Anda di halaman 1dari 21

BUPATI LAMANDAU

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU


NOMOR TAHUN 2021

TENTANG
PENANGGULANGAN CORONA VIRUS DISEASE 2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMANDAU,

Menimbang : a. bahwa sesuai amanat Pasal 49 ayat (1) Undang-Undang Nomor


36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawab atas
upaya kesehatan;
b. bahwa untuk memberikan perlindungan dari penyebaran
Corona Virus Disease 2019 dan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, perlu kebijakan daerah yang sejalan dengan
kebijakan Nasional;
c. bahwa untuk dalam upaya menanggulangi dan memutus rantai
Corona Virus Disease 2019, perlu adanya kolaborasi antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat, Satuan Tugas,
Instansi Vertikal dan Dunia Usaha;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a huruf b dan huruf c, perlu menetapkan
Peraturan Daerah tentang Penanggulangan Corona Virus
Disease 2019;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia 1945;
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1984 Nomor 3723);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan
Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten
Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas,
Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya Dan
Kabupaten Barito Timur Di Provinsi Kalimantan Tengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4180);
4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4723);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6236);
9. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2020 tentang Kebijakan keuangan Negara Dan Stabilitas
Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) Dan/Atau Dalam Rangka Menghadapi
Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional
Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 87,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6485);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi
Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3373);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4828);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang
Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4829);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6322);
15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2018
tentang Penyelenggaraan Kedaruratan Bencana Pada Kondisi
Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 34);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Menteri Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018
tentang Perubahan Atas Peraturan Dalam Negeri Nomor 80
Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 di
Lingkungan Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 249);
18. Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 5
Tahun 2018 tentang Kondisi Dan Tatacara Pelaksanaan
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Dalam Keadaan
tertentu (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1644);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 1 Tahun 2018
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2018 Nomor 170,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Nomor
217);

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMANDAU
dan
BUPATI LAMANDAU

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TENTANG
PENANGGULANGAN CORONA VIRUS DISEASE 2019

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Lamandau.
2. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah
adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang
dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan Tugas
Pembantuan dengan prinsip otonomi seluas - Iuasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
4. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
5. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota.
6. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Kalimantan
Tengah.
7. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Tengah.
8. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten
Lamandau.
9. Bupati adalah Bupati Lamandau.
10. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Lamandau.
11. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Lamandau.
12. Rumah Sakit Umum Lamandau yang selanjutnya disingkat
RSUD adalah Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten
Lamandau.
13. Rumah Sakit lainnya adalah Rumah sakit yang
direkomendasikan atau sebagai Rumah sakit rujukan dari
Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten Lamandau.
14. FasilitasKesehatan lainnya adalah tempat yang ditunjuk
pemerintah daerah yang digunakan untuk penanganan
Covid-19, seperti Puskesmas, Balai Pengobatan dan tempat
lain sejenis
15. Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran yang
selanjutnya disingkat Satpol PP adalah Satuan Polisi
Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten
Lamandau.
16. Corona Virus Disease 2019 dan variannya yang selanjutnya
disingkat Covid-19 adalah penyakit infeksi saluran
pernapasan akibat dari Severe Acute Respiratory Syndrome
Virus Corona 2 (SARS-CoV-2) yang telah menjadi pandemi
global berdasarkan penetapan dari World Health
Organization (WHO) dan ditetapkan sebagai Bencana Non
Alam Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 12
Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam
Penyebaran Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) sebagai
Bencana Nasional.
17. Protokol Kesehatan adalah aturan dan ketentuan yang perlu
diikuti oleh semua pihak agar beraktivitas secara aman pada
saat pandemic Covid-19 dengan cara menggunakan alat
pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan
mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah dan
berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status
kesehatannya melakukan pembatasan interaksi fisik
(physical distancing) dan mencuci tangan dengan
menggunakan sabun dan air mengalir atau cairan
pembersih tangan (hand sanitizer).
18. Penanggulangan adalah proses menanggulangi penyebaran
Covid-19 yang dilakukan Pemerintah Daerah mulai dari
perencanaan, pencegahan, penanganan dan penegakan.
19. Pencegahan adalah segala upaya, usaha atau tindakan yang
dilakukan secara sadar dan bertanggungjawab yang
bertujuan untuk meniadakan dan/atau menghalangi faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya penyebaran Covid-19
termasuk untuk pengendalian.
20. Penanganan adalah upaya yang dilakukan untuk memutus
mata rantai penyebaran covid-19 dan melakukan upaya
penyembuhan.
21. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat dan/atau
sebutan lainnya yang selanjutnya disingkat PPKM adalah
pembatasan kegiatan masyarakat untuk pengendalian
penyebaran Covid-19.
22. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau badan usaha,
baik yang berbentuk badan hukum maupun tidak berbadan
hukum.
23. Isolasi adalah proses mengurangi resiko penularan melalui
upaya memisahkan individu yang sakit baik yang sudah
dikonfirmasi laboratorium atau memiliki gejala Covid-19
dengan masyarakat luas.
24. Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang
sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi
tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan
kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk
memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan
tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif
dan efisien.
25. Penduduk adalah setiap orang yang berdomisili dan /atau
berkegiatan di wilayah Daerah.
26. Dunia Usaha adalah setiap orang atau badan usaha yang
berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum
berkedudukan dalam wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
27. Satuan Tugas Covid-19 adalah Satuan Tugas Penanganan
Covid-19 di Tingkat Kabupaten Lamandau.
28. PeduliLindungi adalah aplikasi yang dikembangkan untuk
membantu instansi pemerintah terkait dalam melakukan
pelacakan untuk menghentikan penyebaran Corona virus
Disease 2019.

BAB II
TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN
Bagian Kesatu
Tanggung jawab

Pasal 2

(1) Pemerintah Kabupaten bertanggung jawab dalam melakukan


penanggulangan Covid-19.
(2) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan melalui kebijakan yang bersinergi dan terintegrasi
dengan kebijakan Nasional dan Pemerintah Provinsi.
(3) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2) antara
lain :
a. melaksanakan kebijakan Pemerintah Pusat dan/atau
kebijakan Pemerintah Provinsi;
b. merencanakan, menyusun dan melaksanakan program
penanggulangan Covid-19;
c. mengoordinasikan penanggulangan Covid-19;
d. melakukan pembinaan dan pengawasan dalam
penanggulangan Covid-19; dan
e. melakukan penegakan hukum.
Bagian Kedua
Kewenangan

Pasal 3

(1) Pemerintah Kabupaten dalam penanggulangan Covid-19,


memiliki kewenangan untuk :
a. mengalokasikan anggaran;
b. menetapkan Satuan Tugas Covid-19;
c. melakukan sosialisasi dampak dan bahaya penyebaran
Covid-19;
d. melakukan pencegahan terhadap penyebaran Covid-19;
e. menerapkan PPKM dan/atau ketentuan pembatasan
dengan nama lain;
f. melakukan surveilans epidemologi;
g. melakukan penanganan pasien Covid-19; dan
h. penegakan Perda dan Peraturan Bupati.
(2) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
strategi antara lain sebagai berikut :
a. pemetaan penyebaran Covid-19;
b. penemuan kasus secara cepat atau dini;
c. identifikasi terhadap orang-orang yang melaksanakan
kontak dengan pasien Covid-19;
d. diseminasi informasi tentang Covid-19 kepada
masyarakat;
e. koordinasi secara intens antar Perangkat Daerah,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat dan antar
kabupaten/kota baik yang berbatasan langsung ataupun
tidak langsung;
f. koordinasi pada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah;
g. penyelarasan program dan kegiatan;
h. pemantauan efektivitas pelaksanaan program dan
kegiatan;
i. penegakan peraturan oleh Satpol PP dan DAMKAR
dan/atau Tim Gabungan;
j. evaluasi dan pelaporan di setiap tahapan;
k. menyatukan persepsi dan komiten alokasi pendanaan;
l. melibatkan TNI/POLRI dan instansi vertikal lainnya di
daerah;
m. mengikutsertakan peran serta masyarakat, tokoh
masyarakat, lembaga pendidikan, dunia usaha Swasta,
dan BUMN/BUMD;
n. melakukan kerja sama dengan instansi pemerintah
maupun non pemerintahan;
o. memanfaatkan teknologi informatika dan memiliki satu
data informasi sebagai basic data layanan informasi;
p. melakukan pembinaan dan pengawasan;
q. dapat merekrut tenaga kesehatan untuk penanggulangan
Covid-19;
r. dapat memberikan insentif bagi tenaga kesehatan yang
melaksanakan tugas dalam penanggulangan Covid-19;
s. dapat memberikan perlindungan jaminan sosial kepada
petugas kesehatan yang melaksanakan penanggulangan
Covid-19;
t. dapat menentukan tempat isolasi terpusat;
u. dapat menentukan tempat isolasi mandiri;
v. memberikan perlindungan kepada petugas kesehatan
masyarakat;
w. dapat memberikan bantuan dan/atau
mengkoordinasikan pemberian bantuan; dan/atau
x. pemberdayaan kesejahteraan keluarga.
(3) Pemerintah Daerah dalam melaksanakan kewenangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai peraturan
perundang-undangan dengan memperhatikan pedoman yang
ditetapkan Pemerintah Pusat dan/atau Satuan Tugas dan
Penanganan Covid-19 tingkat Pusat dan/atau Provinsi.

BAB III
PENANGGULANGAN
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 4

Penanggulangan Covid-19 terdiri dari :


a. perencanaan;
b. pencegahan;
c. penanganan; dan
d. penegakan.

Bagian Kedua
Perencanaan

Pasal 5

(1) Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a,


dilakukan untuk terintegrasinya penyusunan program
dengan penganggaran;
(2) Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun
dalam dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran
yang disusun oleh Perangkat Daerah yang membidangi
urusan perencanaan dan/atau urusan penganggaran;
(3) Penyusunan dokumen perencanaan dan dokumen
penganggaran dikoordinasikan kepada Sekretaris Daerah;
(4) Hasil koordinasi penyusunan dokumen perencanaan dan
dokumen penganggaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), dilaporkan kepada Bupati.

Bagian Ketiga
Pencegahan

Pasal 6

(1) Pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b,


dilakukan untuk menghindari penyebaran Covid-19 yang
bertambah dan meluas atau meningkat.
(2) Pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan cara antara lain :
a. menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang
menutupi hidung dan mulut hingga dagu saat
berinteraksi dengan orang lain;
b. melakukan pembatasan interaksi fisik (physical
distancing);
c. mengurangi dan/atau membatasi kegiatan diluar rumah;
d. mencuci tangan atau menggunakan cairan pembersih
tangan (hand sanitizer);
e. menyediakan tempat cuci tangan;
f. menggunakan dan/atau mengoptimalkan penggunaan
aplikasi PeduliLindungi;
g. tidak melaksanakan kegiatan yang mengakibatkan
kerumunan atau berkumpulnya banyak orang, kecuali
mendapatkan izin dari pejabat yang berwenang;
h. meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat;
i. melakukan sosialisasi, penyuluhan dan penyebarluasan
informasi;
j. melakukan Rapid test antibodi dan/atau antigen apabila
ada merasakan gejala;
k. melakukan Swab PCR apabila dinyatakan reaktif;
l. menghindari keramaian;
m. melakukan isolasi mandiri;
n. berdiam atau tinggal di rumah bagi yang memiliki
gangguan kesehatan, seperti flu dan demam.

Pasal 7

(1) Pelaksanaan pencegahan dilakukan dengan menerapkan


PPKM dan/atau sebutan lainnya;
(2) PPKM dan/atau sebutan lainnya sebagaimana dimaksud
ayat (1) antara lain :
a. pembatasan pelaksanaan pembelajaran di sekolah
dan/atau institusi pendidikan;
b. pembatasan kegiatan aktivitas bekerja di tempat kerja;
c. pembatasan kegiatan keagamaan di rumah Ibadah;
d. pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum;
e. pembatasan kegiatan sosial dan budaya;
f. pembatasan penggunaan moda transportasi untuk
pergerakan orang;
g. pembatasan kegiatan pesta perkawinan atau hajatan
atau kegiatan sosial kemasyarakatan; dan
h. pembatasan kegiatan lainnya yang melibatkan orang
banyak.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai PPKM sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Bupati.

Bagian Keempat
Penanganan

Pasal 8

(1) Pemerintah Kabupaten melaksanakan penanganan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, bagi pasien
atau masyarakat yang terinfeksi Covid-19.
(2) Penanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
pada RSUD Lamandau atau Rumah Sakit lainnya dan/atau
tempat atau fasilitas lainnya yang ditunjuk Pemerintah
Kabupaten sesuai dengan standar operasional prosedur
(SOP) penanganan Covid-19.
(3) Setiap tenaga kesehatan dan non kesehatan yang
ditugaskan di rumah sakit yang ditunjuk dapat memperoleh
pembayaran jasa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penanganan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bupati.

Bagian Kelima
Penegakan

Pasal 9

(1) Pemerintah Daerah melaksanakan penegakan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 4 huruf d melalui :
a. peningkatan kesadaran dan peningkatan ketaatan; dan
b. penerapan sanksi.
(2) Peningkatan kesadaran dan peningkatan ketaatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat
dilakukan oleh Perangkat Daerah terkait sesuai dengan
urusan dan tugas.
(3) Penerapan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b diberlakukan apabila peningkatan kesadaran dan
peningkatan ketaatan tidak diindahkan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penegakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bupati.

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak

Pasal 10

Setiap orang mempunyai hak yang sama untuk :


a. memperoleh pelayanan kesehatan dari Pemerintah Daerah;
b. mendapatkan pelayanan penanggulangan Covid-19;
c. memperoleh data dan informasi publik seputar Covid-19;
d. kemudahan akses di dalam melakukan pengaduan seputar
Covid-19; dan
e. pelayanan pemulasaraan dan pemakaman jenazah Covid-19
dan/atau terduga Covid-19.

Bagian Kedua
Kewajiban

Pasal 11

(1) Setiap orang berkewajiban untuk :


a. mematuhi ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 6
ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf
f dan huruf g, huruf j, dan huruf k;
b. mematuhi ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 7
ayat (2).
(2) Dalam penanganan Covid-19, setiap orang wajib :
a. mengikuti prosedur penanganan;
b. mengikuti pemeriksaan sampel untuk Covid-19 dalam
penyelidikan epidemiologi (contact tracing) apabila telah
ditetapkan untuk diperiksa oleh petugas;
c. melakukan isolasi mandiri di tempat tinggal atau pada
tempat isolasi terpusat maupun perawatan di rumah
sakit sesuai rekomendasi tenaga Kesehatan;
d. melaporkan kepada tenaga kesehatan terdekat atau
Satuan Tugas atau perangkat desa/kelurahan apabila
diri sendiri dan/atau keluarganya terpapar Covid-19; dan
e. mematuhi pedoman dalam penanganan Covid-19;
f. mematuhi tata cara pemulasaran dan pemakaman
jenazah pasien Covid-19.

Pasal 12

RSUD atau fasilitas kesehatan lain yang ditunjuk wajib


memberikan pelayanan pada pasien Covid-19.

Pasal 13

Setiap petugas kesehatan yang bekerja di RSUD atau fasilitas


kesehatan lain yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12, wajib memberikan pelayanan pada pasien Covid-19
sesuai tugas dan fungsinya.

BAB V
SANKSI DAN DENDA ADMINISTRATIF

Pasal 14

(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 11 ayat (1)


huruf a, dikenakan sanksi berupa :
a. teguran lisan disertai perintah;
b. kerja sosial;
c. denda administratif;
(2) Teguran lisan disertai perintah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, adalah teguran yang diberikan apabila tidak
mematuhi protokol kesehatan disertai perintah untuk
mematuhi protokol kesehatan;
(3) Teguran lisan disertai perintah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, paling banyak 2 (dua) kali;
(4) Kerja sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
dikenakan setelah teguran lisan disertai perintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dipatuhi.
(5) Kerja sosial sebagaimana dimaksud ayat (4), berbentuk
antara lain:
a. menyapu jalan umum dengan waktu paling sedikit 2
(dua) jam;
b. membersihkan fasilitas umum atau fasilitas sosial
selama 1 (satu) hari untuk pelanggar yang berulang
sebagaimana dimaksud huruf a;
c. menjadi relawan pada Satuan Tugas Penanganan Covid-
19 selama 3 (tiga) hari untuk pelanggar yang berulang
sebagaimana dimaksud huruf b;
(6) Denda administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
huruf c, dikenakan kepada pelanggar yang telah pernah
dikenakan kerja sosial sebagaimana dimaksud dalam ayat
(5) huruf c;
(7) Denda administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (6)
sebesar Rp.50.000,00 (lima puluh ribu rupiah);
(8) Pengenaan sanksi dilaksanakan oleh Satpol PP dan
DAMKAR.

Pasal 15

(1) Setiap pelaku usaha, atau pengelola, atau penanggungjawab


atau penyelenggara tempat fasilitas umum yang tidak
menyediakan sarana protokol kesehatan dan/atau karyawan
dan/atau pekerjanya melanggar sebagaimana dimaksud
Pasal 6 ayat (2) huruf a, huruf b, huruf e, huruf f, huruf g
dan Pasal 7 ayat (2) huruf b, dikenakan sanksi administratif
berupa :
a. teguran tertulis;
b. denda administratif;
c. penghentian sementara kegiatan;
d. pembekuan izin usaha;
e. rekomendasi pencabutan sementara izin usaha.
(2) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, diberikan paling sedikit 2 (dua) kali dengan jarak waktu
teguran paling singkat 3 (tiga) hari.
(3) Denda administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
huruf b, dikenakan apabila teguran tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak ditindaklanjuti.
(4) Denda administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (3),
sebesar Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah).
(5) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
ayat dan ayat (3) dilaksanakan oleh Satpol PP dan DAMKAR.
(6) Penghentian sementara kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c, dikenakan apabila denda administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak ditindaklanjuti
dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak
diterimanya surat pemberitahuan denda adminsitratif.
(7) Penghentian sementara kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5), diberikan paling singkat 10 (sepuluh) hari dan
paling lama 20 (dua puluh) hari.
(8) Pembekuan izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d, dikenakan apabila ketentuan sebagaimana
dimaksud ayat (6) tidak ditindaklanjuti.
(9) Pembekuan izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (8),
paling singkat 30 (tiga puluh) hari.
(10) Rekomendasi pencabutan sementara izin usaha
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf e, dikenakan
apabila sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (8) tidak
ditindaklanjuti.
(11) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
atau ayat (8) dilaksanakan oleh Perangkat Daerah sesuai
dengan lingkup izin yang diterbitkan Daerah.
(12) Rekomendasi pencabutan sementara izin usaha
sebagaimana dimaksud ayat (10) diberikan oleh Perangkat
Daerah yang membidangi perizinan atas rekomendasi dari
Satpol PP dan DAMKAR kepada Bupati.
(13) Pencabutan sementara izin usaha ditetapkan oleh Bupati.
Pasal 16

(1) RSUD Lamandau atau fasilitas kesehatan lain yang


melanggar ketentuan Pasal 12 dikenakan sanksi
administratif berupa :
a. teguran tertulis; atau
b. pencabutan izin;
(2) Pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) dapat berasal dari laporan masyarakat
dan/atau dugaan penolakan melakukan penanganan Covid-
19 dan hasil investigasi Dinas terhadap dugaan penolakan
melakukan penanganan Covid-19.
(3) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Kepala Dinas Kesehatan.

Pasal 17

(1) Setiap petugas kesehatan yang melanggar ketentuan Pasal


13 dikenakan sanksi administratif berupa :
a. teguran tertulis;
b. pencabutan izin praktek.
(2) Pencabutan izin praktek sebagaimana dimaksud Ayat (1)
huruf b, untuk pelanggaran yang dilakukan berulang.
(3) Selain sanksi sebagaimana dimaksud ayat (1), terhadap
petugas kesehatan yang berstatus Aparatur Sipil Negara
dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan perundang-
undangan yang mengatur tentang kepegawaian.
(4) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dilakukan setelah adanya laporan masyarakat dan
hasil investigasi Dinas yang membidangi Kesehatan terhadap
dugaan penolakan melakukan penanganan Covid-19.
(5) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan
oleh Kepala Dinas Kesehatan.
(6) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilaksanakan
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan
rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan.

Pasal 18

Dalam hal sanksi dan denda administratif sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, dan Pasal 17 telah
dikenakan kepada orang atau pelaku usaha, atau pengelola, atau
penanggungjawab atau penyelenggara tempat fasilitas umum
yang melanggar, namun yang bersangkutan mengulangi
pelanggaran maka dapat diberikan sanksi pidana dan/atau
denda sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang penegakannya berkoordinasi dengan Kepolisian Republik
Indonesia.

BAB VI
PENGHARGAAN

Pasal 19

(1) Pemerintah Kabupaten dapat memberikan penghargaan


kepada setiap orang atau Badan atau Lembaga atau pelaku
usaha, atau pengelola, atau penanggungjawab atau
penyelenggara tempat fasilitas umum yang berperan dalam
melakukan penanggulangan Covid-19.
(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
dengan kriteria :
a. memberikan kontribusi yang luar biasa dalam
penanggulangan;
b. konsisten dalam menerapkan protokol kesehatan di
lingkungan tempat usaha/kegiatan/lembaga; dan/atau
c. melakukan inovasi dan pengembangan kreatifitas dalam
upaya penanggulangan.
(3) Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diberikan dalam bentuk piagam.
(4) Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diberikan setelah dilaksanakan penilaian oleh Tim penilai
yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB VII
PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 20

(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam Penanggulangan


Covid-19.
(2) Peran serta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh perorangan atau kelompok masyarakat dan/atau badan
usaha.
(3) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan antara lain dalam bentuk :
a. meningkatkan pemahaman dan penerapan nilai-nilai
agama dan adat istiadat di lingkungan tempat tinggal;
b. meningkatkan solidaritas sosial dan semangat kegotong-
royongan dalam membantu dan meringankan beban
ekonomi orang atau rumah tangga yang terinfeksi atau
terkonfirmasi positif Covid-19; dan
c. mempromosikan perilaku hidup bersih, sehat dan
produktif dalam masa pandemi Covid-19.

BAB VIII
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN

Pasal 21

(1) Bupati melakukan pemantauan dan evaluasi.


(2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh Satuan Tugas Covid-19 bersama dengan
Institusi dan SKPD terkait sesuai dengan wewenang dan
tanggungjawab.
(3) Pemantauan dan evaluasi dalam rangka menilai
pelaksanaan kegiatan dalam memutus mata rantai
penularan Covid-19.
(4) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan paling sedikit 1 (satu) bulan sekali atau sesuai
kebutuhan.
(5) Penilaian keberhasilan pelaksanaan kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) didasarkan pada kriteria antara lain:
a. pelaksanaan sesuai dengan Peraturan daerah dan/atau
Peraturan Bupati, dan/atau Instruksi Bupati;
b. jumlah kasus; dan
c. sebaran kasus.
(6) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dilaporkan secara tertulis kepada Bupati.

Pasal 22

Pelaksanaan Peraturan Daerah ini dengan melibatkan Instansi


Vertikal di daerah, BUMN/BUMD di daerah, akademisi,
masyarakat dan media agar turut berpartisipasi aktif melakukan
pemantauan pelaksanaan.

BAB IX
PENYIDIKAN

Pasal 23

(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil diberi wewenang khusus


sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Daerah ini.
(2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berwenang :
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau
keterangan berkenaan dengan tindak pidana
sebagaimana diatur dalam peraturan daerah ini;
b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga
melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam
peraturan daerah ini;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang
berkenaan dengan peristiwa tindak pidana sebagaimana
diatur dalam peraturan daerah ini;
d. melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan dan
dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana
sebagaimana diatur dalam peraturan daerah ini;
e. melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga
terdapat bahan bukti, pembukuan, pencatatan dan
dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap
bahan dan barang hasil kejahatan yang dapat dijadikan
bukti dalam perkara tindak pidana sebagaimana diatur
dalam peraturan daerah ini;
f. meminta bantuan ahli dalam pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana sebagaimana diatur dalam
peraturan daerah ini.
(3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil
penyidikannya kepada penyidik Pejabat Polisi Negara
Republik Indonesia.
(4) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menyampaikan penyidikan kepada penuntut umum
melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia.
BAB X
KETENTUAN PIDANA

Pasal 24

(1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a dan Pasal 18 dikenakan
Denda paling sedikit Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah)
atau paling banyak Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah).
(2) Barang siapa melakukan pelanggaran secara berulang
terhadap ketentuan Pasal 11 ayat (1) huruf a dan Pasal 18,
dapat diberikan sanksi pidana kurungan paling lama 3 (tiga)
hari.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat dikenakan
apabila yang bersangkutan telah dikenakan denda
berdasarkan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap.

Pasal 25

(1) Setiap pelaku usaha, pengelola, penyelenggara, atau


penanggungjawab atau penyelenggara tempat fasilitas umum
yang tidak menyediakan sarana protokol kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan Pasal 18
dikenakan denda paling sedikit Rp.500.000,00 (lima ratus
ribu rupiah) atau paling banyak Rp. 5.000.000,00 (lima juta
rupiah).
(2) Pelaku usaha, pengelola, penyelenggara, atau
penanggungjawab atau penyelenggara tempat fasilitas umum
yang melakukan pelanggaran secara berulang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan Pasal 18 dapat
dikenakan dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga)
hari.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat dikenakan
apabila pelaku usaha, pengelola, penyelenggara, atau
penanggungjawab atau penyelenggara tempat fasilitas umum
telah dikenakan denda berdasarkan putusan yang telah
berkekuatan hukum tetap.

Pasal 26

Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dan Pasal


25 merupakan tindak pidana pelanggaran.

Pasal 27

(1) Denda administratif Pasal 14 ayat (1) huruf c dan Pasal 15


ayat (1) huruf b merupakan penerimaan daerah.
(2) Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dan Pasal 25
merupakan penerimaan Daerah.

Pasal 28

Barang siapa dengan sengaja menghalangi pelaksanaan


penanggulangan wabah diancam dengan pidana berdasarkan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 212 sampai dengan
Pasal 218 dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang
Wabah Penyakit Menular.
Pasal 29

Setiap orang yang tidak mematuhi penyelenggaraan


kekarantinaan kesehatan dan/atau menghalang-halangi
penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan sehingga
menyebabkan kedaruratan kesehatan, diancam pidana sesuai
ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan.

Pasal 30

(1) Proses persidangan tindak pidana ringan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 26 dapat dilaksanakan di tempat
pemeriksaan dengan mengikutsertakan tim yang antara lain
berasal dari :
a. PPNS daerah;
b. Kepolisian Republik Indonesia;
c. Kejaksaan Republik Indonesia; dan
d. Kehakiman Republik Indonesia.
(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan
surat perintah tugas.

BAB XI
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 31

Penanggulangan Covid-19 dilakukan secara bersama-sama


berpedoman pada Standar Operasional yang ditetapkan
Pemerintah atau Satgas Covid-19.

BAB XII
PENDANAAN

Pasal 32

Pendanaan penanggulangan Covid-19 Peraturan Daerah ini


bersumber dari :
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Lamandau.
b. Sumber pembiayaan lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 33

Peraturan Perundang-undangan atau pedoman teknis yang telah


ada sebelum diundangkannya Peraturan Daerah ini, dinyatakan
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan
Peraturan Daerah ini.

Pasal 34

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Daerah Kabupaten Lamandau.

Ditetapkan di Nanga Bulik


pada tanggal

BUPATI LAMANDAU,

HENDRA LESMANA

Diundangkan di Nanga Bulik


pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMANDAU,

MUHAMAD IRWANSYAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2022 NOMOR …


PENJELASAN
ATAS
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU
NOMOR TAHUN 2021

TENTANG

PENANGGULANGAN CORONA VIRUS DISEASE 2019

I. UMUM

Memperhatikan penyebaran Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) yang


telah meluas dan telah ditetapkan statusnya sebagai Bencana Nasional, maka
Pemerintah Kabupaten Lamandau berkewajiban dan bertanggungjawab untuk
melindungi masyarakatnya dengan melakukan berbagai upaya dari penyebaran
dan/atau ancaman virus tersebut. Sebagai salah satu kabupaten yang
terdampak cukup besar dengan penyebaran Corona Virus Desease 2019 (Covid-
19), maka perlu menyusun sebuah peraturan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan penanggulangan penyebaran Corona Virus Desease 2019 (Covid-
19).

Dalam Peraturan Daerah tentang Penanggulangan Corona Virus Disease


2019, berisi :
1. Tanggung jawab dan kewenangan;
2. Penanggulangan;
3. Hak dan Kewajiban;
4. Sanksi administratif;
5. Penghargaan;
6. Peran serta masyarakat;
7. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan;
8. Ketentuan pidana;
9. Ketentuan lain-lain; dan
10. Pendanaan.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan perangkat daerah yang membidangi
perencanaan adalah Badan Perencanaan, Pembangunan
Daerah, Penelitian dan Pengembangan, dan yang dimaksud
dengan perangkat daerah yang membidangi penganggaran
adalah Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah.
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
huruf a
Cukup jelas
huruf b
Cukup jelas
huruf c
Cukup jelas
huruf d
Cukup jelas
huruf e
Cukup jelas
huruf f
Cukup jelas
huruf g
yang dimaksud pejabat yang berwenang adalah unsur
pemerintahan yang memiliki tugas dalam penanggulangan
Covid-19 antara lain satgas dan lain-lain.
huruf h
Cukup jelas
huruf i
Cukup jelas
huruf j
Cukup jelas
huruf k
Cukup jelas
huruf l
Cukup jelas
huruf m
Cukup jelas
huruf n
Cukup jelas

Pasal 7
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan rumah sakit lainnya adalah rumah sakit
yang diperuntukan melaksanakan penanganan pasien covid-19.
Yang dimaksud dengan tempat atau fasilitas lainnya adalah
tempat yang ditunjuk pemerintah daerah yang digunakan untuk
penanganan Covid-19, seperti Puskesmas, Balai Pengobatan dan
tempat lain sejenis.
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “Perangkat Daerah terkait” adalah
Perangkat Daerah yang memiliki keterkaitan tugas peningkatan
kesadaran dan peningkatan ketaatan, antara lain Dinas
Kesehatan, Satuan Polisi Pamong Praja dan DAMKAR, Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah, Dinas Sosial, dan Badan Perencanaan, Pembangunan
Daerah, Penelitian dan Pengembangan.
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Teguran lisan disertai perintah diberikan kepada perseorangan yang
melanggar protokol kesehatan disertai perintah untuk mematuhi
protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, atau
membubarkan diri.
Teguran tertulis diberikan kepada badan usaha, baik yang berbentuk
badan hukum maupun tidak berbadan hukum.
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan Manajemen ASN di
instansi pemerintah sesuai undang-undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara.
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas
Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31
Cukup jelas
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup jelas
Pasal 34
Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2022


NOMOR….

Anda mungkin juga menyukai