Makalah Bahasa Arab
Makalah Bahasa Arab
عصام ضمير
: محاضر مساند
A.Mualif, S.Pd.I.,MA.
TELUK KUANTAN
2024
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Syukur
Alhamdulillah Penulis ucapkan dari lubuk hati Penulis kehadirat Allah yang telah
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Sholawat
serta salam Penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul “Bahasa Arab” ini semoga dapat menambah
pengetahuan bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa yang kami tulis ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Dan oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan adanya masukan dari
para pembaca, baik berupa kritikan ataupun saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini, supaya lebih baik untuk masa yang akan datang.
Dan terima kasih atas semua bantuan dari semua pihak yang terkait dalam
penyusunan ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kemudian kepada Allah kami bertaubat dan kepada manusia kami memohon
maaf atas kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan makalah ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asmaul Khomsah................................................................. 2
2.2 Konjungsi (Athof)................................................................ 7
2.3 An – Na’tu ( ) َالَّنْع ُتSifat....................................................... 9
2.4 Amil Nawasikh.................................................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................... 14
3.2 Saran.................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Asma’ al-Khamsah artinya Isim Yang Lima. Yaitu satu kelompok isim
yang sama bentuknya dan perubahannya. Yaitu;
(Ayahmu) أَباَك أِبْيَك أُبْو َك
(Saudaramu) أَخ اَك أِخ ْيَك أُخ ْو َك
(Iparmu) َح َم اَك َحِم ْيَك َحُم ْو َك
(Mulutmu) َفاَك ِفْيَك ُفْو َك
(yang punya Harta) َذ ا َم ـــاٍل ِذ ى َم ــــاٍل ُذ ْو َم ـــاٍل
Keterangan:
1. Isim- isim diatas disebut Isim Yang Lima, yaitu satu kelompok isim yang
sama bentuknya dan perubahannya. (lihat contoh diatas).
2. Akhiran isim tersebut tidak mesti ( َكdhamir), boleh saja – أُبْو َطاِلٍب – أُبْو َج ْهٍل
أُخ ْو َك – أُخ ْو ُهْم.
3. ُذ ْو َم ــاٍلtidak selamanya harus bersambung dengan َم ــاٍل, boleh saja ُذ ْو ِع ْلٍم – ُذ ْو
ُقَّوٍة – ُذ ْو ُلٍّب.
Syarat- syarat Isim yang Lima:
2
Terdapat tiga syarat untuk disebut Isim yang Lima:
1. Hendaklah dalam bentuk mufrad, dan apabila dalam bentuk jama’ tidak disebut
Isim yang Lima. Seperti:
أَباُء jama’ dari أٌب
إْخ َو ٌة jama’ dari أٌج
2. Hendaklah diidhofatkan (disandarkan) kepada kalimat lain. Seperti; أُخ ْو َك, أُبْو َك.
Apabila tidak diidhofatkan, maka tidak disebut Isim yang Lima. Seperti: أٌخ, أٌب.
3. Tidak diidhofatkan kepada َياُء الُم َتَك ِّلِم. Seperti; أِبى أِخ ىdan seterusnya.
3
َك اَن َع ِلى َذ ا ِع ْلٍم
4
ذا مــاٍل، فاك، حماكdan contoh kalimat yang mengandung asmaul khomsah dalam
keadaan nashab adalah:
1. َاٌبketika diidhofahkan menjadi : ~ َأَباَكayahmu
2. َأٌخketika diidhofahkan menjadi : ~ َأَخ اَكsaudaramu
3. َح ٌمketika diidhofahkan menjadi : ~ َح َم اَكIpar-mu
4. َفمketika diidhofahkan menjadi : ~ َفاَكmulutmu
5. ُذ ْوketika diidhofahkan menjadi : ~ َذ ا َم اٍلyang mempunyai harta
5
Mulutmu adalah harimaumu
kedudukan fuuka sebagai mubtada, tanda i'rab rofa' dengan wau
َخ اِلٌد ُذ ْو ِع ْلٍم
Kholid memiliki ilmu
Kedudukan dzuu sebagai khobar, tanda i'rab rofa' dengan wau
6
Baju ini untuk iparmu
Posisi hamiika sebagai majrur, tanda i'rab Khofad dengan Ya
ِفى ِفي إْمَر أٍة
Pada bibir wanita
Posisi fie imroatin sebagai majrur, tanda i'rab Khofad dengan Ya
الَّصاِلُح لِذ ي ِع ْلٍم
Kesuksesan untuk yang memiliki ilmu
Posisi Dzie sebagai majrur, tanda i'rab Khofad dengan Ya
7
Athof adalah jenis tawabi yang terletak setelah huruf athof, yang
merupakan penghubung antara isim yang satu dengan yang lainnya, atau fi’il yang
satu dengan yang lainnya. Sama halnya dengan kata penghubung dalam bahasa
Indonesia, selain menghubungkan kata dalam satu kalimat, athof juga
menghubungkan kata antar kalimat dan paragraf. Dengan hadirnya athof yang
menghubungkan satuan-satuan bahasa dapat menjadi sebuah gramatika yang
terpadu. Selain gramatika tersebut menjadi padu, akan timbul makna yang
bermacam- macam. Keanekaragaman hubungan makna tersebut mencerminkan
adanya keanekaragaman pesan dan permasalahn kehidupan manusia sebagai
pengguna bahasa.
8
4. Kata 'atau' dalam bahasa Arab disebut dengan ( َاْوaw) yang menjadi
kata hubung untuk memberikan beberapa pilihan
6. Jika ingin menghubungkan kalimat yang bertentangan, kita bisa
menggunakan ( َلِكْنlakin) yaitu 'melainkan' atau 'akan tetapi'
7. Kata 'kecuali' atau ( ِاَّالilla) tidak hanya berfungsi sebagai penghubung
namun juga bisa digunakan sebagai batasan terhadap suatu kejadian
8. Begitu pun dengan kata ( َغ ْيَرghoiro) atau 'selain' yang juga bisa kita
gunakan sebagai batasan terhadap suatu kejadian
9. Untuk menjelaskan sebuah akibat, kita bisa menggunakan kata َح َّتى
(hatta) yang berarti 'sehingga'
10. Terakhir ada kata hubung yang menjelaskan syarat, yaitu 'jika' yang
dalam bahasa arab disebut dengan ( ِاْنin)
َالَّنْع ُت َو ُيَسَّم الِّص َفَة أْيضًا ُهَو ُيْذ َك ُر َبْع َد اْس ٍم ِلُيَبِّيَن َبْع َض َأْح َو اِلِه.
ANNA’TU dinamakan sifat, di dalam tata bahasa arab, ia harus bertempat
di belakang, system penempatannya hamper sama saja dengan tata bahasa
Indonesia. Setiap akhiran kata nama yang menempati tempat sifat, baris harus
disamakan dengan baris akhiran kata nama sebelumnya, karena ia menerangkan
sebagian dari kelakuannya seperti :
“ َنَج َح الِّتْلِم ْيُذ َاْلُم ْج َتِهُدmurid yang bersungguh sungguh telah lulus”
Dengan demikian jelas bahwa :
Yang disebut na’at, sebagaimana contoh di atas adalah ; sifat yang
mengikuti isi sebelumnya, dari segala keadaan barisnya, baik isim sebelumnya
berbaris depan, atas, dan bawah, maka ia pun mengikuti baris isim yang di
belakangnya, begitu pula jika isim sebelumnya terdiri isim mufrad (tunggal),
maka iapun harus demikian halnya, arti tidak boleh berlawan sama sekali, dan jika
boleh berlawan, ia tidak dinamakan na’at, artinya ia harus keluar dari
golongannya.
9
Contoh :
“ َج اَء الَّرُجُل َاْلُم ْج َتِهُدlaki – laki yang bersungguh- sungguh telah datang”
Perhatikan ! contoh tersebut pada َاْلُم ْج َتِه ُدkemudian yang terletak di
belakangnya dinamakan dengan man’ut, tata tertib hukumnya dalam kalimatnya
harus berdasarkan pada isim sebelumnya misalnya : jika na’at atau sifat, terdiri
dari kata muzakar ( kata, tunggal untk laki – laki) maka mausufnya juga harus
demikian sama.
َاْن َالَيُك ْو َن ِاَّال تاِبعًا َلَم ا َقْبَلُه ِفى َجِم ْيِع األْح َو اِل
Yaitu isim tidak lain yang hanya mengikuti sebelumnya dalam semua keadaan
Contoh :
“ َج اَء َزْيٌد َج اَء الَّرُجُل َاْلُم ْج َتِهُدlaki – laki yang bersungguh- sungguh telah
datang”
Lafazh َاْلُم ْج َتِه دmerupakan na’at mudzakar (laki –laki ) yang mengikuti isim
sebelumnya
2. Man’ut
َاْن َيُك ْو َن اْسمًا ظاِهرًا َاَبدًا
Yaitu isim yang selamanya menggunakan isim dhohir
Contoh:
“ َج اَء َزْيٌد َج اَء الَّرُجُل َاْلُم ْج َتِهُدlaki – laki yang bersungguh- sungguh telah datang”
Lafazh الَّرُجُلmerupakan isim dhohir dan kedudukan sebagai man’ut ( yang
diikuti )
10
Na’at terbagi dua yaitu :
= َم َر ْر ُت ِبَر ُج ٍل كِر ْيٍم َاُبوُهsaya berjalan dengan laki – laki yang mulia yaitu
bapaknya
kedudukannya tidak lagi menjadi mubtada. Amil nawaşikh ada tiga yaitu ان
واخوتها طن وأخواتهــاdan كان وأخواتهــا, adapun dan pengamalannya ialah
sebagai berikut:
2.4.2 Macam Macam Dan Contoh Amil Nawasikh
11
1. Inna Wa Akhowatuha ان واخوتها
Inna wa akhowatuha pengamalannya yaitu menashobkan mubtada menjadi
isimnya inna dan merofakan khobar menjadi khobarnya inna.
Kalimat yang tandanya menjadi mubtada karena terpengaruh oleh inna Inna Wa
Akhowatuha Yaitu : َك ان- لِكَّن- لعلى- َلْيت- َأَّن-ِإن
Contoh Inna Wa Akhowatuha
Kalimat awalهللا غفور رحيم
(Allah maha pengampun lagi maha penyayang)
Lafad هللاdibaca rofa' karena berkedudukan menjadi mubtada. Tanda rofa nya
dhommah karena isim mufrod. Sedangkan lafad غفورdibaca rofa karena menjadi
khobarnya mubtada.
Kalimat Setelah Kemasukan Inna
(sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang) Lafad هللاdibaca
nashob karena menjadii simnya inna, sedangkan lafadz غفورdibaca rofa karena
menjadi khobarnya inna.
2. Kaana Wa Akhwa Tuhaa كان واخوتها
Kanaa Wa Akhowatuha pengamalannya yaitu merofa`kan mubtadamenjadi
isimnya kaana dan menashobkan khobar menjadi khobarnya kaana.
Kaana Wa Akhowatuha Yaitu
. برح, زال, ليس, صار, امسى, اضبح, بات, ظل,كان
Saudaranya kaana yang lain yaitu:
. دام, انفك,فتى
Contoh kaana Wa Akhowatuha ( 3(كان وأخواتها
Kalimat awal
محمد رسل هللا
Lafad محمدdibaca rofa karena berkedudukan menjadi mubtada, tanda rofa nya
dengan dhommah karena isim mufrod, dengan tanwin karena tidak ada al. Adapun
lafad رسلdibaca rofa' karena menjadi khobarnyamubtada.
Kalimat Setelah Kemasukan Kaana
كان محمد َر ُسْو َل هللا
12
Lafadz محمدdibaca rofa` karena menjadi isimnya kaana, tanda rofa 'nya dengan
dhommah karena isim mufrod. Isimnya kaana dan saudara-saudaranya dibaca
rofa. Adapun lafadz ْو َلGG َر ُسdibaca nashob karena menjadi khobarnya kaana,
tanda nashobnya dengan fathah karena isim mufrod, tanpa al )) الdan tanwin
karena menjadi mudhof. Lafadz هللاdibaca jer karena menjadi mudhof ilaih.
3. Dzonna Wa Akh Watuhaa ظن واخوتها
Dzonna waakhowa tuhaa pengamalannya ialah menashobkan mubtada` dan
khobarnya mubtada yang kemudian menjadi maf`ulnya. Dzonna Wa Akhowatuha
yaitu :
Contoh Dzonna Wa Akhowatuha
Kalimat awal
عمران َفا ِئٌم
Lafadz ران عمdibaca rofa' karena menjadi mubtada, tanda rofa'nya dengan
dhommah karena isim mufrod. Sedangkan lafadz قائمdibaca rofa karena menjadi
khobarnya mubtada.
Setelah Kemasukan Dzonna
(saya menyangka imron berdiri) ظننت عمران قائًم ا
Lafad رانjjj عمdibaca Sedangkan lafadz قائًم اdibaca nashob karena menjadi
khobarnya dzonna
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Isim lima adalah setiap isim mu’rab yang diakhiri huruf ilat yang
menyesuaikan dengan harakat sebelumnya. Yang dimaksud dengan huruf
ilat yang menyesuaikan harakat sebelumnya adalah wawu bila sebelumnya
dhammah, alif bila sebelumnya fathah, dan ya’ bila sebelumnya kasrah.
b. Kata penghubung atau konjungsi dalam bahasa arab disebut Athof. Athof
adalah jenis tawabi yang terletak setelah huruf athof, yang merupakan
penghubung antara isim yang satu dengan yang lainnya, atau fi’il yang
satu dengan yang lainnya.
c. Anna’tu dinamakan sifat, di dalam tata bahasa arab, ia harus bertempat di
belakang, system penempatannya hamper sama saja dengan tata bahasa
Indonesia. Setiap akhiran kata nama yang menempati tempat sifat, baris
harus disamakan dengan baris akhiran kata nama sebelumnya, karena ia
menerangkan sebagian dari kelakuannya.
d. Amil nawasikh adalah kata yang masuk kepada mubtada dan khobar yang
kemudian merubah atau merusak i'robnya mubtada dan khobar tersebut.
Sifat atau pengaruh dari amil nawasikh ada yaitu ada yang menashobkan
mubtada dan merofakan khobar, ada pula yang merofakan mubtada dan
menashabkan khobar.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun, tentunya makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan
penulis untuk memperbaiki makalah ini. Penulis juga minta maaf apabila ada
penulisan atau ulasan yang salah atau kurang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
14
DAFTAR PUSTAKA
15