penggunaan Antibiotika
6 Peningkatan Pemahaman
Penggunaan Antibiotika melalui:
A Sosialisasi Program PRA
B Sosialisasi Penggunaan
Antibiotika secara bijak kepada
pasien dan keluarga
C Sertifikasi Ketua Tim PPRA di
PERSI/PERDALIN
7 Monitoring dan evaluasi secara
berkala terhadap:
a. laporan pola mikroba dan
kepekaannya
b. pola penggunaan antibiotik
secara kuantitas kualitas dan
ketepatan waktu
8 Surveilans pola penggunaan
antibiotik di rumah sakit, serta
melaporkannya secara berkala:
a Pengumpulan data dasar
b Melakukan pengolahan data dan
analisa
9 Surveilans pola mikroba
penyebab infeksi dan
kepekaannya terhadap antibiotik,
serta melaporkannya secara
berkala.
10 Forum kajian penyakit infeksi
terintegrasi.
11 Monitoring dan evaluasi program
PPRA
12 Laporan kepada Direktur rumah
sakit untuk kontrol dan evuluasi
penggunaan antibiotik di rumah
sakit
13 Mengajukan rencana kegiatan dan
anggaran tahunan PPRA 2022
kepada Direktur rumah sakit
7. SIKLUS IMPLEMENTASI PPRA
1. Guidelines update
2. Sosialisasi
3. Implementasi Departemen/SMF
4. Surveilans

8. LANGKAH PROGRAM IMPLEMENTASI


1. Melakukan updating guidline antibiotik
2. Melakukan pengumpulan data dasar selama 1-3 bulan
3. Melakukan implementasi pelaksanaan guidline antibiotik
4. Melakukan pencatatan dan data entry
5. Menyajikan data studi operasional, berupa lokakarya/workshop
6. Melakukan surveilans

9. CARA KERJA
1. Tim revisi pedoman antibiotik melakukan penilaian setiap 6 bulan
2. Tim monitoring pemberian antibiotik melakukan pencatatan setiap 3 bulan
3. Penilaian dilakukan terhadap tepat indikasi, tepat antibiotik, lama pemberian
4. Tim evaluasi pengendalian resistensi antimikroba
5. Tim melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan program setiap
1 bulan sekali ke bagian QR dan pelaporan tahunan kepada direktur rumah sakit
dan KPRA

10. KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI)


1. Peningkatan kualitatis penggunaan antibiotik secara bijak
2. Peningkatan ketepatan pemberian antibiotik di rawat inap kurang dari dua jam.
3. Penurunan insiden resistensi antimikroba
4. Penurunan insiden infeksi rumah sakit
5. Penanganan kasus infeksi secara multidisiplin
6. Pencegahan timbulnya infeksi pada daerah operasi setelah pembedahan
11. PENUTUP
Demikian permohonan program kerja PPRA ini kami ajukan kepada direktur
rumah sakit selaku pimpinan rumah sakit Mandaya, agar segera terealisasikan pada
tahun 2023.
Atas persetujuan Bapak/Ibu kami ucapkan banyak terima kasih.

Garut, ……… 20…

Pemohon Mengetahui

Anggota Tim PPRA Ketua Tim PPRA

Menyetujui
Direktur Rumah Sakit Umum Nur Hayati

dr. Anne Lisnawati

Anda mungkin juga menyukai