Analisis Kinerja Efisiensi Kelembagaan Rantai Pasok Klaster Ukm Keripik Kentang Menggunakan Pendekatan Data Envelopment Analysis
Analisis Kinerja Efisiensi Kelembagaan Rantai Pasok Klaster Ukm Keripik Kentang Menggunakan Pendekatan Data Envelopment Analysis
Jurnal Kinerja
Teknologi Efisiensi
Industri Kelembagaan
Pertanian Rantai
33 (1): 58-71, 2023 …………
April Pasok Terakreditasi Peringkat 2
DOI: https://doi.org/10.24961/j.tek.ind.pert.2023.33.1.58 SK Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi No. 158/E/KPT/2021
ISSN: 0216-3160 EISSN: 2252-3901 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin
Makalah: Diterima 11 Desember 2022; Diperbaiki 18 Februari 2023; Disetujui 28 Februari 2023
ABSTRACT
Cluster of potato chips is the one of SMEs groups which growing up in Batu City. The existing conditions
in 2020-2021 caused some problem for the clusters it is a decreasing in demand, marketing, and business
performance due to impact from pandemic which causes an imbalance in the number of sales with the production
produced. In the first trimester of 2022, demand product of potato chips has increased so the efficient performance
for production process is needed to recovery. The efforts to restore a business performance can be done by
increasing efficiency in the supply chain institutional system. The purpose of research is analyze performance
value, find out input sub-variables who most influence, and propose improvement strategies in clusters of potato
chips. This research used Data Envelopment Analysis CCR-I Dual models with input sub-variables consist of cash
to cash cycle time, lead time, flexibility, and cost. Sub-variable output consist of percentage compliance with
quality standards, order fulfillment, delivery performance,and revenue. This analysis was carried out on SMEs to
retailers with Decision Making Unit (DMU) the result showed that DMU 2, DMU 3, DMU 5, DMU 6, and DMU
7 were in efficient condition meanwhile 4 DMUs are inefficient condition. Input sub-variable can impact
performance efficiency is cost of supply chain. To increase performance value, DMU in clusters of potato chips
must be minimizing input variables, improving of production planning, sales forecasting, and strategy innovation
in marketing to increase sales and product competitiveness.
Keywords: data envelopment analysis, efficiency; supply chain performanc, potato chips cluster
ABSTRAK
Klaster keripik kentang merupakan salah satu kelompok UKM yang berkembang di Kota Batu. Kondisi
eksisting tahun 2020-2021 menyebabkan permasalahan bagi klaster keripik kentang yaitu terjadinya penurunan
permintaan, pemasaran, dan kinerja usaha secara drastis karena dampak pandemi yang menyebabkan
ketidakseimbangan jumlah penjualan dengan produksi. Hal ini juga menyebabkan terjadinya permasalahan
kelembagaan rantai pasok sehingga mempengaruhi kinerja UKM. Beberapa masalah dalam kelembagaan rantai
pasok seperti, keterbatasan persediaan, fluktuasi harga bahan baku, keterlambatan pengiriman bahan baku, kendala
operasional produksi yang berpengaruh terhadap persediaan, kesenjangan permintaan dan persediaan, serta
kesulitan pemasaran karena penurunan permintaan. Oleh sebab itu, dibutuhkan upaya pemulihan kinerja usaha
yang dapat dilakukan melalui peningkatan kinerja efisiensi pada sistem kelembagaan rantai pasok. Penelitian ini
bertujuan menganalisis nilai kinerja efisiensi, sub-variabel input yang paling berpengaruh, dan usulan strategi
perbaikan kinerja pada klaster keripik kentang. Metode yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis model
CCR-I Dual dengan sub-variabel input yaitu cash to cash cycle time, lead time, flexibility, dan biaya. Sub-variabel
output meliputi persentase kesesuaian standar mutu, pemenuhan pesanan, kinerja pengiriman, dan jumlah
pendapatan. Analisis pengukuran dilakukan terhadap alur kinerja UKM ke retailer melalui nilai Decision Making
Unit (DMU) diperoleh hasil bahwa Decision Making Unit DMU 2, DMU 3, DMU 5, DMU 6, dan DMU 7 berada
pada kondisi efisien (100% green) serta 4 DMU lain berada pada kondisi inefisien. Sub-variabel input yang paling
berpengaruh terhadap kinerja efisiensi adalah biaya rantai pasok. Usulan perbaikan yang disarankan untuk
memperbaiki nilai kinerja adalah meminimalkan penggunaan variabel input, memperbaiki perencanaan produksi,
peramalan penjualan, dan inovasi strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dan daya saing produk.
Kata kunci: data envelopment analysis; efisiensi; kinerja rantai pasok, klaster keripik kentang
58
*Penulis Korespondensi Jurnal Teknologi Industri Pertanian 33 (1): 58-71
Siti Asmaul Mustaniroh, Riska Septifani, dan Sri Wahyu Pangesti
olahan pangan di Kota Batu yang terdaftar dan berizin memungkinkan akses sumber daya dari suatu tempat,
usaha. Pandemi covid-19 berdampak pada mayoritas serta bermitra untuk meningkatkan kinerja,
industri tidak bisa beroperasi hingga tutup/bangkrut. produktivitas dan daya saing. Kriteria klasterisasi
Tahun 2021, terdapat 30 Usaha Mikro Kecil dan diantaranya rata-rata omset, kapasitas produksi,
Menengah (UKM) terdaftar, tetapi selama pandemi jumlah pekerja, lama operasional, dan sertifikasi halal
hanya 9 UKM yang aktif beroperasi di Kota Batu produk membentuk 2 klaster (kecil dan mikro)
(Kusumaningtyas et al., 2021). (Wahdania et al., 2021). UKM dalam klaster kecil
Perkembangan industri pengolahan keripik meliputi A, B, E, dan I, sedangkan skala mikro
kentang di Kota Batu menyebabkan peningkatan meliputi C, D, F, G, dan H. Klaster industri berfokus
persaingan antar industri sehingga setiap pelaku pada aspek geografis dari industri yang bersaing
usaha harus meningkatkan inovasi dan strategi terbaik dalam suatu jaringan rantai pasokan. Rantai pasok
guna menambah nilai unggul produk. Strategi dasar merupakan sistem yang terlibat langsung dalam aliran
yang dapat diterapkan untuk meningkatkan daya produk/jasa, keuangan, dan informasi dari industri
saing perusahaan yaitu melalui pengukuran kinerja hulu ke hilir serta pelanggan akhir (Siahaan, 2016).
kelembagaan rantai pasokan (Pamungkassari et al., Klasterisasi industri untuk mengoptimalkan potensi
2018). Kinerja rantai pasok adalah salah satu alat UKM dianggap belum cukup kuat apabila tidak
yang dapat digunakan untuk mengukur dan diimbangi dengan kinerja kelembagaan rantai pasok
mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan yang baik (Meliala et al.,2014).
(Mufaqih et al., 2017). Pada suatu perusahaan, Berdasarkan hasil survei kedua klaster UKM
pengukuran kinerja kelembagaan rantai pasok keripik kentang selama pandemi, sebagian
dibutuhkan untuk memudahkan pengendalian dan menghadapi kendala adanya ketidakseimbangan
monitoring sistem yang sedang dijalankan. jumlah penjualan dengan hasil produksi. Data
Pengukuran kinerja rantai pasok perusahaan trimester ketiga (tahun 2020-2021) menunjukkan,
dilakukan secara berkala untuk mengetahui kondisi rata-rata produksi keripik kentang siap konsumsi
terbaru rantai pasoknya sekaligus mempermudah mencapai 5 kwintal per bulan, sedangkan rata-rata
penciptaan keunggulan kompetitif yang penjualan berkisar 2-3 kwintal per bulan. Faktor
menguntungkan (Saleheen et al., 2018). pandemi menjadi hambatan utama akses pemasaran
Salah satu pengembangan keunggulan dan penjualan karena penurunan daya beli konsumen.
kompetitif melalui industrialisasi dengan model Kondisi tersebut memberhentikan produksi dalam
pengembangan industri adalah model klaster. Klaster waktu cukup lama sehingga menurunkan kinerja
agroindustri terkait dengan pengembangan potensi UKM dan menimbulkan kerugian.
daerah sehingga penting untuk peningkatan daya Kondisi trimester pertama (2022)
saing perusahaan (dari kompetensi individu menjadi menunjukkan peningkatan permintaan keripik
persaingan berbasis kompetensi klaster). Kondisi ini kentang sehingga kedua klaster agroindustri keripik
menunjukkan kebutuhan pengelompokkan kentang mulai bangkit dan aktif berproduksi. Pada
(clustering) agroindustri agar memudahkan pihak- masa pemulihan, pelaku UKM dituntut meningkatkan
pihak terkait dalam mengatasi permasalahan efisiensi kinerja rantai pasok. Efisiensi bertujuan
perkembangan usaha serta mendeskripsikan mengurangi waktu siklus total, meminimalkan biaya
karakteristik dari masing-masing kelompok (Nogales, operasional, membantu perencanaan jangka panjang,
2010). Setiap klaster yang terbentuk, dilakukan meningkatkan kualitas produk, pelayanan serta daya
pengembangan strategi untuk pengambilan keputusan tanggap pemenuhan kebutuhan konsumen (Putri et
dalam menyelesaikan masalahnya (Saaty, 2001). al., 2020). Peningkatan efisiensi UKM dilakukan
Pembentukan klaster berdampak positif terhadap melalui integrasi dan evaluasi rantai pasok dengan
peningkatan kapasitas pelaku usaha dan daya saing mengukur kinerjanya (Andanu et al., 2021). Semakin
produk serta menjadi alat yang efektif bagi kebijakan baik integrasi yang terbentuk antar pelaku rantai
pembangunan ekonomi daerah dan teknologi terpadu. pasok maka keberlangsungan perusahaan akan
Ditinjau dari pelaku UKM, klaster industri mampu terjaga dan kepuasan pelanggan terpenuhi
memfokuskan terjalinnya kemitraan yang saling (Hayuningtyas et al., 2019). Perusahaan memperoleh
menguntungkan dan memperluas jaringan bisnis predikat unggul dalam persaingan jika kinerja
(Susi et al., 2015). kelembagaan rantai pasoknya dikembangkan secara
Persaingan antar produsen mengakibatkan berkelanjutan (Mukhsin, 2021).
munculnya permasalahan sehingga diperlukan Model kelembagaan rantai pasok merupakan
strategi pengembangan untuk menanganinya. bentuk perspektif manajemen rantai pasok, tersusun
Klasterisasi merupakan cara untuk meningkatkan atas interaksi antar lembaga, perilaku, dan elemen
produktivitas usaha dan menentukan strategi teknis. Keterhubungan pemasok, produsen, dan
pengembangan (Fleischmann et al., 2017). UKM distributor melalui kelembagaan rantai pasok akan
keripik kentang yang aktif selama masa pandemi membantu pembentukan struktur industri ideal,
sejumlah 9 unit (Kusumaningtyas et al., 2021). sebagai strategi bertahan UKM, memudahkan
Klaster agroindustri adalah sejumlah pelaku UKM koordinasi dan berbagi informasi, mengintegrasi hulu
agroindustri dan lembaga dalam wilayah sama yang hingga hilir, serta meningkatkan kinerja rantai pasok
(Wibowo et al., 2021; Chaerani et al., 2020; Rosidi et sumber daya/objek yang diukur, berupa sebuah usaha,
al., 2017). unit individu, sekolah, dan sebagainya tergantung
Kelembagaan terlibat dalam rantai pasok pada ruang lingkup sistem yang akan diteliti (Mandal
klaster UKM keripik kentang yaitu pemasok dan Dastidar, 2016). DMU yang diukur kinerjanya
(koperasi/pengepul), UKM keripik kentang, dan yaitu 9 UKM keripik kentang terhadap retailer-nya
distributor (retailer/toko sendiri). Klaster UKM (Tabel 1).
keripik kentang berhadapan dengan kebutuhan pasar,
melalui kerja sama retailer atau toko sendiri. Tabel 1. Klasifikasi DMU
Koperasi/pengepul sebagai pemasok bahan baku Jenis DMU Klaster DMU
kentang; UKM keripik kentang sebagai produsen Industri
keripik kentang; dan pedagang grosir/retailer untuk UKM A Kecil DMU 1
pemasaran keripik kentang (Wahdania et al., 2021; UKM B Kecil DMU 2
Fakhrurrazi et al., 2018). Aktor rantai pasok berfungsi UKM C Mikro DMU 3
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, serta UKM D Mikro DMU 4
menghasilkan profit bagi aktor (Chopra dan Meindl, UKM E Kecil DMU 5
2013). UKM F Mikro DMU 6
Pendekatan metode Data Envelopment UKM G Mikro DMU 7
Analysis (DEA) model Charnes, Cooper, dan Rhodes UKM H Mikro DMU 8
(CCR/CRS) digunakan untuk mengevaluasi dan UKM I Kecil DMU 9
mengukur kinerja efisiensi kelembagaan rantai pasok Sumber: Karina et al. (2021)
dengan variabel input dan output. DEA terbukti
mengukur kinerja dan mengetahui akar penyebab Variabel Input dan Output
penurunan efisiensi kinerja rantai pasok (Habsari et Variabel input dan output penelitian
al., 2020; Duwimustaroh et al., 2016; Sari et al., berdasarkan atribut pengukuran kinerja Supply Chain
2014; Fadhilah et al., 2017). Aplikasi DEA diawali Operation Reference (SCOR). SCOR adalah metode
menetapkan jumlah Decision Making Unit (DMU) sistematis yang didasarkan pada pengukuran kinerja,
sebagai objek penelitian. Penentuan DMU didasarkan pemodelan proses, dan penerapan best practice
pada klaster usaha dan kondisi eksisting produksi (Camargo et al., 2013). Model SCOR bertujuan
keripik kentang pada awal tahun 2022. Dasar analisis mengukur kinerja rantai pasok untuk membantu
penelitian pada orientasi input dan difokuskan pada perusahaan mengevaluasi kinerja secara holistik,
alur rantai pasok UKM ke retailer. Penelitian mengetahui posisi relatif perusahaan terhadap
bertujuan menganalisis nilai kinerja efisiensi, pesaing, dan memberikan arah perbaikan untuk
mengetahui sub-variabel input paling berpengaruh meningkatkan keunggulan bersaing (Diah et al.,
terhadap nilai kinerja efisiensi, dan usulan strategi 2016). Penetapan variabel input dan output juga
perbaikan untuk meningkatkan kinerja efisiensi disesuaikan dengan kondisi eksisting DMU, dilihat
klaster UKM keripik kentang. dari penelitian kinerja rantai pasok (metode DEA)
terdahulu yang terbukti menunjukkan pengukuran
METODE PENELITIAN efisiensi, variabel input atau output penyebab
inefisiensi, serta alternatif perbaikan (Tabel 2).
Penelitian dilakukan pada klaster UKM Nilai sub-variabel output pada pengukuran
keripik kentang di Kota Batu, Jawa Timur dengan kinerja efisiensi kelembagaan rantai pasok klaster
batas analisis struktur dan lembaga rantai pasok pada UKM keripik kentang diperoleh dari rumus
alur UKM ke retailer. Pengukuran efisiensi relatif matematis berikut:
dengan metode DEA dilakukan pada DMU sebagai 1. Nilai Persentase Kesesuaian dengan Standar
objek ukur penelitiannya. DMU digunakan berupa Mutu (%)
unit dengan karasteristik homogen untuk variabel KS =
input (cash to cash cycle time, lead time, flexibility, 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑚𝑜𝑑𝑖𝑡𝑖 𝐷𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 − 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑚𝑜𝑑𝑖𝑡𝑖 𝐷𝑖𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘
𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑜𝑑𝑖𝑡𝑖
total cost) maupun output (kesesuaian dengan standar
mutu, pemenuhan pesanan, kinerja pengiriman, dan 2. Nilai Persentase Pemenuhan Pesanan (%)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖
pendapatan). Data variabel input diperoleh dari PP = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛
observasi dan wawancara terhadap 9 responden pakar
pemilik UKM keripik kentang serta pemahamannya 3. Nilai Persentase Kinerja Pengiriman (%)
pada kedua variabel, sedangkan variabel output dari KP = 100% -
hasil perhitungan rumus matematis. Nilai variabel (
𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝐵𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 – 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑗𝑎𝑛𝑗𝑖𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝐵𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔
input dan output yaitu nilai rata-rata kegiatan rantai 𝐿𝑒𝑎𝑑 𝑇𝑖𝑚𝑒
) 𝑥 100%
pasok selama Bulan Maret 2022.
4. Nilai Pendapatan (Rupiah)
Decision Making Unit (DMU) P =
(Harga Keripik kentang per kg)𝑥 Total Penjualan (kg)
DMU merupakan kumpulan unit pembuat
keputusan hasil olah data input. DMU merupakan
Keterangan:
: Aliran Barang/ Material
: Aliran Informasi
: Aliran Finansial
: Aliran Barang Return
Struktur rantai pasok klaster UKM keripik kinerja rantai pasok. Aliran informasi yang bergerak
kentang meliputi 3 aktor utama yaitu pemasok, UKM mudah dan akurat antar pelaku rantai pasok akan
keripik kentang, dan retailer. Akan tetapi, fokus membantu perusahaan mencapai koordinasi terbaik
penelitian hanya pada 2 aktor yaitu UKM keripik sehingga mampu mengurangi risiko kerugian akibat
kentang dan retailer (Gambar 1) karena pengukuran ketidaksesuaian stok barang yang dibutuhkan
efisiensi kinerja rantai pasok difokuskan pada tahap (Shoffiyati et.al., 2019). Arus perpindahan barang
distribusi keripik kentang. Hal ini sejalan dengan dari perusahaan ke retailer berupa pengiriman
peningkatan permintaan keripik kentang yang pesanan keripik kentang maupun krecek kentang
mengindikasi pemulihan usaha di masa sesuai dengan waktu dan jumlah yang ditentukan.
pascapandemi. Sistem rantai pasok memiliki tiga Aliran finansial antara UKM dengan retailer berupa
aliran sistem terintegrasi yaitu keuangan (hilir ke pembayaran keripik kentang oleh retailer ke UKM.
hulu), aliran barang (hulu ke hilir), dan aliran
informasi (dua arah) (Timisela et.al., 2014). Retailer
Pengukuran kinerja rantai pasok secara berkala untuk Retailer merupakan rantai ketiga dan
membantu perusahaan mengetahui kondisi terbaru keempat dalam manajemen rantai pasok, berfungsi
rantai pasok dan menciptakan keunggulan kompetitif dalam pemasaran/penjualan produk ke konsumen
(Saleheen et.al., 2018). Mata rantai dalam (Anindita et.al., 2019). Retailer dapat berbentuk
kelembagaan rantai pasok klaster UKM keripik supermarket, toko oleh-oleh, dan koperasi. Retailer
kentang memiliki peran dan tugas yang berbeda, dan pasar keripik kentang tersebar di Jawa Timur
diantaranya: (Kota Batu, Malang, Sidoarjo, Surabaya, Jombang)
dan Jawa Tengah (Solo dan Kudus). Aliran informasi
Manufacturer (Klaster UKM Keripik Kentang) dari retailer ke UKM meliputi jumlah pemesanan
Manufacturer adalah tempat konversi bahan keripik kentang, variasi produk, dan tanggal
baku menjadi barang jadi maupun setengah jadi kesepakatan pengiriman. Aliran barang dari retailer
(Swierczek, 2019). Klaster UKM keripik kentang ke UKM berupa barang return (kualitas tidak
berperan sebagai industri pengolah kentang menjadi sesuai/cacat). Kerja sama beberapa UKM dengan
keripik kentang (matang dan krecek kentang) serta retailer menggunakan sistem pembayaran
pemasaran melalui retailer. Aktivitas manufacturer konsinyasi, maka keripik kentang dapat dikembalikan
sebagai produsen dalam rantai pasok dipengaruhi jika tidak terjual dalam kurun waktu tertentu.
hubungan yang terbentuk dengan supplier dan
retailer-nya. Analisis Kinerja Efisiensi Rantai Pasok
Aktivitas rantai pasok antara manufacturer Menggunakan DEA
dengan retailer meliputi perpindahan aliran Data aktual variabel input dan output
informasi, dana, dan material dari retailer ke ditunjukkan Tabel 4. Analisis pengolahan data
perusahaan dan sebaliknya (Mohammadi dan menggunakan Software Banxia Frontier Analyst 4.0.
Mukhtar, 2018). Arus informasi dari UKM ke retailer Hasil analisis nilai kinerja efisiensi kelembagaan
meliputi kapasitas produksi, harga terbaru keripik rantai pasok setiap DMU klaster UKM keripik
kentang, dan status pengiriman produk. Arus kentang pada Tabel 5.
informasi menjadi faktor kunci dalam optimalisasi
CCCT 14 7 Hari
SPP 7 4 Hari
Input KT 3 2 Hari
C 63,00 40,50 Juta Rupiah
8 66,7 Red Inefficient
KS 100 100 %
Output PP 100 100 %
KP 100 100 %
P 121,95 130,00 Juta Rupiah
CCCT 14 10,89 Hari
SPP 7 3,44 Hari
Input KT 4 2,56 Hari
C 36,00 28,00 Juta Rupiah
9 77,8 Red Inefficient
KS 100 100 %
Output PP 100 100 %
KP 95,24 100 %
P 45,00 76,76 Juta Rupiah
Hasil analisis menunjukkan, lima DMU keripik kentang dari retailer ke UKM (2-3kali per
bernilai kinerja efisiensi 100% (green) yaitu DMU2, bulan). Kekurangan sistem pembayaran kredit yaitu
DMU3, DMU5, DMU6, dan DMU7. Kondisi green barang yang tidak laku terjual harus dikembalikan
menunjukkan DMU dalam kondisi optimal sehingga kepada produsen dan uang dibayarkan berdasar pada
aktivitas rantai pasok dianggap aman dan sesuai kuantitas produk terjual sehingga berisiko merugikan
tujuan. Pencapaian nilai kinerja efisien pada kelima perusahaan jika target penjualan produk tidak
DMU dipengaruhi oleh sub-variabel input CCCT, terpenuhi (Nainggolan et al., 2021). Pembayaran oleh
lead time dan biaya rantai pasok yang relatif lebih retailer ke UKM yang dilakukan dalam waktu lebih
rendah dibandingkan DMU lain. Perusahaan dengan singkat dengan jumlah produk retur minimal akan
siklus pembayaran (CCCT) dan lead time rendah memudahkan perputaran modal UKM. Perusahaan
berpengaruh pada waktu penyimpanaan persediaan dengan siklus pembayaran singkat akan
barang lebih singkat sehingga return uang hasil mempersingkat waktu penyimpanan persediaan dan
penjualan lebih cepat didapatkan. Kecepatan waktu mempercepat pemerolehan uang hasil penjualan.
perputaran uang dan barang dalam perusahaan Kecepatan waktu perputaran uang berpengaruh
berpengaruh positif terhadap tingkat kinerja efisiensi positif terhadap tingkat kinerja efisiensi rantai pasok
rantai pasok. Semakin singkat siklus maka semakin (Praharsi et al., 2021).
efisien kinerja sistem yang dijalankan (Praharsi et al., Waktu tunggu pemenuhan pesanan (lead time)
2021). adalah waktu produsen untuk memenuhi jumlah
DMU dengan nilai kinerja rantai pasok red pesanan produk dari konsumen atau retailer. Lead
(inefisien) yaitu DMU1, DMU4, DMU8, dan DMU9. time merupakan kemampuan UKM dalam
Kondisi red menunjukkan DMU berisiko tinggi menghadapi permintaan dan perubahan permintaan.
sehingga tindakan manajemen yang cepat dan tepat Klaster UKM keripik kentang mampu memenuhi
dibutuhkan untuk perbaikan. Pemakaian nilai variabel kebutuhan permintaan retailer setelah 7 hari
input CCCT, lead time, flexibility, dan biaya yang pemesanan diterima, dengan toleransi 3-4 hari
cukup tinggi menjadi penyebab kinerja tidak optimal terhadap adanya perubahan permintaan. Semakin
pada keempat DMU. Hasil analisis masing-masing singkat lead time maka semakin baik kinerja dan
variabel dijelaskan sebagai berikut. kemampuan UKM dalam memenuhi permintaan
Kondisi eksisting sebagian besar UKM retailer. Penerapan waktu lead time oleh UKM
menunjukkan CTCC keripik kentang dari retailer keripik kentang karena produksi keripik kentang
dilakukan secara kredit/konsinyasi setelah pesanan membutuhkan waktu cukup lama. Pada skala UKM,
produk dikirim dan terjual. Indikator pengukuran sebagian besar tahapan proses produksi dilakukan
CTCC yaitu rata-rata rentang waktu pembayaran secara manual sehingga waktu tunggu lama dan
fleksibilitas untuk merespon perubahan pesanan ±75% dari suatu anggaran operasional. Oleh sebab
rendah. Penguatan daya saing produk dan kinerja itu, penurunan biaya rantai pasok dapat meningkatkan
perusahaan dapat melalui penurunan lead time dan efisiensi kinerja rantai pasok (Kahkonen et al., 2018).
peningkatan fleksibilitas rantai pasok (Benzidia dan Penurunan biaya rantai pasok dapat dilakukan melalui
Makaoui, 2020). Pengurangan lead time berpotensi penerapan just-in-time untuk meningkatkan
menekan biaya operasional sehingga efisiensi kecepatan pemesanan, pemaksimalan pemasaran
tercapai. Efisiensi dan efektivitas kinerja sistem rantai untuk menurunkan perputaran uang dan biaya
pasok meningkat seiring dengan penurunan nilai lead transaksi, peramalan permintaan, serta penurunan
time (Chang dan Lin, 2019). lead time (Hasibuan et al., 2021). Biaya rantai pasok
Flexibility menjadi faktor pendorong merupakan komponen kritis yang perhitungannya
perubahan internal yang meningkatkan inovasi dilakukan secara hati-hati karena menentukan
produk dan layanan, daya tanggap terhadap keberhasilan usaha (Kahkonen et al., 2018).
permintaan, serta berpengaruh terhadap kinerja rantai
pasok (Chandak et al., 2019). Fleksibilitas Analisis Sensitivitas
menunjukkan kemampuan UKM dalam merespon Hasil analisis sensitivitas (Tabel 6)
perubahan permintaan: lonjakan/penurunan dalam menunjukkan, sub-variabel input paling berpengaruh
waktu singkat. Fleksibilitas UKM dalam menghadapi terhadap nilai kinerja efisiensi klaster UKM keripik
perubahan pesanan dilakukan selama 3-4 hari. kentang adalah biaya rantai pasok karena
Semakin adaptif (fleksibel) kinerja rantai pasok maka menurunnya nilai efisiensi relatif awal pada DMU1,
semakin tinggi kinerja perusahaan yang dapat DMU4, DMU6, dan DMU9. Biaya rantai pasok
dicapai. berkontribusi 75% dari total dana operasional
Fleksibilitas merupakan bagian manajemen perusahaan. Penggunaan sub-variabel biaya dalam
resiko yang mengakomodasi ketidakpastian atau rantai pasok perlu diperhitungkan dengan detail
merespon perubahan (internal/eksternal) yang karena berdampak besar terhadap profitabilitas
berpotensi mengganggu operasi bisnis (Jafari et al., perusahaan. Upaya penurunan penggunaan biaya
2022). Fleksibilitas menunjukkan kemampuan rantai pasok seperti menerapkan just-in-time
adaptasi perusahaan dalam dinamika rantai pasok. (peningkatan fleksibilitas pesanan), mengoptimalkan
Kemampuan adaptasi yang baik akan membantu pemasaran online (pengurangan biaya transaksi dan
perusahaan dalam meningkatkan kinerja (Benzidia waktu perputaran barang), melakukan peramalan
dan Makaoui, 2020), mampu menghadapi permintaan, dan mempersingkat lead time (Hasibuan
ketidakpastian permintaan, serta memungkinkan et al., 2021).
perusahaan untuk bertahan dan bersaing dengan Sub-variabel input fleksibilitas juga
kompetitor (berkeunggulan kompetitif) (Tama et al., berpengaruh terhadap kinerja efisiensi UKM,
2019; Yusuf dan Shehu, 2017). Perbaikan tingkat ditunjukkan melalui penurunan nilai efisiensi relatif
fleksibilitas rantai pasok akan meningkatkan efisiensi pada DMU1, DMU4, dan DMU8. Fleksibilitas
kinerja rantai pasoknya (Chandak et al., 2019). menjadi faktor kunci yang berpengaruh langsung dan
Sub-variabel biaya berpengaruh terhadap berbanding lurus terhadap kinerja rantai pasok.
kinerja rantai pasok. Pengukuran sub-variabel biaya Semakin tinggi tingkat fleksibilitas maka semakin
dilakukan dengan mempertimbangkan biaya baik kinerja efisiensi rantai pasoknya (Chandak et al.,
pembelian bahan baku dan pengiriman produk ke 2019).
retailer. Persentase biaya rantai pasok mencapai
Penurunan (%)
Penurunan (%)
Efisiensi Awal
Kondisi Awal
Cash to Cash
Nilai
Biaya (Juta
Flexibility(%)
Kondisi
Nilai
Kondisi
Rupiah)
Nilai
Nilai
Kondisi
DMU
Kondisi
1 80,1 Red 80,1 Red 0 80,1 Red 0 78,9 Red 1,2 66,7 Red 13,4
2 100,0 Green 100,0 Green 0 100,0 Green 0 100,0 Green 0 100,0 Green 0
3 100,0 Green 100,0 Green 0 100,0 Green 0 100,0 Green 0 100,0 Green 0
4 78,8 Red 78,8 Red 0 78,8 Red 0 78,5 Red 0,3 66,7 Red 12,1
5 100,0 Green 100,0 Green 0 100,0 Green 0 100,0 Green 0 100,0 Green 0
6 100,0 Green 100,0 Green 0 100,0 Green 0 100,0 Green 0 84,5 Red 15,5
7 100,0 Green 100,0 Green 0 100,0 Green 0 100,0 Green 0 100,0 Green 0
8 66,7 Red 66,7 Red 0 66,7 Red 0 61,1 Red 5,6 66,7 Red 0
9 77,8 Red 64,9 Red 12,9 77,8 Red 0 77,8 Red 0 55,6 Red 22,2
Sub-variabel CCCT berpengaruh terhadap efisien dengan kondisi green 100,00% maka
kinerja efisiensi UKM, melalui terjadinya penurunan diperlukan perbaikan pada setiap variabelnya,
nilai efisiensi relatif pada DMU9 sebesar 12,9%. meliputi pengurangan nilai CCCT sebesar 26,18%,
CCCT UKM adalah waktu yang dibutuhkan waktu lead time sebesar 28,07%, flexibility sebesar
konsumen/retailer untuk membayar pesanan keripik 16,61%, dan nilai biaya rantai pasok sebesar 14,88%.
kentang ke UKM. Waktu singkat dalam pemutaran Upaya mengurangi pemakaian nilai variabel input
dana pada sistem rantai pasok menunjukkan efisiensi diharapkan mampu menjaga atau menaikkan nilai
sistem berjalan dengan optimal (Kelly, 2020). variabel output pada keseluruhan DMU sehingga
Nilai potential improvement yang dicapai oleh kondisi optimal dapat tercapai.
DMU jika keseluruhannya berjalan secara efisien
disebut dengan total potential improvement. Output Implikasi Manajerial
total potential improvement untuk alur UKM ke Pengukuran kinerja efisiensi rantai pasok
retailer digambarkan dalam bentuk pie-chart UKM ke retailer pada klaster UKM keripik kentang
(Gambar-2). Secara keseluruhan, agar DMU (klaster selama Bulan Maret 2022 menunjukkan hasil yang
UKM keripik kentang) mampu beroperasi secara cukup baik (optimal), dibuktikan hasil analisis 5
DMU berada pada kondisi efisien (DMU2, DMU3, UCAPAN TERIMA KASIH
DMU5, DMU6, dan DMU7), sedangkan 4 DMU pada
kondisi inefisien. Penerapan DEA pada pengukuran Ucapan terima kasih disampaikan kepada
kinerja efisiensi menunjukkan informasi mengenai SKIM HDLK Universitas Brawijaya yang telah
data aktual dan target dari setiap DMU, kemudian memberikan kesempatan dan menyediakan dana
dicari nilai efisiensi terbaik yang digunakan dalam penelitian. Ucapan terima kasih juga ditujukan
benchmarking untuk memperbaiki kinerja DMU kepada pihak UKM keripik kentang di Kota Batu
inefisien. yang berperan sebagai responden.
Hasil analisis menunjukkan upaya perbaikan
melalui penurunan nilai aktual pada masing-masing DAFTAR PUSTAKA
variabel input yang diiringi perbaikan sistem
manajemen rantai pasok. Perbaikan tersebut meliputi Andanu O, Udin F, dan Sunarti TC. 2021. Strategi
percepatan perputaran produk jadi (keripik kentang) peningkatan kualitas produk dalam rantai
dengan melakukan peramalan permintaan sebagai pasok komoditi pisang di provinsi Bengkulu.
dasar penetapan stok persediaan produk, peningkatan Jurnal Teknologi Industri Pertanian. 31(2):
kemampuan negosiasi dengan retailer untuk 220-231, doi 10.24961.
mempersingkat waktu pelunasan produk. Jika dilihat Anindita KP, Ismoyowati D, dan Suwondo E. 2019.
dari segi biaya, UKM harus bijak dalam memesan Value chain analysis on pigmented rice: a case
bahan baku sehingga biaya yang dikeluarkan dapat study in Sleman Regency, special region of
ditekan. Yogyakarta, Indonesia. Jurnal Agritech.
39(4): 315-322, doi 10.22146.
KESIMPULAN DAN SARAN Azimian M, Badri M, dan Javadi H. 2013. Sensitivity
analysis of projects efficiency in a multi-
Analisis pengukuran kinerja kelembagaan project environtment based on data
rantai pasok klaster UKM keripik kentang dari UKM envelopment analysis. Journal of Engineering
ke retailer sudah berjalan efisien sebesar 55,56% Science. 2(7): 259-265, doi 10.1.1.678.9238.
(hasil efisiensi relatif 5 DMU sudah efisien dengan Benzidia S dan Makaoui N. 2020. Improving SMEs
nilai 100% (green)), sedangkan 4 DMU pada kondisi Performance Through Supply Chain
inefisien (red). Sub-variabel input yang berpengaruh flexibility and market agility: it orchestration
terhadap kinerja efisiensi yaitu biaya, fleksibilitas dan perspective. Supply Chain Forum: An
CCCT. Hasil analisis menunjukkan DMU yang International Journal. 21(3): 173-184, doi:
belum mencapai kinerja optimal (inefisien) perlu 10.1080/16258312.2020.1801108.
segera diperbaiki. Perbaikan didasarkan pada nilai Chaerani D, Talytha MN, Perdana T, Rusyaman E,
aktual dan target pada output potential improvement Gusriani N. 2020. Pemetaan usaha mikro kecil
dan diinterpretasikan dengan cara mempersingkat menengah (UMKM) pada masa pandemi
waktu perputaran uang dan barang, mempersingkat covid-19 menggunakan analisis media sosial
waktu tunggu pemenuhan pesanan (lead time), dan dalam upaya peningkatan pendapatan.
meningkatkan fleksibilitas pemenuhan pesanan untuk dharmakarya. Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk
menekan biaya rantai pasok. Selain itu, perencanaan Masyarakat, 9(4), 275–282.
produksi perlu diperhatikan untuk mengurangi resiko Camargo M, Zanandrea G, Pacheo MTM, Malafaia
kerugian, serta inovasi strategi dan kerja sama antar G, Motta MEV. 2013. Supply chain
aktor rantai pasok perlu ditingkatkan untuk management operation reference (SCOR):
mendukung peningkatan kinerja usaha dan daya saing study bibliometric. International Journal of
produk. Operations and Logistics Management. 2(4):
1-13.
SARAN https://www.academia.edu/5300407/Supply_
1. DMU yang belum mencapai kinerja optimal Chain_Management_Operations_Reference_
perlu segera diperbaiki berdasarkan nilai aktual SCOR_Study_Bibliometric.
dan target pada output potential improvement, Chandak A, Chandak S, Dalpati A. 2019. Analysis the
diinterpretasikan dengan mempersingkat waktu Impact of Supply Chain Flexibility on Supply
tunggu pemenuhan pesanan dan meningkatkan Chain Performance: an Empirical Study in the
fleksibilitas pemenuhan pesanan (menekan Indian Automotive Industry. Industrial
biaya rantai pasok). Engineering Journal. 12(3): 1-16.
2. Perencanaan produksi perlu dipertimbangkan https://www.researchgate.net/publication/333
untuk mengurangi risiko kerugian, serta 566514_Analysis_of_the_Impact_of_Supply
mengupayakan peningkatan inovasi strategi dan _Chain_Flexibility_on_Supply_Chain_Perfor
kerja sama antar aktor rantai pasok untuk mance_An_Empirical_Study_in_the_Indian_
mendukung peningkatan kinerja dan daya saing Automotive_Industry.
produk. Chang W dan Lin Y. 2019. The effect of lead time on
supply chain resilience performance.
Meliala AS, Nazaruddin M, dan Rahmi M. 2014. Saleheen F, Habib MM, dan Hanafi Z. 2018. Supply
Strategi peningkatan daya saing usaha kecil chain performance measurement model.
dan menengah (UKM) berbasis kaizen. Jurnal International Journal of Supply Chain
Optimasi Sistem Industri. 13(2): 641-664, doi management. 7(3): 70-78, doi 10.4236.
10.25077. Sari SW, Nurmalina R, dan Setiawan B. 2014.
Mohammadi M dan Mukhtar M. 2018. Comparison Efisiensi Kinerja Rantai Pasok Ikan Lele di
of supply chain process models based on Indrayamu, Jawa Barat. Jurnal Manajemen
servive oriented architecture. International dan Agribisnis. Vol 11(1): 12-23.
Journal of Technology. 1(1): 35-45, doi Septarianes S, Marimin, dan Raharja S. 2020. Strategi
10.14716. Peningkatan Kinerja dan Keberlanjutan Rantai
Mufaqih IA, Indarti N, Ciptono, WS, Kartikasari A. Pasok Agroindustri Kopi Robusta di
2017. Pengaruh integrasi, berbagi informasi, Kabupaten Tanggamus. Jurnal Teknologi
dan penundaan pada kinerja rantai pasokan: Industri Pertanian. 30(2): 207-220, doi
studi pada usaha kecil menengah batik di 10.24961.
Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis. 21(1): 19-36, Shoffiyati P, Noer M, Syahni R, Asrinaldi. 2019.
doi 10.20885. Analisis kinerja rantai pasok agroindustri
Mukhsin M. 2021. Kerjasama dan Berbagi Informasi kakao di kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi
dalam Kinerja Rantai PasokanPada Sumatera Barat. Jurnal Teknologi Industri
Pedagang Telor Ayam Ras di Kabupaten Pertanian. 29(1): 27-33, doi 10.24961.
Pandeglang Provinsi Banten. Bandung: Siahaan SH. 2016. Analsis klaster industri dalam
Media Sains Indonesia. perspektif manajemen rantai pasokan
Nainggolan LE, Purba B, dan Hasan NM. 2021. perkebunan kelapa sawit di provinsi Sumatera
Ekonomi Moneter. Medan: Yayasan Kita Utara. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik,
Menulis. 7(2): 201-213.
Nogales EG. 2010. Marketing And Finance Sukmawati W, Machfud, Suparno O, Hermawan A.
Occasional Paper. Agro-based clusters in 2019. Measurement of supply chain
developing countries: staying competitive in a performance using data envelopment analysis
globalized economy. Food And Agriculture (dea) method in the district and city of Bogor.
Organization Of The United Nations. Rome. International Journal of Advanced Research.
Pamungkassari AR, Marimin, dan Yuliasih I. 2018. 7(11): 222-227.
analisis kinerja, nilai tambah dan mitigasi Susi ID, Didik I, dan Asih MW. 2015. Pengembangan
risiko rantai pasok agroindustri bawang klaster agroindustri di desa Gondangan
merah. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. Kecamatan Jogonalan Klaten. Jurnal Ilmu
28(1): 61-74, doi 10.24961. Sosial.14(2): 1-6.
Praharsi Y, Jami’in MA, Suhardjito G, Reong S, Wee Sutrisno. 2019. Model Klaster dan Pengukuran
HM. 2021. Supply chain performance for a Kinerja Sistem Agroindustri Kelapa Sawit di
traditional shipbuilding industry in Indonesia. Sumatera Selatan. Yogyakarta: Deepublish
Benchmarking: An International Journal. CV Budi Utama.
1(1): 1463-5771, doi 10.1108. Swierczek A. 2019. The role of manufacturer in
Putri FP, Marimin, dan Yuliasih I. 2020. Peningkatan supply chain transformation from intransitive
efektivitas dan efisiensi manajemen rantai into transitive triads: implicatons for the
pasok agroindustri buah: tinjauan literatur dan network Rent. Supply Chain Management: An
riset selanjutnya. Jurnal Teknologi Industri International Journal. 1(1): 1-25, doi 10.1108.
Pertanian. 30(3): 338-354, doi 10.24961. Tama IP, Yuniarti R, Eunike A, Azlia W, Hamdala I.
Rezaei AH dan Adressi A. 2015. Supply chain 2019. Model Supply Chain Agroindustri di
performance evaluation using data Indonesia Studi Kasus Produk Singkong.
envelopment analysis. International Journal Malang: UB Press.
of Supply and Operations Management. 2(2): Tambunan T. 2020. Pasar Tradisional dan Peran
748-758. UMKM. PT Penerbit IPB Press. Bogor.
Rosidi AR, Mustaniroh SA, dan Deoranto P. 2017. Timisela NR, Masyhuri, Darwanto DH, Hartono, S.
institutional supply chain analysis of copra 2014. Manajemen rantai pasok dan kinerja
agroindustry (Case Study in East Halmahera agroindustri pangan lokal sagu di Provinsi
Regency). Jurnal Teknologi Pertanian. 18(2), Maluku: suatu pendekatan model persamaan
91–106. struktural. Jurnal Agritech. 34(2): 184-193,
Saaty TL. 2001. Pengambilan Keputusan Bagi Para doi 10.22146.
Pemimpin. Proses Hirarki Analitik Untuk Wahdania NZ, Mustaniroh SA, Santoso I,
Pengambilan Keputusan Dalam Situasi Purwaningsih I. 2021. Clustering of potato
Kompleks. Terjemahan. Jakarta: PT. Puataka chips in batu city, Indonesia. IOP Conference
Binaman Pressindo Series: Earth and Environmental Science.
924. doi 10.1088/1755-1315/924/1/012060.\
Wibowo Y, Purnomo BH, dan Kristio A. 2021. The Yusuf R dan Shehu AU. 2017. The review of supply
agroindustry development strategy for java chain management system and firm
ijen-raung arabica coffee, in Bondowoso performance. International Journal of
Regency, East Java. Industria: Jurnal Management Research and Reviews. 7(2):
Teknologi Dan Manajemen Agroindustri, 113-122.
10(2), 135–148.