Laporan Ikl Wisata Klurak Eco Park-1
Laporan Ikl Wisata Klurak Eco Park-1
Dibuat oleh :
1. Ainur Rohimah 2113201002 9. Cynta Aura P.A. 2113201021
2. Fidia Festi F 2113201005 10. Fajar Dwi P. 2113201023
3. Intan K.D 2113201010 11. Zuvinda Rahma N. 2323201002
4. Kharismatul F. 2113201012 12. Ega Kusuma R 2323201003
5. Safirah Faradina 2113201014 13. Arine Zakiyah R 2323201006
6. Shinta Nuraini 2113201015 14. Luluil Maknun 2323201007
7. Vera Intan N.A 2113201018 15. Ferdiansyah S.P 2323201009
8. Alberto Unenor 2113201019
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata merupakan salah satu sumber bagi pertumbuhan ekonomi di
berbagai belahan dunia. Pertumbuhan ekonomi ini tidak lepas dari peran industri
pariwisata dunia yang berkembang pesat dari tahun ke tahun, tidak terkecuali di
Indonesia. Menurut Yoeti (2008) delapan keuntungan pengembangan pariwisata
di Indonesia antara lain mencakup: pertama, peningkatan kesempatan berusaha.
Kedua, kesempatan kerja. Ketiga, peningkatan penerimaan pajak. Keempat,
peningkatan pendapatan nasional. Kelima, percepatan proses pemerataan
pendapatan. Keenam, meningkatkan nilai tambah produk hasil kebudayaan.
Ketujuh, memperluas pasar produk dalam negeri. Kedelapan, memberikan
dampak multiplier effect dalam perekonomian sebagai akibat pengeluaran
wisatawan, investor maupun perdagangan luar negeri. Pada hakikatnya pariwisata
adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat
lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai
kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun
kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman
ataupun belajar Pariwisata yang berasal dari kata wisata, menurut Undang-
undang Republik Indonesia No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan
mendefinisikan wisata sebagai kegiatan perjalan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan rekreasi,
mengembangkan pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang dikunjungi. Dalam
Undang-Undang tersebut, dijelakan tentang ketentuan umum tentang pariwisata,
asas, fungsi, dan tujuan pariwisata, prinsip penyelenggaraan pariwisata,
pembangunan kepariwisataan, kawasan strategis, usaha pariwisata, hak, kewajiban
dan larangan, kewenangan pemerintah dan pemerintah daerah, koordinasi, Badan
Promosi Pariwisata Indonesia, gabungan industri Pariwisata Indonesia, pelatihan
sumber daya manusia, standarisasi, sertifikasi, dan tenaga
Pariwisata merupakan salah satu sumber bagi pertumbuhan ekonomi di
berbagai belahan dunia. Pertumbuhan ekonomi ini tidak lepas dari peran industri
pariwisata dunia yang berkembang pesat dari tahun ke tahun, tidak terkecuali di
Indonesia. Menurut Yoeti (2008) delapan keuntungan pengembangan pariwisata di
Indonesia antara lain mencakup: pertama, peningkatan kesempatan berusaha.
Kedua, kesempatan kerja. Ketiga, peningkatan penerimaan pajak. Keempat,
peningkatan pendapatan nasional. Kelima, percepatan proses pemerataan
pendapatan. Keenam, meningkatkan nilai tambah produk hasil kebudayaan.
Ketujuh, memperluas pasar produk dalam negeri. Kedelapan, memberikan
dampak multiplier effect dalam perekonomian sebagai akibat pengeluaran
wisatawan, investor maupun perdagangan luar negeri.
Pada hakikatnya pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari
seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan
kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan,
politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin
tahu, menambah pengalaman ataupun belajar.
Pariwisata yang berasal dari kata wisata, menurut Undang-undang
Republik Indonesia No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan mendefinisikan
wisata sebagai kegiatan perjalan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan rekreasi, mengembangkan
pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang dikunjungi.
Dalam Undang-Undang tersebut, dijelakan tentang ketentuan umum
tentang pariwisata, asas, fungsi, dan tujuan pariwisata, prinsip penyelenggaraan
pariwisata, pembangunan kepariwisataan, kawasan strategis, usaha pariwisata,
hak, kewajiban dan larangan, kewenangan pemerintah dan pemerintah daerah,
koordinasi, Badan Promosi Pariwisata Indonesia, gabungan industri Pariwisata
Indonesia, pelatihan sumber daya manusia, standarisasi, sertifikasi, dan
tenagakerja, pendanaan, sanksi administratif, ketentuan pidana, ketentuan peralihan,
dan ketentuan penutup.
Tempat-tempat umum seperti tempat wisata memiliki potensi sebagai tempat
terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan ataupun gangguan kesehatan
lainnya. Kondisi lingkungan tempat-tempat wisata yang tidak terpelihara akan
menambah besarnya resiko penyebaran penyakit serta pencemaran lingkungan
sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan dengan menerapkan sanitasi
lingkungan yang baik.
Tempat wisata Klurak Eko Park merupakan tempat umum untuk kegiatan
rekreasi masyarakat, bukan hanya masyarakat lokal tapi hingga luar daerah. Oleh
karena itu, Klurak Eko Park merupakan salah satu kawasan yang paling sering
dikunjungi sehingga perlu dilakukan pengawasan kualitas sanitasi dan kondisi
lingkungannya, agar dapat terhindar dari pencemaran ataupun kontaminan dan
pencemar yang dapat menurunkan derajat kesehatan para pengunjung.
B. Dasar Hukum
1. Peraturan Menteri KesehatanNo. 14 Tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha
Dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
Kesehatan.
2. PERMEN PAR RI No. 16 Tahun 2015 tentang Standar Usaha Gelandang Renang.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Lingkungan.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui aspek sanitasi lingkungan di tempat wisata Klurak Eko
Park
2. Untuk mengetahui gambaran fasilitas sanitasi dasar di tempat wisata Klurak
Eko Park
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penngertian Sanitasi
Menurut Arifin (2009) bahwa sanitasi adalah suatu cara untuk
mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular dengan jalan memutuskan
mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat
yang menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan
yang mempengaruhi derajat kesehatan. Sedangkan menurut Soemirat (2004),
mengungkapkan bahwa sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
Azwar (1990), mengatakan bahwa sanitasi adalah cara
pengawasan masyarakat yang menitik beratkan kepada pengawasan
terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat. Menurut WHO, sanitasi adalah usaha pencegahan
atau pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan
pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya merugikan/ berbahaya
terhadap perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.
Sanitasi Pariwisata adalah usaha pengendalian melalui kegiatan
pengawasan dan pemeriksaan terhadap pengaruh yang ditimbulkan oleh
Pariwisata yang erat hubungannya dengan timbul atau merebaknya suatu
penyakit. Dengan demikian sanitasi pariwisata harus memenuhi
persyaratan kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan
meningkatkan derajat kesehatan para pengunjung atau wisatawan.
B. Pengertian Pariwisata
Menurut undang-undang no 10 tahun 2009 menyebutkan
bahwasanya pariwisata adalah sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha
yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata dengan demikian
pariwisata meliputi:
Menurut undang-undang no 10 tahun 2009 menyebutkan
bahwasanya pariwisata adalah sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha
yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata dengan demikian
pariwisata meliputi : 1. Semua kegiatan yang bersangkutanj dengan wisata 2.
pengusahaan objek dan daya tarik wisata seperti: kawasan wisata, taman
rekreasi, kawasan peninggalan sejarah, museum, pagelaran seni budaya,
tata kehidupan masyarakat atau yang bersifat alamiah: keindahan alam,
gunung berapi, danau, pantai. 3. Pengusaha jasa dan sarana pariwisata yaitu:
usaha jasa pariwisata (biro perjalanan pariwisata, agen perjalanan wisata,
konvensi, perjalanan insentif dan pameran, konsultan pariwisata, informasi
pariwisata). Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari akomodari, rumah
makan, bar, angkutan wisata.
Istilah Pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan
wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang
diluar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan merupakan kegiatan
yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan pariwisata
merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih
dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi
hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang
behubungan dengan kegiatan olah raga untuk kesehatan, konvensi,
keagamaan, dan keperluan usaha yang lainnya (Gamal, 2004: 3)
C. Wisata
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan Bab 1 Pasal 1 dinyatakan bahwa wisata adalah Kegiatan
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,
atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka
waktu sementara. Jadi, pengertian wisata megandung empat unsur, yaitu
kegiatan perjalanan; dilakukan secara sukarela; bersifat sementara;
perjalanan itu seleruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek
dan daya tarik wisata. Wisata berdasarkan jenis-jenisnya dapat dibagi kedalam
dua kategori, yaitu:
1. Wisata Alam, yang terdiri dari:
a. Wisata pantai (Marine tourism), merupakan kegiatan wisata yang
ditunjang oleh sarana dan prasarana untuk berenang,
memancing,menyelam, dan olahraga air lainnya, termasuk sarana
dan prasarana akomodasi, makan dan minum.
b. Wisata Etnik (Etnik tourism), merupakan perjalanan untuk mengamati
perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang
dianggap menarik.
c. Wisata Cagar Alam (Ecotourism), merupakan wisata yang banyak
dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, Kesegaran hawa di
pegunungan, keajaiban hidup binatang (margasatwa) yang langka,
serta tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat di tempat-tempat lain.
d. Wisata Buru, merupakan wisata yang dilakukan di negri-negri
yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang
dibenarkan oleh pemerintah dan digalakan oleh berbagai agen atau
biro perjalanan.
e. Wisata Agro, merupakan jenis wisata yang mengorganisasikan
perjalanan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, dan ladang
pembibitan di mana wisata rombongan dapat mengadakan kunjungan
peninjauan untuk tujuan studi maupun menikmati segarnya tanaman di
sekitarnya.
A. Jenis Pengamatan
Jenis pengamatan ini adalah pengamatan deskriptif dan observasional
untuk gambaran kualitas lingkungan
C. Metode Pelaksanaan
1. Koordinasi Lintas Sektor
Koordinasi lintas sektor dilakukan dengan pemilik Wisata di
Kabupaten Mojokerto.
2. Pemeriksaan Kelaikan Fisik Tempat Wisata
Pemeriksaan kelaikan fisik dilakukan dengan menggunakan
formulir Inspeksi Sanitasi berdasarkan Permenkes Nomor 14 Tahun
2021.
D. Analisa Data
Analisa dilakukan berdasarkan permenkes no 2 tahun 2023 yaitu
Standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk media air kolam renang
meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia. Parameter fisik dalarn
SBMKL untuk media air kolam renang meliputi bau, kekeruhan, suhu,
kejernihan dan kepadatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Pada inspeksi kesehatan lingkungan wisata pemandian yang terdapat di
Kabupaten Mojokerto, wisata pemandian Klurak Eco Park tidak memenuhi
persyaratan menurut Permenkes Nomor 14 Tahun 2021 dengan nilai
pemeriksaan di bawah 70 yaitu 63
B. Saran
Kepada dinkes kab. Mojokerto disarankan tetap memantau secara
berkala inspeksi kesehatan lingkungan wisata pemandian di wilayah kabupaten
mojokerto dan kepada pihak wisata pemandian dimohon untuk memperbaiki
obyek.
DAFTAR PUSTAKA