Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 21 No.

3, November 2018, hal 169-179


pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203
DOI: 10.7454/jki.v21i3.680

KEPUASAN PERAWAT TERHADAP KUALITAS


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
BERBASIS KOMPUTER
Amalia1*, Hema Malini1, Sri Yulia2

1. Faculty of Nursing Universitas Andalas, Padang 25163, Indonesia


2. College of Health Sciences Muhammadiyah Palembang, Palembang 30116, Indonesia

*E-mail: liandra_yono06@yahoo.com

Abstrak

Tuntutan pelayanan keperawatan membuat sebagian rumah sakit menerapkan pendokumentasian asuhan keperawatan
dengan menggunakan komputerisasi. Pasien di rumah sakit sering merasa tidak puas dengan pelayanan karena perawat
terlalu lama mencari data-data riwayat penyakit pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang kepuasan
perawat dengan kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis komputer. Desain penelitian menggunakan
rancangan deskriftif analitik. Sampel penelitian menggunakan total sampling yaitu seluruh perawat rawat inap
berjumlah 81 responden. Hasil penelitian didapatkan 58% responden menyatakan tidak puas, dan sebanyak 96,3%
responden melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis komputerisasi dengan kualitas baik. Persepsi
perawat tentang kepuasan bahwa perawat merasa tidak puas terutama pada aspek dokumentasi yang dapat melindungi
perawat dari hukum tetapi persepsi perawat tentang kualitas pendokumentasian yang mereka lakukan dalam
penggunaan komputerisasi cenderung menilai baik kualitas pendokumentasian. Pihak manajemen rumah sakit perlu
membuat kebijakan baku tentang perlindungan perawat dari pendokumentasian asuhan keperawatan karena menyangkut
tentang kepuasan perawat sebagai pengguna.

Kata Kunci: kepuasan perawat, kualitas dokumentasi, manajemen, sistem informasi

Abstract

Nursing satisfaction to quality of nursing of computer-based nursing.Nursing service demands make some hospitals
apply documentation of nursing care using computerization. Patients is often unsatisfactory service so that the patient's
time is wasted because the nurse is too long looking for patient history history data. This study aims to find out about
nurse satisfaction with the quality of documenting computer-based nursing care. The design uses analytical descriptive
research design. The study sample used total sampling, namely all nurses inpatients amounted to 81 respondents. The
results showed that more than half of nurses (58%) expressed dissatisfaction, more than half of nurses (96.3%)
documented good quality computerized nursing care. Nurses 'perceptions of satisfaction that nurses feel dissatisfied,
especially in the documentation aspect that can protect nurses from the law, but nurses' perceptions about the quality of
documentation they do in computerized use tend to judge both the quality of documentation. The hospital management
needs to make a standard policy regarding the protection of nurses from documenting nursing care because it concerns
the satisfaction of nurses as users.

Keywords: nurse's satisfaction, quality of documentation, management, information systems

Pendahuluan administrasi atau waktu yang terbuang karena


perawat mencari data-data medik pasien. Banyak
Rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan faktor penyebab yang sering dialami oleh pihak
bagi masyarakat dengan berbagai macam ke- rumah sakit karena sistem informasi yang belum
luhan yang disampaikan oleh pasien. Masyara- terkelola dengan baik yaitu pencatatan yang
kat paling mudah mengingat kualitas pelayanan berulang-ulang sehingga banyak yang menye-
yang tidak memuaskan mulai dari pelayanan babkan duplikasi data, data yang belum terin-
170 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 21, No. 3, November 2018, hal 169-179

tegrasi atau masih tersebar, pencatatan data


yang masih manual sehingga banyak juga ter- Dalam membangun sistem manajemen rumah
dapat kesalahan dan informasi yang terlambat sakit (SIMRS) perlu mempertimbangkan banyak
disebarkan (Olsen, 2013). faktor diantaranya adalah kebutuhan dan ha-
rapan pasien dari sebuah pelayanan kesehatan.
Adanya komputer dalam sistem manajemen Pasien berharap mendapatkan pelayanan yang
telah memberikan kemudahan dan kontribusi cepat, nyaman dan berkualitas. Tingkat mobi-
yang sangat positif bagi pemimpin dalam me- litas pasien yang tinggi menuntut adanya ko-
lakukan kegiatannya untuk dapat dijadikan pe- munikasi dan pelayanan yang cepat antara pa-
ngambilan keputusan yang dapat dipertanggung- sien dan institusi kesehatan, termasuk antara
jawabkan, dengan aktivitas Sistem Inforamasi pasien dan dokter. Pasien akan sangat tertolong
Manajemen (SIM) yang berbasis komputer ini, bila sistem rumah sakit mampu menyediakan
para pimpinan/ manajer dapat lebih mudah, kemudahan mendaftar ke dokter via sms, atau
murah, efisien dan efektif dalam upaya peng- melalui website rumah sakit. Pasien tidak ter-
ambilan keputusan, termasuk dalam melakukan lalu mementingkan alat komunikasi yang digu-
fungsi-fungsi manajemen, seperti perencanaan, nakan, namun faktor kecepatan, kenyamanan
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan serta kebenaran data yang didokumentasikan
(Anggadini, 2013). itulah yang terpenting (Handiwidjojo, 2009).

Dokumentasi keperawatan merupakan kom- Hasil penelitian yang dilakukan Koeswandari


ponen yang integral dari asuhan keperawatan (2011) bahwa penilaian kualitas informasi ber-
yang berkualitas. Ini merupakan alat komuni- basis komputer jauh lebih akurat dibandingkan
kasi penting antara perawat dan tenaga profe- dengan penilaian kualitas informasi sebelum
sional layanan kesehatan lainnya. Bukti doku- berbasis komputer yaitu sebesar 90%. Berda-
mentasi memungkinkan perawat manajer dapat sarkan hasil analisis oleh Sarif, Akbar, dan
menilai apakah perawatan yang diberikan oleh Inayatullah, (2013), yaitu permasalahan pada
perawat secara perorangan bersifat profesional, rumah sakit paru-paru Palembang tentang in-
aman dan kompeten. Hal ini juga meningkat- formasi manajemen rumah sakit menunjukkan
kan visibilitas aktivitas asuhan keperawatan. bahwa dengan adanya sistem informasi mana-
Selain itu, catatan keperawatan dapat dijadikan jemen rumah sakit pihak rumah sakit lebih
sebuah bukti hukum jika terjadi tuntutan hu- mudah menyampaikan informasi mengenai re-
kum. Untuk alasan itu, dokumentasi kepera- kam medik dan data-data pasien dengan tepat
watan harus dilaksanakan secara sistematis dan dan cepat.
terus dipertahankan (Munyisia, Yu, & Hailey,
2010) Efek dari penerapan dan kualitas SIMRS dalam
hal pendokumentasian yang menimbulkan pe-
Sistem informasi manajemen sebagai dasar ningkatan beban kerja yang secara tidak lang-
dan alat bantu perputaran informasi serta peng- sung memerlukan peningkatan pengetahuan
ambilan keputusan menjadi penting keberada- keperawatan yang lebih mendalam dan profe-
annya terutama terkait dengan peningkatan sional, dalam memasukkan informasi untuk
kualitas pelayanan dalam rumah sakit. Infor- penilaian dan rencana perawatan (Munyisia, et
masi yang terintegrasi dan termodifikasi sesuai al., 2010).
kebutuhan rumah sakit tidak hanya berperan
dalam penyederhanaan proses pelayanan serta Terkait dengan kualitas pelayanan di rumah
prosedur operasional seluruh aktivitas rumah sakit, berdasarkan penelitian yang dilakukan
sakit melainkan juga dalam proses pengambil- oleh Anggraini (2017) bahwa pasien dan kelu-
an keputusan untuk pengembangan dan kema- arga merasa puas dengan kualitas pelayanan di
juan rumah sakit (Hsiao, Li, Chen, & Ko, 2009). Rumah Sakit Bunda Palembang. Kualitas pe-
Amalia, et al., Kepuasan Perawat terhadap Kualitas Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer 171

layanan yang diberikan sudah menggunakan 5 pernyataan, kelengkapan 2 pernyataan dari 2


SIMRS, namun terkait dengan implementasi pernyataan dan kepuasan perawat 8 pernyataan
dari aplikasi berbasis komputer diharapkan da- dari 16 pernyataan (Hastono, 2008). Berdasar-
pat meningkatkan kecepatan dalam pengambil- kan hasil uji Cronbach Alpha untuk kuesioner
an keputusan secara efektif sehingga kualitas A tentang kepuasan adalah 0,896 kuesioner B
pelayanan akan meningkat, untuk kepuasan meliputi relevansi (0,920), akurasi (0,910), ke-
perawat sendiri sebagai pengguna belum dila- tepatan waktu (0,917), dan kelengkapan (0,916).
kukan penelitian lebih jauh. Hasil uji Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6,
maka kuesioner dinyatakan reliabel.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ke-
puasan perawat terhadap kualitas pendoku- Penelitian ini telah dilakukan kelayakan etik
mentasian asuhan keperawatan menggunakan oleh komisi etik penelitian kesehatan dan telah
SIMRS di Rumah Sakit Swasta yang berada di lolos uji etik yang dilaksanakan di lingkungan
Kota Palembang. Rumah Sakit Mohammad Hoesin dan Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang
Metode dengan nomor 78/kepkrsmhfkunsri/2018.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan Hasil


menggunakan rancangan cross sectional de-
ngan desain penelitian analitik observasional Hasil dari penelitian ini terdiri dari variabel in-
yang digunakan untuk mengukur hubungan dependen yaitu kepuasan perawat dan varia-
kepuasan perawat (user) sebagai variabel in- bel dependen yaitu kualitas pendokumentasian
dependent dan kualitas dokumentasi asuhan asuhan keperawatan yang terdiri dari relevansi,
keperawatan (relevansi, akurasi, ketepatan wak- akurasi, ketepatan waktu, dan kelengkapan.
tu, dan kelengkapan) dengan SIMRS sebagai Hasil distribusi frekuensi variabel dapat dilihat
variabel dependen. pada Tabel 1.

Populasi pada penelitian ini adalah semua pe- Berdasarkan hasil penelitian perawat yang me-
rawat yang bekerja di ruang rawat inap rumah rasa puas masih di bawah 50% sedangkan sisa-
sakit swasta di Palembang, dengan jumlah 81 nya perawat tidak puas dengan kualitas pada
perawat. Sebagian besar perawat berjenis ke- aspek relevansi baik (98,8%), akurasi baik
lamin perempuan, yaitu sebanyak 74 perawat (98,8%), dan ketepatan waktu baik (97,5%)
(91,4%), dengan usia ’ 35 tahun sebanyak 71 dalam melakukan pendokumentasian asuhan
(87,7%), pendidikan DIII Keperawatan seba- menggunakan SIMRS. Sedangkan kualitas pada
nyak 60 perawat (74,1%) dan masa kerja “ 2 aspek kelengkapan tidak baik (59,3%). Pada
tahun sebanyak 58 perawat (71,6%). item analisis pada variabel kepuasan tentang
dokumentasi melindungi perawat dari hukum
Uji validitas dilakukan dengan instrumen A yang sebagian besar (55,6%) perawat menya-
tentang kepuasan perawat menggunakan kue- takan tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
sioner penelitian sebelumnya oleh Santoso, Sedangkan pada pernyataan tentang sistem ta-
(2015) dan instrumen B tentang kualitas pen- gihan yang terstruktur dan sistematis, doku-
dokumentasian asuhan keperawatan menggu- mentasi memotivasi perawat untuk lebih maju,
nakan kuesioner penelitian sebelumnya oleh sosialisasi pendokumentasi memudahkan pera-
Koeswandari (2011). Pertanyaan dinyatakan wat, percaya diri perawat meningkat, perawat
YDOLG GHQJDQ U KLWXQJ • U WDEHO SDGD bertanggung jawab, adanya penghargaan, dan
variabel relevansi ada 9 pernyataan dari 1 dokumentasi meningkatkan produktifitas ham-
pernyataan, akurasi ada 8 pernyataan dari 10 pir seluruh perawat menyatakan setuju dengan
pernyataan, ketepatan waktu 5 pernyataan dari pernyataan tersebut.
172 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 21, No. 3, November 2018, hal 169-179

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kepuasan, Kualitas Relevansi, Akurasi, Ketepatan Waktu, dan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer

Variabel Kategori n %
Kepuasan Puas 34 42
Tidak Puas 47 58

Relevansi Baik 80 98,8


Tidak Baik 1 1,2

Akurasi Baik 80 98,8


Tidak Baik 1 1,2

Ketepatan Waktu Baik 79 97,5


Tidak Baik 2 2,5

Kelengkapan Baik 33 40,7


Tidak Baik 48 59,3

Tabel 2. Hubungan Kepuasan Perawat dengan Kualitas Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis
Komputer

Kualitas Total
Kepuasan Baik Tidak Baik p
n %
n % n %
Puas 34 100 0 0 34 100
Tidak Puas 44 93,6 3 6,4 47 100 0,190

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil dengan tujuan penelitian maka dapat diketahui
analisis hubungan kepuasan perawat dengan sebagai berikut:
kualitas pendokumentasian asuhan keperawat-
an berbasis komputer ada sebanyak 34 perawat Distribusi Frekuensi Kepuasan Perawat
(100%) yang puas melakukan pendokumenta- dalam Pendokumentasian Asuhan Kepera-
sian asuhan keperawatan dengan kualitas baik, watan Menggunakan SIMRS. Hasil peneliti-
sedangkan perawat yang tidak puas ada 44 pe- an didapatkan bahwa persepsi perawat tentang
rawat (93,6%) yang melakukan pendokumen- kepuasan perawat dalam pendokumentasian
tasian asuhan keperawatan dengan kualitas baik asuhan keperawatan menggunakan SIMRS le-
juga. Hasil uji Chi-square dengan nilai p= bih dari separuh (58%) mengatakan tidak puas.
0,190, maka kesimpulannya bahwa tidak ada Kepuasan dalam penelitian ini terkait dengan
hubungan yang bermakna antara kepuasan pe- sistem tagihan, dokumentasi asuhan kepera-
rawat dengan kualitas pendokumentasian asuh- watan. Sistem tagihan menjadi terstruktur dan
an keperawatan berbasis komputer. sistematis, dokumentasi memotivasi perawat
untuk lebih maju. Perawat bertanggung jawab
Pembahasan melaksanakan tindakan keperawatan adalah
perawat yang menuliskan dokumentasi, sosia-
Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilaku- lisasi pendokumentasian memudahkan perawat,
kan terhadap 81 perawat di rumah sakit swasta percaya diri perawat meningkat, dokumentasi
yang berada di Kota Palembang dan berdasar meningkatkan produktifitas perawat, dan ins-
hasil pengolahan data yang diarahkan sesuai tansi memberikan penghargaan pada perawat
Amalia, et al., Kepuasan Perawat terhadap Kualitas Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer 173

yang aktif melakukan dokumentasi yang se- memenuhi kebutuhan pengguna akan mening-
bagian menyatakan setuju dengan pernyataan katkan kepuasan pengguna. Hal ini diwujud-
tersebut. Namun untuk pernyataan tentang do- kan dengan kecenderungan peningkatan peng-
kumentasi juga melindungi perawat dari hu- gunaan sistem informasi. Sebaliknya jika sis-
kum lebih dari separuh (55,6%) menyatakan tem informasi tidak dapat memenuhi kebu-
tidak setuju atau tidak puas. tuhan pengguna maka kepuasan pengguna ti-
dak akan meningkat dan penggunaan tidak
Menurut Huber (2006), kepuasan kerja perawat akan berlanjut dan lambat laun akan ditinggal-
pada praktik keperawatan akan tercapai jika kan. Kepuasan pengguna ini berhubungan de-
perawat merasa telah memberikan kontribusi, ngan kesuksesan kualitas sistem informasi dan
dianggap penting, mendapat dukungan dari sum- kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem
ber-sumber yang ada, dan outcame kepera- informasi. Keduanya dikatakan dapat meme-
watan banyak tercapai. Kepuasan ekstrinsik di- ngaruhi kepuasan pengguna sistem informasi,
dapatkan dari imbalan yang diperoleh indivi- semakin baik sistem informasi yang dihasilkan
du, imbalan tidak berbentuk uang, namun bisa maka kepuasan pengguna semakin baik.
dalam bentuk pengembangan dan pengakuan.
Penelitian yang dilakukan oleh Yanindrawati,
Pengukuran kepuasan kerja tenaga perawat ti- Susilaningsih, dan Soemantri, (2012) di RSUD
dak hanya penting untuk mengetahui kinerja Kabupaten Bekasi, bahwa perawat memiliki
rumah sakit terutama bidang ketenagaannya, tingkat kepuasan kerja rendah, karena yang
tetapi juga untuk menentukan strategi mana- merasa puas dengan pekerjaannya hanya sebe-
jemen pada masa yang akan datang dan akan sar 7,04% dan jauh lebih kecil bila dibanding-
memberikan dampak juga dengan kualitas ki- kan dengan perawat yang merasa tidak puas
nerja salah satunya dalam sistem pendokumen- dengan pekerjaannya sebesar 92,96%.
tasian asuhan keperawatan.
Menurut peneliti perawat dapat menyelesaikan
Menurut konsep Value Theory, kepuasan kerja pekerjaannya dan meningkatkan kepuasan ker-
terjadi pada level dimana pekerjaan diterima ja jika di dalam institusi dijelaskan lebih baku
oleh seseorang seperti yang diharapkan. Be- tentang perlindungan perawat dari hukum jika
tambahnya seseorang memperoleh hasil, akan perawat melakukan pendokumentasian asuhan
semakin puas, dengan adanya kepuasan kerja keperawatan, perawat merasakan kepuasan jika
yang merupakan suatu hal positif yang diker- mendapat dukungan yang baik dari atasan,
jakan seseorang terhadap pekerjaan mereka, produktifitas tinggi dan percaya diri perawat
maka akan tercapai kinerja seseorang tersebut pun akan meningkat.
(Wibowo, 2016). Terdapat perbedaan dari ha-
sil penelitian ini dengan teori Robbins dan Distribusi Frekuensi Kualitas pada Aspek
Timothy (2008) yang mengatakan bahwa suatu Relevansi Pendokumentasian Asuhan Ke-
organisasi yang memiliki karyawan yang me- perawatan Menggunakan SIMRS. Hasil pe-
rasakan kepuasan cenderung lebih efektif di- nelitian didapatkan bahwa persepsi perawat
bandingkan dengan karyawan yang kurang tentang kualitas pada aspek relevansi pendoku-
puas, sedangkan pada penelitian ini kepuasan mentasian asuhan keperawatan menggunakan
perawat tidak bergantung dengan kinerja me- SIMRS adalah baik (98,8%). Perawat menga-
reka, dalam melakukan pekerjaannya terutama takan bahwa dalam pendokumentasian data
pendokumentasian asuhan keperawatan pera- harus sesuai dengan kebutuhan tenaga kesehat-
wat melakukannya dengan baik. an, informasi asuhan keperawatan ringkas,
wajar dan mudah dibaca. Sebagian besar tena-
Menurut Livari (2005), dalam Koeswandari ga kesehatan khususnya perawat membutuh-
(2011) bahwa sebuah sistem informasi dapat kan informasi asuhan keperawatan yang di-
174 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 21, No. 3, November 2018, hal 169-179

kirim kepada orang yang memang membutuh- rawatan Menggunakan SIMRS. Hasil pene-
kan informasi tersebut. litian didapat bahwa persepsi perawat tentang
kualitas pada aspek akurasi pendokumentasi-
Sistem informasi keperawatan menurut American an asuhan keperawatan menggunakan SIMRS
Nurses Association (ANA) (2010), berkaitan hampir seluruh responden mengatakan baik
dengan legalitas dalam memperoleh data yang (98,8%), akurasi dalam penelitian ini menca-
diperlukan, informasi dan pengetahuan tentang kup tentang bagaimana informasi asuhan kepe-
standar dokumentasi, komunikasi, mendukung rawatan yang disampaikan sesuai dengan ke-
proses pengambilan keputusan, meningkatkan adaan, informasi tidak bias/ tidak menimbukan
kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan ke- persepsi yang berbeda, bebas dari kesalahan,
perawatan dan memberdayakan pasien dalam informasinya jelas mencerminakn maksud dari
memilih asuhan keperawatan yang diinginkan- informasi yang dibuat dan tidak ada perubahan
nya. Suatu informasi pada organisasi yang informasi, dan hampir seluruh perawat setuju
handal itu terletak pada keterkaitan antar kom- dengan pernyataan tersebut.
ponen yang dapat dihasilkan menjadi suatu in-
formasi yang berguna, akurat, terpercaya, cepat, Menurut Hutahean (2010), informasi yang di-
detail, relevan untuk suatu organisasi (Hariyati, catat perawat harus lengkap dan akurat sehing-
2009). ga dapat meginterprentasikan secara tepat oleh
orang lain. Kesalahan persepsi dapat terjadi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kivuti- bila dokumentasi yang dicatat oleh perawat ti-
Bitok (2009) di Kenya mengatakan bahwa pe- dak lengkap dan akan menimbulkan risiko ke-
makaian komputer tidak akan menghilangkan salahan intervensi, dapat juga menimbulkan
pekerjaan karena dapat menghemat waktu, me- keluhan (complaint) pasien yang pada akhir-
ningkatkan kualitas komunikasi dan akses per- nya akan berpengaruh pada kepuasan masyara-
tukaran informasi akan lebih mudah yang me- kat (pasien).
rupakan respon positif dari responden. Perawat
sebagai seorang pengguna dari sistem informa- Hasil penelitian yang dilakukan Ehrenbrg dan
si yang dikembangkan pada prinsipnya meng- Ehnforg (2012) bahwa kemudahan pendoku-
gunakan suatu sistem informasi yang relevansi, mentasian keperawatan yang berupa informasi
jika informasi berhubungan dengan masalah- (output) itu juga dihasilkan oleh pendokumen-
masalah yang sedang dihadapi sehingga peng- tasian yang digunakan. Perawat yang menggu-
guna dalam hal ini adalah seorang perawat da- nakan format pendokumentasian asuhan kepe-
pat memilih data yang diperlukan jika data ter- rawatan akan merasa mudah apabila kemudah-
sebut menjadi informasi yang berguna dalam an penggunan yang dihasilkan memenuhi kri-
pengambilan keputusan (Sutarman, 2009). teria akurat, tepat waktu, relevan mudah dipa-
hami dan benar.
Berdasarkan hasil penelitian peneliti berasumsi
bahwa informasi yang relevan sangat diperlu- Menurut peneliti, dalam melakukan pendoku-
kan untuk orang yang membutuhkan, pendo- mentasian asuhan keperawatan secara akurasi
kumentasian asuhan keperawatan dengan meng- sangat penting karena dokumentasi merupakan
gunakan komputer dapat menghemat waktu pe- alat komunikasi yang efektif dan juga meru-
rawat dalam pemberian tindakan keperawatan pakan bukti hukum jika suatu saat ditemukan
pada pasien dengan format yang mudah dibaca suatu masalah yang berhubungan dengan keja-
dan sederhana. Tenaga kesehatan lain juga da- dian yang terdapat dalam catatan keperawatan.
pat menerima informasi dengan tepat dan cepat. Informasi yang diberikan berupa dokumentasi
kepada tenaga kesehatan lain atau teman se-
Distribusi Frekuensi Kualitas pada Aspek jawat adalah informasi yang akurat dan apabila
Akurasi Pendokumentasian Asuhan Kepe- kualitas dari pendokumentasian asuhan kepe-
Amalia, et al., Kepuasan Perawat terhadap Kualitas Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer 175

rawatan itu baik artinya perawat mampu me- masi yang dapat digunakan untuk pengambilan
laksanakan tugasnya dengan produktivitas yang keputuasan yang tepat dan cepat. Informasi
tinggi. yang tepat juga dapat berguna bagi penerima
karena dapat mengurangi inforamsi yang ber-
lebihan.
Distribusi Frekuensi Kualitas pada Aspek
Ketepatan Waktu Pendokumentasian Asuh- Distribusi Frekuensi Kualitas pada Aspek
an Keperawatan Menggunakan SIMRS. Hasil Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan
penelitian didapatkan bahwa persepsi perawat Keperawatan Menggunakan SIMRS. Hasil
tentang kualitas pada aspek ketepatan waktu penelitian didapatkan bahwa persepsi perawat
pendokumentasian asuhan keperawatan meng- tentang kualitas pada aspek kelengkapan pen-
gunakan SIMRS hampir seluruh mengatakan dokumentasian asuhan keperawatan menggu-
baik (97,5%). Ketepatan waktu dalam pene- nakan SIMRS lebih dari separuh mengatakan
litian ini mencakup tentang informasi asuhan tidak baik (59,3%). Kelengkapan pada pene-
keperawatan dikirim sesuai dengan waktu yang litian ini mencakup tentang informasi asuhan
ditetapkan, informasi asuhan keperawatan se- keperawatan yang dilakukan perawat lengkap
suai dengan yang dibutuhan dan merupakan dan terisi semua mulai dari pengkajian sampai
data yang terbaru, juga informasi asuhan kepe- dengan evaluasi dan juga memuat informasi
rawatan dikirimkan tepat sasaran. Hampir se- asuhan keperawatan secara menyeluruh dan
luruh perawat menyatakan setuju dengan hal lebih dari separuh perawat menyatakan tidak
tersebut diatas. setuju dengan pernyataan tersebut.

Informasi yang disediakan dapat digunakan se- Pencatatan data pasien yang lengkap dan aku-
bagai dasar pengambilan keputusan yang tepat rat akan memberikan kemudahan bagi perawat
sebelum masalah yang penting berkembang. dalam membantu pasien menyelesaikan masa-
Keterlambatan informasi yang diterima akan lah keperawatan pasien dan juga dapat menge-
mengakibatkan suatu informasi itu menjadi ti- tahui sejauh mana masalah pasien dapat ter-
dak berguna lagi dan juga menyebabkan keke- atasi. Hal inilah yang akan meningkatkan mutu
liruan dalam pengambilan keputusan. Hal ini pendokumentasian asuhan keperawatan. Pene-
yang menjadikan alasan bahwa infomasi ha- litian ini mengungkapkan persepsi perawat
rus dikirim sesuai dengan waktu yang telah di- bahwa terkadang perawat tidak sempat untuk
tetapkan. melengkapi pendokumentasian asuhan kepera-
watan yang disebabkan beban kerja secara
Menurut Sutabri (2005) nilai informasi yang langsung pada pasien yang tinggi.
dihasilkan dari penggunaan komputer dalam
suatu informasi manajemen salah satunya ada- Menurut Noorkasiani, Gustina, dan Maryam
lah timelines atau ketepatan waktu yaitu in- (2015) bahwa faktor-faktor yang memengaruhi
formasi yang dihasilkan oleh komputer dapat kelengkapan pendokumentasian asuhan kepe-
diperoleh dalam waktu yang cepat dan tepat. rawatan salah satunya adalah beban kerja, hasil
Perry dan Potter (2010) mengatakan ciri doku- penelitian menunjukkan sebagian besar pera-
mentasi asuhan keperawatan yang baik berda- wat yang mempunyai beban kerja tinggi tidak
sarkan atas fakta, akurat, lengkap, ringkas, melakukan pendokumentasian asuhan kepera-
waktu yang tepat dan bersifat mudah dibaca. watan dengan lengkap yang melakukan pendo-
kumentasan asuhan keperawatan dengan leng-
Peneliti berasumsi bahwa dalam melakukan kap hanya 16,7%.
pendokumentasian asuhan keperawatan dengan
tepat waktu akan membuat dokumentasi ter- Analisis butir pernyataan pada kuesioner ten-
sebut menjadi berharga dan suatu dasar infor- tang kepuasan perawat sebagai user menggam-
176 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 21, No. 3, November 2018, hal 169-179

barkan persepsi perawat yang tidak puas/ tidak kajian sampai dengan evaluasi dan semua di-
setuju bahwa aspek dokumentasi melindungi harapkan dapat terisi atau terdokumentasi de-
perawat dari tuntutan hukum. Langkah-lang- ngan lengkap dan inforamsi asuhan keperawat-
kah yang harus dilakukan untuk mengatasi an dimuat secara keseluruhan. Secara kompu-
kepuasan perawat agar kelengkapan dokumen terisasi sebenarnya akan lebih mudah meleng-
menjadi baik adalah dengan menggunakan kapi dokumentasi asuhan keperawatan yang
fungsi manajemen yaitu Planning, Organizing, semuanya dapat terisi secara lengkap mulai
Actuating dan Controlling (POAC). Pada pe- dari pengkajian sampai dengan evaluasi tetapi
rencanaan atau planning dilakukan dengan hasil penelitian ini malah sebaliknya, banyak
membuat JUKNIS/ SOP tentang dokumentasi, perawat mempunyai persepsi yang tidak baik
pada pengorganisasian atau organizing dengan tentang kelengkapan pendokumentasian asuh-
membagi tugas-tugas atau mengunakan meto- an keperawatan menggunakan SIMRS.
de penugasan yang profesional sehingga pera-
wat dapat bertanggung jawab dalam melaksa- Hubungan antara Kepuasan Perawat dengan
nakan pendokumentasian asuhan keperawatan, Kualitas Pendokumentasian Asuhan Kepe-
pada pengarahan dengan mengadakan sosiali- rawatan Menggunakan SIMRS. Hasil pene-
sasi format dokumentasi yang dapat dipahami litian didapat dari hasil uji Chi-square dengan
dan sederhana serta mudah diterima oleh orang nilai p= 0,190, yang disimpulkan bahwa tidak
membutuhkan, kemudian pada pengawasan ada hubungan yang bermakna antara kepuas-
atau controlling yang dilaksanakan setelah me- an perawat dengan kualitas pendokumentasian
lakukan sosialisasi pada perawat yang melaku- asuhan keperawatan menggunakan SIMRS.
kan pendokumentasian asuhan keperawatan
sehingga dapat menindaklanjuti kinerja pera- Kepuasan pekerjaan itu sediri merupakan kon-
wat yang belum melaksanakan pendokumenta- disi pekerjaan yang ditugakan untuk individu
sian asuhan keperawatan dengan baik. agar dapat direfleksikan, apakah pekerjaan itu
menantang, menarik, respek, dan membutuh-
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurseto, kan keterampilan. Hubungan individu dengan
Sukesi, dan Wulandari (2014) menjelaskan pekerjaannya merupakan yang harus diperhati-
bahwa kelengkapan dokumentasi asuhan kepe- kan karena dapat memengaruhi sukses atau
rawatan yang menunjukkan hasil sebagian be- kegagalan individu tersebut dalam menjalan-
sar (53,8%) termasuk dalam kategori kurang kan pekerjaannya. Kesesuaian antara pekerjaan
lengkap dalam pendokumentasian. Hal ini di- dengan dirinya memengaruhi kepuasan kerja
karenakan jumlah perawat yang kurang seban- (Juliansyah, 2013). Penelitian yang dilakukan
ding dengan pekerjaannya (2±3 perawat, 20±30 oleh Khamlub, et al. (2013) bahwa pekerjaan
pasien dalam satu ruangan). Hasil penelitian itu sendiri memiliki nilai rendah dan berhu-
yang dilakukan Kasim dan Abdurouf (2016) bungan dengan kepuasan kerja.
memaparkan bahwa secara garis besar pendo-
kumentasian asuhan keperawatan yang dilaku- Analisis peneliti bahwa kualitas pendokumen-
kan perawat di tiga ruang rawat inap dikategori- tasian yang dilaksanakan perawat dengan baik,
kan lengkap sebesar 78,4%. Namun, hasil ini tidak mempunyai hubungan dengan kepuasan
dibandingkan dengan standar asuhan kepera- perawat. Terdapat banyak aspek kepuasan pe-
watan yang sudah ditetapkan oleh Departemen rawat pada penelitian ini dengan nilai kepuas-
Kesehatan RI (2010), bahwa pendokumentasi- an perawat yaitu merasakan ketidakpuasan, sa-
an asuhan keperawatan yang dilakukan pera- lah satunya ditunjukkan dengan dokumentasi
wat tersebut masih dikategorikan kurang baik. melindungi perawat dari hukum. Hal ini terli-
hat juga pada penelitian yang dilakukan oleh
Peneliti berasumsi, informasi asuhan kepera- Pribadi (2009), bahwa responden yang menye-
watan itu harus lengkap yang meliputi peng- tujui tentang dokumentasi asuhan keperawatan
Amalia, et al., Kepuasan Perawat terhadap Kualitas Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer 177

tidak mempunyai nilai hukum, keuangan, dan Anggadini, S.D. (2013). Analisis sistem informasi
pendidikan sebanyak 90,3%. manajemen berbasis komputer dalam
proses pengambilan keputusan. Majalah
Ilmiah UNIKOM, 11 (2), 176±187.
Kesimpulan Anggraini. (2017). Tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan keperawatan di
Kepuasan perawat dalam pendokumentasian Rumah Sakit Bunda Palembang.
asuhan keperawatan sebagian besar menyata- Universitas Palembang.
kan tidak puas sebanyak 58%, perawat yang
menyatakan ketidakpuasan atau sebagian tidak Departemen Kesehatan RI. (2010). Instrumen
setuju melakukan pendokumentasian asuhan Evaluasi Standar Asuhan Keperawatan.
keperawatan dalam penelitian ini tentang do- Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
kumentasi melindungi perawat dari hukum se-
banyak 55,6%. Persepsi perawat yang merasa Ehrenbrg, A., & Ehnforg, M. (2012). Patient
puas maupun tidak puas tetap melakukan pen- problems, needs, and nursing diagnoses in
dokumentasian asuhan keperawatan menggu- Swedish Nursing Home records. Nursing
Diagnosis, 10 (2), 65±76.
nakan SIMRS dengan kualitas relevansi (98,
8%), akurasi (98,8%) dan ketepatan waktu Handiwidjojo, W. (2009). Sistem informasi
yang baik (97,5%). Namun persepsi perawat manajemen rumah sakit. Jurnal EKSIS, 2,
pada kualitas pada aspek kelengkapan perawat 32±38.
masih kecil dalam melakukan pendokumenta-
sian asuhan keperawatan menggunakan SIMRS Hariyati, R. (2009). Sistem infomasi keperawatan
yang baik (40,7%). berbasis komputer sebagai salah satu
solusi meningkatkan profesionalisme
Peneliti merekomendasikan kepada pihak ru- keperawatan. Depok: Fakultas Ilmu
mah sakit terutama pada manajemen pelayanan Keperawatan Universitas Indonesia.
Retrieved from http://pkko.fik.ui.ac.id/file
keperawatan untuk membuat kebijakan yang
s/artikel%20we%20care.doc
baku terkait dengan pendokumentasian asuhan
keperawatan menggunakan SIMRS di ruangan Hastono, S.P. (2008). Analisa data. Jakarta:
yang dapat melindungi perawat dari hukum. Universitas Indonesia.
Perawat juga diharapkan dapat berbenah dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan secara Hsiao, S.J., Li, Y.C., Chen, Y.L., & Ko, H.C.
lengkap, bertanggung jawab dengan fokus pa- (2009). Critical factors fot the adoption of
da 3±4 pasien saja sehingga dapat dipantau oleh mobile nursing information system in
supervisor atau kepala ruangan agar terlihat taiwan: The nursing department
perawat yang tidak melakukan pendokumen- DGPLQLVWUDWRUV¶ SHUVSective. J Med Syst.,
tasian secara lengkap dan yang tidak (MS, RR, 33 (5), 369±377. https://doi.org/10.1007/s
10916-008-9199-8
TN).
Huber, D.I. (2006). Kepemimpinan dan mening-
katkan manajemen kinerja. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Referensi
Hutahean, S. (2010). Konsep dan dokumentasi
American Nurses Association (ANA). (2010). proses keperawatan. Jakarta: Trans Info
Nursing social policy statement: The Media.
essence of profession (3rd Ed.). Silver
Spring, Md.: American Nurses Association, Juliansyah, N. (2013). Penelitian ilmu manajemen,
Inc. tinjauan filosofis dan praktis (Cetakan Ke-
1). Jakarta: Kencana.
178 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 21, No. 3, November 2018, hal 169-179

Kasim, M., & Abdurouf, M. (2016). Peningkatan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD
kualitas pelayanan dan pendokumentasian Ambarawa. Jurnal Ilmu Keperawatan dan
asuhan keperawatan dengan metode tim. Kebidanan. Retrieved from http://ejournal.
Nurseline Journal, 1 (1), 62±72. stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeper
awatan/article/view/219
Khamlub, S., Rashid, Sarker, M.A. B., Hirosawa,
T., Outavong, P., & Sakamoto, J. (2013). Olsen, S.W. (2013). Quality improvement in
Job satisfaction of health care workers at documentation of postoperative care
health centers in Vientiane Capital and nursing using computer-based medical
Bolikhamsai Province, Lao PDR. Nagoya records. Journal of PeriAnesthesia
Journal Medical Science, 75 (3±4), 233± Nursing, 28 (2), 77±86. https://doi.org/10.
241. 1016/j.jopan.2012.08.006

Kivuti-Bitok, L.W. (2009). What do nurse Perry, P.A., & Potter, A.G. (2010). Fundamental
managers want computerized? Needs keperawatan (Ardina Ferderika, Ed.).
based assessment study of midle and Jakarta: Salmeba Medika.
functional level nurse managers at
Kenyatta National Hospital Kenya. Health Pribadi, A. (2009). Analisis pengaruh faktor
Informatic in Developing Countries, 3 (2), pengetahuan, motivasi dan persepai
5±11. perawat tentang supervisi kepala ruang
terhadap pelaksanaan dokumentasi
Koeswandari, R. (2011). Pengaruh penerapan asuhan keperawatan di Rung Rawat Inap
sistem informasi supervisi keperawatan RSUD Keler Provinsi Jawa Tengah di
berbasis komputerisasi terhadap kualitas Jepara (Tesis, tidak dipublikasikan).
informasi dan kepuasan pengguna Program Studi Magister Ilmu Kesehatan
informasi supervisi keperawatan di RS Dr Masyarakat Konsentrasi Administrasi
Sarjito (Tesis, tidak dipublikasikan). Rumah Sakit, Pascasarjana Universitas
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro, Semarang. Retrieved from
Indonesia, Depok. Retrieved from http:// eprints.undip.ac.id/16228/1/Agung_Pribad
lib.ui.ac.id/file?file=digital/20282220-TRe i.pdf
tnoKoeswandari .pdf
Robbins, S.P., & Timothy, A.J. (2008). Perilaku
Munyisia, E.N., Yu, P., & Hailey, D. (2010). The organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
FKDQJHV LQ FDUHJLYHUV ¶ SHUFHSWLRQV DERXW
the quality of information and benefits of Santoso, Y.S. (2015). Perbedaan kepuasan
nursing documentation associated with the perawat dalam pedokumentasian asuhan
introduction of an electronic keperawatan berbasis komputer dan
documentation system in a nursing home. manual (studi di RS Paru dan RS
International Journal of Medical Baladhika Husada Kabupaten Jember)
Informatics, 80(2), 116±126. (Tesis, tidak dipublikasikan). Universitas
https://doi.org/10.1016/j.ijmedinf.2010.10. Jember.
011
Sarif, S., Akbar, M.K., & Inayatullah, I. (2013).
Noorkasiani, N., Gustina, G., & Maryam, R.S. Sistem informasi manajemen pada Rumah
(2015). Faktor-faktor yang berhubungan Sakit Khusus Paru-Paru Palembang.
dengan kelengkapan dokumentasi kepera- Jurnal Informatika MDP, 1±8. Retrieved
watan. Jurnal Keperawatan Indonesia, 18 from eprints.mdp.ac.id/813/
(1), 1±8. https://doi.org/10.7454/jki.v18i1.
391 Sutabri. T. (2005). Sistem informasi manajemen.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Nurseto, I.D., Sukesi, N., & Wulandari. (2014).
Pengaruh kepuasan perawat terhadap Sutarman. (2009). Pengantar teknologi informasi.
kelengkapan dokumentasi asuhan Jakarta: Bumi Aksara.
Amalia, et al., Kepuasan Perawat terhadap Kualitas Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer 179

Wibowo, W. (2016). Manajemen kinerja (Edisi kerja dengan kinerja perawat di Ruang
Kelima). Jakarta: Rajawali Pers. Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Bekasi. Student e-Journal, 1 (1), 32.
Yanindrawati, K., Susilaningsih, S.F., &
Soemantri, I. (2012). Hubungan kepuasan

Anda mungkin juga menyukai