Anda di halaman 1dari 6

Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662

Vol. 15, No. 4, Oktober 2012, hal 111 - 116

IDENTIFIKASI DAN PERANCANGAN PENGENDALI


PID MENGGUNAKAN PENDUGA ARX TERHADAP
SISTEM PEMANAS UDARA DENGAN KRITERIA
ISE, IAE, ITSE DAN ITAE

Ainie Khuriati RS
Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro.
Jl. Prof Sudarto SH, Kampus Tembalang, Semarang
Email: khuriati@yahoo.com, ainie.khuriati@undip.ac.id

Abstract
In this paper ARX estimation methodology used to design a PID controller for
temperature control of the air heater. The step input applied on heating systems and logging the
data to MATLAB via a data acquisition system. The data obtained is used to identify the model of
the process in the form of ARX estimator. PID parameters obtained by minimising the standard
errors integral (IAE, ISE, ITSE and ITAE).
Keywords: PID controller, Tuning, ARX Identication, Error Integral ,and air heater

Abstrak
Pada makalah ini digunakan metodologi estimasi Auto-Regression model with
eXogeneous inputs (ARX) untuk merancang pengendali PID yang digunakan untuk
mengendalikan suhu pemanas udara. Masukan tangga dikenakan terhadap system pemanas dan
data suhu udara dikirim ke MATLAB melalui system akuisisi data. Data yang diperoleh
digunakan untuk mengidentifikasi model proses dalam bentuk ARX. Parameter PID diperoleh
dengan meminimalkan integral galat (IAE, ISE, ITSE, dan ITAE).
Kata kunci: Pengendali PID, Penalaan, Identifikasi, Integral Galat, dan sistem pemanas

I. Pendahuluan PID ideal dituliskan dalam bentuk


Hampir 90% industri yang transformasi Laplace,
bergerak di bidang proses menggunakan (1)
PID sebagai pengendali [18], hal ini tidak
hanya disebabkan strukturnya yang Fungsi alih pada pers. (1) tidak tepat dan
sederhana (hanya mempunyai tiga tidak dapat digunakan dalam praktek,
parameter yang perlu ditala) , namun juga karena meningkatnya bati juga diikuti
secara konseptual mudah dipahami. meningkatnya frekuensi [19]. Oleh karena
Karena itu. memungkinkan menala itu pada pengendali PID praktis
parameter-parameternya secara manual. dilengkapi dengan penapis orde pertama
Selain itu algoritma PID telah lolos rendah untuk membatasi frekuensi
menunjukkan kinerja yang relatif tinggi., PID praktis memiliki fungsi alih
memuaskan dalam sebagian besar sebagai berikut:
penggunaannya [3].
Terdapat sejumlah metode penalaan dan (2)
selama beberapa tahun terakhir banyak
upaya penelitian yang telah dilakukan Teknik penalaan yang paling populer
untuk perbaikan, baik dalam kekokohan adalah metode Ziegler-Nichols. Namun,
dan penolakan terhadap gangguan seperti selain hanya cocok untuk sistem dengan
yang telah dilakukan oleh [3][5][13] respon langkah monoton, pengendali PID
[14][17][18][19]. Fungsi alih pengendali yang ditala menggunakan metode Ziegler-
Nichols umumnya memiliki respon
111
Ainie Khuriati RS Identifikasi dan Perancangan…

langkah dengan persen overshoot tinggi Integral of absolute error


[16]. Untuk sistem linear, kondisi tersebut IAE = (4)
dapat diatasi melalui stabilitas margin
Keuntungan lain pengendali PID berbasis Integral of time multiplied by squared
pada penalaan fase dan gain margin error
adalah dapat diterapkan pada system orde ITSE = (5)
lebih tinggi [1][6][20]. .
Cara yang paling baik untuk mencari nilai
parameter-parameter PID yang cocok Integral of time multiplied by absolute
sebenarnya adalah melalui pemodelan error,
matematika dari system yang akan ITAE= (6)
dikendalikan. Parameter-parameter
tersebut dapat dihitung untuk ISE mengintegrasikan kuadrat kesalahan
mendapatkan respon yang diinginkan.. dari waktu ke waktu. Galat yang kecil
Permasalahan utama untuk mendapatkan saja akan menghasilkan ISE yang besar.
model matematik dari system adalah Dengan meminimalkan ISE cenderung
kurangnya pengetahuan tentang menghilangkan kesalahan besar dengan
karakteristik fisis dari system yang cepat, tetapi akan mentolerir kesalahan
diselidiki. Dalam kasus seperti ini model kecil yang bertahan untuk jangka waktu
kotak hitam dapat digunakan, model yang lama,. Respon paling cepat, dengan,
kotak hitam sebuah sistem adalah model amplitudo cukup rendah, tetapi berosilasi.
yang dibangun tanpa menggunakan IAE mengintegrasikan kesalahan mutlak
pengetahuan tertentu dari karakter atau dari waktu ke waktu. Hal ini
fisika [12]. Salah satu model kotak hitam menghasilkan respon lebih lambat dari
adalah model ARX. Penelitian yang sistem ISE optimal, tetapi osilasinya lebih
menggunakan model ARX untuk berkurang sehingg lebih cepat teredam.
pengendalian suhu dapat dilihat pada ITSE memiliki pengali waktu tambahan
[2][10][15]. Makalah ini berkaitan dengan dari galat fungsi yang menitik beratkan
model kotak hitam yaitu model ARX pada lamanya durasi galat , oleh karena
untuk system dinamis berdasarkan itu kriteria ini paling sering diterapkan
pengukuran masukan dan keluaran. dalam sistem membutuhkan waktu
penetapan yang cepat.
Ii. Landasan Teori ITAE mengintegrasikan kesalahan mutlak
. dikalikan dengan waktu dari waktu ke
2.1. Metoda Penalaan untuk Kriteria waktu. Galat yang kecil akan
Integral Galat Minimum menghasilkan ITAE yang besar setelah
Sistem kendali berumpan balik waktu yang lama. Kelemahan dari tuning
berperan penting untuk mengurangi ITAE juga menghasilkan overshoot yang
galat, e(t) antara setiap variabel dan paling tinggi
mencapai nilai nol secepat mungkin. Oleh
karena itu, kriteria apapun yang 2.4. Identifikasi system ARX
digunakan untuk mengukur kualitas Pengetahuan akan model dari
respon sistem harus memperhitungkan system yang diselidiki diperlukan untuk
variasi e selama rentang seluruh waktu. memaham karakteristik dinamik dari
Terdapat empat kriteria dasar yang umum system tersebut [4]. Secara teoritik
digunakan adalah mungkin untuk mengembangkan
model system dari pengetahuan mendasar
Integral of squared error dari proses, akan tetapi dalam prakteknya
ISE= (3) seringkali terjadi bahwa sistemnya terlalu
kompleks untuk bisa memperoleh model

112
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 15, No. 4, Oktober 2012, hal 111 - 116

yang cukup akurat [10][11]. Seperti 3.1. Identifikasi Sistem


halnya proses pemanasan dalam sangkar Identifikasi system adalah
nyamuk cukup kompleks untuk dapat menentukan model plan secara
dimodelkan secara akurat hanya berdasar eksperimental.
pada sifat fisisnya, karena secara fisis a. Plan
ruangannya cukup terbuka. Dalam kasus Plan yang digunakan adalah sitem
seperti ini model dapat ditentukan secara pemanas udara pada sangkar nyamuk
eksperimental berdasarkan pada yang digunakan untuk penelitian siklus
hubungan hubungan antara masukan dan hidup nyamuk demam berdarah. Untuk
keluaran dari sistem [10]. Salah satu mendapatkan model, pertama plan diberi
tujuan dari penelitian ini adalah untuk masukan tangga dan keluaran yang
menemukan model berkaitan dengan berupa suhu diukur . Obyek data
tegangan masukan terhadap suhu udara diciptakan dengan menggunakan Matlab
dalam sangkar nyamuk . system identification toolbox dengan
Hubungan masukan-keluaran yang paling sintaks
sederhana diberikan dalam bentuk Data = iddata(y,u,Ts);
persamaan diferensi linier [11]:
y adalah keluaran (suhu) dan u adalah
masukan (tegangan), Ts adalah interval
pencacahan
(7)
b. Struktur model yang dipilih
Pers. (3) disebut sebagai model Auto- Parameter model ditentukan
Regression model with eXogeneous menggunakan struktur model ARX
inputs (ARX) yang dapat dituliskan pula sebagaimana didefinisikan disebutkan
dalam format yang lebih kompak sebagai dalam pers. (3). Model diperoleh dengan
berikut: menggunakan sintaks:

(8) Model = arx(data,[3 3 1]);

Dengan polynomial dan c. Validasi Model


diberikan oleh: Model yang dihasilkan kemudian
divalidasi untuk memastikan bahwa
model yang diperoleh cukup akurat.
(9) Perintah compare dari identification
toolbox digunakan untuk membandingkan
Diagram kotak struktur model ARX antara keluaran eksperimental dengan
ditunjukkan gambar 1 model yang diestimasi. Perintah,

compare(data,model)

1 Prosentase variasi keluaran diberikan oleh


A model

Gambar 1. Diagram kotak struktur model


ARX
dan masing-masing adalah keluaran
III. Metode Penelitian / Eksperimen model estimasi dan rata-rata dari y
3.2. Penalaan Sistem

113
Ainie Khuriati RS Identifikasi dan Perancangan…

Terdapat berbagai teknik untuk IV. Hasil dan Pembahasan


merancang atau menala pengendali PID Gambar 2 diperoleh dari hasil
[14]. Terlepas dari pendekatan yang validasi antara keluaran eksperimental
digunakan, perancangan haruslah kokoh dan estimasi model (ditunjukkan oleh
(robust). Kekokohan dapat dicapai garis-garis putus) dengan tingkat
melalui minimalisasi gain dan fase kecocokan cukup baik yaitu sebesar 81,
margin [6]. Kontroler PID secara 55%. Kebanyakan aturan penalaan PID
tradisional telah dirancang menggunakan didasarkan pada system orde pertama
pertimbangan gain dan fase margin [ 1]. dengan waktu tunda. Dengan
Aturan penalaan Ziegler-Nichols menggunakan teknik optimasi modern
memberikan pendekatan praktis untuk memungkinkan untuk menala pengendali
menala pengendali PID. Langkah kunci PID berdasarkan fungsi alih plan nyata
pendekatan untuk menentukan untimate untuk mengoptimalkan kinerja loop
gain ( ) and period ( ). Katakanlah tertutup [20]. Hasil simulasi dari
model plan yang diperoleh mempunyai pengendali PID dengan menggunakan
gain margin dan frekuensi crossover estimasi ARX untuk berbagai jenis
, ini setara menghubungkan dengan kesalahan yang ditampilkan dalam Gbr.4.
pengendali gain satuan. Oleh karena itu, Hasil simulasi dengan menggunakan
jika gain pengendali meningkat sebesar metoda Ziegler-Nichols menunjukkan
Gm, sistem akan berosilasi pada frekuensi hasil terburuk dibandingkan dengan
[20], sehingga, keempat lainnya, dapat dilihat pada
gambar 3. Kinerja pengendali PID dapat
(10)
dinilai oleh nilai-nilai parameternya yang
Dan
dapat dilihat pada tabel 1. Dari tabel 1
(11) dapat dilihat settling time (Ts) paling
Gain margin , Fase margin Pm, dan cepat adalah criteria ISE. Sedangkan
frekuensi crossover dihitung dengan criteria ITSE memmpunyai overshoot
menggunakan sintaks dari Matlab Control paling rendah
Toolbox
= margin(model) 43

Dengan aturan Ziegler Nichols [9], 42

parameter PID diperoleh dengan , Model


41

(12)
40
Data terukur

(13) 39
Suhu

38
(14)
37

Minimalisasi kriteria indeks kinerja


36
e (t) adalah galat yang dihitung
35
sebagai perbedaan antara set point dan
34
keluaran. Sebuah fungsi dari Matlab
200 400 600 800 1000 1200
optimation toolbox (fminuc) dipanggil Waktu

untuk menghitung minimum dari fungsi Gambar 2. Perbandingan antara keluaran


kriteria yang diberikan dalam pers (3)-(6) eksperimental dan model
.

114
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 15, No. 4, Oktober 2012, hal 111 - 116

Tabel 1. Parameter pengendali PID untuk hasil analisis menunjukkan bahwa


berbagai jenis kriteria penalaan plan yang berupa sistem
Z-N IAE ISE ITAE pemanasITSE menunjukkan bahwa criteria ISE
Kc 3.3971 4,3 3,276 4,544menjukkan
3,354 hasil yang terbaik walaupun
Ti 0.9770 0,69 25,4 1,33memiliki
61,62 overshoot yang lebih tinggi
Td 0.2442 0,37 1,89 0,29sedikit0,38
dari criteria ITSE. Di lain sisi
Tr 0,294 0,348 0,389 dengan
0,309penalaan metode Z-N
0,405 memberikan hasil terburuk dibanding
Mp 50,6% 39,3%(0 13,4%(0 10%(0,
49,3%((dengan lainnya.
(3) ,9) ,8) 1) 9)
Ts 4,97 3,97 2,89 4,06 3,15
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih saya
sampaikan kepada Fakultas Sains dan
1.6
ITAE Matematika Universitas Diponegoro yang
1.4
IAE
telah memberikan dukungan dana untuk
1.2 melakukan penelitian ini.
1

Pustaka
0.8 ITSE
Amplitudo

0.6
Z-N
[1]. D.l Czarkowski and T. O’Mahony,
ISE
0.4
Intelligent controller design based on
0.2
gain and phase margin specifications,
ISSC Belfast, June 30 — July
0
22004
-0.2
0 1 2 3 4 5 6
[2]. G. Mustafaraja, G. Lowryb, J. Chena,
Waktu
Prediction of room temperature and
Gambar 3. Perbandingan tanggapan fungsi relative humidity by autoregressive
tangga satuan terhadap plan dengan linear and nonlinear neural network
meminimalkan galat ISE, IAE, ITSE,dan models for an open office, Energy
ITAE and Buildings vol. 43, 2011, pp
1452–1460
Pengendali PID berbasis pada penalaan [3]. G.P. Liua, S. Daley, Optimal-tuning
fase dan gain margin dapat diterapkan PID control for industrial systems,
pada system orde ketiga. Dengan Control Engineering Practice vol 9,
meminimalisasi criteria galat, hasil 2001, pp 1185–1194.
analisis menunjukkan bahwa penalaan [4]. H. Chang, P. K.i Tzenog, Analysis of
plan yang berupa sistem pemanas the dynamic characteristics of
menunjukkan bahwa criteria ISE pressure sensors using ARX system
menjukkan hasil yang terbaik walaupun identification, Sensors and Actuators,
memiliki overshoot yang lebih tinggi A 141, 2008, pp 367–375
sedikit dari criteria ITSE. Di lain sisi [5]. H. Pang Huang And C.H. Lin, A
penalaan dengan metode Z-N Stable On-Line Self-Tuning Optimal
memberikan hasil terburuk dibanding Pid Controller For A Class Of
dengan lainnya. Unknown Systems, Asian Journal Of
Control, Vol. 9, No. 2, 2007, Pp. 151-
V. KESIMPULAN 162,
Pengendali PID berbasis pada
penalaan fase dan gain margin dapat
diterapkan pada system orde ketiga.
Dengan meminimalisasi criteria galat,

115
Ainie Khuriati RS Identifikasi dan Perancangan…

[6]. Ho, W. K., C. C. Hang and L. S. [15]. Q.Bi, W.J. Cai, Q.G Wang,C.C.
Cao. Tuning of PID controllers based Hang, E.L. Lee, Y. Sun, K,D Liu Y.
on gain and phase margin Zhang, B. Zou Advanced controller
specifications. Automatica vol 31(3), auto-tuning and its application in
1995, pp 497-502. HVAC, systems Control Engineering
[7]. I,D. Landau, System Identification Practice vol 8, 2000, 633-644
and Control Design Theory for User , [16]. R. Bansal, D. Rai, V. Buriah,
Prentice Hall, Englewood Cliffs, NJ, Design Of Z-N Tuned PID
1990 Controller For Higher Order System,
[8]. J. Kon, Y. Yamashita, T. Tanaka, A. Http://Www.Aisectuniversity.Ac.In/A
Tashiro, M. Daiguji, Practical nusandhan/8.%20design%20of%20z.
application of model identification Pdf, Diakses Tanggal 13-2-2013 Jam
based on ARX models with transfer 2.47
functions,Control Engineering [17]. S. E. Mansour, G. C. Kember, R.
Practice, 2012 Dubay, B. Robertson, Online
[9]. J.G. Ziegler, N. B. Nichols, optimization of fuzzy-PID control of
Optimum Settings For Automatic a thermal process ISA Transactions
Controllers, ASME, 1942 vol, 44, 2005, pp 305–314
[10]. K. Unklesbay, A.B. Chacon, and N. [18]. S Tavakoli, M. Tavakoli, Optimal
Unklesbay, Air temperature transfer Tuning Of PID Controllers for First
function of a convection oven, Food Order Plus Time Delay, The Fourth
Control, Vol.8, No. 1,, 1997, pp. 39- International Conference on Control
43 and Automation (ICCA’03),
[11]. L.Ljung, System Identification, Montreal, Canada, 10-12 June 2003,
Theory for the User , Prentice Hall, pp 942- 946.
NJ1999. [19]. S. Tavakoli, M. Tavakoli Optimal
[12]. L. Ljung, Black-box Models from Tuning Of Pid Controllers For First
Input-output Measurements, IEEE Order Plus Time Delay Models Using
Instrumentation and Measurement, Dimensional Analysis, the Fourth
Technology Conference Budapest, International Conference On Control
Hungary, May 21–23, 2001 And Automation (Icca’03), 10-12
[13]. O. D. Aidan, PI and PID controller June 2003, Montreal, Canada
tuning rules for time delay processes: [20]. Y. Cao, Learning PID Tuning II:
a summary. Part 2: PID controller Stability Margin, The MathWorks,
tuning rules. Proceedings of the Irish Inc, 2012,
Signals and Systems Conference,
National University of Ireland,
Galway, June, 1999, pp. 339-346
[14] P.O Larsson and T. H¨agglund,
Control Signal Constraints and Filter
Order Selection for PI and PID
Controllers, 2011 American Control
Conference on O'Farrell Street, San
Francisco, CA, USA, June 29 - July
01, 2011

116

Anda mungkin juga menyukai