07pbm2022 Pedoman Pengarusutamaan Gender
07pbm2022 Pedoman Pengarusutamaan Gender
Yth.
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Marga
2. Para Direktur di Direktorat Jenderal Bina Marga
3. Para Kepala Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional di Direktorat
Jenderal Bina Marga
4. Para Kepala Satuan Kerja di Direktorat Jenderal Bina Marga
SURAT EDARAN
NOMOR: /SE/Db/2022
TENTANG
N
PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN GENDER
A
A. Umum
I N dalam
Pengarusutamaan Gender yang selanjutnya disingkat PUG adalah strategi
untuk mengintegrasikan perspektif gender kedalam pembangunan, mulai
Pembangunan Nasional.
A L
dari penyusunan kebijakan, perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
pemantauan, sampai dengan evaluasi. PUG telah tertuang dalam Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi mengenai
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita (Convention on
S
The Elimintaion of All Forms of Discrimination Against Women), serta kebijakan
PUG menjadi salah satu indikator pembangunan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang akan dicapai dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024. Sejalan dengan hal tersebut,
pengarusutamaan gender dan pelaksanaan kesetaraan gender dalam
berbagai sektor pembangunan di Indonesia merupakan bagian penting dari
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals
(TPB/SDGs) utamanya tujuan 5 (lima) yaitu mencapai kesetaraan gender dan
memberdayakan kaum perempuan.
B. Dasar Pembentukan
N
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
I
Indonesia Tahun
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235);
2002 Nomor 109,
4421);
A L
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
S
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 69, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5871);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2020 tentang Aksesibilitas
terhadap Permukiman, Pelayanan Publik, dan Perlindungan dari Bencana
Bagi Penyandang Disabilitas (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6540);
A N
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
I N
dan Perumahan Rakyat Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1144);
A L
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 23
Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Tahun 2020-2024 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 1120);
S
15. Surat Edaran bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri
Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan
Nomor:
dan Perlindungan
SE-33/MK.02/2012;
46/MPP-PA/11/2012 tentang
Anak Nomor:
Nomor:
270/M.PPN/11/2012;
050/4379A/SJ;
Strategi Nasional
Nomor: SE
Percepatan
Pengarusutamaan Gender (PUG) Melalui Perencanaan dan Penganggaran
yang Responsif Gender (PPRG);
Surat Edaran ini dimaksudkan sebagai acuan bagi seluruh unit kerja di
Direktorat Jenderal Bina Marga serta mitra kerja untuk memetakan,
menjabarkan, mempercepat, serta memonitor pelaksanaan PUG dalam
N
Bagian ini menguraikan tujuan dan sasaran dan ruang lingkup PUG.
2. Konsep Dasar PUG
Bagian ini menguraikan:
A
a. perbedaan gender dan jenis kelamin;
b. keadilan dan kesetaraan gender;
N
c. pengertian PUG; dan
I
d. acuan normatif.
3. PUG di Sub Bidang Bina Marga
Bagian ini menguraikan:
A L
a. pengertian PUG di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
b. kebijakan dan strategi PUG di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; dan
S
c. kriteria infrastruktur di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang responsif gender.
4. Pelaksanaan PUG Sub Bidang Bina Marga
Bagian ini menguraikan:
a. pelaksanaan tujuh prasyarat pelaksanaan PUG Sub Bidang Bina
Marga;
b. percepatan pelaksanaan PUG melalui Perencanaan Penganggaran
Responsif Gender; dan
c. penyelenggaraan program/kegiatan yang responsif gender Sub Bidang
Bina Marga.
5. Pemantauan dan Evaluasi
Bagian ini menguraikan:
a. tujuan pemantauan dan evaluasi PUG;
Ketentuan mengenai PUG Sub Bidang Bina Marga secara terperinci termuat
N
dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat
Edaran Direktur Jenderal Bina Marga ini.
A
E. Penutup
I N
Demikian atas perhatian Saudara disampaikan terima kasih.
L
Tembusan:
1. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2. Sekretaris Jenderal, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
A
3. Inspektur Jenderal, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
4. Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
S Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal :
DIREKTUR
MARGA,
November 2022
JENDERAL BINA
HEDY RAHADIAN
NIP 19640314 199903 1 003
A N
Pengarusutamaan Gender
I N
A L
S
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Substansi pedoman PUG ini mengacu pada ketentuan penyusunan pedoman yang diterbitkan
baik oleh Direktorat Jenderal Bina Marga dan standar internasional termuktahir yang berlaku,
N
serta dibahas dengan narasumber ahli dan lembaga terkait lainnya. Tata cara penulisan
mengikuti Pedoman Penulisan Standar Nasional Indonesia yang diatur dalam Peraturan
Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 4 Tahun 2016.
A
Pedoman ini disusun oleh Subdirektorat Keselamatan dan Keamanan Jalan dan Jembatan,
Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan, Direktorat Jenderal Bina Marga dan telah dibahas
pada rapat legalisasi pada tanggal 12 Januari 2022 di Direktorat Bina Teknik Jalan dan
Jembatan. Pembahasan dihadiri oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait dan
N
narasumber.
I
Pedoman PUG ini diharapkan menjadi panduan dan arahan bagi seluruh jajaran subbidang
Bina Marga tingkat Pusat dan Daerah serta Mitra Kerja dalam menyelenggarakan infrastruktur
L
untuk semua (infrastructure for all) yang responsif gender dan inklusif memperhatikan aspek
keselamatan, keamanan, kenyamanan, memenuhi kebutuhan dasar secara adil dan setara,
ramah lingkungan dan berkelanjutan, sesuai dengan bidang tugas, fungsi, dan kewenangan
masing-masing, untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender serta terciptanya
A
pembangunan nasional yang berkelanjutan.
S
Jakarta, November 2022
Direktur Jenderal Bina Marga,
Hedy Rahadian
ii
PRAKATA....................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................................................ vi
DAFTAR SINGKATAN ..............................................................................................................vii
PENDAHULUAN ......................................................................................................................viii
1. Ruang Lingkup .................................................................................................................... 1
2. Acuan Normatif.................................................................................................................... 1
3. Istilah dan Definisi ............................................................................................................... 2
4. Ketentuan Umum ................................................................................................................ 6
4.1. Perbedaan Gender dan Jenis Kelamin........................................................................ 6
N
4.2. Keadilan dan Kesetaraan Gender ............................................................................... 7
4.2.1 Keadilan Gender ................................................................................................. 7
4.2.2 Kesetaraan Gender............................................................................................. 8
A
5. Pelaksanaan PUG di Kementerian PUPR.......................................................................... 8
5.1. Kebijakan dan Strategi PUG PUPR............................................................................. 9
5.2. Kriteria Infrastruktur PUPR yang Responsif Gender................................................... 9
6. Pelaksanaan PUG di Direktorat Jenderal Bina Marga ..................................................... 10
N
6.1 Pelaksanaan Tujuh Prasyarat Pelaksanaan PUG Direktorat Jenderal Bina Marga. 10
6.2 Pelaksanaan PUG Melalui PPRG.............................................................................. 12
I
6.2.1 Tujuan dan Manfaat PPRG .............................................................................. 13
6.2.2 Tahapan Pelaksanaan PUG Melalui PPRG..................................................... 14
7. Pemantauan dan Evaluasi ................................................................................................ 22
L
7.1. Tujuan Pemantauan dan Evaluasi PUG.................................................................... 22
7.2. Prinsip Pemantauan dan Evaluasi............................................................................. 22
7.3. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi PUG.......................................................... 24
A
7.3.1.Pemantauan dan evaluasi terhadap prasyarat pelaksanaan PUG ................. 25
7.3.2.Pemantauan dan Evaluasi Kelengkapan dan Isian Penyusunan PPRG ........ 28
7.3.3.Pemantauan dan Evaluasi Kelengkapan Dokumen dan Isian Pelaksanaan
PPRG ................................................................................................................ 30
S
7.4. Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Responsif Gender ............. 32
7.5. Alur Pelaporan Pemantauan dan Evaluasi................................................................ 33
8. Jadwal dan Dokumen Pelaporan ...................................................................................... 34
8.1. Jadwal dan Dokumen Pelaporan Pelaksanaan PUG Direktorat Jenderal Bina Marga
.................................................................................................................................... 34
8.2. Jadwal Pelaporan Program/Kegiatan Responsif Gender ......................................... 35
Bibliografi.................................................................................................................................. 39
Daftar Penyusun dan Unit Kerja Pemrakarsa.......................................................................... 40
Lampiran 1a. Formulir Pemantauan dan Evaluasi: Penyusunan PPRG pada Unit Eselon I
dan II....................................................................................................................................... ..41
Lampiran 1b. Formulir Pemantauan dan Evaluasi: Pelaksanaan PPRG Aspek
TURBINBANGWAS................................................................................................................ ..47
Lampiran 2a. Tabel Data Terpilah ........................................................................................... 63
Lampiran 2b. Instrumen Pemantauan dan Evaluasi 7 (Tujuh) Prasyarat Pelaksanaan PUG
.................................................................................................................................................. 96
iii
A N
I N
A L
S
iv
A N
I N
A L
S
v
A N
I N
A L
S
vi
N
KIE Komunikasi, Informasi dan Edukasi
KPPPA Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
MBR Masyarakat Berpenghasilan Rendah
A
MoU Memorandum of Understanding
NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
PAKLN Perencanaan Anggaran dan Kerja Sama Luar Negeri
PKL Pedagang Kaki Lima
N
PKS Perjanjian Kerja Sama
Pokja Kelompok Kerja
I
PPRG Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender
PUG Pengarusutamaan Gender
L
PUPR Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
RKA K/L Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga
RKT Rencana Kerja Tahunan
Rumija Ruang Milik Jalan
A
Satker Satuan Kerja
Satminkal Satuan Administrasi Pangkal
SDM Sumber Daya Manusia
S
SOP Standar Operasional Prosedur
TURBINBANGWAS Pengaturan, Pembinaan/Pembangunan, dan Pengawasan
UNOR Unit Organisasi
UPT Unit Pelaksana Teknis
vii
Dalam rangka memperkecil kesenjangan antara laki-laki dan perempuan, maka diterbitkan
Instruksi Presiden (lnpres) Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Pengarusutamaan Gender (PUG)
adalah strategi untuk mengintegrasikan perspektif gender kedalam pembangunan, mulai dari
penyusunan kebijakan, perencanaan, penganggaran, pelaksanaan serta pemantauan dan
evaluasi. Pengarusutamaan gender telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
Terhadap Wanita, serta kebijakan PUG menjadi salah satu indikator pembangunan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang akan dicapai dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024. Sejalan dengan hal tersebut, pengarusutamaan gender dan
N
pelaksanaan kesetaraan gender dalam berbagai sektor pembangunan di Indonesia
merupakan bagian penting dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable
Development Goals (TPB/SDGs) utamanya untuk mencapai kesetaraan gender dan
memberdayakan kaum perempuan.
A
PUG bertujuan untuk mewujudkan kesetaraan gender sehingga mampu menciptakan
pembangunan yang lebih adil dan merata bagi seluruh penduduk Indonesia. Kesetaraan
gender dapat dicapai dengan mengurangi kesenjangan antara perempuan dan laki-laki
N
termasuk lansia, anak-anak, penyandang disabilitas, kelompok rentan dan Masyarakat
I
Berpenghasilan Rendah (MBR) serta masyarakat hukum adat termasuk Komunitas Adat
Terpencil (KAT) dalam mengakses dan mengontrol sumber daya, berpartisipasi diseluruh
proses pembangunan dan pengambilan keputusan, serta memperoleh manfaat dari
L
pembangunan.
A
menerapkan PUG. Pedoman PUG ini disusun untuk digunakan sebagai acuan dan arahan
serta langkah-langkah penerapan dan pelaksanaan PUG.
S
viii
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini membahas tentang ketentuan umum Pengarusutamaan Gender
(PUG), pelaksanaan PUG di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),
pelaksanaan PUG di Direktorat Jenderal Bina Marga, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi,
serta jadwal dan dokumen pelaporan.
2. Acuan Normatif
N
Nasional dan instrumen hukum Internasional yang telah diratifikasi, sebagai berikut:
Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Convenant on Civil
and Political Rights (Konvenan Internasional tentang Hak -hak Sipil dan Politik)
A
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita (Convention on the Elimination of
All Forms of Discrimination Against Women) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277)
N
Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara
I
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3886)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara
L
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4235)
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
A
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421)
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan RKA-KL, menjabarkan
S
pendekatan berbasis kinerja yang selanjutnya memberikan peluang bagi pengintegrasian
gender ke dalam sistem perencanaan dan penganggaran di pusat
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengendalian
dan Evaluasi Rencana Pembangunan
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional yang Menekankan pada Perencanaan dan Penganggaran Berbasis
Kinerja
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700)
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5871)
1 dari 139
N
Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94/PMK.02/2017 tentang Petunjuk Penyusunan dan
Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan
A
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
N
Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 473)
I
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 554) sebagaimana
L
diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 26 Tahun
2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia
A
Tahun 2020 Nomor 1144)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 23 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020-2024
S
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1120)
Surat Edaran bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor: 270/M.PPN/11/2012;
Nomor: SE-33/MK.02/2012; Nomor: 050/4379A/SJ; Nomor: SE 46/MPP-PA/11/2012 tentang
Strategi Nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG) Melalui Perencanaan dan
Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG)
3.1
AKPM
indikator untuk mengidentifikasi isu gender
2 dari 139
3.3
anggaran responsif gender
anggaran yang mengakomodir kebutuhan perempuan dan laki-laki, termasuk lansia, anak-
anak, penyandang disabilitas, kelompok rentan, Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR),
masyarakat hukum adat termasuk komunitas adat terpencil yang bertujuan untuk mewujudkan
N
kesetaraan dan keadilan gender
3.4
bias gender
A
suatu sikap pandang dan perilaku memihak kepada salah satu jenis kelamin tertentu, baik
perempuan maupun laki-laki berdasarkan stereotip gender (pelabelan) dan/atau atas dasar
prasangka atau asumsi yang belum tentu benar yang merugikan individu/kelompok jenis
kelamin tertentu
3.5
data terpilah
I N
data yang dipilah menurut variabel (misal jenis kelamin, umur, urban-rural, pendidikan, agama,
L
dan suku bangsa)
3.6
A
data terpilah gender
data yang terpilah secara kuantitatif atau kualitatif mengenai hubungan/relasi dalam status,
peran, dan kondisi, antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai dimensi pembangunan
S
3.7
diskriminasi
setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung
didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok,
golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, dan keyakinan politik.
Mengakibatkan pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan
atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual
maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan
lainnya
3.8
diskriminasi terhadap perempuan
segala perbedaan, pengecualian/pengucilan atau pembatasan yang dibuat atas dasar jenis
kelamin yang menyebabkan, mempengaruhi atau bertujuan mengurangi ataupun meniadakan
pengakuan, penikmatan atau bertujuan mengurangi ataupun meniadakan pengakuan,
penikmatan atau penggunaan hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan pokok
3 dari 139
3.9
focal point gender
sumber daya manusia yang memfasilitasi, mengoordinasi, dan memantau pelaksanaan PUG
di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga
3.10
gender
perbedaan-perbedaan sifat, peranan, fungsi, dan status antara laki-laki dan perempuan,
termasuk lansia, anak-anak, penyandang disabilitas, kelompok rentan, MBR serta masyarakat
hukum adat termasuk komunitas adat terpencil yang bukan berdasarkan pada perbedaan
N
biologis, tetapi berdasarkan relasi sosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur masyarakat
yang lebih luas
3.11
A
gender analysis pathway
alat analisis gender yang dikembangkan untuk mengidentifikasi isu kesenjangan gender
sebagai dasar bagi penyusunan rencana aksi (mengurangi/menghilangkan isu kesenjangan)
serta menyusun indikator dan manfaat dari program/kegiatan responsif gender
3.12
gender budget statement
I N
pernyataan anggaran gender atau lembar ARG, sebagai anggaran yang mengakomodir
L
kebutuhan perempuan dan laki-laki termasuk lansia, anak-anak, penyandang disabilitas,
kelompok rentan, MBR serta masyarakat hukum adat termasuk komunitas adat terpencil
bertujuan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender
A
3.13
indikator responsif gender
indikator kinerja yang memerlukan pengumpulan dan analisis informasi menurut jenis kelamin
S
untuk menunjukkan perbedaan kondisi perempuan dan laki-laki yang disebabkan adanya
kesenjangan hubungan perempuan dan laki-laki dalam akses, partisipasi, kontrol maupun
manfaat dari berbagai upaya pembangunan (sumber daya, informasi, pengetahuan dan
sebagainya)
3.14
infrastruktur responsif gender
seluruh kebijakan/program/kegiatan dibidang infrastruktur yang memperhatikan perbedaan
kebutuhan, hambatan, kesulitan, permasalahan, dan aspirasi antara kelompok perempuan
dan laki-laki termasuk lansia, anak-anak, penyandang disabilitas, kelompok rentan, MBR,
masyarakat hukum adat termasuk komunitas adat terpencil
4 dari 139
3.16
isu gender
permasalahan yang diakibatkan karena adanya kesenjangan atau ketimpangan gender yang
berimplikasi adanya diskriminasi terhadap salah satu pihak perempuan atau laki laki termasuk
anak anak, remaja, lansia, penyandang disabilitas, masyarakat berpenghasilan rendah,
kelompok rentan lainnya/terabaikan
N
3.17
keadilan gender
perlakuan adil bagi perempuan atau laki laki (termasuk anak anak, remaja, lansia, penyandang
A
disabilitas, masyarakat berpenghasilan rendah, kelompok rentan lainnya/terabaikan) dalam
keseluruhan proses kebijakan pembangunan nasional, dengan mempertimbangkan
pengalaman, kebutuhan, kesulitan, dan hambatan untuk mendapat akses dan manfaat dari
usaha usaha pembangunan untuk ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan
N
memperoleh penguasaan terhadap sumberdaya
I
3.18
kesenjangan gender
L
permasalahan yang diakibatkan adanya kesenjangan atau ketimpangan gender yang
berimplikasi terjadinya diskriminasi terhadap salah satu pihak perempuan atau laki-laki,
termasuk lansia, anak-anak, orang-orang dengan penyandang disabilitas, kelompok rentan,
MBR serta komunitas adat terpencil
3.19
kesetaraan gender
S A
kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan termasuk lansia, anak-anak, penyandang
disabilitas, kelompok rentan, MBR serta komunitas adat terpencil, untuk memperoleh
kesempatan serta hak-haknya, sebagai manusia agar mampu berperan, dan berpartisipasi
dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, pertahanan, keamanan nasional
dan kesamaan dalam menikmati hasil yang dampaknya seimbang
3.20
masyarakat berpenghasilan rendah
masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan
pemerintah untuk memperoleh rumah
3.21
pemantauan dan evaluasi
proses manajerial untuk memantau, mengendalikan, menilai, dan melaporkan seluruh
pelaksanaan program serta kegiatan yang telah direncanakan agar lebih efektif dan efisien
5 dari 139
3.23
pengarusutamaan gender bidang Kementerian PUPR
strategi untuk mengintegrasikan perspektif gender ke dalam pembangunan, mulai dari
penyusunan kebijakan, perencanaan, penganggaran, pelaksanaan serta pemantauan dan
evaluasi
3.24
N
perencanaan dan penganggaran responsif gender
instrumen yang digunakan untuk mengatasi kesenjangan Akses, Kontrol, Partisipasi, dan
Manfaat (AKPM) antara perempuan dan laki-laki termasuk lansia, anak-anak, penyandang
disabilitas, kelompok rentan, MBR serta komunitas adat terpencil, dalam penyelenggaraan
A
pembangunan
3.25
program/kegiatan responsif gender
N
program/kegiatan yang mengakomodir kebutuhan perempuan dan laki-laki, termasuk lansia,
I
anak-anak, penyandang disabilitas, kelompok rentan, MBR serta komunitas adat terpencil,
yang memberikan kesempatan yang sama dalam hal AKPM
L
4. Ketentuan Umum
A
Gender adalah perbedaan-perbedaan sifat, peranan, fungsi, dan status antara perempuan dan
laki-laki yang bukan berdasarkan pada perbedaan biologis, tetapi berdasarkan relasi sosial
budaya yang dipengaruhi oleh struktur masyarakat yang lebih luas. Gender merupakan
S
bentukan relasi sosial dan budaya, dimana perbedaan antara perempuan dan laki-laki terkait
dengan sifat, perilaku, peran, fungsi dan pembagian kerja, serta status dan hubungan sosial
antara kedua jenis kelamin tersebut dapat berubah atau diubah, beragam, dinamis, serta
berbeda-beda baik dalam masyarakat yang sama atau dalam masyarakat yang berbeda.
Guna menghindari kesalahpahaman dari berbagai pihak tentang pengertian gender, perlu
diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a. Gender BUKAN pemberdayaan perempuan;
b. Gender BUKAN emansipasi perempuan; dan
c. Gender BUKAN HANYA berbicara tentang perempuan.
6 dari 139
N
Diperoleh sejak lahir. Diperoleh melalui proses belajar/
sosialisasi.
Kodrati. Non-kodrati, dibentuk oleh manusia/
masyarakat.
A
Bersifat universal, berlaku sama, Tidak bersifat universal, bisa beragam,
kapan dan dimana saja sepanjang dan berbeda-beda di dalam
masa. masyarakat, tempat dan waktu tertentu
N
dan dapat berubah sesuai
perkembangan waktu.
I
Berlaku bagi siapa saja. Dapat berbeda antar kelas/kasta/
status sosial dalam masyarakat.
Berlaku dimana saja. Tergantung tempat dan budaya
L
masing-masing.
Tidak dapat dipertukarkan. Dapat dipertukarkan.
Ciri-ciri biologis dan peran/fungsi Peran gender dapat berubah,
A
reproduksi biologis melekat pada dipertukarkan, dipengaruhi oleh sistem
masing-masing jenis kelamin, tidak sosial, budaya, dan masyarakat
dapat diubah atau dipertukarkan tertentu (contoh: peran pengasuhan
(contoh melahirkan dan menyusui). anak, peran memasak untuk
S
menyajikan makan dapat dilakukan
bersama atau dipertukarkan antara
perempuan dan laki-laki).
Konsep kesetaraan gender dan keadilan gender sering diartikan sebagai konsep yang sama
dan dipertukaran dalam penggunaannya, walau sebenarnya keadilan gender dan kesetaraan
gender merupakan konsep yang berbeda.
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 menjelaskan bahwa keadilan gender merupakan
suatu proses untuk menjadi adil terhadap perempuan dan laki-laki. Pengertian keadilan gender
berdasarkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah perlakuan adil
7 dari 139
N
satu jenis kelamin, agar dapat memperoleh peluang yang adil dan setara guna terwujudnya
kesetaraan gender. Contoh: memberlakukan kebijakan minimum 30% partisipasi perempuan
dalam kegiatan sosialisasi program dan sebagai penikmat hasil penyelenggaraan
A
infrastruktur.
N
Kesetaraan gender berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 adalah kesamaan
kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai
I
manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial
budaya, pertahanan dan keamanan nasional, dan kesamaan dalam menikmati hasil
pembangunan.
A L
Mengacu kepada Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat mendefinisikan kesetaraan gender sebagai kesamaan kondisi bagi
perempuan atau laki-laki termasuk anak-anak, remaja, lansia, penyandang disabilitas,
masyarakat berpenghasilan rendah, kelompok rentan lainnya/terabaikan, untuk memperoleh
kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia agar mampu berperan dan berpartisipasi
dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, pertahanan, keamanan nasional
S
dan kesamaan dalam menikmati hasil yang dampaknya seimbang.
8 dari 139
N
d. Pengembangan kelembagaan dengan pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) dan Focal
Point, serta peningkatan kapasitas SDM, melalui berbagai program pelatihan gender,
PUG dan PPRG di tingkat pusat dan daerah;
e. Peningkatan penyebarluasan informasi dan kerjasama dalam pertukaran pengetahuan
A
dan pengalaman lintas sektor dengan melakukan kegiatan Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi (KIE) melalui media cetak, elektronik, pameran, pertemuan-pertemuan, dan lain-
lain;
f. Pengembangan inovasi-inovasi kegiatan-kegiatan yang responsif gender berdasarkan
N
penelitian, kajian-kajian dan fakta-fakta lapangan;
I
g. Peningkatan kerjasama dengan multi pihak Kementerian/Lembaga (K/L), pemerintah
provinsi, kabupaten/kota, lembaga-lembaga nasional dan internasional, donor, pihak
swasta, masyarakat sipil dan pihak pemangku kepentingan lainnya, melalui perjanjian
L
Kesepakatan Bersama/Memorandum of Understanding (MoU), dan ditindaklanjuti dengan
Perjanjian Kerja Sama (PKS);
h. Peningkatan pemantauan dan evaluasi kegiatan responsif gender secara berkala sebagai
A
masukan dan umpan balik untuk penyusunan kebijakan serta keberlangsungan program
kegiatan yang responsif gender.
S
Pelaksanaan PUG Kementerian PUPR, melekat pada prinsip infrastruktur responsif gender,
yaitu Seluruh Kebijakan/Program/Kegiatan bidang Infrastruktur PUPR yang memperhatikan
perbedaan dan kekhasan kebutuhan, hambatan/kesulitan, aspirasi individu atau kelompok
laki-laki dan perempuan termasuk lansia, penyandang disabilitas, anak-anak, MBR serta
masyarakat hukum adat termasuk komunitas adat terpencil.
Adapun kriteria infrastruktur responsif gender berpegang pada prinsip infrastruktur untuk
semua (infrastructure for all), yaitu:
a. Pemanfaatan Universal (Universal Utilization) artinya infrastruktur yang dapat
dimanfaatkan oleh semua kelompok masyarakat, baik perempuan dan laki-laki, termasuk
lansia, anak-anak, penyandang disabilitas, kelompok rentan, MBR serta komunitas adat
terpencil;
b. Keselamatan, Keamanan, Kenyamanan (Safety, Security, Convenience) artinya
infrastruktur memberikan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan bagi perempuan
dan laki-laki, termasuk lansia, anak-anak, penyandang disabilitas, kelompok rentan, MBR
9 dari 139
6.1
6.1.1 Komitmen
A N
Pelaksanaan Tujuh Prasyarat Pelaksanaan PUG Direktorat Jenderal Bina Marga
Pelaksanaan PUG di Direktorat Jenderal Bina Marga mengacu kepada 7 (tujuh) prasyarat
I N
Komitmen dan dukungan yang kuat dari pimpinan beserta jajaran dibawahnya dalam
melaksanakan PUG di Direktorat Jenderal Bina Marga diperlukan guna terwujudnya
penyelenggaraan pembangunan jalan dan jembatan yang responsif gender.
L
6.1.2 Kebijakan
A
Jenderal Bina Marga berupa Peraturan Menteri, Surat Keputusan Direktur Jenderal, Surat
Keputusan Direktur maupun NSPK, Pedoman, Manual dan Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang terkait untuk mendukung pelaksanaan PUG di Direktorat Jenderal Bina Marga.
S
6.1.3 Kelembagaan
Tersedianya Pokja dan focal point di Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
(BB/BPJN) yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga.
Sumberdaya termasuk sumber daya manusia dan sumber dana, yang terdiri dari:
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Tersedianya SDM yang paham dan terampil untuk melaksanakan dan menjadi motor
penggerak PUG sebagai Pokja dan focal point PUG. Kapasitas SDM yang responsif
gender dapat ditingkat dengan meningkatkan kesadaran, pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan teknis tentang konsep gender, pelaksanaan PUG, perencanaaan dan
penganggaran yang terintegrasi dalam tugas dan fungsi masing-masing.
10 dari 139
Merupakan data dasar sebagai alat pemetaan variabel-variabel terpilah berdasarkan berbagai
ciri atau karakteristik, yang merupakan data kuantitatif menurut jenis kelamin, status, kondisi
laki-laki, dan perempuan, wilayah, dan kategori lain yang mendukung diseluruh bidang
pembangunan. Jenis data terpilah terdiri dari:
a. Data terpilah SDM di Direktorat Jenderal Bina Marga
Ketersediaan data terpilah SDM setiap tahunnya di lingkungan Direktorat Jenderal Bina
Marga terdiri atas 12 (dua belas) tabel yaitu:
N
1) Tabel A.1 - Jumlah dan Persentase SDM (Unit Pelaksana Teknis (UPT)/Unit Kerja)
menurut Status Kepegawaian (Struktural/Fungsional/Staf) dan Jenis Kelamin, Tahun
xxxx;
2) Tabel A.2 - Jumlah dan Persentase SDM (UPT/Unit Kerja) menurut Eselon dan Jenis
A
Kelamin, Tahun xxxx;
3) Tabel A.3 - Jumlah dan Persentase SDM (UPT/Unit Kerja) menurut Golongan
Kepangkatan dan Jenis Kelamin, Tahun xxxx;
N
4) Tabel A.4 - Jumlah dan Persentase SDM (UPT/Unit Kerja) menurut Tingkat
Pendidikan dan Jenis Kelamin, Tahun xxxx;
I
5) Tabel A.5 - Jumlah dan Persentase SDM (UPT/Unit Kerja) menurut Provinsi Wilayah
Tempat Kerja dan Jenis Kelamin, Tahun xxxx;
6) Tabel A.6 - Jumlah dan Persentase SDM (UPT/Unit Kerja) Perekrutan Tiga Tahun
L
Terakhir menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, Tahun xxxx;
7) Tabel A.7 - Jumlah SDM (UPT/Unit Kerja) menurut Keikutsertaan dalam Program
Tugas Belajar S2/S3 di Luar/Dalam Negeri dan Jenis Kelamin, Tahun xxxx;
A
8) Tabel A.8 - Jumlah SDM (UPT/Unit Kerja) menurut Keikutsertaan dalam Diklat
Teknis/Administrasi/Penjenjangan dan Jenis Kelamin, Tahun xxxx;
9) Tabel A.9 - Jumlah dan Persentase SDM (UPT/Unit Kerja) menurut UPT/Unit Kerja
dan Jenis Kelamin, Tahun xxxx;
S
10) Tabel A.10 - Jumlah dan Persentase SDM (UPT/Unit Kerja) menurut Satuan Kerja
(Satker) Setingkat Direktur, Eselon dan Jenis Kelamin, Tahun xxxx;
11) Tabel A.11 - Jumlah dan Persentase SDM (UPT/Unit Kerja) menurut Satuan Kerja
Setingkat Direktur, Golongan Kepangkatan dan Jenis Kelamin, Tahun xxxx;
12) Tabel A.12 - Jumlah dan Persentase SDM (UPT/Unit Kerja) menurut Satuan Kerja
Setingkat Direktur, Jenis Jabatan Fungsional dan Jenis Kelamin, Tahun xxxx.
Secara detail Tabel A.1 sampai dengan Tabel A.12 dapat lihat pada Lampiran 2, Tabel
Data Terpilah SDM Bidang Bina Marga.
b. Data terpilah pelaku pembangunan dan penerima manfaat hasil pembangunan
Data terpilah ini perlu disajikan untuk menggambarkan kondisi besarnya peran pelaku
pembangunan dan besarnya manfaat hasil pembangunan. Data terpilah ini
dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu:
1) Tabel C.1. - Data Terpilah Pelaku Pembangunan; dan
2) Tabel C.2. - Data Terpilah Penerima Manfaat Hasil Pembangunan.
11 dari 139
Analisis gender digunakan sebagai alat untuk penyusunan PPRG, GAP, dan kebijakan lainnya
terkait aspek gender. Analisis gender melingkupi kegiatan analisis data dan informasi untuk:
a. Mengidentifikasi kesenjangan antara perempuan dan laki-laki termasuk lansia, anak-
anak, penyandang disabilitas, kelompok rentan, MBR, masyarakat hukum adat termasuk
komunitas adat terpencil;
N
b. Mengidentifikasi dan memahami sebab-sebab terjadinya ketidaksetaraan dan
ketidakadilan gender dan menghimpun faktor-faktor penyebabnya;
c. Menyusun langkah-langkah untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender;
d. Menetapkan indikator responsif gender untuk mengukur capaian dan upaya mewujudkan
A
kesetaraan dan keadilan gender;
e. Penyelesaian permasalahan permasalahan yang dihasilkan dalam analisis gender
diwujudkan dan diintegrasikan dalam perencanaan kebijakan dan proses pembangunan
N
nasional.
I
6.1.7 Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat, diperlukan dalam melaksanakan PUG dan PPRG baik sebagai
L
pelaku pembangunan maupun penerima manfaat hasil-hasil pembangunan. Peran serta
masyarakat menunjukkan adanya dorongan masyarakat untuk terlibat dalam implementasi
PUG.
A
Contoh peran serta masyarakat pada Direktorat Jenderal Bina Marga adalah keterlibatan
masyarakat dalam kegiatan padat karya, konsultasi publik, dan sosialisasi pengadaan tanah
untuk pembangunan dan pelebaran jalan.
S
6.2 Pelaksanaan PUG Melalui PPRG
12 dari 139
N
terpencil, dan kelompok rentan lainnya untuk aktif berperan dan berpartisipasi dalam
penyelenggaraan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
d. manfaat: situasi adil/setara bagi perempuan dan laki-laki, termasuk anak-anak, pemuda,
lansia, penyandang disabilitas, MBR, masyarakat hukum adat termasuk komunitas adat
A
terpencil, dan kelompok rentan lainnya dalam memanfaatkan hasil penyelenggaraan
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
I N
Program/kegiatan yang responsif gender diambil dari program/kegiatan yang berpotensi
memiliki isu kesenjangan gender yang dapat dilihat pada Tabel 2, untuk selanjutnya disusun
analisis gender dan rencana aksi melalui proses GAP dan penyusunan GBS. Penyusunan
L
PPRG mempunyai tujuan, yaitu:
a. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman para pengambil keputusan tentang pentingnya
isu gender dalam kebijakan pembangunan dan mempercepat terwujudnya keadilan dan
A
kesetaran gender;
b. Memberikan manfaat yang adil bagi kesejahteraan perempuan dan laki-laki, termasuk
lansia, anak-anak, penyandang disabilitas, kelompok rentan, MBR serta komunitas adat
terpencil dari penggunaan belanja/pengeluaran anggaran pembangunan;
S
c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan belanja/pengeluaran anggaran
pembangunan, serta membangun transparansi anggaran dan akuntabilitas pemerintah;
d. Membantu mengurangi kesenjangan gender dan menghapuskan diskriminasi terhadap
perempuan dan laki-laki, termasuk lansia, anak-anak, penyandang disabilitas, kelompok
rentan, MBR serta masyarakat hukum adat termasuk komunitas adat terpencil dalam
pembangunan;
e. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyusunan perencanaan anggaran,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi, baik laki-laki dan perempuan termasuk lansia,
anak-anak, penyandang disabilitas, kelompok rentan, MBR serta masyarakat hukum adat
termasuk komunitas adat terpencil;
f. Menjamin kebutuhan dan aspirasi laki-laki dan perempuan termasuk lansia, anak-anak,
penyandang disabilitas, kelompok rentan, MBR serta masyarakat hukum adat termasuk
komunitas adat terpencil, dapat diakomodasikan ke dalam belanja/pengeluaran
pembangunan.
13 dari 139
Tahapan pelaksanaan PUG dibagi menjadi 2 (dua) aspek, yaitu aspek perencanaan responsif
gender dan aspek penganggaran responsif gender.
a. Aspek perencanaan responsif gender
Berikut ini merupakan konsep tentang perencanaan responsif gender:
Konsep 1:
Perencanaan responsif gender merupakan suatu proses pengambilan keputusan untuk
menyusun program ataupun kegiatan yang akan dilaksanakan untuk menjawab isu-isu
atau permasalahan gender di masing-masing sektor.
Konsep 2:
Perencanaan responsif gender adalah perencanaan yang dalam proses penyusunannya
dilakukan dengan memasukkan perbedaan-perbedaan pengalaman, aspirasi, kebutuhan,
N
dan permasalahan perempuan dan laki-laki (termasuk lanjut usia, anak-anak,
penyandang disabilitas, serta kelompok rentan lainnya).
Perencanaan responsif gender terdiri atas 2 (dua) tahap, yaitu:
1) Identifikasi program/kegiatan yang diindikasikan mempunyai isu kesenjangan gender
A
Direktorat Jenderal Bina Marga berdasarkan aspek TURBINBANGWAS
Isu kesenjangan gender adalah terdapatnya indikasi diskriminasi dari aspek AKPM
pada program/kegiatan penyelenggaraan jalan yang dikelompokkan berdasarkan
aspek TURBINBANGWAS.
N
Berbagai contoh isu gender dalam penyelenggaraan infrastruktur pekerjaan umum di
I
lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga antara lain:
a) Akses informasi, aspirasi dan partisipasi pemilik lahan dan pasangannya dalam
advokasi pembebasan dan ganti rugi lahan.
L
b) Rencana dan implementasi bangunan pelengkap jalan yang perlu dipastikan
responsif gender (pedestrian, jembatan penyeberangan termasuk rambu dan
marka jalan untuk zona aman sekolah) untuk lansia, ibu hamil, anak-anak dan
A
penyandang disabilitas.
c) Terbatasnya fasilitas di rest area bagi anak-anak, penyandang disabilitas, ibu
hamil (ramp, toilet, wastafel, ruang laktasi) dan ruang istirahat bagi pengemudi
truk.
S
d) Akses informasi pada saat sosialisasi tentang dampak lingkungan bagi semua
kelompok masyarakat termasuk perempuan, lansia, penyandang disabilitas,
masyarakat adat dan kelompok rentan lain yang terkena dampak pembangunan
jalan.
e) Kegiatan pemeliharaan rutin jalan belum memberikan peluang partisipasi yang
setara bagi kelompok masyarakat tertentu (perempuan dan penyandang
disabilitas).
f) Penegakan hukum dalam penertiban kelaikan fungsi bangunan pelengkap jalan
(pedestrian di pakai sebagai parkir kendaraan, Pedagang Kaki Lima (PKL),
penanaman pohon yang tidak pada tempatnya).
g) Memastikan kegiatan padat karya Direktorat Jenderal Bina Marga mencakup dan
melibatkan kelompok perempuan, kelompok penganggur, kelompok semi
penganggur, MBR, penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya
merupakan kegiatan yang banyak melibatkan masyarakat. Kegiatan padat karya
adalah pemeliharaan jalan dan jembatan, pembersihan saluran (drainase),
pembersihan bangunan pelengkap (jembatan), pembersihan perlengkapan jalan
14 dari 139
N
Jalan dan Jembatan.
Reviu dan legalisasi kelembagaan Direktorat Sistem
Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Strategi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Penyelenggaraan
A
Perumahan Rakyat (PUPR) di Jalan dan Jembatan
Direktorat Jenderal Bina Marga. dan Sekretaris
Direktorat Jenderal
Bina Marga.
N
Reviu dan evaluasi Norma, Standar, Direktorat Bina
I
Prosedur, dan Kriteria (NSPK) yang Teknik Jalan dan
responsif gender. Jembatan.
Direktorat Sistem
L
Penyusunan, legalisasi, dan reviu dan Strategi
panduan Perencanaan dan Penyelenggaraan
Penganggaran yang Responsif Jalan dan Jembatan
Gender (PPRG) Direktorat Jenderal dan Direktorat Bina
A
Bina Marga. Teknik Jalan dan
Jembatan.
Penyusunan pedoman PUG Direktorat Direktorat Bina
S
Jenderal Bina Marga. Teknik Jalan dan
Jembatan.
2 Pembinaan/ Informasi implementasi PUG Sekretaris Direktorat
Pemberdayaan Kementerian PUPR di Direktorat Jenderal Bina
(BIN) Jenderal Bina Marga berbasis internet. Marga.
Updating data terpilah PUG Sekretaris Direktorat
Kementerian PUPR, Sumber Daya Jenderal Bina
Manusia (SDM) (pelaku, dan penerima Marga.
manfaat) infrastruktur PUPR.
Pelaksanaan dan penyusunan PPRG. Direktorat Sistem
dan Strategi
Penyelenggaraan
Jalan dan Jembatan
dan Direktorat Bina
Teknik Jalan dan
Jembatan.
15 dari 139
N
(stakeholder terkait lainnya).
3 Pembangunan Integrasi PUG ke dalam rencana
(BANG) program kegiatan (contoh: pra-konreg,
perencanaan studi)
A
Kegiatan padat karya, pemeliharaan BB/BPJN.
rutin jalan dan jembatan.
Kegiatan infrastruktur responsif BB/BPJN.
N
gender/kegiatan reguler:
● Penyusunan dokumen lingkungan;
I
● Pembebasan lahan;
● Pembangunan jembatan gantung;
dan
L
● Pelaksanaan preservasi dan
peningkatan kapasitas jalan
nasional.
A
Pembaruan data terpilah hasil Sekretaris Direktorat
pelaksanaan PUG Kementerian Jenderal Bina
PUPR. Marga.
Pembuatan video/leaflet/dokumentasi Sekretaris Direktorat
S
hasil pembangunan/pelaksanaan Jenderal Bina
kegiatan PUG Kementerian PUPR. Marga.
16 dari 139
N
Pedoman ini menetapkan penggunaan metode GAP dalam analisis gender dengan
merujuk pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94/PMK.02/2017 tentang
A
Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang juga
merekomendasikan penggunaannya untuk mengidentifikasi dan mengantisipasi isu
N
kesenjangan gender dalam program/kegiatan dan keluaran di Kementerian
Negara/Lembaga.
I
GAP dikembangkan untuk mengidentifikasi isu kesenjangan gender sebagai dasar
untuk penyusunan rencana aksi (mengurangi/menghilangkan isu kesenjangan) serta
menyusun indikator outcome/manfaat dari program/kegiatan responsif gender.
L
Tujuan analisis gender metode GAP adalah:
a) Membantu perencana dalam menyusun perencanaan program responsif gender;
b) Mengidentifikasi kesenjangan gender dilihat dari AKPM yang diperoleh kelompok
A
laki-laki maupun perempuan termasuk lansia, anak-anak, orang dengan
kebutuhan berbeda/disabilitas, kelompok rentan, MBR, masyarakat hukum adat,
termasuk komunitas adat terpencil;
c) Mengetahui latar belakang terjadinya kesenjangan gender;
S
d) Merumuskan permasalahan sebagai akibat adanya kesenjangan gender;
e) Mengidentifikasi langkah-langkah sebagai tindakan intervensi yang diperlukan
untuk mengurangi atau menghilangkan isu kesenjangan gender serta untuk
menentukan indikator outcome atau dampak dari tindakan intervensi tersebut.
Sembilan (9) langkah penyusunan GAP adalah sebagai berikut:
a) Memilih kebijakan/program/kegiatan/keluaran/komponen/subkomponen yang
akan dianalisis. Selanjutnya mengidentifikasi, menuliskan tujuan kebijakan/
program/kegiatan/keluaran/komponen/subkomponen tersebut;
b) Menyajikan data pembuka wawasan untuk melihat apakah terdapat isu
kesenjangan gender. Data yang dimaksud antara lain adalah data terpilah
menurut jenis kelamin, data demografi dan data spasial, baik kuantitatif maupun
kualitatif;
c) Mengidentifikasi isu kesenjangan gender dengan memperhatikan faktor
penyebab adanya isu kesenjangan berdasarkan AKPM;
17 dari 139
N
sama dengan, lebih kecil atau lebih besar;
i) Menetapkan indikator gender (dampak, keluaran, atau outcome) dari kebijakan/
program/kegiatan/keluaran/komponen/subkomponen secara kuantitatif maupun
kualitatif, dengan tujuan untuk:
A
(1) Memperlihatkan apakah isu kesenjangan gender telah berkurang atau hilang
atas hasil intervensi jangka pendek atau tahunan, yakni dengan
bertambahnya dan diimplementasikannya kebijakan, program, kegiatan,
keluaran, komponen, atau subkomponen yang responsif gender;
N
(2) Memperlihatkan apakah telah terjadi perubahan dalam budaya internal
I
Lembaga dan perilaku para perencana kebijakan/program/kegiatan/
keluaran/komponen/subkomponen dengan melakukan analisis gender
sebagai salah satu analisis dalam proses perencanaan;
L
(3) Memperlihatkan apakah di masyarakat telah terjadi kesetaraan antara
perempuan dan laki-laki termasuk lansia, anak-anak, orang-orang dengan
kebutuhan berbeda/disabilitas, kelompok rentan, MBR serta suku terasing
A
dalam memperoleh AKPM dari program pembangunan yang diintervensi,
dan/atau penugasan terhadap sumber daya, pada akhirnya terjadi
perubahan relasi di dalam rumah tangga dan masyarakat menjadi setara.
Penjelasan detail mengenai GAP dapat dilihat pada Lampiran 3.
b.
S
Aspek penganggaran responsif gender
Dalam aspek penganggaran responsif gender, pelaksanaan PUG melalui PPRG dapat
dilakukan dalam penyusunan Lembar Anggaran Responsif Gender GBS merupakan
bentuk komitmen pimpinan K/L yang berisikan rencana dan alokasi dana kegiatan yang
responsif gender dan merupakan bagian dari dokumen ARG. Penyusunan GBS dapat
dilakukan setelah GAP tersusun. GBS mengakomodasi dua hal yaitu:
1) Keadilan bagi perempuan dan laki-laki termasuk lansia, anak-anak, penyandang
disabilitas, kelompok rentan, MBR serta masyarakat hukum adat termasuk komunitas
adat terpencil dalam memperoleh akses dan manfaat dari program pembangunan,
partisipasi dalam proses pengambilan keputusan serta kontrol terhadap sumber
daya;
2) Kesetaraan bagi perempuan dan laki-laki termasuk lansia, anak-anak, penyandang
disabilitas, kelompok rentan, MBR serta masyarakat hukum adat termasuk komunitas
adat terpencil terhadap kesempatan memilih dan memanfaatkan hasil-hasil
pembangunan.
18 dari 139
A N
I N
A L
S
19 dari 139
L
GAP dapat ditransformasikan dalam format GBS sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94/PMK.02/2017 tentang Petunjuk Penyusunan
dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran seperti
ditunjukkan pada Tabel 3. Contoh format GBS terdapat pada Tabel 4 dan detail penjelasan dapat dilihat pada Lampiran 4.
A
S
20 dari 139
N
Langkah 7 Rencana aksi. Rencana aksi terdiri dari komponen-
komponen/subkomponen.
Langkah 8 Data dasar (baseline). -
A
Langkah 9 Indikator gender/outcome (hasil Indikator gender/outcome (hasil
keluaran), dampak/manfaat. keluaran), dampak/manfaat.
I N Uraian
Nama program hasil restrukturisasi.
Nama kegiatan hasil restrukturisasi.
L
2 Indikator Kinerja Kegiatan Nama IKK hasil restrukturisasi atau diciptakan IKK
(IKK). kegiatan yang mengandung isu gender.
3 Keluaran Kegiatan. Jenis, volume, satuan suatu keluaran kegiatan
A
4 Analisis Situasi. Langkah 1 sampai dengan 4 (empat) dari analisis
gender (GAP) meliputi:
● Uraian ringkas gambaran permasalahan yang
akan diatasi meliputi data pembuka wawasan,
S
faktor kesenjangan dan penyebab
permasalahan kesenjangan gender; dan
● Data pembuka wawasan berupa data terpilah
untuk kelompok sasaran perempuan atau laki-
laki (bisa kuantitatif atau kualitatif).
● Keluaran/subkeluaran kegiatan yang akan
dihasilkan mempunyai pengaruh kepada
kelompok sasaran.
● Isu/kesenjangan gender yang ada pada
komponen input dan komponen yang terdapat
isu/kesenjangan gender.
5 Rencana Aksi Rencana aksi yang akan dilakukan
Dipilih komponen yang Komponen 1 untuk mengatasi isu atau
secara langsung mengatasi kesenjangan gender yang telah
21 dari 139
Komponen 2 ………………….
6 Alokasi Anggaran keluaran. RP. ……………... (jumlah uang untuk mencapai
keluaran kegiatan).
7 Dampak/hasil/keluaran/ Dampak/hasil/keluaran/outcome yang dikaitkan
outcome. dengan isu gender serta perbaikan ke arah
kesetaraan gender yang telah diidentifikasi pada
analisis situasi.
A N
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PUG di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dilakukan secara melekat, sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi masing-
masing unit organsasi sebagaimana diatur dalam Pasal 761, Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja di
N
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
I
Pemantauan dan evaluasi PUG digunakan sebagai instrumen observasi untuk memastikan
dan mengendalikan keserasian pelaksanaan sesuai persyaratan perencanaan yang telah
ditetapkan. Pemantauan dan evaluasi PUG dilakukan dalam bentuk rangkaian kegiatan
L
membandingkan hasil kegiatan dengan rencana dan standar, serta menentukan faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan kegiatan dalam mencapai tujuan.
a. Partisipatif
S A
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi PUG berprinsip pada:
Para pihak yang berperan dalam pemantauan dan evaluasi adalah pihak yang terlibat
pada tahapan pra perencanaan, perencanaan, pelaksanaan dan penerima manfaat
pembangunan untuk melihat dan memastikan apakah pelaksanaan PUG sudah sesuai
dengan perencanaan dan penganggaran.
b. Kesetaraan
Pihak-pihak yang terlibat dalam pemantauan dan evaluasi PUG mempunyai hak dan
kedudukan yang setara sesuai dengan peran dan keahliannya.
c. Prosedural
Pemantauan dan evaluasi PUG dilaksanakan sesuai dengan Lampiran 1a Pemantauan
dan Evaluasi Penyusunan PPRG dan Lampiran 1b Pemantauan dan Evaluasi
Pelaksanaan PPRG Aspek TURBINBANGWAS.
d. Jujur dan transparan
Pelaksanaan dan pelaporan hasil pemantauan dan evaluasi dilakukan secara jujur sesuai
temuan.
22 dari 139
A N
I N
A L
S
23 dari 139
N
Pemantauan
Pemantauan dan Evaluasi
Pelaksanaan
Penyelenggaraan Kegiatan
PUG Ditjen Responsif Gender
Bina Marga
A
Kelengkapan Kelengkapan Kelengkapan Kelengkapan
Kelengkapan 7 Dokumen dan
Dokumen Isian dan Isian dan Isian
(Tujuh) Prasyarat Isian Hasil
Penyusunan Penyusunan Pelaksanaan
Pelaksanaan PUG Pelaksanaan
PPRG PPRG PPRG
PPRG
Hasil Masukan
Pemantauan dan
Evaluasi Dari Masing-
masing Unit
Kerja/Eselon
Aspek
Pengaturan
(NSPK)
I N
Aspek Pembinaan
(Sosialisasi, Pelatihan,
dan lainnnya)
Aspek
Pelaksanaan/
Pembangunan
L
II/BB/BPJN
Kegiatan Kegiatan
Kegiatan Kegiatan Pembangunan Jalan Kegiatan Sarana dan
Prasarana/ Prasarann Gedung Pembangunan
Preservasi (Termasuk Bangunan
Jalan dan
Kegiatan Lainnya
Pelangkap Jalan/pedestrian, sarana Perkantoran
Jalan Jembatan Baru
rambu, dan marka jalantol Bangunan Balai/Satker
S A
Gambar 2 - Diagram ruang lingkup pemantauan dan evaluasi program/kegiatan Direktorat Jenderal Bina Marga
Tim pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PUG diutamakan yang telah memahami isu gender dan instrumen isu kesenjangan sehingga dapat
secara tepat menemukan adanya kesenjangan gender dan mampu melakukan penilaian capaian perencanaan dan penganggaran yang
mengurangi atau menghilangkan kesenjangan gender. Tim pemantauan dan evaluasi terdiri dari Pokja 3 Direktorat Jenderal Bina Marga dan
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), para focal point, dan pihak berkepentingan lain.
24 dari 139
N
Pemantauan dan evaluasi kelengkapan dokumen dan isian hasil pelaksanaan PPRG
menggunakan Lampiran 1b.
a. Formulir 2.1 untuk aspek pengaturan;
b. Formulir 2.2 untuk aspek pembinaan;
A
c. Formulir 2.3.1 untuk aspek pembangunan dalam kegiatan pelaksanaan
preservasi/rehabilitasi jalan;
d. Formulir 2.3.2 untuk kegiatan pembebasan lahan;
e. Formulir 2.3.3 untuk kegiatan pelaksanaan bangunan pelengkap jalan;
N
f. Formulir 2.3.4 untuk kegiatan prasarana dan sarana bangunan gedung perkantoran
I
UPT/Satker; dan
g. Formulir 2.3.5 untuk kegiatan pelaksanaan pembangunan jalan baru.
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi 7 (tujuh) prasyarat yang harus dipenuhi dalam
L
pelaksanaan PUG dilakukan oleh Direktorat Pokja PUG Direktorat Jenderal Bina Marga dan
BPJT dengan mengacu pada Tabel 5 di bawah ini.
A
Tabel 5 - Formulir pemantauan dan evaluasi kelengkapan 7 (tujuh) prasyarat
pelaksanaan PUG dan kelengkapan dokumen dan isian PPRG
Unsur/Aspek
Tahapan
Pemantauan
S
No. Pelaksanaan Indikator Kinerja Instrumen
dan Evaluasi
PPRG
(Sasaran)
(INPUT) Formulir isian
Prasyarat PUG
1 Tahap 1. Komitmen. Peraturan Menteri terkait.
Persiapan
2. Kebijakan. ● Renstra K/L yang
mengandung aspek
gender/PUG.
● Peta jalan (road map)
PUG.
● Rencana kerja tahunan
yang mengandung
aspek gender/PUG.
25 dari 139
N
● Laporan kerja Pokja
PUG di Direktorat
Jenderal Bina Marga.
A
4.a. Sumber daya ● Tersedia Pokja PUG
manusia. dan gender focal point.
● SDM perencana di
Satuan Kerja memiliki
N
kemampuan dalam
I
menyusun PPRG
(sesuai Permenkeu
Nomor 94/PMK.02/2017
L
atau PMK yang terbaru).
4.b. Sumber dana. ● Anggaran untuk
pelembagaan PUG
(Sosialisasi, Pelatihan/
A
KIE).
● Tersedia GBS.
5. Data terpilah. ● Data terpilah tentang:
S
i. SDM di Direktorat
Jenderal Bina
Marga.
ii. Pelaku dan
penerima manfaat
pembangunan.
6. Alat analisis Metoda analisis gender
gender. yang digunakan (GAP).
7. Peran serta ● Tersedia data atau
masyarakat. dokumentasi
keterlibatan masyarakat
yang terkait dengan
pelaksanaan kegiatan
responsif gender.
2 Tahap 1. Renstra yang ● Ada aspek gender pada
Perencanaan terkait dengan Renstra.
26 dari 139
N
dan GBS?
3. Kegiatan/ ● Output terpilih (yang ada
keluaran dalam isu gendernya).
RKA K/L yang ● Jumlah luran yang
A
mengandung ditargetkan (sesuai
isu gender. tanda dan disusun ARG-
nya untuk tahun berjalan
N
di masing-masing unit
eselon II/satker beserta
I
nilai keluaran masing-
masing.
4. Data terpilah ● Kelengkapan data
L
yang terkait terpilah terkait pelaku
keluaran. dan penerima
manfaat pada program/
A
kegiatan/keluaran yang
akan disusun ARG-nya.
5. Proses analisis ● Hasil analisis gender
gender GAP. GAP.
S
(Keluaran)
3 Tahap 1. GBS. ● GBS dari keluaran, sub-
Pelaksanaan keluaran, komponen,
Penyusunan sub komponen yang
PPRG memiliki isu
kesenjangan gender.
● GBS didasarkan pada
hasil analisis GAP.
2. KAK. ● KAK untuk setiap
keluaran kegiatan.
● KAK terkait isu
kesenjangan gender,
tujuan dan rencana aksi
pada GBS.
27 dari 139
N
menyusun PPRG.
PPRG.
2. Penelaahan Tanggapan dari tim
GBS dan KAK. penelaah atau tim yang
A
mendapat otorisasi di Unit
Kerja.
3. Anggaran dalam Anggaran keluaran, sub-
Daftar Isian keluaran, komponen dan
N
Pelaksanaan sub komponen yang
I
Anggaran tersedia (disetujui) dalam
(DIPA). DIPA sesuai dengan
usulan dalam GBS dan
L
KAK.
A
Pemantauan dan evaluasi kelengkapan dan isian penyusunan PPRG dapat dilihat pada
Gambar 3.
S
28 dari 139
29 dari 139
N
(Formulir pemantauan dan evaluasi Lampiran 1b pada formulir 2.3.2).
3) Program/kegiatan bangunan pelengkap jalan
(Formulir pemantauan dan evaluasi Lampiran 1b pada formulir 2.3.3).
4) Program/kegiatan prasarana dan sarana bangunan gedung perkantoran UPT/Satker
A
(Formulir pemantauan dan evaluasi Lampiran 1b pada formulir 2.3.4).
5) Program/kegiatan pembangunan jalan baru
(Formulir pemantauan dan evaluasi Lampiran 1b pada formulir 2.3.5).
N
7.3.3. Pemantauan dan Evaluasi Kelengkapan Dokumen dan Isian Pelaksanaan PPRG
L I
Pemantauan dan evaluasi kelengkapan dokumen dan isian pelaksanaan PPRG digunakan
untuk mengetahui apakah PPRG telah dilaksanakan sesuai yang direncanakan dan
menggunakan indikator kesenjangan gender yaitu AKPM dari setiap tahapan kegiatan, mulai
dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pengawasan. Selain itu digunakan
juga untuk melakukan penilaian pelaksanaan rencana aksi capaian target keluaran serta
A
dampak, manfaat yang dirasakan oleh seluruh kelompok masyarakat serta terjadinya
pengurangan atau hilangnya isu kesenjangan gender.
Untuk melakukan pemantauan dan evaluasi kelengkapan dokumen dan isian hasil
pelaksanaan PPRG dapat dilihat pada Tabel 6:
No.
1 Input
S
Tabel 6 - Kelengkapan dokumen dan isian hasil pelaksanaan PPRG
Aspek
Sejauh mana
SDM K/L
mengetahui
dan
Indikator
30 dari 139
Sekretariat PUG
PUPR.
2 Proses 1. Proporsi luaran yang ada isu 1. Menelaah RKA K/L.
Sejauh mana gendernya dibandingkan dengan 2. Interview dengan Biro
proses luaran yang ada di RKA K/L. PAKLN dan
penyusunan 2. Proporsi keluaran, subkeluaran, Sekretariat PUG
PPRG komponen yang dibuat GBS PUPR.
dilaksanakan dibandingkan dengan keluaran yang
sesuai ada isu gender.
tahapan dan 3. Kelengkapan data terpilah terkait
peraturan keluaran.
yang berlaku. 4. Masalah atau kendala selama proses
N
analisis gender.
5. Solusi dari masalah dan kendala yang
ditemui (bila ada).
A
3 Keluaran 1. Kesesuaian isu gender yang ada 1. Interview Sekretariat
Efektifitas dalam GBS dengan hasil analisis PUG PUPR.
pencapaian gender. 2. Melihat dan menelaah
hasil 2. Kesesuaian KAK dengan GBS. dokumen GAP, GBS
N
penyusunan 3. Proporsi jumlah GBS dan KAK dan KAK.
I
PPRG. dibandingkan terhadap luaran isu
gender.
4. Kesesuaian rencana aksi yang dimuat
L
dalam KAK dengan hasil GAP.
5. Kendala dan masalah dalam membuat
GBS dan KAK.
6. Solusi kendala dan masalah (bila ada).
A
4 Outcomes 1. Proporsi jumlah Satker yang Membandingkan
Sejauh mana melaksanakan PPRG dibandingkan dokumen GBS dan KAK
manfaat satker yang ada. dengan DIPA dan
S
PPRG bagi 2. Proporsi jumlah dana yang disetujui rencana kerja.
pencapaian dalam DIPA dibandingkan dengan yang
PUG secara diusulkan dalam GBS dan KAK di
utuh di Ditjen masing-masing Satker.
Bina Marga. 3. Proporsi anggaran keluaran/sub
keluaran yang dibuat GBS nya
dibandingkan total anggaran Satker.
4. Proporsi anggaran keluaran/sub
keluaran yang ada GBSnya
dibandingkan dengan total anggaran
keluaran yang ada isu gendernya.
5. Proporsi anggaran keluaran/sub
keluaran yang ada GBS di Direktorat
Jenderal Bina Marga dibandingkan total
anggaran di Direktorat Jenderal Bina
Marga.
31 dari 139
Penjelasan Tabel 6 terkait kelengkapan dokumen dan isian hasil pelaksanaan PPRG sebagai
N
berikut:
a. Indikator masukan (input)
Segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penyusunan PPRG. Misalnya
sumber daya manusia yang terlatih, sumber dana, data terpilah, dokumen
A
tagging/trilateral meeting yang mencantumkan program/kegiatan/IKK yang diindikasikan
mempunyai isu kesenjangan gender.
b. Indikator proses
Ukuran ketepatan/keakuratan proses terdiri dari 9 (sembilan) langkah, yaitu:
N
1) Pencantuman nama program/kegiatan/IKK/keluaran/tujuan;
I
2) Data pembuka wawasan atau data terpilah;
3) Faktor kesenjangan;
4) Faktor kesenjangan internal;
L
5) Faktor kesenjangan eksternal;
6) Reformulasi tujuan;
7) Rencana aksi (untuk mengeliminasi atau mengurangi isu kesenjangan);
8) Data dasar/baseline;
A
9) Dampak/impact/manfaat/outcome.
c. Indikator keluaran (output)
Digunakan untuk menilai kegiatan penyusunan PPRG dan keluaran yang dihasilkan telah
S
tercapai sesuai dengan rencana.
d. Indikator hasil (outcome)
Segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dapat dipergunakan
sebagaimana yang tercantum dalam tujuan program/kegiatan yang ada dalam GBS, KAK,
DIPA dan rencana kerja dilihat dari berapa jumlah program/kegiatan yang sudah
diintegrasikan dengan aspek gender.
Dalam melakukan Pemantauan dan evaluasi selain menggunakan Tabel 6, juga
menggunakan instrumen pemantauan dan evaluasi kelengkapan dokumen dan isian hasil
pelaksanaan PPRG pada Lampiran 5.
32 dari 139
N
2) Kelengkapan dokumen dan isian PPRG;
3) Kelengkapan dokumen dan isian hasil pelaksanaan PPRG.
b. Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan kegiatan responsif gender.
A
Kelengkapan yang dipantau dan dievaluasi meliputi:
1) Kelengkapan isian penyusunan PPRG;
2) Kelengkapan isian pelaksanaan PPRG:
a) Aspek pengaturan;
N
b) Aspek pembinaan;
c) Aspek pelaksanaan:
I
(1) Kegiatan preservasi dan rehabilitasi jalan;
(2) Kegiatan pembebasan lahan;
(3) Kegiatan bangunan pelengkap jalan;
L
(4) Kegiatan prasarana dan sarana gedung perkantoran UPT/Satker;
(5) Kegiatan pembangunan jalan dan jembatan baru;
(6) Kegiatan lainnya.
A
Alur pelaporan hasil pemantauan dan evaluasi dapat dilihat Gambar 4.
S
33 dari 139
N
kegiatan responsif gender
I
Pelaporan hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dijelaskan pada Gambar 4, adalah
pertanggung jawaban kinerja secara bottom up dari unit kerja pelaksana Balai Besar/Balai
L
Pelaksanaan Jalan Nasional yang selanjutnya dilaporkan berjenjang kepada unit kerja
penanggung jawab program/kegiatan yaitu Direktorat Sistem dan Strategi Penyelenggaraan
Jalan dan Jembatan untuk ditindaklanjuti.
A
8. Jadwal dan Dokumen Pelaporan
8.1. Jadwal dan Dokumen Pelaporan Pelaksanaan PUG Direktorat Jenderal Bina
S
Marga
Jadwal dan dokumen pelaporan pelaksanaan PUG Direktorat Jenderal Bina Marga dilakukan
secara berjenjang meliputi 2 (dua) periode, yaitu:
a. Periode bulan Juli pada tahun berjalan
Unit Kerja Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional mengkoordinir Tim Pemantauan
dan Evaluasi dalam pengisian kuesioner pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PUG
untuk dilaporkan ke Direktorat Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan.
b. Periode bulan Agustus pada tahun berjalan
Direktorat Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan mengkompilasi
kuesioner sesuai formulir pelaksanaan PUG untuk dilaporkan kepada Ketua Tim
Pelaksana PUG Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kepala Biro PAKLN,
Sekretariat Jenderal Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat).
34 dari 139
A N
I N
A L
S
35 dari 139
Mengidentifikasi program dan kegiatan yang berpotensi memiliki kesenjangan gender Pelaksana Balai Besar/Balai
N
dengan analisis Akses, Kontrol, Partisipasi, dan Manfaat (AKPM). Pelaksanaan Jalan Nasional.
Januari-
a Membahas program dan kegiatan yang dianggarkan responsif gender dalam pra Direktorat Sistem dan Strategi
Maret
konsultasi regional. Penyelenggaraan Jalan dan
A
Jembatan.
Melaporkan program kegiatan yang dianggarkan responsif gender kepada Bappenas Biro Perencanaan Anggaran
dan Kementerian Keuangan pada saat penandaan daring (online tagging system). dan Kerjasama Luar Negeri.
b Maret Melakukan pemilihan keluaran dari program/kegiatan yang dianggarkan responsif Direktorat Sistem dan Strategi
N
gender. Penyelenggaraan Jalan dan
I
Jembatan.
Menyusun analisis gender dan Gender Budget Statement (GBS) dengan didampingi Direktorat Sistem dan Strategi
oleh Tim Pengarusutamaan Gender (PUG)-Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Penyelenggaraan Jalan dan
L
(PUPR) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Jembatan dan Direktorat Bina
(KPPPA). Teknik Jalan dan Jembatan.
Memverifikasi analisis gender dan GBS. Direktorat Sistem dan Strategi
Penyelenggaraan Jalan dan
A
Jembatan.
c Juni-Juli Mencantumkan tema gender dalam aplikasi Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Balai Besar/Balai
(tagging) pada saat penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga Pelaksanaan Jalan Nasional
S
(RKA-K/L) sesuai hasil verifikasi Direktorat Sistem dan Strategi Penyelenggaraan dan Direktorat Sistem dan
Jalan dan Jembatan. Strategi Penyelenggaraan
Jalan dan Jembatan.
Melaporkan dokumen analisis gender dan GBS kepada Biro Perencanaan Anggaran Direktorat Sistem dan Strategi
dan Kerja Sama Luar Negeri (PAKLN) untuk diverifikasi lebih lanjut. Penyelenggaraan Jalan dan
Jembatan.
36 dari 139
N
Melaporkan dokumen analisis gender dan GBS hasil kompilasi kepada KPPPA untuk Biro Perencanaan Anggaran
ditelaah dan disetujui. dan Kerjasama Luar Negeri.
Menginformasikan dokumen analisis gender dan GBS yang disetujui untuk KPPPA.
dianggarkan responsif gender kepada Biro Perencanaan Anggaran dan Kerjasama
A
Luar Negeri.
Menyampaikan dokumen GBS yang disetujui kepada Kementerian Keuangan. KPPPA.
Menyampaikan daftar GBS yang disetujui oleh KPPPA kepada Direktorat Sistem dan Biro Perencanaan Anggaran
Strategi Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan. dan Kerjasama Luar Negeri.
N
Menyampaikan dokumen GBS yang disetujui KPPPA dan bertanda tangan Balai Besar/Balai
I
Penanggung Jawab Kegiatan kepada Kementerian Keuangan pada saat penelaahan Pelaksanaan Jalan Nasional.
RKA-K/L.
L
Melakukan koreksi GBS dan RKA berdasarkan pagu definitif dan menyampaikan Direktorat Sistem dan Strategi
kepada Biro PAKLN untuk diverifikasi. Penyelenggaraan Jalan dan
Jembatan.
Oktober-
d Mengembalikan hasil verifikasi GBS kepada Direktorat Sistem dan Strategi Biro Perencanaan Anggaran
A
November
Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan untuk dikoreksi ulang. dan Kerjasama Luar Negeri.
Melaporkan GBS hasil verifikasi akhir kepada Kementerian Keuangan dan KPPPA. Biro Perencanaan Anggaran
dan Kerjasama Luar Negeri.
S
B Tahap Pelaksanaan PPRG
Akhir Lihat sub bab 5.1. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PUG poin 3. Pemantauan Balai Besar/Balai
1
Desember dan evaluasi kelengkapan dokumen dan isian hasil pelaksanaan PPRG. Pelaksanaan Jalan Nasional.
Mengkompilasi kuesioner program/kegiatan responsif gender sesuai Formulir 1.a. dan Direktorat Sistem dan Strategi
Januari tahun
2 1.b. sebagai bahan masukan umpan balik terhadap perencanaan dan penganggaran Penyelenggaraan Jalan dan
berikutnya
yang responsif gender (penyusunan GAP dan GBS) kepada Biro PAKLN untuk Jembatan.
37 dari 139
A N
I N
A L
S
38 dari 139
N
Panduan Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Perencanaan dan
Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) di Kementerian dan lembaga Non
Kementerian (K/L), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Tahun
A
2011
Panduan Pemantauan Evaluasi Pelaksanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender
(PPRG) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, tahun 2011
N
Panduan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender di Kementerian Pekerjaan
Umum, Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2020
L I
Pedoman Pelaksanaan PUG Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2020
Road Map Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Tahun 2020 - 2024
RPJMN 2020 – 2024, Arah Kebijakan dan Strategi Pengarusutamaan Gender Diarahkan untuk
Mewujudkan Kesetaraan Gender di Berbagai Bidang Pembangunan
Sustainable Development Goals (SDGs) 2016 – 2030, khususnya tujuan 5 yaitu Mencapai
A
Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Kaum Perempuan
Tata Cara Penyusunan Data Terpilah Bidang Pekerjaan Umum yang Responsif Gender.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kementerian Pekerjaan
S
Umum (2011)
The 4th World Conference of Women (FWCW) Beijing – 1995 yang menghasilkan Landasan
Aksi Beijing untuk pertama kali mengemukakan tentang PUG sebagai strategi kebijakan,
program dan kegiatan responsif gender
39 dari 139
N
Tim
3. Ramah Pita Manullang, S.T., dan Keamanan Jalan dan
Penyusun
MEnvSus Jembatan
Deden Rukmana, S.T., M.A.
A
Sekretariat PUG
Kementerian Pekerjaan
4. Narasumber Tim Sekretariat PUG
Umum dan Perumahan
N
Rakyat
I
Direktorat Bina Teknik Jalan
5. Editor Dr. Diyanti, S.T., M.T.
dan Jembatan
A L
S
40 dari 139
I.
II.
Formulir 1.1 : Penyusunan PPRG pada Unit Eselon I
Formulir 1.2 : Penyusunan PPRG pada Unit Eselon II
A N
N
NO. URAIAN KEGIATAN YA/ADA TIDAK ADA KETERANGAN
I
A MASUKAN (INPUT): Sumber Daya Manusia dan Sumber
Dana.
1. Apakah ada Tim SDM Penyusun PPRG?
a. Jika Ya/Ada, apakah sudah mendapatkan pelatihan
L
penyusunan PPRG?
Sebutkan berapa jumlahnya!
b. Jika Tidak, jelaskan mengapa?
A
2. Apakah ada fasilitator dalam penyusunan PPRG?
a. Jika Ya/Ada, apakah sudah mendapatkan pelatihan
penyusunan PPRG?
Sebutkan berapa jumlahnya!
S
b. Jika Tidak, jelaskan mengapa?
3. Dokumentasi kesepakatan trilateral meeting.
Apakah ada/tercantum program/kegiatan/IKK yang berpotensi
memiliki isu kesenjangan?
a. Program/Kegiatan;
b. IKK;
c. Target.
41 dari 139
N
b. Jika Tidak, jelaskan/sebutkan nama dan jumlah yang
diusulkan.
B PROSES: Analisis Gender (GAP) dan GBS.
1. Apakah GAP disusun sesuai dengan ketentuan yang berlaku?
A
a. Bila Ya, sebutkan jumlahnya dan pada langkah berapa?
b. Bila Tidak, sebutkan jumlahnya dan pada langkah berapa?
Apakah GBS disusun sesuai dengan ketentuan yang berlaku?
a. Bila Ya, sebutkan jumlahnya dan pada langkah berapa?
N
b. Bila Tidak, sebutkan jumlahnya dan pada langkah berapa?
2.
I
C KELUARAN (OUTPUT):
a. Berapa jumlah dokumen GAP dan GBS yang telah disusun? Perlu perbaikan dan penyesuaian
b. Berapa jumlah dokumen GAP dan GBS yang sesuai? antara dokumen GAP dan GBS
L
c. Berapa jumlah dokumen GAP dan GBS yang tidak sesuai? tersebut?
D HASIL (OUTCOME):
a. Berapa jumlah program/kegiatan yang sudah diintegrasikan
dengan aspek gender?
A
b. Berapa nilai keluarannya?
c. Berapa jumlah Satker yang telah menyusun GAP dan GBS?
Sebutkan.
S 42 dari 139
N
Nama Eselon II/Satker :
Identitas Responden : Penanggung Jawab Kegiatan/Asisten ....................
Nama :
Jabatan :
A
Alamat Kantor :
No. Telp. Kantor :
No. HP :
N
Alamat E–mail :
Program :
I
Kegiatan :
Komponen :
Sub Komponen :
A L
S 43 dari 139
N
Apakah ada Tim SDM Penyusun PPRG?
a. Jika Ya/Ada, apakah sudah mendapatkan pelatihan penyusunan PPRG?
Sebutkan berapa jumlahnya.
b. Jika Tidak, jelaskan mengapa?
A
Apakah ada fasiliotator dalam penyusunan PPRG?
a. Jika Ya/Ada, apakah sudah mendapatkan pelatihan
penyusunan PPRG? Sebutkan berapa jumlahnya.
N
b. Jika Tidak, jelaskan mengapa?
Dokumentasi kesepakatan trilateral meeting.
I
Apakah ada/tercantum program/kegiatan/IKK yang berpotensi memiliki isu kesenjangan?
a. Program/Kegiatan;
L
b. IKK;
c. Target.
Jika Ya/Ada, sebutkan nama dan jumlahnya.
Apakah ada program/kegiatan keluaran yang akan disusun dengan PPRG (GAP dan GBS) sesuai dengan dokumen trilateral meeting?
A
a. Jika Ya/Ada, sebutkan dan berapa jumlahnya.
b. Jika Tidak, jelaskan/sebutkan nama dan jumlah yang
diusulkan.
S
PROSES: Analisis Gender (GAP) dan GBS.
Analisis Gender (GAP) dan GBS.
a. Apakah penyusunan GAP sesuai dengan kaidah/ketentuan yang berlaku (PMK tahun terakhir)?
1) Bila Ya, Apakah ada (tercantum):
a) Langkah 1 : Program; Kegiatan; IKK; Keluaran;
Tujuan.
44 dari 139
N
f) Langkah 6 : Reformulasi Tujuan.
g) Langkah 7 : Rencana Aksi.
h) Langkah 8 : Data Dasar/Base Line.
A
i) Langkah 9 : Dampak/Outcome (Hasil
Keluaran).
2) Bila tidak pada bagian mana:
a) Langkah 1 : Program; Kegiatan; IKK; Keluaran;
N
Tujuan.
I
b) Langkah 2 : Data Pembuka Wawasan; Data
Terpilah.
c) Langkah 3 : Faktor Kesenjangan.
L
d) Langkah 4 : Faktor Pendukung Internal.
e) Langkah 5 : Faktor Pendukung Eksternal.
f) Langkah 6 : Reformulasi Tujuan.
g) Langkah 7 : Rencana Aksi.
A
h) Langkah 8 : Data Dasar/Base Line.
i) Langkah 9 : Dampak/Outcome (Hasil
Keluaran).
S
b. Apakah penyusunan GBS sesuai dengan penyusunan
GAP yang ada:
1) Nama : Program, kegiatan, IKK dan keluaran
(sesuai langkah 1 di GAP).
2) Analisa dan Situasi (sesuai langkah 3,4,5 di GAP)
3) Sub Keluaran/komponen/subkomponen
(Sesuai langkah 7 di GAP).
45 dari 139
N
Apakah isi dokumen GAP (langkah 1 s/d 9) sesuai dengan
isi dokumen GBS.
a. Bila Ya, jelaskan dan sebutkan Jumlahnya.
A
b. Bila Tidak , jelaskan dan sebutkan jumlahnya.
Perlu perbaikan dan penyesuaian antara
dokumen GAP dan GBS tersebut.
N
HASIL (OUTCOME):
Berapa jumlah program/kegiatan yang sudah
I
diintegrasikan dengan aspek gender.
A L
S 46 dari 139
A N
N
2.3.4. PELAKSANAAN KEGIATAN PRASARANA DAN SARANA BANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN BALAI/SATKER
2.3.5. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN BARU
L I
S A
47 dari 139
N
Unit Organisasi (Eselon I) :
Nama Eselon II/Satker :
Identitas Responden : Penanggung Jawab Kegiatan/Asisten ....................
A
Nama :
Jabatan :
Alamat Kantor/Telp/HP/E-mail :
Program /Kegiatan :
N
Komponen/Sub komponen :
L I
S A
48 dari 139
N
1 Apakah ada informasi tentang penyusunan produk pengaturan NSPK?
Bila Ya, apakah info tersebut terbuka bagi seluruh kelompok masyarakat?
Termasuk kelompok perempuan/pemuda/ penyandang disabilitas?
A
Bila tidak jelaskan.
Apakah produk pengaturan (NSPK) tersebut telah disosialisasikan kepada
seluruh penerima manfaat?
2.
Bila Ya, jelaskan kepada siapa target kelompok yang menerima sosialisasi
Bila Tidak, jelaskan.
N
II. MANFAAT
Apakah produk pengaturan tersebut sudah dilegalisasi?
I
Bila Ya, Berupa Permen, Surat Keputusan Direktur
1
Jenderal/Direktur/Kepala Balai/Kepala Satuan Kerja? Jelaskan
Bila Tidak, jelaskan.
L
Apakah masyarakat peserta sosialisasi menerima manfaat yang sama
kelompok perempuan maupun laki-laki?
2
Bila Ya ……jumlah L…….jumlah P…..
Bila Tidak jelaskan.
Apakah produk pengaturan tersebut bermanfaat bagi seluruh kelompok
A
masyarakat?
3
Bila Ya? Jelaskan kelompok target sasaran penerima manfaat?
Bila Tidak jelaskan.
S 49 dari 139
N
Nama Eselon II/Satker :
Identitas Responden : Penanggung Jawab Kegiatan/Asisten ....................
Nama :
Jabatan :
A
Alamat Kantor/Telp/HP/E-mail :
Program /Kegiatan :
Komponen/Sub komponen :
I N
A L
S 50 dari 139
N
Apakah ada informasi kegiatan sosialisasi/pelatihan telah disampaikan
1
kepada masyarakat/peserta khusus tenaga kerja lokal.
Bila Ya, apakah kelompok perempuan diberi peluang/akses informasi
untuk kegiatan tersebut?
A
Bila Tidak jelaskan.
Khusus untuk pelatihan tenaga kerja lokal tidak terampil, apakah informasi
kegiatan pelatihan sudah disampaikan kepada seluruh masyarakat?
2
Bila Ya , apakah perempuan, disabilitas juga dapat akses info?
Bila Tidak jelaskan.
N
II PARTISIPASI
I
Apakah kelompok perempuan, lansia, dan disabilitas ikut berpartispasi
dalam kegitan sosialisasi?
1
Bila Ya seberapa besar jumlahnya.
Bila Tidak jelaskan.
L
Khusus untuk kegiatan pelatihan tenaga kerja lokal tidak terampil, apakah
seluruh tenaga kerja tidak terampil dapat ikut peluang berpartisipasi dalam
2 kegiatan pelatihan.
Bila Ya …..besaran jumlahnya …….(bersertifikat).
A
Bia Tidak jelaskan.
III MANFAAT
Apakah masyarakat peserta sosialisasi menerima manfaat yang sama
antara kelompok perempuan maupun laki-laki?
S
Bila Ya ……jumlah L…….jumlah P…..
Bila Tidak jelaskan.
Apakah tenaga kerja tidak terampil mendapatkan manfaat atas pelatihan
yang diberikan? Bila Ya, jumlah tenaga kerja bersertifikat ….
Bila tidak jelaskan?
51 dari 139
N
Identitas Responden : Penanggung Jawab Kegiatan/Asisten ....................
Nama :
Jabatan :
A
Alamat Kantor/Telp/HP/Email :
Program /Kegiatan :
Komponen/Sub komponen :
I N
A L
S 52 dari 139
N
Apakah dalam sosialisasi/advokasi masyarakat, diberikan
peluang/kesempatan bagi laki-laki atau perempuan untuk
1
mendapatkan informasi/menyampaikan aspirasinya dalam
kegiatan?
A
II. PARTISIPASI
Apakah seluruh kelompok masyarakat diberi peluang untuk
2 berpartisipasi dalam kegiatan terutama perempuan, lansia,
dan disabilitas?
Apakah tenaga lokal tidak terampil diikutsertakan dalam
N
kegiatan?
3
.......% terlatih dan bersertifikat, …….% tidak terlatih dan tidak
I
bersertifikat.
III KONTROL
Apakah tenaga kerja lokal tidak bersertifikat mempunyai hak
4
L
yang sama dengan yang bersertifikat?
IV MANFAAT
a. Apakah masyarakat MBR (terutama perempuan)
mendapatkan manfaat dalam kegiatan pemeliharaan
rutin (upah yang sama antara L dan P)?
A
5
b. Apakah tenaga lokal tidak terampil mendapatkan
manfaat pada kegiatan pemeliharaan rutin, bekala, dan
rehabilitasi?
S
PELAKSANA PEMANTAUAN
(………………………………………………….….)
53 dari 139
N
Nama Eselon II/Satker :
Identitas Responden : Penanggung Jawab Kegiatan/Asisten ....................
Nama :
Jabatan :
A
Alamat Kantor/Telp/HP/Email :
Program /Kegiatan :
Komponen/Sub kompone :
I N
A L
S 54 dari 139
Aspek: Pembangunan
No. INDIKATOR Ya/Tidak Penjelasan Keterangan
N
I. AKSES
Apakah dalam sosialisasi/advokasi masyarakat, diberikan
1 peluang/kesempatan bagi laki-laki atau perempuan untuk
A
menyampaikan aspirasinya?
II. PARTISIPASI
Apakah dalam sosialisasi/advokasi masyarakat, telah
2
mengundang pemegang sertifikat tanah beserta suami/istri?
N
KONTROL (PIHAK PEREMPUAN/LAKI-LAKI MEMPUNYAI HAK YANG SAMA DALAM MENGONTROL KEGIATAN PROSES
III.
I
GANTI RUGI
Apakah dalam Pembayaran ganti rugi telah mengundang
3
pemegang sertifikat tanah beserta suami/istri?
IV. MANFAAT
L
Apakah kegiatan pembebasan lahan memberikan manfaat
atau dampak negatif kepada masyarakat yang terkena
4
pembebasan lahan (terutama kaum perempuan atau anak-
anak)?
S A PELAKSANA PEMANTAUAN
(………………………………………………….….)
55 dari 139
N
Identitas Responden : Penanggung Jawab Kegiatan/Asisten ....................
Nama :
Jabatan :
A
Alamat Kantor/Telp/HP/Email :
Program /Kegiatan :
Komponen/Sub komponen :
I N
A L
S
56 dari 139
Ya/
No INDIKATOR Penjelasan Keterangan
Tidak
N
I AKSES
Apakah trotoar ini dapat diakses oleh semua pengguna
jalan?
A
a. L/P;
1
b. Anak-anak dan lansia;
c. Pemakai kursi roda;
d. Tuna netra.
N
Apakah trotoar ini permukaannya landai ketika berfungsi
2 sebagai penghubung dari satu fungsi ke fungsi lainnya
I
(rumah-rumah, rumah-kantor, rumah-fasos/fasum)?
Apakah ada hambatan/kendala dalam menggunakan
trotoar?
L
3. a. Pot tanaman;
b. Pohon;
c. PKL;
d. Lain-lain (utilitas, patok, tiang listrik).
A
Apakah lebar trotoar ini cukup untuk dapat diakses bagi
4.
semua pengguna jalan? Berapa lebarnya?
Apakah ada bagian dari trotoar ini yang berlubang,
5.
bergelombang/tidak rata, licin, tergenang air?
S
Apakah ada akses untuk penyebrangan jalan
a. Zebra cross;
6.
b. Jembatan penyebrangan;
c. Terowongan penyebrangan.
Apakah ada bangunan sekolah?
7 Jika ya, apakah ada zona aman sekolah? Bagaimana
kondisinya.
57 dari 139
N
d. Jembatan penyeberangan.
Apakah zebra cross dapat dimanfaatkan oleh:
a. L/P;
A
2 b. Anak-anak dan lansia;
c. Pemakai kursi roda;
d. Tuna netra.
Apakah jembatan penyeberangan jalan dapat
N
dimanfaatkan oleh:
I
a. L/P;
3
b. Anak-anak dan lansia;
c. Pemakai kursi roda;
L
d. Tuna netra.
Apakah Terowongan penyeberangan dapat
dimanfaatkan oleh:
a. L/P;
A
4
b. Anak-anak dan lansia;
c. Pemakai kursi roda;
d. Tuna netra.
S
58 dari 139
N
Nama Eselon II/Satker :
Identitas Responden : Penanggung Jawab Kegiatan/Asisten ....................
Nama :
Jabatan :
A
Alamat Kantor/Telp/HP/Email :
Program /Kegiatan :
Komponen/Sub komponen :
I N
A L
S
59 dari 139
Aspek: Pembangunan
Ya/
No. INDIKATOR Penjelasan Keterangan
Tidak
N
I Akses:
1 Apakah bangunan gedung ini dari luar dapat diakses oleh semua penggunanya?
a. L dan P;
b. Anak-anak dan lansia;
A
c. Penyandang disabilitas/pemakai kursi roda;
d. Tuna netra.
Apakah fasilitas didalam bangunan gedung ini dapat diakses oleh semua
2
N
penggunanya (L/P, anak-anak, disabilitas, pemakai kursi roda dan lansia)?
a. Lift (panel tombol rendah, tombol braile, pengeras suara);
I
b. Tangga (anak tangga pendek maks. 20 cm dan tersedia jalur pemakai kursi
roda);
c. Toilet (lebar dan ada pegangan);
L
d. Ruang ASI (laktasi);
e. Tanda evakuasi untuk emergensi kebakaran/gempa bumi.
II Manfaat:
A
1 Apakah bangunan gedung/perkantoran ini menyediakan fasilitas untuk:
a. Ruangan memerah ASI/laktasi ?
Bila Ya, apakah dapat dimanfaatkan?
b. Taman Penitipan Anak (TPA)?
S
Bila ya, apakah dapat dimanfaatkan?
Apakah bangunan gedung/perkantoran ini menyediakan fasilitas toilet secara
2 terpisah untuk L dan P?
a. Berapa jumlah toilet untuk laki-laki?
b. Berapa jumlah toilet untuk perempuan?
60 dari 139
N
Nama Eselon II/Satker :
Identitas Responden : Penanggung Jawab Kegiatan/Asisten ....................
Nama :
Jabatan :
A
Alamat Kantor/Telp/HP/Email :
Program /Kegiatan :
I N
A L
S
61 dari 139
Aspek Pembangunan
No. INDIKATOR Ya/Tidak Penjelasan Keterangan
N
I. AKSES
Apakah seluruh kelompok masyarakat telah disampaikan
1 informasi tentang kegiatan ini?
A
Bila Ya/Tidak jelaskan.
II. PARTISIPASI
Apakah seluruh kelompok masyarakat diberi peluang untuk
berpartisipasi dalam kegiatan terutama perempuan, lansia,
2
disabilitas sebagai tenaga kerja buruh?
N
Bila Ya/Tidak jelaskan.
Apakah tenaga lokal tidak terampil diikutsertakan dalam
I
kegiatan?
3
.......% terlatih dan bersertifikat ………% tidak terlatih dan
tidak bersertifikat.
L
III. KONTROL
Apakah tenaga kerja lokal tidak bersertifikat mempunyai hak
4 yang sama dengan yang bersertifikat?
Bilaya/tidak jelaskan.
A
IV. MANFAAT
Apakah tenaga lokal tidak terampil mendapatkan manfaat
pada kegiatan pemeliharaan rutin, bekala, rehabilitasi?
5
Bila Ya, jelaskan.
S
Bila Tidak, jelaskan.
PELAKSANA PEMANTAUAN
(………………………………………………….….)
62 dari 139
N
No. LK PR LK+PR LK PR LK+PR
Kepegawaian
1 Struktural
2 Fungsional
A
3 Staf
Jumlah
Tabel A.2. Jumlah dan Persentase SDM (Unit Organisasi/Balai) menurut Eselon dan Jenis
N
Kelamin, Tahun ………
I
Jumlah Pegawai Persentase Pegawai
No. Eselon LK PR LK+PR LK PR LK+PR
1 Eselon I
L
2 Eselon II
3 Eselon III
4 Eselon IV
Jumlah
No.
1
2
3
Golongan
Golongan IV
Golongan III
A
Tabel A.3. Jumlah dan Persentase SDM (Unit Organisasi/Balai) menurut Golongan dan
Jenis Kelamin, Tahun…………….
S
Golongan II atau
Kurang
LK
Jumlah Pegawai
PR LK+PR
Persentase Pegawai
LK PR LK+PR
Jumlah
63 dari 139
Tabel A.5.Jumlah dan Persentase SDM (Balai/Unit) menurut Provinsi Wilayah Tempat
N
Kerja dan Jenis Kelamin, Tahun……….
Jumlah Pegawai Persentase Pegawai
Provinsi Wilayah
No.
A
Kerja LK PR LK+PR LK PR LK+PR
1 Nanggroe Aceh
Darussalam
2 Sumatra Utara
N
3 Riau
I
4 Sumatera Barat
5 Bengkulu
6 Jambi
L
7 Sumatera Selatan
8 Kepulauan Riau
9 Bangka Belitung
10 Lampung
A
11 Banten
12 Jawa Barat
13 DKI Jakarta
S
14 Jawa Tengah
15 Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY)
16 Jawa Timur
17 Bali
18 Nusa Tenggara Barat
19 Nusa Tenggara Timur
20 Kalimantan Utara
21 Kalimantab Barat
22 Kalimantan Tengah
23 Kalimantan Selatan
24 Kalimantan Timur
25 Gorontalo
26 Sulawesi Utara
27 Sulawesi Barat
64 dari 139
Tabel A.6. Jumlah dan Persentase SDM (Unit Organisasi/Balai/Unit) Perekrutan Tiga
N
Tahun Terakhir menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, Tahun ….
Jumlah Pegawai Persentase Pegawai
No. Tahun LK PR LK+PR LK PR LK+PR
A
Perekrutan/Pendidikan
yang ditamatkan
1 Tahun T-1
S3
N
S2
I
D4/S1
D1-D3
SLTA atau Kurang
L
Sub Jumlah
2 Tahun T-2
S3
S2
A
D4/S1
D1-D3
SLTA atau Kurang
S
Sub Jumlah
3 Tahun T-3
S3
S2
D4/S1
D1-D3
SLTA atau Kurang
Sub Jumlah
Jumlah
65 dari 139
N
S2
Sub Jumlah
Jumlah
No.
Jenis Pendidikan
LK
Jumlah Pegawai
PR
N
LK+PR LK
A
Tabel A.8. Jumlah SDM (Unit Organisasi/Balai/Unit) menurut keikutsertaan dalam diklat
teknis/administrasi/penjenjangan dan Jenis Kelamin, tahun……
Persentase Pegawai
PR LK+PR
I
Pelatihan
Pendidikan/Pelatihan
1
Teknis
L
Pelatihan
Pengelolaan Barang
Milik Negara
Dst……
A
Sub Jumlah
Pendidikan/Pelatihan
2
Admin
S
Pelatihan
Kepemimpinan
Dst………….
Sub Jumlah
Pendidikan/Pelatihan
3
Penjenjangan
Pelatihan
Dst………….
Sub Jumlah
Jumlah
66 dari 139
N
4 Pembangunan
Jembatan
Direktorat Preservasi
A
5 Jalan dan Jembatan
Wilayah I
Direktorat Preservasi
7 Jalan dan Jembatan
N
Wilayah II
Direktorat Bina Teknik
I
8
Jalan dan Jembatan
Direktorat Kepatuhan
9
Intern
L
Sekretariat Badan
10
Pengatur Jalan Tol
BBPJN Sumatera
A
11
Utara
BBPJN Sumatera
12
Selatan
S
BBPJN DKI Jakarta
13
dan Jawa Barat
BBPJN Jawa Tengah
14
dan D.I. Yogyakarta
BBPJN Jawa Timur
15
dan Bali
BBPJN Sulawesi
16
Selatan
BBPJN Kalimantan
17
Timur
18 BPJN Aceh
19 BPJN Riau
BPJN Kepulauan
20
Riau
21 BPJN Sumatera Barat
22 BPJN Jambi
67 dari 139
N
30
Selatan
BPJN Kalimantan
31
Utara
A
BPJN Kalimantan
32
Tengah
33 BPJN Sulawesi Utara
34 BPJN Gorontalo
N
BPJN Sulawesi
35
I
Tengah
BPJN Sulawesi
36
Tenggara
L
37 BPJN Sulawesi Barat
38 BPJN Maluku
39 BPJN Maluku Utara
40 BPJN Jayapura
A
41 BPJN Merauke
42 BPJN Papua Barat
43 BPJN Wamena
S
44 Balai Bahan Jalan
Balai Struktur
45
Jembatan
Balai Geoteknik dan
46
Terowongan
Balai Perkerasan dan
47
Lingkungan Jalan
Jumlah
68 dari 139
N
Jalan dan Jembatan
Eselon II
III
A
IV
Jumlah
Direktorat
3
Pembangunan Jalan
N
Eselon II
I
III
IV
Jumlah
L
Direktorat
4 Pembangunan
Jembatan
Eselon II
A
III
IV
Jumlah
S
Direktorat Preservasi
5 Jalan dan Jembatan
Wilayah I
Eselon II
III
IV
Jumlah
Direktorat Preservasi
7 Jalan dan Jembatan
Wilayah II
Eselon II
III
IV
Jumlah
69 dari 139
N
IV
Jumlah
Sekretariat Badan
10
A
Pengatur Jalan Tol
Eselon II
III
IV
N
Jumlah
I
BBPJN Sumatera
11
Utara
Eselon II
L
III
IV
Jumlah
BBPJN Sumatera
A
12
Selatan
Eselon II
III
S
IV
Jumlah
BBPJN DKI Jakarta
13
dan Jawa Barat
Eselon II
III
IV
Jumlah
BBPJN Jawa
14 Tengah dan D.I.
Yogyakarta
Eselon II
III
IV
Jumlah
70 dari 139
N
Jumlah
BBPJN Kalimantan
17
Timur
A
Eselon II
III
IV
Jumlah
N
18 BPJN Aceh
I
Eselon II
III
IV
L
Jumlah
19 BPJN Riau
Eselon II
III
A
IV
Jumlah
BPJN Kepulauan
S
20
Riau
Eselon II
III
IV
Jumlah
BPJN Sumatera
21
Barat
Eselon II
III
IV
Jumlah
22 BPJN Jambi
Eselon II
III
IV
71 dari 139
N
25 BPJN Lampung
Eselon II
III
A
IV
Jumlah
26 BPJN Banten
Eselon II
N
III
I
IV
Jumlah
BPJN Nusa
27
L
Tenggara Barat
Eselon II
III
A
IV
Jumlah
BPJN Nusa
28
Tenggara Timur
S
Eselon II
III
IV
Jumlah
BPJN Kalimantan
29
Barat
Eselon II
III
IV
Jumlah
BPJN Kalimantan
30
Selatan
Eselon II
III
IV
72 dari 139
N
IV
Jumlah
BPJN Sulawesi
33
A
Utara
Eselon II
III
IV
N
Jumlah
I
34 BPJN Gorontalo
Eselon II
III
L
IV
Jumlah
BPJN Sulawesi
35
Tengah
A
Eselon II
III
IV
S
Jumlah
BPJN Sulawesi
36
Tenggara
Eselon II
III
IV
Jumlah
BPJN Sulawesi
37
Barat
II
III
IV
Jumlah
38 BPJN Maluku
73 dari 139
N
III
IV
Jumlah
A
41 BPJN Merauke
Eselon II
III
IV
N
Jumlah
I
42 BPJN Papua Barat
Eselon II
III
L
IV
Jumlah
43 BPJN Wamena
A
Eselon II
III
IV
Jumlah
S
44 Balai Bahan Jalan
Eselon II
III
IV
Jumlah
Balai Struktur
45
Jembatan
Eselon II
III
IV
Jumlah
Balai Geoteknik dan
46
Terowongan
Eselon II
III
74 dari 139
Eselon II
III
IV
Jumlah
N
Tabel A.11. Jumlah dan Persentase SDM (Unit Organisasi/Balai/Unit) menurut Satuan
Kerja Setingkat Direktorat, Golongan Kepangkatan dan Jenis Kelamin
Jumlah Pegawai Persentase Pegawai
A
No. Unit Kerja LK PR LK+PR LK PR LK+PR
Sekretariat
1 Direktorat Jenderal
Bina Marga
N
Golongan IV
I
III
II atau Kurang
Jumlah
L
Direktorat Sistem
dan Strategi
2
Penyelenggaraan
Jalan dan Jembatan
A
Golongan IV
III
II atau Kurang
S
Jumlah
Direktorat
3
Pembangunan Jalan
Golongan IV
III
II atau Kurang
Jumlah
Direktorat
4 Pembangunan
Jembatan
Golongan IV
III
II atau Kurang
Jumlah
75 dari 139
N
Wilayah II
Golongan IV
III
A
II atau Kurang
Jumlah
Direktorat Bina
8 Teknik Jalan dan
N
Jembatan
I
Golongan IV
III
II atau Kurang
L
Jumlah
Direktorat
9
Kepatuhan Intern
Golongan IV
A
III
II atau Kurang
Jumlah
S
Sekretariat Badan
10
Pengatur Jalan Tol
Golongan IV
III
II atau Kurang
Jumlah
BBPJN Sumatera
11
Utara
Golongan IV
III
II atau Kurang
Jumlah
BBPJN Sumatera
12
Selatan
Golongan IV
76 dari 139
N
Yogyakarta
Golongan IV
III
A
II atau Kurang
Jumlah
BBPJN Jawa Timur
15
dan Bali
N
Golongan IV
I
III
II atau Kurang
Jumlah
L
BBPJN Sulawesi
16
Selatan
Golongan IV
III
A
II atau Kurang
Jumlah
BBPJN Kalimantan
17
S
Timur
Golongan IV
III
II atau Kurang
Jumlah
18 BPJN Aceh
Golongan IV
III
II atau Kurang
Jumlah
19 BPJN Riau
Golongan IV
III
II atau Kurang
Jumlah
77 dari 139
N
Jumlah
22 BPJN Jambi
Golongan IV
A
III
II atau Kurang
Jumlah
23 BPJN Bengkulu
N
Golongan IV
I
III
II atau Kurang
Jumlah
L
24 BPJN Belitung
Golongan IV
III
A
II atau Kurang
Jumlah
25 BPJN Lampung
Golongan IV
S
III
II atau Kurang
Jumlah
26 BPJN Banten
Golongan IV
III
II atau Kurang
Jumlah
BPJN Nusa
27
Tenggara Barat
Golongan IV
III
II atau Kurang
Jumlah
78 dari 139
N
Jumlah
BPJN Kalimantan
30
Selatan
A
Golongan IV
III
II atau Kurang
Jumlah
N
BPJN Kalimantan
31
I
Utara
Golongan IV
III
L
II atau Kurang
Jumlah
BPJN Kalimantan
32
Tengah
A
Golongan IV
III
II atau Kurang
S
Jumlah
BPJN Sulawesi
33
Utara
Golongan IV
III
II atau Kurang
Jumlah
34 BPJN Gorontalo
Golongan IV
III
II atau Kurang
Jumlah
BPJN Sulawesi
35
Tengah
Golongan IV
79 dari 139
N
Golongan IV
III
II atau Kurang
A
Jumlah
38 BPJN Maluku
Golongan IV
III
N
II atau Kurang
I
Jumlah
39 BPJN Maluku Utara
Golongan IV
L
III
II atau Kurang
Jumlah
A
40 BPJN Jayapura
Golongan IV
III
II atau Kurang
S
Jumlah
41 BPJN Merauke
Golongan IV
III
II atau Kurang
Jumlah
42 BPJN Papua Barat
Golongan IV
III
II atau Kurang
Jumlah
43 BPJN Wamena
Golongan IV
III
II atau Kurang
80 dari 139
N
Jumlah
Balai Perkerasan
47 dan Lingkungan
A
Jalan
Golongan IV
III
II atau Kurang
N
Jumlah
I
Jumlah
Tabel A.12. Jumlah dan Persentase SDM (Unit Organisasi/Balai/Unit) menurut Satuan
L
Kerja Setingkat Direktorat, Jenis Jabatan Fungsional dan Jenis Kelamin
Jumlah Pegawai Persentase Pegawai
No. Unit Kerja LK PR LK+PR LK PR LK+PR
Sekretariat Direktorat
A
1
Jenderal Bina Marga
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
S
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
Direktorat Sistem
dan Strategi
2
Penyelenggaraan
Jalan dan Jembatan
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
81 dari 139
N
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
Konstruksi
A
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
N
Pranata Humas
I
Jumlah
Direktorat
4 Pembangunan
L
Jembatan
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
A
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
S
Arsiparis
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
Direktorat Preservasi
5 Jalan dan Jembatan
Wilayah I
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
82 dari 139
N
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
A
Pranata Humas
Jumlah
Direktorat Bina
8 Teknik Jalan dan
N
Jembatan
I
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
L
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
A
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
S
Direktorat Kepatuhan
9
Intern
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
Sekretariat Badan
10
Pengatur Jalan Tol
83 dari 139
N
11
Utara
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
A
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
N
Arsiparis
I
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
L
BBPJN Sumatera
12
Selatan
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
A
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
S
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
BBPJN DKI Jakarta
13
dan Jawa Barat
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
84 dari 139
Jumlah
N
Arsiparis
Perencana
Pranata Humas
A
Jumlah
BBPJN Jawa Timur
15
dan Bali
Teknik Jalan dan
N
Jafung
Jembatan
I
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
L
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
Pranata Humas
A
Jumlah
BBPJN Sulawesi
16
Selatan
S
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
BBPJN Kalimantan
17
Timur
85 dari 139
N
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
A
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
Pranata Humas
N
Jumlah
I
BPJN Kepulauan
20
Riau
Teknik Jalan dan
Jafung
L
Jembatan
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
A
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
S
Pranata Humas
Jumlah
BPJN Sumatera
21
Barat
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
23 BPJN Bengkulu
86 dari 139
N
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
A
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
N
Perencana
I
Pranata Humas
Jumlah
25 BPJN Lampung
L
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
Konstruksi
A
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
S
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
26 BPJN Banten
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
87 dari 139
N
Jumlah
BPJN Nusa
28
Tenggara Timur
A
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
Konstruksi
N
Pengelola Barang
I
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
L
Pranata Humas
Jumlah
BPJN Kalimantan
29
Barat
A
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
S
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
BPJN Kalimantan
30
Selatan
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
88 dari 139
N
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
A
Pranata Humas
Jumlah
BPJN Kalimantan
32
Tengah
N
Teknik Jalan dan
Jafung
I
Jembatan
Pembina Jasa
Konstruksi
L
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
A
Pranata Humas
Jumlah
33 BPJN Sulawesi Utara
S
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
34 BPJN Gorontalo
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
89 dari 139
N
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
Konstruksi
A
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
N
Pranata Humas
I
Jumlah
BPJN Sulawesi
36
Tenggara
L
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
Konstruksi
A
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
S
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
37 BPJN Sulawesi Barat
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
38 BPJN Maluku
90 dari 139
N
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
A
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
N
Perencana
I
Pranata Humas
Jumlah
40 BPJN Jayapura
L
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
A
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
S
Arsiparis
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
41 BPJN Merauke
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
91 dari 139
N
44 Balai Bahan Jalan
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
A
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
N
Arsiparis
I
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
L
Balai Struktur
45
Jembatan
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
A
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
S
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
Balai Geoteknik dan
46
Terowongan
Teknik Jalan dan
Jafung
Jembatan
Pembina Jasa
Konstruksi
Pengelola Barang
dan Jasa
Arsiparis
Perencana
92 dari 139
N
Perencana
Pranata Humas
Jumlah
A
Jumlah
I N
A L
S
93 dari 139
Pembinaan/Pemberdayaan (SDM)
Tahun/2021 Tahun/2022
(%) (%)
No. Sub Komponen
Laki- Laki-
Perempuan Perempuan
laki laki
1 Sosialisasi Program.
Pelaksanaan IMAS
N
2 (Identifikasi Masalah dan
Analisis Sesuatu).
Partisipasi dalam pemilihan
Lembaga Swadaya
A
3
Masyarakat (LSM)/
Organisasi Masyarakat.
Pengurus LSM/Organisasi
4
N
Masyarakat.
Partisipasi masyarakat
I
dalam pelaksanaan
5
pembangunan
(Jalan/Jembatan/……).
L
6 Penerima manfaat.
S A
94 dari 139
Data Kuantitatif
Penjelasan:
Penerima manfaat ini adalah seluruh masyarakat laki-laki dan perempuan pada 15
provinsi, 110 kabupaten/kota, 3960 kelurahan/desa.
Data Kualitatif
Penjelasan:
Penerima manfaat ini adalah seluruh masyarakat laki-laki dan perempuan pada 15
propinsi, 110 kabupaten/kota, 3960 kelurahan/desa.
N
Penerima manfaat dalam program padat karya pemeliharaan jalan……. lebih
cenderung lebih tinggi perempuan, hal ini sesuai dengan faktor kebiasaan
masyarakat setempat dimana jumlah angkatan kerja perempuan lebih tinggi
A
dibandingkan dengan laki-laki.
I N
A L
S
95 dari 139
Nama Kementerian/Lembaga :
Unit Organisasi Eselon I :
Unit Kerja Eselon II/Satker :
Tgl/Bln/Thn :
Program :
Kegiatan :
Penanggung Jawab/Responden :
Jabatan :
Alamat Kantor dan No. Tlp. :
N
Email :
A
I KOMITMEN:
1. Apakah ada Peraturan Menteri/Surat Keputusan Direktur Jenderal/Direktur tentang pelaksanaan PUG?
a. Jika ada,sebutkan?
b. Jika tidak,berikan alasan?
N
2. Bila sudah ada Peraturan Menteri/Surat Keputusan Direktur Jenderal /Direktur, apakah sudah disosialisasikan di Tingkat
Eselon I?
a. Bila ya, kapan dilaksanakan?
I
b. Bila belum,berikan alasannya?
II KEBIJAKAN:
1. Apakah Renstra terkait tupoksi Eselon I ada yang mengandung isu gender?
L
a. Jika ada, di bagian mana?
b. Jika tidak ada, mengapa?
2. Apakah ada Renja tahunan Eselon I yang mengandung isu gender?
a. Jika ada, di bagian mana?
b. Jika tidak ada, mengapa?
A
3. Apakah ada Pedoman/Panduan PUG di Unit?
a. Jika ada, di bagian mana?
b. Jika sudah disosialisasikan, kepada siapa?
c. Jika tidak ada, mengapa?
S
4. Apakah ada Petunjuk Teknis PUG di Unit Organisasi Anda?
a. Jika ada, di bagian mana?
b. Jika sudah disosialisasikan, kepada siapa?
c. Jika tidak ada, mengapa?
5. Apakah ada kebijakan tentang penyediaan data terpilah dari pimpinan Anda?
a. Ya, jelaskan?
b. tidak, jelaskan?
III KELEMBAGAAN:
1. Apakah ada POKJA PUG di Eselon I yang disahkan pimpinan?
a. Bila ada sebutkan nomor Surat Keputusan nya?
Bila tidak mengapa?
Sekretariat Direktorat Jenderal Bina
b. Bila ada terdiri dari unsur-unsur apa saja
Marga dan Direktorat Pelaksana
keanggotaan POKJA ?
Bagaimana ?
a. Apakah perlu dikembangkan sampai Tingkat Balai
dan Satker?
1) Bila Ya, Sebutkan unsur apa saja?
2) Bila Tidak Mengapa?
b. Apakah ada pertemuan POKJA?
c. Apakah ada rencana kerja POKJA?
d. Apakah ada laporan POKJA secara rutin?
96 dari 139
N
a. ada?
b. tidak ada, jelaskan?
V DATA TERPILAH:
1 Apakah ada data terpilah tentang sektor yang
ditangani Unit Organisasi Anda?
A
a. ada, jelaskan?
b. tidak ada, jelaskan?
VI ALAT ANALISIS GENDER:
1 Apakah metode analisis gender yang digunakan
adalah GAP/yang lain?
N
a. iya (jika GAP)?
b. tidak, jelaskan?
I
VII PERAN SERTA MASYARAKAT:
1 Apakah ada forum pertemuan dengan BKM/LKM
dalam penyusunan rencana kebijakan?
a. ada, jelaskan?
L
b. tidak ada, jelaskan?
2 Apakah ada keterlibatan BKM/LKM dalam
pelaksanaan PUG dan PPRG?
a. ada, jelaskan?
A
b. tidak ada, jelaskan?
S
97 dari 139
Nama Kementrian/Lembaga :
Unit Organisasi Eselon I :
Unit Kerja Eselon II/Satker :
Tgl/Bln/Thn :
Program :
Kegiatan :
Penanggung Jawab/Responden :
Jabatan :
Alamat Kantor dan No. Tlp. : tlp.
Email :
N
NO. INDIKATOR ADA TIDAK KETERANGAN
ADA/BELUM
I KOMITMEN:
1. Apakah ada Peraturan Menteri/Surat Keputusan
Direktur Jenderal/Direktur tentang pelaksanaan PUG?
A
a. Jika ada, sebutkan?
b. Jika tidak, berikan alasan?
Bila sudah ada Peraturan Menteri/Surat Keputusan
2. Direktur Jenderal/Direktur, apakah sudah
N
disosialisasikan di Tingkat Eselon II/Satker ?
a. Bila ya, kapan dilaksanakan?
b. Bila belum, berikan alasan?
I
II KEBIJAKAN:
1. Apakah Renstra terkait tupoksi Eselon II/Satker ada
yang mengandung isu gender?
L
a. Jika ada, di bagian mana?
b. Jika tidak ada, mengapa?
2. Apakah ada Renja tahunan Eselon II/Satker yang
mengandung isu gender?
a. Jika ada, di bagian mana?
A
b. Jika tidak ada, mengapa?
3. Apakah ada Pedoman PUG di Unit Kerja Anda?
a. Jika ada, di bagian mana?
b. Jika sudah disosialisasikan, kepada siapa?
c. Jika tidak ada, mengapa?
S
4. Apakah ada petunjuk teknis PUG di Unit Kerja Anda?
a. Jika ada, di bagian mana?
b. Jika sudah disosialisasikan, kepada siapa?
c. Jika tidak ada, mengapa?
5. Apakah ada kebijakan tentang penyediaan data
terpilah dari pimpinan Anda?
III KELEMBAGAAN:
1. Apakah ada POKJA PUG di Tingkat Eselon II yang
disahkan pimpinan?
a. Bila ada sebutkan nomor SK nya?
Bila tidak mengapa?
b. Bila ada, terdiri dari unsur-unsur apa saja
Keanggotaan POKJA?
c. Apakah ada pertemuan POKJA ?
d. Apakah ada rencana kerja POKJA ?
e. Apakah ada laporan POKJA secara rutin?
f. Apakah anggota POKJA sudah mendapat latihan
2. Apakah ada Focal Point ?
98 dari 139
N
VI ALAT ANALISIS GENDER:
1 Apakah metode analisis gender yang digunakan
adalah GAP/yang lain?
VII PERAN SERTA
1 Apakah ada forum pertemuan dengan BKM/LKM dalam
A
penyusunan rencana kebijakan?
2 Apakah ada keterlibatan BKM/LKM dalam pelaksanaan
PUG dan PPRG?
I N
A L
S
99 dari 139
Kementrian/Lembaga :
Unit Organisasi Eselon I :
II/Satker :
Tgl/Bln/Thn :
Program :
Kegiatan :
Jawab/Responden :
Jabatan :
Alamat Kantor & No.Tlp. : tlp.
Email :
N
I KOMITMEN:
1. Apakah ada Peraturan Menteri/Surat Keputusan Direktur Jenderal/Direktur tentang pelaksanaan PUG?
a. Jika ada, sebutkan?
b. Jika tidak, berikan alasan?
A
2. Bila sudah ada Peraturan Menteri/Surat Keputusan Direktur Jenderal, apakah sudah disosialisasikan di Tingkat
Eselon II/Satker ?
a. Bila ya, kapan dilaksanakan?
b. Bila belum, berikan alasan?
II KEBIJAKAN:
N
1. Apakah Renstra terkait tupoksi Eselon II/Satker ada yang mengandung isu gender?
a. Jika ada, di bagian mana?
I
b. Jika tidak ada, mengapa?
2. Apakah ada Renja tahunan Eselon II/Satker yang mengandung isu gender?
a. Jika ada, di bagian mana?
L
b. Jika tidak ada, mengapa?
3. Apakah ada Pedoman PUG di Unit Kerja Anda?
a. Jika ada, di bagian mana?
b. Jika sudah disosialisasikan, kepada siapa?
A
c. Jika tidak ada, mengapa?
4. Apakah ada petunjuk teknis PUG di Unit Kerja Anda?
a. Jika ada, di bagian mana?
b. Jika sudah disosialisasikan, kepada siapa?
c. Jika tidak ada, mengapa?
S
5. Apakah ada kebijakan tentang penyediaan data terpilah dari pimpinan Anda?
a. Jika ada, sebutkan?
b. Jika tidak, berikan alasan?
III KELEMBAGAAN:
1. Apakah ada POKJA PUG di Tingkat Eselon II yang disahkan pimpinan?
a. Bila ada sebutkan nomor SK nya?
b. Bila tidak mengapa ?
c. Bila ada, terdiri dari unsur-unsur apa saja
keanggotaan POKJA?
c. Apakah ada pertemuan POKJA ?
d. Apakah ada rencana kerja POKJA ?
e. Apakah ada laporan POKJA secara rutin?
f. Apakah anggota POKJA sudah mendapat
latihan tentang PUG ?
2. Apakah ada Focal Point?
a. Bila ada di level/komponen mana?
b. Bila ada Focal Point, apakah sudah
mendapat latihan tentang PUG ?
c. Bila belum mengapa ?
IV SUMBER DAYA:
N
VII PERAN SERTA MASYARAKAT:
1 Apakah ada forum pertemuan dengan BKM/LKM dalam penyusunan rencana kebijakan?
a. ada, jelaskan?
b. tidak ada, jelaskan?
A
2 Apakah ada keterlibatan BKM/LKM dalam pelaksanaan PUG dan PPRG?
a. ada, jelaskan?
b. tidak ada, jelaskan?
I N
A L
S
101 dari 139
N
Program
Kegiatan
A
IKK
Output
Tujuan
I N
A L
S 102 dari 139
N
b. Anak-anak dan lansia
c. PenyAndang disabilitas/pemakai kursi roda
d. Tuna netra
A
Apakah fasilitas didalam bangunan gedung ini dapat diakses oleh semua penggunanya
2 (L/P, Anak-anak, Disabilitas, Pemakai kursi roda dan lansia)?
N
c. Toilet (lebar dan ada pegangan)
d. Ruang ASI (Laktasi)
I
e. TAnda evakuasi untuk emergensi kebakaran/gempa bumi
II Manfaat :
1 Apakah bangunan gedung/perkantoran ini menyediakan fasilitas untuk:
L
a. Ruangan ASI/laktasi?
b. Bila ya, apakah dapat dimanfaatkan?
Taman Penitipan Anak (TPA)?
A
Bila ya, apakah dapat dimanfaatkan?
Apakah bangunan gedung/perkantoran ini menyediakan fasilitas toilet secara terpisah
2
untuk L dan P?
a. Berapa jumlah toilet untuk Laki-laki?
S
b. Berapa jumlah toilet untuk Perempuan?
N
II. PARTISIPASI
Apakah dalam sosialisasi/advokasi masyarakat, telah
2 mengundang pemegang sertifikat tanah beserta
suami/istri
A
III. KONTROL (PIHAK PEREMPUAN/LAKI-LAKI MEMPUNYAI HAK YANG SAMA DALAM MENGONTROL KEGIATAN PROSES GANTI RUGI
Apakah dalam Pembayaran ganti rugi telah
3 mengundang pemegang sertifikat tanah beserta
suami/istri
N
IV. MANFAAT
Apakah kegiatan pembebasan lahan memberikan
I
manfaat atau dampak negatif kepada masyarakat yang
4
terkena pembebasan lahan (terutama kaum
perempuan atau anak-anak)
L
PELAKSANA PEMANTAUAN
(………………………………………………….….)
S A
104 dari 139
N
informasi untuk dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut?
Bila Ya, apakah tersedia fasilitas terpisah antara laki-laki dan
perempuan
a. Base Camp
A
b. Toilet
II. PARTISIPASI
Apakah kelompok laki-laki dan perempuan ikut dilibatkan dalam
-
kegiatan tersebut?
N
III. MANFAAT
I
Apakah masyarakat (terutama perempuan) mendapatkan manfaat
-
(penambahan penghasilan) dari kegiatan ini?
L
Cat: Contoh kegiatan yang dapat dilakukan oleh kelompok perempuan
PELAKSANA PEMANTAUAN
S A (………………………………………………….….)
N
B PROSES : Analisis Gender (GAP) dan GBS.
1. Analisis Gender (GAP) dan GBS.
a. Apakah penyusunan GAP sesuai dengan kaidah/ketentuan yang berlaku (PMK tahun terakhir) ?
1) Bila ya , Apakah ada (tercantum) :
a) Langkah 1 : Program ; Kegiatan ; IKK ; Output ; Tujuan
A
b) Langkah 2 : Data Pembuka Wawasan ; Data Terpilah
c) Langkah 3 : Faktor Kesenjangan
d) Langkah 4 : Faktor Pendukung Internal
e) Langkah 5 : Faktor Pendukung Eksternal
f) Langkah 6 : Reformulasi Tujuan
N
g) Langkah 7 : Rencana Aksi
h) Langkah 8 : Data Dasar/Base Line
I
i) Langkah 9 : Dampak/Outcome (Hasil Keluaran)
2) Bila tidak pada bagian mana :
a) Langkah 1 : Program ; Kegiatan ; IKK ; Output ; Tujuan
L
c) Langkah 3 : Faktor Kesenjangan
d) Langkah 4 : Faktor Pendukung Internal
e) Langkah 5 : Faktor Pendukung Eksternal
f) Langkah 6 : Reformulasi Tujuan
g) Langkah 7 : Rencana Aksi
A
h) Langkah 8 : Data Dasar/Base Line
i) Langkah 9 : Dampak/Outcome (Hasil Keluaran)
b. Apakah penyusunan GBS sesuai dengan penyusunan
GAP yang ada :
1) Nama : Program, kegiatan, IKK dan output (sesuai
S
langkah 1 di GAP)
2) Analisa dan Situasi (sesuai langkah 3,4,5 di GAP)
3) Sub Output /komponen/sub komponen
(Sesuai langkah 7 di GAP)
4) Berapa besar nilai dana untuk output :
Rp.....................
5) Dampak/Outcome (hasil keluaran) (sesuai dengan di
GAP)
C OUTPUT :
Apakah isi dokumen GAP ( langkah 1 s/d 9) sesuai dengan
isi dokumen GBS
a. Bila Ya, jelaskan dan sebutkan jumlahnya
b. Bila Tidak , jelaskan dan sebutkan jumlahnya
Perlu perbaikan dan penyesuaian antara dokumen
GAP dan GBS tersebut
D OUTCOME :
Berapa jumlah program/kegiatan yang sudah diintegrasikan
dengan aspek gender
Langkah 5
AN
GENDER ANALYSIS PATHWAY (GAP)
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
N
Kebijakan dan Rencana
Isu Gender Pengukuran Hasil
I
kedepan
Data
Program Pembuka
Sebab Sebab Indikator Gender
Wawasan Faktor Reformulasi Data Dasar
L
Kesenjangan Kesenjangan Rencana Aksi (Dampak/
Kesenjangan Tujuan (Base-line)
Internal Eksternal Outcome)
Program: Telah terbit Akses Masih Terbatasnya Terlaksanan Melakukan Telah terbit Terwujudnya
Penyelenggaraan Surat Terbatasnya kurangnya informasi bagi ya kegiatan sosialisasi Surat Edaran Peningkatan
A
Jalan. Edaran informasi sosialisasi masyarakat padat karya untuk Dirjen Bina pemahaman
Kegiatan: Dirjen Bina tentang kepada terutama preservasi, memberikan Marga No. masyarakat
Pelaksanaan Marga No. peluang masyarakat kelompok rutin jalan pemahaman 18/SE/Db/202 tentang
Preservasi dan 18/SE/Db/20 kerja bagi untuk dapat marginal yang kepada 1, tanggal 4 kegiatan padat
S
Peningkatan 21, tanggal 4 kelompok melibatkan (perempuan, responsif masyarakat Juni 2021 karya
Kapasitas Jalan Juni 2021 marginal Kelompok lansia, gender. tentang tentang preservasi rutin
Nasional. tentang (perempuan, marginal disabilitas, dan kegiatan Pelaksanaan jalan.
Rincian Output: Pelaksanaan kelompok (perempuan MBR) bahwa padat karya. Padat Karya di Terlaksananya
Preservasi Padat Karya lansia, MBR, lansia, penyelenggaraan Melaksanakan Direktorat kegiatan
Pemeliharaan di Direktorat disabilitas) disabilitas , preservasi rutin kegiatan Jenderal Bina preservasi
Rutin Jalan. Jenderal dalam MBR) jalan merupakan preservasi Marga. pemeliharaan
Bina Marga. kegiatan sebagai kegiatan padat pemeliharaan rutin jalan
N
Pemeliharaan n keahlian partisipasi berpartisipasi Kontrol dan yang setara
Rutin Jalan khusus kelompok preservasi dan persepsi dan upah manfaat yang antara
Tujuan sehingga perempuan, rutin Jalan dalam budaya yang sama setara antara kelompok laki-
Terwujudnya berpeluang kelompok belum bahwa kelompok bagi laki-laki kelompok laki- laki,
dan perempuan,
A
pelaksanaan untuk lansia, MBR, memberikan laki-laki untuk laki,
preservasi rutin memberikan dan manfaat yang pekerjaan perempuan perempuan, MBR dan
Jalan. peningkatan disabilitas sama antara preservasi rutin termasuk masyarakat disabilitas.
pendapatan dalam kelompok jalan lebih kuat lansia, berpenghasila
bagi seluruh keterlibatan laki-laki, atau lebih pantas disabilitas dan n rendah dan
N
kelompok langsung perempuan, dibanding MBR. disabilitas.
masyarakat pekerjaan lansia, kelompok
I
dalam preservasi masyarakat perempuan,
menghadapi rutin Jalan. berpenghasila kelompok lansia,
dampak Manfaat n rendah dan masyarakat
L
ekonomi di Preservasi disabilitas berpenghasilan
masa rutin jalan (terutama rendah serta
pandemi. belum tentang disabilitas.
Lokasi meningkatka perolehan Masyarakat
A
Nasional n secara upah yang belum
sebanyak optimal sama). merasakan
686 Paket kondisi sosial manfaat adanya
meliputi maupun kegiatan padat
S
Provinsi ekonomi karya terutama
Berikut: terutama bagi kelompok
Aceh 42 manfaat marginal
Paket, upah yang (perempuan
Sumut 20 sama, lansia,
Paket, termasuk disabilitas, dan
Sumbar 22 kelompok MBR) dalam hal
Paket, Riau perempuan, peningkatan
12 Paket, kelompok income.
N
Lampung 12
Paket,
Banten 13
Paket, Jabar
40 Paket,
A
DIY 4 Paket,
Jatim 44
Paket,
Kalbar 14
N
Paket,
Kalteng 28
I
Paket,
Kaltim 23
Paket,
L
Kaltara 4
Paket,
Kalsel 8
Paket, Bali
A
21 Paket,
NTB 9
Paket, NTT
46 Paket,
S
Sulut 30
Paket,
Gorontalo 15
Paket,
Sulteng 25
Paket,
Sulbar 10
Paket,
Sulsel 30
N
Papua 49
Paket dan
Pabar 35
Paket
(detail
A
terlampir).
I N
A L
S 110 dari 139
N
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9
A
Wawasan Faktor Reformulasi Data Dasar Gender
Kesenjangan Kesenjangan Rencana Aksi
Kesenjangan Tujuan (Base-line) (Dampak/
Internal Eksternal
Outcome)
Program: Telah terbit Surat Akses Masih Adanya Terlaksananya Melakukan Telah terbit Meningkatnya
N
Penyelenggar Edaran Dirjen Terbatasnya kurangnya asumsi dan Pemeliharaan sosialisasi untuk Surat Edaran pemahaman
aan Jalan. Bina Marga No. informasi sosialisasi persepsi rutin jembatan memberikan Dirjen Bina masyarakat
I
Kegiatan: 18/SE/Db/2021, tentang kepada dalam budaya yang responsif pemahaman Marga No. tentang
Pelaksanaan tanggal 4 Juni peluang masyarakat masyarakat gender. kepada 18/SE/Db/2021, kegiatan padat
Preservasi 2021 tentang kegiatan bagi untuk terlibat bahwa masyarakat tanggal 4 Juni karya
L
dan Pelaksanaan kelompok langsung kelompok tentang kegiatan 2021 tentang pemeliharaan
Peningkatan Padat Karya di marginal sebagai laki-laki untuk padat karya serta Pelaksanaan rutin jembatan
Kapasitas Direktorat (perempuan, pekerja pekerjaan peluang Padat Karya di Terwujudnya
Jalan Jenderal Bina lansia, kegiatan pemeliharaan mempekerjakan Direktorat pelaksanaan
Nasional. Marga. disabilitas, pemeliharaan rutin masyarakat lokal Jenderal Bina pemeliharaan
A
Rincian Penyelenggaraan MBR) bagi rutin. jembatan dalam Marga. rutin jembatan
Output: pemeliharaan kegiatan Rendahnya lebih kuat mendukung Kegiatan padat dengan
Pemeliharaan rutin Jembatan pemeliharaan partisipasi atau lebih kegiatan karya mampu peningkatan
Rutin merupakan rutin kelompok pantas pemeliharaan meningkatkan akses,
S
Jembatan. kegiatan padat jembatan. perempuan, dibanding rutin jembatan. akses, partisipasi,
Indikator karya yang kelompok kelompok Melaksanakan partisipasi, kontrol dan
Partisipasi perempuan,
Rincian membutuhkan lansia, MBR, kegiatan kontrol dan manfaat yang
keterlibatan Masih dan kelompok pemeliharaan manfaat yang setara antara
Output:
banyak tenaga rendahnya disabilitas lansia, MBR rutin jembatan setara antara kelompok laki-
Panjang Ruas
partisipasi serta
Jembatan kerja. dalam dengan kelompok laki- laki,
pekerja
yang Kegiatan padat keterlibatan disabilitas. memberikan laki, perempuan,
terutama langsung kesempatan perempuan,
dipelihara. Karya mampu
N
jembatan setara antara yang pelaksanaan disabilitas.
kelompok laki- mengajukan pemeliharaan
laki,perempuan, diri dalam rutin
masyarakat kegiatan jembatan
berpenghasilan padat karya
A
belum
rendah dan pelaksanaan memberikan
disabilitas. pemeliharaan manfaat yang
Pekerjaan rutin sama antara
pemeliharaan jembatan. kelompok
N
rutin jembatan laki-laki,
Manfaat
tidak perempuan,
I
membutuhkan Pemeliharaan lansia, mbr
keahlian khusus rutin dan
sehingga jembatan disabilitas
belum
L
berpeluang untuk karena masih
memberikan meningkatkan kurangnya
peningkatan secara informasi
pendapatan bagi optimal kepada
kondisi sosial
A
seluruh kelompok masyarakat
maupun
masyarakat terutama
dalam ekonomi dari dalam hal
menghadapi berbagai peluang
lapisan
S
dampak ekonomi income yang
di masa pandemi masyarakat sama.
termasuk
Lokasi nasional
kelompok
sebanyak 444
perempuan,
paket meliputi
kelompok
Provinsi berikut:
lansia, MBR
Aceh 22 paket,
dan
Sumut 21 paket,
disabilitas
Sumbar 13
N
paket, Lampung income/upah
9 paket, Banten 6 yang sama.
paket, Jabar 20
paket, Jatim 25
paket, Kalbar 13
A
paket, Kalteng 27
paket, Kaltim 17
paket, Kaltara 4
paket, Kalsel 8
N
paket, Bali 7
paket, NTB 8
I
paket, NTT 29
paket, Sulut 15
paket, Gorontalo
L
8 paket, Sulteng
25 paket, Sulbar
8 paket, Sulsel
15 paket, Sultra
A
16 paket, Maluku
18 paket, Malut
13 paket, Papua
26 paket, Pabar
S
19 paket (detail
terlampir)
N
Isu Gender Kebijakan dan Rencana kedepan Pengukuran Hasil
A
Faktor Reformulasi Data Dasar Gender
Kesenjangan Kesenjangan Rencana Aksi
Kesenjangan Tujuan (Base-line) (Dampak/
Internal Eksternal
Outcome)
Program: Terbit Permen Akses Terbatasnya Terbatasnya Terlaksananya Melakukan Permen PUPR Terwujudnya
Penyelenggaraan PUPR Terbatasnya informasi bagi informasi kegiatan sosialisasi Nomor 16 peningkatan
N
Jalan. NO.16/2020 informasi bagi masyarakat tentang preservasi pekerjaan Tahun 2020 informasi dan
Kegiatan: tentang masyarakat terutama kegiatan rekonstruksi, preservasi tentang peluang kerja
I
Pelaksanaan Pengadaan terutama kelompok marginal preservasi rehabilitasi rekonstruksi Pengadaan bagi
Preservasi dan Barang dan kelompok (perempuan, rekonstruksi jalan responsif rehabilitasi Barang dan masyarakat
Peningkatan Jasa. marginal lansia, disabilitas, rehabilitasi gender. jalan untuk Jasa. lokal termasuk
L
Kapasitas Jalan Pelaksanaan (perempuan, MBR) tentang jalan bagi memberikan Kegiatan laki-laki
Nasional. preservasi lansia, kegiatan masyarakat peluang kerja preservasi perempuan,
Rincian Output: rekonstruksi, disabilitas, MBR) preservasi lokal terutama bagi rekonstruksi penyandang
Preservasi rehabilitasi tentang kegiatan rekonstruksi bagi kelompok masyarakat rehabilitasi disabilitas
A
Rekonstruksi, jalan dilakukan preservasi rehabilitasi jalan perempuan, lokal (termasuk jalan belum MBR untuk
Rehabilitasi Jalan. melalui rehabilitasi (khusus untuk ruas lansia laki-laki, sepenuhnya kegiatan
Indikator Rincian pengadaan rekonstruksi kegiatan disabilitas, perempuan, memberikan preservasi
Output: jasa kontraktor jalan (khusus pemeliharaan MBR (khusus lansia, akses, rekonstruksi
S
Panjang Ruas Jalan yang pekerja/ untuk ruas rutin). untuk kegiatan disabilitas, partisipasi, rehabilitasi
yang Dipreservasi tenaga kerja kegiatan Masih terbatasnya pemeliharaan MBR khusus kontrol dan jalan
Rekonstruksi, lokal terampil/ pemeliharaan kesempatan rutin) sehingga untuk manfaat yang (pemeliharaan
Rehabilitasi tidak terampil rutin). masyarakat lokal kelompok pemeliharaan setara antara rutin)
Tujuan (mandor, Partisipasi (terutama marginal rutin. kelompok laki- Terwujudnya
Terwujudnya operator, Terbatasnya perempuan, tersebut Mewajibkan laki, tenaga
pelaksanaan analis) jumlah pekerja lansia, disabilitas) kurang kontraktor perempuan, terampil dan
Preservasi disyaratkan lokal yang yang dilibatkan dilibatkan untuk MBR dan tidak terampil
memiliki terlibat dalam kegiatan dalam kegiatan meningkatkan disabilitas untuk
N
dilibatkan kelompok rutin). (perempuan, melalui preservasi
sebagai perempuan, Terbatasnya lansia, pelatihan dan rekonstruksi
tenaga kerja kelompok lansia, informasi bagi disabilitas, sertifikasi. rehabilitasi
lokal oleh MBR dan pemberi pekerjaan MBR) belum Melaksanakan jalan yang
disabilitas (untuk
A
kontraktor untuk mendorong dapat manfaat kegiatan responsif
pelaksana/ pemeliharaan para jasa sepenuhnya preservasi gender
pemenang rutin). kontraktor untuk kesempatan rekonstruksi (pemberian
lelang untuk Kontrol memberikan mendapatkan rehabilitasi akses,
pemeliharaan Rendahnya sertifikasi bagi upah yang jalan dengan partisipasi
N
rutin a.l potong tingkat tenaga kerja sama saat mewajibkan kontrol dan
rumput, keberanian terampil dan tidak pandemi kontraktor manfaat upah
I
bersihkan kelompok terampil (operator, dalam kegiatan untuk yang sama)
selokan, perempuan, analis, mandor) pemeliharaan mempekerjaka setara bagi
ngecat median kelompok lansia, melalui pelatihan rutin preservasi n masyarakat kelompok
L
dan masyarakat di Balai jasa jembatan. lokal terutama masyarakat
sebagainya. berpenghasilan konstruksi dan Terbatasnya laki perempuan lokal termasuk
Lokasi rendah, LPJK. informasi MBR, lansia, laki-laki dan
nasional disabilitas untuk sertifikasi disabilitas perempuan,
A
sebanyak 68 mengajukan diri keahlian bagi dengan upah MBR, lansia,
paket meliputi terlibat langsung tenaga kerja yang sama dan disabilitas.
Provinsi dalam terampil dan untuk
Berikut: Sumut pelaksanaan tidak terampil pemeliharaan
S
3 paket, Jambi kegiatan untuk kegiatan rutin.
9 paket, preservasi dikontrakkan
Sumsel 8 rekonstruksi (a.l. operator,
paket, Babel 1 rehabilitasi jalan. tenaga analis,
paket, Manfaat mandor ,
Lampung 3 Kegiatan pembantu
paket, Banten preservasi mandor
3 paket, Jabar rehabilitasi lapangan)
9 paket, Jatim rekonstruksi untuk
N
paket, Sultra ekonomi (dalam
13 paket, kesempatan
Malut 2 paket upah yang
(detail sama) dari
terlampir). berbagai lapisan
A
masyarakat
termasuk
kelompok
perempuan,
N
kelompok lansia,
MBR, dan
I
disabilitas
tenaga kerja
terampil dan
L
tidak terampil
(mandor, analis,
operator) belum
seluruhnya
A
mendapatkan
sertifikasi
keahlian,
sehingga
S
tenaganya
belum dapat
dimanfaatkan
sebagai peluang
lapangan kerja
yang sama di
lokasi lainnya.
N
Isu Gender Kebijakan dan Rencana kedepan Pengukuran Hasil
Data Pembuka Sebab Sebab Indikator Gender
Program Faktor Reformulasi Data Dasar
Wawasan Kesenjangan Kesenjangan Rencana Aksi (Dampak/
Kesenjangan Tujuan (Base-line)
A
Internal Eksternal Outcome)
Program: Telah terbit Akses Masih Terbatasnya Terlaksananya Melakukan Telah terbit Terwujudnya
Penyelenggaraan Surat Edaran Terbatasnya kurangnya informasi bagi kegiatan padat sosialisasi Surat Edaran peningkatan
Jalan Dirjen Bina informasi sosialisasi masyarakat karya untuk Dirjen Bina pemahaman
Kegiatan: Marga No. tentang kepada terutama pemeliharaan, memberikan Marga No. masyarakat
N
Pelaksanaan 18/SE/Db/2021, peluang kerja masyarakat kelompok rutin jalan baru pemahaman 18/SE/Db/2021, tentang
tanggal 4 Juni bagi kelompok untuk dapat marginal
I
Preservasi dan yang responsif kepada tanggal 4 Juni kegiatan padat
Peningkatan 2021 tentang marginal melibatkan (perempuan, gender masyarakat 2021 tentang karya
Kapasitas Jalan Pelaksanaan (perempuan, kelompok lansia disabilitas) tentang Pelaksanaan pemeliharaan
Nasional Padat Karya di kelompok marginal bahwa kegiatan padat Padat Karya di rutin jalan baru
L
Rincian Output: Direktorat lansia, MBR, (perempuan penyelenggaraan karya Direktorat Terlaksananya
Pemeliharaan Jenderal Bina disabilitas) lansia, pemeliharaan Melaksanakan Jenderal Bina kegiatan
Rutin Jalan Baru Marga dalam disabilitas, dan rutin jalan baru kegiatan Marga pemeliharaan
Indikator Rincian Pekerjaan kegiatan MBR) sebagai merupakan pemeliharaan Kegiatan padat rutin jalan baru
A
Output: pemeliharaan pelaksanaan pekerja kegiatan kegiatan padat rutin jalan baru karya mampu dalam
Panjang Ruas rutin jalan baru pemeliharaan pemeliharaan karya yang dengan meningkatkan pemenuhan
Jalan Baru yang tidak rutin jalan rutin jalan baru membutuhkan memberikan akses, akses,
Dipelihara membutuhkan baru Manfaat keterlibatan kesempatan/ partisipasi, partisipasi, dan
S
Tujuan keahlian Partisipasi Pelaksanaan banyak tenaga peluang kontrol dan kontrol,
Terwujudnya khusus Rendahnya pemeliharaan kerja berpartisipasi manfaat yang manfaat yang
Pelaksanaan sehingga partisipasi rutin jalan baru Adanya asumsi dan upah yang setara antara setara antara
Pemeliharaan berpeluang kelompok belum dan persepsi sama kelompok laki- kelompok laki-
Rutin Jalan Baru untuk perempuan, memberikan dalam budaya bagi laki-laki laki, laki,
memberikan kelompok manfaat yang bahwa kelompok dan perempuan, perempuan,
peningkatan lansia, MBR, sama antara laki-laki untuk perempuan masyarakat MBR dan
pendapatan dan disabilitas kelompok laki- pekerjaan termasuk berpenghasilan disabilitas.
bagi seluruh dalam laki, perempuan, pemeliharaan lansia,
N
ekonomi di baru (terutama kelompok lansia,
masa pandemi ● Manfaat tentang masyarakat
Lokasi nasional Pemeliharaan perolehan upah berpenghasilan
sebanyak 12 rutin jalan yang sama) rendah serta
baru belum disabilitas
A
paket meliputi
Provinsi meningkatkan Masyarakat
berikut: Kalteng secara optimal belum
2 paket, Bali 1 kondisi sosial merasakan
paket, maupun manfaat adanya
N
Gorontalo 1 ekonomi kegiatan padat
paket, Malut 1 terutama karya terutama
I
paket, Pabar 7 manfaat upah bagi kelompok
paket (detail yang sama, marginal
terlampir) termasuk (perempuan
L
kelompok lansia,
perempuan, disabilitas) dalam
kelompok hal peningkatan
lansia, MBR income
A
dan disabilitas
Program
Kegiatan
Rincian Output
Nasional.
Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan. N
Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan
A
Panjang ruas jalan yang dipreservasi pada pemeliharaan rutin.
N
Data Pembuka Wawasan:
I
● Telah terbit Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor
18/SE/Db/2021, tanggal 4 Juni 2021 tentang Pelaksanaan
Padat Karya di Direktorat Jenderal Bina Marga.
L
● Pelaksanaan preservasi rutin jalan belum memberikan
manfaat yang sama antara kelompok laki-laki, perempuan,
lansia, masyarakat berpenghasilan rendah dan disabilitas
A
karena masih kurangnya informasi kepada masyarakat.
● Pekerjaan preservasi rutin jalan tidak membutuhkan keahlian
khusus sehingga berpeluang untuk memberikan peningkatan
pendapatan bagi seluruh kelompok masyarakat dalam
S
menghadapi dampak ekonomi di masa pandemi.
● Lokasi Nasional sebanyak 686 Paket meliputi Provinsi berikut:
Analisis Situasi
Aceh 42 Paket, Sumut 20 Paket, Sumbar 22 Paket, Riau 12
Paket, Kepri 13 Paket, Jambi 18 Paket, Babel 3 Paket,
Lampung 12 Paket, Banten 13 Paket, Jabar 40 Paket, DIY 4
Paket, Jatim 44 Paket, Kalbar 14 Paket, Kalteng 28 Paket,
Kaltim 23 Paket, Kaltara 4 Paket, Kalsel 8 Paket, Bali 21
Paket, NTB 9 Paket, NTT 46 Paket, Sulut 30 Paket, Gorontalo
15 Paket, Sulteng 25 Paket, Sulbar 10 Paket, Sulsel 30 Paket,
Sultra 38 Paket, Maluku 27 Paket, Malut 13 Paket, Papua 49
Paket, dan Pabar 35 Paket (detail terlampir).
Kesenjangan Internal:
● Masih kurangnya sosialisasi kepada masyarakat untuk dapat
melibatkan kelompok marginal (perempuan, lansia, disabilitas,
dan MBR) sebagai pekerja kegiatan preservasi rutin jalan.
119 dari 139
Kesenjangan Eksternal:
● Terbatasnya informasi bagi masyarakat terutama kelompok
marginal (perempuan, lansia, disabilitas, dan MBR) bahwa
penyelenggaraan preservasi rutin jalan merupakan kegiatan
padat karya yang membutuhkan keterlibatan banyak tenaga
kerja.
● Adanya asumsi dan persepsi dalam budaya bahwa kelompok
laki-laki untuk pekerjaan preservasi rutin jalan lebih kuat atau
N
lebih pantas dibanding kelompok perempuan, kelompok
lansia, masyarakat berpenghasilan rendah serta disabilitas.
● Masyarakat belum merasakan manfaat adanya kegiatan
A
padat karya terutama bagi kelompok marginal (perempuan,
lansia, disabilitas, dan MBR) dalam hal peningkatan income.
Faktor Kesenjangan:
N
Akses
I
Terbatasnya jumlah pekerja terutama kelompok perempuan,
kelompok lansia, masyarakat berpenghasilan rendah, dan
disabilitas yang mengajukan diri dalam kegiatan padat karya
L
pelaksanaan preservasi rutin jalan.
Partisipasi
Rendahnya partisipasi kelompok perempuan, kelompok
A
lansia, masyarakat berpenghasilan rendah, dan disabilitas
dalam keterlibatan langsung pekerjaan preservasi rutin jalan.
Kontrol
-
S
Manfaat
Preservasi rutin jalan belum meningkatkan secara optimal
kondisi sosial maupun ekonomi terutama manfaat upah yang
sama) termasuk kelompok perempuan, kelompok lansia, MBR
dan disabilitas.
Melakukan sosialisasi untuk memberikan
Komponen pemahaman kepada masyarakat tentang
kegiatan padat karya.
Melaksanakan kegiatan preservasi
Rencana Aksi pemeliharaan rutin jalan dengan
memberikan kesempatan/peluang
Sub Komponen
berpartisipasi dan upah yang sama bagi
laki-laki dan perempuan termasuk lansia,
disabilitas dan MBR.
N
Jalan dan Jembatan
N A
Ir. Miftachul Munir, M.T
NIP.19630506 199703 1 002
L I
SA
121 dari 139
N
Output
Analisis Situasi Data Pembuka Wawasan:
● Terbit Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perunahan Rakyat
Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
A
● Pelaksanaan preservasi rekonstruksi, rehabilitasi jalan dilakukan
melalui pengadaan Jasa kontraktor yang pekerja/tenaga kerja lokal
terampil/tidak terampil (mandor, operator, analis) disyaratkan
N
memiliki sertifikat keterampilan dan keahlian.
● Masyarakat lokal perlu dilibatkan sebagai tenaga kerja lokal oleh
I
kontraktor pelaksana/pemenang lelang untuk pemeliharaan rutin
antara lain memotong rumput, membersihkan selokan, pengecatan
median dan sebagainya.
L
● Lokasi Nasional sebanyak 68 paket meliputi Provinsi Berikut: Sumut
3 paket, Jambi 9 paket, Sumsel 8 paket, Babel 1 paket, Lampung 3
paket, Banten 3 paket, Jabar 9 paket, Jatim 5 paket, Kalteng 4
A
paket, Bali 3 paket, NTT 3 paket, Sulsel 2 paket, Sultra 13 paket,
dan Malut 2 paket (detail terlampir).
S
Kesenjangan Internal:
● Terbatasnya informasi bagi masyarakat terutama kelompok
marginal (perempuan, lansia, disabilitas, MBR) tentang kegiatan
preservasi rekonstruksi rehabilitasi jalan (khusus untuk ruas
kegiatan pemeliharaan rutin).
● Masih terbatasnya kesempatan masyarakat lokal (terutama
perempuan, lansia, disabilitas) yang dilibatkan kegiatan preservasi
rekonstruksi rehabilitasi jalan (khusus kegiatan pemeliharaan rutin).
● Terbatasnya informasi bagi pemberi pekerjaan untuk mendorong
para jasa kontraktor utk memberikan sertifikasi bagi tenaga kerja
terampil dan tidak terampil (operator, analis, mandor) melalui
pelatihan di Balai jasa konstruksi dan LPJK.
N
preservasi jembatan).
Faktor Kesenjangan:
A
● Akses
Terbatasnya informasi bagi masyarakat terutama kelompok
marginal (perempuan, lansia, disabilitas, dan MBR) tentang
kegiatan preservasi rehabilitasi, rekonstruksi jalan (khusus untuk
N
ruas kegiatan pemeliharaan rutin).
I
● Partisipasi
Terbatasnya jumlah pekerja lokal yang terlibat dalam pekerjaan
preservasi rekonstruksi, rehabilitasi jalan khususnya kelompok
L
perempuan, kelompok lansia, MBR dan disabilitas (untuk
pemeliharaan rutin).
● Kontrol
A
Rendahnya tingkat keberanian kelompok perempuan, kelompok
lansia, masyarakat berpenghasilan rendah, dan disabilitas untuk
mengajukan diri terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan
preservasi rekonstruksi, rehabilitasi jalan.
S
● Manfaat
1. Kegiatan preservasi rehabilitasi, rekonstruksi jalan belum
meningkatkan secara optimal kondisi sosial maupun ekonomi
(dalam kesempatan upah yang sama) dari berbagai lapisan
masyarakat termasuk kelompok perempuan, kelompok lansia,
MBR, dan disabilitas.
2. Tenaga kerja terampil dan tidak terampil (mandor, analis,
operator) belum seluruhnya mendapatkan sertifikasi keahlian
sehingga tenaganya belum dapat dimanfaatkan sebagai peluang
lapangan kerja yang sama di lokasi lainnya.
Rencana Aksi Komponen ● Melakukan sosialisasi pekerjaan Preservasi
rekonstruksi rehabilitasi jalan untuk memberikan
peluang kerja bagi masyarakat lokal (termasuk laki-
N
Rincian Output Rp.446.101.837.000,00 (empat ratus empat puluh enam miliar
seratus satu juta delapan ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah)
Dampak/Hasil Output ● Terwujudnya peningkatan informasi dan peluang kerja bagi
Kegiatan masyarakat lokal termasuk laki-laki perempuan, penyandang
A
disabilitas, dan MBR untuk kegiatan preservasi rekonstruksi
rehabilitasi jalan (pemeliharaan rutin).
● Terwujudnya tenaga terampil dan tidak terampil untuk
N
mendapatkan sertifikasi keahlian.
● Terwujudnya kegiatan preservasi rekonstruksi rehabilitasi jalan
I
yang responsif gender (pemberian akses, partisipasi kontrol dan
manfaat upah yang sama) setara bagi kelompok masyarakat
lokal termasuk laki-laki dan perempuan, MBR, lansia, dan
L
disabilitas.
A
Direktur Sistem dan Strategi Penyelenggaraan
Jalan dan Jembatan
N
Output
Analisis Situasi Data Pembuka Wawasan:
● Telah terbit Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor
18/SE/Db/2021, tanggal 4 Juni 2021 tentang Pelaksanaan Padat
A
Karya di Direktorat Jenderal Bina Marga.
● Pekerjaan pemeliharaan rutin jalan baru tidak membutuhkan
keahlian khusus sehingga berpeluang untuk memberikan
N
peningkatan pendapatan bagi seluruh kelompok masyarakat dalam
menghadapi dampak ekonomi di masa pandemi.
I
● Lokasi nasional sebanyak 12 paket meliputi provinsi berikut: Kalteng
2 paket, Bali 1 paket, Gorontalo 1 paket, Malut 1 paket, dan Pabar
7 paket (detail terlampir).
A L Kesenjangan Internal:
● Masih kurangnya sosialisasi kepada masyarakat untuk dapat
melibatkan Kelompok marginal (perempuan, lansia, disabilitas, dan
MBR) sebagai pekerja kegiatan pemeliharaan rutin jalan baru.
● Manfaat pelaksanaan pemeliharaan rutin jalan baru belum
S
memberikan manfaat yang sama antara kelompok laki-laki,
perempuan, lansia, masyarakat berpenghasilan rendah dan
disabilitas (terutama tentang perolehan upah yang sama).
Kesenjangan Eksternal:
● Terbatasnya informasi bagi masyarakat terutama kelompok
marginal (perempuan, lansia, dan disabilitas) bahwa
penyelenggaraan pemeliharaan rutin jalan baru merupakan
kegiatan padat karya yang membutuhkan keterlibatan banyak
tenaga kerja.
● Adanya asumsi dan persepsi dalam budaya bahwa kelompok laki-
laki untuk pekerjaan pemeliharaan rutin jalan lebih kuat atau lebih
pantas dibanding kelompok perempuan, kelompok lansia,
masyarakat berpenghasilan rendah serta disabilitas.
Faktor Kesenjangan:
● Akses
Terbatasnya informasi tentang peluang kerja bagi kelompok
marginal (perempuan, kelompok lansia, MBR, dan disabilitas) dalam
kegiatan pelaksanaan pemeliharaan rutin jalan baru.
● Partisipasi
Rendahnya partisipasi kelompok perempuan, kelompok lansia,
MBR, dan disabilitas dalam keterlibatan langsung pekerjaan
pemeliharaan rutin jalan baru.
N
● Kontrol
-
● Manfaat
A
Pemeliharaan rutin jalan baru belum meningkatkan secara optimal
kondisi sosial maupun ekonomi terutama manfaat upah yang sama
termasuk kelompok perempuan, kelompok lansia, MBR dan
disabilitas.
N
Rencana Aksi Komponen ● Melakukan Sosialisasi untuk memberikan
I
pemahaman kepada masyarakat tentang kegiatan
padat karya.
● Melaksanakan kegiatan pemeliharaan rutin jalan
L
baru dengan memberikan kesempatan/ peluang
berpartisipasi dan upah yang sama bagi laki-laki
dan perempuan termasuk lansia, disabilitas dan
A
MBR.
Sub
Komponen
S
Alokasi Anggaran Pemeliharaan Rutin Jalan Baru: Rp.18.208.330.000,00 (delapan belas
Rincian Output milyar dua ratus delapan juta tiga ratus tiga puluh ribu rupiah)
Dampak/Hasil ● Terwujudnya peningkatan pemahaman masyarakat tentang
Output Kegiatan kegiatan padat karya pemeliharaan rutin jalan baru.
● Terlaksananya kegiatan pemeliharaan rutin jalan baru dalam
pemenuhan akses, partisipasi, dan kontrol, manfaat yang setara
antara kelompok laki-laki, perempuan, MBR dan disabilitas.
N
Indikator Rincian
Panjang Ruas Jembatan yang dipelihara.
Output
Analisis Situasi Data Pembuka Wawasan:
A
● Telah terbit Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga
Nomor 18/SE/Db/2021, tanggal 4 Juni 2021 tentang
Pelaksanaan Padat Karya di Direktorat Jenderal Bina
Marga.
N
● Penyelenggaraan pemeliharaan rutin jembatan merupakan
I
kegiatan padat karya yang membutuhkan keterlibatan
banyak tenaga kerja.
● Kegiatan padat karya mampu meningkatkan akses,
L
partisipasi, kontrol dan manfaat yang setara antara
kelompok laki-laki, perempuan, masyarakat
berpenghasilan rendah dan disabilitas.
● Pekerjaan pemeliharaan rutin jembatan tidak
A
membutuhkan keahlian khusus sehingga berpeluang untuk
memberikan peningkatan pendapatan bagi seluruh
kelompok masyarakat dalam menghadapi dampak
S
ekonomi di masa pandemi.
● Lokasi Nasional sebanyak 444 paket meliputi provinsi
berikut: Aceh 22 paket, Sumut 21 paket, Sumbar 13 paket,
Riau 11 paket, Kepri 5 paket, Jambi 16 paket, Sumsel 18
paket, Babel 2 paket, Lampung 9 paket, Banten 6 paket,
Jabar 20 paket, Jatim 25 paket, Kalbar 13 paket, Kalteng
27 paket, Kaltim 17 paket, Kaltara 4 paket, Kalsel 8 paket,
Bali 7 paket, NTB 8 paket, NTT 29 paket, Sulut 15 paket,
Gorontalo 8 paket, Sulteng 25 paket, Sulbar 8 paket, Sulsel
15 paket, Sultra 16 paket, Maluku 18 paket, Malut 13 paket,
Papua 26 paket, dan Pabar 19 paket (detail terlampir).
N
Kesenjangan Eksternal:
● Adanya asumsi dan persepsi dalam budaya masyarakat
bahwa kelompok laki-laki untuk pekerjaan pemeliharaan
A
rutin jembatan lebih kuat atau lebih pantas dibanding
kelompok perempuan, kelompok lansia, MBR serta
disabilitas.
N
Faktor Kesenjangan:
I
● Akses
Terbatasnya informasi tentang peluang kegiatan bagi
kelompok marginal (perempuan, lansia, disabilitas, dan
L
MBR) bagi kegiatan pemeliharaan rutin jembatan.
● Partisipasi
Masih rendahnya partisipasi pekerja terutama
A
kelompok perempuan, kelompok lansia, MBR, dan
disabilitas yang mengajukan diri dalam kegiatan padat
karya pelaksanaan pemeliharaan rutin jembatan.
● Kontrol
S
-
● Manfaat
Pemeliharaan rutin jembatan belum meningkatkan secara
optimal kondisi sosial maupun ekonomi dari berbagai
lapisan masyarakat termasuk kelompok perempuan,
kelompok lansia, MBR dan disabilitas.
N
dengan peningkatan akses, partisipasi, kontrol dan
manfaat yang setara antara kelompok laki-laki,
perempuan, MBR dan disabilitas.
A
Penanggung Jawab Kegiatan
Direktur Sistem dan Strategi Penyelenggaraan
N
Jalan dan Jembatan
S A
129 dari 139
Penyelenggaraan
No. Rincian Program/Kegiatan Ya Tidak Keterangan
Pembangunan
1. Pengaturan (Tur)
Kebijakan UU/PP dll
Misal: UU/PP terkait jalan/jembatan, SK Menteri atau Dirjen Fasilitas
Bagian Hukum dan komunikasi publik Sesditjen dan
aksesibilitas bagi pengguna jalan pada bangunan pelengkap jalan v
Direktorat terkait
(pedestrian, jembatan penyebrangan) untuk jalan perkotaan.
N
Pelatihan (Tentang PPRG) v Direktorat Pengembangan jaringan jalan
Sosialisasi (Tentang Gender, PPRG,PUG, HIV/AIDS) Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan,
Direktorat Pembangunan Jalan, Direktorat
Preservasi Jalan, Direktorat Jembatan, Direktorat
v Jalan Bebas Hambatan Perkotaan dan Fasilitasi
Jalan Daerah serta Balai 1 s/d 18 Serta Balai
A
Jembatan Khusus dan Terowongan
Manajemen SDM (termasuk Pendidikan, Kompetensi) v Bagian Kepegawaian Ortala dan Sekretariat
Direktorat Jenderal
Manajemen Aset v
N
Pemetaan Kelembagaan dan Perkuatan Kelembagaan (POKJA dan
v Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Marga
PUG)
I
3. PEMBANGUNAN/PELAKSANAAN (BANGLAK)
Studi Kelayakan (terkait advokasi dengan masyarakat):
v
a.Jalan strategis v Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan
L
b.Jalan nasional lainnya
v Balai 1 s/d 18, Balai Jembatan Khusus dan
a dan b terkait dengan advokasi kepada masyarakat, survei (terkait Terowongan serta Para Satuan Kerja
advokasi dengan masyarakat), investigasi (terkait advokasi
masyarakat)
Perencanaan Teknis v
A
Amdal (terkait kajian dampak lingkungan) (advokasi kepada Balai 1 s/d 18, balai jembatan khusus dan
v
masyarakat) terowongan serta para satuan kerja
pengawasan teknis/supervisi v
S
semua laki-laki, perempuan, anak-anak, penyAndang disabilitas dan v Pusjatan
lansia)
Preservasi:
Balai 1 s/d 18, Balai Jembatan Khusus dan
a.rutin v Terowongan serta Satuan Kerja Daerah
b berkala v
Balai 1 s/d 18, Balai Jembatan Khusus dan
Peningkatan (bila terkait pelebaran yang memerlukan pembebasan
v Terowongan, Para Satuan Kerja dan Satuan Kerja
lahan dan bangunan pelengkap jalan)
Daerah
pembebasan Tanah (advokasi kepada masyarakat) Balai 1 s/d 18, Balai Jembatan Khusus dan
v Terowongan, Para Satuan Kerja
Fisik Penunjang/Bangunan Pelengkap (gedung) Balai 1 s/d 18, Balai Jembatan Khusus dan
v Terowongan serta Para Satuan Kerja
Pembangunan dan Pemeliharan Sarana Prasarana PU (gedung, Bagian Umum Sekretariat Direktorat Jenderal Bina
bangunan) v Marga dan
Balai 1 s/d 18, Balai Jembatan Khusus dan
Terowongan
4.PENGAWASAN (WAS)
Monev Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan/Sub
Direktorat Pemantauan dan Evaluasi; Seluruh
v Direktorat, Balai 1 s/d 18, Balai Jembatan Khusus
dan Terowongan serta Para Satuan Kerja
A N
I N
A L
S
131 dari 139
Nama Kementerian/Lembaga :
Unit Organisasi Eselon I :
Unit Kerja Eselon II/Satker :
Tgl/Bln/Thn :
Program :
Kegiatan :
Penanggung Jawab/Responden :
Jabatan :
Alamat Kantor dan No. Tlp. :
Email :
N
1. Apakah ada Peraturan Menteri/Surat Keputusan Direktur Jenderal/Direktur tentang pelaksanaan PUG?
a. Jika ada,sebutkan?
b. Jika tidak,berikan alasan?
2. Bila sudah ada Peraturan Menteri/Surat Keputusan Direktur Jenderal/Direktur, apakah sudah disosialisasikan di
Tingkat Eselon I?
A
a. Bila ya,kapan dilaksanakan?
b. Bila belum,berikan alasannya?
II KEBIJAKAN:
1. Apakah Renstra terkait tupoksi Eselon I ada yang mengandung isu gender?
a. Jika ada, di bagian mana?
N
b. Jika tidak ada, mengapa?
2. Apakah ada Renja tahunan Eselon I yang mengandung isu gender?
I
a. Jika ada, di bagian mana?
b. Jika tidak ada, mengapa?
3. Apakah ada Pedoman/Panduan PUG di Unit
a. Jika ada, di bagian mana?
L
b. Jika sudah disosialisasikan, kepada siapa?
c. Jika tidak ada, mengapa?
4. Apakah ada Petunjuk Teknis PUG di Unit Organisasi Anda?
a. Jika ada, di bagian mana?
b. Jika sudah disosialisasikan, kepada siapa?
A
c. Jika tidak ada, mengapa?
5. Apakah ada kebijakan tentang penyediaan data terpilah dari pimpinan Anda?
a. Ya, jelaskan?
b. tidak, jelaskan?
III KELEMBAGAAN:
S
1. Apakah ada POKJA PUG di Eselon Iyang disahkan pimpinan?
a. Bila ada sebutkan nomor Surat Keputusan nya?
Bila tidak mengapa?
b. Bila ada terdiri dari unsur-unsur apa saja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina
keanggotaan POKJA? Marga dan Direktorat Pelaksana
Bagaimana ?
a. Apakah perlu dikembangkan sampai Tingkat Balai
dan Satker?
1) Bila Ya, Sebutkan unsur apa saja?
2) Bila Tidak Mengapa?
b. Apakah ada pertemuan POKJA?
c. Apakah ada rencana kerja POKJA?
d. Apakah ada laporan POKJA secara rutin?
e. Apakah anggota POKJA sudah mendapat latihan
tentang PUG?
2. Apakah ada Focal Point?
a. Bila ada di level/komponen mana?
b. Bila ada Focal Point, apakah sudah mendapat
latihan tentang PUG?
c. Bila belum mengapa?
N
b. tidak, jelaskan?
VII PERAN SERTA MASYARAKAT:
1 Apakah ada forum pertemuan dengan BKM/LKM dalam penyusunan rencana kebijakan?
a. ada, jelaskan?
b. tidak ada, jelaskan?
A
2 Apakah ada keterlibatan BKM/LKM dalam pelaksanaan PUG dan PPRG?
a. ada, jelaskan?
b. tidak ada, jelaskan?
I N
A L
S
133 dari 139
Nama Kementrian/Lembaga :
Unit Organisasi Eselon I :
Unit Kerja Eselon II/Satker :
Tgl/Bln/Thn :
Program :
Kegiatan :
Penanggung Jawab/Responden :
Jabatan :
Alamat Kantor dan No. Tlp. : tlp.
Email :
N
NO. INDIKATOR ADA TIDAK KETERANGAN
ADA/BELUM
I KOMITMEN:
1. Apakah ada Peraturan Menteri/Surat Keputusan
Direktur Jenderal/Direktur tentang pelaksanaan PUG?
A
a. Jika ada, sebutkan?
b. Jika tidak, berikan alasan?
Bila sudah ada Peraturan Menteri/Surat Keputusan
2. Direktur Jenderal/Direktur, apakah sudah
N
disosialisasikan di Tingkat Eselon II/Satker ?
a. Bila ya, kapan dilaksanakan?
I
b. Bila belum, berikan alasan?
II KEBIJAKAN:
1. Apakah Renstra terkait tupoksi Eselon II/Satker ada
yang mengandung isu gender?
L
a. Jika ada, di bagian mana?
b. Jika tidak ada, mengapa?
2. Apakah ada Renja tahunan Eselon II/Satker yang
mengandung isu gender?
a. Jika ada, di bagian mana?
A
b. Jika tidak ada, mengapa?
3. Apakah ada Pedoman PUG di Unit Kerja Anda?
a. Jika ada, di bagian mana?
b. Jika sudah disosialisasikan, kepada siapa?
c. Jika tidak ada, mengapa?
S
4. Apakah ada petunjuk teknis PUG di Unit Kerja Anda?
a. Jika ada, di bagian mana?
b. Jika sudah disosialisasikan, kepada siapa?
c. Jika tidak ada, mengapa?
5. Apakah ada kebijakan tentang penyediaan data
terpilah dari pimpinan Anda?
III KELEMBAGAAN:
1. Apakah ada POKJA PUG di Tingkat Eselon II yang
disahkan pimpinan?
a. Bila ada sebutkan nomor SK nya?
Bila tidak mengapa?
b. Bila ada, terdiri dari unsur-unsur apa saja
Keanggotaan POKJA?
c. Apakah ada pertemuan POKJA ?
d. Apakah ada rencana kerja POKJA ?
e. Apakah ada laporan POKJA secara rutin?
f. Apakah anggota POKJA sudah mendapat latihan
2. Apakah ada Focal Point ?
a. Bila ada di level/komponen mana?
b. Bila ada Focal Point , apakah sudah mendapat
latihan tentang PUG ?
c. Bila belum mengapa ?
N
1 Apakah ada forum pertemuan dengan BKM/LKM dalam
penyusunan rencana kebijakan?
2 Apakah ada keterlibatan BKM/LKM dalam pelaksanaan
PUG dan PPRG?
N A
L I
S A
135 dari 139
Kementrian/Lembaga :
Unit Organisasi Eselon I :
II/Satker :
Tgl/Bln/Thn :
Program :
Kegiatan :
Jawab/Responden :
Jabatan :
Alamat Kantor& No. Tlp. : tlp.
Email :
N
NO INDIKATOR ADA TIDAK ADA KETERANGAN
I KOMITMEN:
1. Apakah ada Peraturan Menteri/Surat Keputusan Direktur Jenderal/Direktur tentang pelaksanaan PUG?
a. Jika ada, sebutkan?
b. Jika tidak, berikan alasan?
A
2. Bila sudah ada Peraturan Menteri/Surat Keputusan Direktur Jenderal, apakah sudah disosialisasikan di Tingkat
Eselon II/Satker ?
a. Bila ya, kapan dilaksanakan?
b. Bila belum, berikan alasan?
II KEBIJAKAN:
N
1. Apakah Renstra terkait tupoksi Eselon II/Satker ada yang mengandung isu gender?
a. Jika ada, di bagian mana?
I
b. Jika tidak ada, mengapa?
2. Apakah ada Renja tahunan Eselon II/Satker yang mengandung isu gender?
a. Jika ada, di bagian mana?
b. Jika tidak ada, mengapa?
L
3. Apakah ada Pedoman PUG di Unit Kerja Anda?
a. Jika ada, di bagian mana?
b. Jika sudah disosialisasikan, kepada siapa?
c. Jika tidak ada, mengapa?
A
4. Apakah ada petunjuk teknis PUG di Unit KerjaAnda?
a. Jika ada, di bagian mana?
b. Jika sudah disosialisasikan, kepada siapa?
c. Jika tidak ada, mengapa?
5. Apakah ada kebijakan tentang penyediaan data terpilah dari pimpinan Anda?
S
a. Jika ada, sebutkan?
b. Jika tidak, berikan alasan?
III KELEMBAGAAN:
1. Apakah ada POKJA PUG di Tingkat Eselon II yang disahkan pimpinan?
a. Bila ada sebutkan nomor SK nya?
b. Bila tidak mengapa ?
c. Bila ada, terdiri dari unsur-unsur apa saja
keanggotaan POKJA?
c. Apakah ada pertemuan POKJA ?
d. Apakah ada rencana kerja POKJA ?
e. Apakah ada laporan POKJA secara rutin?
f. Apakah anggota POKJA sudah mendapat
latihan tentang PUG ?
2. Apakah ada Focal Point?
a. Bila ada di level/komponen mana?
b. Bila ada Focal Point, apakah sudah
mendapat latihan tentang PUG ?
c. Bila belum mengapa ?
IV SUMBER DAYA:
N
VII PERAN SERTA MASYARAKAT:
1 Apakah ada forum pertemuan dengan BKM/LKM dalam penyusunan rencana kebijakan?
a. ada, jelaskan?
b. tidak ada, jelaskan?
2 Apakah ada keterlibatan BKM/LKM dalam pelaksanaan PUG dan PPRG?
A
a. ada, jelaskan?
b. tidak ada, jelaskan?
I N
A L
S
137 dari 139
N
Program
Kegiatan
A
IKK
Output
N
Tujuan
L I
S A
138 dari 139
N
B PROSES : Analisis Gender (GAP) dan GBS.
1. Analisis Gender (GAP) dan GBS.
a. Apakah penyusunan GAP sesuai dengan kaidah/ketentuan yang berlaku (PMK tahun terakhir) ?
1) Bila ya , Apakah ada (tercantum) :
a) Langkah 1 : Program ; Kegiatan ; IKK ; Output ; Tujuan
A
b) Langkah 2 : Data Pembuka Wawasan ; Data Terpilah
c) Langkah 3 : Faktor Kesenjangan
d) Langkah 4 : Faktor Pendukung Internal
e) Langkah 5 : Faktor Pendukung Eksternal
f) Langkah 6 : Reformulasi Tujuan
g) Langkah 7 : Rencana Aksi
N
h) Langkah 8 : Data Dasar/Base Line
i) Langkah 9 : Dampak/Outcome (Hasil Keluaran)
I
2) Bila tidak pada bagian mana :
a) Langkah 1 : Program ; Kegiatan ; IKK ; Output ; Tujuan
L
d) Langkah 4 : Faktor Pendukung Internal
e) Langkah 5 : Faktor Pendukung Eksternal
f) Langkah 6 : Reformulasi Tujuan
g) Langkah 7 : Rencana Aksi
h) Langkah 8 : Data Dasar/Base Line
A
i) Langkah 9 : Dampak/Outcome (Hasil Keluaran)
b. Apakah penyusunan GBS sesuai dengan penyusunan
GAP yang ada :
1) Nama : Program, kegiatan, IKK dan output (sesuai
langkah 1 di GAP)
2) Analisa dan Situasi (sesuai langkah 3,4,5 di GAP)
S
3) Sub Output /komponen/sub komponen
(Sesuai langkah 7 di GAP)
4) Berapa besar nilai dana untuk output :
Rp.....................
5) Dampak/Outcome (hasil keluaran) (sesuai dengan di
GAP)
C OUTPUT :
Apakah isi dokumen GAP ( langkah 1 s/d 9) sesuai dengan
isi dokumen GBS
a. Bila Ya, jelaskan dan sebutkan jumlahnya
b. Bila Tidak , jelaskan dan sebutkan jumlahnya
Perlu perbaikan dan penyesuaian antara dokumen
GAP dan GBS tersebut
D OUTCOME :
Berapa jumlah program/kegiatan yang sudah diintegrasikan
dengan aspek gender