Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS GIRI MULYA
Jalan Transmigrasi Sebamban VI Desa Giri Mulya
Kecamatan Kuranji Kabupaten Tanah Bumbu
Kode Pos : 72277, Email : puskesmas.girimulya@gmail.com

KERANGKA ACUAN PROGRAM (KAP)


KESEHATAN INDERSA

A. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat sehingga terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM). Indera penglihatan sangat menentukan kualitas
sumber daya manusia, karena 83 % informasi sehari-hari masuknya melalui jalur
penglihatan, melalui pendengaran 11 %, penciuman 3,5 %, peraba 1,5 %,
danpengecap 1,0 %.
Dari hasil survey Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-
1996 yang dilakukan di 8 Provinsi menunjukkan bahwa prevalensi kebutaan di
Indonesia 1,5 %. Menurut WHO prevalensi kebutaan yang melebihi 1 % bukan hanya
masalah medis saja tetapi sudah merupakan masalah social yang perlu ditangani
secara lintas program dan lintas sector. Penyebab utama kebutaan adalah katarak
(0,78%), glaucoma (0,20%), kelainan refraksi (0,14%), dan penyakit-penyakit lain yang
berhubungan dengan usia lanjut (0,38%).
Dalam rangka menurunkan angka kebutaan ini, WHO telah mencanangkan
program Vision 2020 : The Right to Sight pada tanggal 30 September 1999, yang
kemudian ditindaklanjuti dengan pencanangan Vision 2020 : The Right to Sight di
Indonesia pada tanggal 15 Februari 2000 oleh Ibu Megawati Soekarnoputri. Dalam
sidang world Health Assembly ke 59 di Geneva, Mei 2006 dibahas berbagai isu
penting diantaranya pemberantasan kebutaan yang masih menjadi masalah dunia,
dengan penyebab terbanyak adalah katarak dan trachoma. Di Indonesia xeroftalmia
masih menjadi penyebab kebutaan yang disebabkan kekurangan vitamin A.
Sebagai tindak lanjut atas pencanangan Vision 2020 ini Departemen
Kesehatan telah menyusun kebijakan-kebijakan di bidang Kesehatan Indera
Penglihatan yaitu: Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan
Penglihatan dan Kebutaan (Renstranas PGPK) untuk mencapai Vision 2020 dan
Pedoman Manajemen Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran. Kegiatan
penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan di Provinsi dan Kabupaten/
Kota akan difokuskan pada 4 penyebab utama kebutaan yaitu katarak, kelainan

1
refraksi, xeroftalmia, dan glaucoma. Namun demikian adanya focus penanggulangan
tersebut tidak menutup kemungkinan untuk mengangkat penyebab kebutaan yang
spesifik yang ada di wilayah tersebut. Kegiatan pelayanan kesehatan Indera
dilaksanakan oleh Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama
dan Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM)/ Balai Kesehatan Indera Masyarakat
(BKIM) dan Rumah Sakit Umum (RSU) sebagai sarana rujukan.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
yang menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja dan
mempunyai fungsi sebagai :
1. Penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dalam mencapai Visi : Kecamatan Sehat, Puskesmas menyelenggarakan
upaya kesehatan wajib yaitu upaya promosi kesehatan, kesehatan lingkungan,
kesehatan ibu dan anak serta KB, upaya perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular serta upaya pengobatan. Selain itu sesuai dengan
masalah daerah setempat dapat dilaksanakan upaya kesehatan pengembangan.
Kesehatan Indera Penglihatan termasuk dalam upaya kesehatan pengembangan
Puskesmas yang dapat diintegrasikan dengan upaya kesehatan lainnya.
Agar program kesehatan Indera Penglihatan ini dapat dikelola baik dari aspek
manajemen di tingkat Puskesmas maupun aspek pelayanan kepada masyarakat yang
mencakup promotif, preventif, dan kuratif, maka diperlukan suatu pedoman pelayanan
kesehatan Indera Penglihatan di Puskesmas. Pedoman ini akan menjadi acuan bagi
petugas Puskesmas dalam pelaksanaan dan pengembangan program kesehatan
Indera Penglihatan di wilayah kerja Puskesmas.

1. Meningkatkan derajat
kesehatan jiwa di
Indonesia sebagai bagian
dari derajat kesehatan
2. masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas DTP mand
2
3. Meningkatkan derajat
kesehatan jiwa di
Indonesia sebagai bagian
dari derajat kesehatan
4. masyarakat di wilayah kerja
Puskesm
B. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
1. TUJUAN UMUM
Meningkatkan derajat kesehatan Indera Penglihatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas
2. TUJUAN KHUSUS
a. Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehetan dan kader
b. Meningkatnya kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat untuk memelihara
kesehatan dalam menanggulangi gangguan penglihatan dan kebutaan
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan kepada
masyarakat
d. Meningkatnya cakupan pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan masyarakat
melalui deteksi dini
C. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kebutuhan
Upaya Target Penanggung Mitra
No Kegiatan Tujuan Sasaran Sumber
Kesehatan Sasaran Jawab Kerja
Daya

Penjaringan
Kendaraan
penderita Mendeteksi
transportasi
katarak dan sedini 80%
Petugas , buku
KESEHATA penderita mungkin Penderita penderita Kader dan
1 Program visum, form
N INDRA yang penderita katarak katarak surveilans
Indra laporan,
memiliki katarak di terdeteksi
rumah
gejala di masyarakat
keluarga
lapangan

3
Kader dan
Meningkatkan pemegang
pengetahuan Posyandu Program
80%
masyarakat Petugas wilayah Kesehatan
Penyuluhan Usila di penderita
khususnya Program kerja Indra dari
katarak Posyandu katarak
USILA Indra puskesmas Dinas
terdeteksi
tentang giri mulya kesehatan
katarak Kab tanah
bumbu

D. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Sosialisasi
2. Pelatihan
3. Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan di Puskesmas:
a. Pelayanan di dalam gedung Puskesmas, berupa:
1) Penyuluhan kesehatan Indera Penglihatan
2) Penjaringan kasus-kasus penyakit mata dan kebutaan serta gangguan
fungsi penglihatan melalui rawat jalan pengobatan
3) Pemeriksaan dan tindakan medis pelayanan kesehatan Indera Penglihatan
Primer
4) Rujukan kasus-kasus penyakit mata
b. Pelayanan di luar gedung Puskesmas
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan tersebut adalah :
1) Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat anak sekolah, kelompok
pekerja non formal, dan lain-lain
2) Penjaringan kasus-kasus gangguan penglihatan dan kebutaan oleh kader,
guru UKS, dan petugas kesehatan
3) Pemberian kapsul vitamin A 2x dalam setahun vitamin A pada balita 6-11
bulan (100.000 IU/ kapsul biru), balita 1-5 tahun (200.000 IU/ kapsul merah.
Sedang pada ibu nifas(< 42 hari diberikan 200.000 IU)
4) Pengobatan kasus-kasus penyakit mata serta pertolongan pertama pada
kedaruratanmata dapat dilakukan oleh dokter Puskesmas atau tenaga
perawat Puskesmas dengan bimbingan dokter Puskesmas
5) Rujukan kasus ke Puskesmas
4. Pembinaan peran serta masyarakat
Langkah-langkah untuk menjalin kemitraan:
a. Identifikasi dan analisis masalah kesehatan Indera Penglihatan
Tabel 2. Contoh Matriks Analisis Masalah
MASALAH PERILAKU YG DIHARAPKAN DARI
KESEHATAN INDERA INDIVIDU/KELUARGA
PENGLIHATAN
Dalam Mencegah Dalam Mengatasi
Katarak

4
Kelainanrefraksi
Glaukoma
Xeroftalmia

b. Pemberdayaan masyarakat
c. Promosi Kesehatan Indera Penglihatan
d. Bina Suasana
5. Advokasi
F. SASARAN
1. Sasaran Primer:
a. Bayi
b. Balita
c. Anak usia sekolah/ remaja
d. Usia produktif
e. Usia lanjut
2. Sasaran Sekunder:
a. Tenaga kesehatan
b. Kader
c. Tokoh masyarakat, dll
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
TAHUN 2017
No URAIAN VOL Satuan Rincian
Jan Feb Mart Aprl Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des
Penjaringan
penderita
katarak dan
penderita
1 5 kali
yang 5 desa x
memiliki 1
gejalanya posyandu
dilapangan x 1 kali
5 desa x
1
2 5 kali
Penyuluhan posyandu
katarak x 1 kali

H. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Pelaksanaan kegiatan harus diikuti dengan pemantauan secara berkala untuk
melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai. Telaahan
bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai Puskesmas
dibandingkan dengan rencana kegiatan dan standar pelayanan. Kesimpulan
dirumuskan dalam bentuk kinerja Puskesmas yang terdiri dari cakupan, mutu dan
biaya serta masalah dan hambatan yang ditemukan pada waktu penyelenggaraan
kegiatan.

5
Telahaan bulanan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas.
Sebagai tindak lanjut pemantauan ini dirumuskan upaya pemecahan masalah dan
diuraikan dalam bentuk rencana kegiatan bulanan/ triwulan yang akan datang. Pada
akhir tahun saat mengadakan evaluasi kegiatan
I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dan pelaporan terdiri dari 3 komponen, yaitu komponen informasi
melalui kegiatan pencatatan, komponen pelaporan, dan komponenan analisis dan
evaluasi.
1. Pencatatan Program Kesehatan Indera Penglihatan
2. Pelaporan Program Kesehatan Indera Penglihatan
3. Analisis dan Evaluasi

Ditetapkan kuranji,
Pada tanggal 04 april 2023
Kepala puskesmas

Suparsono. S,S.Sos
NIP.196508051986031023

Anda mungkin juga menyukai