Anda di halaman 1dari 5

Jawaban UTS ulumulqur'an

Nama : Musyafa Ali Syawalludin


Prodi : sejarah peradaban islam
Nim : 231350003
Soal
1. Sebutkan nama 2 kitab suci umat islam beserta penjelasannya masing2?
2. apa latar belakang yang menyebabkan nabi muhammad saw sering melakukan
tahanus/menyendiri?
3. bagaimana proses turunnya wahyu yang pertama?
4. apakah sudah ada upaya pembukuan alquran pada zaman nabi ?
5. jelaskan latar belakang pembukuan alquran pada masa abu bakar siddiq?
6. pada masa ustman bin affan terjadi pembukuan alquran, apa bedanya dengan pembukuan
alquran pada masa abu bakar?
7. apa yang anda ketahui tentang asbabulnnuzul dan asbabul wurud?
8. apakah setiap ayat alquran mempunyai asbabunuzzul berikan contoh ayat alquran yang
asbabunuzul dan asbabunwurud?
9. Apakah susunan alquran merupakan petunjuk nabi atau hanya ijtihad para Sahabat?
Jawaban
1) a.Kitab Taurat
Kitab ini diturunkan kepada Nabi Musa as sebagai pedoman dan petunjuk bagi Bani
IsraelAdapun isi kandungan kitab Taurat meliputi hal-hal berikut :
Kewajiban meyakini keesaan Allah, Larangan menyembah berhala, Larangan menyebut nama
Allah dengan sia-sia, Supaya mensucikan hari sabtu (sabat), Menghormati kedua orang tua,
Larangan membunuh sesama manusia tanpa alasan yang benar, Larangan berbuat zina, Larangan
mencuri, Larangan menjadi saksi palsu, Larangan mengambil hak orang lain
b.Kitab Zabur
Kitab ini diturunkan kepada Nabi Daud as sebagai pedoman dan petunjuk bagi umatnya. Firman
Allah. Adapun isi kandungan kitab Taurat meliputi hal-hal berikut:
Kewajiban meyakini keesaan Allah, Larangan menyembah berhala, Larangan menyebut nama
Allah dengan sia-sia, Supaya mensucikan hari sabtu (sabat), Menghormati kedua orang tua,
Larangan membunuh sesama manusia tanpa alasan yang benar, Larangan berbuat zina, Larangan
mencuri, Larangan menjadi saksi palsu, Larangan mengambil hak orang lain
Kitab Zabur (Mazmur) berisi kumpulan nyanyian dan pujian kepada Allah atas segala nikmat
yang telah dikaruniakan-Nya. Selain itu berisi zikir, doa, nasihat, dan kata-kata hikmah. Menurut
orang-orang Yahudi dan Nasrani, kitab Zabur sekarang ada pada Perjanjian Lama yang terdiri
atas 150 pasal.
c.Kitab Injil
Kitab ini diturunkan kepada Nabi Isa as sebagai petunjuk dan tuntunan bagi Bani Israel. Allah
swt berfirman. Kitab Injil memuat beberapa ajaran pokok, antara lain:
Perintah agar kembali kepada tauhid yang murni, Ajaran yang menyempurnakan kitab Taurat,
Ajaran agar hidup sederhana dan menjauhi sifat tamak (rakus),Pembenaran terhadap kitab-kitab
yang datang sebelumnya
d.Kitab al-Qur’an
Kitab suci al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk dijadikan petunjuk dan
pedoman bagi seluruh umat manusia, bukan hanya untuk bangsa Arab. Sebagaimana firman
Allah
Secara keseluruhan, isi al-Qur’an meliputi hal-hal berikut:
-Pembahasan mengenai prinsip-prinsip akidah (keimanan)
-Pembahasan yang mengangkat prinsip-prinsip ibadah
-Pembahasan yang berkenaan dengan prinsip-prinsip syariat
Kedudukan-kedudukan al-Qur’an antara lain:
-Sebagai wahyu Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw
-Sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw
-Sebagai pedoman hidup manusia agar tercapai kebahagiaan di dunia dan akhirat
-Sebagai sumber dari segala sumber hukum Islam
Jurnal asy - syukriyah
2) Menurut Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Alquran, alasan Nabi Muhammad SAW
melakukan Tahannus adalah untuk memusatkan pikiran pada kontemplasi alam semesta,
memperhatikan fenomena-fenomena indah dan mengagungkan pikiran dengan ruh alam. ,
rangkul keindahan dan kesempurnaan, libatkan diri dengan alam yang sejati dan agung,
dan latih diri Anda untuk berinteraksi dengannya dengan pengertian dan pemahaman.
“Demikianlah Allah memprogram Nabi Muhammad SAW yang dipersiapkan
untuk mengemban amanat teragung, mengubah wajah dunia, dan meluruskan garis
sejarah. Allah memprogramkan uzlah ini untuknya sebelum ditugasi mengemban risalah
tiga tahun kemudian," jelas Sayyid Qutb.
3) Mengutip Tafsir Ibnu Katsir, turunnya Surat Al-Alaq ayat 1-5 dinukil dari riwayat Aisyah.
Aisyah mengatakan
"Wahyu yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW adalah mimpi yang benar
melalui tidur. Di mana beliau tidak bermimpi melainkan datang sesuatu seperti falaq
Subuh. Setelah itu, beliau menjadi lebih senang mengasingkan diri. Kemudian beliau
mendatangi gua Hira.”
Di sana beliau beribadah untuk beberapa malam dengan membawa perbekalan yang
cukup. Setelah itu, beliau pulang kembali kepada Khadijah untuk mengambil bekal yang
sama sampai akhirnya datang kepada beliau wahyu secara tiba-tiba, yang ketika itu beliau
masih berada di gua Hira.
Di gua itu beliau didatangi oleh Malaikat Jibril seraya berkata, 'Bacalah!'
Rasulullah SAW bersabda, "Maka kukatakan: 'Aku tidak dapat membaca.'"
Lebih lanjut, beliau bersabda: "Lalu Jibril memegangku seraya mendekapku sampai aku
merasa kepayahan. Selanjutnya, Jibril melepaskanku dan berkata: 'Bacalah.'
'Aku tidak dapat membaca,' jawabku.
Kemudian Jibril mendekapku untuk kedua kalinya sampai aku benar-benar kepayahan.
Selanjutnya, dia melepaskanku lagi seraya berkata, 'Bacalah.'
Aku tetap menjawab, 'Aku tidak dapat membaca.'
Lalu dia mendekapku untuk ketiga kalinya sampai aku benar-benar kepayahan. Setelah
itu, dia melepaskanku lagi seraya berkata,"Bacalah dengan Nama Rabb-mu yang
menciptakan -sampai pada pada ayat- "Apa yang tidak diketahuinya." (Surat Al-Alaq ayat
1-5)

4) Pada masa Rasulullah SAW, Al-Qur'an belum berbentuk sebuah mushaf/buku namun
hanya berbentuk hafalan. Rasulullah SAW memiliki beberapa orang pencatat wahyu yang
di antaranya empat orang sahabat yang kemudian menjadi Khulafaur Rasyidin.
Dalam buku Ulumul Qur’an karya Prof. Dr. H. Amroeni Drajat, M.Ag. Hal.37
Menyebutkan Pada masa Nabi Muhammad SAW masih hidup, penulisan Al-Qur'an
dalam satu buku komplet belum merupakan kebutuhan mendesak dan belum ada naskah
yang sempurna. Sekalipun Nabi sendiri memiliki sekretaris khusus yang bertugas
mencatat semua wahyu yang diturunkan kepadanya. Penulisan Al-Qur'an dalam satu
naskah seperti yang ada sekarang baru terealisasikan pada masa Khulafa' al-Rasyidîn.
Namun demikian, keaslian dan keutuhan Al-Qur'an tetap terjaga dengan baik. Al-Qur'an
cukup terjaga keaslian dan keutuhannya melalui hafalan dari Nabi dan dari para sahabat.
Mekanisme penjagaan hafalan itu bermula dari hafalan Nabi yang pada tiap bulan
Ramadhan selalu dicek ulang oleh Malaikat Jibril. Kemudian, para sahabat mengecek
kepada Nabi SAW. Jadi, keutuhan Al-Qur'an sangat terjaga. Para huffazh di sekitar Nabi
sangat banyak. Lain halnya ketika terjadi peperangan yang terjadi pada masa Khulafa' al-
Rasyidin, maka kebutuhan akan pembukuan Al-Qur'an makin terasa.

5) Setelah Nabi Muhammad wafat pada 632, muncul kekhawatiran akan punahnya Al Quran
di benak Umar bin Khattab. Hal ini disebabkan banyak para penghafal Al Quran yang
gugur saat berperang melawan kemurtadan dan nabi palsu. 'Umar bin Khaththab sangat
mengkhawatirkan, juga mencemaskan kelangsungan risalah yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW. Atas kegeniusan dan kecemerlangan visi ke depannya itu, Umar
dengan inisiatifnya itu kemudian mengusulkan pengumpulan dan pembukuan Al-Qur'an
kepada Abu Bakar. Memang pada mulanya Khalifah Abu Bakar keberatan, namun
dengan argumen yang dikemukakan oleh 'Umar, akhirnya Abu Bakar menerima usulan
itu.1 Usaha itu dimulai dengan mengumpulkan para sekretaris Nabi. Terutama Zaid bin
Tsabit, walaupun melalui perdebatan dengan Abu Bakar dan 'Umar, akhirnya ia
menyetujui tugas yang bakal diemban- nya. Ia mulai mengumpulkan Al-Qur'an yang
masih berserakan di pelepah pelepah kurma, kepingan-kepingan batu, dan dari hafalan
para penghafal Al-Qur'an2. Pendek kata, Zaid bin Tsabit melakukan tugas mulia dan
berat, dengan hati-hati sehingga keautentikan Al-Qur'an benar-benar asli dan terjaga.
1
Manna' Khalil Qaththän, Mabábits fi 'Ulum al-Qur'an, Cet. 3. (Riyadh: Man- syurat al-Asr al-Hadits, 1973), hlm. 188
2
Ibid., hlm. 189.
Akhirnya, tersusunlah apa yang disebut mushaf seperti yang ditugaskan oleh Abu Bakar
di samping mushaf-mushaf lain yang bersifat mushaf pribadi seperti mushaf milik 'Ali,
'Ubai, dan mushaf Ibn Mas'ud, tetapi mushaf-mushaf ini tidak ditulis secara teratur
sebagaimana mushaf Abu Bakar.3
6) Ibn Tin dan yang lainnya berkata: “Perbedaan pengumpulan Abu Bakar dengan
pengumpulan Utsman ialah bahwa pengumpulan yang dilakukan Abu Bakar disebabkan
oleh kekhawatiran akan hilangnya sebagian al-Qur’an karena kematian para
penghafalnya, sebab ketika itu al-Qur’an belum terkumpul dalam satu tempat. Lalu Abu
Bakar mengumpulkannya dalam lembaran-lembaran dengan menertibkan ayat-ayat dan
surahnya, sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw. kepada mereka.

Sedang pengumpulan yang dilakukan oleh Utsman disebabkan banyaknya perbedaan


dalam hal qiraat, sehingga mereka membacanya menurut logat mereka masing-masing
dengan bebas dan ini menyebabkan timbulnya sikap saling menyalahkan. Karena
khawatir akan timbul “bencana”, Utsman segera memerintahkan menyalin lembaran-
lembaran itu ke dalam satu mushaf dengan menertibkan/menyusun surah-surahnya dan
membatasinya hanya pada bahasa Quraisy saja dengan alasan bahwa al-Qur’an
diturunkan dengan bahasa mereka [Quraisy], sekalipun pada mulanya memang diizinkan
membaca dengan bahasa selain Quraisy guna menghindari kesulitan. Dan menurutnya
keperluan demikian ini sudah berakhir. Karena itulah ia membatasinya hanya satu logat
saja. Utsmân dapat dikatakan telah menyatukan umat Islam dari ancaman perpecahan dan
perselisihan. Oleh sebab itu, didapati sekarang ini mushaf Al- Qur'an yang sesuai dengan
yang asli yang telah diperjuangkan oleh 'Utsman dan dijadikan pedoman umat Islam

7) Secara bahasa, asbab al-nuzûl dapat diartikan sebagai sebab-sebab turunnya suatu ayat.
Shubhi al-Shalih men- definisikan asbab al-nuzul sebagai sesuatu yang menjadi se- bab
turunnya suatu ayat atau beberapa ayat, atau suatu per- tanyaan yang menjadi sebab
turunnya ayat sebagai jawaban, atau sebagai penjelasan yang diturunkan pada waktu
terjadi- nya suatu peristiwa.4

ababul wurud adalah salah satu illmu yang menjelaskan tentang sebab datangnya sebuah
hadits dan menjelaskan keadaan sosial yang terjadi pada saat hadits itu di sampaikan. Ada
juga pendapat bahwa “asbabul wurud adalah sesuatu yang terjadi pada saat hadis itu
muncul” ( Nur Ad-Din 1997). Imam Al-Suyuthi mengatakan “asbabul wurud adalah alat
untuk menentukan hadis yang bersifat umum atau khusus, mutlaq atau muqayyad”
(Abdul Mustaqim 2001) .

8) Menurut Muhaemin Zen tidak semua ayat Al-Qur’an ada Asbabun Nuzulnya, melainkan
hanya sepertiga saja ayat Al-Qur’an yang ada Asbabun Nuzulnya. Ini diketahui
berdasarkan periwayatan hadits-hadits yang shahih dan mutawatir.

Contoh Asbabunnuzul

3
Ibid, hlm. 191
4
Shubhi al-Shalih, Mabahits fi 'Ulûm Al-Qur'ân, (Beirut: Dår al-'Ilm al-Malayin, 1985), hlm. 160.
Peristiwa berupa pertengkaran, seperti adanya perselisihan dari suku Aus dan segolongan dari
suku Khasraj. Adanya peristiwa tersebut menyebabkan turunnya ayat Alquran surat Ali-imran
ayat 100. Ada pun arti dari surat Ali-imran ayat 100 yaitu:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi
Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu
beriman”.(QS.Ali’Imran: 100)
Contoh Asbabulwurrud

‫ “ذلك صريح اإليمان‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫”عن أبي هريرة قال‬.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:’Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wasallam bersabda:”Itulah iman yang sebenarnya.”’
Sababul Wurud (sebab munculnya sabda Nabi tersebut):
Datang beberapa orang dari Sahabat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka
bertanya kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:”Kami mendapati dalam diri kami sesuatu
yang kami merasa berat (sukar) untuk mengucapkannya (karena menganggap hal itu adalah
sesuatu yang besar)?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Kalian telah
mendapatkannya?” Mereka menjawab:”Benar.” Beliau bersabda:”Itulah iman yang
sebenarnya.”

9.) susunan ayat-ayat adalah tauqifi dari Rasulullah sesuai dengan petunjuk dari Allah. Selain itu
juga banyak riwayat lain yang menegaskan ketauqifian penyusunan ayat Al-Quran dan
menyatakan bahwa penyusunan ayat Al-Quran bebas dari ijtihad para sahabat.
Namun demikian, ada tiga pendapat ulama tentang susunan surat dalam al-Qur'an yaitu ijtihad
sahabat, tauqifi dan pendapat yang ketiga sebagian besar tauqifi dan sebagian kecil ijtihad
sahabat.
UrutanSurah,TauqifiatauIjtihadi?https://lajnah.kemenag.go.id/artikel/urutan-surah-tauqifi-
atau-ijtihadi

Anda mungkin juga menyukai