Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nasya Aurelya

Kelas : XII IPA 1


Hari/tanggal : Kamis, 4 Februari 2021

Bahasa Indonesia
TUGAS
Kegiatan 1 (Mengontruksi Kritik dan Sastra)
Identitas Karya Sastra Judul : Berebut Hutan Siberut: Orang Mentawai, Kekuasaan, dan
Politik Ekologi

Penulis : Abidah Billah Setyowati dan Darmanto

Ringkasan Siberut, beserta orang-orang di dalamnya menyimpan sejarah


(tokoh, perwatakan, perlawanan yang panjang terhadap kekuasaan dan politik ekologi di
alur, latar, amanat, dan Indonesia. Ia merupakan salah satu pulau paling besar di Kepulauan
lain-lain) Mentawai. Dari sanalah Darmanto dan Abidah Billah Setyowati
bertemu dalam satu pembahasan. Darmanto merupakan peneliti
perladangan tradisional Mentawai, yang juga bekerja sama dengan
UNESCO (United Nation Educational Scientific and Cultrural
Organization). Darmanto pertama kali menjejakan kaki di Siberut
tahun 2003. Sedangkan Abidah menyelesaikan tesis untuk
Universitas Hawaii. Pada awal pembuatan buku ini, sekitar tahun
2007, mereka menghabiskan tiga tahun untuk menjabarkan
perebutan kekuasaan yang kompleks di Hutan Siberut.

Pembahasan Mereka pun menyusun Berebut Hutan Siberut: Orang Mentawai,


(teori, analisis, sudut Kekuasaaan, dan Politik Ekologi (2012). Buku ini terdiri dari
pandang, dan lain-lain) sepuluh bab. Masing-masing bab memiliki satu pembahasan yang
utuh dan dapat dibaca secara terpisah. Namun penempatan urutan
bab memudahkan pembaca mengenal Siberut beserta
kompleksitasnya secara sistematik dan lebih mendalam. Pembaca
akan mengenal sejarah panjang Siberut pada lima bab awal.
Sedangkan pada lima bab setelahnya, lebih banyak menceritakan
Orang Siberut serta interaksinya terhadap kekuasaan lain.

Darmanto dan Abidah menjabarkan kondisi alam Siberut dengan


proporsional. Sehingga pembaca yang buta mengenai pulau ini bisa
meraba suasana hutan lewat penjelasannya. Meski tidak terfokus
pada penelitian berbasis geologi maupun biologi, tetapi tidak serta
merta melepaskan aspek tersebut pada pembentukan keunikan
Pulau Siberut. Ini menjadi nilai lebih karena tak banyak buku yang
menjelaskan sejarah Sisberut secara tuntas.

Di sisi lain, Orang Siberut digambarkan secara polos dan apa


adanya. Penulis tidak melebih-lebihkan atau menutupi kenyataan,
bahwa Orang Siberut tidak memiliki tujuan mulia untuk
melestarikan hutan. Mereka hidup dengan adat dan roh-roh yang
selama ini mereka percayai. Mereka memiliki penguasaan hutan
yang dikelola secara tradisional.

Semua hubungan tersebut tercampur baur dalam politik ekologi. Di


mana hutan tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia, begitu
juga sebaliknya. Namun yang harus diperhatikan adalah bagaimana
manusia memperlakukan hutan tersebut. Apa yang terjadi dengan
Siberut tentu masih sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat
ini. Di mana kekuasaan memegang peran besar dalam kendali
terhadap hutan maupun lahan.

Orang Siberut, pemerintah, maupun perusahaan memiliki


kepentingan tersendiri terhadap hutan. Mana yang harus dibela?
Buku ini tidak mengungkapkannya. Ia hanya memaparkan kondisi
sebenarnya sehingga pembaca dapat menyimpulkan sendiri.

Buku ini baik dalam mengungkapkan seluk-beluk suatu wilayah


secara gamblang. Ia mengungkapan suatu hubungan antara hutan
dan kekuasaan yang membayanginya. Baik itu kekuasaan oleh
penduduk asli, pemerintah, perusahaan, atau lainnya. Namun, masih
terdapat beberapa narasi yang kering. Mungkin itu karena ada
beberapa kutipan panjang yang ditampilkan dalam satu paragraf,
tanpa narasi yang lebih detail. Kurang lebih bentuknya sama seperti
tesis. Tentu hal ini tidak mengurangi kecukupan informasi pembaca
mengenai Siberut. Namun, untuk ukuran buku, narasi yang menarik
tentu akan sangat membantu.

Penilaian Apa yang Darmanto dan Abidah suguhkan dalam buku ini sangat
(penilaian dan berguna bagi mereka yang bergelut dalam gerakan masyarakat,
argumen) reforma agraria, serta ketegangan antar kekuasaan bekerja.
Pembacaan yang gamblang pada suatu perebutan hutan, menjadi
pelajaran penting untuk menentukan keberpihakan.
Kegiatan 2 (Mengontruksi Esai)
Topik Permasalahan Preferensi makanan terhadap kemungkinan
penyakit

Pendahuluan/Tesis Perubahan gaya hidup di era globalisasi ini


telah memengaruhi kebiasaan makan
seseorang dan memaksa untuk mengonsumsi
makanan cepat saji berkalori tinggi, seperti
junk food. Karena itulah terjadi peningkatan
penyakit obesitas di negara berkembang.
Makanan yang tidak sehat, tinggi kalori, dan
tinggi lemak adalah faktor penting dalam
kontribusinya.

Konteks Pilihan makanan dan pasar makanan terus


berubah beberapa dekade ini. Hal tersebut
sebagai tanggapan terhadap kenyamanan,
keterjangkauan, dan kegembiraan berdasarkan
preferensi konsumen. Konsumen
menunjukkan reaksi positif terhadap
keragaman pilihan makanan tersebut. Mereka
bisa memilih makanan yang mereka sukai. Hal
ini membuat intake diet mereka didominasi
oleh komposisi makanan yang mereka sukai
saja.

Masalah Konsumen yang memilih diet sesuai dengan


preferensi mereka tanpa memperhatikan
keseimbangan nutrisi dapat menimbulkan
masalah kesehatan. Diet yang tidak seimbang
ini mengarah pada munculnya penyakit,
seperti aterosklerosis, obesitas, diabetes,
hipertensi, dan osteoporosis.

Solusi Kemungkinan terjadinya penyakit tersebut


dapat dicegah dengan menerapkan pola diet
seimbang. Diet seimbang yang dimaksud
adalah diet yang memiliki kandungan nutrisi
yang seimbang. Kebutuhan nutrisi untuk setiap
orang pun berbeda-beda berdasarkan kondisi
tubuh masing-masing. Biasanya kebutuhan
gizi tergantung pada faktor usia, jenis kelamin,
tingkat aktivitas fisik, berat badan, dan tinggi
badan.
Simpulan Kesimpulannya, yaitu penerapan gaya hidup
sehat dengan memilih makanan dengan nutrisi
seimbang dapat mencegah terjadinya penyakit
di masa datang. Sehat itu adalah aset yang
harus dijaga sejak dini. Tubuh yang sehat dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang
lebih produktif. Oleh karena itu, pola hidup
sehat perlu digalakkan di zaman yang serba
instan.

Anda mungkin juga menyukai