Anda di halaman 1dari 25

Makalah Asuhan Keperawatan Maternitas pada Klien dengan Kista Ovarium

Dibuat Oleh :

MARIA ATRISNAWATI NGGENGO ( 2021.03.003 )


CHRISTIANI VEMYLIA SAI ( 2021.03.001)

Program Studi D3Keperawatan TK 4 Semester II


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth Surabaya

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami diberikan kesempatan berupa nikmat kesehatan sehingga bisa menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada klien dengan kista ovarium”
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Retty Nirmala S., S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku
dosen mata kuliah maternitas, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan agar makalah ini kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.

Surabaya, 22 juni 2023

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ..............................................................................................................1

Tujuan Penulisan ...........................................................................................................1

BAB II KONSEP DASAR

Pengertian .....................................................................................................................2

Etiologi .........................................................................................................................2

Tanda dan Gejala ..........................................................................................................3

Klasifikasi/ Stadium ......................................................................................................4

Patofisiologi...................................................................................................................4

Penatalaksanaan: Medis dan Prinsip Keperawatan .......................................................5

Pathways ........................................................................................................................6

BAB III KONSEP KEPERAWATAN

Data Fokus .....................................................................................................................7

Diagnosa Keperawatan ..................................................................................................9

Perencanaan .................................................................................................................10

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ..................................................................................................................17
Saran ............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................18

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang
wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan
sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan
untuk menjadi tumor ganas atau kanker. Perjalanan penyakit yang sillent killer atau secara diam
diam menyebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista
ovarim dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar.

Kista ovarium juga dapat menjadi ganas dan berubah menjadi kanker ovarium. Untuk
mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium maka seharusnya dilakukan
pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih lengkap. Sehingga dengan ini
pencegahan terjadinya keganasan dapat dilakukan.

Di Provinsi Jawa Tengah, berdasarkan laporan program dari Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota yang berasal dari Rumah Sakit dan Puskesmas tahun 2010, kasus penyakit
tumor terdapat 7.345 kasus terdiri dari tumor jinak 4.678 (68%) kasus dan tumor ganas 2.667
(42%) kasus, kasus terbanyak ditemukan di Kota Semarang (Dinkes Jateng, 2010).

Kista ovarium memiliki jenis dan klasifikasi yang cukup banyak. Tergantung dari mana
kista itu berasal. Untuk lebih lanjutnya akan penulis bahas pada BAB II Konsep Dasar.

B. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian Kista Ovarium


2. Mengetahui etiologi Kista Ovarium
3. Mengetahui tanda dan gejala Kista Ovarium
4. Mengetahui klasifikasi/ stadium Kista Ovarium
5. Mengetahui patofisiologi Kista Ovarium
6. Mengetahui penatalaksanaan baik medis maupun berdasarkan prinsip keperawatan
7. Mengetahui pathway dari Kista Ovarium
8. Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada klien Kista Ovarium
9. Dapat mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan klien Kista
Ovarium berdasarkan prioritas masalah
10. Dapat menentukan perencanaan pada klien Kista Ovarium

BAB II

KONSEP DASAR
A. Pengertian

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana
saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2007).

Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan
atau bahan setengah cair (Soemadi, 2006).

Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung
telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang
terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium ( Agusfarly, 2008).

Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan
dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005).

B. Etiologi

Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya
akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium,tipe folikuler merupakan
tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel
ovarium yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat
dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus
menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka
sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista. Cairan yang mengisi kista
sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah
kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti
rambut dan gigi. Kista jenis ini disebut dengan Kista Dermoid.

C. Tanda dan Gejala

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang
tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan nyeri
yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin
gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik
(di luar rahim) atau kanker ovarium.

Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh
Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila
anda mempunyai kista ovarium :

1.Perut terasa penuh, berat, kembung

2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)

3.Haid tidak teratur

4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan
paha.

5. Nyeri sanggama

6. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera:

1. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba


2. Nyeri bersamaan dengan demam
3. Rasa ingin muntah

D. Klasifikasi/ Stadium

1. Kista non neoplasma. Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen


dan progresterone diantaranya adalah:

a. Kista non fungsional.


Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam
korteks.

b. Kista fungsional

1. Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau
folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus
menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.
2. Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone
setelah ovulasi.
3. Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada
mola hidatidosa.
4. Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang
menyebabkan hiperstimuli ovarium.

2. Kista neoplasma

a) Kistoma ovarii simpleks adalah suatu jenis kista deroma serosum yang
kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista.
b) Kistodenoma ovarii musinoum. Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari
suatu teratoma yang pertumbuhanya I elemen mengalahkan elemen yang lain.
c) Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal
ovarium).
d) Kista Endrometreid. Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya
dengan endometroid.
e) Kista dermoid. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis

E. Patofisiologi

Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel
de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan
melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat
matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi
pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila
terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan
mengecil selama kehamilan.

Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu
jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein.
Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional
multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin
yang berlebih.

Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan


kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang
disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan
gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom
hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.

Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam
ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua
jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan
(mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat
terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ
cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari
3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari
pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm,
seperti terlihat dalam sonogram.

F. Penatalaksanaan: Medik dan Prinsip Keperawatan

A. Medis

Pengobatan kista ovari yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan
bedah. Jika ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau
fisiologis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan
aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.

B. Prinsip Keperawatan

Pada prinsipnya yang harus dilakukan perawat adalah tindakan keperawatan


seperti melakukan asuhan keperawatan yang holistik dan sesuai dengan prioritas masalah
klien. Untuk kasus seperti ini, yang dilakukan perawat adalah melakukan pengamatan
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada klien.

Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan pembedahan


abdomen. Penurukan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista
yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat, komplikasi ini dapat
dicegah dengan pemakaian gurita abdomen yang ketat.
G. Pathway

BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

A. Data Fokus

1. Identitas klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan
alamat, serta data penanggung jawab

2. Keluhan klien saat masuk rumah sakit: biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan
terasa ada massa di daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.

3. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat kesehatan sekarang: Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah
abdomen bawah, ada pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa
mual dan muntah.

B. Riwayat kesehatan dahulu: Sebelumnya tidak ada keluhan.

C. Riwayat kesehatan keluarga: Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.

D. Riwayat perkawinan: Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya
kista ovarium.

E. Riwayat kehamilan dan persalinan: Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak
mempengaruhi untuk tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.

F. Riwayat menstruasi: Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan
bahkan sampai amenorhea.

4. Pemeriksaan Fisik: Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.

a.Kepala

1). Hygiene rambut

2). Keadaan rambut

b. Mata

1).Sklera: ikterik/tidak

2). Konjungtiva: anemis/tidak

3). Mata: simetris/tidak

c. Leher
1). Pembengkakan kelenjer tyroid

2). Tekanan vena jugolaris.

d. Dada Pernapasan

1). Jenis pernapasan

2). Bunyi napas

3). Penarikan sela iga

e. Abdomen

1). Nyeri tekan pada abdomen.

2). Teraba massa pada abdomen.

f. Ekstremitas

1). Nyeri panggul saat beraktivitas.

2). Tidak ada kelemahan.

g. Eliminasi, urinasi

1). Adanya konstipasi

2).Susah BAK

5. Data Sosial Ekonomi

Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai tingkat
umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
6. Data Spritual

Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.

7. Data Psikologis

Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium sebagai penghasil
ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara pada klien dengan kista ovarium yang
ovariumnya diangkat maka hal ini akan mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya
keturunan.

8. Pola kebiasaan Sehari-hari

Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan tidur karena
merasa nyeri

9. Pemeriksaan Penunjang

a). Data laboratorium

1). Pemeriksaan Hb

b). Ultrasonografi

1). Untuk mengetahui letak batas kista.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Preoperasi
a. Nyeri kronis b/d ageninjuri biologi

b. Cemas b/d diagnosis dan rencana pembedahan

c. PK: perdarahan

2. Post operasi

a. Nyeri akut b/d agen injuri fisik

b. Resiko infeksi b/d tindakan invasif dan pembedahan

c. Defisit perawatan diri b.d imobilitas (nyeri paska pembedahan)

C. Perencanaan

Pre operasi
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kista adalah suatu jenis tumor, emyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga
seringnya memakai kesuburan. (Soemadi, 2006).

Kasus kista ovari terdapat manifestasi klinis yang jelas yaitu adanya nyeri pada saat haid
di abdomen suprapubic dengan pemeriksaan penunjang lab yaitu USG untuk memastikan
diagnosa kista ovari. Pemeriksaan dini lebih baik dilakukan apabila ada manifestasi klinis lain.

B. Saran

1. Untuk pasien kista ovari perlu adanya bantuan keluarga dalam melakukan aktivitas
pasca operasi.

2. Untuk pasien kista ovari dianjurkan miring kiri untuk menghindari muntah dan
aspirasi.

3. Untuk pasien kista ovari sebaiknya mengkonsumsi nutrisi tinggi protein untuk
mempercepat penyembuhan luka.

DAFTAR PUSTAKA
A.Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC.
Lowdermil, Perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edit.

Mansjoer, Arief dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus.

Manuaba. (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta:EGC.

Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of
America: Mosby.

Meidian, JM. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America: Mosby.

Winknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai