Struktur Perkembangan Hewan REGENERASI A
Struktur Perkembangan Hewan REGENERASI A
DI SUSUN OLEH:
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena
atasberkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah
makalahdengan tepat waktu.Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah
dengan judul“regenerasi dan morfologi”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat
yang besar bagi kita semua.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kamibuat
kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini penulis mempersembahkan
makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga AllahSWT memberkahi makalah
ini sehingga dapatmemberikan manfaat kepada kitasemua.Semoga makalah ini
bermanfaat.aminn
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
BAB II Pembahasan
A.Pengertian Regenerasi
B. Mekanisme Regenerasi
D. Tipe Regenerasi
E. Pengertian Metamorfosis
A.Kesimpulan
B.saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan pada makalah ini, yaitu :
1. Regenerasi
A. Pengertian Regenerasi
Regenerasi ialah memperbaiki bagian tubuh yang rusak atau lepas kembali seperti
semula. Kerusakan itu bervariasi. Ada yang ringan, seperti luka dan memar; ada yang
sedang, yang menyebabkan ujung sebagian tubuh terbuang; dan ada yang berat yang
menyebabkan suatu bagian besar tubuh terbuang. Menurut Balinsky (1981), suatu
organisme khususnya hewan memiliki kemampuan untuk memperbaiki struktur atau
jaringan yang mengalami kerusakan akibat kecelakaan yang tidak disengaja karena kondisi
natural atau kerusakan yang disengaja oleh manusia untuk keperluan penelitian atau
eksperimen. Hilangnya bagian tubuh yang terjadi ini setiap saat dapat muncul kembali, dan
dalam kasus ini proses memperbaiki diri ini kita sebut sebagai regenerasi.
Sedangkan menurut Adnan et all., (2007), regenerasi merupakan suatu peristiwa yang
terjadi atas beberapa tahap, yaitu :
1. Penyembuhan luka.
2. Penyembuhan jaringan.
3. Pembentukan blastoma.
4. Morfologi dan redeferensiasi.
Dapat disimpulkan bahwa regenerasi adalah kemampuan untuk memperbaiki sel,
jaringan atau bagian tubuh yang rusak, hilang atau mati. Pada hewan tingkat tinggi proses
regenerasi hanya terbatas pada jaringan saja, namun pada hewan tingkat rendah proses
regenerasi dapat sampai pada tingkat organ.
B. Mekanisme Regenerasi
Pembentukan kembali proses-proses morfogenetik pada tahap lanjut dari siklus
ontogenetik adalah dengan cara destruksi sebagian sistem yang telah berkembang sebagai
hasil perkembangan sebelumnya. Organisme khususnya golongan hewan memiliki
kemampuan untuk memiliki dan memperbaiki kerusakan-kerusakan bagian tubuh secara
ekstensif baik akibat kecelakaan pada kondisi alamiah maupun akibat disengaja dalam
suatu percobaan. Kerusakan yang diperbaiki itu mungkin berupa pemulihan kerusakan
akibat hilangnya bagian tubuh utama umpamanya anggota badan mungkin hanya berupa
penggantian kerusakan-kerusakan terjadi dalam proses fisiologi biasa. Dalam peristiwa
tersebut nampak adanya suatu kemampuan organisme untuk memperbaharui kembali
bagian tubuh yang terganggu/rusak dan proses perbaikan tersebut dengan regrenasi
kembali.
Peristiwa regenerenasi bagi organisme merupakan hal yang sangat penting karena
proses yang esensial selama perjalanan hidup organisme. Adanya bagian tubuh yang lepas
akibat ketuaan atau kecelakaan dengan proses regrenasi bagian tubuh yang lepas akan
diganti kembali dengan jaringan baru kembali. Dan juga beberapa organisme proses
regenerasi merupakan hal yang sangat penting dalam reproduksi secara aseksual (Philip,
1978). Menurut sejarahnya kerangka filosofis untuk studi regenerasi sebagian besar telah
dirumuskan oleh Morgan secara aktif terus dilakukan penelitianpenelitian hingga sampai
sekarang.
Adanya regenerasi pada organisme dewasa mununjukkan suatu bukti bahwa medan
morfogenesis tetap terdapat setelah periode embrio, umpamanya regenerasi anggota badan
yang hilang, dalam proses regenerisasi melibatkan berbagai proses yang serupa dengan
yang terjadi pada perkembangan embrionik, seperti bagaian yang rusak muncul sel-sel,
kemudian memperbanyak diri berhimpun menjadi jaringan dan akhirnya mencapai keadaan
yang berbeda. Lagi pula pada beberapa species regenerasinya hanya terjadi hanya terjadi
pada hewan dewasa saja, embrionya sama sekali tidak memiliki kemampuan regenerasi,
umpamanya suatu telur Ascida yang kehilangan blastometernya akan berkembang menjadi
larva yang tidak lengkap, misalnya lagi Annelida yang kehilangan sel 4 d nya, akan
kehilangan sebagian besar mesodermnya, pada hal Ascida dan Annelida dewas sama-sama
memiliki daya regenerasi yang tinggi selama kehidupan dewasanya.
Seperti halnya pertumbuhan dan perkembangan embrionik pada proses regenerasi pun
melibatkan pula ekspresi pengaturan kemampuan perkembangan yang diatur secara
genetis. Oleh karena itu regenerasi merupakan bidang yang bermanfaat karena memberikan
pandangan baru untuk pengertian yang lebih mendalam mengenai mekanisme umum dalam
pengaturan pertumbuhan dan diferiansiasi.
C. Regenerasi Vertebrata
a. Aves
Regenerasi pada aves, atau burung, memiliki beberapa kemampuan yang menarik.
Beberapa bentuk regenerasi yang paling menonjol pada aves meliputi:
Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua jenis regenerasi yang ditemukan pada
hewan lain, seperti reptil dan amfibi, dapat ditemukan pada burung. Misalnya, burung tidak
memiliki kemampuan untuk meregenerasi anggota tubuh yang hilang, seperti ekor atau
anggota tubuh lainnya. Regenerasi pada burung lebih cenderung terfokus pada pemulihan
jaringan dan organ yang ada.
b. Amphibia
Jenis amfibia yang sering digunakan sebagai objek studi regenerasi adalah
Salamander. Dipakai contoh salamander (Urodela) dalam penelitian (eksperimen)
untuk meneliti proses regenerasi. Satu kaki salamander ini dipotong dekat pangkal
lengan. Terjadilah proses berikut:
Darah mengalir menutupi permukaan luka, lalu membeku, membentuk “scab”
yang sifatnya melindungi.
Epitel kulit menyebar di permukaan luka, di bawah “scab”. Sel epitel itu
bergerak secara amoebid. Dan sel epitel tersebut memerlukan waktu dua hari
untuk menutupi luka secara sempurna. (Pada evertebrata otot bawah kulit ikut
berkerut untuk mempercepat epitel menutupi luka).
Reptilia hanya terbatas pada ekor, yang seperti kepiting juga untuk melepaskan diri
dari tanggapan musuh, ekor dibiarkan lepas. Proses regenerasi pada reptil berbeda
dengan pada hewan golongan amfibi. Regenerasi tidak berasal dari proliferasi atau
perbanyakan sel-sel blastema. Regenerasi pada reptil diketahui bahwa ekor yang
terbentuk setelah autotomi menghasikan hasil dengan catatan khusus karena baik secara
struktur maupun cara regenerasinya berbeda (Balinsky, 1983).
Cicak mempunyai daya regenerasi pada bagian ekor yang putus dengan cukup
kokoh. (Kaltroff, 1996). Ekor cicak memiliki bentuk yang panjang dan lunak yang
memungkinkan untuk bisa memendek dan menumpul. Ekor akan mengalami regenerasi
bila ekor tersebut putus dalam usaha perlindungan diri dari predator. Regenerasi
tersebut diikuti oleh suatu proses, yaitu autotomi. Autotomi adalah proses adaptasi yang
khusus membantu hewan melepaskan diri dari serangan musuh. Jadi, autotomi
merupakan perwujudan dari mutilasi diri.
Cicak jika akan dimangsa oleh predatornya maka akan segera memutuskan
ekornya untuk menyelamatkan diri. Ekor yang putus tersebut dapat tumbuh lagi tetapi
tidak sama seperti semula (Strorer, 1981). Ekor cicak yang dipotong sel epidermisnya
menyebar menutupi permukaan luka dan membentuk tudung epidermis apikal. Semua
jaringan mengalami diferensiasi dan generasi membentuk sel kerucut yang disebut
blastema regenerasi di bawah tudung. Berakhirnya periode proliferasi, sel blastema
mengadakan rediferensiasi dan memperbaiki ekornya. Ketika salah satu anggota badan
terpotong hanya bagian tersebut yang disuplai darah dan dapat bergenerasi. Hal inilah
yang memberi pertimbangan bahwa bagian yang dipotong selalu bagian distal
(Kalthoff, 1996).
Secara eksperimental pada ekor cicak yang telah dipotong, ternyata hasil
regenerasinya tidak sama dengan semula. Pertambahan panjang tidak sama dengan
ekor yang dipotong. Ekor baru tidak mengandung notochord dan vertebrae yang baru
hanya terdiri dari ruas-ruas tulang rawan. Ruas-ruas ini hanya meliputi batang syaraf
(medula spinalis), jumlah ruas itu pun tidak lengkap seperti semula. Proses perbaikan
pertama pada regenerasi ekor cicak adalah penyembuhan luka dengan cara
penumbuhan kulit di atas luka tersebut. Kemudian tunas-tunas sel yang belum
berdiferensiasi terlihat.Tunas ini menyerupai tunas anggota tubuh pada embrio yang
sedang berkembang.
Berdasarkan pengamatan cicak yang telah diputus ekornya dan dipelihara kurang
lebih selama satu bulan mempunyai daya regenerasi sebagai berikut:
Pada pisces regenerasinya terbatas hanya pada sirip. Regenerasi pada sirip ikan
digolongkan sebagai regenerasi epimorfik. Tipe regenerasi ini ditandai dengan
pembentukan epidermis penutup luka, pembentukan blastema pluripoten, diferensiasi
blastema, sintesis dan deposisi matriks ekstra seluler dan pertumbuhan serta restorasi
morfologi (Nakatani et al., 2008; Shao et al., 2009).
Lapisan epidermis pada sirip ikan memiliki peranan penting dalam proses
regenerasi sirip ikan. Struktur ini pada proses penyembuhan luka melindungi infeksi
dari mikroorganisme yang ditemukan di lingkungan air, seperti jamur, bakteri dan
protozoa yang dapat menyebabkan penyakit. Mikroorganisme ini dapat
menghasilkan infeksi yang dapat mengganggu dalam penyembuhan dan pemulihan
bagian-bagian yang rusak. Lapisan epidermis memiliki fungsi penting sebagai
pertahanan terhadap lingkungan eksternal (Böckelmann et al., 2010).
e. Mamalia
Tulang
Proses penyembuhan pada tulang memakan waktu yang cukup lama. Kita ambil
contoh kalau terjadi patah tulang. Mula-mula darah membeku di tempat patahan
(fraktur). Disusul denga hancurnya matrix tulang dan osteosit di tempat itu pun juga
mati. Periosteum dan endosteum sekitar patahan bereaksi, denga terjadinya
proliferasi fibroblastnya. Hasilnya terjadi penumpukan sel-sel di celah patahan
(Carlson, 1998). Disusul dengan terbentuknya tulang rawan hialin di tempat itu.
Lantas terjadi ossifikasi secara endochondral dan membranous.
Tulang Rawan
Tulang rawan sulit beregenerasi kalau seseorang sudah dewasa. Biasanya hasil
regenarasi itu pun tidak sesempurna seperti semula. Seperti halnya dengan
penyembuhan patah tulang, di sisi sel-sel fibroblast dari perichondrium masuk
patahan dan menghasilkan jaringan tulang rawan di situ. Jika kerusakan tulang
rawan itu besar, sel fibroblast di tempat patahan membentuk jaringan ikat rapat
(Jasin, 1984).
Otot
Otot jantung kalau orang dewasa tak dapat beregenerasi. Kalau terjadi
kerusakan (seperti infarct jantung), bekas otot yang rusak ditempati jaringan ikat
berupa parut. Pada otot lurik regenerasi dilakukan oleh sel satelit yang terletak
bersebar di lamina basalis yang menyelaputi serat otot. Ketika terjadi kerusakan,
sel-sel satelit sekitar kerrusakan jadi aktif dan berproliferasi, membentuk sel-sel otot
lurik baru. Otot polos dapat beregenerasi sendiri, dengan melakukan motosis
berulang-ulang untuk menggantikan yang rusak (Yatim, 1984).
Saraf
Serat saraf tepi, kalau putus dapat juga beregenerasi, asal perikaryon (soma
neuron) tidak ikut rusak. Jika urat saraf terpotong, bagian ujung yang lepas dari
perikaryon akan berdegenerasi dan debrisnya diphagocytosis makrograf. Bagian
pangkal yang berhubungan dengan porikaryon tetap tertahan, dan akan
beregenerasi (Wiyono, 2005). Terjadi proses sebagai berikut:
2. Perikaryon membesar
4. Bagian ujung axon yang dekat luka berdegenerasi sedikit, lalu tumbuh lagi
5. Di ujung axon yang putus, setelah semua hancur dan dibersihkan oleh
makrofag, sel schwann berproliferi membentuk batang selsel. Bagian
proximal axon kemudian tumbuh dan bercabangcabang mengikuti batang sel-
sel Schwann ke bagian distal, sehingga mencapai alat effector (otot, kelenjar)
(Wiyono, 2005).
Hati
Daya regenerasi hati besar juga. Pada tikus 2/3 bagian belahan hati dapat
diangkat, beberapa hari kemudian tumbuh lagi sampai sebesar semula. Jika hati
kemasukan zat kimia yang sifatnya meracun sel-selnya, seperti hidrokarbon
berchlor atau karena saluran empedu tersumbat, sebagian belahan hati dapat rusak.
Bagian belahan hati yang rusak ini dapat diperbaiki lagi. Sel-sel epitel pelapis
saluran empedu dalam hati pun dapat ikut bermitosis untuk menumbuhkan saluran-
saluran baru bagi bagian yang sedang beregenerasi. Makin lanjut umur seseorang,
maka daya regenerasi hatinya makin susut (Ngatidjan, 1991).
Pancreas
Daya regenerasi pancreas kecil saja. Jika segumpal besar pancreas rusak dan
lepas, regenerasi tidak akan dapat mengembalikan alat itu seperti semula; hanya
perbaikan di pinggiran yang tipis saja. Jadi gumpalan yang hilang tetap tidak akan
terganti. Apabila sebagian kecil saja yang rusak, dapat terjadi regenerasi pada
saluran dan pulau langerhans, sedangkan regenerasi pada kelenjar acini sedikit
sekali (Yatim, 1984).
D. Tipe Regeneration
2. Metamorfosis
A. Pengertian Metamorfosis
1. Aves
Aves, atau burung, tidak mengalami metamorfosis seperti yang terjadi pada
beberapa kelompok hewan lain seperti serangga (misalnya kupu-kupu) atau amfibi
(misalnya katak). Metamorfosis adalah perubahan drastis dalam bentuk tubuh suatu
organisme selama siklus hidupnya.
Burung melewati siklus hidup yang dikenal sebagai siklus hidup burung. Biasanya,
ini melibatkan penetasan telur, di mana anak burung yang belum berkembang
sepenuhnya keluar dari telur. Kemudian, anak burung tersebut tumbuh dan
berkembang melalui tahap-tahap muda sampai mereka mencapai dewasa. Selama
proses ini, mereka mengalami pertumbuhan, perkembangan organ, dan perubahan
penampilan, tetapi tidak mengalami perubahan yang mendalam seperti
metamorfosis.
Namun, terdapat beberapa perubahan dalam penampilan burung saat mereka tumbuh
dari anak burung menjadi burung dewasa. Misalnya, mereka mungkin mengalami
perubahan warna bulu, perubahan bentuk paruh, atau perubahan suara. Tetapi
perubahan ini lebih merupakan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan normal
selama siklus hidup burung daripada metamorfosis yang diatur oleh perubahan
hormonal secara drastis.
Jadi, meskipun burung mengalami perubahan dalam penampilan dan fungsi organ
mereka saat tumbuh, istilah "metamorfosis" biasanya tidak digunakan untuk
menggambarkan perubahan ini pada burung.
2.Amphibi
Katak betina dewasa bertelur kemudian telur tersebut menetas. Setelah 10 hari
telur tersebut menetas menjadi berudu. Berudu hidup di air. Setelah berumur 2 hari
berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah berumur 3
minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu kaki
belakang berudu akan terbentuk. Kemudian membesar ketika kaki depan mulai
muncul. Umur 12 minggu kaki depannya mulai berbentuk, ingsang tak berfungsi
lagi ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan paru-paru. Maka bentuk dari
muka akan lebih jelas. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak
tersebut akan berubah menjadi katak dewasa dan kembali berkembang biak.
Lamanya periode larva pada anura berbeda-beda. Pada beberapa spesies, stadium
kecebong dapat berlangsung selama satu tahun atau lebih. Perubahan pertama
ditandai dengan munculnya pembengkakan pada kedua sisi ujung posterior tubuh
yang merupakan tunas-tunas kaki yang berkembang selama periode pre-
metamorfosis sampai mencapai ukuran sepanjang tubuh (Gambar 2). Kemudian
terjadilah serangkaian perubahan yang cepat yaitu klimaks metamorphosis dan
dalam waktu lebih kurang seminggu, kecebong berubah menjadi katak kecil
sempurna.
Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan
menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi
Berudu. Setelah berumur 2 hari, Berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk
bernapas. Setelah berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit.
Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian
membesar ketika kaki depan mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulai
berbentuk, ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan paruparu. Setelah
pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi
katak dewasa.
Proses Morfologi
a. Proses Biokimia
b. Perubahan spesifik
Organ tubuh yang berbeda juga akan merespon beda pada stimulasi
hormon. Stimulus yang sama menyebabkan beberapa jaringan degenerasi dan
menyebabkan diferensiasi dan perkembangan yang berbeda. Respon hormon
thyroid lebih spesifik pada bagian-bagian tubuh tertentu. Pada ekor, T3
menyebabkan kematian dari sel-sel epidermal. Meskipun terjadi kematian dari
selsel epidermal pada ekor, kepala dan epidermis tubuh tetap melanjutkan
fungsinya.
3. Pisces
Pisces merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelompok hewan
yang terdiri dari ikan. Metamorfosis pada ikan dapat terjadi pada beberapa spesies,
terutama pada ikan tertentu yang termasuk dalam kelompok ikan bertulang
(Osteichthyes), yang juga mencakup ikan karang, ikan betok, dan ikan kod. Salah
satu contoh metamorfosis pada ikan adalah pada ikan kod. Ikan kod mengalami
metamorfosis yang mencolok saat berkembang dari larva ke bentuk dewasa mereka.
Pada awalnya, ikan kod berbentuk larva transparan dan kecil yang disebut larva
leptocephalus. Larva ini memiliki bentuk yang sangat berbeda dari bentuk dewasa
ikan kod. Selama proses metamorfosis, larva leptocephalus mengalami perubahan
bentuk tubuh, termasuk perubahan panjang tubuh, pertumbuhan sirip, dan perubahan
struktur kepala. Akhirnya, larva berubah menjadi bentuk dewasa ikan kod yang lebih
besar dan memiliki penampilan yang khas.
Selain itu, beberapa spesies ikan lainnya juga mengalami metamorfosis yang lebih
sederhana. Misalnya, beberapa ikan karang mengalami metamorfosis saat mereka
tumbuh dari tahap larva menjadi bentuk dewasa. Selama proses ini, mereka dapat
mengalami perubahan bentuk tubuh, pertumbuhan sirip, dan perubahan pola warna.
Penting dicatat bahwa tidak semua ikan mengalami metamorfosis yang mencolok.
Banyak spesies ikan, terutama ikan bertulang lainnya seperti ikan mas atau ikan
salmon, mengalami pertumbuhan dan perkembangan tanpa metamorfosis yang
signifikan. Jadi, meskipun metamorfosis lebih umum terjadi pada kelompok hewan
lain seperti serangga atau amfibi, beberapa spesies ikan juga dapat mengalami
perubahan yang signifikan dalam bentuk tubuh mereka saat tumbuh dari tahap larva
menjadi bentuk dewasa.
4.Reptil
Reptil adalah kelompok hewan yang mencakup kadal, ular, dan kura-kura, dan
beberapa di antaranya mengalami metamorfosis. Namun, perlu dicatat bahwa proses
metamorfosis pada reptil tidak sekompleks dan seintens pada serangga atau amfibi.
Berikut adalah contoh metamorfosis pada beberapa kelompok reptil:
Secara umum, metamorfosis pada reptil cenderung lebih sederhana dan terbatas
dibandingkan dengan serangga atau amfibi. Mereka mengalami pertumbuhan dan
perkembangan, tetapi tidak melibatkan perubahan yang drastis dalam struktur tubuh
atau mode kehidupan.
5. Mamalia
Mamalia, termasuk manusia, umumnya tidak mengalami metamorfosis seperti
yang terjadi pada serangga atau amfibi. Metamorfosis adalah perubahan drastis dalam
bentuk tubuh yang terjadi selama siklus hidup hewan tertentu. Namun, ada beberapa
pengecualian terbatas di antara mamalia yang mengalami beberapa perubahan selama
pertumbuhan mereka. Berikut adalah beberapa contoh:
1. Tikus Tanduk Afrika (Heterocephalus glaber): Tikus tanduk Afrika mengalami
perubahan yang disebut metamorfosis neotenik. Ketika tikus-tikus ini lahir,
mereka memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan tikus pada umumnya. Namun,
saat mereka tumbuh dewasa, mereka mengalami perubahan dalam struktur gigi
dan kulit, yang menyebabkan mereka memiliki penampilan yang unik dengan
gigi depan yang besar dan kulit yang kusam.
2. Monyet: Beberapa spesies monyet mengalami perubahan penampilan saat
tumbuh dari bayi menjadi dewasa. Misalnya, bayi monyet biasanya memiliki bulu
yang lebih lembut dan lebih terang daripada monyet dewasa. Selain itu, beberapa
spesies monyet mengalami perubahan dalam perkembangan ciri-ciri seksual
sekunder saat mencapai kedewasaan.
3. Beluga (Delphinapterus leucas): Beluga adalah jenis paus yang mengalami
perubahan yang menarik selama siklus hidup mereka. Saat lahir, beluga memiliki
warna abu-abu atau cokelat, tetapi seiring bertambahnya usia, mereka mengalami
perubahan warna menjadi putih murni saat mencapai kedewasaan.
A. Kesimpulan
1. Regenerasi ialah memperbaiki bagian tubuh yang rusak atau lepas kembali
seperti semula
B.Saran
Daftar pustaka
Aprizal Lukman, 2012, Mekanisme Regenerasi Anggota Tubuh Hewan, jurnal
biospecies, Vol. 2 No. 2
Oeng Anwarudin1 , Sumardjo2 , Arif Satria1 , dan Anna Fatchiya2 , 2020, PROSES DAN
PENDEKATAN REGENERASI PETANI MELALUI MULTISTRATEGI DI INDONESIA,
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian ,Vol. 39 No. 2