Anda di halaman 1dari 14

BUILDING

INFORMATION
MODELLING
Angga Sanditya C.P., S.Pd.
Fase-F
AGENDA SEMESTER GANJIL
01 Outlines 02 Pemodelan
Pembelajaran Informasi

03 Konsep BIM 04 Penugasan 1

05 Aplikasi BIM 06 Penugasan 2


Outlines Pembelajaran
Pada akhir Fase F peserta didik mampu menggambar 3D & 2D struktur, arsitektur,
interior dan eksterior gedung. Peserta didik membuat visualisasi animasi desain yang
informatif (perencanaan, teknik pemodelan, gambar rumah sederhana dan bertingkat)
dengan menggunakan teknologi Building Information Modelling (BIM) di bidang desain
pemodelan dan informasi bangunan.

Format Penilaian
20% (Diagnostik) 60%
50% (Formatif) Nilai Proses

30% (Sumatif)
40%
03
Nilai hasil
Pemodelan Informasi
• Mengapa BIM itu Penting?
• BIM tidak membuat pekerjaan lebih
mudah
• BIM sebagai Platform dan
Perangkat
• BIM Sebagai Proses
• Karakter Model Berbasis BIM
• Regulasi 04
Mengapa BIM Penting?
• Sebagai bagian dari pelaku di Industri konstruksi, keberadaan BIM sebagai metode
dan platform bekerja akan berpengaruh bagi arsitek.
• Pada awal proses desain, cara pandang adalah rancangan bangunan sebagai
sebuah sistem yang dibangun dari komponen-komponen yang saling berhubungan
sehingga kolaborasi lintas disiplin menjadi kebutuhan.
• Model dan gambar adalah representasi informasi. Di dalam BIM, informasi adalah
entitas dinamis yang melekat pada geometri. Pemodelan yang dilakukan bukan
hanya geometri melainkan informasi yang digunakan untuk fungsi dan tahapan
proyek yang berbeda.
05
Mengapa BIM Penting?
• BIM meninggalkan pola bekerja linear dan sekuensial dimana arsitek seringkali
memiliki lingkup kerja seolah-olah hanya pada desain bentuk bangunan.
• BIM menempatkan arsitek untuk mempunyai wawasan yang lebih luas karena
perannya sebagai bagian dari industri konstruksi dan karena keputusan-keputusan
desain akan mempengaruhi tahapan selanjutnya.
• BIM akan mengubah proses bisnis perencanaan-pelaksanaan-pengelolaan proyek
dimana arsitek terlibat di dalamnya.
• Mengurangi kesalahan dokumen-dokumen pelaksana, Mengurangi pekerjaan ulang,
Mengurangi biaya konstruksi
06
BIM tidak membuat pekerjaan lebih mudah
• Persepsi umum yang menyatakan BIM akan mempermudah pekerjaan tidak
sepenuhnya benar.
• Dari sudut pandang arsitek, secara umum, karena tingkat kompleksitas pemodelan
lebih tinggi, otomatis proses pemodelan tidak lebih mudah, tidak lebih singkat, tidak
lebih murah, ditambah adanya kolaborasi lintas disiplin di setiap tahapan pekerjaan.
• Implementasi BIM memerlukan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi,
standar/protokol, persyaratan dan instrumen kebijakan hulu-hilir serta ekosistem
yang memadai, selain biaya software, hardware dan jaringan teknologi informasi.

07
BIM sebagai Platform
dan Perangkat
• Pergeseran utama dari CAD ke BIM adalah bahwa
BIM berbasis objek geometri 3D yang menyimpan
informasi berupa karakter fisik dan karakter fungsi di
dalamnya.
• Pada sistem BIM terjadi perubahan paradigma dalam
proses desain dari titik berat pada gambar dan model
menjadi bertitik berat pada data/informasi. Sebuah
model BIM pada dasarnya adalah representasi data,
08
termasuk data gambar.
BIM sebagai Proses

• BIM sebagai teknologi pemodelan dan


sekumpulan prosesnya untuk memproduksi,
mengkomunikasikan, dan menganalisis
menganalisis model.
• Sesuai dengan akronim: Building
Information Modeling, dan bukan Building
Information Model, maka fokusnya adalah
pada proses dan bukan pada objeknya
09
Karakter Model Berbasis BIM
• Komponen‐komponen digital yang memiliki properti yang dapat dihitung
(computable graphics, vector‐based) dan memiliki atribut berisi data sehingga dapat
dikenali oleh perangkat‐perangkat lunak (software), dan juga berbasis
aturan‐aturan parametrik yang membuat model dapat dimodifikasi secara
parametrik (in‐direct modeling).
• Komponen‐komponen yang memiliki data yang mendeskripsikan kinerja atau
perilaku (behavior) berdasarkan material yang digunakan melalui beberapa
besaran/metrik dan digunakan untuk proses selanjutnya seperti analisis, pembuatan
BQ (Bill of Quantity), material take‐off, spesifikasi dan lainnya.
• Data yang konsisten dan tidak redundan. Setiap perubahan pada data otomatis
10
terefleksikan pada semua representasi model dan data.
BIM dan Proses Desain
• Proses desain melibatkan perbaikan dan artikulasi atas sebuah objek desain untuk
memenuhi kriteria desain yang ditentukan oleh beberapa pihak (klien), atau
standard. Proses desain meliputi setiap tahapan/fase dalam proyek, terutama pada
tahap perencanaan dan perancangan.
• Visualisasi desain yang lebih akurat dan pada tahapan yang lebih awal.
• Koreksi atas desain yang lebih efisien dengan metode parametrik.
• Produksi gambar 2D yang lebih akurat pada setiap tahapan.
• Kolaborasi dengan disiplin lain pada tahapan lebih awal.
• Verifikasi atas konsistensi pemenuhan kriteria desain yang lebih mudah
11
• Ekstraksi informasi terkait perkiraan biaya (cost estimation) pada tahapan lebih awal.
Perubahan Budaya dan Alur Bekerja Arsitek
• Saat ini (2023) beberapa instrumen kebijakan & regulasi, standar/protokol, Standar
Kompetensi Kerja, Jabatan Kerja, sudah ada dan informasi mengenai
referensi-referensi penerapan sudah mudah diakses. Yang paling penting adalah
penyiapan SDM dari hulu ke hilir dalam rantai pasok industri konstruksi.
• Budaya dan alur bekerja arsitek bertransformasi dari manual ke gambar CAD ke
model informasi berbasis BIM.
• Sebagai salah satu aktor penting dalam implementasi BIM, arsitek yang
berkecimpung di dalam proyek-proyek berbasis BIM harus memiliki kompetensi
minimal dalam hal BIM authoring & Coordination. Ini adalah kompetensi tambahan
(spesialisasi) dari arsitek. 12
Kebijakan dan Regulasi BIM di Indonesia
PP no.16 Tahun 2021, Permen PUPR No.22 tahun 2018, permen PUPR No.9 Tahun
2021, Instruksi Menteri PUPR No.4/IN/M/2022.

13
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai