Anda di halaman 1dari 14

Analisis

Jurnal Kinerja
Teknologi Efisiensi
Industri Kelembagaan
Pertanian Rantai
33 (1): 58-71, 2023 …………
April Pasok Terakreditasi Peringkat 2
DOI: https://doi.org/10.24961/j.tek.ind.pert.2023.33.1.58 SK Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi No. 158/E/KPT/2021
ISSN: 0216-3160 EISSN: 2252-3901 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin

ANALISIS KINERJA EFISIENSI KELEMBAGAAN RANTAI PASOK KLASTER UKM


KERIPIK KENTANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

PERFORMANCE ANALYSIS OF SUPPLY CHAIN INSTITUTIONAL EFFICIENCY FOR SMEs


CLUSTER USING DATA ENVELOPMENT ANALYSIS APPROACH
Siti Asmaul Mustaniroh*), Riska Septifani, dan Sri Wahyu Pangesti
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Jalan Veteran, Kota Malang, 65145, Indonesia
E-mail: asmaul_m@ub.ac.id

Makalah: Diterima 11 Desember 2022; Diperbaiki 18 Februari 2023; Disetujui 28 Februari 2023

ABSTRACT

Cluster of potato chips is the one of SMEs groups which growing up in Batu City. The existing conditions
in 2020-2021 caused some problem for the clusters it is a decreasing in demand, marketing, and business
performance due to impact from pandemic which causes an imbalance in the number of sales with the production
produced. In the first trimester of 2022, demand product of potato chips has increased so the efficient performance
for production process is needed to recovery. The efforts to restore a business performance can be done by
increasing efficiency in the supply chain institutional system. The purpose of research is analyze performance
value, find out input sub-variables who most influence, and propose improvement strategies in clusters of potato
chips. This research used Data Envelopment Analysis CCR-I Dual models with input sub-variables consist of cash
to cash cycle time, lead time, flexibility, and cost. Sub-variable output consist of percentage compliance with
quality standards, order fulfillment, delivery performance,and revenue. This analysis was carried out on SMEs to
retailers with Decision Making Unit (DMU) the result showed that DMU 2, DMU 3, DMU 5, DMU 6, and DMU
7 were in efficient condition meanwhile 4 DMUs are inefficient condition. Input sub-variable can impact
performance efficiency is cost of supply chain. To increase performance value, DMU in clusters of potato chips
must be minimizing input variables, improving of production planning, sales forecasting, and strategy innovation
in marketing to increase sales and product competitiveness.
Keywords: data envelopment analysis, efficiency; supply chain performanc, potato chips cluster

ABSTRAK

Klaster keripik kentang merupakan salah satu kelompok UKM yang berkembang di Kota Batu. Kondisi
eksisting tahun 2020-2021 menyebabkan permasalahan bagi klaster keripik kentang yaitu terjadinya penurunan
permintaan, pemasaran, dan kinerja usaha secara drastis karena dampak pandemi yang menyebabkan
ketidakseimbangan jumlah penjualan dengan produksi. Hal ini juga menyebabkan terjadinya permasalahan
kelembagaan rantai pasok sehingga mempengaruhi kinerja UKM. Beberapa masalah dalam kelembagaan rantai
pasok seperti, keterbatasan persediaan, fluktuasi harga bahan baku, keterlambatan pengiriman bahan baku, kendala
operasional produksi yang berpengaruh terhadap persediaan, kesenjangan permintaan dan persediaan, serta
kesulitan pemasaran karena penurunan permintaan. Oleh sebab itu, dibutuhkan upaya pemulihan kinerja usaha
yang dapat dilakukan melalui peningkatan kinerja efisiensi pada sistem kelembagaan rantai pasok. Penelitian ini
bertujuan menganalisis nilai kinerja efisiensi, sub-variabel input yang paling berpengaruh, dan usulan strategi
perbaikan kinerja pada klaster keripik kentang. Metode yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis model
CCR-I Dual dengan sub-variabel input yaitu cash to cash cycle time, lead time, flexibility, dan biaya. Sub-variabel
output meliputi persentase kesesuaian standar mutu, pemenuhan pesanan, kinerja pengiriman, dan jumlah
pendapatan. Analisis pengukuran dilakukan terhadap alur kinerja UKM ke retailer melalui nilai Decision Making
Unit (DMU) diperoleh hasil bahwa Decision Making Unit DMU 2, DMU 3, DMU 5, DMU 6, dan DMU 7 berada
pada kondisi efisien (100% green) serta 4 DMU lain berada pada kondisi inefisien. Sub-variabel input yang paling
berpengaruh terhadap kinerja efisiensi adalah biaya rantai pasok. Usulan perbaikan yang disarankan untuk
memperbaiki nilai kinerja adalah meminimalkan penggunaan variabel input, memperbaiki perencanaan produksi,
peramalan penjualan, dan inovasi strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dan daya saing produk.
Kata kunci: data envelopment analysis; efisiensi; kinerja rantai pasok, klaster keripik kentang

PENDAHULUAN membentuk industri skala mikro dan kecil yang


memproduksi produk oleh-oleh khas Kota Batu
Kota Batu adalah daerah potensial dengan (Direktori Perusahaan Industri Kecil Menengah Kota
keindahan alam dan hasil pertanian melimpah yang Batu, 2016). Salah satu produk pangan unggulan di
dikenal sebagai kota agrowisata. Pertumbuhan dan Kota Batu adalah keripik kentang. Tahun 2020, lebih
perkembangan sektor pariwisata di Kota Batu dari 900 unit industri skala mikro dan kecil produsen

58
*Penulis Korespondensi Jurnal Teknologi Industri Pertanian 33 (1): 58-71
Siti Asmaul Mustaniroh, Riska Septifani, dan Sri Wahyu Pangesti

olahan pangan di Kota Batu yang terdaftar dan berizin memungkinkan akses sumber daya dari suatu tempat,
usaha. Pandemi covid-19 berdampak pada mayoritas serta bermitra untuk meningkatkan kinerja,
industri tidak bisa beroperasi hingga tutup/bangkrut. produktivitas dan daya saing. Kriteria klasterisasi
Tahun 2021, terdapat 30 Usaha Mikro Kecil dan diantaranya rata-rata omset, kapasitas produksi,
Menengah (UKM) terdaftar, tetapi selama pandemi jumlah pekerja, lama operasional, dan sertifikasi halal
hanya 9 UKM yang aktif beroperasi di Kota Batu produk membentuk 2 klaster (kecil dan mikro)
(Kusumaningtyas et al., 2021). (Wahdania et al., 2021). UKM dalam klaster kecil
Perkembangan industri pengolahan keripik meliputi A, B, E, dan I, sedangkan skala mikro
kentang di Kota Batu menyebabkan peningkatan meliputi C, D, F, G, dan H. Klaster industri berfokus
persaingan antar industri sehingga setiap pelaku pada aspek geografis dari industri yang bersaing
usaha harus meningkatkan inovasi dan strategi terbaik dalam suatu jaringan rantai pasokan. Rantai pasok
guna menambah nilai unggul produk. Strategi dasar merupakan sistem yang terlibat langsung dalam aliran
yang dapat diterapkan untuk meningkatkan daya produk/jasa, keuangan, dan informasi dari industri
saing perusahaan yaitu melalui pengukuran kinerja hulu ke hilir serta pelanggan akhir (Siahaan, 2016).
kelembagaan rantai pasokan (Pamungkassari et al., Klasterisasi industri untuk mengoptimalkan potensi
2018). Kinerja rantai pasok adalah salah satu alat UKM dianggap belum cukup kuat apabila tidak
yang dapat digunakan untuk mengukur dan diimbangi dengan kinerja kelembagaan rantai pasok
mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan yang baik (Meliala et al.,2014).
(Mufaqih et al., 2017). Pada suatu perusahaan, Berdasarkan hasil survei kedua klaster UKM
pengukuran kinerja kelembagaan rantai pasok keripik kentang selama pandemi, sebagian
dibutuhkan untuk memudahkan pengendalian dan menghadapi kendala adanya ketidakseimbangan
monitoring sistem yang sedang dijalankan. jumlah penjualan dengan hasil produksi. Data
Pengukuran kinerja rantai pasok perusahaan trimester ketiga (tahun 2020-2021) menunjukkan,
dilakukan secara berkala untuk mengetahui kondisi rata-rata produksi keripik kentang siap konsumsi
terbaru rantai pasoknya sekaligus mempermudah mencapai 5 kwintal per bulan, sedangkan rata-rata
penciptaan keunggulan kompetitif yang penjualan berkisar 2-3 kwintal per bulan. Faktor
menguntungkan (Saleheen et al., 2018). pandemi menjadi hambatan utama akses pemasaran
Salah satu pengembangan keunggulan dan penjualan karena penurunan daya beli konsumen.
kompetitif melalui industrialisasi dengan model Kondisi tersebut memberhentikan produksi dalam
pengembangan industri adalah model klaster. Klaster waktu cukup lama sehingga menurunkan kinerja
agroindustri terkait dengan pengembangan potensi UKM dan menimbulkan kerugian.
daerah sehingga penting untuk peningkatan daya Kondisi trimester pertama (2022)
saing perusahaan (dari kompetensi individu menjadi menunjukkan peningkatan permintaan keripik
persaingan berbasis kompetensi klaster). Kondisi ini kentang sehingga kedua klaster agroindustri keripik
menunjukkan kebutuhan pengelompokkan kentang mulai bangkit dan aktif berproduksi. Pada
(clustering) agroindustri agar memudahkan pihak- masa pemulihan, pelaku UKM dituntut meningkatkan
pihak terkait dalam mengatasi permasalahan efisiensi kinerja rantai pasok. Efisiensi bertujuan
perkembangan usaha serta mendeskripsikan mengurangi waktu siklus total, meminimalkan biaya
karakteristik dari masing-masing kelompok (Nogales, operasional, membantu perencanaan jangka panjang,
2010). Setiap klaster yang terbentuk, dilakukan meningkatkan kualitas produk, pelayanan serta daya
pengembangan strategi untuk pengambilan keputusan tanggap pemenuhan kebutuhan konsumen (Putri et
dalam menyelesaikan masalahnya (Saaty, 2001). al., 2020). Peningkatan efisiensi UKM dilakukan
Pembentukan klaster berdampak positif terhadap melalui integrasi dan evaluasi rantai pasok dengan
peningkatan kapasitas pelaku usaha dan daya saing mengukur kinerjanya (Andanu et al., 2021). Semakin
produk serta menjadi alat yang efektif bagi kebijakan baik integrasi yang terbentuk antar pelaku rantai
pembangunan ekonomi daerah dan teknologi terpadu. pasok maka keberlangsungan perusahaan akan
Ditinjau dari pelaku UKM, klaster industri mampu terjaga dan kepuasan pelanggan terpenuhi
memfokuskan terjalinnya kemitraan yang saling (Hayuningtyas et al., 2019). Perusahaan memperoleh
menguntungkan dan memperluas jaringan bisnis predikat unggul dalam persaingan jika kinerja
(Susi et al., 2015). kelembagaan rantai pasoknya dikembangkan secara
Persaingan antar produsen mengakibatkan berkelanjutan (Mukhsin, 2021).
munculnya permasalahan sehingga diperlukan Model kelembagaan rantai pasok merupakan
strategi pengembangan untuk menanganinya. bentuk perspektif manajemen rantai pasok, tersusun
Klasterisasi merupakan cara untuk meningkatkan atas interaksi antar lembaga, perilaku, dan elemen
produktivitas usaha dan menentukan strategi teknis. Keterhubungan pemasok, produsen, dan
pengembangan (Fleischmann et al., 2017). UKM distributor melalui kelembagaan rantai pasok akan
keripik kentang yang aktif selama masa pandemi membantu pembentukan struktur industri ideal,
sejumlah 9 unit (Kusumaningtyas et al., 2021). sebagai strategi bertahan UKM, memudahkan
Klaster agroindustri adalah sejumlah pelaku UKM koordinasi dan berbagi informasi, mengintegrasi hulu
agroindustri dan lembaga dalam wilayah sama yang hingga hilir, serta meningkatkan kinerja rantai pasok

Jurnal Teknologi Industri Pertanian 33 (1): 58-71 59


Analisis Kinerja Efisiensi Kelembagaan Rantai Pasok …………

(Wibowo et al., 2021; Chaerani et al., 2020; Rosidi et sumber daya/objek yang diukur, berupa sebuah usaha,
al., 2017). unit individu, sekolah, dan sebagainya tergantung
Kelembagaan terlibat dalam rantai pasok pada ruang lingkup sistem yang akan diteliti (Mandal
klaster UKM keripik kentang yaitu pemasok dan Dastidar, 2016). DMU yang diukur kinerjanya
(koperasi/pengepul), UKM keripik kentang, dan yaitu 9 UKM keripik kentang terhadap retailer-nya
distributor (retailer/toko sendiri). Klaster UKM (Tabel 1).
keripik kentang berhadapan dengan kebutuhan pasar,
melalui kerja sama retailer atau toko sendiri. Tabel 1. Klasifikasi DMU
Koperasi/pengepul sebagai pemasok bahan baku Jenis DMU Klaster DMU
kentang; UKM keripik kentang sebagai produsen Industri
keripik kentang; dan pedagang grosir/retailer untuk UKM A Kecil DMU 1
pemasaran keripik kentang (Wahdania et al., 2021; UKM B Kecil DMU 2
Fakhrurrazi et al., 2018). Aktor rantai pasok berfungsi UKM C Mikro DMU 3
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, serta UKM D Mikro DMU 4
menghasilkan profit bagi aktor (Chopra dan Meindl, UKM E Kecil DMU 5
2013). UKM F Mikro DMU 6
Pendekatan metode Data Envelopment UKM G Mikro DMU 7
Analysis (DEA) model Charnes, Cooper, dan Rhodes UKM H Mikro DMU 8
(CCR/CRS) digunakan untuk mengevaluasi dan UKM I Kecil DMU 9
mengukur kinerja efisiensi kelembagaan rantai pasok Sumber: Karina et al. (2021)
dengan variabel input dan output. DEA terbukti
mengukur kinerja dan mengetahui akar penyebab Variabel Input dan Output
penurunan efisiensi kinerja rantai pasok (Habsari et Variabel input dan output penelitian
al., 2020; Duwimustaroh et al., 2016; Sari et al., berdasarkan atribut pengukuran kinerja Supply Chain
2014; Fadhilah et al., 2017). Aplikasi DEA diawali Operation Reference (SCOR). SCOR adalah metode
menetapkan jumlah Decision Making Unit (DMU) sistematis yang didasarkan pada pengukuran kinerja,
sebagai objek penelitian. Penentuan DMU didasarkan pemodelan proses, dan penerapan best practice
pada klaster usaha dan kondisi eksisting produksi (Camargo et al., 2013). Model SCOR bertujuan
keripik kentang pada awal tahun 2022. Dasar analisis mengukur kinerja rantai pasok untuk membantu
penelitian pada orientasi input dan difokuskan pada perusahaan mengevaluasi kinerja secara holistik,
alur rantai pasok UKM ke retailer. Penelitian mengetahui posisi relatif perusahaan terhadap
bertujuan menganalisis nilai kinerja efisiensi, pesaing, dan memberikan arah perbaikan untuk
mengetahui sub-variabel input paling berpengaruh meningkatkan keunggulan bersaing (Diah et al.,
terhadap nilai kinerja efisiensi, dan usulan strategi 2016). Penetapan variabel input dan output juga
perbaikan untuk meningkatkan kinerja efisiensi disesuaikan dengan kondisi eksisting DMU, dilihat
klaster UKM keripik kentang. dari penelitian kinerja rantai pasok (metode DEA)
terdahulu yang terbukti menunjukkan pengukuran
METODE PENELITIAN efisiensi, variabel input atau output penyebab
inefisiensi, serta alternatif perbaikan (Tabel 2).
Penelitian dilakukan pada klaster UKM Nilai sub-variabel output pada pengukuran
keripik kentang di Kota Batu, Jawa Timur dengan kinerja efisiensi kelembagaan rantai pasok klaster
batas analisis struktur dan lembaga rantai pasok pada UKM keripik kentang diperoleh dari rumus
alur UKM ke retailer. Pengukuran efisiensi relatif matematis berikut:
dengan metode DEA dilakukan pada DMU sebagai 1. Nilai Persentase Kesesuaian dengan Standar
objek ukur penelitiannya. DMU digunakan berupa Mutu (%)
unit dengan karasteristik homogen untuk variabel KS =
input (cash to cash cycle time, lead time, flexibility, 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑚𝑜𝑑𝑖𝑡𝑖 𝐷𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 − 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑚𝑜𝑑𝑖𝑡𝑖 𝐷𝑖𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘
𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑜𝑑𝑖𝑡𝑖
total cost) maupun output (kesesuaian dengan standar
mutu, pemenuhan pesanan, kinerja pengiriman, dan 2. Nilai Persentase Pemenuhan Pesanan (%)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖
pendapatan). Data variabel input diperoleh dari PP = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛
observasi dan wawancara terhadap 9 responden pakar
pemilik UKM keripik kentang serta pemahamannya 3. Nilai Persentase Kinerja Pengiriman (%)
pada kedua variabel, sedangkan variabel output dari KP = 100% -
hasil perhitungan rumus matematis. Nilai variabel (
𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝐵𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 – 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑗𝑎𝑛𝑗𝑖𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝐵𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔
input dan output yaitu nilai rata-rata kegiatan rantai 𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑇𝑖𝑚𝑒
) 𝑥 100%
pasok selama Bulan Maret 2022.
4. Nilai Pendapatan (Rupiah)
Decision Making Unit (DMU) P =
(Harga Keripik kentang per kg)𝑥 Total Penjualan (kg)
DMU merupakan kumpulan unit pembuat
keputusan hasil olah data input. DMU merupakan

60 Jurnal Teknologi Industri Pertanian 33 (1): 58-71


Siti Asmaul Mustaniroh, Riska Septifani, dan Sri Wahyu Pangesti

Tabel 2. Variabel Input dan Output


Sub-kriteria Satuan Jenis
Variabel Simbol Keterangan Literatur
Variabel Ukur Variabel
Cash to Cash CCCT Hari Input Waktu perputaran Fadhilah et al., 2017;
Cycle Time uang UKM Sari et al., 2014;
(pembayaran produk Duwimustaroh et al.,
dari retailer ke 2016; Habsari et al.,
UKM) 2020; Sukmawati et
Responsi-
Lead Time SPP Hari Input Waktu yang al., 2019; Fauziah dan
veness
dibutuhkan UKM Vaulina, 2020
untuk memenuhi
permintaan produk
dari retailer (satu kali
order)
Agility Flexibility KT Hari Input Waktu yang Fadhilah et al., 2017;
dibutuhkan untuk Sari et al., 2014;
merespon rantai Duwimustaroh et
pasok terhadap al., 2016; Habsari et
perubahan pesanan al., 2020; Sukmawati
tak terduga dari et al., 2019; Fauziah
retailer (penambahan dan Vaulina, 2020
atau pengurangan
pesanan)
Total Cost C Rupiah Input Biaya rantai pasok Sari et al., 2014;
yang harus Duwimustaroh et al.,
dikeluarkan oleh 2016; Rezaei dan
Financial
UKM (biaya Adressi, 2015;
Measures
penanganan bahan Sukmawati et al.,
baku dan pengiriman 2019; Fauziah dan
produk) Vaulina, 2020
Revenue P Rupiah Output Jumlah pendapatan Duwimustaroh et al.,
yang diperoleh UKM 2016; Fauziah dan
dari penjualan produk Vaulina, 2020
Kesesuaian KS % Output Nilai persentase Fadhilah et al., 2017;
dengan Standar kesesuaian standar Sari et al., 2014;
mutu keripik kentang Duwimustaroh et al.,
Pemenuhan PP % Output Nilai persentase 2016; Habsari et al.,
Pesanan pemenuhan pesanan 2020; Sukmawati et
keripik kentang yang al., 2019; Fauziah dan
harus dipenuhi tanpa Vaulina, 2020
Reliability
adanya waktu tunggu
Kinerja KP % Output Nilai persentase
Pengiriman ketepatan waktu
pengiriman pesanan
keripik kentang
(sesuai tanggal
kesepakatan)

Perhitungan Nilai Efisiensi (i) θkXij - Si - (∑𝑛𝑖 𝑋𝑖𝑗 𝜆𝑗 ) = 0


Analisis perhitungan nilai kinerja rantai pasok (ii) (∑𝑛𝑟=1 𝑌𝑟𝑗 𝜆𝑗 ) -Yrj - Sr = 0
bertujuan mengetahui skor efisiensi relatif setiap 𝑋𝑖𝑗 , 𝑌𝑟𝑗 ≥ 0
DMU untuk meminimalkan penggunaan sub-variabel 𝑆𝑖 , 𝑆𝑟 ≥ 0
input serta mengetahui DMU efisien untuk acuan 𝜆𝑗 ≥0
perbaikan DMU inefisien. Analisis data dilakukan
Keterangan:
dengan pendekatan DEA Dual CCR-I orientasi input.
Zk = nilai efisiensi relatif DMU yang dicari
Persamaan linier fungsi tujuan ditulis:
(CRS Dual)
𝑚 θk = nilai efisiensi relatif DMU yang
Minimum Zk = θk - ɛ (∑𝑚
𝑟=1 𝑆𝑟 + ∑𝑖=1 𝑆𝑖 ) dioptimalkan
ɛ = nilai positif yang sangat kecil (1x10-6)
Subject to (Fungsi Kendala):

Jurnal Teknologi Industri Pertanian 33 (1): 58-71 61


Analisis Kinerja Efisiensi Kelembagaan Rantai Pasok …………

Sr = nilai slack dari output


Si = nilai slack dari input Rekomendasi Perbaikan pada DMU Inefisien
Yrj = nilai output ke-r yang digunakan pada Tahapan perbaikan dilakukan dengan
bulan ke-j memperhatikan faktor sebelumnya (Fauziah dan
Xij = nilai input ke-i yang digunakan pada Vaulina, 2020), yaitu:
bulan ke-j 1. Menyesuaikan nilai aktual dengan nilai target
λj = aktivitas ke-j untuk input dan output setiap DMU yang terdapat pada potential
dari masing-masing DMU (bobot improvement hasil output Software Banxia
variabel bulan ke-j) Frontier Analyst 4.0.
i = indeks sub-variabel input; i=1 (cash to 2. Hasil analisis sensitivitas dapat dijadikan sebagai
cash cycle time); i=2 (lead time); i=3 acuan dalam menentukan sub-variabel dengan
(flexibility); i=4 (cost) pengaruh terbesar terhadap nilai efisiensi setiap
j = periode perencanaan kurun waktu DMU sehingga sub-variabel tersebut dapat
rantai pasok (j=1,2,.....n) diperbaiki dan diperhatikan penggunaannya.
Interpretasi Hasil DEA HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan kinerja efisiensi metode DEA
menggunakan Software Banxia Frontier Analyst 4.0. Struktur Rantai Pasok Klaster Agroindustri
Kondisi DMU diketahui dari keterangan output pada Keripik Kentang
software. Hasil menunjukkan tiga warna dan kondisi Pelaku pengembangan klaster industri
yang menggambarkan pengukuran DEA yaitu Red, diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu institusi
Amber, dan Green. Interpretasi kondisi DMU dalam pendukung, industri pendukung, industri terkait, dan
analisis DEA pada Tabel 3. industri inti (Sutrisno, 2019). Institusi pendukung
adalah pihak luar yang berwewenang memberikan
Analisis Sensitivitas pelatihan, pembinaan, serta fasilitas untuk
Analisis sensitivitas dalam DEA berfungsi mendukung pengembangan industri. Institusi
mengetahui variabel apa yang dapat diubah nilainya pendukung dapat berupa lembaga pemerintah (Dinas
tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan pada nilai Koperasi-UKM, Dinas Pertanian, Dinas
efisiensi yang telah dicapai sebelumnya. Analisis Perdagangan), Perguruan Tinggi, Lembaga
sensitivitas bertujuan memperbaiki pelaksanaan Keuangan, dan sebagainya. Industri Pendukung
proyek/kegiatan yang berjalan sehingga dapat terdiri dari pemasok bahan tambahan, bahan
meminimalisir risiko kerugian sekaligus kemasan, dan distributor. Industri terkait terdiri dari
menunjukkan arah perbaikan. Analisis sensitivitas pemasok bahan baku utama (pemasok kentang) dan
dengan memperhatikan perubahan skor efisiensi industri barang setengah jadi (krecek kentang).
suatu DMU (Lathifah dan Atmanti, 2013), Industri inti, pelaku operasional produksi untuk
pelaksanaannya dengan mengabaikan salah satu menghasilkan barang jadi maupun setengah jadi
variabel input/output secara bergantian atau (Tambunan, 2020). Industri inti terlibat dalam
meniadakan DMU yang bernilai efisien (Azimian, penelitian adalah 9 UKM keripik kentang (klaster
2013). Variabel yang mempengaruhi perubahan nilai mikro dan kecil) di Kota Batu.
efisiensi awal perlu diperhatikan penggunaannya.

Tabel 3. Interpretasi Kondisi DMU


Range Score Colour Kondisi Keterangan
0%-89,9% Red Inefficient DMU sangat beresiko dan tidak efisien sehingga tindakan
manajemen yang cepat sangat dibutuhkan untuk perbaikan. Pada
kondisi ini, tingkat efisiensi yang dimiliki yaitu kurang optimal.
90%-99,99% Amber Marginally DMU dinilai kurang efisien. DMU mungkin beresiko jika kendala
Efficient yang ditemukan tidak segera ditangani dan diperhatikan dengan
baik sehingga tingkat efisiensi yang dimiliki yaitu mendekati
optimal.
100% Amber Marginally DMU bisa dianggap sudah efisien, akan tetapi masih ada sedikit
Efficient tindakan perbaikan yang harus dilakukan untuk mencapai ‘green
efficiency’ yang memiliki tingkat efisiensi optimal sempurna.
100% Green Efficient DMU dinilai sudah mencapai tingkat efisiensi yang sempurna
sehingga proyek yang dijalankan dianggap aman dan terdapat pada
trek yang ingin dicapai. Pada kondisi ini, tingkat efisiensi yang
dimiliki sudah optimal.

62 Jurnal Teknologi Industri Pertanian 33 (1): 58-71


Siti Asmaul Mustaniroh, Riska Septifani, dan Sri Wahyu Pangesti

UKM Keripik Kentang Retailer

Keterangan:
: Aliran Barang/ Material
: Aliran Informasi
: Aliran Finansial
: Aliran Barang Return

Gambar 1. Ilustrasi Rantai Pasok Keripik Kentang Alur UKM-Retailer

Struktur rantai pasok klaster UKM keripik kinerja rantai pasok. Aliran informasi yang bergerak
kentang meliputi 3 aktor utama yaitu pemasok, UKM mudah dan akurat antar pelaku rantai pasok akan
keripik kentang, dan retailer. Akan tetapi, fokus membantu perusahaan mencapai koordinasi terbaik
penelitian hanya pada 2 aktor yaitu UKM keripik sehingga mampu mengurangi risiko kerugian akibat
kentang dan retailer (Gambar 1) karena pengukuran ketidaksesuaian stok barang yang dibutuhkan
efisiensi kinerja rantai pasok difokuskan pada tahap (Shoffiyati et.al., 2019). Arus perpindahan barang
distribusi keripik kentang. Hal ini sejalan dengan dari perusahaan ke retailer berupa pengiriman
peningkatan permintaan keripik kentang yang pesanan keripik kentang maupun krecek kentang
mengindikasi pemulihan usaha di masa sesuai dengan waktu dan jumlah yang ditentukan.
pascapandemi. Sistem rantai pasok memiliki tiga Aliran finansial antara UKM dengan retailer berupa
aliran sistem terintegrasi yaitu keuangan (hilir ke pembayaran keripik kentang oleh retailer ke UKM.
hulu), aliran barang (hulu ke hilir), dan aliran
informasi (dua arah) (Timisela et.al., 2014). Retailer
Pengukuran kinerja rantai pasok secara berkala untuk Retailer merupakan rantai ketiga dan
membantu perusahaan mengetahui kondisi terbaru keempat dalam manajemen rantai pasok, berfungsi
rantai pasok dan menciptakan keunggulan kompetitif dalam pemasaran/penjualan produk ke konsumen
(Saleheen et.al., 2018). Mata rantai dalam (Anindita et.al., 2019). Retailer dapat berbentuk
kelembagaan rantai pasok klaster UKM keripik supermarket, toko oleh-oleh, dan koperasi. Retailer
kentang memiliki peran dan tugas yang berbeda, dan pasar keripik kentang tersebar di Jawa Timur
diantaranya: (Kota Batu, Malang, Sidoarjo, Surabaya, Jombang)
dan Jawa Tengah (Solo dan Kudus). Aliran informasi
Manufacturer (Klaster UKM Keripik Kentang) dari retailer ke UKM meliputi jumlah pemesanan
Manufacturer adalah tempat konversi bahan keripik kentang, variasi produk, dan tanggal
baku menjadi barang jadi maupun setengah jadi kesepakatan pengiriman. Aliran barang dari retailer
(Swierczek, 2019). Klaster UKM keripik kentang ke UKM berupa barang return (kualitas tidak
berperan sebagai industri pengolah kentang menjadi sesuai/cacat). Kerja sama beberapa UKM dengan
keripik kentang (matang dan krecek kentang) serta retailer menggunakan sistem pembayaran
pemasaran melalui retailer. Aktivitas manufacturer konsinyasi, maka keripik kentang dapat dikembalikan
sebagai produsen dalam rantai pasok dipengaruhi jika tidak terjual dalam kurun waktu tertentu.
hubungan yang terbentuk dengan supplier dan
retailer-nya. Analisis Kinerja Efisiensi Rantai Pasok
Aktivitas rantai pasok antara manufacturer Menggunakan DEA
dengan retailer meliputi perpindahan aliran Data aktual variabel input dan output
informasi, dana, dan material dari retailer ke ditunjukkan Tabel 4. Analisis pengolahan data
perusahaan dan sebaliknya (Mohammadi dan menggunakan Software Banxia Frontier Analyst 4.0.
Mukhtar, 2018). Arus informasi dari UKM ke retailer Hasil analisis nilai kinerja efisiensi kelembagaan
meliputi kapasitas produksi, harga terbaru keripik rantai pasok setiap DMU klaster UKM keripik
kentang, dan status pengiriman produk. Arus kentang pada Tabel 5.
informasi menjadi faktor kunci dalam optimalisasi

Jurnal Teknologi Industri Pertanian 33 (1): 58-71 63


Analisis Kinerja Efisiensi Kelembagaan Rantai Pasok …………

Tabel 4. Data aktual variabel input-output UKM ke retailer utama


Input Variable Output Variable
Responsiveness Agility Financial Measure Reliability
DMU Cash to Lead Flexibility Biaya Pendapatan Kesesuaian Pemenuhan Kinerja
Cash Time (Hari) (Juta (Juta Rupiah) Standar Pesanan Pengiriman
(Hari) (Hari) Rupiah) Mutu (%) (%) (%)
DMU1 30 7 3 37,80 87,84 100 100 100
DMU2 7 4 2 40,50 130,00 100 100 100
DMU3 14 3 3 18,00 34,16 100 100 100
DMU4 20 7 3 38,00 87,84 98,98 100 92,86
DMU5 14 3 3 60,75 204,75 100 100 92,59
DMU6 14 4 3 18,00 41,02 100 100 100
DMU7 14 3 2 30,60 89,32 98,79 100 91,67
DMU8 14 7 3 63,00 121,95 100 100 100
DMU9 14 7 4 36,00 45,00 100 100 95,24
Sumber: Data Primer Diolah (2022)

Tabel 5. Nilai kinerja efisiensi alur UKM ke Retailer


DMU Variabel Sub-variabel Aktual Target Satuan TE (%) Kondisi Keterangan
1 CCCT 30 12,53 Hari
SPP 7 3,72 Hari
Input KT 3 2,40 Hari
C 37,80 30,27 Juta Rupiah
80,1 Red Inefficient
KS 100 100 %
Output PP 100 100 %
KP 100 100 %
P 87,84 87,84 Juta Rupiah
2 CCCT 7 7 Hari
SPP 4 4 Hari
Input KT 2 2 Hari
C 40,50 40,50 Juta Rupiah
100,0 Green Efficient
KS 100 100 %
Output PP 100 100 %
KP 100 100 %
P 130,00 130,00 Juta Rupiah
3 CCCT 14 14 Hari
SPP 3 3 Hari
Input KT 3 3 Hari
C 18,00 18,00 Juta Rupiah
100,0 Green Efficient
KS 100 100 %
Output PP 100 100 %
KP 100 100 %
P 34,16 34,16 Juta Rupiah
4 CCCT 20 11,24 Hari
SPP 7 3,76 Hari
Input KT 3 2,36 Hari
C 38,00 29,93 Juta Rupiah
78,8 Red Inefficient
KS 98,98 100 %
Output PP 100 100 %
KP 92,86 100 %
P 87,84 87,84 Juta Rupiah
5 CCCT 14 14 Hari
SPP 3 3 Hari
Input KT 3 3 Hari
C 60,75 60,75 Juta Rupiah
100,0 Green Efficient
KS 100 100 %
Output PP 100 100 %
KP 92,59 92,59 %
P 204,75 204,75 Juta Rupiah
CCCT 14 14 Hari
Input
SPP 4 4 Hari
6 KT 3 3 Hari 100,0 Green Efficient
C 18,00 18,00 Juta Rupiah
Output
KS 100 100 %

64 Jurnal Teknologi Industri Pertanian 33 (1): 58-71


Siti Asmaul Mustaniroh, Riska Septifani, dan Sri Wahyu Pangesti

DMU Variabel Sub-variabel Aktual Target Satuan TE (%) Kondisi Keterangan


PP 100 100 %
KP 100 100 %
P 41,02 41,02 Juta Rupiah
14 14 Hari
CCCT 3 3 Hari
SPP 2 2 Hari
Input KT 30,60 30,60 Juta Rupiah
C 98,79 98,79 %
7 100 100 % 100,0 Green Efficient
KS
Output PP 91,67 91,67 %
KP 89,32 89,32 Juta Rupiah
P

CCCT 14 7 Hari
SPP 7 4 Hari
Input KT 3 2 Hari
C 63,00 40,50 Juta Rupiah
8 66,7 Red Inefficient
KS 100 100 %
Output PP 100 100 %
KP 100 100 %
P 121,95 130,00 Juta Rupiah
CCCT 14 10,89 Hari
SPP 7 3,44 Hari
Input KT 4 2,56 Hari
C 36,00 28,00 Juta Rupiah
9 77,8 Red Inefficient
KS 100 100 %
Output PP 100 100 %
KP 95,24 100 %
P 45,00 76,76 Juta Rupiah

Hasil analisis menunjukkan, lima DMU keripik kentang dari retailer ke UKM (2-3kali per
bernilai kinerja efisiensi 100% (green) yaitu DMU2, bulan). Kekurangan sistem pembayaran kredit yaitu
DMU3, DMU5, DMU6, dan DMU7. Kondisi green barang yang tidak laku terjual harus dikembalikan
menunjukkan DMU dalam kondisi optimal sehingga kepada produsen dan uang dibayarkan berdasar pada
aktivitas rantai pasok dianggap aman dan sesuai kuantitas produk terjual sehingga berisiko merugikan
tujuan. Pencapaian nilai kinerja efisien pada kelima perusahaan jika target penjualan produk tidak
DMU dipengaruhi oleh sub-variabel input CCCT, terpenuhi (Nainggolan et al., 2021). Pembayaran oleh
lead time dan biaya rantai pasok yang relatif lebih retailer ke UKM yang dilakukan dalam waktu lebih
rendah dibandingkan DMU lain. Perusahaan dengan singkat dengan jumlah produk retur minimal akan
siklus pembayaran (CCCT) dan lead time rendah memudahkan perputaran modal UKM. Perusahaan
berpengaruh pada waktu penyimpanaan persediaan dengan siklus pembayaran singkat akan
barang lebih singkat sehingga return uang hasil mempersingkat waktu penyimpanan persediaan dan
penjualan lebih cepat didapatkan. Kecepatan waktu mempercepat pemerolehan uang hasil penjualan.
perputaran uang dan barang dalam perusahaan Kecepatan waktu perputaran uang berpengaruh
berpengaruh positif terhadap tingkat kinerja efisiensi positif terhadap tingkat kinerja efisiensi rantai pasok
rantai pasok. Semakin singkat siklus maka semakin (Praharsi et al., 2021).
efisien kinerja sistem yang dijalankan (Praharsi et al., Waktu tunggu pemenuhan pesanan (lead time)
2021). adalah waktu produsen untuk memenuhi jumlah
DMU dengan nilai kinerja rantai pasok red pesanan produk dari konsumen atau retailer. Lead
(inefisien) yaitu DMU1, DMU4, DMU8, dan DMU9. time merupakan kemampuan UKM dalam
Kondisi red menunjukkan DMU berisiko tinggi menghadapi permintaan dan perubahan permintaan.
sehingga tindakan manajemen yang cepat dan tepat Klaster UKM keripik kentang mampu memenuhi
dibutuhkan untuk perbaikan. Pemakaian nilai variabel kebutuhan permintaan retailer setelah 7 hari
input CCCT, lead time, flexibility, dan biaya yang pemesanan diterima, dengan toleransi 3-4 hari
cukup tinggi menjadi penyebab kinerja tidak optimal terhadap adanya perubahan permintaan. Semakin
pada keempat DMU. Hasil analisis masing-masing singkat lead time maka semakin baik kinerja dan
variabel dijelaskan sebagai berikut. kemampuan UKM dalam memenuhi permintaan
Kondisi eksisting sebagian besar UKM retailer. Penerapan waktu lead time oleh UKM
menunjukkan CTCC keripik kentang dari retailer keripik kentang karena produksi keripik kentang
dilakukan secara kredit/konsinyasi setelah pesanan membutuhkan waktu cukup lama. Pada skala UKM,
produk dikirim dan terjual. Indikator pengukuran sebagian besar tahapan proses produksi dilakukan
CTCC yaitu rata-rata rentang waktu pembayaran secara manual sehingga waktu tunggu lama dan

Jurnal Teknologi Industri Pertanian 33 (1): 58-71 65


Analisis Kinerja Efisiensi Kelembagaan Rantai Pasok …………

fleksibilitas untuk merespon perubahan pesanan ±75% dari suatu anggaran operasional. Oleh sebab
rendah. Penguatan daya saing produk dan kinerja itu, penurunan biaya rantai pasok dapat meningkatkan
perusahaan dapat melalui penurunan lead time dan efisiensi kinerja rantai pasok (Kahkonen et al., 2018).
peningkatan fleksibilitas rantai pasok (Benzidia dan Penurunan biaya rantai pasok dapat dilakukan melalui
Makaoui, 2020). Pengurangan lead time berpotensi penerapan just-in-time untuk meningkatkan
menekan biaya operasional sehingga efisiensi kecepatan pemesanan, pemaksimalan pemasaran
tercapai. Efisiensi dan efektivitas kinerja sistem rantai untuk menurunkan perputaran uang dan biaya
pasok meningkat seiring dengan penurunan nilai lead transaksi, peramalan permintaan, serta penurunan
time (Chang dan Lin, 2019). lead time (Hasibuan et al., 2021). Biaya rantai pasok
Flexibility menjadi faktor pendorong merupakan komponen kritis yang perhitungannya
perubahan internal yang meningkatkan inovasi dilakukan secara hati-hati karena menentukan
produk dan layanan, daya tanggap terhadap keberhasilan usaha (Kahkonen et al., 2018).
permintaan, serta berpengaruh terhadap kinerja rantai
pasok (Chandak et al., 2019). Fleksibilitas Analisis Sensitivitas
menunjukkan kemampuan UKM dalam merespon Hasil analisis sensitivitas (Tabel 6)
perubahan permintaan: lonjakan/penurunan dalam menunjukkan, sub-variabel input paling berpengaruh
waktu singkat. Fleksibilitas UKM dalam menghadapi terhadap nilai kinerja efisiensi klaster UKM keripik
perubahan pesanan dilakukan selama 3-4 hari. kentang adalah biaya rantai pasok karena
Semakin adaptif (fleksibel) kinerja rantai pasok maka menurunnya nilai efisiensi relatif awal pada DMU1,
semakin tinggi kinerja perusahaan yang dapat DMU4, DMU6, dan DMU9. Biaya rantai pasok
dicapai. berkontribusi 75% dari total dana operasional
Fleksibilitas merupakan bagian manajemen perusahaan. Penggunaan sub-variabel biaya dalam
resiko yang mengakomodasi ketidakpastian atau rantai pasok perlu diperhitungkan dengan detail
merespon perubahan (internal/eksternal) yang karena berdampak besar terhadap profitabilitas
berpotensi mengganggu operasi bisnis (Jafari et al., perusahaan. Upaya penurunan penggunaan biaya
2022). Fleksibilitas menunjukkan kemampuan rantai pasok seperti menerapkan just-in-time
adaptasi perusahaan dalam dinamika rantai pasok. (peningkatan fleksibilitas pesanan), mengoptimalkan
Kemampuan adaptasi yang baik akan membantu pemasaran online (pengurangan biaya transaksi dan
perusahaan dalam meningkatkan kinerja (Benzidia waktu perputaran barang), melakukan peramalan
dan Makaoui, 2020), mampu menghadapi permintaan, dan mempersingkat lead time (Hasibuan
ketidakpastian permintaan, serta memungkinkan et al., 2021).
perusahaan untuk bertahan dan bersaing dengan Sub-variabel input fleksibilitas juga
kompetitor (berkeunggulan kompetitif) (Tama et al., berpengaruh terhadap kinerja efisiensi UKM,
2019; Yusuf dan Shehu, 2017). Perbaikan tingkat ditunjukkan melalui penurunan nilai efisiensi relatif
fleksibilitas rantai pasok akan meningkatkan efisiensi pada DMU1, DMU4, dan DMU8. Fleksibilitas
kinerja rantai pasoknya (Chandak et al., 2019). menjadi faktor kunci yang berpengaruh langsung dan
Sub-variabel biaya berpengaruh terhadap berbanding lurus terhadap kinerja rantai pasok.
kinerja rantai pasok. Pengukuran sub-variabel biaya Semakin tinggi tingkat fleksibilitas maka semakin
dilakukan dengan mempertimbangkan biaya baik kinerja efisiensi rantai pasoknya (Chandak et al.,
pembelian bahan baku dan pengiriman produk ke 2019).
retailer. Persentase biaya rantai pasok mencapai

Tabel 6. Analisis sensitivitas sub-variabel Input Alur UKM ke Retailer


Sub-variabel Input yang Diabaikan
Penurunan (%)
Penurunan (%)
Lead Time (%)
Cycle Time (%)

Penurunan (%)

Penurunan (%)
Efisiensi Awal

Kondisi Awal

Cash to Cash

Nilai
Biaya (Juta
Flexibility(%)

Kondisi
Nilai
Kondisi

Rupiah)
Nilai
Nilai

Kondisi
DMU

Kondisi

1 80,1 Red 80,1 Red 0 80,1 Red 0 78,9 Red 1,2 66,7 Red 13,4
2 100,0 Green 100,0 Green 0 100,0 Green 0 100,0 Green 0 100,0 Green 0
3 100,0 Green 100,0 Green 0 100,0 Green 0 100,0 Green 0 100,0 Green 0
4 78,8 Red 78,8 Red 0 78,8 Red 0 78,5 Red 0,3 66,7 Red 12,1
5 100,0 Green 100,0 Green 0 100,0 Green 0 100,0 Green 0 100,0 Green 0
6 100,0 Green 100,0 Green 0 100,0 Green 0 100,0 Green 0 84,5 Red 15,5
7 100,0 Green 100,0 Green 0 100,0 Green 0 100,0 Green 0 100,0 Green 0
8 66,7 Red 66,7 Red 0 66,7 Red 0 61,1 Red 5,6 66,7 Red 0
9 77,8 Red 64,9 Red 12,9 77,8 Red 0 77,8 Red 0 55,6 Red 22,2

66 Jurnal Teknologi Industri Pertanian 33 (1): 58-71


Siti Asmaul Mustaniroh, Riska Septifani, dan Sri Wahyu Pangesti

Tabel 7. Potential improvement


DMU Faktor Metrik Kinerja Satuan Aktual Target Slack Potential
Movement Improvement
(%)
1 Cash to cash Hari 30 12,53 -17,47 -58,24
Lead time Hari 7 3,72 -3,28 -46,88
Flexibility Hari 3 2,40 -0,60 -19,92
Biaya Juta Rupiah 37,80 30,27 -7,53 -19,92
4 Cash to cash Hari 20 11,24 -8,76 -43,82
Lead time Hari 7 3,76 -3,24 -46,32
Flexibility Hari 3 2,36 -0,64 -21,23
Input Biaya Juta Rupiah 38,00 29,93 -8,07 -21,23
8 Variable Cash to cash Hari 14 7,00 -7 -50,00
Lead time Hari 7 4,00 -3 -42,86
Flexibility Hari 3 2,00 -1 -33,33
Biaya Juta Rupiah 63,00 40,50 -22,50 -35,71
9 Cash to cash Hari 14 10,89 -3,11 -22,22
Lead time Hari 7 3,44 -3,56 -50,79
Flexibility Hari 4 2,56 -1,44 -36,11
Biaya Juta Rupiah 36,00 28,00 -8,00 -22,22
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2022).

Gambar 2. Nilai Output Total Potential Improvement

Sub-variabel CCCT berpengaruh terhadap efisien dengan kondisi green 100,00% maka
kinerja efisiensi UKM, melalui terjadinya penurunan diperlukan perbaikan pada setiap variabelnya,
nilai efisiensi relatif pada DMU9 sebesar 12,9%. meliputi pengurangan nilai CCCT sebesar 26,18%,
CCCT UKM adalah waktu yang dibutuhkan waktu lead time sebesar 28,07%, flexibility sebesar
konsumen/retailer untuk membayar pesanan keripik 16,61%, dan nilai biaya rantai pasok sebesar 14,88%.
kentang ke UKM. Waktu singkat dalam pemutaran Upaya mengurangi pemakaian nilai variabel input
dana pada sistem rantai pasok menunjukkan efisiensi diharapkan mampu menjaga atau menaikkan nilai
sistem berjalan dengan optimal (Kelly, 2020). variabel output pada keseluruhan DMU sehingga
Nilai potential improvement yang dicapai oleh kondisi optimal dapat tercapai.
DMU jika keseluruhannya berjalan secara efisien
disebut dengan total potential improvement. Output Implikasi Manajerial
total potential improvement untuk alur UKM ke Pengukuran kinerja efisiensi rantai pasok
retailer digambarkan dalam bentuk pie-chart UKM ke retailer pada klaster UKM keripik kentang
(Gambar-2). Secara keseluruhan, agar DMU (klaster selama Bulan Maret 2022 menunjukkan hasil yang
UKM keripik kentang) mampu beroperasi secara cukup baik (optimal), dibuktikan hasil analisis 5

Jurnal Teknologi Industri Pertanian 33 (1): 58-71 67


Analisis Kinerja Efisiensi Kelembagaan Rantai Pasok …………

DMU berada pada kondisi efisien (DMU2, DMU3, UCAPAN TERIMA KASIH
DMU5, DMU6, dan DMU7), sedangkan 4 DMU pada
kondisi inefisien. Penerapan DEA pada pengukuran Ucapan terima kasih disampaikan kepada
kinerja efisiensi menunjukkan informasi mengenai SKIM HDLK Universitas Brawijaya yang telah
data aktual dan target dari setiap DMU, kemudian memberikan kesempatan dan menyediakan dana
dicari nilai efisiensi terbaik yang digunakan dalam penelitian. Ucapan terima kasih juga ditujukan
benchmarking untuk memperbaiki kinerja DMU kepada pihak UKM keripik kentang di Kota Batu
inefisien. yang berperan sebagai responden.
Hasil analisis menunjukkan upaya perbaikan
melalui penurunan nilai aktual pada masing-masing DAFTAR PUSTAKA
variabel input yang diiringi perbaikan sistem
manajemen rantai pasok. Perbaikan tersebut meliputi Andanu O, Udin F, dan Sunarti TC. 2021. Strategi
percepatan perputaran produk jadi (keripik kentang) peningkatan kualitas produk dalam rantai
dengan melakukan peramalan permintaan sebagai pasok komoditi pisang di provinsi Bengkulu.
dasar penetapan stok persediaan produk, peningkatan Jurnal Teknologi Industri Pertanian. 31(2):
kemampuan negosiasi dengan retailer untuk 220-231, doi 10.24961.
mempersingkat waktu pelunasan produk. Jika dilihat Anindita KP, Ismoyowati D, dan Suwondo E. 2019.
dari segi biaya, UKM harus bijak dalam memesan Value chain analysis on pigmented rice: a case
bahan baku sehingga biaya yang dikeluarkan dapat study in Sleman Regency, special region of
ditekan. Yogyakarta, Indonesia. Jurnal Agritech.
39(4): 315-322, doi 10.22146.
KESIMPULAN DAN SARAN Azimian M, Badri M, dan Javadi H. 2013. Sensitivity
analysis of projects efficiency in a multi-
Analisis pengukuran kinerja kelembagaan project environtment based on data
rantai pasok klaster UKM keripik kentang dari UKM envelopment analysis. Journal of Engineering
ke retailer sudah berjalan efisien sebesar 55,56% Science. 2(7): 259-265, doi 10.1.1.678.9238.
(hasil efisiensi relatif 5 DMU sudah efisien dengan Benzidia S dan Makaoui N. 2020. Improving SMEs
nilai 100% (green)), sedangkan 4 DMU pada kondisi Performance Through Supply Chain
inefisien (red). Sub-variabel input yang berpengaruh flexibility and market agility: it orchestration
terhadap kinerja efisiensi yaitu biaya, fleksibilitas dan perspective. Supply Chain Forum: An
CCCT. Hasil analisis menunjukkan DMU yang International Journal. 21(3): 173-184, doi:
belum mencapai kinerja optimal (inefisien) perlu 10.1080/16258312.2020.1801108.
segera diperbaiki. Perbaikan didasarkan pada nilai Chaerani D, Talytha MN, Perdana T, Rusyaman E,
aktual dan target pada output potential improvement Gusriani N. 2020. Pemetaan usaha mikro kecil
dan diinterpretasikan dengan cara mempersingkat menengah (UMKM) pada masa pandemi
waktu perputaran uang dan barang, mempersingkat covid-19 menggunakan analisis media sosial
waktu tunggu pemenuhan pesanan (lead time), dan dalam upaya peningkatan pendapatan.
meningkatkan fleksibilitas pemenuhan pesanan untuk dharmakarya. Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk
menekan biaya rantai pasok. Selain itu, perencanaan Masyarakat, 9(4), 275–282.
produksi perlu diperhatikan untuk mengurangi resiko Camargo M, Zanandrea G, Pacheo MTM, Malafaia
kerugian, serta inovasi strategi dan kerja sama antar G, Motta MEV. 2013. Supply chain
aktor rantai pasok perlu ditingkatkan untuk management operation reference (SCOR):
mendukung peningkatan kinerja usaha dan daya saing study bibliometric. International Journal of
produk. Operations and Logistics Management. 2(4):
1-13.
SARAN https://www.academia.edu/5300407/Supply_
1. DMU yang belum mencapai kinerja optimal Chain_Management_Operations_Reference_
perlu segera diperbaiki berdasarkan nilai aktual SCOR_Study_Bibliometric.
dan target pada output potential improvement, Chandak A, Chandak S, Dalpati A. 2019. Analysis the
diinterpretasikan dengan mempersingkat waktu Impact of Supply Chain Flexibility on Supply
tunggu pemenuhan pesanan dan meningkatkan Chain Performance: an Empirical Study in the
fleksibilitas pemenuhan pesanan (menekan Indian Automotive Industry. Industrial
biaya rantai pasok). Engineering Journal. 12(3): 1-16.
2. Perencanaan produksi perlu dipertimbangkan https://www.researchgate.net/publication/333
untuk mengurangi risiko kerugian, serta 566514_Analysis_of_the_Impact_of_Supply
mengupayakan peningkatan inovasi strategi dan _Chain_Flexibility_on_Supply_Chain_Perfor
kerja sama antar aktor rantai pasok untuk mance_An_Empirical_Study_in_the_Indian_
mendukung peningkatan kinerja dan daya saing Automotive_Industry.
produk. Chang W dan Lin Y. 2019. The effect of lead time on
supply chain resilience performance.

68 Jurnal Teknologi Industri Pertanian 33 (1): 58-71


Siti Asmaul Mustaniroh, Riska Septifani, dan Sri Wahyu Pangesti

International Journal of Asia Pacific Hayuningtyas M, Marimin, dan Yuliasih I. 2019.


Management. Vol 24(01): 298-309. Peningkatan kinerja, mitigasi risiko dan
Chopra S dan Meindl P. 2013. Supply Chain analisis kelembagaan pada rantai pasok cabai
Management: Strategy, Planning, and merah di kabupaten Garut. Jurnal Teknologi
Operation (Fifth Edit). Pearson. Industri Pertanian. 30(1): 22-35, doi
Diah F, Syarief R, dan Marimin. 2016. Pengukuran 10.24961.
dan perbaikan kinerja rantai pasok UKM Lapis Hilmawan I. 2021. Analisis efisiensi dengan
bogor sangkuriang untuk meningkatkan daya menggunakan metode DEA (Data
saing UKM. Jurnal Teknologi Industri envelopment Analysis) di TPI (Tempat
Pertanian. 26(2): 199-206. Pelelangan Ikan) di Provinsi Banten. Jurnal
Direktori Perusahaan Industri Kecil Menengah Kota Rekaman. 5(2): 150-158.
Batu. 2016. Data Industri Kecil Menengah http://ojs.jurnalrekaman.com/index.php/reka
Kota Batu 2006-2016. Retrieved from man/.
https://batukota.bps.go.id/statictable/2020/06/ Huddiniah ER dan Mahendrawathi ER. 2019. Product
05/796/data-industri-kecil-menengah-kota- variety, supply chain complexity and the needs
batu-2006-2016.html. Diakses 2022, 07 for information technology: a framework
Maret. based on literature review. International
Duwimustaroh S, Astuti R, dan Lestari ER. 2016. Journal of Operations and Supply Chain
Analisis kinerja rantai pasok kacang mete Management. 12(4): 245-255, doi: 10.31387.
dengan metode data envelopment analysis di Jafari H, Ghaderi H, Malik M, Bernardes E. 2022.
PT Supa Surya Niaga, Gedangan, Sidoarjo. The effect of supply chain flexibility on
Jurnal Teknologi dan Manajemen customer responsiveness: the moderating role
Agroindustri. 5(3): 169-180. of innovation orientation. International
Fadhilah AF, Nurmalina R, dan Tinaprilla N. 2017. Journal of Production Planning and Control
Efisiensi kinerja rantai pasok gula semut CV. The Management of Operations. 1(1): 1-19.
Menoreh Politan di Kabupaten Kulon Progo. Kahkonen AK, Lintukangas K, Hallikas J. 2018. The
Jurnal Sistem Pangan dan Agribisnis. 1(2): impact of total costs and strategic supply on
60-70. risk management in project business.
Fakhrurrazi F, Bantacut T, dan Raharja S. 2018. International Journal of Procurement
Model kelembagaan pengembangan Management. 11(2): 153-171.
agrowisata berbasis agroindustri kakao di https://ideas.repec.org/a/ids/ijpman/v11y2018
Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh. Jurnal i2p153-171.html.
Manajemen Teknologi. 17(3), 244–260. Karina S, Mustaniroh SA, Purwaningsih I, Santoso I.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.12695/jmt. 2021. Determination of the best formula to
2018.17.3.6 increase potato chips quality with the
Fauziah dan Vaulina S. 2020. Kinerja rantai pasok integration of consumer acceptance and
fillet ikan patin beku di Desa Koto Masjid laboratory testing. IOP Conference on Green
Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Agro-industry and Bioeconomy. vol 924, doi
Kampar (Studi Kasus Pada CV Graha Pratama 10.1088.
Fish). Jurnal Agribisnis Indonesia. 8(2): 115- Kelly R. 2020. Optimizing Your Supply Chain
130, doi 10.29244. Performance: How to Assess and Improve
Fleischmann K, Welters R, dan Daniel R. 2017. Your Company’s Strategy 98 and Execution
Creative industries and regional economic Capabilities. New York: Routledge Taylor and
development: can a creative industries hub Francis Group.
spark new ways to grow a regional economy. Kusumaningtyas OW, Mustaniroh SA, Astuti R,
Australasian Journal of Regional Studies. Sucipto. 2021. Risk identification in potato
23(2): 217-242, doi: chips production using supply chain operation
https://www.anzrsai.org/assets/Uploads/Publi model (SCOR). Journal of Advances in
cationChapter/AJRS-23.2-pages-217-to- Engineering Research. 212: 27-33, doi
242.pdf. 10.2991.
Habsari W, Mu’tamar MFF, dan Jakfar AA. 2020. Lathifah H dan Atmanti H. 2013. Analisis
Analisis kinerja rantai pasokan ikan bandeng produktivitas Sekolah Menengah Atas Negeri
dengan metode data envelopment analysis (SMAN) Di Kabupaten Semarang.
(Studi Kasus UD. TBS). Journal of Diponegoro Journal Of Economic. 2(2): 1-8,
Productivity, Optimazion, and Manufacturing https://repofeb.undip.ac.id/id/eprint/4058.
System. 4(2): 17-28. Mandal S dan Dastidar SG. 2016. A DEA
Hasibuan A, Banjarnahor AR, dan Sahir SH. 2021. investigation of efficiency of the indian
Manajemen Logistik dan Supply Chain. general insurance during recession. Journal of
Medan: Yayasan Kita Menulis. Advances in Management Reseach. 11(1):
115-136, doi 10.1108.

Jurnal Teknologi Industri Pertanian 33 (1): 58-71 69


Analisis Kinerja Efisiensi Kelembagaan Rantai Pasok …………

Meliala AS, Nazaruddin M, dan Rahmi M. 2014. Saleheen F, Habib MM, dan Hanafi Z. 2018. Supply
Strategi peningkatan daya saing usaha kecil chain performance measurement model.
dan menengah (UKM) berbasis kaizen. Jurnal International Journal of Supply Chain
Optimasi Sistem Industri. 13(2): 641-664, doi management. 7(3): 70-78, doi 10.4236.
10.25077. Sari SW, Nurmalina R, dan Setiawan B. 2014.
Mohammadi M dan Mukhtar M. 2018. Comparison Efisiensi Kinerja Rantai Pasok Ikan Lele di
of supply chain process models based on Indrayamu, Jawa Barat. Jurnal Manajemen
servive oriented architecture. International dan Agribisnis. Vol 11(1): 12-23.
Journal of Technology. 1(1): 35-45, doi Septarianes S, Marimin, dan Raharja S. 2020. Strategi
10.14716. Peningkatan Kinerja dan Keberlanjutan Rantai
Mufaqih IA, Indarti N, Ciptono, WS, Kartikasari A. Pasok Agroindustri Kopi Robusta di
2017. Pengaruh integrasi, berbagi informasi, Kabupaten Tanggamus. Jurnal Teknologi
dan penundaan pada kinerja rantai pasokan: Industri Pertanian. 30(2): 207-220, doi
studi pada usaha kecil menengah batik di 10.24961.
Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis. 21(1): 19-36, Shoffiyati P, Noer M, Syahni R, Asrinaldi. 2019.
doi 10.20885. Analisis kinerja rantai pasok agroindustri
Mukhsin M. 2021. Kerjasama dan Berbagi Informasi kakao di kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi
dalam Kinerja Rantai PasokanPada Sumatera Barat. Jurnal Teknologi Industri
Pedagang Telor Ayam Ras di Kabupaten Pertanian. 29(1): 27-33, doi 10.24961.
Pandeglang Provinsi Banten. Bandung: Siahaan SH. 2016. Analsis klaster industri dalam
Media Sains Indonesia. perspektif manajemen rantai pasokan
Nainggolan LE, Purba B, dan Hasan NM. 2021. perkebunan kelapa sawit di provinsi Sumatera
Ekonomi Moneter. Medan: Yayasan Kita Utara. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik,
Menulis. 7(2): 201-213.
Nogales EG. 2010. Marketing And Finance Sukmawati W, Machfud, Suparno O, Hermawan A.
Occasional Paper. Agro-based clusters in 2019. Measurement of supply chain
developing countries: staying competitive in a performance using data envelopment analysis
globalized economy. Food And Agriculture (dea) method in the district and city of Bogor.
Organization Of The United Nations. Rome. International Journal of Advanced Research.
Pamungkassari AR, Marimin, dan Yuliasih I. 2018. 7(11): 222-227.
analisis kinerja, nilai tambah dan mitigasi Susi ID, Didik I, dan Asih MW. 2015. Pengembangan
risiko rantai pasok agroindustri bawang klaster agroindustri di desa Gondangan
merah. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. Kecamatan Jogonalan Klaten. Jurnal Ilmu
28(1): 61-74, doi 10.24961. Sosial.14(2): 1-6.
Praharsi Y, Jami’in MA, Suhardjito G, Reong S, Wee Sutrisno. 2019. Model Klaster dan Pengukuran
HM. 2021. Supply chain performance for a Kinerja Sistem Agroindustri Kelapa Sawit di
traditional shipbuilding industry in Indonesia. Sumatera Selatan. Yogyakarta: Deepublish
Benchmarking: An International Journal. CV Budi Utama.
1(1): 1463-5771, doi 10.1108. Swierczek A. 2019. The role of manufacturer in
Putri FP, Marimin, dan Yuliasih I. 2020. Peningkatan supply chain transformation from intransitive
efektivitas dan efisiensi manajemen rantai into transitive triads: implicatons for the
pasok agroindustri buah: tinjauan literatur dan network Rent. Supply Chain Management: An
riset selanjutnya. Jurnal Teknologi Industri International Journal. 1(1): 1-25, doi 10.1108.
Pertanian. 30(3): 338-354, doi 10.24961. Tama IP, Yuniarti R, Eunike A, Azlia W, Hamdala I.
Rezaei AH dan Adressi A. 2015. Supply chain 2019. Model Supply Chain Agroindustri di
performance evaluation using data Indonesia Studi Kasus Produk Singkong.
envelopment analysis. International Journal Malang: UB Press.
of Supply and Operations Management. 2(2): Tambunan T. 2020. Pasar Tradisional dan Peran
748-758. UMKM. PT Penerbit IPB Press. Bogor.
Rosidi AR, Mustaniroh SA, dan Deoranto P. 2017. Timisela NR, Masyhuri, Darwanto DH, Hartono, S.
institutional supply chain analysis of copra 2014. Manajemen rantai pasok dan kinerja
agroindustry (Case Study in East Halmahera agroindustri pangan lokal sagu di Provinsi
Regency). Jurnal Teknologi Pertanian. 18(2), Maluku: suatu pendekatan model persamaan
91–106. struktural. Jurnal Agritech. 34(2): 184-193,
Saaty TL. 2001. Pengambilan Keputusan Bagi Para doi 10.22146.
Pemimpin. Proses Hirarki Analitik Untuk Wahdania NZ, Mustaniroh SA, Santoso I,
Pengambilan Keputusan Dalam Situasi Purwaningsih I. 2021. Clustering of potato
Kompleks. Terjemahan. Jakarta: PT. Puataka chips in batu city, Indonesia. IOP Conference
Binaman Pressindo Series: Earth and Environmental Science.
924. doi 10.1088/1755-1315/924/1/012060.\

70 Jurnal Teknologi Industri Pertanian 33 (1): 58-71


Siti Asmaul Mustaniroh, Riska Septifani, dan Sri Wahyu Pangesti

Wibowo Y, Purnomo BH, dan Kristio A. 2021. The Yusuf R dan Shehu AU. 2017. The review of supply
agroindustry development strategy for java chain management system and firm
ijen-raung arabica coffee, in Bondowoso performance. International Journal of
Regency, East Java. Industria: Jurnal Management Research and Reviews. 7(2):
Teknologi Dan Manajemen Agroindustri, 113-122.
10(2), 135–148.

Jurnal Teknologi Industri Pertanian 33 (1): 58-71 71

Anda mungkin juga menyukai