Anda di halaman 1dari 13

ACARA 2

PERENCANAAN TAMBANG

OLEH

KELOMPOK 20

EKO RIVALDI SIDUPA ( R1D118078)

SYAMSI TABRIS TUHETERU (R1D118071)

LA ODE MUHAMMAD FADHIL ZULFAHMI (R1D118079)

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Lereng merupakan bagian dari permukaan bumi yang berbentuk miring.


Sedangkan kestabilan lereng merupakan suatu kondisi atau keadaan yang
mantap/stabil terhadap suatu bentuk dan dimensi lereng. Desain geometri lereng
dengan dimensi tertentu yang dilakukan dalam aktifitas pembuatan jalan raya
adalah merupakan gangguan terhadap keseimbangan yang dapat mengakibatkan
kelongsoran. Bentuk dari gangguan tersebut biasanya berupa proses degradasi
atau gerakan - gerakan lain mulai dari rayapan sampai longsoran. Proses
degradasi atau gerakan-gerakan tersebut tidak akan berhenti sebelum mencapai
suatu keadaan keseimbangan yang baru dalam bentuk dan dimensi yang baru pula.
Metode Perhitungan Cadangan, cadangan merupakan bagian dari
sumber daya yang berdasarkan kelayakan ekonomi dan ditinjau dari berbagai
aspek, bahan galian tersebut dapat ditambang. Aspek yang menentukan
kelayakan suatu bahan tambang adalah ekonomi, teknologi, (penambangan
dan pengolahan) pemasaran, lingkungan, social, peratutan perundang-
undangan dan kebijaksanaan pemerintah.
Desain pit adalah suatu kegiatan dalam merencanakan kegiatan produksi
pada tambang dengan metode yang digunakan adalah tambang terbuka. Tujuan
dari penelitian ini, untuk mendapatkan desain pit yang ideal. Desain pit
compartment merupakan desain pit yang dibuat mengikuti bentuk bijih (ore body)
dengan membagi ore body (block model) menjadi beberapa bagian berdasarkan
tujuan tertentu, sehingga menghasilkan beberapa desain pit dalam block model
yang sama. Pembuatan desain pit compartment dari elevasi terendah pada sebuah
block model menuju elevasi tertinggi, dan hal tersebut merupakan cara mendesain
pit secara manual.
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat di ambil dalam penilitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana menentukan factor geoteknik ?
2. Bagaimana menentukan desain pit tambang ?
3. Bagaimana menentukan besar cadangan terbukti ?
4. Bagaimana menentukan jalan tambang ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan factor geoteknik
2. Menentukan desain pit tambang
3. Menentukan besar cadangan terbukti
4. Menentukan jalan tambang

1.4 Batasan masalah


Pembatasan suatu masalah dipergunakan untuk menghindari adanya
penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian ini lebih terarah
dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penilitian akan tercapai.
Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ruang lingkup hanya dimulai dari penentuan factor geoteknik, penentuan
cadangan, dan hanya sampai pada design pit penambangan.

1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambahkan wawasan dan
pengetahuan mengenai penentuan factor geoteknik, penentuan cadangan dan
design pit pertambangan, serta juga diharapkan sebagai sarana pengembangan
ilmu pengetahuan yang lebih teoritis dipelajari dibangku perkuliahan.
2. Manfaat praktis
Bagi penulis, diharapkan dapat menjadi sarana yang bermanfaat dalam
mengumplementasikan pengetahuan tentang factor geoteknik, penentuan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kestabilan lereng


Lereng merupakan bagian dari permukaan bumi yang berbentuk miring.
Sedangkan kestabilan lereng merupakan suatu kondisi atau keadaan yang
mantap/stabil terhadap suatu bentuk dan dimensi lereng. Desain geometri lereng
dengan dimensi tertentu yang dilakukan dalam aktifitas pembuatan jalan raya
adalah merupakan gangguan terhadap keseimbangan yang dapat mengakibatkan
kelongsoran. Bentuk dari gangguan tersebut biasanya berupa proses degradasi
atau gerakan - gerakan lain mulai dari rayapan sampai longsoran. Proses
degradasi atau gerakan-gerakan tersebut tidak akan berhenti sebelum mencapai
suatu keadaan keseimbangan yang baru dalam bentuk dan dimensi yang baru pula
(Qiratul, Drs.Raimon, Rusli Har. 2018).

2.1.1 Faktor keamanan lereng


Peranan geoteknik dalam perancangan tambang adalah melakukan
pendekatan kepada kondisi massa tanah dan batuan yang kompleks, menggunakan
teknik-teknik dan instrumen- instrumen yang tersedia dalam rekayasa geoteknik,
sehingga sifat-sifat dan perilaku massa tanah dan batuan benar-benar telah
dikuasai sepenuhnya sebelum membangun suatu struktur (lereng, terowongan,
sumuran) pada massa tanah dan batuan tersebut. Tujuan utama program
penyelidikan geoteknik dalam suatu proyek pertambangan adalah untuk:

1. Memperoleh data kuantitatif kondisi geologi, hidrologi, hidrogeologi,sifat


fisik dan mekanik.

2. Mengetahui karakteristik massa batuan atau tanah sebagai dasar perancangan


penambangan.

3. Menyusun suatu klasifikasi dari berbagai tipe urutan stratigrafi batuan atap
atau lantai, dan untuk mengkaji stabilitas relatifnya dibawah tegangan
terinduksi akibat penambangan.

4. Mengembangkan rancangan lereng yang stabil untuk tambang terbuka atau


rancangan masuk/pilar (untuk tambang bawah tanah) untuk penambangan
yang akan datang berdasarkan analisis sensitivitas terhadap kondisi geoteknik
dari strata atau kedalaman overburden.

Pada prinsipnya suatu lereng dikatakan stabil atau akan stabil apabila
tegangan geser batuan yang menyebabkan lereng tersebut longsor (driving forces)
sama besar dengan tegangan geser batuan yang menahan lereng longsor (resisting
forces).
Kestabilan lereng, baik lereng alami maupun lereng buatan serta lereng
timbunan, dipengaruhi beberapa faktor yang dapat dinyatakan secara sederhana
sebagai gaya gaya penahan dan gaya penggerak yang bertanggung jawab terhadap
kestabilan lereng tersebut. Pada kondisi gaya penahan (terhadap longsoran) lebih
besar dari gaya penggerak, lereng tersebut akan berbeda dalam kondisi yang
stabil(aman). Namun, apabila gaya penahan lebih kecil dari gaya pengerakanya,
longsoran merupakan suatu proses alami yang terjadi untuk mendapatkan kondisi
kestabiln lereng yang baru, di mana gaya penahan besar labih dari gaya
penggerakanya.

Untuk menyatakan tingkat kestabilan suatu lereng, dikenal istilah Faktor


Keamanan (Safety Factor). Faktor keamanan diperlukan untuk mengetahui
kemantapan suatu lereng untuk mencegah bahaya longsoran di waktu yang akan
datang.

Gambar 1: Prinsip dasar kestabilan lereng

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa gaya yang bekerja pada suatu lereng
adalah gaya berat, kemudian dihasilkan gaya pengerak dan gaya penahan. Untuk
menjaga agar benda di lereng tidak jatuh (failure), di perlukan perhitungan
terhadap kemiringan sesuai dengan faktor keamanan yang diinginkan. Secara
mekanik sederhana, Faktor Keamanan (FK) dapat di rumuskan sebagai berikut:

Faktor keamanan (FK):


gaya penahan ƒ∗¿ gaya penahan ƒ∗¿
¿ = = = ¿¿
gaya penggerak ƒ gaya penggerak ƒ

momen penahan momen penahan


¿
momen penggerak momen penggerak

kekuatan geser F∗¿ A kekuatan geser F∗¿ A


¿ = ¿ =
gaya penggerak FxA gaya penggerak FxA

τ∗τ∗¿
¿ ¿.................3
ττ

Berdasarkan KEPMEN ESDM Nomor 1827 K/30/MEM Tahun 2018 besar


factor keamanan lereng minimal untuk lereng tunggal adalah FK F ≥ 1,1
sedangkan untuk factor keamanan lereng keseluruhan minimal adalah 1,1 – 1,5
(ESDM, 2018)

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng


Kemantapan (stabilitas) lereng merupakan suatu faktor yang sangat penting
dalam pekerjaan yang berhubungan dengan penggalian dan penimbunan tanah,
batuan dan bahan galian, karena menyangkut persoalan keselamatan manusia
(pekerja), keamanan peralatan serta kelancaran produksi. Meskipun suatu lereng
telah stabil dalam jangka waktu yang lama, namun lereng tersebut dapat menjadi
tidak stabil karena beberapa faktor seperti (Arief, 2007):
1. Penyebab-penyebab eksternal yang menyebabkan naiknya gaya geser yang
bekerja sepanjang bidang runtuh, antara lain yaitu perubahan geometri lereng,
penggalian pada kaki lereng, pembebanan pada puncak atau permukaan
lereng bagian atas, gaya vibrasi yang ditimbulkan oleh gempa bumi atau
ledakan dan penurunan muka air tanah secara mendadak.
2. Penyebab-penyebab internal yang menyebabkan turunnya kekuatan geser
material, antara lain yaitu pelapukan, keruntuhan, hilangnya sementasi
material dan berubahnya struktur material.

2.2 Perhitungan cadangan

Metode Perhitungan Cadangan, cadangan merupakan bagian dari


sumber daya yang berdasarkan kelayakan ekonomi dan ditinjau dari berbagai
aspek, bahan galian tersebut dapat ditambang. Aspek yang menentukan
kelayakan suatu bahan tambang adalah ekonomi, teknologi, (penambangan
dan pengolahan) pemasaran, lingkungan, social, peratutan perundang-
undangan dan kebijaksanaan pemerintah (woro sundari. 2012).
Pemodelan endapan mineral dan perhitungan cadangan merupakan hal
penting dalam proses penambangan sumber daya mineral. Pemodelan dan
perhitungan cadangan endapan mineral tersebut dijadikan sebagai dasar evaluasi untuk
menghasilkan keputusan apakah suatu endapan layak atau tidak layak ditambang.
Pemodelan endapan mineral diharap- kan sedapat mungkin mendekati keadaan
sebenarnya. Oleh karena itu, diperlukan penaksiran dan pendekatan dengan
metode-metode tertentu. Salah satu bentuk model endapan dapat dibuat berdasarkan
penampang vertikal yang dibuat dari estimasi data pemboran. Data hasil pemboran
tersebut harus dianalisis menggunakan beberapa parameter agar korelasi yang dibuat
dapat mendekati kondisi yang sebenarnya. Ada banyak metode yang dapat dipakai
untuk memodelkan dan menghitung besaran cadangan endapan mineral. Salah
satunya adalah metode blok mode (silti Saliniti, Agus nugroho. 2014).
Penentuan jumlah cadangan atau jumlah sumberdaya mineral yang
memiliki nilai ekonomis atau akan ditambang adalah suatu hal yang pertama harus
dikaji, dihitung secara benar sesuai standar perhitungan cadangan yang
lazim/berlaku, karena akan berpengaruh terhadap optimalisasi rencana usaha
tambang, umur tambang dan hasil yang akan di peroleh. Dalam hal penentuan
cadangan bijih
Data utama yang diperlukan untuk menentukan taksiran cadangan bijih
dapat berupa data geologi, data kadar, data lokasi, peta topografi.
Untuk menghitung tonase ore (ton) diperoleh dari hasil kali volume ore
(m3) dengan density batuan (ton/m3).
Tonase Ore = Volume x Density
Untuk menghitung tonase mineral yang terdapat di dalam ore diperoleh
dari hasil kali Tonase ore (ton) dengan Kadar rata – rata.
Tonase mineral = Tonase Ore x Krata-rata

2.3 Design Pit tambang


Desain pit adalah suatu kegiatan dalam merencanakan kegiatan produksi
pada tambang dengan metode yang digunakan adalah tambang terbuka. Tujuan
dari penelitian ini, untuk mendapatkan desain pit yang ideal (Fadli, sri widodo,
2015).
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil dan Pembahasan

A. Menentukan factor geoteknik

Dalam penentuan factor geoteknik hal yang perlu diperhatikan yaitu faktor
keamanan (FK) dalam pembuatan kestabilan lereng desain pit penambangan.
Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam penentuan kestabilan lereng dapat
dilihat pada tabel berikut.

Bobot Kohesi Sudut


Isi (γ) (kg/cm Geser Φ
g/cm3 2) (o)
Kelomp
28o8’48,4
ok 20 1,843 0,07
1”
o
32 7’28,9
1,688 0,066
6”

1. material limonit

Berdasarkan gambar diatas dengan menggunakan aplikasi slide 6.0 menandakan


lereng yang dibentuk sudah stabil dan memenuhi standar keamanan sesuai
KEPMEN ESDM Nomor 1827 K/30/MEM Tahun 2018 besar factor keamanan
lereng minimal untuk lereng tunggal adalah FK F ≥ 1,1.

2. Material saprolit
Berdasarkan gambar diatas menandakan lereng yang dibentuk sudah stabil dan
memenuhi standar keamanan.

B. Menentukan desain pit

Penentuan desain pit dibuat dengan menyesuaikan tinggi bench dan lebar
berm yang telah ditentukan sebelumnya untuk mengetahui jumlah cadangan
terbukti dari cadangan terukur yang telah diestimasi sebelumnya. Dapat dilihat
pada gambar berikut.

leh dua dumptruck sedang secara bersamaan dan berlawanan arah.

C. Menentukan desain disposal area

Penentuan desain disposal area atau waste dump disesuaikan dengan


volume OB, sehinggah dapat menampung semua material yang tidak bernilai
ekonomis. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pembuatan disposal
area yaitu usahakan loksinya berada di daerah yang memiliki topografi yang
landai sampai dengan datar, bukan dilokasi yang diidentifikasi terdapat cadangan
yang bernilai ekonomis dibawahnya serta didesain dengan bench dan berm untuk
mencegah terjadinya longsoran. Dapat dilihat pada gambar berikut.

Anda mungkin juga menyukai