Anda di halaman 1dari 4

Nomor SOP : PUSK.OSP.445.

870/SOP/UKP/04/II/2022
Tanggal Pembuatan : 01/03/2022
Tanggal Pengesahan : 10/03/2022
Tanggal Revisi : 01
Disahkan Oleh : Kepala UPTD Puskesmas Oesapa

DINAS dr. Ovlian Afri Manafe


KESEHATAN NIP. 198310102015022001
KOTA KUPANG
UPTD PUSKESMAS JUDUL SOP : IDENTIFIKASIPASIEN DAN
OESAPA PEMENUHAN KEBUTUHAN PASIEN
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang 1. Memahami Tupoksi Kerja


Perlindungan Konsumen; 2. Petugas Pendaftaran
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5038);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan;
5. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintha Daerah;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72
Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional;
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mnadiri
Dokter Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan
1/4
Masyarakat;
11. Keputusan Walikota Kupang Nomor 3A Tahun 2022
tentang Status Pusat Pelayanan Kesehatan
Masyarakat dalam Wilayah Kota Kupang.
KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN

1. SOP Pelayanan Medis 1. Nomor Antrian


2. SOP Pendaftaran 2. Buku Register
3. ATK
PERINGATAN PENCATATAN/PENDATAAN

Pelaksanaan identifikasi pasien akan mengalami 1. Buku Register


kendala ketika pelaksanaannya tidak sesuai prosedur 2. Buku Induk
3. Rekam Medis
Suatu system yang membuat asuahan pasien lebih aman meliputi
1. Pengertian
assement resiko, identifikasi dan pengelolaan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk menimalkan
timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya di ambil.(Direktorat Mutu Dan
Akreditasi Pelayanan Ksehatan Subdit Mutu Dan Akreditasi
Pelayanan Kesehatan Primer Tahun 2018 Tentang Pedoman
Keselamatan Pasien Dan Manajemen Resiko Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP))

Menjadi acuan penerapan langkah-langkah dalam mengidentifikasi


2. Tujuan
pasien.

SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS OESAPA


3. Kebijakan
NOMOR : PUSK.OSP.445.870/SK/UKP/061/III/2022

Direktorat Mutu Dan Akreditasi Pelayanan Ksehatan Subdit Mutu Dan


4. Referensi
Akreditasi Pelayanan Kesehatan Primer Tahun 2018 Tentang
Pedoman Keselamatan Pasien Dan Manajemen Resiko Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

1. Petugas melakukan identifikasi dan skrining visual pasien yang


5. Prosedur
berkunjung ke puskesmas, skrining visual meliputi :

a) Skrining visual merah jika pasien tidak sadarkan diri atau


pingsan, tidak bernafas atau kesulitan bernafas, nadi tidak
teraba atau henti jantung, kejang;

b) Skrining visual orange jika pasien menunjukkan gejala

2/4
nyeri hebat / nyeri dada;

c) Skrining visual kuning jika pasien tampak pucat, lemas,


sempoyongan serta pasien prioritas (lanjut usia, ibu hamil,
bayi dan balita);

d) Skrining visual hijau jika pasien dalam kondisi stabil;

e) Skrining visual resiko jatuh jika pasien menggunakan alat


bantu jalan, gangguan pola berjalan, menggunakan
penutup pada setidaknya satu mata;

f) Skrining visual resiko infeksi jika pasien menunjukkan


gejala batuk, pilek dan panas.

2. Petugas mengambil tindakan sesuai dengan hasil skrining visual,


yaitu:

a) Pasien dengan hasil skrining visual merah dan orange


segera diarahkan menuju pelayanan gawat darurat tanpa
mengantri di pendaftaran;

b) Pasien dengan hasil skrining visual hijau, bisa langsung


menuju loket pendaftaran baik pasien lama atau pasien
baru;

c) Pasien dengan hasil skrining visual kuning, diarahkan


untuk menuju loket pendaftaran prioritas/Ruang Tindakan;

d) Pasien dengan hasil skrining visual resiko jatuh diberi


tanda warna kuning bertuliskan “Resiko Jatuh” dan
pendaftarannya diberikan prioritas untuk lebih dulu
dilayani;

e) Pasien dengan hasil skrining visual resiko infeksi, diberi


masker dan dilayani pendaftarannya.

3. Petugas melakukan proses pendaftaran sesuai urutan


prioritasnya.

4. Petugas melakukan identifikasi secara kendala, resiko jatuh dan


kebutuhan khusus yang dimiliki oleh pasien, yaitu:

a) Kendala Bahasa (pasien tidak bisa berbahasa Indonesia);

b) Kendala Budaya (pasien memiliki pantangan);

c) Resiko Jatuh (pasien lansia, vertigo, KLL, penurunan

3/4
kesadaran);

d) Kebutuhan Khusus (Pasien yang identitasnya tidak


diketahui, pasien yang tidak punya ekstrimitas atas/luka
bakar. Bayi baru lahir yang tidak segera diberi nama. Bayi
kembar yang tidak segera diberi nama, pasien tidak
mampu menyebutkan namanya ; tidak sadar, tunarungu,
bayi, disfasia, gangguan jiwa.)

5. Petugas melakukan pemenuhan kebutuhan bagi pasien yang


mengalami kendala, yaitu:

a) Bahasa, petugas segera menghubungi penerjemah yang


mampu menerjemahkan.

b) Kendala budaya, petugas memberikan KIE

c) Resiko jatuh, petugas memberikan tanda kuning (Resiko


Jatuh) pada kursi roda atau tempat pasien.

d) Kebutuhan khusus, petugas memberi prioritas tempat


duduk dan membantu dalam proses pendaftaran.

6. Petugas mencatat dan melaporkan kendala yang tidak


terselesaikan kepada Penanggung Jawab UKP.

6. Unit Terkait 1.Loket Pendaftaran

4/4

Anda mungkin juga menyukai