Hasri Ainun Rosadi - LKK Kohati Cabang Palu 2022 Xy
Hasri Ainun Rosadi - LKK Kohati Cabang Palu 2022 Xy
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penyebaran budaya-budaya asing salah
satunya budaya Korea yang telah tersebar luas ke seluruh dunia , termasuk
Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim . Fenomena seperti ini telah
mengambil perhatian remaja muslimah terhadap hampir seluruh produk Korea
Selatan, sperti drama, makanan, minuman, lagu,weebtoon,Korean look,hingga
gaya hidup. kehidupan sehari-hari muslimah yang menggemari produk Korea yg
akan membentuk konsep diri mereka . Inilah yang membuat penulis untuk
mengetahui gambaran diri remaja yang sedang mengalami Korean wave serta
faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri muslimah. Jenis Penelitian ini
adalah jenis penelitian lapangan ,metode kualitatif dan studi kasus . Subjek
penelitian adalah 4 orang remaja muslimah yang menyukai Korean wave dari
berbagai segi kesukaannya terhadap Korean wave. Subjek 1,2,4 sering
meninggalkan waktu salat karena menonton drama Korea. Subjek 3 dan 4 suka
meniru style Korean sedangkan lebih menyesuaikan dengan lingkungan. Selain
itu subjek A, C, dan D sukamenggunakan make up korean. subjek 4 juga suka
mewarnai rambutnya. Merekamengaku tetap menggunakan hijab ketika ingin
keluar rumah. Adapun penilaian diri remaja muslimah dalam menggemari hal-
hal tentang Korea ini yaitu subjek 1 menilai dirinya menggemari Korea hanya
sebagai hobi dan hiburan. Subjek 2 dan 4 menilai dirinya berlebihan, dan subjek
3 menilai dirinya masih dalam batas wajardalam menggemari Korea. Faktor
yang mempengaruhi konsep diri keempat remaja muslimah yang mengalami
Korean wave ini ialah dari orang lain yang melihat dan menilai perilakunya serta
dari dalam diri subjek sendiri bagaimana dia memerankan dirinya sebagai
seorang muslimah.
1
PENDAHULUAN
2
peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang sangat rentan terhadap pengaruh
perkembangan zaman. Dampak dari permasalahan di atas sering kita menjumpai
pada remaja yang mengalami krisis identitas, sebagai contoh remaja yang
menggandrungi artis idola sampai menginternalisasi dalam dirinya dan perilaku
sehari- hari. Identitas diri merupakan aspek yang paling mendasar pada konsep
diri dan mengacu pada pertanyaan, ”siapakah saya?” dalam pertanyaan tersebut
tercakup label-label dan simbol-simbol yang diberikan pada diri (self) oleh
individuindividu yang bersangkutan untuk menggambarkan dirinya dan
membangun identitasnya. Dari latar belakang Peneliti mengidentifikasi Pada
remaja muslimah yang mengalami Korean wave segala perilaku yang
dimunculkan dari sikap mereka menggemari hal-hal yang berkaitan tentang Korea
ini akan mempengaruhi konsep diri mereka dan prinsip sebagai muslimah.
RUMUSAN MASALAH
Konsep Diri
1
Burns, Robert B, Konsep diri, teori, pengukuran dan perilaku, terj.Eddy. Jakarta: Arcan, 1993, hlm.137
3
suatu pandangan atau sekumpulan keyakinan dan perasaan subjek tentang dirinya
yang akan membentuk dua komponen penting yaitu komponen kognitif yang
menghasilkan gambaran diri subjek dan komponen afektif yang menghasilkan
penghargaan diri subjek. Hal ini berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan
hingga penampilan subjek yang dipengaruhi oleh orang lain maupun dirinya
sendiri yang nantinya akan menghasilkan sebuah bentuk konsep diri positif atau
negatif.
Remaja Muslimah
Remaja berasal dari kata Latin adolescence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjeadi dewasa. Istilah ini mencakup kematangan mental, emosional,
sosial, dan fisik. Menurut G.S. Hall (1844-1924) dalam Sarwono usia remaja
dimulai dari 12-25 tahun. Ia mengatakan bahwa masa remaja adalah masa topan-
badai (strum unddrang), yang mencerminkan kebudayaan modern yang penuh
gejolak akibat pertentangan nilai-nilai2.
Remaja muslimah adalah remaja perempuan yang beragama Islam. Kata
muslimah adalah bentuk muannas dari kata muslim. Muslim berasal dari bahasa
Arab yaitu aslama yang artinya orang yang menyerahkan diri. Kata muslim ini
merujuk kepada penganut agama Islam saja, kemudian pemeluk pria disebut
dengan muslimin dan pemeluk wanita disebut muslimah.
Subjek dalam penelitian ini merupakan remaja muslimah berusia sekitar 20-21
tahun dan memiliki pengetahuan tentang agama Islam. Korean wave adalah istilah
yang diberikan untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai
negara di dunia, termasuk di Indonesia, atau secara singkat mengacu pada
globalisasi budaya Korea. Fenomena ini diikuti dengan banyaknya perhatian
terhadap produk Korea Selatan, seperti misalnya masakan, barang elektronik,
drama, film, lagu, fashion, gaya hidup hingga 20 produk-produk industri.
Penelitian ini menjelaskan tentang Korean wave sebagai suatu fenomena yang
ditandai dengan perilaku subjek yang sangat menggemari hal-hal tentang Korea
2
Sarwono, Psikologi Sosial, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 120
4
seperti masakan, drama, musik, film, fashion, gaya hidup bahasa dan makeup ala
Korea.
METODE PENELITIAN
3
Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu Psikologi, Jakarta, Salemba Humanika,
2015. hlm. 50.
4
Alifah Nabilah Masturah, Gambaran Konsep Diri Mahasiswa Ditinjau Dari Perspektif Budaya, Journal
Ilmiah Psikolog, Vol 2, No 2, 2017. hlm. 76.
5
dengan menulusuri kehidupan sehari-hari muslimah yang gemar pada Korean
wave dan wawancara yang telah dilakukan untuk mengetahui langsung mengenai
identitas ,gambaran muslimah ang menggemari Korean wave dari segala bentuk
kesukaannya pada Korean wave , serta dokumentasi sebagai tambahan informasi
yang di ambil berupa koleksi-koleksi mereka kumpulkan atas kecintaanya pada
Korean wave , makanan, minuman, film, weebtoon, fashion style serta budaya
Korea Selatan. Teknik pengolahan data yaitu Koleksi, yaitu mengumpulkan data
yang diperlukan baik yang berkenaan dengan data pokok ataupun data
penunjang.Editing, yaitu menelaah kembali data-data yang terkumpul untuk
diketahui kelengkapannya, kemudian diproses lebih lanjut.Kategorisasi, yaitu
pengelompokan data-data yang diperoleh sesuai jenis-jenis data yang diperlukan.
Deskripsi, yaitu penggambaran secara lisan atau tertulis mengenai data-data yang
diperoleh. Interpretasi, yaitu menafsirkan dan menjelaskan data yang telah diolah
agar mudah dipahami. Kemudian teknik analisis data kualitatif dilakukan Setelah
data terkumpul, kemudian dilakukan analisis terhadap semua data yang penting.
Metode analisis data ini merupakan proses penyederhanaan dari sejumlah data
berupa data deskriptif kualitatif dan ramuan dari teori-teori Psikologi Islam dan
diperkaya dengan Psikologi kontemporer yang digunakan agar menjadi mudah
dipahami oleh pembaca.
6
atribut tentang Korea, menyukai dan mengikuti gaya hidup Korea, menyukai style
Korea dan mempelajari bahasanya.
Subjek 3 menyukai Korean wave sejak menonton serial drama Korea yang tayang
di tv namun dirinya lebih banyak mendengarkan lagu-lagu Korea Selatan yang
populer saat itu "BIGBANG" Sampai mengoleksi foto, poster, hal ini masih di
lakukannya hingga sekarang subjek 1 dan 4 juga menyukai lagu-lagu Korea
Selatan yang sedang tren waktu itu namun idola mereka beda produksi yaitu
subjek 1 menyukai band Korea bernama "GOT 7" sedangkan subjek 4 menyukai
7
band Korea Selatan bernama "BTS" bahkan mereka menghapal lagu-lagu band
favoritnya. Hal ini juga dapat menyebabkan mereka lupa pada waktu sholat dan
lebih banyak memprioritaskan waktu mereka pada Korean wave.
Fashion dan look juga mencuri perhatian remaja muslimah yang menyukai
Korean wave dari semua subjek hanya subjek 1dan 2 yang sampai mengoleksi
pakaian-pakaian Korean wave seperti long skirt , Hoodie,blouse loose neck dan
skincare .Agar mirip dengan idola mereka .Mereka juga ingin memiliki wajah
yang cantik seperti artis Korea. Namun subjek 4 tidak mengikuti tren Korean look
karena memiliki kulit wajah yang sensitif, serta harga dari produk Korea cukup
mahal. favoritnya dengan menggunakan make up atau riasan pada wajah yang
bisa ditemukan tutorialnya pada aplikasi YouTube. Sementara subjek 2 dan 3
sempat menggunakan celana jeans panjang robek-robek dan tidak menggunakan
hijab jika ingin pergi ke tempat yang dekat , subjek 3 menggunakan hijab jika
ingin pergi dengan jarak yang cukup jauh. Merek juga melihat situasi apakah
cocok pada situasi tertentu seperti Festival budaya Korea mereka menggunakan
atribut Korea tradisional dan menggunakan Korean look hanya ke kampus saja.
Tetapi dengan menirukan beberapa korean fashion tanpa memikirkan lebih dahulu
apakah sudah sesuai dengan dirinya sebagai seorang muslimah, karena Korean
fashion itu tanpa hijab.
8
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI
MUSLIMAH YANG MENGALAMI KOREAN WAVE
Penilaian diri subjek kepada dirinya sendiri dan penilaian dari oranglain
terdapat pada subjek 1dan 2 merasa penampilan serta berperilaku ala Korea wave
seperti menirukan enampilan yang mereka anggap menjadi lebih cantik dan
bangga ketika menggunakan produk Korea Selatan seperti menggunakan alis
pensil coklat yang dianggap aneh oleh teman lelaki mereka karena tidak cocok
pada kulit wajah sawo matang. Kadang mendapat respon negatif dan positif
adalah hal biasa bagi mereka .
Semua subjek penelitian mengatakan kalau produk Korean wave itu cukup
mahal bahkan jika mengikuti kebiasaaan mereka yang suka mengumpulkan atau
mengoleksi bisa membuat mereka menjadi boros dan menyia-nyiakan ang mereka
9
sendiri yang akhirnya mereka sadari bahwa itu tidak baik jika dilakukan secara
terus-menerus.
Seseorang yang merasa aman dan percaya diri yang disebabkan penilaian
dirinya yang positif, mampu untuk menerima dan mempunyai lebih banyak sikap
yang positif terhadap orang-orang lain, dibandingkan mereka dengan tingkatan
penerimaan diri yang lebih rendah yang tidak merasa yakin terhadap baik
buruknya sendiri. Menurut keempat subjek kegemaran mereka kepada hal-hal
tentang Korea ini lebih kepada hiburan dan hobi. Dari menggemari hal-hal tentang
Korea inilah mereka menemukan potensi dalam diri mereka, ada hal yang
membuat mereka merasa bangga ketika mereka menggemari Korea seperti subjek
1 yang pernah membangun sebuah ekstrakurikuler Korean Club disekolahnya
yang berkembang sampai saat ini. Lain halnya dengan subjek 3 yang merasa
bangga ketika dia dapat menguasai kosa-kata baru atau dapat menggabungkan
satu kalimat dengan kalimat lain, subjek 3 merasa ada kepuasan tersendiri tentang
hal itu. sedangkan subjek 4 merasa bangga karena dia mendapat kesempatan
sebanyak tiga kali diliput untuk mengisi bacaan dikoran dengan tema Muslimah
Cantik Ala Korea, Memilih Belajar Bahasa Dari Menonton Drama Korea, dan
remaja dan youtube yang membahasa tentang make up Korean.Subjek 1 dan 4
yang menilai perilaku mereka yang menggemari hal-hal tentang Korea ini
berlebihan juga mendapat penilaian yang sama dari orang lain.
10
subjek 1 dan 4 sadar dari sekian banyak kebiasaan buruk yang mereka lakukan
mereka terus berusaha memperbaiki diri sehingga dapat diterima dilingkungan,
dan tanpa dapat dipungkiri mereka hanya dapat mengurangi tanpa meninggalkan
kebiasaan-kebiasaan tersebut. Sama halnya dengan subjek 2, ada kesadaran yang
tumbuh dari dalam dirinya bahwa dia merasa menggemari hal-hal tentang Korea
ini tidak membawa pengaruh yang baik untuknya. Menurut subjek 2 perilakunya
yang terlalu memuja idolanya, kebiasaan-kebiasaan yang dia anggap buruk dari
menggemari hal-hal tentang Korea ini sedikit-demi sedikit dia kurangi walau tidak
dapat meninggalkan sepenuhnya. Berbeda dengan subjek 3 yang menganggap
bahwa segala perilakunya yang menggemari hal-hal tentang Korea ini masih
dalam batas yang normal, hal ini juga yang membuat subjek 3 hampir tidak
pernah mendapatkan penilaian yang buruk selama menggemari hal-hal tentang
Korea ini.Dalam pandangan al-Qur’an, nafs diciptakan Allah Swt dalam keadaan
yang sempurna untuk berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat
kebaikan dan keburukan. Al-Qur’an menganjurkan untuk memberi perhatian lebih
besar.
Dari menggemari drama dan film Korea subjek 1, 2 dan 4 ini mengaku
dulu pernah meninggalkan waktu salat, alasan merekapun beragam, ada yang
mengantuk setelah bergadang semalaman, ada yang kelupaan serta adapula yang
keasikan menonton sehingga salat pun ditinggalkan. Kebiasaan mereka yang
meninggalkan waktu salat karena menonton drama dan film Korea ini sekarang
sudah berkurang, karena mereka sudah mulai sadar dan mengontrol perilaku
tersebut.Namun sekarang ada perasaan takut dan juga khawatir ketika mereka
meninggalkan waktu salat. Ada rasa penyesalan yang dirasakan terutama oleh
subjek B namun sekarang dia sadar dan berusaha tidak mengulangi hal yang
demikian itu. selain itu subjek 1, 2dan 4 yang mengaku pernah memakan makanan
Korea yang tanpa mereka sadari tidak ada lebel halal dikemasannya. Hal ini juga
menimbulkan kekhawatiran bagi si subjek, dan lebih berhati-hati lagi dalam
memilih makanan yang berasal dari luar.Subjek 1, 2 dan 4 juga mengaku pernah
memakan makanan Korea yang tidak ada lebel halalnya yang mereka temukan di
11
bungkus mie Korea instan yaitu ramen dan samyang. Setelah mereka sadar bahwa
ada makanan Korea yang dijual tidak tercantum lebel halal dikemasannya mereka
pun memilih untuk lebih berhati-hati lagi. Walaupun demikian mereka sadar
bahwa produk makanan Korea yang masuk ke Indonesia pastilah sudah melalui
berbagai pemeriksaan seperti PBOM maupun kehalalannya.
12
dalam golongan Nafs Sawiyyah Mulahhamah (diri manusia yang lurus dan selalu
mendapat ilham dari Tuhannya). Jiwa Sawiyyah Mulahhamah adalah jiwa yang
mengikuti fitrah dan mampu membedakan yang mana yang baik dan yang buruk.
Diri manusia rentan terhadap kecenderungan untuk melakukan keburukan dan
juga penyesalan. Namun, semuanya itu kembali kepada diri manusia itu sendiri 5.
Bila penyesalan yang ada ditindaki secara positif, maka fitrahnya akan bangkit
dan hal ini akan menjadi fase baru bagi diri manusia untuk dapatmenstabilkan
posisinya.Sebenarnya konsep diri tidak ada yang sepenuhnya bersifat negatif
maupun postif6. Hanya saja setiap orang pasti mempunyai konsep diri yang mana
lebih dominan dimilikinya. Dari penjelasan teori dan pernyataan subjek di atas
maka konsep diri keempat subjek tergolong positif kerena mereka yakin akan
kemampuannya mengatasi masalah, menerima pujian tanpa rasa malu, menyadari
bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang
tidak seluruhnya disetujui masyarakat, dan mampu memperbaiki dirinya karena ia
sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenangi dan
berusaha mengubahnya.
5
Atika, Nadya Tri, Pengaruh Korean Wave Terhadap Fanatisme Kaum Muda Indonesia, Tesis,
Perspustakaan, 2016, hlm. 78.
6
Ibid
13
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
14
Alifah Nabilah Masturah. Gambaran Konsep diri Mahasiswa dintinjau Dari
Perspektif Budaya . journal ilmiah psikologi ,vol 2, no 2,2017.
Atika, Nadya Tri. “Pengaruh Korean Wave Terhadap Fanatisme Kaum Muda
Indonesia (Analisis Terhadap Maraknya Budaya Korean Wave Di
Bandung).” Tesis. Perpustakaan. 2016.
Kurniati, Astiwi, Indiati, and Nofi Nur Yuhenita. “Dampak Demam Virus
Korea Terhadap Identitas Diri Remaja”. Diakses 7 juni 2017.
http://103.215.25.50:46247/public/document/penelitian/99919penelitian-demam-
korea.pdf.
15
Diakses 6 juni 2017.
https://www.academia.edu/6460469/
Pengaruh_Budaya_Korean_Halyyu_di_Indonesia.
16
“Hallyu.” Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 26 Desember
2017. https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hallyu&oldid=13477381.
BIODATA PENULIS
17
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
EMAIL : @hasriainunnrosadi@gmail.com
18