Tugas 1
Tugas 1
TUGAS 1
NAMA : SIYENTO
NIM : 049010241
1 Untuk memahami penyebab maraknya tawuran remaja ini, kita dapat mengadopsi salah
satu dari tiga perspektif sosiologi, yaitu interaksionisme simbolik, fungsionalisme
struktural, atau perspektif konflik.
Fungsionalisme Struktural
Perspektif fungsionalisme struktural melihat masyarakat sebagai suatu sistem yang
terdiri dari berbagai bagian yang saling berinteraksi dan berkontribusi untuk menjaga
keseimbangan sosial. Dalam konteks tawuran remaja, fenomena ini dapat dipahami
sebagai hasil dari ketidakseimbangan dalam struktur sosial.
5) Media dan budaya populer: Media dan budaya populer juga dapat memainkan
peran dalam memperkuat fenomena tawuran remaja. Konten yang
mengagungkan kekerasan atau menggambarkan tawuran sebagai sesuatu yang
keren dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku remaja.
2 Fenomena tawuran remaja di Indonesia melibatkan berbagai bentuk interaksi sosial yang
dapat diamati. Berikut adalah beberapa bentuk interaksi sosial yang muncul dalam
fenomena tawuran remaja di Indonesia:
Penting untuk memahami bahwa tawuran remaja adalah perilaku yang tidak sehat dan
berbahaya. Penting bagi pemerintah, keluarga, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam
mencegah dan mengatasi fenomena tawuran remaja dengan mempromosikan nilai-nilai
positif, pendidikan, dan pemahaman yang lebih baik tentang interaksi sosial yang sehat.
3 Fenomena tawuran remaja merupakan masalah serius yang perlu ditanggulangi dengan
solusi yang tepat. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah melalui pendekatan
akomodasi dalam interaksi sosial asosiatif. Akomodasi dalam interaksi sosial asosiatif
adalah proses saling mengakui dan menghormati perbedaan serta mencari kesepakatan
bersama untuk mencapai tujuan yang lebih baik.
Pertama, penting untuk membangun kesadaran akan pentingnya akomodasi dalam
masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye sosial, seminar, atau diskusi
kelompok yang melibatkan remaja, orang tua, guru, dan tokoh masyarakat. Dalam
kegiatan ini, penting untuk mengedukasi remaja tentang pentingnya saling menghormati,
memahami perbedaan, dan mencari solusi bersama.
Kedua, perlu adanya peran aktif dari pihak sekolah dan keluarga dalam mengajarkan
nilai-nilai akomodasi kepada remaja. Sekolah dapat mengintegrasikan pendidikan
akomodasi dalam kurikulum, misalnya melalui mata pelajaran seperti pendidikan
kewarganegaraan atau bimbingan konseling. Keluarga juga dapat memberikan contoh
dan mendukung remaja dalam mempraktikkan nilai-nilai akomodasi dalam kehidupan
sehari-hari.
Misalnya, pemerintah dapat menyediakan fasilitas dan ruang publik yang memungkinkan
remaja untuk berinteraksi secara positif, seperti taman, pusat kegiatan remaja, atau klub
olahraga. Dengan adanya tempat-tempat ini, remaja dapat saling bertemu,
berkomunikasi, dan membangun hubungan yang harmonis.
Dalam mengatasi fenomena tawuran remaja, solusi yang tepat adalah melalui pendekatan
akomodasi dalam interaksi sosial asosiatif. Dengan membangun kesadaran, mengajarkan
nilai-nilai akomodasi, dan menciptakan lingkungan yang mendukung, diharapkan remaja
dapat belajar untuk saling menghormati, memahami perbedaan, dan mencari solusi
bersama.
lOMoAR cPSD| 32416094