Anda di halaman 1dari 13

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

NOMOR 110 TAHUN 2020


TENTANG
PENERAPAN DISIPLIN DAN PENEGAKAN HUKUM PROTOKOL KESEHATAN
SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
CORONA VIRUS DISEASE 2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Diktum KEDUA


angka 6 huruf b Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2020
tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum
Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan dan Pengendalian
Corona Virus Disease 2019 dan Instruksi Menteri Dalam
Negeri Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Penyusunan Peraturan Kepala Daerah Dalam Rangka
Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol
Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Corona Virus Disease 2019 di Daerah, maka perlu
menetapkan Peraturan Gubernur tentang Penerapan Disiplin
dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya
Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun1945;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Otonom Propinsi
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan
Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1106);
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3723);
4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5494);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
9. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Karantina
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6236);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang
Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998
Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3373);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 1991 tentang
Penanganan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 184, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5570);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6477);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2019 tentang
Kesehatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 251, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6444);
16. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Dalam
Keadaan Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 34);
17. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang
Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 178);
18. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease
2019 (COVID-19), sebagaimana telah diubah dengan
Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 7 tahun
2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
19. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19);
20. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang
Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional;
21. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2020 tentang
Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol
Kesehatan Dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona
Virus Disease 2019;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020
tentang Percepatan Penanganan Corona Virus Disease
2019 di Lingkungan Pemerintah Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 249);
23. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/104/2020 tentang Penetapan Infeksi
Novel Corona Virus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai Penyakit
yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya;
24. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/328/2020 tentang Panduan
Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease
(COVID-19) di tempat Kerja Perkantoran dan Industri
Dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi
Pandemi;
25. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 440-830 Tahun
2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru Produktif
dan Aman Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Bagi
Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kementerian Dalam
Negeri dan Pemerintah Daerah, sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
440-842 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 440-830 Tahun 2020
tentang Pedoman Tatanan Normal Baru Produktif dan
Aman Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Bagi
Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kementerian Dalam
Negeri dan Pemerintah Daerah;
26. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
Hk.01.07/Menkes/383/2020 tentang Protokol Kesehatan
Bagi Masyarakat di tempat dan Fasilitas Umum Dalam
Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19);
27. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2020
tentang Pedoman Teknis Penyusunan Peraturan Kepala
Daerah Dalam Rangka Penerapan Disiplin dan
Penegakan Hukum Protokol Kesehatan sebagai Upaya
Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease
2019 di Daerah;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENERAPAN DISIPLIN


DAN PENEGAKAN HUKUM PROTOKOL KESEHATAN
SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
CORONA VIRUS DISEASE 2019.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Provinsi Kalimantan Barat.
2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai Unsur Penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin Pelaksanaan Urusan Pemerintahan
yang menjadi Kewenangan Provinsi Kalimantan Barat.
3. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Barat.
4. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Pemerintah Kabupaten/Kota di
Provinsi Kalimantan Barat.
5. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota di Provinsi Kalimantan Barat.
6. Perangkat Daerah adalah Perangkat daerah di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Barat.
7. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19)
Provinsi Kalimantan Barat yang selanjutnya disebut Gugus Tugas Provinsi
adalah Tim yang dibentuk oleh Gubernur, mempunyai tugas mempercepat
penanggulangan Covid-19 melalui Sinergitas antar Pemerintah, Badan
Usaha, Akademisi, masyarakat, dan media;
8. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19)
Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut Gugus Tugas Kabupaten/Kota
adalah Gugus Tugas percepatan penanganan Corona Virus Disease (COVID-
19) yang dibentuk oleh Bupati/Walikota di wilayah Provinsi Kalimantan
Barat;
9. Pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 adalah upaya
kesehatan yang mengutamakan aspek promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang ditujukan untuk menurunkan dan menghilangkan angka
kesakitan, kematian, membatasi penularan, serta penyebaran Corona Virus
Disease 2019 agar tidak meluas antar daerah serta berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa/wabah.
10. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada Instansi Pemerintah Provinsi, Kabupten/Kota.
11. Tenaga Kontrak atau sebutan lainnya adalah Pegawai Non Pegawai Negeri
Sipil dan Non Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang dikontrak
oleh Kepala Perangkat Daerah/Unit Pelaksana Teknis Daerah, selaku
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berdasarkan Perjanjian
Kerja dalam jangka waktu tertentu, yang telah direkrut pada tahun
sebelumnya untuk mendukung tugas Perangkat Daerah/Unit Pelaksana
Teknis Daerah.
12. Corona Virus Disease 2019 yang selanjutnya disebut Covid-19 adalah
penyakit infeksi saluran pernafasan akibat dari Severe Acute Respiratory
Syndrom Virus Corona 2 (SARS-CoV-2) yang telah menjadi pandemi global
berdasarkan penetapan dari World Health Organization (WHO) dan
ditetapkan sebagai bencana non alam nasional berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam
penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana
Nasional.
13. Orang adalah perorangan atau badan, baik yang berbadan hukum maupun
yang bukan berbadan hukum.
14. Masyarakat adalah perorangan, keluarga, kelompok, organisasi profesi,
organisasi sosial dan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, dunia
Pendidikan dan/atau pihak lainnya.
15. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Masa Pandemi Covid-19 yang
selanjutnya disebut PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran untuk mencegah terpaparnya diri dan lingkungan
sekitar dari penyebaran Covid-19.
16. Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disebut Satpol PP adalah
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kalimantan Barat.
17. Protokol Kesehatan adalah prosedur kesehatan yang harus dilakukan
ketika melaksanakan aktivitas di tengah Pandemi Covid-19.
18. Uji Swab Polymerase Chain Reaction yang selanjutnya disebut Uji Swab PCR
adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material
genetik dari sel, bakteri, atau virus serta untuk mendiagnosis penyakit
Covid-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona dengan
menggunakan sampel lendir yang diambil dari dalam hidung maupun
tenggorokan.
19. Kerja sosial adalah kegiatan melakukan sesuatu seperti menyapu jalan
umum, membersihkan sarana/prasarana, fasilitas umum atau fasilitas
sosial serta menjadi relawan pada Satuan Tugas Penanganan Covid-19
yang dilakukan karena melanggar penerapan protokol kesehatan dalam
pencegahan dan pengendalian Covid-19.
20. Rapid Test adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu
IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan Virus Corona.
21. Isolasi adalah proses mengurangi resiko penularan melalui upaya
memisahkan individu yang sakit baik yang sudah dikonfirmasi
Laboratorium atau memiliki gejala Covid-19 dengan masyarakat luas.
22. Karantina adalah proses mengurangi resiko penularan dan identifikasi dini
Covid-19 melalui upaya memisahkan individu yang sehat atau belum
memiliki gejala Covid-19 tetapi memiliki riwayat kontak dengan pasien
konfirmasi Covid-19 atau memiliki riwayat bepergian ke wilayah yang
sudah terjadi transmisi lokal.

Pasal 2

Peraturan Gubernur ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam penerapan


disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan dalam rangka memutus
mata rantai penularan Covid-19 di daerah.

Pasal 3

Peraturan Gubernur ini bertujuan untuk :


a. melindungi masyarakat dari penularan Covid-19;
b. meningkatkan partisipasi warga masyarakat dan para pemangku kepentingan
untuk mematuhi protokol kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian
Covid-19;
c. mendorong warga masyarakat menerapkan PHBS serta memiliki kesadaran
mematuhi protokol kesehatan Covid-19 dalam upaya mencegah penularan
dan penyebaran Covid-19 di daerah; dan
d. mendorong terciptanya pemulihan berbagai aspek kehidupan sosial dan
ekonomi warga masyarakat yang terdampak pandemi.

Pasal 4

Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini meliputi :


a. pelaksanaan penerapan protokol kesehatan;
b. pencegahan dan penanggulangan;
c. monitoring, evaluasi dan pelaporan;
d. sosialisasi dan partisipasi;
e. pembinaan, pengawasan dan penindakan;
f. sanksi; dan
g. pendanaan.

BAB II
PELAKSANAAN PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN

Bagian Kesatu
Subjek dan Objek Pengaturan

Pasal 5

Penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan ditujukan


kepada :
a. perorangan;
b. pelaku usaha;
c. pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab tempat dan fasilitas umum;
dan
d. ASN dan Tenaga Kontrak atau sebutan lainnya.

Pasal 6

Penerapan disiplin dan penegakan protokol kesehatan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilakukan pada tempat dan fasilitas umum yang meliputi :
a. perkantoran/tempat kerja, usaha, dan industri;
b. sekolah/institusi pendidikan lainnya;
c. tempat ibadah;
d. stasiun, terminal, pelabuhan, dan bandar udara;
e. transportasi umum;
f. kendaraan pribadi;
g. toko, pasar modern, dan pasar tradisional;
h. apotek dan toko obat;
i. warung makan, rumah makan, cafe dan restoran;
j. pedagang kaki lima/lapak jajanan;
k. perhotelan/penginapan lain yang sejenis;
l. tempat pariwisata;
m. fasilitas pelayanan kesehatan;
n. area publik, tempat lainnya yang bertujuan untuk mengumpulkan orang di
suatu tempat seperti tempat penyelenggaraan event, hajatan, pesta
perkawinan, dan pertemuan sejenis lainnya; dan
o. tempat dan fasilitas umum yang harus memperhatikan protokol kesehatan
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua
Hak

Pasal 7

Setiap orang di daerah mempunyai hak yang sama untuk :


a. memperoleh perlakuan dan pelayanan dari pemerintah daerah;
b. mendapatkan pelayanan kesehatan dasar sesuai kebutuhan medis;
c. memperoleh data dan informasi publik tentang Covid-19;
d. kemudahan akses untuk melakukan pengaduan tentang Covid-19; dan
e. pelayanan pemulasaran dan pemakaman jenazah Covid-19 dan/atau
terduga Covid-19.

Bagian Ketiga
Kewajiban dan Larangan

Pasal 8

(1) Setiap orang wajib melaksanakan dan mematuhi penerapan disiplin dan
penegakan hukum protokol kesehatan yang meliputi :
a. Bagi perorangan :
1) menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi
hidung dan mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau
berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status
kesehatannya;
2) membersihkan tangan secara teratur;
3) pembatasan interaksi fisik (Physical distancing); dan
4) meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan PHBS.
b. Bagi pelaku usaha, pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab
tempat, dan fasilitas umum :
1) melakukan sosialisasi, edukasi, dan penggunaan berbagai media
informasi untuk memberikan pengertian dan pemahaman mengenai
pencegahan dan pengendalian Covid-19;
2) melakukan pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk;
3) pengunjung dan karyawan wajib menggunakan masker;
4) penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun yang mudah diakses dan
memenuhi standar atau penyediaan cairan pembersih tangan (hand
sanitizer);
5) upaya identifikasi (penapisan) dan pemantauan kesehatan bagi setiap
orang yang akan beraktivitas di lingkungan fasilitas umum;
6) mengatur jarak meja dan tempat duduk serta antrean paling sedikit
1,5 (satu koma lima) meter antar pelanggan;
7) mengatur waktu kunjungan;
8) pembersihan dan desinfeksi lingkungan secara berkala;
9) penegakan kedisiplinan pada perilaku masyarakat yang beresiko
dalam penularan dan tertularnya Covid-19;
10) menjaga kualitas udara di tempat usaha atau di tempat kerja dengan
mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk serta
pembersihan filter AC;
11) menjaga kebersihan tempat/fasilitas umum;
12) melakukan pembersihan dan desinfeksi di area tempat/fasilitas
umum;
13) memfasilitasi deteksi dini dalam penanganan kasus untuk
mengantisipasi penyebaran Covid-19;
14) mengupayakan pembayaran secara non tunai (cashless); dan
15) Menyiapkan petugas untuk mengawasi penerapan disiplin dan
protokol kesehatan.
c. Bagi ASN dan Tenaga Kontrak atau sebutan lainnya :
1) memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat bekerja;
2) menggunakan masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu,
pada saat berada di dalam lingkungan kantor, dalam ruangan kerja
atau ruangan rapat;
3) membersihkan tangan secara teratur menggunakan sabun dengan air
mengalir;
4) membawa dan menggunakan hand sanitizer;
5) melakukan pembatasan interaksi fisik (Physical distancing) minimal
1,5 (satu koma lima) meter pada saat bekerja, mengikuti
rapat/pertemuan;
6) melakukan pengaturan jarak antar kursi minimal 1,5 (satu koma lima)
meter dan tidak saling berhadapan pada saat menghadiri
rapat/pertemuan;
7) memberi salam tanpa melakukan kontak fisik;
8) menerapkan protokol kesehatan pada saat bekerja maupun mengikuti
rapat; dan
9) meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan PHBS.
(2) Setiap orang yang diwajibkan isolasi oleh Gugus Tugas Provinsi, dilarang
keluar rumah sampai berakhirnya masa isolasi, kecuali untuk keperluan
Konsultasi atau berobat ke Dokter.
(3) Penumpang Pesawat Udara dan Kapal Laut wajib melakukan Rapid Test
dan/atau Swab PCR terlebih dahulu sebelum masuk ke daerah,
dibuktikan dengan Surat Keterangan Hasil Rapid Test dan/atau Swab PCR
yang diperlihatkan pada saat tiba di Bandar Udara dan Pelabuhan.
(4) Penumpang Bus wajib melakukan Rapid Test dan/atau Swab PCR terlebih
dahulu sebelum masuk ke daerah, dibuktikan dengan Surat Keterangan
Hasil Rapid Test dan/atau Swab PCR yang diperlihatkan pada saat tiba di
Pos Lintas Batas Negara (PLBN) untuk penumpang Bus antar negara dan
Terminal Kedatangan untuk penumpang Bus antar Provinsi.
(5) Maskapai Penerbangan, Operator Pelayaran dan Operator Bus dilarang
membawa penumpang yang hasil Rapid Test dan/atau Swab PCRnya
Positif Covid-19.

Pasal 9
(1) Pemerintah Kabupaten/Kota yang belum memiliki Laboratorium PCR wajib
mengirim sampel uji Swab PCR minimal 200 (dua ratus) per minggu yang
disampaikan kepada Gubernur melalui Perangkat Daerah yang menangani
urusan dibidang kesehatan.
(2) Pelaksanaan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengikuti
petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangannya.
Pasal 10

(1) Setiap Perangkat Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota berkewajiban


memasang himbauan yang bertuliskan “Kawasan Wajib Masker dan
Penerapan Protokol Kesehatan”di lingkungan kerjanya masing-masing.
(2) Terhadap Perangkat Daerah yang memberikan Pelayanan umum, seperti
Sistim Administrasi Satu Atap (SAMSAT), Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP), Terminal orang/barang, Rumah Sakit, serta tempat pelayanan
umum lainnya berkewajiban menyediakan sarana cuci tangan, alat
pengukur suhu tubuh, pengaturan jarak tempat duduk ruang tunggu serta
melakukan upaya pencegahan lainnya yang diperlukan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Kepala Perangkat Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota berkewajiban
mengawasi penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan
sebagai upaya pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 di
lingkungan unit kerjanya masing-masing.
(4) Apabila dalam pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditemukan pelanggaran, maka Kepala Perangkat Daerah Provinsi,
Kabupaten/Kota berkewajiban memberikan sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan dan melaporkan kepada Perangkat Daerah
yang menangani urusan di bidang kepegawaian dan Perangkat Daerah
yang menangani urusan di bidang keuangan daerah.

BAB III
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

Pasal 11

Setiap orang, pelaku usaha, pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab


tempat dan fasilitas umum serta ASN dan Tenaga Kontrak atau sebutan lainnya
berkewajiban memfasilitasi dan mendukung pelaksanaan pencegahan dan
penanggulangan Covid-19.

BAB IV
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Pasal 12

(1) Perangkat Daerah Provinsi, Perangkat Daerah Kabupaten/Kota


berpartisipasi aktif melakukan monitoring pelaksanaan penerapan disiplin
dan penegakan hukum protokol kesehatan sesuai dengan tugas dan
fungsinya masing-masing.
(2) Monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada
Gubernur, Bupati/Walikota melalui Gugus Tugas Provinsi, Gugus Tugas
Kabupaten/Kota.
(3) Hasil pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditindaklanjuti oleh
Gugus Tugas Provinsi, Gugus Tugas Kabupaten/Kota sesuai dengan
kewenangan masing-masing.
Pasal 13

Gugus Tugas Provinsi memonitoring dan mengevaluasi Gugus Tugas


Kabupaten/Kota dalam penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol
kesehatan serta memberikan rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan.

BAB V
SOSIALISASI DAN PARTISIPASI

Pasal 14

(1) Gubernur/Bupati/Walikota menugaskan perangkat daerah sesuai dengan


tugas dan fungsinya untuk melakukan sosialisasi terkait informasi/edukasi
cara pencegahan dan pengendalian Covid-19 kepada masyarakat.
(2) Pelaksanaan sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
dengan melibatkan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah dan partisipasi
/peran serta dari :
a. masyarakat;
b. pemuka agama;
c. tokoh adat;
d. tokoh masyarakat; dan/atau
e. organisasi kemasyarakatan.

BAB VI
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENINDAKAN

Pasal 15

(1) Kepala Perangkat Daerah, Kepala Instansi Vertikal di daerah, pemuka


agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
melakukan pembinaan terhadap penerapan disiplin dan penegakan hukum
protokol kesehatan sesuai tugas dan fungsi serta kewenangan masing-
masing.
(2) Pengawasan terhadap penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol
kesehatan dilakukan oleh Kepala Perangkat Daerah, Kepala Instansi
Vertikal di daerah, pemuka agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan
organisasi kemasyarakatan yang dilakukan secara berjenjang.
(3) Penindakan atas pelanggaran Peraturan Gubernur ini dilakukan oleh
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19).

BAB VII
SANKSI

Pasal 16

(1) Bagi perorangan, pelaku usaha, pengelola, penyelenggara atau


penanggungjawab tempat dan fasilitas umum serta ASN dan Tenaga
Kontrak atau sebutan lainnya yang melanggar kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dikenakan sanksi.
(2) Sanksi pelanggaran penerapan protokol kesehatan dalam pencegahan dan
pengendalian Covid-19 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. bagi perorangan :
1) teguran lisan atau teguran tertulis;
2) kerja sosial selama 15 (lima belas) menit;
3) denda administratif sebesar Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah);
dan
4) dikarantina sampai keluarnya hasil Swab PCR.
b. bagi pelaku usaha, pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab
tempat, dan fasilitas umum :
1) teguran lisan atau teguran tertulis;
2) denda administratif sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah);
3) penghentian sementara operasional usaha;
4) pencabutan ijin usaha; dan/atau
5) apabila terdapat kluster keterjangkitan Covid-19 dalam kegiatan yang
melibatkan banyak orang, maka biaya pengobatan pasien Covid-19
tersebut ditanggung oleh penyelenggara atau penanggung jawab.
c. bagi ASN :
1) teguran tertulis; dan
2) denda administratif berupa tidak dibayarkannya uang makan pada
hari melakukan pelanggaran disiplin dan tidak diperkenankan
memasuki seluruh kawasan kantor Pemerintah Daerah untuk
melakukan urusan kedinasan.
d. bagi Tenaga Kontrak atau sebutan lainnya:
1) teguran lisan;
2) teguran tertulis; atau
3) kerja sosial.
(3) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (2) dikenakan denda sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).
(4) Terhadap ASN yang melakukan pelanggaran di luar lingkungan kantor,
dikenakan sanksi yang bersifat perorangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a.
(5) Maskapai Penerbangan, Operator Pelayaran dan Operator Bus yang tidak
melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (5),
dikenakan sanksi :
a. dilarang membawa penumpang dari luar daerah selama 10 (sepuluh) hari
berturut-turut;
b. denda administratif sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) bagi
Maskapai Penerbangan;
c. denda administratif sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) bagi
Operator Pelayaran; dan
d. denda administratif sebesar Rp.500.000,- (lima ratus ribu rupiah) bagi
Operator Bus.
(6) Setiap penumpang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) dan ayat
(4) yang tidak dapat menunjukkan hasil Rapid Test dan/atau Swab PCR
akan dilakukan karantina dan apabila hasil Rapid Test dan/atau Swab
PCRnya positif akan dilakukan isolasi masing-masing selama 14 (empat
belas) hari di tempat yang disediakan oleh Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota yang biayanya ditanggung/dibebankan kepada
penumpang yang bersangkutan.
(7) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia
(POLRI) di daerah dan apabila melakukan pelanggaran dilaporkan kepada
institusi masing-masing.
(8) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetorkan ke
Kas Daerah.

Pasal 17

Kabupaten/Kota yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 9 ayat (1) dikenakan sanksi berupa penundaan transfer dana bagi
hasil pajak daerah.

BAB VIII
PENDANAAN

Pasal 18

Segala biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan Peraturan Gubernur ini


dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan
sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 19

(1) Dalam hal Bupati/Walikota belum menetapkan Peraturan Bupati/Walikota


tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan
Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019,
dapat mempedomani Peraturan Gubernur ini dalam pelaksanaan
Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 pada
Kabupaten/Kota masing-masing.
(2) Dalam hal Kabupaten/Kota telah menetapkan Peraturan Bupati/Walikota
tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan
Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019,
maka yang dipedomani adalah Peraturan Bupati/Walikota yang
bersangkutan, kecuali yang belum diatur atau tidak cukup diatur dalam
Peraturan Bupati/Walikota.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 20

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kalimantan
Barat.

Ditetapkan di Pontianak
pada tanggal 24 Agustus 2020

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

SUTARMIDJI

Diundangkan di Pontianak
pada tanggal 24 Agustus 2020

SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN BARAT,

A.L. LEYSANDRI

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2020 NOMOR 110

Anda mungkin juga menyukai