Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Candi Prambanan adalah salah satu candi terbesar yang ada di Indonesia

Candi Prambanan merupakan salah satu situs kebanggaan yang dimiliki

Indonesia baik sebagai objek wisata maupun sarana keagamaan. Candi ini

merupakan candi yang bercorak Hindu sesuai dengan fakta sejarah yang ada.

Masuknya Hindu dan Buddha di nusantara dimulai pada awal masehi, melalui

jalur perdagangan. Hal ini dipengaruhi oleh posisi Indonesia yang sangat

srategis dalam bidang pelayaran dan perdagangan. Melalui hubungan

perdagangan, muncul pengaruh bagi kedua belah pihak dan terjadilah

akulturasi kebudayaan.

Candi Prambanan terbilang cukup unik dan menarik karena pada awalnya

candi ini dibangun tidak menggunakan semen atau perekat lainnya.

Pembangunan Candi Prambanan ditujukan untuk Trimurti, yaitu Brahma

(Dewa Pencipta), Wisnu (Dewa Pemelihara), dan Siwa (Dewa Penghancur). Di

area Prambanan, Candi Siwa menjadi yang tertinggi dengan ukuran 47,6 meter.

Daya tarik yang dimiliki oleh Candi Prambanan ini mampu menarik perhatian

wisatawan mancanegara maupun domestik.

Candi Prambanan dibangun sekitar pertengahan abad ke-9. Candi Hindu

terbesar di Indonesia ini diduga dibangun oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu

Raja Balitung Maha Sambu. Dugaan tentang pembangunan Candi Prambanan

didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di sekitar Prambanan.

1
2

Candi Prambanan memiliki sejarah yang menarik dengan berbagai macam

candi seperti arca dan relief bermakna.

Penulis merasa tertarik untuk mempelajari dan akhirnya menyusunnya

dalam bentuk sebuah karya tulis. Karya tulis ini ditulis berdasarkan hasil

kunjungan ke Candi Prambanan yang terletak di daerah Prambanan Sleman-

Yogyakarta. Dalam penulisan karya tulis ini, penulis memiliki beberapa alasan

yaitu penulis secara langsung mengamati candi dan wisata yang ditawarkan di

sekitar candi prambanan.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin meneliti tentang Daya

Tarik Candi Prambanan sebagai Objek Studi Siswa/Siswa Ma Ma'ari NU 05

Sekampung.

2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan peneliti sebagai berikut:

a) Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Madrasah di MA

MA'ARIF NU 05 SEKAMPUNG.

b) Untuk mengetahui sejarah Candi Prambanan.

c) Untuk mengetahui makna setiap element Candi Prambanan.

d) Sebagai sumber informasi mengenai tempat pariwisata yang berbasis

Hindu-Buddha di kota Jogja.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA & METODE PENELITIAN

1. Tinjauan Pustaka

a. Pengertian pariwisata

Menurut mathieson & Wall dalam Pitana dan Gyatri (2005), bahwa

pariwisata adalah kegiatan perpindahan orang untuk sementara waktu ke

destinasi diluar tempat tinggal dan tempat bekerjanya dan melaksanakan

kegiatan selama di destinasi dan juga penyiapan-penyiapan fasilitas untuk

memenuhi kebutuhan mereka.

World Tourisin Organization mengemukakan definisi pariwisata sebagai

berikut:

"the activities of persons treveling to and staying in places out side their

usual environment for not more than one consecutive year for leisure,

business and other purpose" (WTO, 1991:1).

Maksud dari definisi pariwisata menurut WTO , adalah pariwisata

sebagai kegiatan orang atau sekelompok orang yang bepergian dengan

melakukan perjalanan dan menempati sebuah tempat di luar lingkungan

biasanya mereka tinggal dengan batas waktu tidak lebih dari satu tahun

berturut-turut untuk liburan, bisnis, dan tujuan lainnya.

Menurut UU No. 10 Tahun 2009 tentang pariwisata dalaam pasal 1

ayat 3, pariwisata adalah segala jenis aktivitas wisata dan di dukung dengan

segala fasilitas serta layanan yang di sediakan oleh masyarakat, pengusaha,

pemerintah maupun pemerintah daerah. Selain itu, pariwisata merupakan

segala sesuatu yang berkaitan dengan bidang pariwisata. Segala sesuatu

3
4

yang menjadi sasaran wisata yang di maksud adalah objek dan daya tarik

wisata (Marsono & 2016).

Dari beberapa pengertian pariwisata yang dipaparkan, sehingga di

peroleh kesimpulan bahwa pariwisata merupakan segala kegiatan yang

berkaitan dengan perjalanan dengan tujuan rekreasi, melepas penat, mencari

hiburan dan suasana baru yang dilakukan di suatu tempat tertentu sesuai

keinginan yakni di luar lingkungan daerah biasanya, namun hanya

sementara waktu saja. Dalam kegiatan wisata tersebut secara langsung

tertentu telah di sediakan berbagai fasilitas, sarana, dan prasarana yang

dapat memenuhi kebutuhan dalam berwisata.

b. Daya Tarik Wisata

Menurut Dephut, 2003; wiratini et al (2018) dalam Marpaung (2019)

daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan

dan nilai yang beranekaragam kekayaan alam, budaya dan hasil buatan

manusia yang menjadi sasaran atau tujuan wisatawan.

Wisata menurut UU No. 10 Tahun 2009 adalah segala sesuatu yang

memiliki keunikan keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman

kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau

tujuan kunjungan wisata.

Daya tarik wisata di bagi menjadi dua, yaitu obejk wisata dan atraksi

Wisata yang bersifat statis dan tangibel (Zaenuri, 2012).

Menurut Maryani (1991:11) menyatakan bahwa suatu objek wisata

dapat menarik untuk di kunjungi oleh wisatawan harus memenuhi syarat-

syarat untuk pengembangan daerahnya.


5

a). What To See

Di tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi yang berbeda

dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut

budaya yang dapat dijadikan "entertainment" bagi wisatawan.

b). What To Do

Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dipilih dan disaksikan,

harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat betah berlama-

lama di tempat tersebut.

c). What To Buy

Tempat tujuan pariwisata harus memiliki fasilitas untuk berbelanja

terutama barang sovenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di

bawa pulang ke tempat asal.

d). What To Arrived

Di dalamnya termasuk aksesibilitas, bagaimana kita mengunjungi

objek wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa

lama tiba ke tempat tujuan wisata tersebut.

e). What To Stay

Bagaimana wisatawan akan tinggal untuk sementara selama berlibur

di objek wisata itu.

2. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan, penulis

menggunakan metode sebagai berikut :


6

A. Jenis Penelitian

Ada beberapa jenis Metode yang digunakan dalam penelitian. Namun,

Jenis Metode Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Metode

Deskriptif. Berikut pengertian dan ciri-ciri Metode Deskriptif :

1. Pengertian Deskriptif

Metode Deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan

untuk menggambarkan masalah yang terjadi pada masa sekarang atau

yang sedang berlangsung, bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal yang

terjadi sebagaimana mestinya pada saat penelitian dilakukan.

Penelitian ini merupakan penelitian yang mendeskripsikan tentang

Daya Tarik Candi Prambanan sebagai Study Wisata. Surdjana (2001 : 64)

mendefinisikan Penelitian Deskriptif adalah "Penelitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat

ini".

2. Ciri-ciri Metode Deskriptif

Ciri-ciri dari metode deskriptif seperti yang dikemukakan oleh

Nasution (2003:61) yaitu :

a) Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada

pada masa sekarang atau masalah-masalah yang aktual.

b) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan

kemudian dianalisa, oleh karena itu metode ini sering disebut metode

analisa.

Berdasarkan pendapat diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk

mendeskripsikan kondisi yang berkaitan dengan pelaksanaan sistem

kearsipan dan efektifitas pembuatan.


7

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian berlatar di Candi Prambanan yang terletak di Desa Bokoharjo

Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada Hari Selasa, 6 Juni 2023.

C. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data yaitu,

sebagai berikut :

1). Observasi

Pengamatan atau observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau

objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan

dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah

diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang

dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.

Metode ini paling sering digunakan di berbagai topik penelitian

bahkan tak jarang observasi juga dikombinasikan dengan metode lainnya

dalam satu penelitian. Pada Metode Observasi peneliti melakukan

pengamatan dalam periode waktu tertentu untuk memperoleh data primer

atau data sekunder.

2). Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang

digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku,

arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta

keterangan yang dapat mendukung penelitian.Penelitin ini juga

menggunakan dokumentasi untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah.


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Dan Pembahasan

Gambar 1.1

a) Candi Ghanesa

Arca Ganesha ini merupakan tinggalan arkeologis masa klasik dengan

latar belakang Agama Hindu dengan penggambaran teriomorfik. Arca ini

memiliki kode registrasi museum KL-0008. Arca Ganesha ini memiliki

ukuran panjang 44 cm, lebar 43 dan tinggi 97 cm dengan kondisi arca

terawat dan masih utuh namun sudah aus serta beberapa perekatan untuk

menyatukan bagian yang patah.

8
9

Ganesha dalam mitologi Agama Hindu merupakan anak dari Dewa

Siwa dan Dewi Parwati. Ganesha merupakan dewa yang awalnya

ditugaskan untuk mengalahkan asura (raksasa) yang ingin menguasai tempat

tinggal para dewa. Ganesha merupakan Dewa Ilmu Pengetahuan,

Kebijaksanaan dan Penghancur Rintangan. Ganesha sebagai Dewa

Penghalang Rintangan maka Ganesha tidak hanya dipuja sebagai

parwatadewata (pendamping siwa) namun juga dipuja secara mandiri

sebagai istadewata. Selain ditemukan di candi Hindu yang bersekte

siwais,Arca Ganesha juga sering ditempatkan di daerah yang berbahaya

seperti di tepi jurang, dekat sungai maupun di lokasi penyebrangan.

Kedudukan Ganesha dalam mitologinya adalah sebagai kepala pasukan gana

yang bertugas menjaga kahyangan Siwa. Sekte yang memuja Ganesha

disebut Ganaptya

Gambar 1.2
10

b). Candi Durga

Durga Mahisasuramardhini, merupakan salah satu aspek dari istri (sakti)

Dewa Siwa. Durga merupakan aspek ugra (marah), yang menaklukkan Asura

(raksasa) dan Mahisa (kerbau). Untuk menaklukkan kedua musuhnya ini para

Dewa memberi senjata kepada Durga, sehingga senjata-senjata tersebut jadi

atribut atau laksana yang dibawa Durga untuk mengalahkan kedua

musuhnya . Durga digambarkan bertangan delapan, masing-masing

memegang:

1. Tangan kiri belakang (1) memegang Sangka (terompet kerang), tangan ke-

2 memegang padma, tangan ke-3 memegang seperti bunga, tangan ke-4

diatas perisai yang dibawa Asura (raksasa).

2. Tangan kanan belakang (1) memegang cakra (roda), tangan ke-2 dan ke-3

seperti tangan kiri memegag bunga, tangan ke-4 memgang ekor Mahisa

(lembu)

Durga sendiri berdiri dengan sikap Samabanga, dan berada di atas Mahisa.

Memakai mahkota Jatamakutha, memakai anting-anting, kalung, kelat

bahu, upawita, gelang tangan dan kaki. Berbusana kain bawah yang

dipakai semata kaki, dengan pelengkap ikat pinggang, uncal, dan sampur.
11

Gambar 1.3

c). Candi Agastya

Agastya ini pertama kali ditemukan di Candi 1 Bumiayu Desa Bumi

Ayu, Kec. Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Provinsi

Sumatera Selatan. Arca ini berbahan batu dengan tinggi arca 69 cm. Kondisi

saat ini, bagian ujung sandaran dan alas arca pecah, bagian kepala serta

wajah rusak. Arca saat ini disimpan di Gedung Koleksi Kawasan Percandian

Bumi Ayu.

2. Sejarah Singkat Candi Prambanan

Candi Prambanan merupakan candi hindu yang dibangun oleh raja-raja

dinasti Sanjaya pada abad IX, ditemukanya tulisan nama Pikatan pada candi ini

yang menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan

kemudian diselesaikan oleh raja Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka

tahun 856 M “Prasasti Siwargiha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan

kedudukan sebagai raja yang besar. Terjadinya perpindahan pusat kerajaan

Mataram ke Jawa Timur berkaitan tidak terawatnya candi di daerah ini di

tambah terjadinya gempa bumi serta beberapa kali letusan gunung merapi

menjadikan candi prambanan runtuh tinggal puing-puing batu yang berserakan.

Apalagi ditambah dengan gempa pada tahun 2006, Usaha pemugaran pun

mulai dilakukan.

3. Deskripsi Bangunan
12

Denah asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas

halaman luar dan tiga pelataran, yaitu Jaba (pelataran luar), Tengahan

(pelataran tengah) dan Njeron (pelataran dalam). Halaman luar merupakan

areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar. Pelataran luar berbentuk bujur

dengan luas 390 m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh

pagar batu yang kini sudah tinggal reruntuhan. Pelataran luar saat ini

hanya merupakan pelataran kosong. Belum diketahui apakah semula terdapat

bangunan atau hiasan lain di pelataran ini.

Di tengah pelataran luar, terdapat pelataran kedua, yaitu pelataran tengah

yang berbentuk persegi panjang seluas 222 m2. Pelataran tengah dahulu juga

dikelilingi pagar batu yang saat ini juga sudah runtuh. Pelataran ini terdiri atas

empat teras berundak, makin ke dalam makin tinggi. Di teras pertama, yaitu

teras yang terbawah, terdapat 68 candi kecil yang berderet berkeliling, terbagi

dalam empat baris oleh jalan penghubung antarpintu pelataran. Di teras kedua

terdapat 60 candi, di teras ketiga terdapat 52 candi, dan di teras keempat, atau

teras teratas, terdapat 44 candi. Seluruh candi di pelataran tengah ini

mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu luas denah dasar 6 m2 dan

tinggi 14 m. Hampir semua candi di pelataran tengah tersebut saat ini dalam

keadaan hancur. Yang tersisa hanya reruntuhannya saja.

a. Candi utama

Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu

Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang

Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur.

Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke

barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk

Wisnu.
13

Dalam filosopi hindu, Trimurti adalah tiga kekuatan Brahman (Sang

Hyang Widhi, sebutan Tuhan dalam agama Hindu) dalam menciptakan,

memelihara, melebur alam beserta isinya. Trimurti terdiri dari 3 yaitu:

1. Dewa Brahma

Memiliki berfungsi sebagai pencipta/Utpathi, Sakti: Dewi Saraswati

yang merupakan dewi ilmu pengetahuan, Senjata: Busur, Simbol: A,

Warna: Merah.

2. Dewa Wisnu

Memiliki fungsi sebagai Pemelihara / Sthiti. Dalam menjalankan

tugasnya beliau dibanti oleh Dewi Laksmi atau Sri. Atribut atau Senjata

dewa Wisnu adalah Cakram dengan Simbol aksara U,Warna Hitam

3. Dewa Siwa

Berfungsi sebagai Penghancur / Pralina yang memiliki kekuatau atau

Sakti Dewi Durga, Uma, dan Parwati. Dewa Siwa bersenjatakan Trisula

Dengan Simbol M dan Warna Panca Warna.

Apabila simbol dari ketiga dewa tesebut digabungkan, maka akan

menjadi AUM yang merupakan simbol suci agama Hindu. Inilah yang

menjadi dasar candi prambanan.

b. Candi Siwa

Pada saat ditemukan, Candi Siwa berada dalam kondisi rusak berat.

Pemugarannya memakan waktu yang cukup lama, yaitu dimulai pada

tahun 1918 dan baru selesai pada tahun 1953. Dinamakan Candi Syiwa

karena di dalam candi ini terdapat Arca Siwa. Candi Siwa dikenal juga

dengan nama Candi Rara Jonggrang, karena dalam salah satu ruangannya
14

terdapat Arca Durga Mahisasuramardani, yang sering disebut sebagai Arca

Rara Jonggrang. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m.

Candi Siwa, yang terletak di tengah barisan barat, merupakan candi

terbesar. Denah dasarnya berbentuk bujur sangkar seluas 34 m2 dengan

tinggi 47 meter.

c. Candi Wisnu

Candi Wisnu terdapat di sebelah utara Candi Siwa. Tubuh candi berdiri

di atas batur yang membentuk selasar berlangkan. Tangga untuk naik ke

permukaan batur terletak di sisi timur. Di sepanjang dinding tubuh candi

berderet panil dengan pahatan yang menggambarkan Lokapala.

Sepanjang dinding dalam langkan dihiasi seretan panil yang memuat

relief Krisnayana. Krisnayana adalah kisah kehidupan Krisna sejak ia

dilahirkan sampai ia berhasil menduduki tahta Kerajaaan Dwaraka. Di atas

dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar

dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di

atasnya. Dalam relung terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu

sebagai pendeta yang sedang duduk dengan berbagai posisi tangan.

d. Candi Nandi

Didalam candi yang mempunyai luas dasar 15 m2 dan mempunyai

tinggi 25 m ini terdapat arca seekor lembu jantan yang sedang berbaring

dan dalam sikap merdeka dengan panjang 2 m disudut blakangnya arca ini

terdapat arca Dewa Surya dan Dewa Candra.

e. Candi Angsa
15

Candi ini mempunyai satu ruangan yang tidak terisi apapun luas

dasarnya 13 m2 dan tingginya 22 m. Mungkin ini hanya dipakai untuk

kandang angsa hewan yang biasa dikendarai oleh brahma.

f. Candi Garuda

Bentuk ukuran serta hiasan dindingnya sama dengan candi angsa.

Didalamnya terdapat area kecil yang berwujud seekor garuda diatas seekor

naga. Garuda adalah kendaraan Wisnu.

g. Candi Apit

Luas dasarnya 6 m2 dan tingginya 16 m, ruangannya kosong. Mingkin

candi ini digunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candi-candi

induk. Karena keindahannya mungkin digunakan untuk menanamkan

estika kompleks percandian prambanan.

h. Candi Kelir

Candi ini memiliki luas dasar 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 m. Candi ini

tidak mempunyai tangga masuk.

i. Candi Sudut

Ukuran candi ini sama dengan candi kelir.


16
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena

atas rahmat dan karunianya penulis diberi kesempatan menyelesaikan

pembuatan laporan hasil study wisata tentang Candi Prambanan tanpa

halangan suatu apapun. Yang terletak persis di perbatasan Propinsi Jawa

Tengah 17 Km kearah timur dari kota Yogyakarta. Daerah ini merupakan

daerah yang mempunyai banyak sejarah sehingga tidak heran banyak

wisatawan asing yang ingin mengunjungi tempat-tempat wisata di daerah

Istimewa Yogyakarta terutama di candi Prambanan yang berdiri di sebelah

timur sungai Opak 200 m sebelah utara Yogya – Solo.

Dengan adanya data yang diperoleh dari uraian penulis dapat

menyimpulkan :

1. Candi prambanan memiliki keistimewaan dan pesona keindahan yang

bukan saja dari bentuk bangunan dan tata ruang, namun juga dari sisi

filosopi dan sejarahnya.

2. Candi Prambanan memiliki banyak sejarah sehingga menarik banyak

wisatawan

3. Candi Prambanan merupakan peninggalan kebudayaan Hindu terbesar di

Indonesia dan warisan bernilai tinggi dari abad ke-9.

16
17

B. Saran

Indonesia kaya budaya dan sejarah, maka kunjungilah tempat-tempat

bersejarah yang ada di Indonesia khususnya candi prambanan. Ketika

berkunjung ke tempat-tempat wisata, janganlah mengambil sesuatu yang bukan

hak kita.Jagalah sikap ketika berkunjung ke kompleks candi

prambanan.Abadikan momen ketika anda berkunjung ke berbagai tempat agar

anda bisa melihatnya lagi.

Lestarikan dan kembangkan potensi warisan budaya agar Candi

Prambanan yang sebagai peninggalan bersejarah yang tak ternilai harganya ini

mampu memaksimalkan potensi karena selain merupakan sumber penghasilan

untuk masyarakat sekitar Prambanan juga aset parawisata nasional Indonesia

penambah devisa Negara.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Candi Prambanan. http://djogjakarta.blogdetik.com./hr/candi-

prambanan. Diakses pada tanggal 05 juli 2023/19.30 wib

E. Alifia Rahmadani (2021). definisi pariwisata;http://eprints.umpo.ac. Diakses

pada tanggal 05 juli 2023 pukul 20.00 wib

F. Hadiningtyas (2020). Daya tarik wisata. http://repository.stic-mce.ac.id.

Diakses pada tanggal 05 juli 2023./ pukul 20.30 wib

Google (2012). Hasil penelusuran Gambar. http:// google.com. Diakses pada

tanggal 06 juni 2023/ pukul 10.00 wib

18
LAMPIRAN

19
20

LEMBAR BIMBINGAN
Tanggal Tanggal
Bimbingan Bimbingan Pembahasan Paraf
Masuk Keluar

21

Anda mungkin juga menyukai