A. Latar Belakang
A. Latar Belakang
Latar Belakang
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik
kontrapretasi yang langsung dapat ditujukan, dan yang dapat digunakan untuk
pendapatan negara yang paling pokok, dan merupakan hal yang paling
Bagi negara, pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting yang
itu perusahaan juga mempunyai beban yang dapat mengurangi laba dimana
salah satunya adalah beban pajak. Beban pajak adalah jumlah gabungan pajak
kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba – rugi
dan transaksi wajib pajak supaya hutang pajak yang ditanggung berada dalam
dibayarkan tidak lebih dari yang seharusnya. Sehingga dapat kita ketahui
tujuan pokok perencanaan pajak adalah mengurangi jumlah atau total pajak
yang harus dibayarkan oleh wajib pajak yang merupakan tindakan legal karena
atur oleh undang – undang sehingga menjadi langkah yang tepat dalam
pajak adalah memperkecil beban pajak yang harus dibayar (Zahida, 2015).
Minimalisasi beban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari
yang masih berada dalam bingkai peraturan perpajakan sampai dengan yang
transaksi Wajib Pajak supaya utang pajak berada dalam jumlah yang minimal
tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Namun perencanaan pajak juga
secara lengkap, benar, dan tepat waktu sehingga dapat menghindari pemborosan
suatu transaksi atau fenomena terkena pajak. Kalau fenomena tersebut terkena
pembayarannya dan lain sebagainya. Oleh karena itu Wajib Pajak akan membuat
rencana pengenaan pajak atas setiap tindakan (taxable events) secara seksama.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa tax planning adalah proses pengambilan
tax factor yang relevan dan non tax factor yang material untuk menentukan
apakah, kapan, bagaimana, dan dengan siapa (pihak mana) untuk melakukan
pajak pada tax event yang serendah mungkin dan sejalan dengan tujuan
PT. Tri Artha Mandiri adalah perusahaan pelaksanaan kontruski, PT. Tri
Wajib Pajak berusaha untuk membayar pajak sekecil mungkin karena dengan
pembayar pajak, baik secara legal maupun ilegal. Hal ini dimungkinkan jika ada
pajak PT X adalah dengan menggunakan sistem pasca bayar untuk telepon seluler
pajak sebesar Rp 7.022.500,00. Aliran kas yang tersedia dari hasil penghematan
yang lain”, penelitian Erni, 2018 dengan hasil penelitian “strategi perencanaan
pajak yang dilakukan PT. Bumi Sarana Utama telah berjalan sesuai dengan
undang-undang sehingga tidak melanggar ketentuan yang berlaku dan terjadi
operasional”
sebelumnya, pada penelitian ini yang menjadi objek pajak yaitu penghasilan dari
pelaksanaan konstruksi yang dimana PT. Tri Artha Mandiri belum meminimalkan
pajak dalam satu perusahaan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian