Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Politik secara ringkas adalah segala sesuatu yang bersangkutan dengan
kekuasaan, pemerintahan, proses memerintah dan bentuk organisasi pemerintahan,
lembaga/institusi, tujuan negara atau pemerintahannya. Politik bertujuan untuk
membuat, mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang
mengatur kehidupannya, yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan
kerja sama (Andrew Heywood dalam Budiardjo, 2008 : 16). Menurut Peter Merkl
dalam Budiardjo (2008 : 15-16), politik dalam bentuk paling baik adalah usaha
mencapai suatu tatanan sosial yang baik dan berkeadilan, sedangkan politik dalam
bentuk yang paling buruk adalah perebutan kekuasaan, kedudukan, dan kekayaan
untuk kepentingan diri sendiri.
Politik adalah semua kegiatan yang menyangkut masalah memperebutkan
dan mempertahankan kekuasaan. Hal tersebut senada dengan pendapat Harold D.
Laswell dan Abraham Kaplan dalam Budiardjo (2008 : 60) yang mengatakan
kekuasaan adalah suatu hubungan dimana seseorang atau kelompok orang dapat
menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain ke arah tujuan dari pihak
pertama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan interaksi politik?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Interaksi Politik


Aktivitas kehidupan manusia tidak terlepas dari proses interaksi, baik
sesama individu secara perseorangan, individu dan kelompok maupun kelompok
dan kelompok. Selain faktor kebutuhan yang timbul dari dalam dirinya yang
mencakup kebutuhan mendasar, kebutuhan sosial dan kebutuhan intergratif,
manusia juga mempunyai naluri untuk selalu hidup berkelompok atau bersama
dengan orang lain. Komunikasi merupakan salah satu bentuk interaksi yang
semestinya dilakaukan oleh seorang individu maupun kelompok bahkan didalam
suatu lembaga harus melakukan komunikasi. Hal ini agar koordinasi dalam suatu
lembaga bisa berjalan dengan baik.
Menurut Morrisan (2009: 13), teori interaksi merupakan proses sosial dan
menunjukkan bagaimana tingkah laku orang dipengaruhi aturan atau norma-norma
kelompok. Selanjutnya menurut Yulianti (2003: 91), Interaksi sosial merupakan
hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar orang perorangan,
antar kelompok-kelompok manusia dan antar orang dengan kelompok-kelompok
masyarakat.
Interaksi terjadi apabila dua orang atau kelompok saling bertemu dan
pertemuan antara individu dengan kelompok dimana komunikas terjadi diantara
kedua belah pihak.
Berdasarkan penjelasan di atas, maksud dari interaksi politik dalam adalah
hubungan yang dilakukan oleh individu-individu atau kelompok yang memiliki
tujuan yang sama melalui jabatan jabatan politik dan pemerintahan.

B. Interaksi Politik dan Hukum


Ada pandangan bahwa hukum itu merupakan produk politik sebab
kelahirannya diproses melalui interaksi politik. Jika dikaji dalam perspektif yang
lebih luas, sejatinya badan/satuan politik itu tidak lain adalah produk dari suatu
struktur sosial. Dalam pemahaman yang lebih luas, Daniel S. Lev membuat
proposisi bahwa di samping hukum itu selalu merupakan formasi politik, tetapi
juga merupakan suatu formasi sosial dan ekonomi (Daniel S. Lev, 2004: 144).
Berdasar sekalian paparan tersebut, studi ini mengkonsepsikan interaksi politik
dalam proses pembentukan hukum sebagai proses saling pengaruh-mempengaruhi
serta saling meminta dan memberi (take and give) dan saling intervensi antara
pihak-pihak yang terlibat dalam suatu kekuasaan legislasi (yakni antara legislatif
dan eksekutif) dalam proses pembentukan hukum. Dengan adanya interaksi
tersebut, maka asumsi yang hendak dibangun adalah “hukum merupakan produk
politik.

B. Fungsi Interaksi di Bidang Politik

1. Untuk memelihara ketertiban di dalam negeri.

2. Menyelesaikan konflik yang terjadi antar anggota masyarakat.

3. Mengusahakan kesejahteraan umum.

Baca Juga: Contoh Interaksi Sosial di Lingkungan Rumah yang Terjadi Sehari-hari

4. Untuk mendapatkan kepercayaan dari seseorang supaya memihak kita.

5. Meningkatkan kualitas kesadaran berpolitik dan berpatisipasi terhadap


pembangunan politik bangsa secara keseluruhan.

6. Memperluas pemahaman dan penghayatan serta wawasan terhadap


masalah-masalah politik yang berkembang.

Berikut ini merupakan contoh interaksi di bidang politik, antara lain:


1. Melakukan musyawarah kelas.

2. Mengikuti pemilihan umum.

Baca Juga: Mengenal Perbedaan Interaksi Sosial Asosiatif dan Disosiatif

3. Bergabung dan aktif dalam organisasi sekolah.

Advertisement by
4. Melakukan orasi untuk pemilihan ketua osis.

5. Melakukan kampanye calon pasangan pemilihan umum (pemilu).

Apa saja fungsi interaksi di bidang politik?

Anda mungkin juga menyukai