SP RPK Eka
SP RPK Eka
1. Strategi Pelaksanaan 1
dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat dan cara
mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama (latihan napas dalam).
a. Orientasi
Perawat : “Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Eka septiani, panggil saya
eka. Saya perawat yang dinas di ruangan ini. Hari ini saya dinas pagi dari jam 7
pagi sampai jam 2 siang. Saya yang akan merawat Ibu, selama Ibu di rumah sakit
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu saat ini ? Masih ada perasaan kesal atau
ibu. Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
b. Kerja
Pasien : “saya kesal dengan tetangga saya yang sering menyindir saya sakit. Saya
juga kesal karena tetangga saya tersebut selalu mengejek sehingga saya malas
Perawat : “ O iya, jadi penyebab marah ibu A adalah karena kesal dengan tetangga
yang sering menyindir dan mengejek ya”
Perawat : “Pada saat penyebab marah itu ada apa yang ibu A rasakan?
Apakah ibu A merasakan kesal kemudian dada ibu berdebar-debar, mata melotot,
Pasien : “ketika saya marah saya memukul anak dan memecahkan piring”
Perawat : “Jadi ibu A memukul anak dan memecahkan piring? Apakah dengan
cara ini rumah jadi rapih ? Iya, tentu tidak. Apa kerugian cara yang ibu A lakukan?
Perawat : “Menurut ibu A adakah cara lain yang lebih baik? Maukah ibu A belajar
Pasien : “memangnya ada cara lain? Ya kalau ada saya mau belajar”
Perawat : “Ada beberapa cara untuk mengendalikan kemarahan, bu. Salah satunya
adalah dengan cara fisik. Jadi, melalui kegiatan fisik, rasa marah disalurkan.
Ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, bagaimana kalau kita
Perawat : “Begini bu, kalau tanda-tanda marah tadi sudah ibu A rasakan, ibu
berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/ tiup perlahan-
lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari
hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali,
Pasien : “sedikit membaik sus, tapi masih ada rasa kesal yang saya rasakan”
Perawat : “Nah, sebaiknya latihan ini ibu A lakukan secara rutin sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah itu muncul ibu A sudah terbiasa melakukannya.”
c. Terminasi
kemarahan ibu?”
Perawat : “Iya, jadi penyebab ibu A marah adalah karena kesal dengan tetangga
yang selalu mengejek dan menyindir karena sakit yang diderita ibu yang ibu
lakukan adalah memecahkan piring dan memukul anak akibatnya rumah jadi
Perawat : “Sekarang kita buat jadwal latihannya ya bu, berapa kali sehari ibu mau
Perawat : “Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang
Pasien : “iya.”
Perawat : “baik kalau begitu nanti saya ke sini 2 jam lagi. selamat pagi”
2. Strategi Pelaksanaan 2
Membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik kedua
(evaluasi latihan napas dalam, latihan mengendalikan perlaku kekerasan dengan cara
fisik kedua [pukul kasur dan bantal], menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua).
a. Orientasi
Perawat : “Selamat Pagi bu A, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu
marah?”
Perawat : “Baik, tapi sesuai janji sekarang kita akan belajar cara mengendalikan
perasaan marah dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua ya bu agar bisa
melatih ibu untuk mengendalikan marah jika nanti ada sesuatu yang membuat ibu
marah”
Perawat : “Mau berapa, lama? Bagaimana kalau 20 menit? Dimana kita bicara?”
b. Kerja
Perawat : “Kalau ada yang menyebabkan ibu marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam ibu dapat memukul kasur dan
bantal.”
Perawat : “Sekarang, mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar
ibu? Jadi kalau nanti ibu kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan 1ampiaskan
kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba ibu lakukan,
Perawat : “Nah, cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan
c. Terminasi
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”
Pasien : “sudah lebih tenang sus dan saya bisa lampiaskan dengan cara tersebut bila sedang
ingin marah”
Perawaat : “baik. Lalu ada berapa cara yang sudah kita latih, coba ibu sebutkan
lagi?”
Pasien : “ dengan cara latihan latihan nafas dalam dan dengan cara fisik yaitu memukul
bantal”
Perawat : “ya bagus sekali ibu sudah paham sekarang”.
Perawat : "Sekarang mari kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan sehari-hari ibu. Pukul
berapa ibu mau mempraktikan memukul kasur/ bantal? Bagaimana kalau setiap bangun
tidur? Baik, jadi jam 5 pagi dan jam 3 sore. Lalu, kalau ada keinginan marah sewaktu-
waktu gunakan kedua cara tadi ya bu.”
Perawat : “Besok jam 10 pagi, kita ketemu lagi kita akan latihan cara mengendalikan
marah dengan cara beribadah. Sampai jumpa!"
3. Strategi Pelaksanan 3
Bantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara spiritual (diskusikan hasil
latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik dan latihan beribadah dan berdoa,
a. Orientasi
Perawat : “Selamat pagi bu, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya
datang lagi.”
Perawat : “Bagaimana bu, latihan apa yang sudah dilakukan ? Apa yang dirasakan
Pasien : “yang sudah saya lakukan adalah latihan nafas dalam sama pukul bantal untuk
Perawat : “Wah bagus ibu! Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk
mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah sesuai dengan agama ibu?”
Pasien : “ibadah yang saya lakukan biasa sholat dan berdoa sus”
Perawat : “Ohh bagus ibu, Nah sekarang kalau ibu sedang marah coba
Perawat : “jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. “
meredakan
kemarahan.”
c. Terminasi
Pasien : “ya sus rasanya lebih tenang setelah bercakap-cakap tentang ibadah
ini”
Perawat : “bagus bu, jadi sudah berapa cara mengendalikan marah yang kita
pelajari?”
Pasien : “ada 3 sus, teknik tarik nafas dalam, memukul bantal, dan
beribadah”
Perawat : “Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan ibu
ya.”
Pasien : “baik sus”
Perawat : “ya jadi kita sudah belajar 3 cara untuk mengendalikan amarah ya
bu, jadi nanti jika ibu sedang merasa kesal dan marah ibu bisa lakukan 3 cara
yang sudah saya ajarkan untuk mengendalikan marah. Saya rasa cukup
sekian untuk latihan kita hari ini. Baik bu nanti kita bertemu lagi. selamat
pagi bu”