Anda di halaman 1dari 7

KEIMANAN DALAM PEKERJAAN DAN KELUARGA

Amelia Sari¹, Joni Harnaedi²

¹Ekonomi Syariah, Institut Agama Islam Negeri Takengon


Email: Ameliasari1410@gmail.com

²Institut Agama Islam Negeri Takengon

Abstrak
Penelitian ini membahas tentang urgensi iman dalam aspek bekerja dan keluarga.
Iman memiliki peran penting dalam kehidupan seseorang, terutama dalam
membentuk karakter, moral, dan nilai-nilai yang membantu seseorang untuk
meraih kepuasan dan kesuksesan dalam bekerja, serta menciptakan keharmonisan
dalam keluarga. Dalam aspek bekerja, iman dapat membantu seseorang untuk
mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam pekerjaannya, mencapai keseimbangan
hidup kerja-keluarga yang sehat, serta menjadi lebih setia pada pekerjaannya.
Dalam aspek keluarga, iman dapat membantu seseorang untuk menjadi lebih
sabar, mengasihi, dan bertanggung jawab pada keluarganya. Namun, penting juga
bagi seseorang untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai
dalam pekerjaannya, sehingga iman dapat diimplementasikan dengan baik dalam
praktiknya.
Kata Kunci: Iman, Bekerja, Keluarga.

PENDAHULUAN
Keimanan dalam pekerjaan dan keluarga adalah salah satu aspek penting
dalam kehidupan seorang Muslim. Keimanan yang kuat akan membantu seseorang
dalam menghadapi tantangan dan cobaan dalam kehidupan, termasuk dalam
pekerjaan dan keluarga. Dalam Islam, pekerjaan dan keluarga bukan hanya sekedar
urusan duniawi, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang penting. Seorang
Muslim diharapkan untuk menjalankan pekerjaan dan menjaga keluarga dengan
penuh keikhlasan dan tanggung jawab, serta selalu mengutamakan kepentingan
agama.1
Dalam tulisan ini, akan dibahas tentang pentingnya keimanan dalam
pekerjaan dan keluarga, bagaimana Islam memandang kedua aspek tersebut, dan
bagaimana cara meningkatkan keimanan dalam pekerjaan dan keluarga. Selain itu,
juga akan dibahas mengenai peran doa dan tawakkal dalam menghadapi cobaan dan
tantangan dalam kehidupan.2

1
Muhammad Umar Chapra, "Islam and Economic Development", The Islamic Foundation,
1992.
2
Mustafa al-Khin, "The Role of the Muslim Family in Society", International Institute of
Islamic Thought, 1997.

JURNAL ILMU KALAM 1


Dalam Islam, pekerjaan dan keluarga memiliki kedudukan yang sangat
penting. Pekerjaan merupakan salah satu cara untuk mencari nafkah dan
menunaikan kewajiban dalam menjalani kehidupan di dunia, sementara keluarga
merupakan tempat untuk mendapatkan cinta, kasih sayang, dan dukungan dalam
menghadapi berbagai macam cobaan dalam kehidupan. Kedua aspek tersebut juga
memiliki dimensi spiritual yang tidak boleh diabaikan. Dalam Islam, seseorang
diharapkan untuk menjalankan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab dan
keikhlasan. Pekerjaan harus dilakukan dengan mengutamakan kepentingan agama
dan kemaslahatan umum, sehingga tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Selain itu, dalam menjalankan pekerjaan, seorang Muslim juga harus menjaga etika
dan moralitas yang baik, serta menghindari tindakan yang dilarang dalam agama.3
Sedangkan dalam keluarga, seorang Muslim diharapkan untuk menjaga
hubungan yang harmonis dengan pasangan, anak-anak, dan keluarga lainnya.
Keluarga harus dijalankan dengan penuh kasih sayang, kepedulian, dan
kebersamaan dalam berbagai aspek kehidupan. Seorang Muslim juga harus
mengajarkan nilai-nilai Islam kepada keluarga, sehingga dapat menjadi keluarga
yang taat beragama dan memiliki keimanan yang kuat.
Untuk meningkatkan keimanan dalam pekerjaan dan keluarga, seorang
Muslim harus selalu berusaha meningkatkan kecintaan dan ketaatan kepada Allah
SWT. Salah satu cara untuk meningkatkan keimanan adalah dengan mengikuti
ajaran Islam secara konsisten, seperti shalat, membaca Al-Qur'an, dan berdzikir.
Selain itu, doa dan tawakkal juga sangat penting dalam menghadapi berbagai
macam cobaan dan tantangan dalam kehidupan.4
Dalam menghadapi cobaan dan tantangan dalam pekerjaan dan keluarga,
seorang Muslim harus senantiasa bersikap sabar dan tawakkal kepada Allah SWT.
Karena segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan, baik suka maupun duka,
merupakan ujian dari Allah SWT. Oleh karena itu, sebagai Muslim yang taat, kita
harus senantiasa mengembangkan keimanan dan menjalankan pekerjaan serta
keluarga dengan penuh tanggung jawab, keikhlasan, dan mengutamakan
kepentingan agama.5

METODOLOGI
Metodologi field research dalam studi kasus merupakan salah satu metode
penelitian kualitatif yang melibatkan pengamatan langsung terhadap fenomena di
lapangan. Metode ini memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang lebih

3
Ali, M. M. The Quran and the secular mind: A philosophy of Islam. Routledge. 1998.
4
Fazlur Rahman, I. Islam and modernity: Transformation of an intellectual tradition.
University of Chicago Press. 1982.
5
Mustafa al-Khin, "The Role of the Muslim Family in Society", International Institute of
Islamic Thought, 1997.

JURNAL ILMU KALAM 2


mendalam dan detail mengenai konteks, interaksi, dan dinamika sosial yang terjadi
dalam situasi tertentu.6

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Makna Iman dalam Kehidupan
Iman adalah salah satu konsep yang sangat penting dalam Islam. Iman
merujuk pada keyakinan seorang Muslim terhadap kebenaran ajaran agama
Islam dan keyakinan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang
berkuasa atas segala sesuatu. Iman juga merujuk pada kepercayaan bahwa Al-
Qur'an adalah wahyu Allah SWT yang dijadikan sebagai pedoman hidup untuk
manusia.7
Iman dalam hidup seorang Muslim tidak hanya menjadi dasar keyakinan,
namun juga menjadi motivasi untuk menjalankan tugas-tugas kewajiban sebagai
hamba Allah SWT. Iman yang kuat akan mempengaruhi sikap dan perilaku
seorang Muslim dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hubungan dengan
sesama, tugas-tugas kewajiban, dan berbagai masalah kehidupan. Berdasarkan
penelitian responden mengatakan:

“Keimanan adalah mempercayai keberadaan Allah Swt, artinya kita


meyakini akan adanya Allah, dan kita membuktikan bahwa kita itu
beriman dengan perbuatan kita”.8

Kemudian responden mengatakan tentang Iman kepada Allah Swt maka


didapatkan:

"ya, contohnya seperti mengerjakan sholat,membaca al-Quran,berprilaku


baik,dan selalu jujur atas segala apapun,intinya melakukan perintahnya
dan meninggakan laranganya”.9

Iman juga sangat berperan dalam kehidupan seorang Muslim dalam


menjalankan pekerjaannya. Seorang Muslim yang memiliki iman yang kuat akan
memperlihatkan tanggung jawab, kejujuran, dan integritas yang tinggi dalam
bekerja, sehingga memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya.
Sebagaimana peneliti dapatkan pada responden yang mengatakan:

“Dalam membagi waktu antara sholat dan berdagang saya masih belum
sepenuhnya bisa di lakukan dengan baik, karena jika waktu sholat telah
tiba terkadang saya masih melaksana kan nya di akhir waktu,diakibatkan

6
Sugiyono, Kualitatif dan Kuantitatif R&D, (Jakarta: Gramedia, 2016), hal.78
7
Yusuf, H. A. The Fundamentals of Tawheed (Islamic Monotheism). International Islamic
Publishing House. 2015.
8
Hasil Wawancara dengan Ibu Susi selaku Pedagang Buah di Kampung Pendere Saril, 20
Maret 2023, Pukul 11.00 WIB
9
Hasil Wawancara dengan Ibu Susi selaku Pedagang Buah di Kampung Pendere Saril, 20
Maret 2023, Pukul 11.00 WIB

JURNAL ILMU KALAM 3


karena pada saat masuk waktu sholat banyak pembeli buah yang datang
sehingga saya harus melayani pembeli terlebih dahulu.terkadang jika
tidak ada pembeli saya mengerjakan sholat tepat waktu ,dimana saya juga
sering menitipkan kedai kepada tetangga yang berjualan buah disamping
kedai saya”.10

Teori tentang iman pada pekerjaan dapat dilihat dari perspektif Islam.
Dalam Islam, pekerjaan dianggap sebagai amal yang dapat mendatangkan pahala
bagi seorang Muslim, selama pekerjaan tersebut dilakukan dengan niat yang
benar dan sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, iman pada pekerjaan
berperan penting dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab pekerjaan
dengan penuh tanggung jawab, integritas, dan kejujuran.

“yaa saya percaya,karena apapun yang kita dapat sekarang adalah rejeki
yang nyata, diberikanya kesehatan,dipermudah urusan, masih diberi
kesempatan untuk makan,itu adalah bukti bahwa rejeki itu sangat nyata
dijamin oleh Allah, rejeki sudah diatur dan dijamin oleh Allah, tetapi kita
harus bekerja keras untuk menjemput rejeki tersebut dibarengi dengan
berdoa, dan Allah juga telah memporsikan rejeki kepada kita sesuai
dengan takaranya, setiap orang beda rejekinya, seperti kedai pedagang
buah disini berdempet dempet, bersamping samping, bahkan pembeli
bingung harus beli kemana, tetapi dengan kekuasaan Allah setiap kedai
buah memiliki rejekinya masing masing yang telah di tentukan Allah”.11

Iman pada pekerjaan juga mencakup sikap profesionalisme dan


konsistensi dalam melaksanakan tugas pekerjaan. Seorang Muslim yang
memiliki iman yang kuat akan memiliki rasa tanggung jawab terhadap
pekerjaannya, dan akan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam
setiap tugas yang diemban. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara sebagai
berikut:

“Saya mengajarkan pengetahuan tentang Allah dan pentingnya beribadah


kepada Allah, dengan membiasakan anak melakukan sholat bersama agar
mereka paham bahwasanya sholat itu wajib dilaksanakan dan tidak boleh
ditinggalkan dan sehabis sholat membaca al-Quran, saya juga
mengajarkan mereka agar setiap melakukan apapun harus membaca
Bissmillah. saya melarang Anak saya bertengkar dengan sesama,
mempunyai rasa dendam, tidak sholat, suka berlebih lebihan,
membanding kan satu sama lain. Saya juga mengajarkan kepada mereka
agar mereka selalu berkata jujur, baik dan sopan kepada orang yang lebih
tua. Alhamdulillah anak anak saya juga selalu saya antarkan mengaji dan
sudah bisa mengerjakan sholat dan membaca Al-Quran dengan baik. Dan

10
Hasil Wawancara dengan Ibu Susi selaku Pedagang Buah di Kampung Pendere Saril, 20
Maret 2023, Pukul 11.00 WIB
11
Hasil Wawancara dengan Ibu Susi selaku Pedagang Buah di Kampung Pendere Saril, 20
Maret 2023, Pukul 11.00 WIB

JURNAL ILMU KALAM 4


untuk mengajarkan atau menerapkan keimanan pada anak anak sekarang
mungkin sudah sangat sulit dikarenakan anak yang sudah lalai dengan
handphone. Jadi kita harus sangat sungguh sungguh untuk mengajak
mereka mengenal pentingnya beriman kepada Allah harus sangat ekstra
dalam membiasakan anak agar melakukan hal baik”.12

Selain itu, iman pada pekerjaan juga meliputi rasa syukur dan penghargaan
terhadap karunia Allah SWT, yaitu pekerjaan yang dimilikinya. Seorang Muslim
yang memiliki iman yang kuat akan selalu bersyukur atas pekerjaannya, dan
berusaha untuk memanfaatkan waktu dan sumber daya yang dimilikinya dengan
sebaik-baiknya.Teori tentang iman pada pekerjaan juga mencakup aspek-etika
dalam bekerja. Seorang Muslim yang memiliki iman yang kuat akan selalu
menjunjung tinggi etika dalam bekerja, termasuk menghindari segala bentuk
penipuan, korupsi, dan perilaku tidak etis lainnya. Iman pada pekerjaan juga
meliputi aspek rasa saling menghargai dan keadilan dalam bekerja, sehingga
tidak terjadi diskriminasi atau perlakuan tidak adil terhadap sesama rekan kerja.
Hasilwawancara menjelaskan:

“Belum, karena saya juga masih sering menunda nunda sholat saat saya
berdagang, saya berharap semoga saya bisa sepenuhnya melakukan
kewajiban saya selaku umat muslim,dimana agar bisa menunaikan sholat
diawal waktu, harus mendahulukan sholat dari pada pekerjaan”.13

Iman pada pekerjaan juga berperan dalam membentuk mindset yang


positif dan kreatif dalam bekerja. Seorang Muslim yang memiliki iman yang
kuat akan selalu berpikir positif dan berusaha mencari solusi terbaik dalam
menghadapi berbagai tantangan dan masalah yang timbul dalam pekerjaannya.
Iman pada pekerjaan juga mendorong seseorang untuk terus belajar dan
mengembangkan diri dalam pekerjaannya, sehingga dapat memberikan
kontribusi yang lebih besar bagi lingkungan sekitarnya.
Dalam Islam, iman pada pekerjaan bukan hanya sekadar menghasilkan
uang atau memenuhi kebutuhan hidup, namun juga merupakan bagian dari
ibadah yang dapat mendatangkan pahala dan keberkahan. Oleh karena itu, iman
pada pekerjaan harus diletakkan pada posisi yang penting dan dikelola dengan
baik, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi diri
sendiri, keluarga, masyarakat, dan negara.

B. Urgensi Iman dalam Pekerjaan dan keluarga


Iman memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan seseorang,
baik dalam bekerja maupun dalam kehidupan keluarga. Iman yang kuat dapat
membentuk karakter yang baik, memotivasi seseorang untuk selalu berbuat baik

12
Hasil Wawancara dengan Ibu Susi selaku Pedagang Buah di Kampung Pendere Saril, 20
Maret 2023, Pukul 11.00 WIB
13
Hasil Wawancara dengan Ibu Susi selaku Pedagang Buah di Kampung Pendere Saril, 20
Maret 2023, Pukul 11.00 WIB

JURNAL ILMU KALAM 5


dan berusaha sebaik mungkin dalam setiap hal yang dilakukan. Iman juga
memberikan kekuatan dan ketenangan dalam menghadapi berbagai tantangan
dan ujian yang timbul dalam kehidupan.14
Dalam bekerja, iman memiliki urgensi yang sangat penting. Seorang
muslim yang memiliki iman yang kuat akan senantiasa berusaha melakukan
pekerjaannya dengan sebaik mungkin, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan
hidup, namun juga untuk beribadah kepada Allah SWT dan memberikan
manfaat bagi masyarakat. Iman juga mendorong seseorang untuk selalu berpikir
positif dan kreatif dalam menghadapi berbagai tantangan yang timbul dalam
pekerjaan.
Sementara dalam kehidupan keluarga, iman memiliki peran yang sangat
penting dalam membentuk keluarga yang harmonis, bahagia, dan sejahtera. Iman
yang kuat membentuk karakter yang baik pada diri individu sehingga dapat
menjadi contoh yang baik bagi keluarga. Iman juga mendorong seseorang untuk
senantiasa bersikap sabar, menghormati, dan mencintai keluarga, sehingga dapat
membentuk hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang.15
Selain referensi yang sudah disebutkan sebelumnya, terdapat juga
beberapa teori yang membahas tentang urgensi iman dalam bekerja dan
keluarga, di antaranya:16
1. Teori Integrasi Kerja dan Agama (Theory of Work and Religion Integration)
oleh David Miller
Teori ini berfokus pada integrasi antara kerja dan agama dalam
kehidupan seseorang. Menurut teori ini, iman yang kuat dapat membantu
seseorang untuk mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam pekerjaan
sehingga pekerjaan menjadi lebih bermakna dan memotivasi. Dengan
demikian, iman dapat membantu seseorang untuk meraih kepuasan dan
kesuksesan dalam bekerja.
2. Teori Keseimbangan Hidup Kerja-Keluarga (Work-Family Balance Theory)
oleh Greenhaus dan Beutell
Teori ini mengajarkan pentingnya keseimbangan antara hidup kerja dan
keluarga. Dalam teori ini, iman juga dianggap sebagai faktor yang dapat
membantu seseorang untuk mencapai keseimbangan hidup kerja-keluarga
yang sehat. Dengan memiliki iman yang kuat, seseorang dapat
memprioritaskan kebutuhan keluarga tanpa mengabaikan tanggung jawab
dalam bekerja.
3. Teori Kesetiaan Kerja (Job Loyalty Theory) oleh Dennis Organ

14
Yusuf, H. A. The Book of Faith: An explanation of Imam Al-Tahawi's Al-Aqidah Al-
Tahawiyyah. International Islamic Publishing House. 2017.
15
Al-Attas, S. N. Islam and Secularism. Kuala Lumpur: ABIM, 1978.
16
Miller, D. The Role of Faith in the Workplace. Journal of Management, Spirituality &
Religion, 2007. 4(1), 22-37.

JURNAL ILMU KALAM 6


Teori ini mengajarkan tentang pentingnya kesetiaan pada pekerjaan.
Dalam teori ini, iman juga dianggap sebagai faktor yang dapat membantu
seseorang untuk menjadi lebih setia pada pekerjaannya. Iman yang kuat dapat
membentuk karakter yang baik dan memotivasi seseorang untuk terus
berusaha melakukan pekerjaannya dengan baik.

KESIMPULAN
Dalam kesimpulannya, iman memegang peran penting dalam kehidupan
seseorang, terutama dalam aspek bekerja dan keluarga. Iman yang kuat dapat
membantu seseorang untuk mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam
pekerjaannya, mencapai keseimbangan hidup kerja-keluarga yang sehat, serta
menjadi lebih setia pada pekerjaannya. Dengan demikian, iman dapat membantu
seseorang untuk meraih kepuasan dan kesuksesan dalam bekerja, serta menciptakan
keharmonisan dalam keluarga. Namun, penting juga bagi seseorang untuk memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam pekerjaannya, sehingga iman
dapat diimplementasikan dengan baik dalam praktiknya.

DAFTAR PUSTAKA
A. Yusuf, H. (2015). The Fundamentals of Tawheed (Islamic Monotheism).
International Islamic Publishing House.
(2017). The Book of Faith: An explanation of Imam Al-Tahawi's Al-Aqidah
Al-Tahawiyyah. International Islamic Publishing House.
al-Khin, Mustafa. (1997). "The Role of the Muslim Family in Society",
International Institute of Islamic Thought
Chapra, Muhammad Umar. (1992). "Islam and Economic Development", The
Islamic Foundation
D. Miller, (2007). “The Role of Faith in the Workplace”. Journal of Management,
Spirituality & Religion, 4(1), 22-37.
Fazlur Rahman, I. (1982). Islam and modernity: Transformation of an intellectual
tradition. University of Chicago Press.
M. Ali, M. (1998). The Quran and the secular mind: A philosophy of Islam.
Routledge.
S. N. Al-Attas, (1978). Islam and Secularism. Kuala Lumpur: ABIM.
Sugiyono. (2016). Kualitatif dan Kuantitatif R&D. Jakarta: Gramedia

JURNAL ILMU KALAM 7

Anda mungkin juga menyukai