Abdullah Faqih Bentuk Hadist
Abdullah Faqih Bentuk Hadist
Kata-kata Nabi, Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, tindakan dan kondisinya
Seluruh perbuatan, perbuatan, dan hal ihwal ttg Nabi Muhammad SAW.
Menurut Ushul Ulama:
Kata-kata Nabi, doa dan kedamaian Allah besertanya, dan tindakan serta ucapannya
mengkonfirmasi dan memperkuat keputusan.
Semua perbuatan, perbuatan, dan taqrir Nabi Muhammad SAW yang berkaitaan dengan
hukum Syara'' dan ketetaapanny.
Dan Hadits secara mendetail menuurt Muhammad abduul Rauf seperti kupetat Syuhudi
Ismail, Bentuk2 hadits dicategorical dlm kategori bbrp:
1. Hadits Qouly
Segala sesuatu yang berdasarkan Nabi baik berupa perkataan atau pernyataan yang
mengandung tuntunan dan petunjuk syara, peristiwa, cerita, baik itu iman, syariat, akhlak
atau apapun yang dapat disebut qouly.
Contoh:
“Tidak sah berdoa kepada orang yang tidak membaca Fatihah al-Kitab (al-Quran).”
2. Doa Rasulullah SAW. ditujukan untuk orang yang mendengarkan, mengingat dan
mengirimkan informasi:
Tuhan memberkatinya, dia mendengar haditsnya dari saya sehingga dia menghafalnya
sampai dalam bahasa lain
"Tuhan memberkati mereka yang mendengarkan kata-kata saya dan kemudian menghafalnya
dan menyebarkannya kepada orang lain"
2. Hadis Fi'ly
Hadits fi'il berarti semua perbuatan Nabi yang sampai kepada kita. seperti cara Nabi
berwudhu, sholat, haji dll. Hadits verba ini biasanya tidak diketahui langsung dari Nabi,
tetapi melalui informasi yang disampaikan para sahabat, ketika Nabi melakukan sesuatu, para
sahabat menyaksikan perbuatan tersebut dan kemudian menyebarkannya kepada para sahabat
atau tabi'in lainnya. Biasanya hadis fi'ly mengandung kata-kata "kaanaa/yakuunuuu atau
ra'aitu/ra'ainaa. 1. Fi'il tentang sholat de Contoh Hadis
berdoalah sebagaimana kamu telah melihat aku berdoa
Nabi saw. Shalat dipuncak gunung, kemanapun gunung memandang” (HR. Bukhari).
3. Hadits Taqriri
Tidak semua materi hadis seluruhnya dari Nabi, baik berupa kata maupun kalimat. Beberapa
di antaranya adalah perkataan atau perbuatan para sahabat, baik yang dilakukan sebelum
Nabi maupun yang tidak kemudian dikukuhkan kepada Nabi. Hadits kategori ini disebut
hadis taqriri, yaitu hadis berupa ketetapan Nabi tentang apa yang dilakukan atau dilakukan
oleh para sahabatnya.
Abdul Wahab Khallaf menjelaskan dalam bukunya ilm Usul a;-Fiqh bahwa Hadits Taqrir
adalah ketetapan Nabi tentang sesuatu yang dilakukan seorang sahabat baik berupa perkataan
atau perbuatan, membuatnya diam dan tidak menunjukkan tanda-tanda penyangkalan. setuju.
, dan menyukainya. Dalam hal ini, Nbai tidak memvalidasinya dengan membela atau
menyalahkannya, namun Nabi membiarkan tindakan Sahabatnya dan membungkamnya.
Contoh:
"
“Kami (Para Sahabat) shalat 2 rakaat setelah magrib (sebelum shalat Maghrib) Rasulullah
saw dan beliau tidak menyuruh dan tidak melarang kami” (HR. Muslim). Di antara Hadits
Taqrrir adalah membolehkan para sahabat untuk membuat perintah menurut interpretasi
mereka sendiri.
Menurut hadits:
Ruah Al-Bukhari
“Tidak boleh ada yang shalat Ashar di Bani Quraizah” (HR. Bukhari).
Kemudian para sahabat memahami larangan tersebut karena sifat perintahnya, sehingga
mereka tidak melaksanakan shalat Ashar tepat pada waktunya. Sekelompok sahabat yang lain
memahami perintah untuk pergi ke Bani Qurayzah dan tidak bersantai dalam perang agar
mereka bisa melaksanakan shalat dengan baik.