Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH FILSAFAT

BARAT

NAMA : TRI HARYO OFISER
NPM : 210408049
PRODI : ILMU HUKUM
ARTI SEJARAH FILSAFAT


Sejarah Filsafat ialah deskripsi tentang perkembangan pemikiran
filsafat yang pernah ada sepanjang sejarah manusia. Mengerti
sejarah filsafat saja belum dapat dianggap telah memahami
filsafat secara keseluruhan, karena dalam Sejarah Filsafat hanya
dibicarakan secara umum bagaimana sebuah faham dan seorang
tokoh pernah muncul.
Karena pengantar historis saja tidak mencukupi, maka
diperlukan pengantar sistematis yang membicarakan aliran dan
cabang-cabang filsafat. Dan sini akan diperoleh gambaran Iebih
jelas seorang filsuf, misalnya, termasuk aliran apa dan
bagaimana pendapatnya rnengenai kosmologi, epistemologi atau
cabang tertentu.
PERIODESASI FILSAFAT BARAT


Terbagi dalam 4 peniode:
 Zaman Kuno (600 SM 4OO M).
 Zaman Patristik dan Skolastik (400 1500 M).
 Zaman Modem (1500 1800 M).
 Zaman Sekarang (1800 )
1. ZAMAN KUNO
Socrates)

A. Para Filsuf Alam (pra B. Jaman Keemasan
Yunani
C. Jaman Helenisme
Helenisme berasal dari
Filsafat dimulai di Yunani 6 SM. Filsafat Yunani mencapai ‘hellas’ = Yunani.
Kala itu para filsuf mulai puncak pada era SPA Maksudnya, kebudayaan
menanyakan asal mula (arche) (Socrates Plato Aristotle). Yunani yang membanjiri
alam, karena itu mereka disebut SOCRATES muncul seluruh wilayah kerajaan
para filsuf alam. Sebelumnya dengan seruannya yang Iskandar Yang Agung, yang
jawaban mengenai persoalan termasyhur: ‘gnothi seauton’ membentang dari India
alam lebih bersifat mitologis.. (kenalilah dirimu sendiri). Barat hingga Mesir.
Maka itu terjadilah pergeseran Sejak itu pemikiran filsafat
orientasi dan mitologis ke lebih mengarah pada
kosmologis. hakikat manusia, alias
berubah dari corak
kosmosentris ke
antroposentris.
2. ZAMAN PATRISTIK DAN SKOLASTIK (400 1500 M)
Ini adalah jaman para Bapa Gereja dan sekolah-sekolah biara. Terjadi pada penghujung Jaman Kuno dan Abad Pertengahan, yang
memang menunjukkan kuatnya dominasi gereja / iman kristiani. Masa emasnya dicapai pada era patristik dan skolastik, selain


oleh besarnya pengaruh dari para filsuf muslim dan yahudi, terutama pada periode yang mempersiapkan Skolastik, yaitu sekitar
tahun 900 dan 1200.

A. Zaman Patristik
Patres (Latin) = Bapa Gereja, pater. Dibagi B. Zaman Skolastik
Patristik Yunani dan Patristik Romawi.
Setelah kurang lebih 1000 tahun
-Patristik Yunani (Patristik Timur), dengan
pikiran Plotinus mengharu-biru
para tokoh: Clemen dan Alexandria (150-215)
• Origenes (185-254) blantika filsafat, mulailah ia
• Gregorius dari Naziane (330-390) tergesar oleh Aristoteles yang
Gregorius dari Neza (3 35-394) dikenalkan oleh para filsuf Islam
• Basilius (330-3 79) Dionysios Areopagita (± macam Avecina (980-1087),
500) Mamonides, dan terutama
-Patristik Latin (Patristik Barat), dengan tokoh: Averroes (1126- 1198) yang
Helarius (31 5-367) kondang dengan sebutan ‘Sang
• Ambrogius (3 39-397) Komentator’ bagi ‘Sang Filsuf,
• Hieronymus (347-420) Aristoteles.
• Agustinus (3 54-430)
3. JAMAN MODERN
2. Jaman Barok
1. Renaissance Perhatian pada kemampuan akal Iebih
Dimanakan jaman Renaissance


ditekankan. Sebagian besar filsufnya adalah
(kelahiran kembali.), karena kala itu
matematikus, yang menggunakan matematika
kebudayaan klasik Yunani dan Romawi
dihidupkan kembali. Kesusateraan,
sebagai dasar filsafatnya. Diharapkan hasilnya
seni, dan filsafat mencari inspirasi dari juga pasti.
dan warisan Yunani-Romawi. Seperti Tokohnya:
kita ketahui Abad Tengah telah Rene Descartes (1596-1650), filsuf
menenggelamkan semangat kreatif Perancis: ‘Bapak Filsafat Modern’.
yang pernah ditunjukkan masa Yunani ‘cogito ergo sum’ hasil dari metodenya: skeptis-
dan Romawi 5 SM. Setelah terkubur metodis.
hampir 1000 tahun lamanya, orang Baruh Spinoza (1632-1677), filsuf
mulai merindukan kembali semangat Belanda, dengan faham Panteistik.
Yunani. George Leibniz (1646-1710).

3. Jaman Pencerahan
Lazim pula dinamai Aufklarung (Jerman), 4. Jaman Romantik
Enlightenment (Inggris), atau jaman Fajar Budi.
Filsuf besar jaman ini terutama berasal dari Jerman,
Dinamakan demikian karna setelah semakin rasional,
manusia kini sudah jadi dewasa dan tercerahkan.
yaitu J. Fichte
Ditandai oleh I. Kant (Jerman) dengan semboyan (1762- 1814), F. Schelling (1775-1854), dan G.Hegel
‘Shapire Aide!’ (beranilah berpikir). Dia juga yang (1770-1831).
menciptakan sintesa dari rasionalisme dan Alirannya disebut Idealisme. Inti fahamnya: yang
empinisme, dan dianggap filsuf terpenting jaman penting adalah ide-ide, bukan dunia materi
modern. sebagaimana faham materialisme. Tokoh terpenting
Tokoh-tokohnya di lnggris umumnya empirisme, adalah F. Hegel, yang banyak mempengaruhi abad
seperti J. Lock (1632- 1704), G. Berkeley (1684-1753), D. 19 dan 20 kemudian.
Flume (1711-1776), dan di Prancis JJ. Rousseau (1712-
1778).
4. JAMAN SEKARANG

Jika abad 17 dan 18 Filsafat Barat didominir 3
aliran besar: rasionalisme, empirisme, dan
idealisme, maka pada abad 19 dan 20 ini aliran-
aliran baru bermunculan. Beberapa aliran
tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Positivisme
Tokohnya August Comte. Menurutnya pemikiran manusia, pemikiran dalam ilmu, dan pemikiran suku bangsa manusia
itu melewati 3 tahap: teologis, metafisi, positif-ilmiah. populer di lnggris : oleh J. Stuart Mill dan H. Spencer. Abad 20
faham ini diperbarui oleh ‘lingkaran Wina’ sebagai neopositivisme.

2 Marxisme
Filsafat tidak boleh hanya memberi interpretasi saja, tapi harus merumuskan ideologi yang dapat mengubah dunia.


Hakikat sesuatu adalah materi, yang berkembang melalui proses tesa-antitesa-sintesa. Beberapa konsep penting filsafat
Marxis adalah ‘Materialisme dealektis’, ‘materialisme historis’, komunis. Tokoh: Karl Marx dan F. Engeis.

3. Eksitensialisme
Filsafat harus berpangkal pada eksistensi manusia yang kongkrit (aku, kamu, dia), tidak pada esensi manusia pada
umumnya. Manusia pada umumnya itu tak ada, abstrak. Yang ada itu ya orang ini dan orang itu. Jadi, esensi seseorang
ditentukan oIeh selama eksistensinya (keberadaannya) di dunia. Tidak Iebih.
Tokoh: F. Nietzsche, S. Kierkegaard, K. Jespers, Heidegger, Sartre.

4. Fenomenologi
Fenomen (gejala) dan kenyataan harus dikenali dengan intusisi, bukan dengan argumen, konsep atau teori.
Fenomenologi adalah metode filsafat, bukan ajaran filsafat. Banyak berhasil dalam bidang epistemologi, psikologi,
antropologi, studi agama, dan etika.
Caranya: gejala yang diamati diabstaksir (dilepas sifat-sifat yang tak hakiki), maka gejala itu akan ‘berbicara’ sendiri, dan
bahasa itu kita mengerti berkat intuisi.
Biarkan kenyataan itu ‘bicara’ sendiri jangan memaksakan teori tertentu untuk mengenalinya. Toh ia punya hakikat
sendiri-sendiri, Gunakan intuisi untuk menangkap hakikatnya.
Tokoh: F. Husserl, M. Scheler.

5. Pragmatisme
Lahir dan terutama berkembang di AS tahun 1900. Sesuatu dianggap benar dan baik itu tergantung manfaatnya. Kalau
ada gunanya, benarlah itu, kalau tidak ada gunanya salah dan buruk. Ide-ide tidak bersifat benar atau salah, melainkan
dibenarkan atau disalahkan oleh tindakan tertentu. Sepeti kita mengenal pohon dan buah-buahnya, demikian pula kita
mengenal suatu
konsep dan konsekuensinya. Kalau konsekuensi itu baik, maka teori atau konsep itu baik, karena itu berguna. Terhadap
sesuatu tidak perlu ditanyakan ‘apa itu’, melainkan ‘apa gunanya’ atau untuk apa’.
Tokoh: W. James (1842-1920), J. Dewey (1859-1914).
6. Neo-Kantianismc dan neo-tomismc
Beberapa aliran filsafat periode terdahulu lahir kembali, yaitu skolastik, filsafat Kant, dan filsafat Hegel. Yang terpenting
adalah Neo-Kantianisme dan Neo-Tomisme.
Neo-Kantianisme berkembang di Jerman. Dalam aliran ini filsafat dianggap sebagai epistemologi dan kritik ilmu
pengetahuan. Tokohnya E. Cassirer (1874- 1945), Hegel. Rickert (1863-1936), dan H. Vaihinger (1852-1933).
Neo-Tomisme berkembang di negara-negara Katolik Eropa dan Amerika. Mula-mula konservativ, tetapi berkat pengaruh


filsafat Kant, dengan eksistensialisme dan ilmu pengetahuan modern menjadi aliran penting dan berpengaruh.
Tokohnya J. Marechal S.J (1872-1944), A. Sertilianges (1863-1948), dan J. Maritain (1882-1973).

7. Filsafat Analitis (analitic philosophy, linguage philosophy)


Berkembang di Inggris dan AS. Menurutnya tugas filsafat adalah menyelidiki ‘language game’, menunjukkan aturannya,
menetapkan logikanya dsb.
Masalah-masalah flisafat, teologi dan sains sering timbul karena penggunaan bahasa yang tak benar (rumit, bertele-teel
dsb). Dengan analisa bahasa dapat ditunjukkan semua itu karena penggunaan bahasa yang tak sehat.
Tokoh: L. Wittgenstein (1889-1951).

8. Strukturalisme
Setiap hal tensusun oleh ‘pola-pola dasar yang tetap’ (pattern). Filsafat menyelidiki ‘pattern’ itu, meliputi filsafat, gejala
agama, psikiatri, politikologi, budaya, dan seni.
Tokoh : Levi – strauss, J. Lacan, M. Foucault.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai