SK Identifikasi Dan Pemenuhan Pasien Dengan Resiko, Kendala Dan Kebutuhan Khusus-1
SK Identifikasi Dan Pemenuhan Pasien Dengan Resiko, Kendala Dan Kebutuhan Khusus-1
DINAS KESEHATAN
UPT BLUD PUSKESMASPARAMAN AMPALU
Jr. Paraman Ampalu Nagari Rabi Jonggor Kecamatan Gunung Tuleh
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA UPT BLUD PUSKESMAS PARAMAN AMPALU
NOMOR: /SK/ /2023
TENTANG IDENTIFIKASI DAN PEMENUHAN PASIEN DENGAN RESIKO,
KENDALA DAN KEBUTUHAN KHUSUS
A. DIFABEL
Difabeldilihatdariasfekfisiknyadapatdibagimenjadibeberapakategori,
yaitu:
1. Tuna Netra
Seseorang dikatakan tuna netra apabila mereka kehilanggan daya
lihatnya sedemikian rupa sehingga tidak dapat menggunakan
fasilitas pada umumnya.
Menurut Kaufman dan Hallahan, tuna netra adalah individu yang
memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari
6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan.
Tuna netra dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Kurang awas( Low Vision), yaitu seseorang dikatakan kurang
awas bila masih memiliki sisa penglihatan sedemikian rupa
sehingga masih sedikit melihat atau masih bisa membedakan
gelap dan terang.
b. Buta (blind), yaitu seseorang dikatakan buta apabila ia sudah
tidak memiliki sisa penglihatan sehingga tidak dapat
membedakan gelap dan terang.
Ciri-ciri fisik :
a. Memiliki daya dengar yang sangat kuat sehingga dengan
cepat menangkap pesan-pesan melalui pendengaran dapat
dikirim keotak.
b. Memiliki daya perabaan yang sensitive sehingga apa yang di
sarankan dapat dikirim langsung ke otak.
c. Kadang-kadang mereka suka mengusap-usap mata dan
berusaha membelalakannya.
d. Kadang-kadang mereka memiliki perilaku yang kurang
sedap bila dilihat oleh orang normal pada umumnya atau
dengan sebutan blindsm (misalnya :mengkerut-kerutkan
kening, menggeleng-gelengkan kepala secara berulang-ulang
dengan tanpa disadarinnya). Seseorang dikatakan
mengalami ketunadaksaan apabila terdapat kelemahanan
aggota tubuh sebagai akibat dari luka, penyakit,
pertumbuhan yang salah bentuk sehingga mengakibatkan
turunnya kemampuan normal untuk melakukan gerakan-
gerakan tubuh tertentu dan untuk mengoptimalkan potensi
kemampuannya diperlukan layanan khusus.
Tuna daksa ada dua kriteria, yaitu :
a. Tuna daksa orthopedic (Orthopedicall), yaitu mereka
yang mengalami kelainan, kecacatan tertentu sehingga
terganggungnya fungsitubuh.
b. Tuna daksa syaraf (Neurological handicapped), yaitu
kelainan yang terjadi pada anggota tubuh yang
disebabkan gangguan pada urat syaraf.
Ciri-ciri fisik :
a. Memiliki kecerdasan normal bahkan ada yang sangat
cerdas
b. Depresi, kemerahan dan rasa kecewa yang mendalam
disertai dengan kedengkian dan permusuhan
c. Penyangkalan dan penerimaan atau suatu kendala emosi
yang mencerminkan suatu pergumulan yang diakhiri
dengan penyerahan.
d. Meminta dan menolak belaskasihan dari sesama.
Ciri-ciri Sosial
Kelompok ini kurang memiliki akses pergaulan yang luas
karena keterbatasan aktifitas gerakannya. Dan kadang-
kadang menampakkan sikap marah-marah(emosi) yang
berlebihan tanpasebab yang jelas.
2. Tuna Rungu
Seseorang dikatakan tuna rungu apabila mereka kehilangan daya
dengarnya.
Ciri-ciri Fisik:
a. Berbicara keras dan tidak jelas
b. Suka melihat gerak bibir atau gerak tubuh teman bicara
c. Telinga mengeluarkan cairan
d. Menggunakan alat bantu dengar
e. Bibirsumbing
f. Suka melakukan gerakan tubuh
g. Cenderung pendiam
h. Suara sengau
i. Cadel
Ciri-ciri Mental :
Pada umumnya sering menaruh curiga terhadap orang-orang yang
ada disekitarnya.
3. Tuna Wicara
Seseorang dikatakan tuna wicara apabila mereka mengalami
kesulitan berbicara. Hal ini disebabkan kurang atau tidak
berfungsinya alat-alat bicara seperti rongga mulut, lidah, langit,
langit, dan pita suara
B. GANGGUANG BAHASA DAN BUDAYA
1. Hambatan Budaya
2. Hambatan Bahasa
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN KEPALA UPT BLUD PUSKESMAS PARAMAN AMPALU
NOMOR:/SK//2023
TENTANG IDENTIFIKASI DAN PEMENUHAN PASIEN DENGAN RESIKO,
KENDALA DAN KEBUTUHAN KHUSUS