PROVINSI PAPUA
TENTANG
MEMUTUSKAN :
BAB I........./3
3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Boven Digoel;
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah menurut azas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
3. Bupati adalah Bupati Boven Digoel;
4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Boven Digoel;
5. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom;
6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Boven Digoel;
7. Perangkat Daerah adalah Unsur Pembantu Kepala Daerah
dan DPRD dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah;
8. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten
Boven Digoel;
9. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya
disingkat Sekretariat DPRD adalah Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Boven Digoel;
10. Inspektorat adalah Inspektorat Kabupaten Boven Digoel;
11. Dinas Daerah adalah Dinas Daerah Kabupaten Boven
Digoel;
12. Badan Daerah adalah Badan Daerah Kabupaten Boven
Digoel;
13. Unit Pelaksana Teknis Dinas, adalah unsur pelaksana
teknis Dinas yang melaksanakan kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu;
14. Unit Pelaksana Teknis Badan, adalah unsur pelaksana
teknis Badan untuk melaksanakan kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu.
BAB II
PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH
Bagian Kesatu
Pembentukan
Pasal 2......../4
4
Pasal 2
Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Perangkat Daerah dengan
susunan sebagai berikut:
a. Sekretariat Daerah Kabupaten Boven Digoel merupakan
Sekretariat Daerah Tipe A;
b. Sekretariat DPRD Kabupaten Boven Digoel merupakan
Sekretariat DPRD Tipe C;
c. Inspektorat Daerah Kabupaten Boven Digoel merupakan
Inspektorat Tipe A;
14.Dinas ............/5
5
4.Badan........../6
6
Pasal 3
(1) Selain perangkat daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
Distrik ditetapkan sebagai perangkat daerah.
(2) Distrik sebagaimana dim aksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Disrik Mandobo dengan Tipe A
b. Distrik Mindiptana dengan Tipe A
c. Distrik Jair dengan Tipe A
d. Distrik Kouh dengan Tipe B
e. Distrik Waropko dengan Tipe B
f. Distrik Bomakia dengan Tipe B
g. Distrik Kombut dengan Tipe B
h. Distrik Iniyandit dengan Tipe B
i. Distrik Arimop dengan Tipe B
j. Distrik Fofi dengan Tipe B
k. Distrik Ambatkwi dengan Tipe B
l. Distrik Manggelum dengan Tipe B
m. Distrik Firiwage dengan Tipe B
n. Distrik Yaniruma dengan Tipe B
o. Distrik Subur dengan Tipe B
p. Distrik Kombay dengan Tipe B
q. Distrik Ninati dengan Tipe B
r. Distrik Sesnuk dengan Tipe B
s. Distrik Ki dengan Tipe B
t. Distrik Kawagit dengan Tipe B
Bagian Kedua
Susunan Perangkat Daerah
Paragraf 1
Sekretariat Daerah
Pasal 4
(1) Sekretariat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf
a terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Asisten;
(2) Asisten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling
banyak 4 (empat) Bagian;
(3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas paling
banyak 3 (tiga) Sub Bagian.
Paragraf 2......./7
7
Paragraf 2
Sekretariat DPRD
Pasal 5
(1) Sekretariat DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b
terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Bagian;
(2) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling
banyak 2 (dua) Sub Bagian.
Paragraf 3
Inspektorat Daerah
Pasal 6
(1) Inspektorat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf
c terdiri atas 1 (satu) Sekretariat dan paling banyak 4 (empat)
Inspektur Pembantu;
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 3
(tiga) Sub Bagian;
(3) Inspektur Pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
membawahi jabatan fungsional yang melaksanakan fungsi
pengawasan.
Paragraf 4
Dinas Daerah
Pasal 7
(1) Dinas Daerah dengan Tipe A sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf d, angka 1, angka 2, angka 3, angka 5, angka 10,
dan angka 14, terdiri atas 1 (satu) Sekretariat dan paling banyak
4 (empat) Bidang;
(2) Sekretaiat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
paling banyak 3 (tiga) Sub Bagian;
(3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling
banyak 3 (tiga) Seksi.
Pasal 8
(1) Dinas Daerah dengan Tipe B sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf d, angka 7, angka 9, angka 11, angka 13, angka
21, angka 22, angka 24 dan angka 25, terdiri atas 1 (satu)
Sekretariat dan paling banyak 3 (tiga) Bidang;
(2) Sekretaiat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
paling banyak 2 (dua) Sub Bagian;
(3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling
banyak 3 (tiga) Seksi.
Pasal 9.........../8
8
Pasal 9
(1) Dinas Daerah dengan Tipe C sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf d, angka 4, angka 6, angka 8, angka 15, angka 16,
angkat 17, angkat 18, angkat 19, angkat 20 dan angka 23,
terdiri atas 1 (satu) Sekretariat dan paling banyak 2 (dua)
Bidang;
(2) Sekretaiat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
paling banyak 2 (dua) Sub Bagian;
(3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling
banyak 3 (tiga) Seksi.
Paragraf 5
Badan Daerah
Pasal 10
(1) Badan Daerah dengan Tipe A sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf e, angka 1 dan angka 2, terdiri atas 1 (satu)
Sekretariat dan paling banyak 4 (empat) Bidang;
(2) Sekretaiat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
paling banyak 3 (tiga) Sub Bagian;
(3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling
banyak 3 (tiga) Sub Bidang.
Pasal 11
(1) Dinas Daerah dengan Tipe C sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf e, angka 3 dan angka 4, terdiri atas 1 (satu)
Sekretariat dan paling banyak 2 (dua) Bidang;
(2) Sekretaiat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
paling banyak 2 (dua) Sub Bagian;
(3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling
banyak 3 (tiga) Sub Bidang.
Paragraf 6
Distrik
Pasal 12
(1) Distrik dengan Tipe A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf c terdiri atas 1 (satu)
Sekretariat dan paling banyak 5 (lima) Seksi;
(2) Sekretaiat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
paling banyak 2 (dua) Sub Bagian.
Pasal 13
(1) Distrik dengan Tipe B sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (2) huruf d sampai dengan huruf t terdiri atas 1 (satu)
Sekretariat dan paling banyak 4 (empat) Seksi;
(2).Sekretariat......./9
9
Paragraf 7
Staf Ahli
Pasal 14
(1) Bupati dalam melaksanakan tugasnya dibantu staf ahli;
(2) Staf Ahli berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati dan
secara administrasi dikoordinasikan oleh sekretaris daerah;
(3) Staf Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah paling
banyak 3 (tiga) staf ahli;
(4) Untuk membantu pelaksanaan tugas dan fungsi staf ahli bupati,
dapat dibentuk 1 (satu) sub bagian tata usaha pada bagian yang
membidangi urusan umum/tata usaha;
(5) Staf Ahli Bupati diangkat dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi
persyaratan;
(6) Pembidangan, penjabaran tugas pokok fungsi dan tata kerja,
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan lebih lanjut dengan
peraturan bupati.
Paragraf 8
Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pasal 15
(1) Pada Dinas Daerah dan Badan Daerah dapat dibentuk Unit
Pelaksana Teknis (UPT).
(2) UPT dibentuk untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu perangkat
daerah induknya.
(3) UPT Dinas Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
terdapat unit pelaksana teknis dinas Daerah di bidang
pendidikan berupa satuan Pendidikan Daerah.
(4) Satuan Pendidikan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
berbentuk satuan pendidikan formal.
(5) UPT Dinas Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
terdapat unit pelaksana teknis dinas daerah di bidang kesehatan
berupa Rumah Sakit Umum Daerah sebagai unit organisasi
bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja secara
profesional.
(6) Rumah Sakit Umum Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) bersifat otonom dalam penyelenggaraan tata kelola rumah
sakit dan tata kelola klinis serta menerapkan pola pengelolaan
keuangan badan layanan umum daerah;
(7) UPT pada Dinas dan Badan Daerah Tipe A, terdiri atas 1 (satu)
Sub Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional;
(7).UPT......../10
10
(8) UPT pada Dinas dan Badan Daerah Tipe B, terdiri atas
Pelaksana dan Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 16
Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan, susunan organisasi,
penjabaran tugas pokok dan fungsi, serta tata kerja Perangkat
Daerah dan unit kerja di bawahnya ditetapkan lebih lanjut dengan
peraturan Bupati.
BAB III
JABATAN PERANGKAT DAERAH
Pasal 17
(1) Sekretaris Daerah merupakan jabatan eselon II.a atau Jabatan
Pimpinan Tinggi Pratama;
(2) Sekretaris DPRD, Inspektur Daerah, Asisten Sekretaris Daerah,
Kepala Dinas Daerah, Kepala Badan Daerah dan Staf Ahli Bupati
merupakan jabatan eselon II.b atau Jabatan Pimpinan Tinggi
Pratama;
(3) Sekretaris Inspektur Daerah, Inspektur Pembantu, Sekretaris
Dinas Daerah, Sekretaris Badan Daerah, Kepala Bagian dan
Kepala Distrik merupakan jabatan eselon III.a atau Jabatan
Administrator;
(4) Kepala Bidang pada Dinas Daerah, Kepala Bidang pada Badan
Daerah dan Sekretaris Distrik Tipe A, merupakan jabatan eselon
III.b atau Jabatan Administrator;
(5) Kepala Sub Bagian pada SETDA, Sekretariat DPRD, Inspektorat,
Dinas dan Badan Daerah, Kepala Seksi pada Dinas, Kepala Sub
Bidang pada Badan, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) pada
Dinas dan Badan Daerah kelas A, Sekretaris Distrik Tipe B, dan
Kepala Seksi pada Distrik merupakan jabatan eselon IV.a atau
Jabatan Pengawas;
(6) Kepala UPT pada Dinas dan Badan Daerah kelas B, Kepala Sub
Bagian pada UPT Dinas dan Badan Daerah kelas A dan Kepala
Sub Bagian pada Distrik Tipe B, merupakan jabatan eselon IV.b
atau Jabatan Pengawas;
(7) Kepala UPT Daerah yang berbentuk satuan pendidikan dijabat
oleh jabatan fungsional guru atau pamong belajar sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
(8) Kepala UPT Daerah yang berbentuk Rumah Sakit Daerah dijabat
oleh dokter atau dokter gigi yang ditetapkan sebagai pejabat
fungsional dokter atau dokter gigi dengan diberikan tugas
tambahan;
(9) Kepala UPT yang berbentuk pusat kesehatan masyarakat dijabat
oleh pejabat fungsional tenaga kesehatan yang diberikan tugas
tambahan.
BAB IV........./11
11
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 18
(1) Perangkat Daerah yang melaksanakan Urusan Pemerintahan di
bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri yang
terbentuk dengan susunan organisasi dan tata kerja sebelum
Perda ini diundangkan, tetap melaksanakan tugasnya sampai
dengan peraturan perundang-undangan mengenai pelaksanaan
urusan pemerintahan umum diundangkan;
(2) Anggaran penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di bidang
kesatuan bangsa dan politik dalam negeri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah sampai dengan peraturan perundang-
undangan mengenai pelaksanaan urusannya diundangkan;
(3) Pejabat Perangkat Daerah yang ada saat ini tetap melaksanakan
tugas, kegiatan dan anggaran tahun 2016 sampai dengan
berakhirnya tahun anggaran 2016;
(4) Pengisian jabatan pada perangkat daerah berdasarkan Perda ini
untuk pertama kali dilakukan pada akhir tahun 2016;
(5) Personil dan aset perangkat daerah yang mengalami
penggabungan atau penghapusan disesuaikan dengan perangkat
daerah yang mengalami penggabungan dan penghapusan.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
(1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka:
a. Peraturan Daerah Kabupaten Boven Digoel Nomor 6 Tahun
2008 tentang Satuan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Daerah dan Sekretariat DPRD;
b. Peraturan Daerah Kabupaten Boven Digoel Nomor 7 Tahun
2008 tentang Satuan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas
Daerah Kabupaten Boven Digoel;
c. Peraturan Daerah Kabupaten Boven Digoel Nomor 8 Tahun
2008 tentang tentang Satuan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Boven Digoel;
d. Peraturan Daerah Kabupaten Boven Digoel Nomor 16 Tahun
2008 tentang Satuan Organisasi dan Tata Kerja Distrik;
e. Peraturan Daerah Kabupaten Boven Digoel Nomor 2 Tahun
2014 tentang Satuan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi
Pamong Praja dan Linmas Kabupaten Boven Digoel;
f. Peraturan Daerah Kabupaten Boven Digoel Nomor 4 Tahun
2013 tentang Satuan Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Boven Digoel;
g. Peraturan Daerah Kabupaten Boven Digoel Nomor 2 Tahun
2015 tentang Satuan Organisasi dan Tata Kerja Badan
12
Pasal 20
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Daerah Kabupaten Boven Digoel.
CAP/TTD
BENEDIKTUS TAMBONOP
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BOVEN DIGOEL,
CAP/TTD
EVERT SAFUF
WAHYUDIANA, SH
PEMBINA TK. I
NIP. 19661214 199302 1 001
13
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
NOMOR 5 TAHUN 2016
TENTANG
PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH
A. UMUM
Penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menganut azas
Desentralisasi telah memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah
untuk mengatur dan mengurus daerahnya sesuai kewenangan yang diatur
dalam peraturan perundang – undangan.
Melalui Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, dilakukan pengaturan yang bersifat afirmatif yang dimulai dari
Pemetaan Urusan Pemerintahan yang akan menjadi prioritas daerah dalam
pelaksaaan otonomi yang seluas–luasnya. Melalui pemetaan tersebut akan
tercipta sinergi Kementrian/lembaga pemerintah nonkementrian yang urusan
pemerintahannya didesentralisasikan ke Daerah. Sinergi Urusan Pemerintahan
akan melahirkan sinergi kelembagaan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah
karena setiap kementrian/lembaga pemerintah nonkementrian akan tahu
siapa pemangku kepentingan dari kementrian/lembaga pemerintah
nonkementrian tersebut di tingkat Propinsi dan Kabupaten secara nasional.
Sinergi Urusan Pemerintahan dan kelembagaan tersebut akan menciptakan
sinergi dalam perencanaan pembangunan antara kementrian/lembaga
pemerintah nonkementrian dengan daerah untuk mencapai target nasional.
Manfaat lanjutannya adalah akan tercipta penyaluran bantuan yang terarah
dari kementrian /lembaga pemerintah nonkementrian terhadap daerah –
daerah yang menjadi pemangku kepentingan utamanya untuk akselerasi
realisasi target nasional tersebut. Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah akan
sulit tercapai tanpa adanya dukungan personil yang memadai baik dalam
jumlah maupun standar kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Dengan cara tersebut
Pemerintah Daerah akan mempunyai birokrasi karir yang kuat dan memadai
dalam aspek jumlah dan kompetensinya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Organisasi Perangkat Daerah, pada prinsipnya setiap urusan pemerintahan
dilaksanakan oleh satu organisasi perangkat daerah. Namun penataan
organisasi perangkat daerah berdasarkan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah, potensi dan karakteristik daerah serta mampu
mendukung pelaksanaan urusan pemerintahan harus mempertimbangkan
kemampuan fiskal daerah.
Berdasarkan pertimbangan diatas, dilakukan penggabungan urusan
pemerintahan berdasarkan rumpun dalam satu organisasi perangkat daerah
maupun pemecahan urusan pemerintahan dilaksanakan dua organisasi
perangkat daerah.
Penggabungan......./14
14
Cukup jelas